Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH FISIOLOGI

SISTEM KARDIOVASKULAR

Dosen : Elwitr Silvia, S.ST, M.Keb

DISUSUN OLEH :

1. AMELIA ANGGRAINI
2. BUNGA RAHMANORA
3. MEILI WERTINAR
4. SAFNA HARDIANTI
5. SARAH MARCHERINA

YAYASAN PENDIDIKAN SUMATERA BARAT


UNIVERSITAS SUMATERA BARAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN PRODI S1 KEBIDANAN
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah ,puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-nya kepada kami sehingga kami bisa
menyelesaikan tugas membuat makalah yang berjudul “SISTEM
KARDIOVASKULAR” tepat pada waktunya.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun selalu kami harapankan demi
kesempurnaan pembahasan ilmu yang terdapat dalam makalah ini.

Akhir kata kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa Meridho segala usaha kita. Aamin

Lubuk Alung, 03 Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan

BAB 2 PEMBAHASAN

1. Fisiologi Otot Jantung


2. Fisiologi Pembulu Darah
3. Siklus Jantung
4.
BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulsi darah yang terdiri dari


jantung, komponen darah dan pembuluh darah yang berfungsi memberikan dan
mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan tubuh yang di perlukan
dalam proses metabolisme tubuh. Sistem kardivaskuler memerlukan banyak
mekanisme yang bervariasi agar fungsi regulasinya dapat merespons aktivitas
tubuh, salah satunya adalah meningkatkan aktivitas suplai darah agar aktivitas
jaringan dapat terpenuhi. Pada keadaan berat, aliran darah tersebut, lebih banyak
di arahkan pada organ-organ vital seperti jantung dan otak yang berfungsi
memlihara dan mempertahankan sistem sirkulasi itu sendiri.

2. Rumusahan Masalah
a. Mengidentifikasi fisiologi otot jantung
b. Mengidenifikasi fisiologi pembulu darah
c. Mengidenifikasi siklus jantung
d. Mengidenifikasi sistem konduksi
e. Bagaimana cara jantung bekerja
f. Mengidenifikasi curah jantung
g. Elektrofiologi jantung dan EKG
h. Klasifikasi pembulu darah
i. Mengidenifikasi tekanan darah dan denyut nadi

3. Tujuan Malakah
Tujuan dari makalah SISTEM KARDIOVASKULAR ini adalah agar kita
bisa lebih mudah memahami dan mempelajari apa itu sistem kardiovaskular. Kita
juga dapat memahami komponen dari sistem kardiovaskular itu sendiri.
BAB 2 PEMBAHASAN

1. FISIOLOGI OTOT JANTUNG


Otot jantung adalah penyusun dinding jantung dan berfungsi sebagai pompa
darah yang menuju ke jantung dan sebaliknya. Hal ini mengakibatkan adanya
sirkulasi darah di dalam tubuh manusia. Memahami cara kerja otot jantung bisa
menjadi pintu untuk mengerti bahwa menjaga kesehatan jantung sangatlah
penting. Bila otot itu bermasalah, sistem seluruh tubuh pun ikut terganggu.
Di dalam jantung dapat ditemukan syaraf khusus yang memiliki peran untuk
mengatur keseragaman irama detak jantung agar dapat memompa jantung.
Sehingga menjaga sirkulasi darah agar dapat berjalan dengan baik.
Jantung sendiri adalah salah satu organ vital yang ada di dalam tubuh kita,
dan untuk melakukan pekerjaannya, jantung dibantu oleh otot yang disebut otot
jantung (miokardium).
Otot jantung juga disebut dengan Myocardium yang terdiri dari kata myo
yang artinya otot dan cardium yang artinya jantung. Otot jantung ini akan
membuat jantung berpacu dengan cepat dan lambat (berdetak) tergantung kondisi
tubuh, keadaan tersebut di pengaruhi oleh sel pacu jantung.
Sel pacu jantung sendiri biasanya disebut cardiomyocyte atau sel otot
myocardiocyteal. Di dalam sel pacu jantung ini biasanya berisikan satu, dua, tiga
atau bahkan empat inti sel. Meskipun sebenarnya jarang juga otot jantung yang
memiliki tiga atau empat inti sel.

