Anda di halaman 1dari 23

Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler

Diajukan Kepada :
dr. Nira Muniroh Al-Munawar, Sp. An

Disusun Oleh :
Btari Khansa A N P H3A0020004
Rahma Pradipta H3A020008
Diny Astri Sukma Y H3A020034
Ulfi Khoirunisa A H3A020009

Kepaniteraan Klinik Departemen Anestesi


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2021
1.1 Anatomi jantung

Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulsi darah yang terdiri dari


jantung, komponen darah dan pembuluh darah yang berfungsi
memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi keseluruh
jaringan tubuh yang di perlukan dalam proses metabolisme tubuh.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jantung

2.1.1 Anatomi Jantung

Jantung adalah sebuah organ berotot dengan empat ruang yang terletak di

rongga dada dibawah perlindungan tulang iga, sedikit ke sebelah kiri sternum.

Ukuran jantung lebih kurang sebesar genggaman tangan kanan dan beratnya kira-kira

250-300 gram.16

Gambar 2.1. Anatomi Jantung Manusia

Unive rs itas S u mate ra Utara

Ciri – ciri otot jantung :

1. Otot jantung bekerja di luar kesadaran. Dipengaruhi oleh saraf otonom


yang terdiri dari saraf simpatik dan saraf parasimpatik.
2. Memiliki bentuk serabut lurik yang bercabang-cabang.
3. Jumlah inti sel satu atau banyak.
4. Inti sel otot jantung terletak di tengah serabut.
1.2 Lapisan jantung

Otot jantung terdiri atas 3 lapisan yaitu:

1. Luar/pericardium

Pericardium merupakan terluar yang merupakan kantung


pembungkus jantung. Perikardium juga berfungsi sebgai penghalang
terhadap infeksi dari paru dan mediastinu. Perikardium terdiri atas dua
lapisan yaitu:

a. Perikardium fibrosum : lapisan luar yang melekat pada tulang


dada, diafragma dan pleura.
b. Perikardium serosum : lapisan dalam dari perikardium yang terdiri
dari lapisan parietalis yang melekat pada perikardium fibrosum dan
lapisan viseralis yang melekat pada jantung yang disebut
epikardium.
2. Tengah/ miokardium

Lapisan otot jantung yang menerima darah dari arteri koronaria.


Susunan miokardium yaitu:

a. Otot atria: sangat tipis dan kurang teratur, disusun oleh dua lapisan.
Lapisan dalam mencakup serabut-serabut berbentuk lingkaran dan
lapisan luar mencakup kedua atria.
b. Otot ventrikuler: membentuk ventrikel dimulai dari cincin
antrioventikuler sampai ke apeks jantung.
c. Otot atrioventrikuler: dinding pemisah antara atrium dan ventrikel
3. Dalam / endokardium

Dinding dalam atrium yang diliputi oleh membran yang terdiri dari
jaringan endotel atau selaput lendir endokardium kecuali aurikula dan
bagian depan sinus vena kava. Jantung terdiri dari empat ruang yaitu
atrium dekstra, ventrikel dekstra, atrium sinistra, dan ventrikel sinistra.
1.3 Bagian - bagian Jantung:

Bagian – bagian dari jantung terdiri dari :

a. Basis kordis: bagian jantung sebelah atas yang berhubungan dengan


pembuluh darah besar dan dibentuk oleh atrium sinistra dan sebagian
oleh atrium dekstra.
b. Apeks kordis : bagian bawah jantung berbentuk puncak kerucut
tumpul.
1.4 Tepi Jantung (Margo Cordis)

Tepi – tepi Jantung terdiri dari :

a. Margo dekstra: bagian jantung tepi kanan membentang mulai dari vena
kava superior sampai ke apeks kordis
b. Margo sinistra: bagian ujung jantung sebelah tepi membentang dari
bawah muara vena pulmonalis sinistra inferior sampai ke apeks kordis.

