Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

ANFIS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH

Disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah : Komunikasi

Dosen pembimbing Bu Sukesih.,M.Kep

Disusun oleh :

Nama : Neneng Siskawati

Nim : 232021010064

Kelas : 21B

Dlll KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS


2020/2021

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadiran Allah SWT karena atas
r a h m a t d a n karunianNya saya dapat mengerjakan tugas individu makalah anfis
jantung dan pembuluh darah dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolonganNya
mungkin saya tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, meskipun saya juga
menyadari segala kekurangan yang ada di dalam makalah ini. Makalah ini saya susun
berdasarkan beberapa sumber buku yang telah saya peroleh. Saya berusaha
menyajikan makalah ini dengan bahasa yang sederhana dan mudah di mengerti. Selain
saya memperoleh sumber dari beberapa buku pilihan, saya juga memperoleh informasi
tambahan dari internet. Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-
rekan semua yang telah memberikan sumbang sarannya untuk penyelesaian makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
menerima kritik dan saran yang positif dan membangun dari rekan-rekan
pembaca untuk penyempurnaan pada tugas makalah-makalah berikutnya.

Kudus, 29 Desember 2021

Penyusun

Neneng Siskawati
DAFTAR ISI
BAB l

PENDAHULUAN

Jantung hampir sepenuhnya diselubungi oleh paru-paru, namun tertutup oleh selaput ganda
yang bernama perikardium. Lapisan pertama menempel sangat erat kepada jantung, disebut
dengan perikardium viseral, yang dipersarafi oleh saraf otonom. Sedangkan lapisan luarnya
lebih longgar yang dinamakan dengan perikardium parietal.
Secara internal, jantung terbagi atas 4 ruangan, 2 atrium (serambi) dan 2 ventrikel (bilik).
Dinding otot ventrikel lebih tebal dibandingkan atrium, terkait dengan fungsinya dalam
memompa darah ke seluruh tubuh. Dalam kaitan dengan uraian di atas pada makalah ini akan
dibahas secara ringkas tentang Jantung, Pembuluh Darah dan Limfe serta Fungsi Jantung.
Sistem kardiovaskuler merupakan sistem yang memberi fasilitas proses pengangkutan
berbagai substansi dari, dan ke sel-sel tubuh. Sistem ini terdiri dari organ penggerak yang
disebut jantung, dan sistem saluran yang terdiri dari arteri yang mengalirkan darah dari
jantung, dan vena yang mengalirkan darah menuju jantung.
Jantung manusia merupakan jantung berongga yang memiliki 2 atrium dan 2 ventrike
Jantung merupakan organ berotot yang mampu mendorong darah ke berbagai bagian
tubuh. Jantung manusia berbentuk seperti kerucut dan berukuran sebesar kepalan
tangan, terletak di rongga dada sebalah kiri. Jantung dibungkus oleh suatu selaput yang
disebut perikardium. Jantung bertanggung jawab untuk mempertahankan aliran darah dengan
bantuan sejumlah klep yang melengkapinya. Untuk mejamin kelangsungan sirkulasi, jantung
berkontraksi secara periodik.
Otot jantung berkontraksi terus menerus tanpa mengalami kelelahan. Kontraksi jantung
manusia merupakan kontraksi miogenik, yaitu kontaksi yang diawali kekuatanrangsang dari
otot jantung itu sendiri dan bukan dari syaraf.
Uraian diatas sebagai pembuka pada makalah ini yang akan membahas tentang anatomi dan
fisiologi jantung manusia.

RUMUSAN MASALAH
a. Apa itu struktur jantung?
b. Apa itu struktur pembuluh darah arteri dan vena?
c. Apa itu fisiologi peredaran darah sistematik?
d. Apa itu fisiologi pengaturan cardiac output?
e. Apa itu fisiologi kelistrikan jantung?
f. Apa itu fisiologi pengaturan tekanan darah?
g. Apa itu Mean arterial pressure?
h. Apa itu fisiologi pengaturan denyut jantung dan nadi?

TUJUAN
a. Untuk mengetahui dan mengenali struktur jantung
b. Untuk mengetahui dan mengenali struktur pembuluh darah arteri dan vena
c. Untuk mengetahui dan mengenali fisiologi peredaran darah sistematik
d. Untuk mengetahui dan mengenali fisiologi pengaturan cardiac output
e. Untuk mengetahui dan mengenali fisiologi kelistrikan jantung
f. Untuk mengetahui dan mengenali fisiologi pengaturan tekanan darah
g. Untuk mengetahui dan mengenali Mean arterial pressure
h. Untuk mengetahui dan mengenali fisiologi pengaturan denyut jantung dan nadi

BAB ll
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian struktur jantung

Jantung adalah salah satu organ penting dalam tubuh manusia. Memompa darah ke berbagai
bagian tubuh dan penurunan fungsi pada organ ini dapat menyebabkan konsekuensi yang
serius. Mari kita lihat pada anatomi Jantung manusia.

