Anda di halaman 1dari 10

Analisis Jurnal Keperawatan Pada Pasien Dengan Masalah Diagnose Medik:

Tuberculosis Paru
Stase: Keperawatan Anak
Dosen Pembimbing Akademik: Ns. Sumiati Sinaga, S.Kep., M.Kep

Disusun Oleh:

Muhammad Novan Ahadinata

P2002037

PROGRAM STUDI PROFESI NERS INSTITUT


TEKNOLOGI KESEHATAN & SAINS WIYATA HUSADA
SAMARINDA
2020/2021
No Nama Penulis Dan Judul Background Tujuan Ringkasan Hasil
Tahun
1 Aan Efendi, 2017 UPAYA MENINGKATKAN Tuberkulosis paru (TB) merupakan Tujuan dari penelitian ini Hasil penelitian yang di lakukan
KEPATENAN penyakit menular langsung yang adalah untuk penulis dapatkan masalah
KEBERSIHAN JALAN disebabkan oleh kuman tuberkulosis meningkatkan kebersihan ketidakefektifan bersihan jalan napas
NAPAS paru (Mycobacterium tuberculosis). jalan napas pada pasien. tidak efektif berhubungan dengan
PADA PASIEN DENGAN Penduduk Indonesia yang didiagnosis Sehingga tidak terjadi penumpukan sekret atau seputum
TUBERKULOSIS PARU tuberkulosis paru (TB) oleh tenaga komplikasi yang pada jalan napas yang berlebih.
kesehatan tahun 2007 dan tahun 2013 diakibatkan oleh intervensi yang dilakukan meliputi,
tidak berbeda (0,4%). Lima provinsi ketidakefektifan bersihan kaji tanda-tanda vital, observasi
dengan tuberkulosis paru tertinggi jalan napas tidak efektif. pernapasan dan keadaan jalan napas,
adalah Jawa Barat, Papua, DKI Jakarta, menganjurkan pasien banyak
Gorontalo, Banten, dan Papua Barat. istirahat, ajarkan teknik batuk
Penduduk yang didiagnosis efektif, kolaborasi dengan dokter
tuberkulosis paru oleh tenaga dalam pemberian obat. Setelah
kesehatan, 44,4 persen yang diobati dilakukan implementasi selama 3x24
dengan obat program Sebagian besar jam diharapkan kebersihan jalan
kuman tuberkulosis menyerang paru, napas pasien kembali normal.
tetapi dapat juga menyerang organ
tubuh yang lainnya. Gejala utama
tuberkulosis paru adalah batuk selama
dua minggu atau lebih, batuk dengan
disertai dahak, dahak bercampur
dengan darah, sesak napas, badan
lemas, nafsu makan menurun, berat
badan menurun. Salah satu tanda dan
gejala tuberkulosis adalah batuk dengan
disertai dahak dan akan menimbulkan
ketidakefektifan bersihan jalan napas
tidak efektif.