a. Fungsi Otot Jantung


 Berfungsi dan berperan penting untuk membantu jantung dalam
memompa darah ke seluruh tubuh.
 Sel otot jantung membantu kontraksi sel lainnya.
 Meremas darah agar darah keluar dari jantung (kontrakai).
 Mengeluarkan dan membersihkan zat hasil metabolisme jantung
(Karbondioksida).
b. Sifat Otot Jantung
Otot jantung memiliki banyak kesamaan sifat dari masing-masing sel. Sifat-
sifat otot jantung, yuk simak hal yang berikut ini:
 Otot jantung memiliki banyak inti sel yang berada di bagian tengah,
hal ini sama dengan halnya otot lurik.
 Otot jantung memiliki daerah yang terang dan gelap.
 Bergerak secara tidak sadar dan tidak terkontrol (Involunteer) seperti
halnya otot polos.
 Memiliki serabut bercabang.
 Mempunyai diskus pembatas antar sarkomer (interkalaris).

c. Bentuk Jantung
Otot jantung berbentuk silinder atau bulat memanjang bercabang dan
menyatu, memiliki serabut jantung sepanjang 50 µm sampai 100 µm(satuan
mikrometer), dengan diameter 14 µm. Jumlah serabut otot jantung kurang
lebih 1500 fillamen, serabut otot jantung berupa sarkolema(kulit luar urat
yang sangat tipis seperti pembuluh darah dan terdiri dari myofibril–
myofibril (struktur silindris sepanjang sel otot) yang berdampingan.
d. Jenis-jenis Penyakit pada Otot Jantung
Terdapat empat tipe kardiomiopati, yang perlu ketahui, sbb :
 Kardiomiopati Dilatasi
Merupakan jenis gangguan pada otot jantung yang paling sering
terjadi, dikarenakan otot jantung mengalami pembesaran atau
peregangan. Hal ini membuat serat otot menjadi lebih tipis sehingga
tidak dapat berkontraksi dengan baik.Keadaan ini dapat terjadi karena
faktor genetik hingga penyakit jantung, gangguan katup jantung,
serangan jantung, darah tinggi hingga kadar kolesterol yang tinggi.

 Kardiomiopati Hipertropik
Kardiomiopati hipertropik muncul karena adanya penebalan di otot
jantung yang terjadi secara abnormal. Terutama pada bagian ventrikel
atau bilik kiri jantung, sehingga jantung tidak dapat memompa darah
dengan normal.Keadaan ini biasanya terjadi karena faktor keturunan
atau penyakit lain seperti diabetes, hipertensi hingga gangguan tiroid.

 Kardiomiopati Restriktif
Kardiomiopati jenis ini terbilang jarang terjadi dan lebih sering
dialami oleh lansia, biasanya timbul karena kurangnya elastisitas otot
jantung. Membuat jantung tak bisa mengembang dengan
baik.Sehingga aliran darah ke jantung menjadi berkurang atau bahkan
berhenti ama sekali. Dan penyebab dari kondisi ini pun belum banyak
diketahui namun beberapa penelitian menunjukkan. Kondisi ini hadir
juga karena adanya kondisi tertentu atau penyakit tertentu.

 Aritmogenik Displasia Ventrikel Kanan


Gangguan ini terjadi karena adanya pergantian otot bilik kanan
dengan jaringan parut. Pergantian ini mengakibatkan dinding ruang
jantung menjadi renggang dan tipis dan membuat irama jantung
menjadi tak beraturan. Sehingga aliran darah ke tubuh menjadi
terganggu.
2. FISIOLOGI PEMBULU DARAH
Pembuluh darah bertugas mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh.
Pembuluh darah ini memiliki cabang-cabang untuk menyalurkan oksigen, nutrisi,
dan hormon yang dibutuhkan oleh berbagai organ dalam tubuh. Pembuluh darah
arteri adalah bagian tubuh yang berotot dan berbentuk menyerupai tabung kecil
bersifat elastis. Tugas utama arteri adalah untuk mengalirkan darah yang kaya
oksigen dari jantung ke seluruh bagian tubuh.
Pembuluh darah arteri terdiri dari beberapa jenis yang terletak di berbagai bagian
tubuh manusia, antara lain:
 Aorta: Pembuluh darah arteri terbesar yang berada di bagian atas
organ jantung.
 Carotid artery: Arteri yang berada di bagian dalam leher dan berfungsi
membawa darah ke otak, wajah, dan kepala.
 Bronchial artery: Arteri yang menyuplai darah ke paru-paru.
 Pericardial artery: Arteri di dalam torso yang berfungsi membawa
darah menuju perikardium jantung.
 Celiac trunk: Arteri yang mendistribusikan darah ke hati, limpa, dan
perut.
 Inferior phrenic artery: Berfungsi membawa darah menuju diafragma.
 Renal artery: Bertugas membawa darah menuju ginjal.
 Lumbar artery: Arteri yang mendistribusikan darah ke tulang belakang
dan sumsum tulang belakang.
 Brachial artery: Arteri yang bertugas mengalirkan darah menuju
bagian atas lengan.
 Radial and ulnar artery: Terletak di sepanjang lengan yang bertugas
membawa darah menuju tangan dan pergelangan tangan.
 Femoral artery: Berfungsi membawa darah menuju paha.
 Popliteal artery: Bertugas membawa darah ke area di bawah lutut.
 Tibial artery: Arteri yang mendistribusikan darah ke kaki dan
pergelangan kaki.
a. Perbedaan arteri dan vena

