Anda di halaman 1dari 39

Makalah Biologi Dasar

Organ Makhluk Hidup

Disusun Oleh :

1. Lora Pitaloka Indriani Sitompul (A1F018006)


2. Yessi Gosela (A1F020010)
2. Desi Agustina Sari (A1F020012)
3. Aisyah Shinta Balqis (A1F020022)
4. Vannesa Okta Andyani (A1F020054)

Dosen Pengampuh:

Neni Murniati, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah memberikan kami kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah kuliah
ini dengan baik dan lancar. Tugas makalah ini kami bertujuan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Biologi Dasar tentang Organ Makhluk Hidup.
Kami ucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Biologi Dasar yaitu ibu
Neni Murniati, M.Pd yang telah membimbing dan memberikan ilmu. Tidak lupa
juga kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah berpatisipasi dari
pengerjaan tugas ini.
Kami mohon maaf jikalau masih banyak kekurangan dari pengerjaan
makalah ini, untuk itu kami sangat berterima kasih apabila nanti ada masukkan
dari makalah ini. Sekian dari pengantar ini, kami ucapkan terima kasih.

Bengkulu, 5 September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………...iii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………1

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………..1

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………….1

1.3 Tujuan………………………………………………………………………...2

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………….3

2.1 Organ Manusia……………………………………………………………….3

2.2 Organ Tumbuhan……………………………………………………………22

2.3 Organ Hewan………………………………………………………………..26

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………..

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………

3.2 Saran………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tubuh manusia terbentuk dari banyak jaringan serta organ yang


mempunyai fungsi penting yaitusebagai stabilisasi serta mobilisasi tubuh. Salah
satunya adalah tulang, tanpa tulang manusia tidak bisa berdiri dengan tegak
begitupun tanpa bantuan otot maka tulang tidak bisa berfungsi sebagaimana
mestinya. Tentunya dalam kehidupan sehari-hari kita memerlukan pergerakan

yang mendukung pekerjaan maupun segala aktifitas.

Begitupun pada semua hewan kecuali hewan paling sederhana (Porifera)


dan beberapa hewan Cnidaria (Coelenterata), jaringan-jaringan yang berbeda
saling bekerja sama membentuk organ. Pada beberapa organ seperti kulit hewan
vertebrata, organ ini antara lain tersusun oleh lapisan epidermis yang dibangun
oleh epitel berlapis banyak menanduk dan lapisan dermis yang dibangun oleh
jaringan ikat. Begitupula organ-organ lainnya seperti lambung, usus, hati, ginjal
dan lain sebagainya, paling tidak organ-organ tersebut disusun oleh dua jenis
jaringan yang berbeda dari empat jenis jaringan yang ada.

Tumbuhan tersusun dari berbagai organ seperti akar batang dan daun.
Organ tersebut secara langsung maupun tidak langsung berguna untuk kehidupan
tumbuhan. Salah satu organ yang sangat berperan bagi kehidupan tumbuhan
adalah daun. Daun merupakan organ utama dalam proses fotosintesis dan
respirasi. Fotosintesis dapat terjadi karena adanya CO 2 yang masuk ke dalam
daun. CO 2masuk melalui stomata daun

1.2 Rumusan Masalah

 Apa saja organ pada manusia?


 Apa saja organ pada hewan?
 Apa saja organ pada tumbuhan?
 Apa fungsi dari organ tersebut pada tubuh manusia, hewan dan tumbuhan?

1
 Apa bagian-bagian dari organ pada manusia, hewan dan tumbuhan?

1.3 Tujuan

 Mengetahui organ-organ yang ada pada manusia, hewan dan tumbuhan.


 Mengetahui fungsi dari organ yang terdapat di tubuh manusia, hewan, dan
tumbuhan.
 Mengetahui bagian/susunan dari organ manusia.
 Mengetahui bagian/susunan dari organ hewan.
 Mengetahui bagian/susunan dari organ tumbuhan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Organ Manusia

Organ adalah kumpulan berbagai macam jaringan yang melakukan satu


tugas atau lebih secara bersama-sama. Organ tubuh merupakan susunan yang
rumit dan dalam menjalankan fungsinya merupakan satu kesatuan.
1. Jantung
Jantung tersusun atas beberapa jaringan, antara lain jaringan otot, ikat, dan
saraf. Jantung berfungsi sebagai pemompa darah. Jantung terletak dalam rongga
mediastinum rongga dada, yaitu diantara paru-paru.
Posisi jantung miring sehingga bagian ujungnya yang runcing (apex)
menunjuk ke arah bawah ke pelvis kiri, sedangkan ujungnya yang lebar yaitu
bagian dasarnya, menghadap ke atas bahu kanan. Jantung terdiri dari dua lapisan
yaitu;
a. Lapisan dalam atau pericardium viseral, dan
b. Lapisan luar (perikardium parietal). Kedua lapisan ini dipisahkan oleh
sedikit cairan pelumas, yang mengurangi gesekan akibat gerakan
pemompaan jantung. Perikardium juga melindungi terhadap penyebaran
infeksi atau neoplasma dari organ-organ sekitarnya ke jantung.
Dinding jantung terdiri atas tiga lapisan yaitu:
a. Epikardia adalah lapisan visera pada perikardia serum
b. Miokardia adalah bagian jantung yang berotot, terdiri atas otot jantung
yang berkontraksi dan serta purkinje yang tidak berkontraksi yang
mengantarkan impuls araf.
c. Endokardia adalah endotelium tipis dan halus yang menjadi pembatas
dalam jantung yang berhubungan dengan pembatas dalam pembuluh
darah.
Dua pertiga jantung berada di sebelah kiri sternum. Apex jantung, berada
di sela iga keempat dan kelima pada garis tengah klavikula. Pada dewasa rata-rata
panjangnya kira-kira 12 cm dan lebar 9 cm dengan berat 300 sampai 400 g. Secara
fungsional jantung dibagi menjadi pompa sisi kanan dan sisi kiri, yang memompa

3
darah vena ke sirkulasi paru, dan darah bersih ke sirkulasi sistemik. Pembagian
fungsi ini mempermudah konseptualisasi urutan aliran darah secara anatomi: vena
kava, atrium kanan, ventrikel kanan, arteri pulmonalis, vena pulmonalis, atrium
kiri, aorta arteri, arteriola, kapiler, venula, vena, dan vena kava.

Ruang Jantung
Jantung terdiri atas 4 ruang, yaitu 2 ruang yang berdinding tipis disebut
atrium (bilik) dan 2 ruang yang berdinding tebal disebut ventrikel (serambi).
Ruang Jantung Fungsi
Atrium Kanan Sebagai penampung (reservoir) darah yang rendah oksigen
dari seluruh tubuh melalui vena kava superior dan inferior
dan dari jantung melalui sinus koronari. Tekanan di atrium
kanan 2 sampai 6 mmHg dengan saturasi oksigen 75%.
Kemudian darah dipompakan ke ventrikel kanan dan
selanjutnya ke paru.
Atrium Kiri Menerima darah yang kaya oksigen dari kedua paru
melalui empat buah vena pulmonalis. Tekanan atrium kiri 4
sampai 12 mmHg dengan saturasi oksigen 95% sampai
98%.
Ventrikel Kanan Menerima darah dari atrium kanan dan dipompakan ke
paru-paru melalui arteri pulmonalis. Tebal dinding kanan

4
biasanya 0,5 cm dan tekanan sistoliknya 15-39 mmHg dan
diastolik 0-5 mmHg dengan saturasi oksigen 75%
Ventrikel Kiri Menerima darah dari atrium kiri dan dipompakan keseluruh
tubuh melalui aorta. Tebal dari dinding ventrikel kiri
normalnya adalah 120 mmHg dan diastolik 0-10 mmHg
dengan saturasi oksigen sebesar 95-98%.