1.5 Ruang-ruang jantung


1. Atrium Dekstra: terdiri dari rongga utama dan aurikula di luar, bagian
dalamnya membentuk suatu rigi atau krista terminalis.
a. Muara atrium kanan terdiri dari:
- Vena cava superior
- Vena cava inferior
- Sinus koronarius
- Ostium atrioventrikuler dekstra
b. Sisa fetal atrium kanan: fossa ovalis dan annulus ovalis
2. Ventrikel Dekstra: berhubungan dengan atrium kanan melalui osteum
atrioventrikel dekstrum dan dengan traktus pulmonalis melalui osteum
pulmonalis. Dinding ventrikel kanan jauh lebih tebal dari atrium kanan
terdiri dari:
a. Valvula triskuspidal
b. Valvula pulmonalis
3. Atrium Sinistra: terdiri dari rongga utama dan aurikula
4. Ventrikel Sinistra: berhubungan dengan atrium sinistra melalui osteum
atrioventrikuler sinistra dan dengan aorta melalui osteum aorta terdiri
dari:
a. Valvula mitralis
b. Valvula semilunaris aorta
1.6 Katup-katup jantung

Jantung memiliki 4 katup atau klep yang berfungsi menjaga aliran


darah yang berasal dari jantung dapat mengalir dengan benar, baik antar
ruangan jantung atau dari jantung keluar ke pembuluh darah.

1. Katup trikupsid

Katup trikupsid berada diantara atrium kanan dan ventrikel kanan.


Bila katup ini terbuka maka darah akan mengalir dari atrium kanan
menuju ventrikel kanan. Katup trikupsid berfungsi mencegah
kembalinya aliran darah menuju atrium kanan dengan cara menutup
pada saat kontraksi ventrikel. Sesuai dengan namanya, katup trikupsid
terdirib dari 3 daun katup.

2. Katup pulmonal

Setelah katup trukupsid tertutup, darah akan mengalir dari dalam


ventrikel kanan melalui trunkus pulmonalis. Trunkus pulmonalis
bercabang menjadi arteri pulmonalis kanan dan kiri yang akan
berhubungan langsung dengan jaringan paru kanan dan kiri. Pada
pangkal trunkus pulmonalis terdapat katup pulmonalis yang terdiri dari
3 daun katup yang terbuka bila ventrikel kanan berkontraksi dan
menutup bila ventrikel kanan relaksasi, sehingga memungkinkan darah
mengalir dari ventrikel kanan menuju arteri pulmonalis.

3. Katup bikuspid

Katup bicuspid atau katup mitral mengatur aliran darah dari atrium
kiri menuju ventrikel kiri. Seperti katup tricuspid, katup bicuspid
menutup pada saat kontraksi ventrikel. Katup bicuspid terdiri dari dua
daun katup.
4. Katup aorta

Katup aorta terdiri dari 3 daun katup yang terdapat pada pangkal
aorta. Katup ini akan membuka pada data ventrikel kiri berkontraksi
sehingga darah akan mengalir ke seluruh tubuh. Sebaliknya katup akan
mentup pada saat ventrikel kiri relaksasi, sehingga mencegah darah
masuk kembali ke dalam ventrikel kiri.

1.7 Peredaran Darah Jantung


1. Arteri koronaria kanan: berasal dari sinus anterior aorta berjalan
kedepan antara trunkus pulmonalis dan aurikula memberikan cabang-
cabang ke atrium dekstra dan ventrikel kanan.
2. Arteri koronaria kiri: lebih besar dari arteri koronaria dekstra.
3. Aliran vena jantung: sebagian darah dari dinding jantung mengalir ke
atrium kanan melalui sinus koronarius yang terletak dibagian belakang
sulkus atrioventrikularis merupakan lanjutan dari vena.

2.1 Anatomi Fisiologi Pembuluh Darah


2.1.1 Klasifikasi pembuluh darah

Pembuluh darah adalah prasarana jalan bagi aliran darah ke


seluruh tubuh.saluran darah ini merupakan system tertutup dan
jantung sebagai pemompa darah. Fungsi pembuluh darah adalah
mengangkut (transportasi) darah dari jantung ke seluruh bagian
tubuh dan mengangkut kembali darah yang sudah dipakai kembali
ke jantung.fungsi ini disebut sirkulasi darah.selain darah itu juga
darah mengangkut gas-gas, zat makanan, sisa metabolisme,
hormone, antibodi, dan keseimbangan elektrolit.

Pembuluh darah terdiri atas arteri dan vena.arteri berhubungan


langsung dengan vena pada bagian kapiler dan venula yang
dihubungkan oleh bagian endotheliumnya.

