Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jantung (cardiac) adalah organ di dalam tubuh manusia yang mempunyai fungsi
untuk memompa dan mengedarkan darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke seluruh
jaringan tubuh. Jantung adalah organ tubuh yang memegang peranan penting dalam anatomi
tubuh manusia. Tingkat kematian manusia yang disebabkan oleh penyakit pada jantung
adalah masalah yang sangat umum terjadi di dunia. World Health Organization (WHO) pada
tanggal 27 Oktober 2008 menyatakan bahwa penyakit jantung menjadi global killer di dunia
dengan tingkat 29% dari total kematian global setiap tahun. Perhitungan tersebut dilakukan
mulai pada tahun 2004 dan survei dilakukan pada 112 negara. Penyakit jantung
diperhitungkan memegang peranan penting dalam pembunuhan global sejak tahun 1990,
dimana pada saat itu United of Nations (PBB) melalui WHO menggelar riset tingkat
kematian jantung pertama kali secara global. Pada skala nasional, Ketua Umum Yayasan
Jantung Indonesia, Dr Dewi Endang menyatakan, kasus penyakit jantung di Indonesia
mencapai 26,8% dan semakin mendekati penyebab kematian tertinggi (Jakarta, Surya Online,
Kamis 15 September 2011).

Kematian karena penyakit jantung juga menjadi masalah yang sulit diatasi di
Indonesia. Jumlah penderita penyakit jantung di Indonesia terus meningkat, dibandingkan
dengan negara maju seperti Amerika dan Inggris yang mengalami penurunan jumlah
penderita penyakit sebesar 20% dikarenakan bahwa masyarakat di negara maju telah 2 paham
tentang pendidikan prevensi dan rehabilitasi kardiovaskuler (Surabaya Post Online,14
November 2011). Pada mulanya, penderita penyakit jantung didominasi oleh masyarakat
kalangan menengah ke atas dalam segi kemampuan ekonomi, dikarenakan gaya dan cara
hidup yang mewah. Namun, saat ini penderita penyakit jantung juga banyak dari masyarakat
kalangan menengah ke bawah dalam segi ekonomi. Hal tersebut disebabkan karena
rendahnya pengetahuan masyarakat tentang pendidikan tentang anatomi jantung dan
pencegahan penyakit jantung.

Oleh karena itu, pembelajaran terhadap kinerja dan aktifitas jantung dirasa sangat
penting untuk pengembangan pendidikan ilmu dan teknologi medis. Pembelajaran terhadap
sistem gerak dan aktifitas elektrik pada jantung akan sangat bermanfaat untuk pemahaman
dan pembelajaran medis dari jantung serta pengembangan dari teknologi medis. Efek dari
pengembangan pembelajaran dan teknologi medis tersebut dapat membantu penemuan
metode – metode penyelesaian masalah pada jantung yang banyak menyebabkan kematian

1
pada saat ini. Diperlukan sebuah simulasi kerja jantung yang sederhana namun dapat
digunakan dalam proses pembelajaran gerakan mekanis dan aktifitas elektrik pada jantung.

Simulasi yang ditampilkan adalah secara real time, sehingga pekerja medis dan
tenaga pengajar dapat mensimulasikan gerakan dan aktifitas elektrik yang terjadi pada
jantung pengguna. Pengajar dapat menunjukkan perbedaan gerak jantung antara keadaan fit
dan tidak fit setelah berolahraga, dan antara seseorang yang sehat dan seseorang yang sakit.
Dengan alat ini, metode pembelajaran pada masyarakat, siswa sekolah atau mahasiswa dalam
mempelajari anatomi tubuh manusia pada bagian jantung dapat menjadi menarik dan mudah
3 dipahami karena dapat langsung mengamati simulasi gerak pada jantung. Alat ini bertujuan
untuk memberi kontribusi sebagai metode pembelajaran dalam dunia medis tentang kinerja
dan aktifitas sinyal elektrik pada jantung.

