130-141
Pusat Studi Lingkungan Ilidup
Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta, Indonesia
Yanisworo Wijayaratih
Jurusan 11mu Tanah, Fakultas Pertanian UPN "Veteran", Yogyakarta
Abstrak
Naftalen merupakan salah satu senyawa hidrokarbon aromatis polisiklik (HAP) yang banyak
dijumpai dalam minyak bumi, batu bara dan hasil alam lainnya. Meskipun bukan senyawa
xenobiotik, naftalen dapat menjadi persoalan yang serius karena penggunaannya yang luas dan
penanganan yang tidak hati-hati. Naftalen diketahui bersifat mutagenik. Penelitian ini dilakukan
untuk mendapatkan isolat bakteri yang dapat merombak naftalen dan mempelajari kemampuannya
merombak naftalen kadar tinggi dalam medium mineral (MM) cair. Tanah yang tercemari minyak
bumi dan sumber isolat diperoleh dari unit pengolah minyak Pertamina, Cilacap. Isolat diperoleh
melalui kultur diperkaya menggunakan naftalen. Jumlah naftalen yang ditambtmkan ke dalam MM
cair sebesar 907, 1362 dan 1813 ppm. Inkubasi dilakukan selama 28 hari dalam keadaan gelap.
Parameter yang diamati meliputi: jumlah sel hidup dengan metode drop plate dan kadar naftalen
sisa dengan menggunakan GC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolat bakteri yang dipilih,
teridentifikasi sebagai Pseudomonas NY-I. Dalam MM cair, naftalen pada semua konsentrasi
terombak pada kecepatan yang nurip. Jumlah naftalen yang terombak adalah 777,3 ppm 728,6
ppm dan 837,2 ppm, dari konsentrasi awal berturut-turut sebesar 907, 1362, dan 1813 ppm.
Abstract
130
1. PENDAHULUAN
Perombakan Senyawa Hidrokarbon
131
Yanisworo Wijayaratih
mengandung nitrogen (N) dan fosfor (P), Heitkamp dan Cerniglia (1988),
maka N dan P tersebut harus ditambahkan. berhasil mengisolasi bakteri yang dapat
Langkah awal perombakan merombak naftalen, fenantren,
hidrokarbon melibatkan pengikatan fluoranten, dan piren, berturut-turut
(kontak) substrat pada membran sebesar 60%, 50%, 90%, dan 63%. serta
sitoplasma. Karena HAP merupakan termineralisasi menjadi CO
senyawa hidrofobik, sedangkan Pseudomonas stutzeri P-16 dan P.
mikroorganisme memerlukan lingkungan saccharophila P- 15 yang diisolasi
yang berbentuk cairan untuk tumbuh dan menggunakan media yang diperkaya
beraktivitas secara optimal, maka langkah dengan fenantren dapat menggunakan
selanjutnya adalah pelarutan HAP oleh naftalen, metilnaftalen dan fenantren
surfaktan yang dihasilkan mil«oorgnaisme. sebagai satu-satunya sumber substrat dan
Selanjutnya adalah terjadinya transpor energi, sedangkan fluoren hanya dapat
naftalen ke dalam sel secara enzimatis digunakan secara kometabolisme
(Bossert & Compeau, 1995). (Stringfellow & Aitken, 1995).
Naftalen dirombak oleh sejumlah Sansaverino et al. (1993), dalam
enzim yang dikode oleh gen yang terdapat penelitiannya mendapatkan bahwa ketiga
dalam plasmid, yang dikenal dengan isolat galur Pseudomonas yang diuji
NAH7. Bakteri pada awalnya akan masing-masing membawa plasmid yang
mengoksidasi HAP menghasilkan mempunyai homologi tinggi dengan
dihidrodiol yang selanjutnya diubah NAH7. Seperti halnya plasmid NAH7,
menjadi senyawa hidroksi seperti katekol ketiga plasmid tersebutjuga membawa
dan hidroksi mukonat, serta beberapa gen penyandi pembentukan enzim yang
senyawa karboksilat (Grimm & Harwood, berperan dalam perombakan fenantren
1997; Mueller et al., 1996). Sistem enzim dan antrasen.