Jantung manusia adalah pompa otot, yang terletak antara paru-paru, tapi sedikit ke sisi kiri.
Jantung orang dewasa beratnya antara 250 sampai 300 gram pada wanita, dan 300-350 gram
pada laki-laki. Panjangnya sekitar enam inci, dan lebarnya adalah sekitar empat inci. Jantung
manusia rata-rata berdetak sekitar 72 kali per menit, dan memompa 4-5 liter darah (per
menit) saat istirahat.

 Tempat Jantung Manusia

Jantung terletak di tengah dada – anterior tulang belakang dan posterior sternum atau tulang
dada (tulang panjang datar di tengah dada). Jantung terletak sedikit ke kiri, dari pusat thorax
(daerah antara kepala dan perut). Oleh karena itu, paru-paru kiri lebih kecil dibandingkan
dengan paru-paru kanan.

 Struktur Jantung Manusia

Jantung dibagi menjadi dua rongga (rongga kiri dan rongga kanan) oleh dinding otot yang
disebut septum. Dua rongga terdiri dari masing-masing dua kamar. Bilik atas disebut atrium
dan yang bawah disebut ventrikel.

Rongga kanan menerima darah de-oksigen dari berbagai bagian tubuh (kecuali paru-paru)
dan memompanya ke paru-paru, sedangkan rongga kiri menerima darah beroksigen dari paru-
paru, yang dipompa ke seluruh tubuh.

 Bagian luar jantung meliputi :

1. Perikardium: Jantung dan akar pembuluh darah utama dikelilingi dan tertutup oleh
struktur seperti kantung yang disebut perikardium. Ini terdiri dari dua bagian – fibrosa
perikardium luar, terbuat dari jaringan ikat fibrosa padat dan membran dalam berlapis
ganda (parietal dan viseral perikardium). Serat perikardium melekat pada tulang
belakang, diafragma dan bagian lain dari tubuh, oleh ligamen. Membran berlapis
ganda terdiri dari lapisan dalam disebut perikardium viseral, lapisan luar disebut
perikardium parietal (fusi perikardium fibrosa) dan rongga perikardial (antara dua
lapisan), yang berisi cairan serous – cairan perikardial. Cairan ini membantu dalam
mengurangi gesekan yang disebabkan oleh kontraksi jantung.

2. Dinding Jantung: Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan jaringan – epikardium luar,
tengah miokardium dan endokardium bagian dalam. Fungsi epikardium luar sebagai
lapisan pelindung terluar, yang mencakup kapiler darah, kapiler getah bening dan
serabut saraf. Hal ini mirip dengan perikardium visceral, dan terdiri dari jaringan ikat
tertutup oleh epitel (jaringan membran yang meliputi organ internal dan permukaan
internal lain dari tubuh). Lapisan dalam yang disebut miokardium, yang merupakan
bagian utama dari dinding jantung, terdiri dari jaringan otot jantung. Jaringan ini
bertanggung jawab untuk kontraksi jantung, yang memfasilitasi memompa darah. Di
sini, serat otot dipisahkan dengan jaringan ikat yang kaya disertakan dengan kapiler
darah dan serabut saraf. Lapisan dalam disebut endokardium, dibentuk dari jaringan
epitel dan ikat yang mengandung banyak serat elastis dan kolagen (kolagen adalah
protein utama jaringan ikat). Jaringan-jaringan ikat mengandung pembuluh darah dan
serat otot jantung khusus yang disebut serat Purkinje.

3. Bilik Jantung: Seperti yang telah dibahas sebelumnya, jantung manusia memiliki
empat ruang, ruang atas dikenal sebagai atrium kiri dan kanan, dan ruang bawah
disebut ventrikel kiri dan kanan. Dua pembuluh darah yang disebut vena kava
superior dan vena kava inferior, masing-masing membawa darah terdeoksigenasi ke
atrium kanan dari bagian atas dan bagian bawah tubuh. Atrium kanan memompa
darah ini ke ventrikel kanan melalui katup trikuspid. Ventrikel kanan memompa darah
ini melalui katup pulmonal ke arteri pulmonalis, yang membawanya ke paru-paru
(untuk mendapatkan kembali oksigen). Atrium kiri menerima darah beroksigen dari
paru-paru melalui pembuluh darah paru, dan memompa ke ventrikel kiri melalui
katup bikuspid atau mitral. Ventrikel kiri memompa darah ini melalui katup aorta ke
berbagai bagian tubuh melalui aorta, yang merupakan pembuluh darah terbesar dalam
tubuh. Otot-otot jantung juga disertakan dengan darah beroksigen melalui arteri
koroner. Atrium dengan berdinding tipis, dibandingkan dengan ventrikel. Ventrikel
kiri adalah yang terbesar dari empat bilik jantung, dan dindingnya memiliki ketebalan
setengah inci.