2 Deni Susyanti, STUDI KASUS Tuberculosis Paru adalah suatu Tujuan penelitian hasil yang didapatkan dari kedua
PEMENUHAN BERSIHAN penyakit menular yang disebabkan oleh meliputi menggali responden pada pasien TB Paru yaitu
Mompang Tua JALAN NAFAS PADA basil mikrobacterium tuberculosis yang pengkajian keperawatan, pemenuhan bersihan jalan nafas
PASIEN TB PARU DI merupakan salah satu penyakit saluran menyususn perencanaan terpenuhi namun waktunya yang
Parlagutan, Susiana
RUMAH SAKIT TK II pernafasan bagian bawah yang asuhan keperawatan, berbeda karna beda usia dari kedua
Marbun, 2019 PUTRI HIJAU MEDAN sebagaian besar basil tuberculosis merumuskan diagnosa responden.
TAHUN 2018 masuk kedalam jaringan paru melalui keperawatan, melakukan
airbone infection dan selanjutnya implementasi yang
mengalami proses yang dikenal sebagai komprensif, serta
focus primer dari ghon. Gejala utama melakukan evaluasi
tuberkulosis paru adalah batuk selama keperawatan.
dua minggu atau lebih, batuk dengan
disertai dahak, dahak bercampur
dengan darah, sesak napas, badan
lemas, nafsu makan menurun, berat
badan menurun. Salah satu tanda dan
gejala tuberkulosis adalah batuk dengan
disertai dahak dan akan menimbulkan
ketidakefektifan kebersihan jalan napas
tidak efektif. Batuk efektif adalah
aktifitas keperawatan untuk
membersihkan sekresi pada jalan nafas,
yang berfungsi untuk meningkatan
mobilisasi sekresi dan mencegah resiko
tinggi retensi sekresi. Setelah diberikan
tindakan batuk efektif dalam waktu 1 x
24 jam diharapkan pasien mengalami
peningkatan bersihan jalan nafas. Oleh
karena itu, penelitian dilakukan untuk
mengetahui pemenuhan bersihan jalan
nafas pada pasien TB Paru di Rumah
Sakit TK II Putri Hijau Medan.

3 Rusna Tahir, Dhea Sry Fisioterapi Dada Dan Batuk Tuberkulosis paru merupakan penyakit Penelitian ini bertujuan Patensi jalan nafas membaik setelah
Efektif Sebagai infeksi dengan prevalensi tertinggi di untuk memperoleh fisioterapi dada dan batuk efektif
Ayu Imalia S, Siti
Penatalaksanaan dunia gambaran tentang yang ditandai denganfrekuensi
Muhsinah, 2019 Ketidakefektifan dan menjadi yang ketiga terbesar di penerapan dada pernapasan normal, ritme
Bersihan Jalan Nafas Pada Indonesia dengan 1,02 juta kasus. fisioterapi dan batuk pernapasan normal, tidak ada ronchi
Pasien TB Paru Di RSUD Masalah inti paru Pasien tuberkulosis efektif sebagai dan mampu mengeluarkan dahak
Kota Kendari yaitu tidak efektif bersihan jalan nafas manajemen pembersihan dari saluran udara.
yang ditandai dengan dispnea, ronchi, jalan nafas yang tidak
berlebihan dahak, batuk tidak efektif. efektif pada paru
Intervensi keperawatan untuk pasien tuberkulosis.
mengatasi masalah tersebut adalah
fisioterapi dada dan
batuk efektif.

4 Marlina Lumbantoruan, PENGARUH FISIOTERAPI Fisioterapi dada ini merupakan suatu Penelitian ini bertujuan Hasil penelitian mendapatkan
DADA TERHADAP tindakan yang bertujuan untuk untuk mengetahui karakteristik responden menurut
Saruza, Hestin Damaris membersihkan jalan nafas dari sputum, pengaruh fisioterapi dada
FREKUENSI umur, mayoritas berumur ≤59 tahun,
Lase, Elis Anggeria PERNAFASAN mencegah akumulasi sputum, terhadap frekuensi berjenis kelamin laki-laki. Mayoritas
PADA PASIEN TB PARU DI memperbaiki saluran nafas, dan pernafasan pada pasien responden memiliki frekuensi
RSU. ROYAL PRIMA membantu ventilasi paru paru serta TB Paru di RSU. Royal pernafasan tidak normal sebelum
MEDAN mempertahankan ekspansi paru. Prima Medan. dilakukan fisioterapi dada, dan
mayoritas frekuensi pernafasan
normal setelah dilakukan fisioterapi
dada. Berdasarkan pengaruh
fisioterapi dada terhadap frekuensi
pernafasan pada pasien TB Paru,
menggunakan uji Wilcoxon didapat
nilai signifikan (p) = 0,00 maka Ho
ditolak, artinya ada pengaruh
fisioterapi dada terhadap
peningkatan frekuensi pernafasan
pada pasien TB paru di RSU Royal
Prima Medan tahun 2019.