Katub Jantung

Katup jantung adalah jaringan khusus di dalam ruang jantung yang


mengatur urutan aliran darah dari satu bagian ke bagian lain.
Katup Lokasi Struktur dan Fungsi
Katup trikuspid Antara atrium kanan Terdiri dari tiga daun katup yang
dan mencegah aliran balik darah dari
ventrikel kanan ventrikel kanan ke atrium kanan
selama kontraksi ventrikel
Katup semilunar Antara ventrikel kanan Terdiri dari tiga flaps-bulan
paru dan batang paru berbentuk setengah. Mencegah
aliran balik darah
dari trunkus paru ke ventrikel
kanan selama ventrikel relaksasi
Katup bicuspid Antara atrium kiri dan Terdiri dari dua katup yang
(mitral) ventrikel kiri mencegah aliran balik darah dari
ventrikel kiri ke atrium kiri
selama kontraksi ventrikel
Katup semilunar Antara ventrikel kiri Terdiri dari tiga flaps-bulan
aorta dan berbentuk setengah. Mencegah
aorta menaik aliran balik darah dari aorta ke
ventrikel kiri selama kontraksi
ventrikel.

5
2. Organ Pernapasan
Pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan
oksigen, pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh.
Manusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang
karbon dioksida ke lingkungan.
a. Rongga Hidung (Cavum Nasalis)
Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga
hidung berlapis selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar
sebasea) dan kelenjar keringat (kelenjar sudorifera). Selaput lendir berfungsi
menangkap benda asing yang masuk lewat saluran pernapasan. Selain itu, terdapat
juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi menyaring partikel kotoran yang
masuk bersama udara. Juga terdapat konka yang mempunyai banyak kapiler darah
yang berfungsi menghangatkan udara yang masuk. Di sebelah belakang rongga
hidung terhubung dengan nasofaring melalui dua lubang yang disebut choanae.

6
Pada permukaan rongga hidung terdapat rambut-rambut halus dan selaput lendir
yang berfungsi untuk menyaring udara yang masuk ke dalam rongga hidung.

b. Faring (Tenggorokan)
Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan
percabangan 2 saluran, yaitu saluran pernapasan (nasofarings) pada bagian depan
dan saluran pencernaan (orofarings) pada bagian belakang. Pada bagian belakang
faring (posterior) terdapat laring (tekak) tempat terletaknya pita suara (pita
vocalis). Masuknya udara melalui faring akan menyebabkan pita suara bergetar
dan terdengar sebagai suara. Makan sambil berbicara dapat mengakibatkan
makanan masuk ke saluran pernapasan karena saluran pernapasan pada saat
tersebut sedang terbuka. Walaupun demikian, saraf kita akan mengatur agar
peristiwa menelan, bernapas, dan berbicara tidak terjadi bersamaan sehingga
mengakibatkan gangguan kesehatan. Fungsi utama faring adalah menyediakan
saluran bagi udara yang keluar masuk dan juga sebagi jalan makanan dan
minuman yang ditelan, faring juga menyediakan ruang dengung (resonansi) untuk
suara percakapan.

c. Batang Tenggorokan (Trakea)

7
Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di
leher dan sebagian di rongga dada (torak). Dinding tenggorokan tipis dan kaku,
dikelilingi oleh cincin tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-
silia ini berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran
pernapasan. Batang tenggorok (trakea) terletak di sebelah depan kerongkongan.
Di dalam rongga dada, batang tenggorok bercabang menjadi dua cabang
tenggorok (bronkus). Di dalam paru-paru, cabang tenggorok bercabang-cabang
lagi menjadi saluran yang sangat kecil disebut bronkiolus. Ujung bronkiolus
berupa gelembung kecil yang disebut gelembung paru-paru (alveolus).

d. Pangkal Tenggorokan (laring)


Laring merupakan suatu saluran yang dikelilingi oleh tulang rawan. Laring
berada diantara orofaring dan trakea, didepan lariofaring. Salah satu tulang rawan
pada laring disebut epiglotis. Epiglotis terletak di ujung bagian pangkal laring.
Laring diselaputi oleh membrane mukosa yang terdiri dari epitel berlapis pipih
yang cukup tebal sehingga kuat untuk menahan getaran-getaran suara pada laring.
Fungsi utama laring adalah menghasilkan suara dan juga sebagai tempat keluar
masuknya udara. Pangkal tenggorokan disusun oleh beberapa tulang rawan yang
membentuk jakun. Pangkal tenggorokan dapat ditutup oleh katup pangkal
tenggorok (epiglotis). Pada waktu menelan makanan, katup tersebut menutup
pangkal tenggorok dan pada waktu bernapas katu membuka. Pada pangkal
tenggorok terdapat selaput suara yang akan bergetar bila ada udara dari paru-paru,
misalnya pada waktu kita bicara.

e. Cabang Batang Tenggorokan (Bronkus)


Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan
dan bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya
tulang rawan bronkus bentuknya tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih
besar cincin tulang rawannya melingkari lumen dengan sempurna. Bronkus
bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus. Batang tenggorokan bercabang
menjadi dua bronkus, yaitu bronkus sebelah kiri dan sebelah kanan. Kedua
bronkus menuju paru-paru, bronkus bercabang lagi menjadi bronkiolus. Bronkus

8
sebelah kanan (bronkus primer) bercabang menjadi tiga bronkus lobaris (bronkus
sekunder), sedangkan bronkus sebelah kiri bercabang menjadi dua bronkiolus.
Cabang-cabang yang paling kecil masuk ke dalam gelembung paru-paru atau
alveolus. Dinding alveolus mengandung kapiler darah, melalui kapiler-kapiler
darah dalam alveolus inilah oksigen dan udara berdifusi ke dalam darah. Fungsi
utama bronkus adalah menyediakan jalan bagi udara yang masuk dan keluar paru-
paru.

f. Paru-Paru
Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping
dibatasi oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang
berotot kuat. Paru-paru ada dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster)
yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2
lobus. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut pleura. Selaput
bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam (pleura
visceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan
tulang rusuk disebut pleura luar (pleura parietalis). Paru-paru tersusun oleh
bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah. Bronkiolus tidak
mempunyai tulang rawan, tetapi ronga bronkus masih bersilia dan dibagian
ujungnya mempunyai epitelium berbentuk kubus bersilia. Setiap bronkiolus
terminalis bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus respirasi, kemudian menjadi
duktus alveolaris. Pada dinding duktus alveolaris mangandung gelembung-
gelembung yang disebut alveolus.