1.2 Perumusan Masalah

Dalam menyusun makalah ini kita merumuskan beberapa poin yang terkandung dala makalah
ini yaitu :

1. Apakah Organ jantung itu ?

2. Bagaimana Prinsip kerja Jantung ?

3. Apa sajakah terlibat dalam pengoprasian jantung

4. Penelitian tentang fisik olahraga yang mempengaruhi jantung

5. Pendapat dan Keterangan dari Dokter dan yang terkait dengan bidang kesehatan
mengenai pengaruh kerja fisik pada jantung

1.3 Tujuan

Adapun tujuan yang hendak dicapai penulis dalam pembuatan makalah ini adalah:
“Sebagai tugas mata kuliah dan sarana agar kita sebagai mahasiswa FOK mengenal dan
memahami jantung sebagai organ penting dalam tubuh manusia”

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Prinsip kerja jantung

Jantung merupakan salah satu organ penting yang terletak dibawah tulang rusuk,
sedikit kekiri dan diantara paru-paru dan bekerja secara luar biasa untuk tubuh. Jantung
memiliki ukuran hanya sekepalan tangan dan terbentuk dari otot yang kuat sehingga mampu
berkontraksi untuk memompa darah yang berisi oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh. Dalam
satu hari, jantung mampu memompa darah hingga 100.000 kali dengan volume lima hingga
enam liter darah setiap menit atau sekitar 2000 galon per hari.

Gambar Jantung

Ukuran jantung manusia sekitar kepalan tangan, dan terbagi menjadi empat bagian yaitu

1. Serambi kanan

2. Serambi kiri

3. Bilik kanan

4. Bilik kiri

Tiap ruangan jantung dipisahkan oleh lapisan dinding septum.

Fungsi Jantung berdasarkan bagian-bagiannya

Setiap bagian di dalam jantung mempunyai fungsinya masing-masing. Berikut


penjelasan detailnya:

3
 Serambi kanan

Serambi kanan berfungsi untuk menerima darah yang kaya akan karbon dioksida dari
seluruh tubuh. Darah yang kaya karbon dioksida ini dikategorikan ke dalam darah kotor.
Darah tersebut memasuki serambi kanan melalui vena cava superior dan inferior. Lalu dari
serambi kanan, darah dipompa menuju bilik kanan. Pada jantung janin, ada lubang di serambi
kanan untuk darah mengalir secara langsung ke serambi kiri.

 Bilik kanan

Bilik kanan berfungsi untuk memompa darah yang kaya akan karbon dioksida ke paru-
paru. Darah kotor tersebut dipompa ke paru-paru agar karbon dioksida bisa ditukar dengan
oksigen melalui proses pernapasan. Letak bilik kanan berada di bawah serambi kanan dan di
samping bilik kiri.

 Serambi kiri

Serambi kiri berfungsi menerima darah yang kaya oksigen dari paru-paru. Darah yang
kaya akan oksigen ini dikategorikan ke dalam darah bersih. Darah bersih tersebut masuk ke
serambi kiri melalui pembuluh balik atau vena pulmonalis. Kemudian darah tersebut
dipompakan ke bilik kiri melalui katup mitral.

 Bilik kiri

Bilik kiri berfungsi untuk memompa darah yang kaya akan oksigen ke seluruh tubuh
Letak bilik kiri jantung berada di bawah serambi kiri dan dipisahkan dengan katup mitral.
Bilik kiri merupakan bagian jantung yang paling tebal dan memiliki tugas memompa darah
bersih ke seluruh tubuh. Pada kondisi tekanan darah tinggi, otot bilik kiri dapat membesar
dan mengeras.

Keempat bilik tersebut dipisahkan oleh dinding yang disebut septum. Darah dipompa ke
bilik-bilik dengan bantuan empat katup jantung. Katup bekerja dengan membuka dan
menutup agar aliran darah tetap satu arah. Darah yang dipompa oleh jantung akan masuk ke
pembuluh darah untuk didistribusikan ke seluruh tubuh. Pembuluh darah juga berfungsi
untuk mengangkut darah dari seluruh tubuh kembali ke jantung. Terdapat tiga jenis pembuluh
darah dalam tubuh manusia:

 Arteri
Arteri adalah pembuluh darah yang membawa oksigen dari jantung untuk
didistribusikan ke seluruh tubuh. Arteri memiliki banyak cabang hingga ke ukuran
yang kecil agar darah dapat masuk ke seluruh organ tubuh.