4. Katup Jantung: Pada dasarnya katup dalam jantung dapat diklasifikasikan menjadi
dua jenis – katup atrioventrikular atau kaninus dan katup semilunar. Yang pertama
adalah katup antara atrium dan ventrikel, sedangkan yang kedua berada di bagian
bawah ventrikel. Katup trikuspid dan bikuspid (mitral) katup atrioventrikular, dan
katup paru dan aorta adalah katup semilunar. Katup ini memungkinkan darah
mengalir hanya dalam satu arah dan mencegah arus balik. Jantung memompa darah
manusia sekitar lima liter per menit.

2.2 Struktur pembuluh darah arteri dan Vena

Pembuluh darah adalah bagian dari sistem sirkulasi yang memiliki fungsi mengangkut darah
ke seluruh tubuh. Pembuluh darah merupakan jaringan yang berbentuk seperti tabung
berongga atau bisa dibilang sep
erti selang yang terdapat di hampir semua bagian tubuh kita.

 Struktur dan fungsi pembuluh darah arteri dan vena

1. Pembuluh Darah Arteri


Karakteristik struktur: Arteri terdiri dari tiga lapisan, lapisan terluar merupakan jaringan
keras, lapisan tengah adalah otot yang membuatnya elastis dan kuat dan lapisan dalam berupa
sel epitel (endotel) yang halus, sehingga darah mengalir dengan mudah tanpa hambatan.

Fungsi Pembuluh darah Arteri: Membawa darah yang kaya oksigen dari jantung ke seluruh
tubuh. Darah dipompa keluar dari jantung melalui Aorta. Aorta ini kemudian bercabang
menjadi struktur yang lebih kecil (arteri) yang menyebar ke seluruh tubuh. Ketika jantung
memompa darah, dinding otot arteri akan mngembang sehingga terisi darah. Ketika jantung
rileks (relakasi), arteri akan mengencang (kontraksi) dengan kekuatan yang cukup kuat untuk
mendorong darah ke seluruh tubuh. Hal ini akan menciptakan sistem sirkulasi yang efisien.

2. Pembuluh Darah Vena


Karakteristik Struktur: Seperti arteri, vena juga terdiri dari tiga lapisan. Namun pada vena
jaringan ikat dan otot kurang tebal yang membuatnya lebih tipis dibandingkan dengan arteri.
Vena berukuran sedang dan besar memiliki katup yang mencegah kembalinya aliran darah
karena pengaruh tarikan gravitasi, terutama di tangan dan kaki. Katup semilunar ini akan
menjaga darah agar menuju jantung. Pada varises hal ini terganggu.

Fungsi Pembuluh Darah Vena: Membawa darah yang kaya karbondioksida (CO2) kembali ke
jantung. Setelah darah terdeoksigenasi dilewatkan pada kapiler, bergerak ke vena terkecil
yang disebut venula kemudian ke vena besar. Vena pulmonalis (paru) adalah satu-satunya
vena yang membawa darah yang kaya oksigen, berfungsi membawa darah dari paru-paru ke
atrium kiri jantung.

2.3 Fisiologi peredaran darah sistemik

Sirkulasi sistemik merupakan sirkulasi darah yang mencakup seluruh tubuh. Sirkulasi ini
berlangsung ketika darah bersih yang mengandung oksigen mengisi serambi kiri jantung
melalui vena pulmonalis setelah melepaskan karbon dioksida di paru-paru.

Darah yang sudah berada di serambi kiri, kemudian diteruskan ke bilik kiri jantung untuk
disalurkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah utama (aorta). Darah yang dipompa
melewati aorta akan terus mengalir hingga ke bagian paling ujung di seluruh area tubuh.

Setelah menyalurkan berbagai zat ke sel-sel tubuh, darah akan kembali menuju serambi
kanan jantung untuk mengalami proses pembersihan darah.

2.4 Fisiologi pengaturan cardiac output


Curah jantung atau cardiac output, merupakan volume darah yang dipompa ventrikel per
menit yaitu isi sekuncup (stroke volume, SV) x laju denyut jantung (heart rate, HR).

Faktor penentu cardiac output adalah frekwensi denyut jantung dan volume sekuncup (shock
volume). Frekwensi denyut jantung rata-rata adalah 70 kali/menit, sedangkan volume
sekuncup adalah 70 ml per denyut.