Arteri dan vena terletak bersebelahan.dinding arteri lebih tebal


dari pada dinding vena. Dinding arteri dan vena mempunyai tiga
lapisan yaitu lapisan bagian dalam yang terdiri dari endothelium,
lapisan tengah yang terdiri atas otot polos dengan serat elastis dan
lapisan paling luar yang terdiri atas jaringan ikat ditambah dengan
serat elastis. Cabang terkecil dari arteri dan vena disebut kapiler.
Pembuluh kapiler memiliki diameter yang sangat kecil dan hanya
memiliki satu lapisan tunggal endothelium dan sebuah membran
basal.

Perbedaan struktur masing-masing pembuluh darah


berhubungan dengan perbedaan fungsional masing-masing
pembuluh darah tersebut. Pembuluh darah terbagi menjadi :

1. Pembuluh darah arteri

Arteri atau pembuluh darah nadi merupakan pembuluh darah yang


keluar dari jantung yang membawa darah ke seluruh tubuh dan alat
tubuh.pembuluh darah yang paling besar keluar dari ventrikel sinistra,
disebut aorta.arteri mempunyai dinding yang tebal dan kuat tetapi
mempunyai sifat yang sangat elastis, terdiri dari tiga lapisan:
a. Tunika intima (interna): lapisan yang paling dalam, berhubungan
dengan darah, terdiri dari lapisan endothelium dan jaringan fibrosa.
b. Tunika media: lapisan tengah yang terdiri dari jaringan otot polos
sifatnya sangat elastis, mempunyai sedikit jaringan fibrosa, karena
susunan otot tunika ini arteri dapat berkontraksi dan berdilatasi.
c. Tunika eksterna (adventitia): lapisan yang paling luar terdiri dari
jaringan ikat gembur untuk memperkuat dinding arteri, jaringan
fibrotic yang elastis.

Arteri berfungsi memberi nutrisi pada pembuluh tersebut yang


disebut vosa vasorum. Arteri dapat berkontraksi dan berdilatasi
disebabkan pengaruh susunan saraf otonom. Karakteristik arteri :

a. Tempat mengalir darah yang dipompa dari ventrikel.


b. Merupakan pembuluh yang liat dan elastis.
c. Tekanan pembuluh lebih kuat dari pada pembuluh balik.
d. Memiliki sebuah katup (valvula semilunaris) yang berada tepat di
luar jantung
e. Terdiri atas aorta, yaitu pembuluh dari ventrikel kiri menuju ke
seluruh tubuh dan arteriol, yaitu percabangan arteri.
f. Kapiler. Diameter lebih kecil dibandingkan arteri dan vena.
Dindingnya terdiri atas sebuah lapisan tunggal endothelium dan
sebuah membran basal. Dindingnya terdiri atas 3 lapis yaitu
- Lapisan bagian dalam yang terdiri atas endothelium.
- Lapisan tengah terdiri atas otot polos dengan serat elastis.
- Lapisan terluar yang terdiri atas jaringan ikat serat elastis.

2. Pembuluh balik (vena)

Pembuluh darah vena merupakan kebalikan dari pembuluh darah


arteri yang membawa darah dari alat-alat tubuh masuk ke jantung.
Bentuk dan susunannya hampir sama denga arteri. Katup pada vena
terdapat di sepanjang pembuluh darah untuk mencegah darah tidak
kembali lagi ke sela atau jaringan.vena yang terbesar adalah vena
pulmonalis. Vena mempunyai cabang yaitu venolus, selanjutnya
menjadi kapiler. Pembuluh balik (vena) dibedakan atas:

a. Pembuluh balik tubuh bagian atas (vena kava superior).


b. Vena ini membawa darah dari kepala,anggota depan, dan anggota
otot-otot pektoralis menuju jantung.
c. Pembuluh balik tubuh bagian bawah (vena kava inferior):
membawa darah dari bagian bawah tubuh ke jantung.
d. Pembuluh balik yang datang dari paru-paru (pulmo) kanan dan
paru-paru kiriserta membawa darah menuju atrium kiri jantung.

Karakteristik vena :

1. Terletak di dekat permukaan kulit sehingga mudah dikenali.


2. Dinding pembuluh lebih tipis dan tidak elastis.
3. Tekanan pembuluh lebih lemah di bandingkan pembuluh nadi.
4. Terdapat katup yang berbentuk seperti bulan sabit (valvula semi
lunaris) dan menjaga agar darah tak berbalik arah.
5. Terdiri dari :
a. Vena cava superior yang bertugas membawa darah dari bagian atas
tubuh menuju atrium kanan jantung.
b. Vena cava inferior yang bertugas membawa darah dari bagian
bawah tubuh ke atrium kanan jantung.
c. Vena cava pulmonalis yang bertugas membawa darah dari paru-
paru ke atrium kiri jantung.