ARTERI VENA
Pembuluh darah yang bertugas Membawa darah kembali ke
mendistribusikan darah yang jantung.
mengandung oksigen dari
jantung ke seluruh tubuh

Dinding pembulu cenderung Dinding pembulu vena tipis


lebih tebal dan elastis dan tidak elastis.

b. Beberapa penyakit pada pembulu darah (arteri)


1. Jantung coroner
Kondisi medis yang terjaadi karena adanya penumpukan plak didalam
pembulu darah arteri jantung (arteri jantung). Gejala umum dari
penyakit ini adalah :
 Nyeri dada (seperti tertimpa benda berat)
 Sesak nafas
 Jantung berdebar (palpitas)
 Keringat dingin
 Mual dan muntah
2. Aterosklerosis
pengerasan atau penyempitan pembuluh darah arteri karena
penumpukan plak yang terdiri dari lemak, kolesterol, dan kalsium.
Kondisi ini perlu diwaspadai karena dapat mengganggu aliran darah
ke seluruh tubuh.
3. Aneurisma Aorta
Kondisi medis yang ditandai dengan penggelembungan dinding
pembuluh darah aorta. Kondisi ini dapat dipicu oleh aterosklerosis,
vaskulitis, cedera pada aorta, hingga hipertensi yang tidak terkendali.
3. SIKLUS JANTUNG
Siklus jantung adalah kinerja jantung manusia dari awal satu detak jantung
hingga awal detak jantung berikutnya. Ini terdiri dari dua periode:
a. Periode ketika otot jantung berelaksasi dan mengisi ulang dengan darah,
yang disebut diastol ,
b. Periode kontraksi yang kuat dan pemompaan darah, yang
disebut sistol.. Setelah mengosongkan, jantung berelaksasi dan
mengembang untuk menerima aliran darah lagi dari paru-paru dan sistem
tubuh lainnya, sebelum kembali berkontraksi untuk memompa darah ke
paru-paru dan sistem tersebut.

4. SISTEM KONDUKSI JANTUNG


Sistem konduksi jantung adalah bagian jantung yang berfungsi
menghasilkan impuls atau sinyal listrik dan bertanggung jawab atas detak jantung
untuk menjaga aliran darah ke seluruh tubuh.
Jantung merupakan organ tubuh yang berdetak setiap detik untuk
memompakan darah ke seluruh tubuh. Dalam menjalankan fungsinya, jantung
dibantu oleh beberapa bagian seperti sel-sel, nodus, dan sinyal yang tergabung
membentuk suatu sistem yang disebut sistem konduksi jantung.
Tujuan sistem konduksi jantung adalah untuk menghasilkan impuls listrik guna
menjaga jantung agar tetap berdetak. Sistem kelistrikan jantung ini juga dapat
mengirimkan sinyal ke otot jantung untuk berkontraksi ataupun relaksasi. Hal
inilah yang membuat jantung dapat bekerja untuk menjaga aliran darah ke seluruh
tubuh terdistribusi dengan baik.
Sistem konduksi jantung ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu :
 Sinoatrial node
Sinoatrial node atau nodus SA merupakan bagian dari sistem konduksi
jantung yang terletak di bagian atas serambi atau atrium kanan dan
bertugas untuk mengirimkan impuls listrik untuk membuat jantung
berdetak. Nodus SA sering dikenal sebagai pacemaker jantung alami
dalam tubuh manusia. Sel ini dikontrol oleh sistem saraf otonom
dengan mengatur kecepatannya dalam mengirimkan impuls listrik ke
jantung. Adapun cara kerja sistem saraf otonom untuk mengatur
kerja sinoatrial node dalam sistem konduksi jantung adalah sebagai
berikut:
o Sistem saraf simpatis: Membuat sinoatrial node bekerja lebih
cepat sehingga turut meningkatkan detak jantung.
o Sistem saraf parasimpatis: Membuat sinoatrial node bekerja
lebih lambat yang dapat menurunkan detak jantung.