5 Antoninho Coni Pengelolaan Ketidakefektifan Tuberculosis paru adalah penyakit Tujuan penelitian ini Hasil penelitian didapatkan setelah
Bersihan Jalan Napas Pada infeksi yang disebabkan oleh bakteri yaitu mendeskripsikan dilakukan pengelolaan selama 2 hari
Santana, Ummu
Tn.M Dengan Tuberculosis Mycobacterium tuberculosis. Bakteri asuhan Keperawatan didapatkan hasil masalah
Muntamah, 2019 Paru di Ruang Dahlia RSUD ini berbentuk basil dan bersifat tahan ketidakefektifan bersihan keperawatan nyeri akut teratasi
Ungaran asam sehingga dikenal juga sebagai jalan napas pada Tn.M sebagian. Data subjektif data
Basil Tahan Asam (BTA). Pasien dengan tuberculosis paru subjektif pasien mengatakan sudah
dengan tuberculosis menimbulkan di Ruang Dahlia RSUD bisa mengeluarkan dahak, pasien
penumpukan sekret pada jalan napas, Ungaran. mengatakan sesak nafas sudah mulai
hal ini merupakan salah satu masalah berkurang. Data objektif yang
keperawatan yaitu ketidakefektifan didapatkan pasien tampak lebih
bersihan jalan napas. Fisioterapi dada nyaman, tampak suara nafas
merupakan salah satu cara untuk tambahan (ronchi), pasien tampak
mengeluarkan sekret pada pasien yang melakukan batuk efektif, RR : 28
mengalami ketidakefektifan bersihan x/menit. Masalah ketidakefektifan
jalan napas salah satunya pada pasien bersihan jalan napas teratasi
dengan tuberculosis paru. Hal ini sebagian.
bertujuan untuk membantu pengeluaran
sekret yang tertahan pada saluran
pernafasan.

6 Asni Hasaini, 2018 Pengaruh Teknik Relaksasi Tuberkulosis Paru adalah penyakit Peneliti ingin mengetahui Hasil analisis sebelum dan sesudah
Napas Dalam dan Batuk menular yang disebabkan oleh apakah ada pengaruh pemberian tekhnik relaksasi napas
Efektif Terhadap Bersihan (Mycobacterium Tubercolosa), teknik relaksasi napas dalam dan batuk efektif didapatkan
Jalan Napas Pada Klien ditularkan melalui udara saat seorang dalam dan batuk efektif p = 0,006 (p <0,05), maka H0
dengan TB Paru Di Ruang Al- klien TB Paru batuk yang mengandung terhadap bersihan jalan ditolak yang artinya ada pengaruh
Hakim RSUD Ratu Zalecha bakteri tersebut terhirup orang lain saat napas pada klien TB Paru (signifikan) antara pemberian teknik
Martapura Tahun bernapas. Teknik relaksasi napas dalam relaksasi napas dalam dan batuk
2018 merupakan aktivitas perawat untuk efektif terhadap bersihan jalan napas
membersihkan sputum pada jalan napas pada klien TB Paru
yang berfungsi meningkatkan
mobilisasi sekresi, setelah diberikan
tindakan teknik relaksasi napas dalam
dan batuk efektif dalam waktu 2 x 24
jam diharapkan klien mengalami
bersihan jalan napas efektif.