9
3. Organ Pencernaan
Pencernaan adalah serangkaian proses penghancuran makanan di saluran
pencernaan secara enzimatis, dibantu gerakan peristaltik usus serta gerakan
mekanis oleh gigi dimulut sampai dihasilkan produk yang siap diserap di mukosa
usus. Sisa pencernaan yang tidak diabsorbsi akan keluar dari kompartemen
pencernaan sebagai limbah (feses).
a. Rongga mulut
Di dalam rongga mulut, makanan ditampung, dikunyah dan dilumasi oleh
air liur dari kelenjar saliva agar lebih muda ditelan. Oleh karena makanan
diuraikan secara mekanis didalam rongga mulut, daerah ini dilapisi oleh sel
berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk sebagai pelindung yang juga melapisi
permukaan dalam atau labia bibir. Rongga mulut sebagian dibentuk oleh bibir
(labia oris), lalu lidah yang merupakan organ berotot di rongga mulut terdiri dari
jaringan ikat dan berkas berkas serat otot rangka, yang memungkinkan lidah
bergerak bebas selama mengunyah, menelan dan berbicara. Pada permukaan
dorsal lidah tidak teratur dan kasar karena adanya tonjolan yang disebut papila
yang mengandung sel pengecap. Didalam rongga mulut ini juga dilengkapi
dengan gigi geligi untuk membantu proses mastikasi.
1. Pengunyahan makanan dilakukan di rongga mulut
Makanan pertama sekali akan dihancurkan secara mekanis melalui
pengunyahan (mastikasi) dengan bantuan gigi di dalam rongga mulut. Gigi
sudah dirancang dengan sangat tepat untuk mengunyah, gigi anterior
(insisivus) menyediakan kerja memotong dan gigi posterior (molar) bekerja

10
mengiling. Pada manusia semua otot rahang bawah bekerja bersama-sama
dapat mengatupkan gigi dengan kekuatan sebesar 55 pound pada incisivus dan
200 pound pada molar.
Reflek mengunyah disebabkan adanya bolus makanan di dalam mulut
pada awalnya menimbulkan reflek otot untuk mengunyah, yang menyebabkan
rahang bawah turun kebawah. Penurunan ini kemudian menimbulkan reflek
regang pada otot rahang bawah yang menimbulkan kontraksi rebound.
Keadaan ini secara otomatis mengangkat rahang bawah yang menimbulkan
pengatupan gigi, tetapi juga menekan bolus melawan dinding mulut, yang
menghambat otot rahang bawah sekali lagi, menyebabkan rahang bawah turun
dan kembali rebound pada saat yang lain, dan ini terjadi berulang.
2. Fungsi aktivitas mengunyah
Mengunyah (mastikasi) bersifat penting untuk pencernaan semua
makanan, terutama sekali untuk sebagian besar buah dan sayur sayuran mentah
karena zat-zat ini mempunyai membran selulosa yang tidak mudah dicerna.
Membran ini melingkupi bagian-bagian nutrisi sehingga harus diuraikan
sebelum makanan dapat dicerna. Selain itu mengunyah akan membantu
pencernaan makanan bersentuhan dengan enzim-enzim pencernaan. Ketika
terjadi aktivitas mengunyah, mengakibatkan aktivitas kelenjar saliva (salivary
gland) bekerja. Terdapat 3 kelenjar liur utama satu kelenjar kecil yaitu:
1. Kelenjar liur (glandula salivarie) utama meliputi parotis, submandibularis
dan sublingual. Kelenjar ini terdapat dironga mulut dan mencurahkan
sekretnya ke dalam mulut melalui duktus ekskretorius (ductus excretorius)
besar dan sel asinus. Kelenjar parotis (glandula patotidea) terletak di depan
dan bawah telinga luar. Pada kelenjar ini setiap lobulusnya mengandung sel
sekretorik yang membentuk asisi serosa.
2. Kelenjar submandibularis terletak di mandibula pada dasar mulut
3. Kelenjar sublingual (glandula sublingualis) merupakan kelenjar paling kecil,
kumpulan kelenjar dibawah lidah.

b. Esofagus (Kerongkongan)

11
Esofagus merupakan saluran lunak dengan panjang kira kira 10 inci yang
berjalan dari faring sampai ke lambung. Saluran ini terletak di belakang trakea dan
mediastinum rongga toraks. Setelah turun di rongga toraks, esofagus menembus
diafragma muskular. Bagian esofagus yang pendek terdapat di rongga abdomen
sebelum berakhir di lambung. Kerongkongan merupakan saluran penghubung
antara mulut dengan lambung. Melalui kerongkongan makanan didorong
masuk ke dalam lambung dengan gerak peristaltic. Makanan hanya
membutuhkan waktu 6 detik untuk sampai ke dalam lambung dari mulut.

c. Lambung
Lambung (gaster) adalah organ yang terletak diantara esofagus dan usus
halus. Pada taut esofagus-lambung terdapat perubahan mendadak dari epitel
gepeng esofagus menjadi epitel selapis silindris lambung. Pada permukaan lumina
lambung terlihat banyak lubang kecil yang disebut foveola gastrica (gastric pit).
Lubang ini dibentuk oleh epitel luminal yang berinvaginasi ke lamina propria
jaringan ikat mukosa dibawahnya. Kelenjar gastrica (glandula gastrica) tubular
terletak dibawah epitel luminal dan langsung bermuara ke foveola gastrica untuk
mengalirkan isinya ke lumen lambung. Kelenjar gastrica turun melalui lamina
propria ke muscularis mukosa.
1. Fungsi lambung dalam pencernaan
a. Menyimpan makanan yang masuk hingga makanan disalurkan ke usus
halus dengan kecepatan yang sesuai untuk penecernaan dan
penyerapan yang optimal.
b. Memproduksi asam lambung (HCL) dan enzim untuk memulai
pencernaan protein.
c. Membuat makanan menjadi lebih halus yang disebut Kimus melalui
proses pencampuran dengan sekresi lambung.

d. Pankreas
Pankreas adalah salah satu organ asesoris pada sistem pencernaan.
Pankreas menghasilkan getah pankreas untuk proses pencernaan dan
menghasilkan hormon insulin dan glukagon yang membantu dalam proses

12
pengaturan glukosa di dalam darah Getah pankreas merupakan cairan yang jernih,
−¿ ¿
terdiri atas 98,7% air dan 1,3% zat anorganik (HCO3 Na+ ¿¿, K +¿¿ , sedangkan

ion-ion Cl−¿ ¿, HPO 42−¿ ¿, SO 42−¿ ¿, Ca++¿¿, Zn++¿¿ terdapat dalam jumlah sedikit)
dan dan zat organik (protein dan beberapa enzim yaitu: Tripsin, Kimotripsin,
karboksipeptidase, amilase pankreas, Lipase, Ribonuklease, Deoksiribonuklease,
kolesteril esterhidrolase dan fosfolipase A2.

e. Organ Usus Halus


Usus halus merupakan tempat terjadinya pencernaan secara kimiawi dan
tempat penyerapan zat-zat makanan. Makanan yang masuk ke dalam usus
halus ini bercampur dengan enzim yang dihasilkan dari hati dan pankreas. Usus
halus, terbagi menjadi 3 bagian, meliputi usus dua belas jari (duodenum), usus
kosong (jejenum), dan usus penyerapan (ileum). Usus dua belas jari adalah bagian
usus halus yang bersambung secara langsung dengan lambung. Panjangnya sekitar
25 cm.
Makanan yang telah dicerna dalam lambung secara berkala akan
dikeluarkan dari lambung dan masuk kedalam usus 12 jari (duodenum) melalui
suatu katup pilorus. Pergerakan usus sama seperti pergerakan gastrointestinal
lainnya, dapat dibagi menjadi kontrkasi pencampuran dan kontraksi propulsif.
Kontraksi pencampuran (Kontraksi segmentasi) adalah kontraksi membagi usus