4
 Kapiler
Kapiler adalah pembuluh darah kecil dan tipis yang menghubungkan arteri dan vena.
Kapiler menjadi penghubung untuk mengantarkan nutrisi dan oksigen ke sel-sel
organ. Kapiler juga menjadi penghubung untuk membawa karbondioksida dan produk
hasil metabolism dari sel-sel organ.

 Vena
Vena merupakan pembuluh darah yang membawa darah kembali ke jantung. Vena
membawa darah yang mengandung sedikit oksigen yang perlu dikeluarkan dari tubuh.
Vena yang berukuran besar adalah yang terdekat dengan jantung. Terdapat dua
macam vena yang memiliki fungsi berbeda. Vena cava superior membawa darah dari
kepala dan lengan ke jantung. Vena cafa inferior membawa darah dari perut dan kaki
ke jantung.

 Katup Jantung
Pada prosen mengalirnya darah dari satu bagian ke bagaian yang lain, ada katup-katup
yang mampu membuka dan menutup. Semua katup tersebut bertugas menjaga darah mengalir
ke arah yang benar. Terdapat empat katup pada jantung yaitu
1. Katup mitral, berada di antara serambi kiri dan bilik kiri. Katup mitral
normalnya mempunyai dua daun katup, maka disebut juga katup bikuspid.

2. Katup aorta, berada di antara bilik kiri dan aorta atau batang nadi.

3. Katup trikuspid, berada di antara serambi kanan dan bilik kanan, dan
mempunyai tiga daun katup.

4. Katup pulmonalis, berada di antara bilik kanan dan arteri pulmonalis

2.2 Cara kerja jantung

Tugas utama jantung adalah memompa dan menyuplai darah ke seluruh tubuh. Proses ini
tidaklah sederhana, berikut penjelasannya dalam bentuk gambar:

5
Cara Kerja Jantung

Ketika jantung berdenyut, ruang jantung mengendur dan terisi oleh darah
(disebut diastol). Kemudian jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang
jantung (disebut sistol). Kedua serambi dan bilik mengendur serta berkontraksi secara
bersamaan. Darah kotor dari tubuh mengalir melalui dua vena besar menuju ke dalam atrium
kanan.

Atrium kanan mendorong darah ke dalam ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis.
Darah dari ventrikel kanan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam arteri pulmonalis ke
paru-paru. Darah mengalir melalui pembuluh kapiler yang mengelilingi kantong udara di
paru-paru, menyerap oksigen, melepaskan karbon dioksida dan kemudian dialirkan kembali
ke jantung.

Darah yang kaya akan oksigen mengalir dalam vena pulmonalis menuju ke atrium
sinistra. Darah dalam atrium sinistra didorong ke ventrikel sinistra melewati katup mitral, lalu
memompa darah bersih melewati katup aorta masuk ke dalam arteri terbesar dalam tubuh.

2.3 Fungsi Sistem Kardiovaskuler


Denyut Jantung

Jantung memiliki system yang memungkinkan mereka untuk berdenyut sendiri.


System ini disebut sistem penghantar yang terdiri dari simpul sinoatrial (SA node), lintasan
antar simpul di atrium, simpul atrioventrikuler (AV node) dan berkas His (bundle of His) dan

6
cabangnya serta serabut Purkinje. Pada jantung orang normal, tiap denyut berasal dari simpul
SA sehingga irama jantungnya disebut sebagai irama sinus. Pada keadaan istirahat, jantung
berdenyut kirakira 70 kali per menit. Frekuensi akan lebih lambat pada waktu tidur
(bradikardia) dan bertambah cepat (takikardia) selama olah raga, emosi, demam, dan sebab
lainnya.