7 Hesti Nuriya ASUHAN KEPERAWATAN Penyakit tuberkulosis paru hingga Tujuan dari studi kasus Berdasarkan hasil Asuhan
Hikmawati, Maharani PADA KLIEN YANG sekarang masih menjadi suatu sumber adalah memberi tindakan Keperawatan ditemukan data
Tri Puspitasari, Afif MENGALAMI masalah bagi kesehatan dan menjadi yang tepat terhadap subyektif dan data obyektif pada
Hidayatul Arham, 2020 TUBERKULOSIS PARU ancaman serius dikalangan masyarakat pasien yang klien 1 dan klien 2 menunjukan
DENGAN diseluruh dunia.Bahkan menurut WHO mengalami tuberkulosis adanya keluhan ketidakefektifan
KETIDAKEFEKTIFAN (2019) Indonesia berada diperingkat paru dengan bersihan jalan nafas. Klien 1 yaitu
BERSIHAN JALAN NAFAS kedua dari negara dengan kasus orang ketidakefektifan bersihan Tn N mengeluh batuk berdahak
DI RUANG TERATAI menderita tuberkulosis paling banyak jalan nafas diruang sesak selama 7 hari dengan suara
RSUD BANGIL sedunia. Teratai RSUD Bangil pernafasan ronchi dan klien 2 yaitu
PASURUAN Pasuruan Ny W mengeluh batuk berdahak,
sesak selama 3 hari dengan
pernafasan wheezing. Setelah
dilakukan tindakan asuhan,
keperawatan selama 3x24 jam,
didapatkan hasil pada klien 1
keluhan sesak nafas sudah berkurang
dan tidak batuk, sedangkan pada
klien 2 didapatkan hasil sedikit sesak
dan batuk berkurang.

8 Dewi Aprilliawati, Yuli UPAYA PENINGKATAN Tuberkulosis adalah penyakit infeksi Menyusun resume asuhan Hasil penelitian didapatkan bahwa
Widyastuti, KETIDAKEFEKTIFAN yang disebabkan oleh kuman keperawatan medikal frekuensi pernafasan 4, irama
Muhammad BERSIHAN JALAN NAFAS Mycobacterium tuberculosis dengan bedah dalam upaya pernafasan 4, kedalaman inspirasi 4,
Hafiduddin, MELALUI INHALASI gejala yang sangat bervariasi. Dinas Peningkatan suara auskultasi nafas 3, dengan
AROMATERAPI kesehatan menunjukkan bahwa data ketidakefektifan bersihan hasil skala Bates-Jansen Wound
PEPPERMINT PADA pada wilayah Polokarto tercatat sekitar jalan nafas melalui Assessment Tool sebelum dilakukan
PENDERITA 53 penderita TB Paru pada bulan inhalasi aromaterapi inhalasi aromaterapi peppermint
TUBERCULOSIS Januari hingga Februari 2017, yang peppermint pada score 2 menjadi 4.
mana penderita TB Paru pada usia 0 penderita Tuberculosis.
hari – 19 tahun mencapai sekitar 10
penderita pada tahun 2016 dan sekitar 3
penderita pada tahun 2017. Penanganan
ketidakefektifan bersihan jalan nafas
dapat dilakukan dengan inhalasi
aromaterapi peppermint. Minyak
peppermint mengandung bahan aktif
menthol 50%. Berguna sebagai bahan
antiseptik dan penyegar mulut serta
pelega tenggorokan.
9 Nurul Syifa Ningtias UPAYA Tuberkulosis merupakan suatu penyakit Memberikan gambaran pasien mampu mengeluarkan
Firnanda, MEMPERTAHANKAN infeksi menular yang disebabkan oleh terhadap penerapan sputum, respiratori rate dalam batas
BERSIHAN JALAN NAPAS mikrobacterium tuberkulosis, yang asuhan keperawatan normal, keluarga pasien mampu
PADA ANAK DENGAN mana mikroorganisme ini bersifat dalam upaya melakukan tindakan pada masalah
TUBERKULOSIS PARU aerob, yakni menyukai daerah dengan mempertahankan bersihan jalan nafas secara mandiri
kadar oksigen tinggi, sehingga bersihan jalan nafas pada
tuberkulosis lebih banyak menyerang anak dengan
organ paru.. Reaksi inflamasi dan Tuberkulosis Paru.
fagositosis terhadap microbacterium
tuberkulosis menyebabkan
penumpukan eksudat didalam alveoli.
Sputum yang tidak dikeluarkan dapat
menyebabkan bersihan jalan nafas
menjadi tidak efektif, sehingga suplai
oksigen akan terganggu dan dapat
mengakibatkan timbulnya sianosis,
kelelahan, apatis serta merasa lemah.