13
menjadi segmen-segmen ruang yang mempunyai bentuk rantai sosis. Frekuensi
maksimal dari kontraksi segmentasi dalam usus halus ditentukan oleh frekuensi
gelombang lambat listrik di dalam dinding usus. Besar frekuensi ini normalnya
tidak melebihi 12 permenit dalam duodenum dan proksimal yeyenum
Kontraksi Propulsif merupakan pristaltik dalam usus halus. Kimus
didorong melalui usus halus oleh gelombang peristaltik dan dapat terjadi pada
bagian usus halus manapun dan bergerak menuju usus anus dengan kecepatan 0,5
sampai 2,0 cm/detik., lebih cepat di usus bagian proksimal dan lebih lambat di
bagian terminal. Organ penting penting di dalam proses pencernaan makanan di
dalam usus yaitu pankreas, hati dan kantong empedu serta usus.

f. Organ Usus Besar


Usus besar terdiri terdiri dari kolon, sekum, apendiks dan rektum (Gambar
2.8).Sekum (cecum) membentuk kantong buntu dibawah pertemuan antara usus
halus dan usus besar dikatup ilosekum. Kolon (colon) yan membentuk
sebagianbesar usus besar, tidak bergelung seperti usus halus tetapi terdiri dari tiga
bagian yang relatif lurus yaitu kolon asenden (Ascending colon), kolon
transcersum (Transverse colon), dan kolon desenden (Descending colon). Bagian
terakhir kolon desenden berbentuk huruf S atau sigmoid dan kemudian melurus
untuk membentuk rektum. Usus besar berfungsi sebagai organ pengering dan
penyimpan.

14
Dinding kolon memiliki lapisan-lapisan dasar yang serupa dengan lapisan
yang ada di usus halus. Kolon tidak memiliki vili atau plika sirkularis dan
permukaan luminal mukosa licin. Lapisan otot polos dimuskularis eksterna kolon
mengalami modifikasi. Lapisan sirkular dalam terlihat utuh didinding kolon,
sedangkan lapisan longitudinal luar otot polos dibagi menjadi tiga pita memanjang
yang melebar yaitu taenia coli, lapisan otot longitudinal luar yang sangat tipis dan
sel sel ganglion parasimpatis pleksus saraf mienterikus (Arubach) terdapat
diantara kedua lapisan otot polos muskularis eksterna. Kolon transversum dan
kolon sigmoid melekat pada dinding tubuh melalui meneterium.

4. Organ Reproduksi
Individu pria dan wanita memiliki struktur anatomi organ reproduksi yang
berbeda, yang diadaptasikan untuk menghasilkan gamet, memfasilitasi proses
fertilisasi, dan khusus pada wanita berperan sebagai tempat pertumbuhan dan
perkembangan janin. Organ reproduksi pria dan wanita dapat dikelompokkan
berdasarkan fungsi. Gonad jantan atau testis dan gonad betina atau ovary,
berperan menghasilkan gamet dan mensekresikan hormon seks. Saluran
reproduksi berperan menyimpan dan mentransportasikan gamet, serta kelenjar
aksesori berperan menghasilkan substansi tertentu yang melindungi dan
membantu pergerakan gamet. Terakhir, struktur pendukung, seperti penis pada
jantan membantu penghantaran sperma menuju saluran reproduksi betina, dan
uterus pada betina sebagai tempat perkembangan janin selama masa kehamilan.

15
Organ reproduksi pria berfungsi untuk menghasilkan sel kelamin pria
yakni sperma dan penghantaran sperma ke saluran kelamin wanita.
1. Testis
Pria mempunyai testis (jamak = testes) berjumlah sepasang, terletak di
sebelah kanan kiri tubuh dan terlindungi oleh kantung skrotum. Dalam sistem
reproduksi, testis berfungsi sebagai penghasil sperma dan hormon kelamin.
Pembentukan sperma ini terjadi pada dinding tubulus seminiferus. Struktur testis
dapat dilihat pada gambar berikut.

Skematis organ reproduksi pada pria

Skematis struktur testis

2. Penis

16
Penis berfungsi sebagai organ senggama (kopulasi), sebagai sarana
menghantarkan cairan sperma menuju organ reproduksi wanita. Secara struktural,
penis tersusun atas dua jenis jaringan erektil, yaitu korpora kavernosa dan korpus
spongiosum. Di dalam korpus spongiosum terdapat saluran reproduksi yakni
uretra. Di bagian ujung penis terdapat bagian yang dinamakan kepala penis
(gland penis). Kepala penis ini tertutup oleh lipatan kulit yang disebut preputium.
Di dalam rongga penis terdapat jaringan erektil yang berisi banyak pembuluh
darah dan saraf. Saat terjadi rangsangan seksual, rongga tersebut akan penuh terisi
darah. Akibatnya, terlihat penis mengembang dan menegang. Keadaan penis
demikian dinamakan ereksi dan apabila rangsangan ini terus menerus terjadi,
sperma akan keluar melalui uretra, keadaan ini disebut ejakulasi. Jumlah sperma
yang dikeluarkan saat terjadi ejakulasi sekitar 2 hingga 5 mL semen, yang setiap
mililiternya mengandung sekitar 50 sampai 130 juta sperma.
Berikut organ reproduksi pada wanita.
1. Vagina
Vagina merupakan saluran penghubung vulva dengan rahim yang terletak
di atara saluran kemih dan lubang anus. Pada bagian ujung atasnya, terletak mulut
rahim (serviks). Vagina merupakan tabung berotot yang dilapisi membran
epitelium serta dialiri pembuluh darah dan serabut saraf berlimpah. Ukuran
panjang dinding depan vagina mencapai 8 cm dan bagian belakang 10 cm.
Dinding vagina terdiri atas 3 lapis, yaitu a) lapisan dalam berupa selaput
lendir (membran mukosa) berlipat-lipat (rugae); b) lapisan tengah, terdapat bagian
yang lebih keras disebut kolumna rugarum; c) lapisan luar, merupakan lapisan
berotot yang terdiri atas serabut longitudinal dan melingkar. Pada kedua lapisan
ini, terdapat sebuah lapisan dari jaringan erektil yang terdiri atas jaringan areolar,
pembuluh darah, dan beberapa serabut otot polos. Berbatasan dengan serviks,
terdapat ruang berbentuk lengkung, yaitu forniks lateral kiri dan kanan, forniks
anterior (lekukan sempit di depan), dan forniks posterior (lekukan sempit di
belakang), Suplai darah ke vagina diperoleh dari arteri uterina, arteri vesikalis
inferior, arteri hemoroidalis mediana, dan arteria pudendus interna
Fungsi penting vagina di antaranya sebagai saluran keluar darah haid dan
sekret rahim, saluran untuk senggama, dan jalan lahir saat bersalin. Permukaan

17
anterior vagina menyentuh basis vesica urinaria (kandung kemih) dan uretra.
Sementara itu, dinding posteriornya menyentuh rektum dan kantong recto-vagina
(ruang douglas). Seperempat bagian bawah vagina menyentuh badan perineum. 2.