Siklus Jantung

Urutan proses depolarisasi seperti yang telah diuraikan di atas akan memicu
gelombang kontraksi yang menyebar ke seluruh bagian pada otot jantung. Kontraksi pada
satu sel otot jantung dimulai segera setelah depolarisasi dam berakhir kira-kira 50 milidetik
setelah repolarisasi lengkap. Kontraksi otot jantung terjadi dalam satu rangkaian tertentu,
sesuai dengan perjalanan depolarisasi. Sehingga mengakibatkan serangkaian perubahan
tekanan dan aliran dalam ruang jantung. Rangkaian perubahan yang terjadi disebut juga
sebagai siklus jantung, yang terdiri dari :

1. Akhir diastolik
Katup atrioventrikuler membuka dan katup pulmonal dan aorta menutup; darah
mengalir ke atrium dari sistem vena; darah mengalir secara pasif dari atrium ke ventrikel; laju
pengisian ventrikel menurun setelah ventrikel makin teregang.

2. Sistole atrium
Kontraksi atrium mendorong sejumlah kecil darah tambahan ke ventrikel. Sebagian
besar (70 %) pengisian darah ventrikel terjadi selama pengisian pasif sebelumnya. Kontraksi
atrium mengakibatkan muara vena cafa semakin mengecil.

3. Kontraksi isovolumetrik ventrikel


Kontraksi isovolumetrik (isovolumik dan isometric) mengakibatkan menutupnya
katup atrioventrikuler. Pada fase ini terjadi peningkatan tajam dari tekanan intraventrikuler.
Fase ini berlangsung kira-kira 0,05 detik, sampai tekanan dalam ventrikel kiri dan kanan
masing-masing melampaui tekanan dalam aorta (80 mmHg) dan arteri pulmonal (10 mmHg)
dan katup aorta dan pulmonal membuka.

4. Ejeksi ventrikel
Dengan terbukanya katup aorta dan pulmonal, mulailan fase ejeksi ventrikel. Puncak
tekanan ventrikel kiri adalah sekitar 120 mmHg dan ventrikel kanan sekitar 25 mmHg. 6 5.
Relaksasi isovolumetrik ventrikel Setelah seluruh otot ventrikel berelaksasi yang diikuti
penutupan katup aorta dan pulmonal, tekanan ventrikel akan menurun dengan tajam. Periode
ini berlangsung selama 0,04 detik. Periode relaksasi isovolumetrik ini berakhir ketika tekanan
intraventrikuler turun di bawah tekanan atrium dan katup atrioventrikuler membuka.

7
Bunyi Jantung

Secara normal akan terdapat dua buah bunyi jantung pada tiap satu siklus jantung.
Bunyi jantung pertama dan kedua digambarkan sebagai bunyi “lubb” (bunyi pertama) dan
“dup” (bunyi kedua). Bunyi pertama memiliki sifat lebih rendah, lebih lembut, dan lebih
panjang. Bunyi pertama ditimbulkan oleh getaran yang terjadi akibat penutupan katup mitral
dan tricuspid pada permulaan systole ventrikel. Sedangkan bunyi kedua, sedikit lebih tinggi,
lebih tajam, dan lebih pendek. Bunyi ini ditimbulkan oleh getaran yang terjadi akibat
penutupan katup aorta dan pulmonal yang terjadi segera setelah akhir systole ventrikel.
Terdapat juga variasi bunyi jantung ketiga dan keempat, tetapi keduanya sulit untuk didengar.
Bising atau bruit adalah bunyi jantung abnormal yang terjadi akibat kelainan pada sistem
katup jantung. Berdasarkan waat terdengarnya dapat digolongkan bising sistolik, yaitu yang
terjadi pada saat sistolik; dan bising diastolik, yaitu yang terjadi pada saat diastolik. Bising ini
dapat dijadikan sebagai tanda dalam diagnosis kelainan katup jantung.