2.2 Sistem kapiler

Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil sehingga disebut


juga pembuluh rambut. Pada umumnya kapiler-kapiler meliputi sel-sel
jaringan karena secara langsung berhubungan dengan sel. Kapiler terdiri
dari:

1. Kapiler arteri, tempat berakhirnya arteri. Makin kecil arteriol, makin


hilang lapisan dinding dari arteri sehingga pada kapiler arteri lapisan
dinding hany menjadi satu lapisan yaitu lapisan endothelium. Lapisan
yang sangat tipis ini memungkinkan cairan darah/limfe merembes
keluar membentuk cairan jaringan, membawa air, mineral dan zat
makanan melalui pertukaran gas antara pembuluh kapiler dengan
jaringan sel. Kapiler juga menyediakan oksigen dan menyingkirkan
karbondioksida.
2. Kapiler vena, lapisannya hampir sama dengan kapiler arteri. Fungsinya
adalah membawa zat sisa yang tidak terpakai oleh jaringan sel berupa
zat ekskresi dan karbondioksida. Darah dibawa keluar dari tubuh
melalui venolus, vena dan seterusnya keluar tubuh melalui tiga proses
yaitu pernapasan, keringat dan feses.

2.3 Fungsi Kapiler


1. Sebagai penghubung antara pembuluh darah arteri dan vena.
2. Tempat terjadinya pertukaran zat antara darah dan cairan jaringan.
3. Mengambil hasil dari kelenjar.
4. Menyerap zat makanan yang terdapat dalam usus.
5. Menyaring darah yang terdapat di ginjal.

Pintu masuk ke kapiler dilingkari oleh sfingter yang terbetuk dari otot
polos. Bila sfingter ini terbuka, darah memasuki kapiler dan bila sfingter
ini tertutup, darah langsung dari arteriole ke venolus dan tidak melalui
kapiler. Tekanan darah pada kapiler arteri bekurang sampai 30 mmhg,
sesampai di ujung kapiler vena menjadi 10 mmhg. Tekanan kapiler akan
meningkatkan bila arteriole berdilatasi dan sfingter kapiler relaksasi,
sehingga darah banyak masuk ke dalam kapiler.
Jika tekanan arteri naik terlalu tinggi mengakibatkan hilangnya cairan
melalui kapiler ke dalam ruangan interstisial, menyebabkan volume darah
turun. Dengan demikian tekanan arteri kembali normal. Sebaliknya bila
tekanan turun terlalu rendah, cairan diabsorpsi ke dalam darah dan
peningkatan volume cairan akan menaikkan kembali tekanan menjadi
normal.

2.1.2 Aliran Balik Vena

Aliran balik vena atau pembuluh balik vena pada manusia pada
dasarnya fungsinya berkebalikan dengan pembuluh nadi.
Pembuluh vena berfungsi mengalirkan darah dari seluruh tubuh
menuju jantung. Bisa juga disebut pembuluh balik, yaitu pembuluh
darah yang berasal dari tubuh menuju jantung. Pembuluh vena
pada tubuh manusia kebanyakan pembuluh vena terletak pada
permukaan tubuh. Sehingga pembuluh ini terlihat kebiru-biruan
pada permukaan kulit. Pada pembuluh vena memiliki katup yang
berfungsi mengalirkan darah ke satu arah. Dinding vena meliputi
atas 3 jaringan meliputi jaringan :

1. Jaringan ikat pada lapisan paling luar


2. Jaringan otot yang tipis dan kurang elastic
3. Jaringan endothelium yang melapisi permukaan dalam vena

Pembuluh vena mempunyai katup sepanjang pembuluhnya.


Katup ini berfungsi agar darah tetap mengalir menuju jantung. Jika
vena terluka, darah tidak memancar tetapi merembes dari seluruh
tubuh, pembuluh darah balik bermuara menjadi satu pembuluh
darah balik besar, yang disebut vena cava. Pembuluh darah ini
masuk ke jantung melalui serambi kanan. Setelah terjadi
pertukaran gas di paru-paru, darah mengalir ke jantung lagi melalui
vena paru-paru. Pembuluh ini membawa darah yang kaya oksigen.
Jadi, darah dalam semua pembuluh vena banyak mengandung
karbon dioksida kecuali vena pulmonalis. Salah satu penyakit yang
menyerang pembuluh balik adalah varises.