Sehingga curah jantung normal


= frekwensi denyut jantung X volume sekuncup
= 70 denyut/menit X 70 ml/denyut
= 4900 ml/menit
= 5 l/denyut.

 Kecepatan denyut jantung.

Kecepatan denyut jantung sangat ditentukan oleh pengaruh otonom pada nodus SA yang
merupakan pecemaker karena mempunyai kecepata depolarisasi spontang tertinggi. Ketika
nodus SA mencapai ambang, terbentuk potensial aksi yang menyebar ke seluruh jantung dan
mengindusi jantung untuk berkontraksi atau berdenyut.

Kacepatan jantung sangat dipengaruhi oleh saraf otonom, yakni saraf para simpatis dan saraf
simpatis.

Saraf parasimpatis yang mensarafi jantung adalah saraf vagus (terutama atrium –nodus SA
dan nodus AV). Aktivitas saraf parasimpatis yang meningkat mengeluarkan asetilkolin yang
meyebabkan peningkatan permeabilitas nodus SA terhadap K+. dengan memperlambat
penutupan saluran K+. akibatnya kecepatan pembentukan potensial aksi melamat melalui
efek ganda:

Terjadi hiperpolarisasi membrane nodus SA karena terlalubanyak K+ yang keluar dan


membrane menjadi terlalu negative sehingga waktu untuk mencpai ambang menjadi lebih
lama,
Terjadi perlawanan pada penurunan otomatis permeabilitas K+, sehingga menurunkan
kecepatan depolarisasi spontan dan waktu untuk mencapai ambang menjadi lebih lama.

Hiperpolarisasi yang disebabkan peningkatan permeabilias K+ juga menjebabkan penurunan


eksitabilitas pada nodus AV, sehingga memperpanjang transmisi impuls ke ventrikel.
Stimulasi paeasimpatis pada sel-sel kontraktil arium mempersingkat potensial aksi , karena
adanya penurunan kecepatan arus masuk yang dibawa oleh Ca++ (fase datar) sehingga
kontraksi atrim melemah.

Sebaliknya saraf simpatis mempercepat denyut jantung melalui efeknya pada jaringan
pemacu (nodus SA dan nodus AV). Nor efinefrin yang dikeluarkan dari ujungujung saraf
simpatis menurunan permeabilitas K+ dengan mempercepat inaktivasi saluran K+, sehingga
bagian dalam sel menjadi kurang negative dan penggeseran k ambang menjadi lebih cepat
hingga kecepatan jantung meninkat. Pada nodus AV, perlambatan pada nodus AV dikurangi
dengan mempercepat penghantaran melalui peningkatan arus masuk Ca++

 Volume sekuncup.

Volume skuncup adalah jumlah darah yang dipompa ke luar oleh tiap-tiap ventrikel dalam
sekali berdenyut.
 Kontro mempengaruhi volume sekuncup:

Control intrinsic (jumlah aliran balik vena)


Hubungan intrinsic antar volume diastolic akhir dan volume sekuncup di jelaskan sebagai
hokum frank-Starling pada jantung yang menyatakan bahwa jantung pada keadaan normal
memompakan semua darah yang dikembalikan padanya; peningkatan aliran balik vena
menyebabkan peningkatan volume sekuncup.
Control ekstrinsik (tingkat stimulasi simpatis)
Stimulasi simpatis dan epinfrin meningkatkan kontraktilitas jantung yang mengacu pada
kekuatan kontaksi pada setiap volume akhir diastolic. Hal ini disebabkan karena peningkatan
influx Ca++ yang dicetuskan oleh norepinefrin dan epinefrin. Tambahan Ca++ sitosol
menyebabkan miokardium menghasilkan gaya lebik kuat, sehingga darah yang dipompakan
menjadi lebih banyak. Stimulasi simpatis juga menyebabkan konstriksi vena yang memeras
lebih banyak darah dari vena ke jantung, sehingga meningkatkan volume diastolic khir dan
meningkatkan volum sekuncup.

2.5 Fisiologi kelistrikan jantung

Sistem konduksi jantung mengirimkan sinyal listrik yang umumnya dihasilkan oleh nodus
sinoatrial untuk menyebabkan kontraksi otot jantung. Sinyal pacemaker yang diinisiasi di
nodus sinoatrial bergerak melalui atrium kanan ke nodus atrioventrikular (AV), di sepanjang
Berkas His dan berjalan melalui cabang-cabang berkas untuk menimbulkan kontraksi otot
jantung. Sinyal ini pertama kali memberikan stimulus kontraksi dari atrium kanan dan kiri,
dan kemudian mengalir ke ventrikel kanan dan kiri. Aliran listrik ini yang kemudian
memungkinkan terjadinya proses pemompaan darah ke seluruh tubuh.