 Atrioventricular node
Atrioventricular node atau nodus AV adalah sel khusus yang terletak di
septum interatrial dekat dengan katup trikuspid. Nodus ini berfungsi
untuk memperlambat impuls listrik yang berasal dari nodus SA sebelum
masuk ke dalam ventrikel jantung untuk memastikan tidak ada lagi
darah yang tersisa di atrium sebelum kontraksi berhenti.
 Atrioventricular bundle
Atrioventricular bundle atau bundle of his adalah cabang dari sel-sel
saraf yang berada di sepanjang dinding ventrikel jantung. Bagian ini
bertugas menerima sinyal listrik dari nodus AV dan membawanya
ke Purkinje fibers. Atrioventricular bundle terdiri dari dua cabang yang
berbeda, yaitu:

o Left bundle branch untuk mengirimkan sinyal listrik ke Purkinje


fibers yang menuju ventrikel kiri.
o Right bundle branch untuk mengirimkan sinyal listrik
ke Purkinje fibers yang menuju ventrikel kanan.

 Purkinje fibers
Purkinje fibers merupakan bagian ujung cabang sel saraf yang bertugas
mengirimkan sinyal listrik ke ventrikel jantung agar dapat berkontraksi.
Dengan begitu, darah dari jantung dapat mengalir melalui arteri
pulmonalis dan ke dalam aorta.

5. PENGATURAN JANTUNG SEBAGAI POMPA

6. CURAH JANTUNG
Curah jantung atau juga dikenal dengan cardiac output adalah istilah medis
untuk mengukur jumlah atau volume darah yang dipompa oleh jantung dalam satu
menit. Curah jantung ini dapat digunakan untuk membantu menegakkan
diagnosis penyakit jantung ataupun mengetahui efektivitas pengobatan.
Pengukuran cardiac output dapat dilakukan dengan mengalikan detak
jantung per menit (heart rate) dan jumlah darah yang dipompa jantung setiap
detakan (stroke volume). Adapun dua metode pemeriksaan yang umum digunakan
untuk menilai cardiac output adalah ekokardiografi dan pemasangan selang dari
pembuluh darah di leher yang diarahkan menuju jantung.
Batas normal Cardiac output pada dasarnya setiap individu memiliki
volume cardiac output yang berbeda-beda tergantung dengan usia, aktivitas, dan
kondisi kesehatannya. Namun, umumnya, batas normal volume cardiac
output pada orang dewasa adalah sekitar 5 liter saat beristirahat. Jika sedang
berolahraga atau melakukan aktivitas fisik berat, maka volume cardiac
output biasanya akan mengalami peningkatan hingga 3–4 kali lipat dibandingkan
saat beristirahat karena tubuh membutuhkan lebih banyak suplai oksigen.
a) Faktor-faktor yang mempengarusi Cardiac output
 Faktor Usia
Pertambahan usia diketahui dapat menyebabkan katup jantung
mengalami kekakuan sehingga berisiko memengaruhi kemampuan
jantung dalam memompa dan mengalirkan darah ke seluruh tubuh.
 Serangan Jantung
Penurunan cardiac output dapat terjadi pada seseorang yang
mengalami serangan jantung karena kondisi tersebut berisiko
menimbulkan kerusakan pada jaringan jantung, seperti otot
jantung karena adanya penyumbatan di pembuluh darah arteri
koroner. Akibatnya, jantung tidak bisa berfungsi dengan optimal
sehingga dapat memengaruhi cardiac output.
 Fibrilasi Atrium
Fibrilasi atrium adalah salah satu jenis gangguan irama jantung
(aritmia) yang ditandai dengan detak jantung tidak teratur dan sangat
cepat, bahkan bisa mencapai 400 detak/menit. Kondisi ini bisa
memengaruhi cardiac output karena darah tidak terpompa secara
optimal. Apabila tidak ditangani dengan tepat dan segera, fibrilasi
atrium dapat meningkatkan risiko berbagai komplikasi, seperti stroke
dan gagal jantung.
 Tekanan Darah Tinggi
Salah satu kondisi medis yang dapat menyebabkan
penurunan cardiac output adalah tekanan darah tinggi (hipertensi).
Hal ini dikarenakan jantung harus bekerja lebih keras untuk
memompa atau mendorong darah masuk ke pembuluh darah
arteri yang memiliki tekanan yang lebih tinggi. Tekanan darah pada
arteri yang lebih tinggi daripada tekanan jantung inilah yang sering
kali menyebabkan cardiac output menurun.
 Perikarditis Konstriktif
Peradangan pada perikardium (selaput pembungkus jantung) yang
bersifat kronis atau berlangsung dalam waktu lama. Kondisi ini
menyebabkan perikardium menjadi lebih kaku dan tebal sehingga
menghambat kerja jantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh
dan berdampak pada cardiac output
 Stenosis Aorta
Kondisi ketika katup jantung yang mengarah ke pembuluh darah
aorta mengalami penyempitan. Hal ini dapat menyebabkan gangguan
aliran darah dari jantung ke seluruh tubuh sehingga sering kali
memengaruhi cardiac output.
 Anemia
Salah satu kondisi medis yang dapat menyebabkan peningkatan
curah jantung karena tubuh memerlukan lebih banyak darah agar
bisa bekerja dengan optimal sehingga jantung harus bekerja lebih
keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Kondisi ini juga
dapat menyebabkan penderitanya mengalami sejumlah gejala, seperti
lemas, mudah lelah, napas pendek, pusing atau sakit kepala, kulit
pucat, nyeri dada, dan lain-lain.
 Hipotiroidisme
Kondisi yang terjadi karena kelenjar tiroid tidak mampu
memproduksi hormon tiroid yang cukup. Penderita hipotiroidisme
juga bisa mengalami penurunan cardiac output karena kondisi
tersebut dapat menyebabkan penurunan denyut jantung serta
pelebaran pembuluh darah.