Aliran balik vena (venous return) mengacu kepada volume


darah yang masuk kedalam tiap-tiap atrium per menit dari vena.
Adapun hal yang perlu diingat adalah besarnya laju aliran yang
melalui suatu pembuluh berbanding lurus dengan gradien tekanan
dan berbanding terbalik dengan resistensi pembuluh.tekanan rata-
rata darah saat memasuki sistem vena hanya sekitar 17 mmhg,
tetapi karena tekanan atrium mendekati 0 mmhg, maka masih
terdapat gaya dorong untuk mengalirkan darah melalui sistem
vena. Apabila terdapat keadaan patologis yang mengakibatkan
tekanan atrium meningkat,maka gradien tekanan dari vena-ke-
atrium akan menurun, dan mengakibatkan aliran balik vena
menurun dan terdapatnya bendungan darah di sistem vena.
Terdapat lima faktor yang mempengaruhi aliran balik vena :

a. Efek aktivitas simpatis pada aliran balik vena

Otot polos vena banyak disarafi serat saraf simpatis.


Stimulasi saraf simpatis akan menimbulkan vasokontriksi vena
dan meningkatkan tekanan vena dan kemudian akan
meningkatkan gradien tekanan yang akan mendorong lebih
banyak darah dari vena keatrium.selain itu vasokontriksi dari
vena akan meningkatkan aliran balik vena denganmengurangi
kapasitas vena.

b. Efek aktivitas otot rangka pada aliran balik vena

Vena besar yang terdapat pada ekstremitas terletak di antara


otot-otot rangka. Otot rangka yang berkontraksi akan menekan
vena. Penekanan vena eksternal ini akan menurunkan kapasitas
vena dan meningkatkan tekanan vena, sehingga cairan vena
akan terperas ke dalam jantung. Efek pemompaan ini yang
dikenal dengan pompa otot rangka.

c. Efek katup vena pada aliran balik vena

Pada vena-vena besar terdapat katup-katup satu arah yang


terdapat dalam jarak 2 sampai 4 cm. Katup-katup ini
memungkinkan darah bergerak ke depan ke arah jantung dan
mencegah darah kembali ke jaringan. Katup vena ini juga
melawan efek gravitasi dengan membantu mengecilkan aliran
balik darah.

d. Efek aktivitas pernapasan pada aliran balik vena

Akibat aktivitas pernapasan, tekanan di dalam rongga dada


akan menjadi rata-rata 5 mmhg dibawah tekanan atmosfer.
Aliran darah balik vena dari ekstremitas akan terpajang
perubahan ini. Perbedaan tekanan ini akan memeras darah dari
vena-vena bagian bawah menuju ke vena dada dan
meningkatkan aliran balik vena. Hal ini dikenal dengan sebagai
pompa respirasi.

e. Efek penghisapan jantung pada aliran balik vena

Selama kontraksi ventrikel, katup av tertarik ke bawah


mengakibatkan atrium semakin mengembang dan menurunkan
tekanannya sehingga gradien tekanan vena ke atrium akan
meningkat dan aliran balik vena juga meningkat.

3.1 Fisiologi jantung


3.1.1 Sistem konduksi jantung

Otot jantung dapat menghantarkan impuls listrik secara


automatis dan berirama. Kemampuan serabut otot jantung
menghantarkan impuls listrik disebut konduksi. Adanya impuls
listrik memungkinkan otot jantung mengalami depolarisasi
sehingga jantung dapat berkontraksi, keadaan ini disebut
eksitabilitas. Depolarisasi terjadi akibat adanya perbedaan
konsentrasi muatan ion pada intrasel dan ekstrasel dalam sel otot
jantung sehingga terjadi pergerakan ion menyebrang ke membran
semipermiable membran sel. Adanya sistem konduksi ini
memungkinkan jantung dapat berkontraksi antara atrium dan
ventrikel secara sinkron.