Jantung; sistem konduksi. 1. nodus SA. 2. nodus AV. 3. Berkas His. 8. Sekat
Rincian Pengidentifikasi
Bahasa Latin : systema conducens cordis
MeSH : D006329
TA : A12.1.06.002
FMA : 9476
Daftar istilah anatomi
Sistem konduksi jantung terbentuk dari sejumlah sel-sel otot jantung, dan terletak di dalam
otot jantung (miokard). Terdapat kerangka jaringan fibrosa yang mengelilingi sistem
konduksi yang juga dapat terlihat pada EKG. Gangguan fungsi sistem konduksi ini dapat
menyebabkan irama jantung yang tidak teratur, cepat, maupun lambat.

 Struktur

Gambaran sistem konduksi kelistrikan jantung. Aktivitas ini mempertahankan ritme kontraksi
jantung secara terus-menerus.

Sinyal listrik dimulai di nodus SA (terletak di atrium kanan) dan merangsang atrium untuk
berkontraksi. Kemudian sinyal listrik berjalan ke nodus atrioventrikular yang terletak di
septum yang berada di antara atrium. Setelah beberapa saat, sinyal listrik ini terpisah dan
dialirkan melalui cabang kiri dan kanan Berkas His ke serabut Purkinje masing-masing ke
setiap sisi jantung, serta ke endokard di apex jantung, kemudian berjalan ke ventrikel;
menyebabkan kontraksi otot ventrikel. [1] Sinyal-sinyal ini dihasilkan secara ritmis, yang
pada akhirnya menghasilkan kontraksi dan relaksasi jantung dengan ritme yang terkoordinir.

 EKG

Kompleks EKG. P = gelombang P, PR = interval PR, QRS = kompleks QRS, QT = interval


QT, ST = segmen ST, T = gelombang T
Prinsip pembentukan EKG. Garis merah pada gambar mewakili gelombang depolarisasi,
bukan aliran darah.
Elektrokardiogram adalah gambaran grafik variasi potensial listrik yang dihasilkan oleh
eksitasi otot jantung dan dideteksi di permukaan tubuh
Nodus SA: gelombang P Sunting
Dalam kondisi jantung yang normal, aktivitas kelistrikan jantung secara spontan dihasilkan
oleh nodus SA. Impuls listrik ini disebarkan ke seluruh atrium kanan, melalui berkas
Bachmann dan dialirkan ke atrium kiri, merangsang miokardium dari atrium untuk
berkontraksi. Konduksi impuls listrik di seluruh atrium terlihat pada EKG sebagai gelombang

Aktivitas listrik ini menyebar melalui atrium, ia bergerak melalui jalur khusus, yang dikenal
sebagai traktus internodal, dari nodus SA ke nodus AV.

Nodus AV dan berkas His: Interval PR Sunting


Nodus AV mengambil peran sebagai penunda yang amat penting dalam sistem konduksi
jantung. Tanpa adanya penundaan ini, atrium dan ventrikel akan melakukan kontraksi pada
saat yang bersamaan. Akibatnya, darah tidak akan mengalir secara efektif dari atrium ke
ventrikel. Penundaan ini membentuk gambaran segmen PR pada EKG. Sebagian dari proses
repolarisasi atrium dapat dilihat melalui segmen PR.

Bagian distal dari nodus AV dikenal sebagai berkas His. [5] Berkas His terbagi menjadi dua
cabang di septum interventrikular: cabang berkas kiri dan cabang berkas kanan. Cabang
berkas kiri mengaktivasi ventrikel kiri, sedangkan cabang berkas kanan mengaktivasi
ventrikel kanan .

Cabang berkas kiri lebih pendek dari cabang berkas kanan, yang kemudian terbagi lagi
menjadi fasikulus anterior kiri dan fasikulus posterior kiri. Fasikulus posterior kiri ini relatif
lebih pendek dan besar, dan memiliki suplai darah ganda. Hal ini membuatnya sangat mudah
mengalami kerusakan iskemik. Fasikulus posterior kiri mentransmisikan impuls ke otot papil
jantung, yang menyebabkan menutupnya katup mitral.
Karena fasikulus posterior kiri ini lebih pendek dan memiliki ukuran yang lebih besar
daripada fasikulus posterior kanan, impuls dapat mencapai otot papiler sesaat sebelum
depolarisasi, dan menyebabkan kontraksi dari otot ventrikel kiri jantung. Ini memungkinkan
ketegangan awal dari chordae tendinae, yang kemudian meningkatkan resistensi untuk
mengalirkan listrik melalui katup mitral selama berlangsungnya kontraksi ventrikel kiri. [3]
Mekanisme ini bekerja seperti situasi pra-peregangan pada sabuk pengaman mobil.