LUBB DUP
1 2 1 2 1 2

Sistolik Diastolik
ventrikel ventrikel

2.4 Pengaruh Kerja Fisik Pada Jantung

Tabel 1. menunjukkan umur dari 30 subjek yang diteliti. Responden paling banyak pada usia
20 tahun yaitu berjumlah 13 orang, dengan persentase 43,3%. Dibandingkan dengan usia<20
dan >20.
Tabel 1. Umur Responden (Tahun) n %
18-19 2 6,6

8
20-22 25 83,5
23-25 3 9,9
Total 30 100,0

Tabel 2. menunjukkan status gizi dari subyek yang diteliti. Responden terbanyak adalah
subjek yang memiliki index massa tubuh dalam status normal yaitu sebanyak 25 orang, dan
tidak ada subjek yang memiliki index massa tubuh yang masuk dalam kategori obesitas.
Jumlah subjek yang memiliki berat badan lebih sebanyak dua orang tetapi status gizi berat
badan lebih yang dimaksud tidak termasuk dalam kriteria obesitas.

Tabel 2. Distribusi Menurut Index Massa Tubuh


n %
Normal 25 83,3
Overweight 2 6,6
Underweight 3 10,0
Total 30 100,0

Tabel 3. menunjukkan data pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah berlari. Pada
data, sebelum berlari tekanan darah sistole terendah adalah 100 mmHg dan yang tertinggi
adalah 140 mmHg. Setelah berlari terjadi peningkatan pada tekanan darah sistole hingga
mencapai 180 mmHg dan dari data yang diambil terjadi penurunan pada sistole setelah
berlari menjadi 90 mmHg.

Tekanan Sistolik dan Diastolik Normal diangka 120/80

Tabel 3. Data Hasil Pengukuran Tekanan Darah Sistolik


Sebelum dan Sesudah Berlari

TDS 1 TDS 2
N 30 30
Minimum 100 90
Maksimum 140 180

Tabel 4. Data Hasil Pengukuran Tekanan Darah Diastolik


Sebelum dan Sesudah Berlari

TDD 1 TDD 2
N 30 30
Minimum 60 50
Maksimum 100 100

9
Pada Tabel 4. Dapat dilihat bahwa sebelum berlari tekanan darah diastole terendah adalah 60
mmHg dan yang tertinggi adalah 100 mmHg. Setelah berlari tekanan diastole terendah adalah
50 mmHg dan yang tertinggi adalah 100 mmHg.

Dari penelitian yang dilakukan pada 30 orang subjek didapati hasil pengukuran
tekanan darah sebelum dan sesudah belari. Pada hasil pengukuran tekanan darah di temukan
24 orang yang mempunyai tekanan darah yang meningkat. Tekanan darah yang meningkat ini
dipengaruhi oleh tingkatan aktivitas. Tekanan darah setelah beraktivitas lebih besar
dibandingkan dengan tekanan darah pada saat istirahat. Hal tersebut diakibatkan karena pada
saat beraktivitas sel tubuh memerlukan pasokan O2 yang banyak akibat dari metabolisme sel
yang bekerja semakin cepat pula dalam menghasilkan energi. Sehingga peredaran darah di
dalam pembuluh darah akan semakin cepat dan curah darah yang dibutuhkan akan semakin
besar. Akibat adanya vasodilatasi pada otot jantung dan otot rangka serta vasokontriksi
arteriol yang menyebabkan arteriol menyempit dan kerja jantung tiap satuan waktupun
bertambah sehingga volume darah pada arteriol akan meningkat dan tekanannyapun
meningkat. Dapat dikatakan bahwa volume darah yang masuk dari arteri ke jantung
meningkat. Pada organ-organ tersebut dan menyebabkan aliran darah ke saluran pencernaan
dan ginjal berkurang. Persentase darah yang dialirkan ke organ-organ tersebut untuk
menunjang peningkatan aktivitas metabolik keduanya dan kerja jantung juga akan semakin
cepat dalam memompa darah. Pada saat frekuensi denyut jantung cepat, tekanan arteri turun
secara tajam selama fase ejeksi sistolik ventrikel karena katup atrioventrikulat tertarik
kebawah meningkatkan kapasitas atrium. Kerja ini menyedot darah ke atrium dari vena besar.
Sedotan darah ke atrium selama sistolik turut membantu secara nyata pada arus balik vena.
Hal ini menjelaskan mengapa pada beberapa sunjek terjadi penurunan pada tekanan sistole
setelah berlari. ( Handayani. Go.2016 )