2. Uterus (Rahim)
Uterus merupakan suatu organ muskular berbentuk pir, organ yang tebal,
dan berotot terletak di rongga pelvis, di antara vesica urinaria dan rektum. Uterus
terletak menggantung di dalam pelvis dengan jaringan ikat dan ligamen. Panjang
uterus ± 7,5 cm, lebar 5 cm, dan tebal 2,5 cm dan berat 50 g.

Ukuran uterus berbeda tergantung usia dan riwayat kehamilan dan


persalinan yang telah dilalui. Pada anak-anak, panjangnya 2-3 cm, pada wanita
yang blm pernah melahirkan (nullipara) ukurannya 6-8 cm. Bagi yang pernah
melahirkan lebih dari tiga kali (multipara), ukurannya mencapai 8-9 cm. Berikut
tiga bagian utama dari uterus.
a. Fundus uteri (dasar rahim), yaitu bagian uterus yang terletak di antara
kedua pangkal tuba falopi.
b. Korpus uteri, yaitu bagian uterus yang paling besar saat kehamilan,
berfungsi sebagai tempat janin berkembang. Rongga di dalam korpus uteri
disebut kavum uteri (rongga rahim).

18
c. Serviks uteri, yaitu bagian ujung serviks yang menuju puncak vagina
disebut porsio. Hubungan antara kavum uteri dan kanalis servikalis disebut
ostium uteri internum.
Uterus memiliki dinding yang terdiri atas tiga bagian sebagai berikut.
a. Endometrium
Endometrium merupakan lapisan yang terdiri atas epitel, kelenjar,
jaringan, dan pembuluh darah. Lapisan ini berperan penting dalam siklus
haid, yaitu pada peluruhan stratum fungsionalis dari endometrium. Pada
saat kehamilan terjadi, endometrium akan menebal, kelenjar melebar, dan
pembuluh darah bertambah banyak untuk memberikan tempat yang
nyaman dan hangat bagi janin serta tercukupinya kebutuhan nutrisi untuk
perkembangannya.
b. Miometrium
Miometrium merupakan lapisan otot polos yang tersusun atas otot
polos memanjang (longitudinal) di bagian luar dan otot polos melingkar
(sirkular) pada bagian dalamnya yang mendukung rongga rahim dapat
membesar sesuai perkembangan janin serta mampu menghasilkan gerakan
mendorong saat bersalin (kontraksi his).
c. Perimetrium viseral
Perimetrium viseral merupakan lapisan serosa yang terdiri atas
ligamentum yang menguatkan uterus, yaitu 1) ligamentum kardinal kiri
dan kanan untuk mencegah uterus agar tidak turun; 2) ligamentum sakro
uterinum kiri dan kanan untuk menahan uterus agar tidak banyak bergerak;
3) ligamentum rotundum kiri dan kanan untuk menahan agar uterus tetap
dalam keadaan antofleksi; 4) ligamentum latum kiri dan kanan yang
melingkupi tuba falopii; serta 5) ligamentum infundibulo pelvikum, yaitu
ligamentum yang menahan tuba falopii.
Fungsi uterus, yaitu dalam peluruhan darah haid yang berasal dari
endometrium stratum fungsionalis dan sebagai tempat implantasi, retensi, serta
nutrisi bagi janin. Saat persalinan, dengan adanya kontraksi miometrium (otot
uterus) diikuti pembukaan serviks, janin dapat dilahirkan.

19
3. Ovarium
Ovarium merupakan kelenjar berbentuk bulat telur terletak di sisi kanan
dan kiri uterus di bawah tuba uterina dan terikat oleh ligamentum latum di bagian
belakang. Beratnya 5-6 g. Bagian dalamnya disebut medula ovari yang tersusun
atas jaringan ikat serta mengandung banyak kapiler darah dan serabut kapiler
saraf. Bagian luarnya disebut korteks ovari yang terdiri atas folikel-folikel
berdinding epitelium dan berisi ovum.
Setiap bulan ovarium mengalami siklus ovarium yang menghasilkan
ovum. Saat siklus ini, ovum dilepaskan bersamaan dengan fase ovulasi yang
dipicu oleh lonjakan Luteinizing Hormone (LH) dan Follicle Stimulating
Hormone (FSH) secara tiba-tiba dan diikuti penurunan drastis hormon ini
sehingga folikel de graaf pecah serta ovum yang matang akan dikeluarkan.
Ovarium memiliki tiga fungsi, yaitu memproduksi ovum, menghasilkan hormon
estrogen, dan menghasilkan hormon progesteron.

4. Tuba falopii
Tuba falopil merupakan saluran ovum yang berjalan lateral kiri dan kanan.
Panjangnya kira-kira 12 cm dengan diameter 3-8 mm. Tuba falopii terdiri atas 1)
Pars interstitialis, yaitu bagian yang terdapat di dinding uterus; 2) Pars Isthmus,
yaitu bagian medial tuba falopii yang sempit; 3) Pars Ampularis, yaitu bagian
berbentuk saluran leher agak melebar dan merupakan tempat terjadinya fertilisasi
atau konsepsi ovum oleh sperma; 4) Infundibulum, yaitu bagian ujung tuba falopii
yang terbuka ke arah rongga peritoneum dan mempunyai rumbai yang disebut
fimbriae untuk menangkap ovum yang matang saat terjadi ovulasi di ovarium
untuk kemudian disalurkan ke tuba falopii.

20
Fungsi tuba falopii, yaitu mengantarkan ovum dari ovarium ke uterus,
menyediakan tempat pembuahan, dan sebagai saluran ovum yang telah dibuahi
(zigot) menuju ke rahim. Gambar di berikut memperlihatkan organ-organ utama
dari traktus reproduksi wanita. Organ yang paling penting di antaranya adalah
ovarium, tuba falopii, uterus, dan vagina.

21
B. Organ Hewan
1. Organ Pencernaan
Sistem pencernaan adalah sebuah sistem yang terdiri dari saluran
pencernaan yang dilengkapi dengan beberapa organ yang bertanggung jawab atas
pengambilan, penerimaan, dan pencernaan bahan makanan dalam perjalanannya
melalui tubuh (saluran pencernan) mulai dari rongga mulut sampai ke kloaka.
Disamping itu, sistem pencernaan bertanggung jawab pula atas pengeluaran
(ekskresi) bahan makanan yang tidak terserap atau tidak dapat diserap kembali.
Pencernaan didefinisikan secara sederhana sebagai proses perombakan makanan
untuk dapat diserap atau diabsorpsi oleh saluran pencernaan.