Serabut Purkinje dan Otot ventrikel jantung: kompleks QRS Sunting


Aliran listrik di kedua cabang berkas jantung (cabang berkas kanan dan kiri) kemudian
menepi untuk menghasilkan banyak serabut Purkinje, yang merangsang beberapa kelompok
individu sel-sel miokard untuk berkontraksi.

Impuls listrik menyebar melalui otot ventrikel jantung dan menghasilkan kompleks QRS
yang dapat terlihat pada rekaman EKG.

Repolarisasi atrium berlangsung selama deporalisasi ventrikel sehingga tidak tampak pada
gambaran EKG secara umum karena tertutupi oleh kompleks QRS.

Repolarisasi ventrikel jantung Sunting


Repolarisasi ventrikel merupakan peristiwa terakhir dari siklus ini. Repolarisasi ventrikel
adalah masa pengembalian kondisi pemulihan otot jantung. Dalam gambaran EKG,
repolarisasi ini meliputi munculnya titik J, gambaran segmen ST, dan gelombang T dan U.

2.6 Fisiologi pengaturan tekanan darah

Tekanan darah berarti daya yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap satuan luas dinding
pembuluh darah yang hampir selalu dinyatakan dalam milimeter air raksa.
Tekanan darah merupakan faktor yang amat penting pada sistem sirkulasi. Peningkatan atau
penurunan tekanan darah akan mempengaruhi homeostasis di dalam tubuh. Tekanan darah
selalu diperlukan untuk daya dorong mengalirnya darah di dalam arteri, arteriola, kapiler dan
sistem vena, sehingga terbentuklah suatu aliran darah yang menetap.Tekanan darah diatur
melalui beberapa mekanisme fisiologis untuk menjamin aliran darah ke jaringan yang
memadai. Tekanan darah ditentukan oleh curah jantung (cardiac output, CO) dan resistensi
pembuluh darah terhadap darah. Curah jantung adalah volume darah yang dipompa melalui
jantung per menit, yaitu isi sekuncup (stroke volume, SV) x laju denyut jantung (heart rate,
HR). Resistensi diproduksi terutama di arteriol dan dikenal sebagai resistensi vaskular
sistemik.
Resistensi merupakan hambatan aliran darah dalam pembuluh, tetapi tidak dapat diukur
secara langsung dengan cara apapun. Resistensi harus dihitung dari pengukuran aliran darah
dan perbedaan tekanan antara dua titik di dalam pembuluh. Resistensi bergantung pada tiga
faktor, yaitu viskositas (kekentalan) darah, panjang pembuluh, dan jari-jari pembuluh.

Aliran darah yang mengalir di sirkulasi dalam periode waktu tertentu,


secara keseluruhan adalah 5000 ml/menit pada sirkulasi total orang dewasa dalam keadaan
istirahat. Aliran darah ini disebut curah jantung karena merupakan jumlah darah yang
dipompa ke aorta oleh jantung setiap menitnya.
Kecepatan aliran darah yang melalui seluruh sistem sirkulasi sama
dengan kecepatan pompa darah oleh jantung ─ yakni, sama dengan curah jantung. Isi
sekuncup jantung dipengaruhi oleh tekanan pengisian (preload), kekuatan yang dihasilkan
oleh otot jantung, dan tekanan yang harus dilawan oleh jantung saat memompa (afterload).
Normalnya, afterload berhubungan dengan tekanan aorta untuk ventrikel kiri, dan tekanan
arteri untuk ventrikel kanan. Afterload meningkat bila tekanan darah meningkat, atau bila
terdapat stenosis (penyempitan) katup arteri keluar. Peningkatan afterload akan menurunkan
curah jantung jika kekuatan jantung tidak meningkat. Baik laju denyut jantung maupun
pembentukan kekuatan, diatur oleh sistem saraf otonom (SSO/autonomic nervous system,
ANS).
Hubungan antara tekanan, resistensi, dan aliran darah dalam sistem
kardiovaskular dikenal dengan hemodinamika. Sifat aliran ini sangat kompleks, namun secara
garis besar dapat diperoleh dari hukum fisika untuk sistem kardiovaskular :
Dengan CO adalah curah jantung (cardiac output), MABP adalah tekanan darah arteri rata-
rata (mean arterial blood pressure), TPR adalah resistensi perifer total (total peripheral
resistance), dan CVP adalah tekanan vena sentral (central venous pressure). Karena CVP
biasanya mendekati nol, maka MABP sama dengan CO x TPR.11
MABP adalah nilai rata-rata dari tekanan arteri yang diukur milidetik per milidetik selama
periode waktu tertentu.
Secara konstan MABP dipantau oleh baroreseptor yang diperantarai secara otonom dan
mempengaruhi jantung serta pembuluh darah untuk menyesuaikan curah jantung dan
resistensi perifer total sebagai usaha memulihkan tekanan darah ke normal. Reseptor
terpenting yang berperan dalam pengaturan terus-menerus yaitu sinus karotikus dan
baroreseptor lengkung aorta.
Tekanan darah rata-rata menurun secara progresif di sepanjang sistem arteri. Penurunan
biasanya tajam pada arteri terkecil dan arteriol (diameter <100 µm), karena pembuluh
memberikan resistensi terbesar terhadap aliran. Peranan arteriol dalam mengatur resistensi
vaskular memiliki beberapa implikasi penting, yaitu :
(1) Konstriksi atau dilatasi semua atau sebagian besar arteriol dalam tubuh akan
memengaruhi TPR dan tekanan darah
(2) Konstriksi arteriol pada satu organ atau regio tersebut, sementara itu dilatasi memiliki
efek yang berlawanan.
(3) Perubahan resistensi arteriolar pada suatu regio memengaruhi tekanan hidrostatik
‘downstream’ dalam landas kapiler (capillary bed) dan vena pada regio tersebut.
Jantung memompa darah secara kontinyu ke dalam aorta, sehingga
tekanan rata-rata di aorta menjadi tinggi, rata-rata sekitar 100 mmHg. Demikian juga, karena
pemompaan oleh jantung bersifat pulsatil, sebagai akibat pengosongan ritmik ventrikel kiri,
tekanan arteri berganti-ganti antara nilai tekanan sistolik 120 mmHg dan nilai tekanan
diastolik 80 mmHg.
Pada orang dewasa sehat, tekanan pada puncak setiap pulsasi, yang disebut tekanan sistolik,
adalah sekitar 120 mmHg. Pada titik terendah setiap pulsasi, yang disebut tekanan diastolik,
nilainya sekitar 80 mmHg. Perbedaan nilai antara kedua tekanan ini sekitar 40 mmHg, yang
disebut tekanan nadi.
Dua faktor utama yang memengaruhi tekanan nadi : (1) curah isi
sekuncup dari jantung, dan (2) komplians (distensibilitas total) dari percabangan arteri.
Tekanan nadi pada orang lanjut usia kadang-kadang meningkat sampai dua kali nilai normal,
karena arteri menjadi lebih kaku akibat arteriosklerosis dan karenanya, arteri relatif tidak
lentur.
Faktor – faktor yang berpengaruh pada
pengendalian tekanan darah adalah sebagai berikut:

Faktor-faktor di atas berperan dalam pengendalian tekanan darah yang memengaruhi rumus
dasar Tekanan Darah = Curah Jantung x Tahanan Perifer.
Beberapa pusat yang mengawasi dan mengatur perubahan tekanan darah, yaitu :
1. Sistem syaraf yang terdiri dari pusat-pusat yang terdapat di batang otak, misalnya pusat
vasomotor dan diluar susunan syaraf pusat, misalnya baroreseptor dan kemoreseptor.
2. Sistem humoral atau kimia yang dapat berlangsung lokal atau sistemik, misalnya renin-
angiotensin, vasopressin, epinefrin, norepinefrin, asetilkolin, serotonin, adenosin dan
kalsium, magnesium, hidrogen, kalium, dan sebagainya.
3. Sistem hemodinamik yang lebih banyak dipengaruhi oleh volume darah, susunan kapiler,
serta perubahan tekanan osmotik dan hidrostatik di bagian dalam dan di luar sistem vaskuler
2.7 Mean arterial pressure

1. Konsep dasar MAP

Mean arterial pressure adalah tekanan arteri rata-rata selama satu


siklus denyutan jantung yang didapatkan dari pengukuran tekanan darah systole dan tekanan
darah diastole. Niai normal dari MAP adalah berkisar antara 70-100 mmHg (Potter & Perry,
2005). Sedangkan mean arterial pressure didapatkan dari rumus sebagai berikut :
MAP = D + 1/3 (S-D)
Keterangan:
D : Keterangan
S : Sistolik.
Pada penghitungan MAP akan didapatkan gambaran penting dalam
tekanan darah yaitu : tekanan sistolik adalah tekanan maksimal ketika darah dipompakan dari
ventrikel kiri, batas normal dari tekanan sistolikadalah 100-140 mmHg, tekanan diastolik
adalah tekanan darah pada saat relaksasi, batas normal dari tekanan diastolik adalah 60-80
mmHg. Tekanan diastolik menggambarkan tahanan pembuluh darah yang harus dicapai oleh
jantung (Potter & Perry, 2005).
Tidak ada ukuran pasti mengenai nilai MAP normal pada anakanak berkisar 70 mmHg,
kemudian pada remaja yang lebih tua sekitar 80
mmHg. Dengan bertambanya umur, tekanan systolik akan lebih besar dari pada tekanan
diastolik, karena itu tekanan nadi meningkat seiring bertambahnya umur. Perbedaan kecil
tampak pada laki-laki dan wanita.
Wanita memiliki tekanan nadi yang sedikit lebih rendah daripada laki-laki yang sama
umurnya (Klabunde & Richard 2012).