Hal ini juga dibuktikan pada sebuah studi literasi yang menjelaskan bahwa semakin
berat aktivitas fisik maka makin besar kebutuhan energi untuk otot. Jantung sebagai
pemompa darah yang menjadi tansporter bahan makanan dan oksigen harus lebih keras lagi
untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Denyutan jantung yang semakin kuat dan cepat saat
melakukan aktivitas olahraga menjadikan otot yang berada pada organ jantung mengalami
hiperthropi sehingga otot jantung menjadi lebih kuat. Dengan meningkatnya kekuatan otot
jantung tersebut maka kualitas pompa jantung juga akan meningkat. Jantung menjadi tidak
perlu bekerja berat lagi untuk memenuhi suplai kebutuhan energi ke otot karena otot jantung
lebih kuat. Peningkatan kualitas jantung dapat dilihat dari menurunnya jumlah denyut nadi
per menit saat istirahat. Bentuk latihan untuk meningkatkan daya tahan jantung-paru adalah
olahraga dengan intensitas ringan tetapi durasinya lama. Dengan melakukan aktivitas fisik
pembuluh darah kapiler pada otot bertambah banyak, sehingga memungkinkan difusi oksigen

10
di dalam otot dapat lebih mudah, akibatnya mempunyai kemampuan untuk mengangkut dan
mempergunakan rata-rata oksigen lebih besar daripada orang yang tidak biasa melakukan
aktivitas fisik. Sehingga oksigen yang dikonsumsi menjadi lebih banyak per-unit massa otot
dan juga dapat bekerja lebih tahan lama. ( Damayanti Amelia. Yudith )

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Saat tubuh mengalami kecapekan maka tubuh akan bernapas lebih cepat dan lebih
dalam untuk memasok oksigen lebih banyak. Kondisi ini tentu saja akan berpengaruh

11
terhadap kerja jantung yang semakin berat. Kondisi ini bisa menyebabkan terjadinya kram
otot dan kram jantung yang membuat seseorang terkena serangan jantung.

kerja jantung yang berlebih mesti diwaspadai. Sebab, jantung akan bekerja lebih berat
ketika seorang pelari membutuhkan lari yang lebih jauh atau cepat. Nah, bila kondisi tubuh
pelari tersebut tidak kuat, tapi tetap dipaksakan maka hal inilah yang akan berakibat fatal.
Menurut dokter spesialis kedokteran olahraga, seseorang yang kolaps kemudian meninggal
saat perlombaan mungkin saja terlalu memaksakan tubuhnya.

Jadi kenalilah diri kita, pedulilah pada tubuh kita. Karena tak ada alasan masih muda,
dan menganggap tubuh dan organ kita masih kuat. Karena pada dasar nya kita tak dapat
melihat namun hanya bisa merasakan. Jangan sampai anda menyesal disaat nanti anda
mengalami kesakita yang luar biasa

DAFTAR PUSTAKA

12
Essianda. V. 2015. Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Jantung 2.1.1 Anatomi Jantung
http://eprints.undip.ac.id/46852/3/Vania_22010111120050_LapKTI_BAB2.pdf

Griadhi. IPA. 2016. Sistem Kardiovaskuler – Universitas Udayana.


https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/c74dcbefb92c3d50bc90736d17bcea57.
pdf

Handayani. Go. ( 2016 ). Pengaruh Aktivitas Berlari Pada Tekanan Darah Dan Suhu Pada
Pria Dewasa Normal. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ebiomedik/article/view/11044

Damayanti Amelia. Yudith. Peran Aktivitas Fisik Bagi Kinerja Jantung dan Paru-Paru Serta
Relevansi nya dengan Asterosklerosis. http://osf.io./rns8d/download/?format=pdf

13

Anda mungkin juga menyukai