Pada keadaan istirahat muatan dalam sel lebih negatif dari pada
di luar sel. Adanya perbedaan muatan ion sodium dan potasium,
dimana muatan ion sodium lebih besar diluar sel dibandingkan
didalam sel dan konsentrasi ion potasium lebih besar didalam sel
mengakibatkan terjadi membran potensial. Ketika otot jantung di
stimulasi sampai mencapai ambang batas terjadi pergerakan ion
ekstrasel dan intrasel maka terjadilah depolarisasi. Ion-ion lain
yang berperan dalam proses kontraksi otot jantung adalah kalsium,
klorida dan magnesium. Selama depolarisasi membran sel otot
permeabel terhadap peningkatan ion kalsium, sehingga konsentrasi
ion kalsium dalam sel meningkat. Peningkatan ion kalsium ini
mengakibatkan pergeseran tropomiosin pada ikatan aktin sehingga
terbuka celah hubungan antara aktin dan miosin yang merupakan
awal terjadinya kontraksi. Sistem konduksi jantung terdiri dari
sinoatrial node (sa node), atrioventrikular node (av node), bundel
his dan serat purkinje.

1. Sinoatrial node (sa node), terletak diantara vena cava superior


dengan atrium kanan. Sa node merupakan pacemaker dimana
impuls listrik jantung pertama kali ditimbulkan. Impuls listrik
yang ditimbulkan kira-kira 60-100 kali per menit. Pada sa node
pengontrolan impuls dipengaruhi oleh saraf simpatis dan saraf
parasimpatis. Selanjutnya impuls listrik dari sa node akan
dihantarkan ke av node.
2. Atrioventrikular node (av node), terletak antara bagian bawah
atrium kanan dan ventrikel atau dekat septum atrium. Av node
menerima impuls listrik dari sa node untuk selanjutnya
diteruskan ke berkas his.
3. Bundle his bercabang menjadi cabang bundle his kanan dan
cabang bundle his kiri, kemudian pada cabang bundel his kiri
bercabang menjadi bagian anterior dan posterior. Baik cabang
bundel his kanan atau kiri berakhir pada serabut purkinje. Serat
purkinje merupakan serat otot jantung dengan jaringan yang
menyebar pada otot endokardium bagian ventrikel. Serabut ini
mampu menghantarkan impuls listrik dengan cepat,
kecepatannya lima kali lipat dari kecepatan hantaran serabut
otot jantung. Adanya aliran impuls yang cepat ini
memungkinkan kontraksi dari atrium dan ventrikel dapat
berlangsung secara terkoordinasi.

3.2 Siklus jantung

Siklus jantung terdiri dari periode sistol (kontraksi dan pengosongan


isi) dan diastole (relaksasi dan pengisian jantung). Atrium dan ventrikel
mengalami siklus sistol dan diastole yang terpisah. Kontraksi terjadi akibat
penyebaran eksitasi ke seluruh jantung, sedangkan relaksasi timbul satelah
repolarisasi otot jantung.

Selama diastole ventrikel dini, atrium juga masih berada dalam


keadaan distol. Karena aliran darah masuk secara kontinu dari system vena
ke dalam atrium, tekanan atrium sedikit melebihi tekanan ventrikel
walaupun kedua ventrikel tersebut melemas. Karena perbedaan tekanan
ini, katup av terbuka, dan darah mengalir mengalir langsung dari atrium ke
dalam ventrikel selama diastole ventrikel. Akibatnya, volume ventrikel
perlaha-lahan meningkat bahkan sebelum atrium berkontraksi. Pada akhir
diastol ventrikel, nodus sa mencapai ambang dan membentuk potensial
aksi. Impuls menyebar keseluruh atrium. Depolarisasi atrium
menimbulkan kontraksi atrium, yang memeras lebih banyak darah ke
dalam ventrikel, sehingga terjadi peningkatan kurva tekanan atrium.
Peningkatan tekanan ventrikel yang menyertai berlangsung bersamaan
dengan peningkatan tekanan atrium disebabkan oleh penambahan volume
darah ke ventrikel oleh kontraksi atrium. Selama kontraksi atrium, tekanan
atrium tetap sedikit lebih tinggi daripada tekanan ventrikel, sehingga katup
av tetap terbuka.

Diastol ventrikel berakhir pada awal kontraksi ventrikel. Pada saat ini,
kontraksi atrium dan pengisian ventrikel telah selesai. Volume darah di
ventrikel pada akhir diastol dikenal sebagai volume diastolik akhir (end
diastolic volume, edv). Selama siklus ini tidak ada lagi darah yang
ditambahkan ke ventrikel. Dengan demikian, volume diastolik akhir
adalah jumlah darah maksimum yang akan dikandung ventrikel selama
siklus ini.