perombak naftalen berfungsi sebagai Peneliti lain, yaitu Whyte et al.
mediasi pada perombakan senyawa HAP (1997), menemukan galur Pseudomonas
lainnya, seperti fenantren, antrasen dan yang dapat merombak naftalen, alkana,
fluoren (Ahn et al. 1999). Lebih lanjut dan toluen melalui enzim yang disandi
Fought dan Westlake (1991), oleh gen yang terdapat pada plasmid yang
mengemukakan bahwa galur yang dapat berbeda. Frederickson et al. (1991),
menggunakan beberapa senyawa HAP mendapatkan isolat bakteri yang
mempunyai jenis enzim yang sama membawa dua plasmid (berukuran
yang.bertanggung jawab terhadap oksidasi masingmasing sekitar 100 kb) dapat
senyawa HAP tersebut pada tahap tertentu. menggunakan toluen, naftalen,
Naftalen sebagai kontaminan di alam dibensotiopiren, suksinat, benzoat dan xi
biasanya terdapat dalam bentuk campuran len sebagai sumber C dan energi.
dengan senyawa HAP lainnya. Dalam Perombakan naftalen oleh isolat tersebut
perombakan senyawa berbentuk campuran, diinduksi dengan adanya toluen.
umumnya terjadi interaksi antar-substrat
yang berupa penghambatan atau pemacuan.
Bauer dan Capone (1988), mendapatkan 111. CARA PENELITIAN
bahwa pada endapan lumpur laut,
pemaparan dengan benzen, fenantren dan A. Isolasi Bakteri Perombak Naftalen
antrasen meningkatkan perombakan Tahap awal untuk mendapatkan
naftalen, sedangkan keberadaan naftalen isolat bakteri adalah dengan
hanya meningkatkan perombakan menginokulasikan sumber isolat ke dalam
fenantren. Namun, pada Pseudomonas 25 ml Media Mineral (MM) Cair dalam
stutzeri P-16 dan P. saccharophila P-15, Erlenmeyer 125 ml yang mengandung
naftalen, metilnaftalen dan fluoren 341 ppm naftalen sebagai satusatunya
menghambat secara kompetitif terhadap sumber karbon dan energi. Sumber isolat
perombakan fenantren (Stringfellow & berasal dari unit pengolahan minyak
Aitken, 1995). Pertamina di Cilacap dan tanah yang
132
Perombakan Senyawa Hidrokarbon
tercemar minyak bumi. Dari media yang ditentukan kekeruhannya pada OD 578.
menunjukkan pertumbuhan bakteri Jumlah sel ditentukan berdasarkan kurva
diambil 2,5 ml untuk ditumbuhkan standar antara kekeruhan dan jumlah sel
kembali pada 25 ml media yang • sama. hidup yang sudah dibuat sebelumnya.
Pemindahan ke media yang baru Bakteri lalu diinkubasikan selama 7
dilakukan lagi sampai empat kali. hari pada kondisi gelap, dengan
Adapun komposisi (per l) media mineral penggojogan pada kecepatan 115 rpm,
yang digunakan adalah sebagai berikut pada suhu 280C. Jumlah bakteri ditentukan
(Smith et al., 1997): 2 g 1 g (NH4)2S04, setiap 24 jam berdasarkan jumlah koloni
g yang tumbuh pada permukaan media
K2HP04, 0,2 g KH2P04 64 mg Nutrien Agar (viable count) menggunakan
MnC124H20, 64 mg znC12, 40 mg metode drop plate (Hoben & Somasegaran,
NBM0042H20, 40 mg H3B03, 32 mg 1982). Dalam metode ini media
cuC12 2H20, 32 mg coC12 61-120. dalampetridish dibagi menjadi delapan
Isolasi dilakukan dengan sektor. Pada masing-masing sektor
menumbuhkan beberapa seri pengenceran diteteskan 40 ul kultur dari tiap seri
kultur pada 10 ml MM padat pengenceran, kemudian diinkubasikan
dalampetridish. Seluruh permukaan selama I sampai 2 hari. Sebelum media
media ditambah dengan naftalen sehingga digunakan, didiamkan terlebih dahulu
mencapai kadar 341 ppm. Naftalen paling tidak selama 2 hari pada suhu 28 0C.