2. Faktor–faktor yang mempengaruhi MAP

Hasil dari pengukuran MAP ditentukan oleh pengukuran tekanan


darah. Hasil pengukuran tekanan darah tidaklah menunjukkan hasil yang konstan pada setiap
saat. Meskipun data kondisi yang paling baik sekalipun, hasil tekanan darah dapat berubah-
ubah.
Menurut Potter & Perry (2005), tidak konstannya hasil pengukuran
tekanan darah dipengaruhhi oleh berbagai faktor, antara lain : usia, jenis kelamin, stress, ras,
medikasi, elastisitas arteri, curah jantung, tekanan pembuluh darah perifer, volume darah dan
viskositas darah.

2.8 Fisiologi pengaturan denyut jantung dan nadi

Jumlah denyut nadi umumnya sama dengan detak jantung, sebab kontraksi jantung
menyebabkan peningkatan tekanan darah dan denyut nadi di arteri. Oleh karena itu,
mengukur denyut nadi sama artinya dengan mengukur denyut jantung.

Jumlah denyut nadi setiap orang bisa berbeda-beda. Denyut nadi yang rendah biasanya terjadi
saat sedang tidur atau beristirahat dan akan meningkat ketika berolahraga.

Rata-rata denyut nadi normal manusia adalah sekitar 60–100 kali per menit. Orang yang
terbiasa berolahraga, seperti para atlet, biasanya memiliki denyut jantung normal yang lebih
rendah, yaitu sekitar 40 kali per menit.

Namun, banyak ahli yang beranggapan bahwa standar denyut nadi normal tersebut perlu
diubah menjadi 50–70 kali per menit.

Hal ini didasari oleh penelitian terbaru yang menyatakan bahwa denyut nadi lebih dari 80 kali
per menit saat istirahat, dapat meningkatkan risiko terkena serangan jantung meski nilai
tersebut dianggap normal oleh standar yang digunakan sekarang.

Rendah atau tingginya denyut nadi umumnya dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu:

1. Suhu tubuh
2. Posisi tubuh
3. Emosi
4. Ukuran tubuh
5. Efek samping obat
6. Usia
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Jantung hampir sepenuhnya diselubungi oleh paru-paru, namun tertutup oleh selaput ganda
yang bernama perikardium. Lapisan pertama menempel sangat erat kepada jantung, disebut
dengan perikardium viseral, yang dipersarafi oleh saraf otonom. Sedangkan lapisan luarnya
lebih longgar yang dinamakan dengan perikardium parietal.

3.2 Saran

Semoga makalah yang saya buat dapat bermanfaat bagi semua orang yang membacanya.
Dengan adanya makalah ini di harapkan dapat membantu mata kuliah “KOMUNIKASI”.
Selain itu diperlukan banyak referensi dalam penyusunan makalah ini agar lebih menarik.

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

http://rsudciawi.bogorkab.go.id/index.php/detail/342/Struktur-Jantung-Manusia-dan-
Fungsinya#.YcwilRiyRkw
https://www.honestdocs.id/fungsi-pembuluh-darah-arteri-dan-vena
https://www.alodokter.com/memahami-sistem-peredaran-darah-pada-
manusia#:~:text=Sirkulasi%20sistemik%20merupakan%20sirkulasi%20darah,karbon
%20dioksida%20di%20paru%2Dparu.
https://www.dictio.id/t/bagaimana-cara-mengukur-curah-jantung/6134

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sistem_konduksi_jantung

http://eprints.undip.ac.id/44168/3/Sari_R_G2A009015_Bab2.pdf

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://
repository.ump.ac.id/6062/3/Arief%2520Hidayat%2520BAB
%2520II.pdf&ved=2ahUKEwjInrDM2ov1AhUrldgFHc2lALcQFnoECAQQAQ
&usg=AOvVaw3aFWs2YpxpY7BPhYmo2Uqb

https://www.alodokter.com/ayo-berapa-denyut-nadi-normal-anda

Anda mungkin juga menyukai