10 Wahyu Widodo, Siska LITERATUR REVIEW : Tuberculosis (TB) merupakan suatu Untuk mengetahui Dari 5 jurnal didapatkan bahwa
Diyah Pusporatri, PENERAPAN BATUK penyakit yang disebabkan oleh bakteri penerapan batuk efektif terjadi perubahan irama nafas,
EFEKTIF DAN Mycobacterium Tuberculosis masuk dan fisioterapi dada mampu mengeluarkan sekret, sesak
FISIOTERAPI DADA kedalam saluran pernafasan dan dalam mengurangi nafas berkurang setelah dilakukan
UNTUK MENGATASI menyerang paru-paru sehingga pada ketidakefektifan bersihan batuk efektif dan fisioterapi dada.
KETIDAKEFEKTIFAN bagian alveolus terdapat bintil-bintil jalan nafas pada klien
BERSIHAN JALAN NAFAS atau peradangan pada dinding alveolus tuberculosis.
PADA KLIEN YANG akan mengecil. Prevalensi TB paru
MENGALAMI berdasarkan diagnose dokter menurut
TUBERCULOSIS (TBC) provinsi 2013-2018 Indonesia
menduduki 0,4% dari seluruh jumlah
populasi.
Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit infeksi yang menyerang paru-paru yang
secara khas ditandai oleh pembentukan granuloma dan menimbulkan nekrosi jaringan.
Penyakit ini bersifat menahun dan dapat menular dari penderita kepada orang lain.
(Manurung, dkk, 2017). Penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, yakni
kuman aerob yang dapat hidup terutama diparu atau diberbagai organ tubuh yang lainnya
yang mempunyai tekanan parsial oksigen yang tinggi. Kuman ini juga mempunyai
kandungan lemak adalah yang tinggi pada membrane selnya sehingga menyebabkan bakteri
ini menjadi tahan terhadap asam dan pertumbuhan dari kumannya berlangsung dengan
lambat. Bakteri ini tidak tahan terhadap ultraviolet, karena itu penularannya terutama terjadi
pada malam hari. Penyakit TB paru ditularkan melalui airborne yaitu inhalasi droplet yang
mengandung kuman mycobacterium tuberculosis. Pasien TB paru akan mengeluh batuk yang
disertai dahak dan atau batuk berdarah, sesak napas, nyeri pada daerah dada, keringat pada
malam hari, penurunan nafsu makan. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda berupa
peningkatan frekuensi napas, irama nafas tidak teratur, dan ronchi. Merujuk pada manifestasi
tersebut, masalah keperawatan yang umum terjadi pada pasien TB paru adalah
ketidakefektifan bersihan jalan napas (Herdman, 2018).
Menurut World Health Association (2019) menyatakan bahwa ada 10.000.000 orang
sudah terkena Tuberkulosis parudi tahun 2018 dan ada 1.500.000 orang diantaranya sudah
dinyatakan meninggal dunia. Indonesia berada diperingkat kedua dari negara dengan kasus
orang menderita tuberkulosis paling banyak sedunia (WHO, 2019). Kasus tuberkulosis paru
ditemukan kurang lebih banyaknya 330.910 hanya dalam waktu satu tahun di Indonesia,
ditemukan provinsi jawa barat,jawa timur, menjadi jumlah kasus tertinggi dan jawa tengah,
dimana kejadian Tuberkulosis Paru pada ke-3 wilayah tersebut sebesar 38% dari semua
kejadian diindonesia (Widianingrum,2018). Asal mula kuman mycobacteriumtuberculosis
menular lewat percikannair liur ketika berbicara,batuk-batuk, bersin, kemudian basil
mycobacterium tuberculosis tersebut berterbangan melalui udaraadan masuk kedalam suatu
jaringan paru orang sehat melalui jalan nafas(droplet infection) hingga alveolus. Basil
tubercle mencapai permukaan alveolus ini membiasa proses dari inhalasi dan juga terdapat 1-
3unit basil, hal tersebut dapat merangsang peningkatan sekresi (Rathauser et al, 2019).
Ketidak upayaan pasien dalam memobilisasikan sekresi yang mengakibatkan
menumpuknya suatu secret. Normal suatu secret pada jalan pernafasan akan bisa
diberhentikan dengan merubah posisi seperti batuk efektif. Pada saat pasien imobilise secret
yang terkumpul dijalan nafas akibat gaya tarik bumi dapat mengganggu proses dari disfusi
O2 dan CO2 didalam alveoli. Dan upaya batuk efektif guna mengeluarkan secret juga bisa
terhambat karena tonus otot-otot pernafasan yang melemah, hal tersebut menyebabkan
permasalahan yaitu bersihan jalan nafas. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas merupakan
ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau dengan cara obstruksi dari saluran
pernafasan untuk mempertahankan kebersihan pada jalan nafas. (NANDA, 2018).
Penatalaksanaan dari tuberkulosis itu sendiri dapat dibagi menjadi penatalaksanaan
medis dan keperawatan. WHO berhasil menimbulkan strategi upaya penanggulangan terkait
penyakit TB yang berbentuk DOTS (Direct Observed Treatment Short). DOTS berfokus
sebagai alat penemu dan pengobatan penyakit tuberculosis, prioritas hanya diberikan untuk
klien TB tipe menular.Strategi DOTS berupaya memutus rantai suatu penyakit TBC dan
menurunkan insidensi TBC didalam masyarakat. Menemukan kemudian menyembuhkan
klien tuberculosis adalah cara unggul sebagai upaya pencegahan penularan penyakit TBC
(WHO, 2020). Penanggulangan tuberculosis dengan strategi DOTS didalam puskesmas sudah
terdiri dari input seperti: manusia, program, dana,dan material. Sedangkan proses seperti:
rancangan, sekelompok, pergerakan, dan pengawasan (Inayah & Wahyono, 2018). Teknik
latihan napas dalam berpengaruh terhadap konsentrasi O2 darah diperifer. Batuk efektif
mampu menghemat enerji oleh karena itu pasien tidak cepat letih sehingga mampu
mengeluarkan secret dengan maksimal anjurkan pasien mengeluarkan satu hari sebelum
pemeriksaan secret, namun klien juga perlu dorong meminum kurang lebih 2 liter air guna
mempermudah pengeluaran secret (Widiastuti & Siagian, 2019).
Daftar Pustaka

