Disusun oleh :
KELOMPOK 2
DOSEN PEMBIMBING:
Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat sehat
kepada kami dalam mengerjakan salah satu tugas makalah ini dengan keadaan sehat dan
pemikiran yang terang, sehingga dalam tempo yang telahditentukan, makalah ini kami buat
dengan baik dan semoga akan mendapatkan Rahmat dan Karunia-Nya.
Terima kasih pula kepada bapak Dr.Catur Budi Susilo,S.Pd,S.Kp,M.Kes selaku dosen
pembimbing yang telah membimbing kami hingga makalah ini telah selesai. Dan terima
kasih kepada teman-teman senasib seperjuangan yang telah mendukung atas selesainya
makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
terdapat kesalahan atas kekhilafan yang telah kami perbuat. Maka dengan segenap
kerendahan hati, kami mengharapkan banyak bantuan berupa kritik dan saran untuk
kelancaran diskusi dan penemuan masalah berikut untuk kemudian menjadi bahan acuan
dalam pembuatan makalah berikutnya.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga kita bersama dapat memetik ilmu dan
hikmahnya masing-masing, sehingga dapat berguna bagi kehidupan dunia dan akhirat. Amin.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jantung merupakan sebuah organ dalam tubuh manusia yang termasuk dalam
sistem sirkulasi. jantung bertindak sebagai pompa sentral yang memompa darah untuk
menghantarkan bahan-bahan metabolisme yang diperlukan ke seluruh jaringan tubuh
dan mengangkut sisa-sisa metabolisme untuk dikeluarkan dari tubuh. (Wikipedia,
2008).
Penyakit jantung merupakan penyakit yang mematikan. Di seluruh dunia, jumlah
penderita penyakit ini terus bertambah. Ketiga kategori penyakit ini tidak lepas dari
gaya hidup yang kurang sehat yang banyak dilakukan seiring dengan berubahnya pola
hidup. Angka harapan hidup yang semakin meningkat datambah peningkatan golongan
usia tua semakin memperbesar jumlah penderita penyakit jantung yang sebagian besar
diderita oleh orang tua. (Wikipedia, 2008).
Gejala kegawatdaruratan pada orang dengan kelainan jantung dapat berupa
nyeridada, sesak nafas, jantung berdebar (palpitasi) ,sinkop (pingsan), serta henti
jantung. Henti jantung merupakan suatu keadaan dimana terjadi gangguan irama
jantung.dimana jantung tidak berdenyut seperti biasa sehingga tidak dapat memompa
darah secaraoptimal ke seluruh tubuh.
Henti jantung umumnya disebabkan oleh 2 hal, yaitu fibrilasi dan takikardi. Pada
fibrilasi, jantung bergetar-getar tidak karuan tanpa kontrol sedangkan pada takikardi,
jantung memompa dengan sangat cepat sehingga ventrikel jantung tidak sempat terisi
(bagaikan petinju yang terus memukul tanpa pernah mengisi tenaga, pukulannya
jaditanpa tenaga). Akibat dari keadaan ini adalah syok kardiogenik, suatu keadaan
dimana alirandarah ke perifer termasuk organ-organ penting seperti hati, vital, paru-
paru, hingga otak tidaktercukupi sehingga terjadi kematian sel karena kurangnya
oksigen.
Apabila aliran darah ke otak terhenti lebih dari 8-10 menit maka kerusakan
menjadi irreversibel. Kalau tidak ditangani dengan cepat maka dapat menyebabkan
kematian.Henti jantung biasanya ditandai dengan hilangnya pulsasi,respirasi, dan kesad
aran. Beberapa keadaan yang dapat mengakibatkan kolaps jantung adalah sindrom
koroner akut,tenggelam, trauma (tamponade), tercekik, stroke, sengatan listrik.
Resusitasi merupakan sebuah upaya menyediakan oksigen ke otak, jantung dan
organ-organ vital lainnya melalui sebuah tindakan yang meliputi pemijatan jantung dan
menjaminventilasi yang adekuat. Tindakan ini merupakan tindakan kritis yang
dilakukan pada saatterjadi kegawatdaruratan terutama pada sistem pernafasan dan
sistem kardiovaskuler. Kegawatdaruratan pada kedua sistem tubuh ini dapat
menimbulkan kematian dalam waktuyang singkat yakni sekitar 4-6 menit.