7. ELEKTROFIOLOGI JANTUNG DAN EKG


a. Elektrofiologi Jantung
Prosedur pemeriksaan yang digunakan untuk mengecek dan
mengevaluasi sistem kelistrikan jantung. Biasanya, dokter melakukan
pemeriksaan ini pada pasien dengan gangguan pada irama jantung.
Gangguan irama jantung atau aritmia adalah kondisi yang ditandai
dengan detak jantung tidak teratur, bisa terlalu cepat, terlalu lambat,
atau tidak beraturan. Kondisi ini berkaitan dengan beberapa kondisi
kardiovaskular, seperti gagal jantung, penyakit arteri koroner, dan
penyakit katup jantung.
Elektrofisiologi atau electrophysiology study (EP Study) tidak
dilakukan oleh semua dokter jantung. Prosedur ini biasanya hanya
jalankan oleh dokter spesialis jantung yang telah mendapatkan pelatihan
khusus dalam menangani gangguan irama jantung atau aritmia
(elektrofisiolog).
 Fungsi Elektrifiologi Jantung
Elektrofiologi Jantung memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai
berikut:
a. Mencari tahu penyebab irama jantung tidak normal
untuk menentukan pengobatannya.
b. Menilai risiko kematian jantung mendadak (sudden
cardiac death) pada penderita penyakit jantung.
c. Melakukan evaluasi terhadap kinerja obat yang
diberikan untuk menangani aritmia.
d. Menentukan area jantung yang bertanggung jawab
terhadap irama tidak teratur sebelum melakukan ablasi
jantung untuk mengatasi aritmia.

 Prosedur pada Elektrofioologi Jantung


Ada beberapa tes yang harus dilakukan pada prosedur ini, yaitu :
a. Albasi Jantung
Penggunaan energi panas atau dingin untuk menghambat
sinyal listrik penyebab aritmia.
b. Intracardiac Electrogram
Memantau pergerakan sinyal listrik saat melalui jantung.
c. Pemberian obat-obatan
Melihat respons jantung saat menerima obat-obatan, serta
untuk menentukan dosis obat yang tepat sesuai kondisi
pasien.
d. Cardiac Mapping
Menentukan area untuk melakukan ablasi jantung.
e. Pengiriman sinyal listrik untuk mempercepat atau
melambatkan detak jantung, sehingga bisa diketahui
penyebab aritmia dan lokasinya.
 Resiko pada Elektrofiologi Jantung
Disamping manfaatnya dalam mendeteksi aritma,elektrofiologi
jantung juga memiliki sejumlah risiko yang perlu diwaspadai,
yaitu:
a. Infeksi
b. Kerusakan pembuluh darah dan katup jantung
c. Pendarahan disekitar jantung
d. Kerusakan sistem kelistrikan jantung
e. Serangan jantung
f. Stroke
g. kematian
b. EKG (Elektrokardiogram)
http://primayanhospital.com/jantung/cara-kerja-otot-jantung
http://siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-arteri
http://en.wikipedia.org/wiki/Cardiac_cycle
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-
itu-cardiac-output
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/
deteksi-aritmia-dengan-elektrofisiologis

Anda mungkin juga menyukai