Proses pencernaan pada ternak ruminansia dapat dapat dibedakan menjadi


tiga, yaitu: 1. terjadi secara mekanis di mulut, seperti mastikasi atau kontraksi otot
dari saluran pencernaan, 2. pencernaan fermentatif oleh mikroba rumen, dan 3.
secara hidrolisis oleh enzim-enzim pencernaan.

a. Mulut dan Esofagus


Pencernaan merupakan perubahan fisik dan kimia yang dialami
oleh bahan makanan dalam organ pencernaan. Perubahan tersebut dapat
berupa penghalusan makanan menjadi butir-butir atau partikel kecil atau
penguraian molekul besar menjadi molekul kecil. Pengertian pencernaan
dimulai dengan penempatan makanan di dalam mulut di mana terdapat
pemamahan atau pelumatan dengan pengunyahan.
Di dalam rongga mulut ternak ruminansia terdapat tiga alat
pelengkap pencernaan, yaitu gigi, lidah, dan saliva. Gigi berguna untuk
memecah atau memotong bahan pakan secara mekanis menjadi bagian-
bagian yang lebih kecil, sehingga dengan mudah dapat ditelan oleh ternak
bersangkutan. Lidah membantu dalam mengambil makanan dan
memindah-mindahkan makanan dalam rongga mulut untuk dicampur
dengan saliva dan atau untuk dikunyah, kemudian ditelan.
Di dalam mulut juga terdapat beberapa kelenjar air liur (saliva).
Kelenjar saliva utama pada berbagai jenis ternak umumnya adalah kelenjar
parotid yang terletak di depan telinga, kelenjar mandibularis

22
(submaksilaris) terdapat pada rahang bawah, dan kelenjar sublingualis
terdapat di bawah lidah. Pati dan glikogen mengalami proses pencernaan
secara enzimatis oleh enzim ptialin dari saliva, dan menghasilkan maltosa.
Organ esofagus ini menghubungkan faring dengan retikulum.
Bolus bahan makanan yang dibentuk dalam rongga mulut dapat berjalan
melalui esofagus disebabkan karena adanya gerakan peristaltik dari otot
esofagus, serta adanya tekanan gaya gravitasi bumi. Gerakan peristaltik
tersebut terjadi setelah proses penelanan bolus bahan makanan (peristaltik
primer) serta akibat rangsangan bolus-bolus itu sendiri terhadap otot
esofagus dalam perjalanannya menuju retikulum-rumen (peristaltik
sekunder). Gerakan peristaltik ini dapat berjalan kedua arah, yaitu arah
retikulum dan arah rongga mulut (Parakkasi, 1983).

b. Retikulum
Ternak ruminansia mempunyai lambung majemuk yang terdiri atas
retikulum, rumen, omasum, dan abomasum. Proses fermentasi yang
intensif dan dalam kapasitas besar terjadi di retikulum dengan bantuan
mikroba rumen. Retikulum yang menyerupai bentuk sarang tawon,
berfungsi mendorong pakan padat dan digesta ke dalam rumen atau
mengalirkan digesta ke dalam omasum dan regurgitasi digesta selama
ruminasi.
Mikroba yang ada dalam retikulum ini memapu mengeluarkan
enzim pendegradasi pakan serat, yaitu kompleks enzim selulase (endo-β-
D-1.4-glukanase; aviselase; eksoglukanase; dan β-D-14-glukosidase); dan
enzim hemiselulase (endo-1,4-βxilanase dan β-D-1,4-mannanase).
Makanan yang dimakan, setelah melewati esofagus selanjutnya
masuk ke dalam retikulum, kemudian rumen, dan omasum. Menurut
Frandson (1992), retikulum, rumen, dan omasum secara bersama-sama
disebut perut depan (forestomach atau proventriculus). Lebih rinci gambar
ketiga organ tersebut tersaji pada Gambar 3.1.

23
Gambar 3.1 . Rumen ternak ruminansia (Hobson, 1988)

Gambar 3.2. saluran pencernaan sapi

Pada ketiga organ pencernaan ini (retikulum, kemudian rumen, dan


omasum) terjadi proses fermentasi oleh mikroba rumen, setelah itu masuk
ke dalam abomasum (proses fermentasi terhenti karena pH abomasum
sangat rendah). dari abomasum, digesta selanjutnya masuk usus kecil,
kemudian sekum, dan kolon, terakhir masuk ke dalam rektum dan kloaka.
Lebih rinci tersaji pada Gambar 3.2.

c. Rumen

24
Rumen adalah tempat untuk proses fermentasi makanan yang
masuk serta menyediakan energi dan protein mikroba untuk kebutuhan
proses metabolisme. Peran mikroba rumen dalam membantu pemecahan
pakan serat dan mengubahnya menjadi senyawa lain yang dapat
dimanfaatkan ternak merupakan keunggulan yang dimiliki ternak
ruminansia. Rumen merupakan ekosistem kompleks yang dihuni oleh
beberapa mikroba yang sebagian besar berupa bakteri, protozoa, dan fungi
yang berperan penting dalam pencernaan makanan (Preston dan Leng,
1987).
Rumen dan mikroba yang ada di dalamnya membantu ternak
ruminansia dalam mencerna bahan pakan berserat tinggi, serta mengubah
nutrien pakan secara fermentatif menjadi senyawa lain. Kondisi rumen
yang anaerob sangat penting artinya dalam proses fermentasi dalam
rumen, karena pada keadaan tersebut mikroba rumen dapat melakukan
berbagai reaksi dan interaksi dengan makanan yang dikonsumsi ternak,
untuk menghasilkan nutrien yang dapat diserap dan selanjutnya dapat
dimanfaatkan oleh ternak. Untuk mencapai pertumbuhan maksimal,
kondisi rumen harus memiliki pH berkisar antara 5,5-7,2 dan suhu antara
38°- 41°C.

d. Omasum
Omasum merupakan lambung ketiga dari ternak ruminansia yang
permukaannya terdiri atas lipatan-lipatan (fold), sehingga nampak
berlapis-lapis, tersusun seperti halaman buku, sehingga sering dinamakan
juga ”perut buku” atau manyplies (sutardi, 1980). Lipatan-lipatan (fold)
pada permukaan omasum tersebut dapat menambah luas permukaan
omasum (Arora, 1995). dalam proses pencernaan, omasum berfungsi
dalam membantu memperkecil ukuran partikel pakan dan berpengaruh
pada pengendalian aliran ingesta ke dalam perut bagian belakang, serta
beberapa absorpsi nutrien terjadi dalam omasum (Churh dan Ponds, 1988).

e. Abomasum

25
Abomasum ternak ruminansia sebenarnya sama dengan lambung
ternak non ruminansia, disinilah disekresikan cairan lambung oleh sel-sel
abomasum. Mukosa abomasum terdiri atas sel-sel kelenjar yang
menghasilkan HCl dan pepsinogen, seperti pada mamalia lainnya. Oleh
karena itu disebut dengan perut sejati atau perut kelenjar. setelah makanan
masuk abomasum dan berjalan terus, proses digesti dan absorpsi terjadi
seperti ternak non ruminansia.
Abomasum merupakan tempat pertama terjadinya pencernaan
pakan secara kimiawi, karena adanya sekresi getah lambung. Jadi,
abomasum dipercaya mempunyai fungsi sebagai tempat pencernaan pakan
oleh enzim dan penyerapan nutrien. Abomasum, usus halus (duodenum,
jejenum dan ileum), usus besar (caecum dan colon) dan rektum adalah
saluran pencernaan bagian belakang.

f. Usus halus Dan Usus Besar (Caecum dan Colon)


Usus halus berfungsi mengatur laju aliran ingesta ke dalam usus
besar dengan gerakan peristaltik. dengan bantuan getah pankreas, getah
usus, dan getah empedu, nutrien hasil akhir fermentasi mikroba diubah
menjadi monomer yang cocok diabsorpsi. saluran pencernaan yang
berfungsi sebagai tempat penyerapan sebagian besar nutrien adalah usus
halus.
Usus besar adalah organ terakhir dari saluran pencernaan ternak
ruminansia. Colon berfungsi sebagai tempat penyerapan air, elektrolit, dan
vFA yang berasal dari ileum dan caecum. di dalam usus besar, terjadi
sedikit proses fermentasi yang menghasilkan vFA dan amonia, di mana
hanya 10% dari total VFA yang ada digunakan oleh ternak, sedangkan
protein mikroba yang dihasilkan tidak dapat dimanfaatkan oleh ternak.