diambil dari stok pada kadar 52.000 ppm Kecepatan pertumbuhan spesifik (H)
dalam aseton, dan diratakan pada ditentukan berdasarkan pertumbuhan sel
permukaan media padat dalam petridish pada fase logaritmik, menggunakan
menggunakan drigalski. Isolasi dilakukan persamaan berikut (Pirt, 1975):
dengan metode goresan. Bakteri yang = 2,30(log xt -log xo)/t jam-l ,
tumbuh dengan kenampakan morfologi dengan adalah kecepatan pertumbuhan
koloni yang berbeda dipelihara dalam spesifik, x adalahjumlah sel setelah
MM cair yang mengandung 341 ppm inkubasi selama t jam, x adalah jumlah sel
naftalen. awal, dan t adalah waktu inkubasi.
Isolat bakteri diseleksi berdasarkan
B. Seleksi dan Identifikasi kemampuan tumbuh. Isolat dengan
Seleksi dilakukan berdasarkan kecepatan pertumbuhan spesifik yang
kecepatan pertumbuhan bakteri pada tinggi digunakan untuk penelitian lebih
MM cair yang ditambah naftalen. Bakteri lanjut. Isolat terpilih diidentifikasi
ditumbuhkan dalam 5 ml MM cair yang berdasarkan sifat morfologi dan
mengandung naftalen dalam tabung biokimianya.
reaksi yang ditutup kapas (untuk menjaga
agar suasana tetap aerob). Kadar naftalen C. Pengujian Kemampuan Perombakan
divariasi dari 341 ppm, 682 ppm, 1362 Naftalen dari Isolat Terpilih
ppm, 1813 ppm, sampai dengan 2724 Isolat yang mempunyai kecepatan
ppm. Kadar naftalen ditentukan pertumbuahn spesifik paling tinggi dipilih
berdasarkan kebutuhan unsur karbon untuk diuji kemampuannya dalam
bagi mikroorganisme. Kadar naftalen merombak naftalen. Lima belas ml MM
tersebut setara dengan jumlah karbon cair yang mengandung naftalen sebesar
yang terdapat dalam 0,3% glukose, yaitu 907, 1362 dan 1813 ppm, masing-masing
sebesar 1362 ppm, kemudian divariasi ditempatkan dalam tabung bervolume 75
terhadap kadar yang sudah ditentukan ml. Masing-masing tabung diinokulasi
tersebut. Media diinokulasi dengan dengan isolat bakteri hingga mencapai 106
masing-masing isolat, hingga mencapai sel /ml, kemudian diinkubasikan selama 28
106 sel/ml. Untuk penyiapan inokulum, hari pada suhu 280 C dalam inkubator
bakteri ditumbuhkan pada MM padat dengan penggojogan pada kecepatan 115
yang permukaannya ditambah dengan rpm. Pengambilan sampel dilakukan setiap
naftalen, dibuat suspensi, kemudian hari sampai inkubasi hari ke 10, kemudian
133
Yanisworo Wijayaratih
134
Perombakan Senyawa Hidrokarbon
135
Yanisworo Wijayaratih
2006
1756
1500
500
250
136
Perombakan Senyawa Hidrokarbon
naftalen dengan kadar awal sebesar 1813 Pada media dengan kadar naftalen
ppm. Perombakan naftalen pada kadar awal awal 1813 ppm, setelah inkubasi 8 hari,
yang berbeda oleh Isolat NY-I ııwskipun masih terdapat naftalen, tetapi
menunjukkan pola yang mirip. Kemiripan naftalen tidak dirombak lebih lanjut. Ada
pola perombakan ini bahwa isolat kemungkinan bahwa hal ini terjadi karena