Jumlah darah yang dipompa keluar dari setiap ventrikel pada setiap
kontraksi dikenal sebagai volume /isi sekuncup (stroke volume,sv); sv
setara dengan volume diastolik  akhir dikurangi volume sistolik akhir,
dengan kata lain perbedaan antara volume darah di ventrikel sebelum
kontraksi dan setelah kontraksi adalah jumlah darah yang disemprotkan
selama kontraksi.

3.3 Curah jantung

Pada keadaan normal (fisiologis) jumlah darah yang dipompakan oleh


ventrikel kiri dan ventrikel kanan sama besarnya. Bila tidak demikian akan
terjadi penimbunan darah ditempat tertentu. Misalnya bila jumlah darah
yang dipompakan ventrikel kanan lebih besar dari ventrikel kiri, maka
jumlah darah tidak dapat diteruskan oleh ventrikel kiri keperedaran darah
sistemik sehingga terjadi penimbunan darah di paru-paru.

Jumlah darah yang dipompakan ventrikel dalam satu menit disebut


curah jantung dan jumlah darah yang dipompakan ventrikel pada setiap
kali sistole disebut volume sekuncup dengan demikian curah jantung = isi
sekuncup x frekuensi denyut jantung permenit.

Umumnya pada tiap sistole ventrikel tidak terjadi pengosongan total


ventrikel, hanya sebagian dari isi ventrikel yang dikeluarkan. Misalnya isi
ventrikel pada akhir sistole 120 cc, isi sekuncup = 80 cc, maka pada akhir
sistole masih tersisa 40 cc darah dalam ventrikel. Jumlah darah yang
tertinggal ini dinamakan volume residu. Besar curah jantung seseorang
tidak selalu sama , bergantung pada keaktifan tubuhnya. Curah jantung
orang dewasa pada keadaan istirahat lebih kurang 5 liter dapat turun naik
pada berbagai keadaan (meningkat pada waktu kerja berat, stress,
peningkatan suhu lingkungan, dan keadaan hamil, sedangkan curah
jantung menurun pada waktu tidur.

Curah jantung adalah volume darah yang dikeluarkan oleh kedua


vertikel permenit. Curah jantung terkadang disebut volume jantung per
menit . Volumenya kurang dari 5 l per menit pada laki-laki berukuran
rata- rata dan kurangnya 20% pada perempuan .

1. Perhitungan curah jantung adalah sebagai berikut:

Curah jantung = frekuensi jantung X isi sekuncup


= frekuensi jantung X isi sekuncup
Isi sekuncup tergantung dari tiga variabel : beban awal, kontraktilitas,
dan beban akhir.

a. Beban awal : otot jantung diregangkan sebelum vertikel sinistra


berkontraksi, berhubungan dengan panjang otot jantung.
Peningkatan beban awal menyebabkan kontraksi ventrikel lebih
kuat dan meningkatkan volume curah jantung. Peningkatan beban
awal akibat dari peningkatannya volume darah yang kembali ke
ventrikel. Semakin direnggangkan serabut otot jantung, semakin
besar kontraksinya sampai batas tertentu.
b. Kontraktilitas (kemampuan) : bila saraf simpatis yang menuju ke
jantung dirangsang maka ketegangan keseluruhan akan bergeser ke
atas, atau ke kiri atau meningkatkan kontraktilitas. Bila sebagian
dari miokard ventrikel tidak berfungsi maka kerja ventrikel akan
berkurang, menyebabkan depresi (menurunnya) kontraktilitas
setiap miokard.
c. Beban akhir : resisten (ketahanan) yang harus di atasi waktu darah
di keluarkan dari ventrikel, suatu beban ventrikel kiri untuk
membuka katub semilunaris aorta dan mendorong darah selama
kontraksi. Peningkatan drastis beban akhir akan meningkatkan
kerja ventrikel dan meningkatkan oksigen serta mengkibatkan
kegagalan ventrikel.
d. Frekuensi jantung : dengan meningkatnya frekuensi jantung akan
memperberat pekerjaan jantung.
2. Faktor- faktor yang mempengaruhi curah jantung
a. Aktivitas berat memperbesar curah jantung sampai 25 liter/ per
menit
b. Aliran balik vena ke jantung