C. Organ Tumbuhan

Organ adalah kumpulan jaringan yang secara bersama-sama melakukan


tugas tertentu. Organ tumbuhan terdiri atas akar, batang, daun, bunga dan buah

26
.

1. Akar

Akar adalah bagian tumbuhan berbiji yang berada di dalam tanah,


berwarna putih, dan bentuknya meruncing sehinga lebih mudah menembus tanah.
Akar berasal dari akar lembaga (radix) yang terdapat di biji tumbuhan. Akar
berkembang dari meristem apikal ujung akar yang dilindungi oleh tudung akar
(kaliptra). Fungsi tudung akar adalah untuk melindungi ujung akar sewaktu
menembus tanah.

Pembelahan sel meristem apikal membentuk daerah pemanjangan yang


disebut daerah/zona pemanjangan sel. Dibelakangnya terdapat zona diferensiasi
sel atau zona pendewasaan sel, di sini sel-sel akar berkembang menjadi beberapa
sel permanen seperti xylem, floem, parenkim, dan sklerenkim.

Fungsi akar bermacam-macam, antara lain:

a. Mengikat tubuh tumbuhan pada tanah.


b. Menyimpan cadangan makanan dalam bentuk umbi.
c. Menyerap air dan garam-garam mineral terlarut.
d. Sebagai alat pernapasan.

Berikut adalah bagian-bagian anatomi akar secara garis besar:

27
1. Epidermis, terdiri dari satu lapis sel yang tersusun rapat dengan dinding
sel yang tipis supaya mudah ditembus air. Pada zona diferensiasi,
epidermis membentuk bulu/rambut akar yang berfungsi untuk memperluas
permukaan penyerapan
2. Korteks, tersusun atas berlapis-lapis sel dengan dinding yang tipis dan
memiliki ruang antarsel yang memungkinkan terjadinya pertukaran gas.
3. Endodermis, berupa satu lapis sel yang rapat dengan penebalan gabus pada
dinding sel. Endodermis adalah pemisah antara korteks dan stele.
4. Stele/silinder pusat, di dalamnya terdapat berkas pengangkut (xilem dan
floem).

Akar tanaman menyerap air dan unsur hara dengan proses imbibisi, difusi,
dan osmosis. Bagian akar yang berfungsi untuk melakukan penyerapan adalah
daerah yang memiliki rambut akar yang merupakan daerah perluasan epidermis.
Sebelum air tanah sampai ke xilem, air tanah terlebih dahulu melalui sel rambut
akar (epidermis), korteks, endodermis, dan perisikel.

1.1. Struktur Akar Dikotil

Akar pada tumbuhan dikotil berbentuk tunggang. Xilem dan floem


pada tumbuhan dikotik tersusun membentuk jari-jari (radial). Xilem
berbentuk bintang di pusat dan floem mengelilinginya. Di antara xilem dan

28
floem terdapat kambium yang menghasilkan unsur kayu ke arah luar
membentuk kulit.

1.2. Struktur Akar Monokotil

Akar pada tumbuhan monokotil berbentuk serabut. Epidermis,


korteks, dan perisikel memiliki struktur, lokasi, dan fungsi seperti pada akar
dikotil. Xylem dan floem mirip dengan tanaman dikotil, tetapi letak keduanya
saling berdekatan karena tidak memiliki kambium. Empulur terletak di bagian
tengah dan dikelilingi xilem dan floem secara berselang-seling.

2. Batang

Batang adalah salah satu organ tumbuhan berpembuluh yang berfungsi


sebagai penyangga. Batang disusun oleh beberapa macam jaringan yang berbeda
sehingga terdiri dari beberapa tipe seperti batang berkayu, batang lembut dan
lunak (herbaseus), dan batang tipe rumput (kalmus).

Fungsi batang adalah sebagai berikut:

a. Menyalurkan air dan garam mineral dari akar ke daun dan zat makanan
dari daun ke seluruh bagian tubuh.
b. Mengarahkan tumbuhan agar mendapatkan cahaya matahari yang cukup.
c. Tempat penimbunan cadangan makanan.
d. Tempat melekatnya daun, bunga, dan buah.

Struktur batang secara umum adalah sebagai berikut:

1. Epidermis, tersusun rapat oleh selapis sel. Dinding luar terdapat kutikula.
Fungsi epidermis adalah untuk melindungi jaringan di bawahnya.
2. Korteks, tersusun oleh beberapa lapis sel parenkim yang berdinding tipis
dan terdapat banyak ruang antarsel. Disebut juga dengan istilah “kulit
pertama”.

29
3. Stele (silinder pusat), stele adalah lapisan terdalam dari batang. Di
dalamnya terdapat sel parenkim dan berkas pengangkut. Lapis terluar dari
stele disebut perisikel atau perikambium.

2.1. Struktur Batang Dikotil

Batang dikotil tersusun atas beberapa jaringan seperti berikut:

1. Epidermis. Terletak di bagian terluar batang. Terdapat zat kitin yang


berfungsi untuk melindungi batang agar tidak kehilangan banyak air.
2. Korteks. Terletak di antara epidermis dan endodermis. Terdapat sel
kolenkim dan sel parenkim. Sel kolenkim berfungsi sebagai jaringan
penunjang. Sedangkan sel parenkim sebagai jaringan dasar serta untuk
mengisi dan menyimpan zat.
3. Stele. Terletak di sebelah dalam lapisan endodermis. Fungsi stele adalah
untuk memberi kekuatan pada batang.
4. Perisikel yang menyelubungi berkas pembuluh batang.
5. Berkas pembuluh. Terletak di bagian dalam perisikel. Fungsi berkas
pembuluh adalah sebagai pengangkut zat.
6. Kambium. Terletak di antara xilem dan floem. Kambium menyebabkan
batang mengalami penambahan diameter. Fungsi kambium adalah untuk
membentuk xilem dan floem. Terdapat dua tipe kambium yaitu kambium

30
vaskuler yang berada di antara xilem dan floem, dan kambium
intervaskuler yang berada di antara dua berkas pengangkut.
7. Floem. Terletak di bagian luar berkas pembuluh atau bagian luar
kambium. Fungsi floem adalah untuk mengangkut zat makanan ke seluruh
tubuh.
8. Xylem. Terletak di bagian dalam berkas pembuluh atau bagian dalam
kambium. Fungsi xilem adalah untuk menyalurkan air dan garam mineral
dari akar ke daun.

2.2. Struktur Batang Monokotil

Batang monokotil tersusun atas beberapa jaringan seperti berikut:

1. Epidermis. Terletak di bagian luar batang. Dinding selnya lebih tebal


daripada dinding sel epidermis dikotil. Fungsi epidermis adalah sebagai
pelindung supaya tidak banyak kehilangan air.
2. Meristem dasar. Terletak di jaringan yang berada di bagian dalam
epidermis. Sampai sekarang belum ada yang mengetahui pasti fungsi
meristem dasar.
3. Berkas pembuluh. Tersebar pada meristem dasar. Fungsi berkas pembuluh
mirip dengan yang dimiliki tumbuhan dikotil.
3. Daun

Daun adalah organ tumbuhan yang memiliki fungsi utama untuk membuat
makanan melalui proses fotosintesis. Selain itu, fungsi daun adalah sebagai tempat
pengeluaran air dengan cara penguapan dan respirasi. Berikut adalah struktur yang
melapisi daun dimulai dari atas:

a. Epidermis atas, terkadang dilapisi oleh kutikula.


b. Jaringan palisade parenkim/jaringan tiang/jaringan pagar, mengandung
banyak klorofil.
c. Berkas pembuluh. Terdapat xilem dan floem yang berfungsi sebagai alat
transportasi dan penguat daun dalam bentuk tulang daun.