Henti jantung dan henti nafas merupakan kejadian yang sering terjadi
dikegawatdaruratan. Angka mortalitas henti napas dan henti jantung tergolong tinggi.
Pada banyak kasus sebenarnya kematian mendadak sebagai akibat stroke,
infark miokard, kelebihan dosis obat dan trauma hebat dapat dicegah bila tindakan
resusitasi dilakukan secaratepat. Henti jantung adalah bila jantung berhenti berkontraksi
dan memompa darah. Henti jantung merupakan kegawatan medik yang paling akut
yang dihadapi oleh stafmedik yang sering tidak menunjukkan tanda-tanda awal
sebelumnya. Henti nafas terjadi bilanafas berhenti (apnea).
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sistem Sirkulasi
Sistem sirkulasi terdiri dari atas sistem kardiovaskuler dan limfe. Sistem karidovakuler
terdiri dari struktur-struktur sebagai berikut: Jantung, yang berfungsi untuk memompa
darah. Pembuluh darah yang berfungsi untuk mengalirkan darah menuju ke jaringan
dansebaliknya. Cairan darah yang berfungsi mengangkut O2 dan CO2, zat-zat makanan
dsb ke jaringan dan sebaliknya.
1. Sirkulasi Paru (Pulmonalis)
Darah dari jantung (ventrikel kanan) melalui arteri pulmonalis masuk ke paru dan
vena pulmonalis masuk ke jantung (atrium kiri).
2. Sirkulasi Sistemik
Darah dari sirkulasi sistemik melalui vena cava superior dan vena cava inferior
masuk ke atrium kanan
ventrikel kananmelalui katup trikuspidalistruncuspulmonalis melalui katup semilunari
s pulmonal arteri pulmonalis paru (tejadi pertukaran gas) vena pulmonalis
atrium kanan katup bicuspidalisventrikel kiri
aorta ascendes melalui katup semilunar aorta diedarkan keseluruh tubuhmelalui arteri
arteriol jaringan venule vena vena cava superior dan vena cava
inferior.
3. Sirkulasi Koronari
Arteri koroner berawal dari basis aorta acendens. Untuk menjamin pasokan darah ke
jantung,arteri koroner memiliki banyak anastomosis hambatan pada sirkulasi koroner,
apakah karnaspasme atau sumbatan, akan menimbulkan ischemia miokard dan bila
tidak diatasi akanterjadi MCI.
B. Struktur Jantung
Jantung terletak di dalam rongga mediastinum dari rongga dada diantara kedua paru. Sel
selaput yang mengitasi jantung disebut perikardium, terdiri atas dua lapisan :
1. Perikardium parietalis (lapisan luar yang melekat pada tulang dada dan selaput paru
)
2. Perikardium viseralis (lapisan permukaan jantung / epikardium )
Diantara lapisan ini, terdapat cairan perikardium yang berfungsi mengurangi gesekan
yangtimbul akibat gerak jantung saat memompa.
Jantung merupakan organ muskuler yang dapat berkontraksi secara ritmis, dan
berfungsimemompa darah dalam sistem sirkulasi. Secara struktural dinding jantung
terdiri atas 3 lapisan (tunika) yaitu:
1. Endokardium terletak pada lapisan subendotel. Sebelah dalam dibatasi oleh
endotel. Endokardium tersusun atas jaringan penyambung jarang dan banyak
mengandung vena, syaraf (nervus), dan cabang-cabang sistem penghantar impuls.
2. Miokardium terdiri atas sel-sel otot jantung. Sel-sel otot jantung dibagi dalam 2
kelompok ; sel-sel kontraktil dan sel-sel yang menimbulkan dan menghantarkan
impuls sehinggamengakibatkan denyut jantung.
3. Epikardium merupakan membran serosa jantung, membentuk batas viseral
perikardium. Sebelah luar diliputi oleh epitel selapis gepeng (mesotel). Jaringan
adiposa yang umumnya meliputi jantung terkumpul dalam lapisan ini.
C. Fungsi Jantung
Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah
(disebutdiastol), selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang
3jantung(disebut sistol). Kedua atrium mengendur dan berkontraksi secara bersamaan,
dan keduaventrikel juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan.
Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida dari
seluruhtubuh mengalir melalui 2 vena berbesar (vena kava) menuju ke dalam atrium
kanan. Setelahatrium kanan terisi darah, dia akan mendorong darah ke dalam ventrikel
kanan.
Darah dari ventrikel kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam
arteri pulmonalis, menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir melalui pembuluh
yang sangat kecil(kapiler) yang mengelilingi kantong udara di paru-paru, menyerap
oksigen dan melepaskankarbondioksida yang selanjutnya dihembuskan.
Darah yang kaya akan oksigen mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke
atriumkiri. Peredaran darah diantara bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri
disebutsirkulasi pulmoner.
Darah dalam atrium kiri akan didorong ke dalam ventrikel kiri, yang selanjutnya
akanmemompa darah yang kaya akan oksigen ini melewati katup aorta masuk ke dalam
aorta (arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya oksigen ini disediakan untuk seluruh
tubuh, kecuali paru-paru.
2. Stess fisik.
Stress fisik tertentu dapat menyebabkan sistem konduksi
jantung gagal berfungsi, diantaranya :
Perdarahan yang banyak akibat luka trauma atau perdarahan
dalam
Sengatan listrik
Kekurangan oksigen akibat tersedak, penjeratan, tenggelam
ataupun serangan asma yang berat
Kadar Kalium dan Magnesium yang rendah
Latihan yang berlebih. Adrenalin dapat memicu SCA pada
pasien yang memiliki gangguan jantung.
Stress fisik seperti tersedak, penjeratan dapat menyebabkan
vagal refleksakibat penekanan pada nervus vagus di carotic sheed.
3. Kelainan Bawaan
Ada sebuah kecenderungan bahwa aritmia diturunkan dalam
keluarga. Kecenderungan ini diturunkan dari orang tua ke anak
mereka. Anggota keluarga ini mungkin memiliki peningkatan resiko
terkena cardiac arrest. Beberapa orang lahir dengan defek di jantung
mereka yang dapat mengganggu bentuk(struktur) jantung dan dapat
meningkatkan kemungkinan terkena SCA.
4. Perubahan struktur jantung
Perubahan struktur jantung akibat penyakit katup atau otot
jantung dapat menyebabkan perubahan dari ukuran atau struktur yang
pada akhirnrya dapat mengganggu impuls listrik. Perubahan-
perubahan ini meliputi pembesaran jantung akibat tekanan darah
tinggi atau penyakit jantung kronik. Infeksi dari jantung juga dapat
menyebabkan perubahan struktur dari jantung.
5. Obat-obatan
Antidepresan trisiklik, fenotiazin, beta bloker, calcium channel
blocker, kokain, digoxin, aspirin, asetominophen dapat menyebabkan
aritmia. Penemuan adanya materi yang ditemukan pada pasien,
riwayat medis pasien yang diperoleh dari keluarga atau teman pasien,
memeriksa medical record untuk memastikan tidak adanya interaksi
obat, atau mengirim sampel urin dan darah pada laboratorium
toksikologi dapat membantu menegakkan diagnosis.
6. Tamponade jantung
Cairan yang yang terdapat dalam perikardium dapat mendesak
jantung sehingga tidak mampu untuk berdetak, mencegah sirkulasi
berjalan sehingga mengakibatkan kematian.2
7. Tension pneumothorax
Terdapatnya luka sehingga udara akan masuk ke salah satu
cavum pleura. Udara akan terus masuk akibat perbedaan tekanan
antara udara luar dan tekanan dalam paru. Hal ini akan menyebabkan
pergeseran mediastinum. Ketika keadaan ini terjadi, jantung akan
terdesak dan pembuluh darah besar (terutama vena cava superior)
tertekan, sehingga membatasi aliran balik ke jantung.
2.2.4 Penemuan Autopsi
Terdapat beberapa faktor yang dapat menuntun kita menegakkan
diagnosis cardiac arrest maupun sudden cardiac death(SCD), di antaranya
adalah hasil temuan di TKP, menunjukkan posisi kematian yang tidak
wajar, khas untuk suatu kematian mendadak. Korban mungkin ditemukan
meninggal dalam keadaan hanya mengenakan pakaian dalam keadaan
tertelungkup, maupun tergeletak di samping kabel listrik.