Pseudomonas NY-1 hanya dapat selama metabolisme naftalen dihasilkan
menggunakan naftalen dalam bentuk senyawa yang menghambat perombakan
terlarut. Jumlah naftalen terlarut pada naftalen. Dalam lintasan metabolisme
ketiga media relatif sama, sedangkan naftalen salah satu hasil antaranya adalah
naftalen yang ditambahkan pada masing- senyawa fenolik berupa dihidroksi naftalen
masing kultur jauh di atas nilai dan katekol (Grim dan Hawood, 1997;
kelarutannya dalam air, yaitu sebesar 30,6 Sütherıand el al., 1995). Pada umumnya,
ppm. Thomas et al. (1986), dalam peneliti senyawa fenolik bersifat reaktif sehingga
annya mendapatkan bahwa penambahan justru bersifat menghambat metabolisme
substrat padat pada kultur jenuh tidak akan sel Kemungkinan I ai n adalah pada kadar
mempengaruhi kecepatan perombakan naftalen yang tinggi komposisi nutrisi
yang berarti. Meskipun demikian, selama (perbandingan C:N:P) media nıenjadi tidak
inkubasi berlangsung, kenaikan kelarutan seimbang. Senyawa hidrokarbon sangat
naftalen dapat terjadi sebagai akibat dari kaya akan C, tetapi tidak mengandung
penggojogan atau surfaktan yang makro lain seperti N dan P yang
dihasilkan oleh bakteri. Bakteri yang dibutuhkan mikroorganisme
ditumbuhkan pada substrat hidrofobik
biasanya akan menghasilkan surfaktan. 2. Pertumbuhan sel isolat Pseudomonas
Pseud.omonas diketahui dapat NY-ı dalam MM cair
menghasilkan surfaktan dari kelompok
rhamnolipid (Willumsen & Karlson, 1977).
Smith el al. (1997), dalam
penelitiannya nwnggunakan empat isolat
bakteri mendapatkan bahwa keempat
isolat pada medium mineral cair yang
mengandung 500 ppm naftalen yang
ditambah dengan ekstrak khamir dan
pepton serta jumlah inokulum yang
tinggi (108 sel/ml), tumbuh secara
sigmoid, dan naftalen terombak
seluruhnya dalam waktu 0,7 hari. Peneliti
lain (Bauer & Capone, 1988)
mendapatkan isolat bakteri yang dapat
memineralişasi sekitar 40% dari 100 ppm
naftalen dalam waktu 7 hari, sedangkan
Frederickson el al. (1991), menunjukkan
bahwa isolat bakteri yang digunakannya
dapat merombak sebanyak 30% dari
2000 ppm naftalen, selama 7 hari. Hasil
penelitian Smith el al. tersebut berbeda
dengan hasil yang diperoleh dalam
penelitian ini. Perbedaan ini dapat terjadi
karena dalam penelitian mereka jumlah
naftalen yang ditambahkan lebih sedikit,
jumlah inokulum yang digunakan lebih
banyak serta jenis medium lebih
kompleks dari pada yang digunakan
dalam penelitian ini.
137
Yanisworo Wijayaratih
-c
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28
L'aktu inkubasi (hari)
138
Gambar 3. Pertumbuhan sel isolat Pseudomonas NY-I dalam MM cair dengan kadar
naftalen awal sebesar 907 ppm ( ), 1362 ppm ( ), dan 1813 ppm ( - )
Perombakan Senyawa Hidrokarbon
139
Yanisworo Wijayaratih
140
Perombakan Senyawa Hidrokarbon
141