31
d. Jaringan spons parenkim/bunga karang, mengandung sedikit klorofil.
e. Epidermis bawah, terdapat stomata.

Secara morfologi daun terdiri dari helaian daun (lamina), tangkai daun
(petiolus), dan pelepah daun (folius). Daun tumbuhan dikotil umumnya memiliki
daun dengan susunan tulang daun menyirip dan menjari. Sedangkan daun
tumbuhan monokotil umumnya memiliki susunan tulang daun sejajar atau
melengkung.

3.1. Bagian-Bagian Daun Dikotil

1. Epidermis terdiri dari satu lapis sel (kecuali pada tumbuhan karet). Letak
epidermis di permukaan atas dan bawah daun. Fungsi epidermis adalah
untuk melindungi sel bagian dalam dari kehilangan air dan
mempertahankan bentuk daun.
2. Kutikula melapisi permukaan daun dan mengalami penebalan oleh zat
kitin. Fungsi kutikula adalah untuk mencegah penguapan melalui
permukaan daun.

32
3. Stomata letak stomata di permukaan daun berupa celah pada lapisan
epidermis dengan dua sel penutup. Fungsi stomata adalah sebagai tempat
keluar masuk gas.
4. Mesofil adalah jaringan dasar yang tersusun atas dua lapisan sel
yaitu palisade (jaringan pagar) dan spons parenkim (jaringan bunga
karang).
5. Urat daun terdapat berkas pembuluh. Membentuk tulang daun.

3.2. Bagian-Bagian Daun Monokotil

1. Epidermis. Terdiri dari satu lapis sel dengan penebalan kitin. Letak
epidermis di permukaan daun. Fungsi epidermis adalah untuk melindungi
daun dari kekeringan dan untuk mencegah penguapan.
2. Stomata. Struktur dan fungsi sama dengan stomata yang ada di daun
dikotil. Hanya saja letaknya berderet di antara urat daun.
3. Mesofil. Letaknya di antara urat daun. Mesofil merupakan tempat
berlangsungnya fotosintesis.
4. Urat daun. Letaknya pada helai daun yang berfungsi sebagai transportasi
dan penguat daun.
4. Bunga

B
unga adalah alat reproduksi tumbuhan. Berikut adalah bagian-bagian bunga:

33
1. Kelopak bunga umumnya berwarna hijau. Fungsi kelopak bunga adalah
untuk membungkus dan melindungi kuncup bunga sebelum mekar.
2. Mahkota bunga memiliki warna cerah. Fungsi mahkota bunga adalah
untuk menarik serangga untuk datang dan menyerbuki bunga. Pada sebuah
bunga dikotil biasanya terdapat mahkota bunga berjumlah 4, 5, atau
kelipatannya. Sedangkan pada tumbuhan monokotil berjumlah 3 atau
kelipatannya.
3. Benang sari adalah alat kelamin jantan pada tumbuhan. Jika serbuk sari
masuk ke putik, maka akan terjadi pembuahan.
4. Putik adalah alat kelamin betina pada tumbuhan.
5. Buah
Buah pada tumbuhan biasanya adalah bagian yang dikonsumsi, tetapi tidak
semua buah baik dikonsumsi. Buah umumnya berfungsi sebagai tempat
penyimpanan makanan atau sebagai organ reproduksi karena buah yang
membungkus biji. Jika pada bunga terjadi penyerbukan dilanjutkan dengan
pembuahan maka bakal buah akan tumbuh dan berkembang menjadi buah.
Berdasarkan derajat kekerasan perikarpin (dinding buah) buah dibedakan
dalam 2 tipe, yaitu buah kering, dan buah berdaging. Pada buah yang berdaging
perikarpium, yang berasal dari dinding ovarium berdifrensiasi menjadi
epikarpium, mesokarpium, mesokarpium dan endokarpium. Endokarpium
biasanya keras dan mengandung sel batu. Pada buah kering perikarpium
sering mempunyai jaringan sklerenkimatis. Penggolongan buah yang lain
didasarkan pada tingkat kemampuan buah untuk membuka (merekah) atau tidak
waktu masak.

34
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Organ adalah kumpulan berbagai macam jaringan yang melakukan satu


tugas atau lebih secara bersama-sama. Organ tubuh merupakan susunan yang
rumit dan dalam menjalankan fungsinya merupakan satu kesatuan. Pada manusia
terdapat organ jantung, organ pernapasan yang terdiri dari rongga hidung, faring
(tenggorokan), trakea (batang tenggorokan), laring (pangkal tenggorokan),
bronkus, dan paru-paru, organ pencernaan yang terdiri dari rongga mulut,
kerongkongan, lambung, prankreas, usus halus, dan usus besar, organ reproduksi
terdiri pada pria terdiri dari testis dan penis, pada wanita terdiri dari vagina,
uterus, ovarium, dan tuba falopi.
Pada hewan terdapat berbagai organ dengan fungsi yang berbeda-beda,
contoh organ pencernaan pada hewan ruminansia, proses pencernaan pada ternak
ruminansia dapat dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: 1. terjadi secara mekanis di
mulut, seperti mastikasi atau kontraksi otot dari saluran pencernaan, 2. pencernaan
fermentatif oleh mikroba rumen, dan 3. secara hidrolisis oleh enzim-enzim
pencernaan. Adapun organ-organ yang berperan dalam proses pencernaan yaitu
mulut dan esophagus, reticulum, rumen, omasum, abomasum, usus halus dan usus
besar. Pada tumbuhan terdapat organ yaitu akar, batang, daun, bunga dan buah.

3.2 Saran

Demikianlah makalah yang dapat kami susun, kami menyadari masih


banyak terdapat kekurangan dalam penulisan makalah ini. Untuk itu kritik dan
saran pembaca diperlukan sebagai acuan untuk perbaikan makalah. Dengan
mengetahui organ pada tubuh kita patut bersyukur kepada Tuhan yang Maha Esa
dan menjaga kesehatan yang telah diberikan.

35
DAFTAR PUSTAKA
Bakhtiar, Nurhasanah dan Susilawati. 2018. Biologi Dasar Terintegrasi. Pekan
Baru: Kreasi Edukasi
Palennari, Muhiddin dkk. 2016. Biologi Dasar Bagian Pertama. Makassar:
Alauddin University Press
Chalik, Raimundus. 2016. Anatomi Fisiologi Manusia. Jakarta: Pusdik SDM
Kesehatan
Nani, Desiyani. 2018. Fisiologi Manusia Siklus Reproduksi Wanita. Cibubur:
Penebar Swadaya Grup
Partama, Ida Bagus G. 2013. Nutrisi dan Pakan Ternak Ruminansia. Denpasar:
Udayana University Press
Mulyani, Sri. 2019. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: PT Kanisius

36

Anda mungkin juga menyukai