Manurung, S, Suratun, Krisanty, P., & Ekarini, P., (2017). Gangguan sistem pernafasan
akibat infeksi. Jakarta: CV. Trans Info Media.
WHO. (2019). Global Tuberculosis Report. Geneva: WHO.
Rathauser, Jon., Yoeli, Eres., Bhanot, Syon., Kimenye, Mailu, Masini and Owiti, Philip.
(2019). Digital Health Support in Treatment for Tuberculosis. The New England
Journal Of Medicine. N ENGL J MED 381;10
Widianingrum, T. R. (2018). Hubungan Pengetahuan Dan Motivasi Dengan Kepatuhan
Minum Obat Anti Tuberkulosis Pada Pasien Tb Di Wilayah Kerja Puskesmas Perak
Timur Surabaya. University of Airlangga.
NANDA. (2018). NANDA-I Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2018-2020
(11th ed.). Jakarta: EGC.
Inayah, S., & Wahyono, B. (2018). Penanggulangan Tuberkulosis Paru dengan Strategi
DOTS Samhatul. 2(2), 331–341.
Widiastuti, L., & Siagian, Y. (2019). Pengaruh batuk efektif terhadap pengeluaran sputum
pada pasien tuberkulosis di puskesmas kampung bugis tanjung pinang. Keperawatan,
9(1), 1069–1076.

Anda mungkin juga menyukai