Jantung mampu menyesuaikan output dengan inputnya berdasarkan


alasan :

a. Peningkatan aliran balik vena akan meningkatkan volume akhir


diastolik
b. Peningkatan volume diastolik akhir, akan mengembangkan serabut
miokardial ventrikel
c. Semakin banyak serabut otot jantung yang mengembangkan pada
permulaan kontraksi( dalam batasan fisiologis), semakin banyak isi
ventrikel, sehingga daya kontraksi semakin besar. Hal ini
disebabkan hukum frank starling tetang jantung.
3. Faktor yang mendukung aliran vena dan memperbesar curah jantung
meliputi:
a. Pompa otot rangka. Vena muskular memiliki katup- katup , yang
memungkinkan darah hanya mengalir menuju jantung dan
mencegah alirah balik. Kontraksi otot- otot tungkai mambantu
mendorong darah ke arah jantung melawan gaya grafitasi.
b. Pernafasan. Selama inspirasi, peningkatan tekanan negatif dalam
rongga toraks menghisap udara dalam paru- paru dan darah vena
atrium.
c. Reservoar vena. Dibawah stimulasi saraf simpati simpati, darah
yang tersimpan dalam limpa, hati dan pembuluh darah, kembali ke
jantung saat curah jantung turun.
d. Gaya gravitasi area diatas jantung membantu aliran balik vena.
4. Faktor-faktor yang mengurangi aliran balik vena dan mempengaruhi
curah jantung:
a. Perubahan posisi tubuh dari posisi terlentang menjadi tegak,
memindahkan darah dari sirkulasi pilmonar ke vena- vena tungkai.
Peningkatan refleks pada ferkuensi jantung dan tekanan darah
dapat mengatasi pengurangan aliran balik vena.
b. Tekanan rendah abnormal pada vena (misalnya akibat hemoragi
dan volume darah rendah) mengakibatkan pengurangan aliran balik
vena dan curah jantung.
c. Tekanan darah tinggi. Peningkatan tekanan darah aorta dan
pulmonar memaksa vertikel bekerja lebih keras untuk
mengeluarkan darah melawan tahanan. Semakin besar tahanan
yang harus dihadapi vebtrikel yang berkontraksi, semakin sedikit
curah jantungnya.
5. Pengaruh tambahan pada curah jantung, meliputi:
a. Hormon medular adrenalin. Epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin
meningkatkan frekuensi jantung dan daya kontraksi sehingga
jantung meningkat
b. Ion. Kosentrasi kalium, natrium, dan kalsium dalam darah cairan
intersial mepengaruhi frekuensi dan curah jantung
c. Usia dan ukura tubuh seseorang dapat mepengaruhi jantung
d. Penyakit kardioveskuler.

Pada keadaan normal (fisiologis) jumlah darah yang dipompakan


oleh vertikel kiri dan vertikel kanan sama besarnya. Bila tidak
demikian akan terjadi penimbunan darah ditempat tertentu , misalnya
bila jumlah darah yang dipompakan ventrikel dekstra lebih besar dari
ventrikel sinistra. Jumlah darah tidak dapat diteruskan oleh ventrikel
kiri ke peredaran darah sistematik sehingga terjadi penimbunan darah
di paru.
Curah jantung merupakan faktor utama dalam sirkulasi yang
mempunyai peranan penting dalam transportasi darah yang
mengandung berbagai nutrisi. Jumlah darah yang dipompakan oleh
ventrikel bergantung pada kebutuhan jaringan perifer terhadap
oksigen, nutrisi dan ukuran tubuh sehingga diperlukan suatu indikator
fungsi jantung lebih akurat.

Jantung mendapat persarafan dari cabang simpatis dan


parasimpatis dari susunan saraf otonom. Sistem saraf simpatis
menggiatkan kerja jantung sedangkan sistem saraf parasimpatis
mengahambat kerja jantung. Perangsang simpatis jantung mempunyai
efek mempercepat denyut jantung sehingga menyebabkan takikardia
dan daya kontraksi jantung menjadi lebih kuat terutama kontraksi
miokardium ventrikel.
DAFTAR PUSTAKA

1. Karson. 2011. Buku Ajar Anatomi Fisiologi Kardiovasuler. Yogyakarta: Nuha


Medika.
2. Richard Snell. 2011. Anatomi Klinis berdasarkan Sistem. Jakarta: EGC
3. Aaronson & Ward. 2010. At Glance Sistem Kardiovaskuler. Jakarta: Erlangga.
4. Guyton dan Hall. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGC
5. Masud Ibnu. 1996. Dasar-dasar fisiologi Kardiovaskular. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai