Anda di halaman 1dari 5

1. Jelaskan pengertian "Damai Sejahtera" menurut alkitab!

2. Mengkaji bacaan alkitab:

a). Yesaya 57:19


b). Kolose 3:15

a). Yesaya 57:19

Ada banyak puji-pujian yang digubah yang berisikan pengagungan dan pemuliaan
nama Tuhan. Ada yang menulisnya berdasarkan pengalaman pribadi yang
merasakan anugerah kasih dan kuasa Tuhan, ada yang mendapat ilham Roh Kudus
dan ada pula yang mendapatkannya melalui kisah kehidupan orang lain atau
sesamanya. Puji-pujian itu dibuat agar kita dapat turut merasakan apa yang dialami
oleh penulisnya dan tetap senantiasa bersyukur serta mengagungkan kebesaran
Tuhan dalam kehidupan kita.
Melalui firman Tuhan hari ini kita diajak untuk memahami, bahwa puji-pujian
yang kita dengar dan yang orang lain buat untuk kita dapat nikmati, semuanya tidak
lepas dari campur tangan Tuhan yang memberikan kreatifitas dan nilai-nilai seni
bagi kehidupan orang percaya. Sebagaimana dikatakan: “Aku akan menciptakan
puji-pujian. Damai, damai sejahtera bagi mereka yang jauh dan bagi mereka yang
dekat -- firman TUHAN -- Aku akan menyembuhkan dia!” (Yesaya 57:19) . Jadi
pujian diciptakan Tuhan bagi kita melalui orang-orang yang digerakkan Roh Kudus
untuk menyampaikan damai sejahtera yang datangnya daripada Tuhan. Dimana
melaluiNya ada damai, sukacita, kasih, kemurahan, kuasa, anugerah, berkat dan
kedamaian, serta segala kebaikan. Sehingga kita senantiasa dapat merasa dekat
dalam naungan kasih Tuhan. Bahkan melalui pujian, jiwa kita dapat disegarkan dan
mengalami kesembuhan baik secara jasmani, mental maupun rohani.
Memuji Tuhan itu baik, karena pusat kepujian kita adalah Tuhan Yesus Kristus
yang layak dipuji dan disembah karena keselamatan yang datang daripadaNya. Paulus
menulis alasan yang tepat mengapa kita harus menyebut nama Tuhan Yesus dalam
puji-pujian kita: “Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan
kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,”
(Efesus 2:14). Ya, melalui Tuhan Yesus, dimana pengorbananNya menyucikan segala
dosa-dosa kita, sehingga pada akhirnya kitapun diperdamaikan dengan Allah.
b). Kolose 3:15

Ssilahkan dipilih referensi yang mau diambil:

REFERENSI 1.

Damai sejahtera itu adalah hak dan sekaligus tanggungjawab setiap orang yang mengikut Yesus.
"Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah
dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah. Kolose 3:15." Damai sejahtera itu bermulanya di dalam
hati, bukan di bagian eksternal atau interaksi dengan sesama kita. Orang yang berusaha perform damai
sejahtera tanpa benar-benar dipenuhi damai itu, pasti sangat lelah. Damai sejahtera itu tidak pernah
dimaksudkan untuk konsumsi pribadi pula, tujuannya adalah untuk kebutuhan hidup bersama.

1. DAMAI SEJAHTERA KITA DAPAT MELALUI DARAH KRISTUS, PENDAMAIAN


MANUSIA BERDOSA DENGAN ALLAH YANG KUDUS

Manusia yang hidup dalam dosa tak mungkin memiliki damai sejahtera, mereka itu sudah
tertipu, mereka diperbudak Iblis, mereka terpisah dari Allah. Kita menjadi seteru bagi Allah, kita
sedang memberontak padaNya. Bayangkan semua kekacauan itu, di mana letak damainya? Tidak
ada, tidak mungkin. Maka Kristus datang dan membayar pemberontakan kita itu, Dia
mendamaikan kita dengan Allah. Di situlah letak dari pintu kita menuju damai sejahtera.

2. DAMAI SEJAHTERA HARUS DIMULAI DALAM DIRI SENDIRI, SELURUH DIRI KITA
DIKENDALIKAN OLEH DAMAI ITU

Cara kerja damai itu adalah dengan memerintah hati dan pikiran kita, setelah kita menerima
Kristus. Menerima Kristus itu tidak pernah berbentuk pasif, itu adalah sesuatu yang aktif, kita
aktif memastikan damai sejahtera itu sekarang bertanggungjawab mengatur semua suasana dan
keputusan hati kita.