Hasil pemeriksaan autopsi juga dapat menunjukkan adanya temuan
penyakit-penyakit yang mendasari terjadinya cardiac arrest, seperti penyakit
jantung koroner, pembesaran jantung, trombosis, maupun tanda-tanda
kekerasan seperti penjeratan yang dapat memicu terjadinya cardiac arrest.
2.2.5 Aspek Medikolegal
Setiap kematian mendadak harus diperlakukan sebagai kematian yang
tidak wajar, sebelum dapat dibuktikan bahwa tidak ada bukti-bukti yang
mendukungnya. Dengan demikian dalam penyelidikan kedokteran forensik
pada kematian yang mendadak atau terlihat seperti wajar, alasan yang
sangat penting dalam otopsi adalah menentukan apakah terdapat tindak
kejahatan. Dari sudut kedokteran forensik, tujuan utama pemeriksaan kasus
kematian mendadak adalah menentukan cara kematian korban. KUHAP
pasal 133 (1) menyatakan ”Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan
menangani seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga
karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan
permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter
atau ahli lainnya.”
Pemeriksaan kasus kematian mendadak perlu beberapa alasan, antara lain:
1. Menentukan adakah peran tindak kejahatan pada kasus tersebut
2. Klaim pada asuransi
3. Menentukan apakah kematian tersebut karena penyakit akibat industri
atau merupakan kecelakaan belaka, terutama pada pekerja industry
4. Adakah faktor keracunan yang berperan
5. Mendeteksi epidemiologi penyakit untuk pelayanan kesehatan
masyarakat
2.3.3 Klasifikasi
Pada umumnya aritmia dibagi menjadi 2 golongan besar, yaitu :
1. Gangguan pembentukan impuls.
a. Gangguan pembentukan impuls di sinus
Takikardia sinus
Bradikardia sinus
Aritmia sinus
Henti sinus
b. Gangguan pembentukan impuls di atria (aritmia atrial).
Ekstrasistol atrial
Takiakardia atrial
Gelepar atrial
Fibrilasi atrial
Pemacu kelana atrial
c. Pembentukan impuls di penghubung AV (aritmia penghubung).
Ekstrasistole penghubung AV
Takikardia penghubung AV
Irama lolos penghubung AV
d. Pembentukan impuls di ventricular (Aritmia ventricular).
Ekstrasistole ventricular.
Takikardia ventricular.
Gelepar ventricular.
Fibrilasi ventricular.
Henti ventricular.
Irama lolos ventricular.
2. Gangguan penghantaran impuls.
a. Blok sino atrial
b. Blok atrio-ventrikular
c. Blok intraventrikular.
2.3.4 Manifestasi Klinis
a. Perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin tidak
teratur; defisit nadi; bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra,
denyut menurun; kulit pucat, sianosis, berkeringat; edema; haluaran
urin menurun bila curah jantung menurun berat.
b. Sinkop, pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung, letargi,
perubahan pupil.
c. Nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak dengan obat
antiangina, gelisah
d. Nafas pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman pernafasan;
bunyi nafas tambahan (krekels, ronki, mengi) mungkin ada
menunjukkan komplikasi pernafasan seperti pada gagal jantung kiri
(edema paru) atau fenomena tromboembolitik pulmonal; hemoptisis.
e. Demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi, eritema, edema
(trombosis siperfisial); kehilangan tonus otot/kekuatan
2.3.5 Pemeriksaan Penunjang
a. Terapi medis
Obat-obat antiaritmia dibagi 4 kelas yaitu :
Anti aritmia Kelas 1 : sodium channel blocker
* Kelas 1 A
I. Quinidine adalah obat yang digunakan dalam terapi pemeliharaan
untuk mencegah berulangnya atrial fibrilasi atau flutter.
II. Procainamide untuk ventrikel ekstra sistol atrial fibrilasi dan aritmi
yang menyertai anestesi.
III. Dysopiramide untuk SVT akut dan berulang
* Kelas 1 B
I. Lignocain untuk aritmia ventrikel akibat iskemia miokard,
ventrikel takikardia.
II. Mexiletine untuk aritmia entrikel dan VT
* Kelas 1 C
I. Flecainide untuk ventrikel ektopik dan takikardi