Damai saya tidak bekerja dari luar, tetapi dari dalam. Damai saya tidak bergantung pada apa
yang sedang terjadi di sekitar saya tetapi apa yang terjadi di dalam hati saya. Saya selalu mesti
ingat bahwa darah Kristus telah memperdamaikan saya dengan Allah. Damai sejahtera yang dulu
hilang, sejak dosa masuk ke dalam dunia, telah dikembalikan oleh darah itu. Jadi mengapa hidup
saya bisa kehilangan damai sejahtera? Jelas penyebabnya adalah bila saya kehilangan pandangan
saya akan pengorbanan Kristus, Tuhanku.

3. DAMAI SEJAHTERA BUKAN UNTUK KONSUMSI/KALANGAN SENDIRI, TETAPI


MODAL UNTUK HIDUP BERSAMA

Meski damai itu harus bermula di internal manusia, tetapi damai itu tidak pernah dimaksudkan
untuk kalangan sendiri saja. Kehendak Tuhan Yesus adalah agar kita menjadi peace maker,
bukan hanya peace owneratau peace keeper. Kita menegakkan damai Tuhan dalam pekerjaan,
dalam rumah tangga, dalam pergaulan dan dalam segala aspek hidup kita.
Saya punya tanggungajawab besar atas hak yang sebesar damai sejahtera Kristus ini. Saya mesti
membagikannya dan aktif memakainya dalam setiap apapun yang saya lakukan. Tetapi itu hanya
akan otentik jika ternyata memang saya dipenuhi, damai itu meluber dari diri saya kepada sekitar
saya. Seperti petugas teller atau security yang ramah dan hormat kepada customer, apakah itu
karena mereka orang yang sabar dan rendah hati serta lemah lembut atau hanya tuntutan
profesionalisme? Pastinya kalau itu tidak memenuhi dan meluber dari dalam hatinya, maka ia
akan sangat kecapekan dan bosan dengan semuanya.

REFERENSI 2.

Kolose 3:15

Istilah “Damai Sejahtera”, adalah suatu istilah yang tidak asing bagi kita sebagai umat percaya.
Lihat saja di setiap kata pembuka pada setiap pengantar kata sambutan umpama, selalu disapa
dengan kata “Syalom”. Entah sadar atau tidak, dipahami atau tidak maknanya! Terkadang saking
semangatnya kata ini diucapkan dengan lantang, suara bernada tinggi (sambil mengepalkan
tangan ke atas segala), setara kayak pekik jaya “Merdekaaa?! Padahal, secara arti makna,
bukankah “syalom” atau “Damai sejahtera” itu menggambarkan suasana yang teduh, lembut,
nyaman?

“Damai sejahtera”, apa itu? Apakah sama dengan “Syalom” atau “Salam Damai Sejahtera” yang
sering kita ucapkan di gereja dan kalau kumpul di tengah masyarakat? Damai sejahtera, apakah
ketika suasana nyaman bisa tertawa-tawa bahagia? Ketika rejeki datang tak terduga? Damai
sejahtera oh….. semua orang mendambakannya. Tapi di mana? Dan bagaimana
mendapatkannya? Ada tiga prinsip bagaimana Damai sejahtera Kristus dapat menjadi berkat bagi
orang percaya:

PRINSIP PERTAMA: Milikilah Damai Sejatera Kristus.

“Damai sejahtera” yang sesungguhnya adalah hanya berasal dari Allah. Tidak ada dari yang lain.
Dunia sekarang ini sungguh-sungguh membutuhkan damai sejahtera . Kelahiran Yesus Kristus
adalah bentuk kreatif Illahi yang hadir secara riil di tengah dunia ini. Ia hadir dalam rupa insan
bayi kudus Yesus Kristus, dibalut lampin lahir di kandang hina. Berbaur hadir di berbagai bentuk
persoalan manusia. Dalam suasana politik raja Herodes. Dalam suasana budaya yang ada. Dalam
suasana manusia beragama yang salah kaprah ala Farisi.

Dia hadir dalam susana realita dimana manusia terkotak-kotak oleh status sosial warga asli dan
non asli, Yahudi versus orang Samaria yang murah hati. Dia juga hadir di pusaran persoalan para
kaum kecil yang beradu nasib, para pencari sesuap nasi mempertahankan hidup ala Yusuf,
Maria, para gembala sebagaimana adanya.

Dia juga hadir di kegamangan manusia para pencari kesenangan semu yang tak menentu. Ya,
Dia hadir di aneka persoalan realitas manusia! Dunia sekarang ini sungguh-sungguh
membutuhkan damai sejahtera Kristus. Lihat saja dalam realita kehidupan kita yang semakin
jauh dari damai sejahtera. Kenapa terjadi begitu? Apalagi jika bukan karena si “Aku” yang
bertahta di hati, bukan Damai Sejatera Kristus yang bertahta!

PRINSIP KEDUA: Bukalah hati bagi Damai sejahtera Kristus.

Bayi mungil Yesus Kristus yang lahir di kandang papa mengungkap tabir rahasia tentang hati
Allah. Mengisyaratkan betapa besarnya kasih Allah. Allah memandang sama semua manusia.
Bahkan hingga ke akar persoalan manusia, Allah tak memandang hina manusia yang paling
berdosa sekali pun! (Bdk.Yohanes 3:16). Damai sejahtera hanya ada pada manusia yang
berkenan padaNya. Manusia yang berkenan kepada Allah tentu saja yang dimaksudkan adalah
manusia yang membuka hati. Tidak ada damai sejahtera pada manusia yang keras kepala! Tidak
ada damai sejahtera pada manusia yang munafik tidak mau bertobat. Karenanya damai sejahtera
sejati harus dimulai dari diri sendiri.

Alkitab sendiri membuktikan, sejak manusia pertama kehilangan damai sejatera maka yang
terjadi adalah rusaknya hubungan yang harmonis dengan Allah dan juga dengan sesama
manusia. Yang ada hanyalah saling mempertahankan diri, saling lempar tanggungjawab, saling
membenarkan diri, saling menyalahkan. Adam menyalahkan Hawa sebagai penyebab masalah,
Hawa mengkambing-hitamkan setan sebagai biang masalah. Hati menjadi gelisah, dikejar-kejar
rasa bersalah, saling curiga plus dibumbui rasa benci! (Kejadian 3:1-19).

Secara gamblang pula, Alkitab juga membentangkan apa yang terjadi pada keturunan manusia
pertama Kain dan Habel. Bagaimana si Kain dengan rasa curiga, iri, benci, dan tanpa hati nurani
rela menghabisi nyawa si Habel adik kandungnya sendiri! (Kejadian 4:1-16). Pokoknya,
ketiadaan damai sejahtera menjadikan manusia bermasalah dengan dirinya sendiri, dengan Sang
Penciptanya, dengan sesamanya, juga dengan alam lingkungannya.

PRINSIP KETIGA: Kesediaan diperintah oleh Damai Sejahtera Kristus

“Hendaklah damai sejatera Kristus memerintah dalam hatimu…..” Manusia yang dikuasai oleh si
“Aku” yang memerintah dalam hatinya, bisa jadi hanya bersosok seorang manusia namun
hatinya bukan hati manusia! Tidak heran bila manusia ada yang berhati singa. Melegalkan segala
cara. Jalan pintas dianggap biasa. Hukum dipermainkan, pemutarbalikan fakta kebenaran serasa
nikmat bukan dosa! Yang bersalah bisa melenggang seenaknya, sedangkan yang benar bisa
terpuruk di penjara, adalah pemandangan biasa! Keserakahan terhadap pengrusakan alam
lingkungan adalah fakta yang dapat disebutkan, contoh manusia yang telah kehilangan damai
sejatera.

Manusia yang kehilangan damai sejahtera Kristus adalah manusia yang telah kehilangan sesuatu
yang paling prinsip dalam dirinya. Kehilangan hati nurani. Kehilangan kepekaan. Kehilangan
kesadaran. Kehilangan kasih. Ya, kehilangan segalanya. Ibarat jaringan terputus ke semua arah,
baik terhadap diri sendiri, terhadap Allah, maupun terhadap sesama manusia. Jadinya laksana
bola lampu yang putus tak bisa menyala. Tak bisa berfungsi apa-apa. Tak bermanfaat apa-apa.ak
perlu jauh-jauh mencarinya, karena sejatinya Damai sejahtera bertahta dalam hati, bila mau
membuka hati untuk diperintah oleh damai sejahtera Kristus!
Sejatinya, Damai sejahtera Kristus yang Alkitab maksudkan bukanlah berarti bahwa dunia ini
otomatis selalu dalam keadaan serba nyaman. Bukan, bukan demikian! Tetapi bak burung kecil
yang bersarang di batu karang berlobang dan tetap tenang, masih bisa bersiul toh awan pekat
hitam di atasnya, tak terusik oleh deru gelombang yang menghantam batu karang, atau oleh deru
guruh dan petir sambar-menyambar di atas langit!

Manusia yang mau diperintah oleh Damai sejahtera Kristus adalah manusia yang peka terhadap
suara ilahi akan tahu persis mana sesuatu yang bisa membahayakan dirinya yang harus dihindari,
dan mana kehendak Tuhan yang harus dituruti! Manusia yang dipenuhi oleh Damai Sejahtera
Kristus adalah manusia yang tidak merasa terganggu dengan kelebihan manusia lain. Tak ada
benci dalam hati, atau menyimpan dendam dan iri hati. Hanya bagi manusia yang sugguh-
sungguh membuka hati bagi damai sejatera Kristus memerintah dalam hatinya yang bisa
melayani dengan sukacita, rela berkorban, mengasihi secara tulus, dan mampu merasakan lebih
berbahagia memberi dari pada menerima. Amin!

Anda mungkin juga menyukai