Anda di halaman 1dari 8

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

STIMULASI PERSEPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas stas e Keperawatan Jiwa


Pembimbing : Cucu Rokayah, M.Kep., Ns.Sp.Kep.J

Disusun oleh :

Arinda Rizkia S 211FK04071 Regita Desma A 211FK04096


Dewi Peni P 211FK04003 Rijal Ahmad M 211FK04091
Erisa Pebriana 211FK04077 Shanti ariani 211FK04024
Keukeu Yulikeu 211FK04079 Siti Nurhalimah 211FK04078

PROGRAM STUDI PROFRSI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
2022

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Secara individu selalu berada dalam kelompok, sebagai contoh
individu berada dalam satu keluarga. Dengan demikian ada dasarnya individu
memerlukan hubungan timbal balik, hal ini bisa melalui kelompok.
Penggunaan kelompok dalam praktek keperawatan jiwa memberikan
dampak positif dalam upaya pencegahan, pengobatan atau terapi serta
pemulihan kesehatan seseorang. Meningkatnya penggunaan kelompok
terapeutik, modalitas merupakan bagian dan memberikan hasil yang positif
terhadap perubahan perilaku pasien/klien, dan meningkatkan perilaku adaptif
dan mengurangi perilaku maladaptive.
Beberapa keuntungan yang diperoleh individu atau klien melalui
terapi aktivitas kelompok melalui dukungan (support), pendidikan
meningkatkan pemecahan masalah, meningkatkan hubungan internasional
dan juga meningkatkan uji realitas (reality testing) pada klien dengan
gangguan orientasi realitas (Birckhead, 1989).
Terapi aktifitas kelompok sering digunakan dalam praktek kesehatan
jiwa, bahkan dewasa ini terapi aktivitas kelompok merupakan hal yang
penting dari keterampilan terapeutik dalam keperawatan. Terapi kelompok
telah diterima profesi kesehatan.
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori persepsi yang
dialami oleh pasien dengan gangguan jiwa. Pasien merasakan sensasi
berupa suara, penglihaan, pengecapan, perabaan, atau penghidupan tanpa
stimulus nyata. (Budi Anna Keliat, 2011).
Halusinasi adalah persepsi yang salah (misalnya tanpa stimulus
eksternal) atau persepsi sensori yang tidak sesuai dengan relitas/kenyataan
seperrti melihat bayangan atau suara-suara yang sebenarnya tidak ada.
Pencerapan tanpa adanya rangsang apapun dari panca indra, dimana orang
tersebut sadar dan dalam keadaan terbangun yang disebabkan oleh psikotik,
gangguan fungsional, organic atau histerik. (Wijayaningsih, 2015).

2
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Klien dapat merespon stimulus panca indera yang diberikan
2. Tujuan khusus
a) Klien mampu mengenali musik yang didengar
b) Klien mampu memberi respon terhadap musik
c) Klien dapat menebak lagu yang didengar

3
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
STIMULASI PERSEPSI

A. Topik
Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Klien dapat mengontrol halusinasi.
2. Tujuan Khusus
a. Klien mampu mengenal dan mengontrol halusinasi dengan cara
beraktivitas (sambung kata)
C. Landasan Teori
Halusinasi adalah persepsi yang salah (misalnya tanpa stimulus
eksternal) atau persepsi sensori yang tidak sesuai dengan relitas/kenyataan
seperti melihat bayangan atau suara-suara yang sebenarnya tidak ada.
Pencerapan tanpa adanya rangsang apapun dari panca indra, dimana orang
tersebut sadar dan dalam keadaan terbangun yang disebabkan oleh psikotik,
gangguan fungsional, organic atau histerik. (Wijayaningsih, 2015).
D. Klien
1. Karakteristik/kriteria klien
a. Klien dengan gangguan halusinasi yang sudah dapat berinteraksi
dengan orang lain.
b. Klien kooperatif.
c. Dapat berkomunikasi verbal dengan baik.
d. Kondisi fisik dalam keadaan sehat.
2. Proses seleksi
a. Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
b. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
c. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria

4
E. PENGORGANISASIAN
1. Waktu
Tanggal : 21 Februari 2022
Hari : Senin
Jam : 13.00-13.30
Lama tiap langkah kegiatan : 30 menit
Tempat : Panti Rehabilitasi Bumi Kaheman
2. Tim terapis
a. Leader : Arinda Rizkia Suryani
a) Mengkoordinasi seluruh kegiatan
b) Memimpin jalannya terapi kelompok
c) Memimpin diskusi
b. Co-leader : Dewi Peni Pragita
a) Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
b) Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
c) Membantu memimpin jalannya kegiatan
d) Menggantikan leader jika terhalang tugas
c. Fasilitator : Siti Nurhalimah, Rizal Ahmad M, Shanti Ariani,
Regita Desma A, Erisa Pebriana
a) Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
b) Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
c) Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan
kegiatan
d) Membimbing kelompok selama permainan diskusi
e) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
f) Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah
d. Observer : Keukeu Yulikeu
a) Mengamati semua proses kegiatanyang berkaitan dengan waktu,
tempat dan jalannya acara
b) Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota
kelompok denga evaluasi kelompok

5
3. Metode dan media
a. Media
a) Bola Kertas
b) Music
c) Papan nama
d) Sound
b. Metode
a) Interaksi kelompok

F. PROSES PELAKSANAAN
A. Orientasi
1) Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien
2) Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini.
3) Kontrak
a) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan
b) Terapis menjelaskan aturan terapi berikut :
(1) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
minta izin kepada terapis.
(2) Lama kegiatan 30 menit.
(3) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
(4) Do’a
B. Tahap kerja
1) Terapis meminta masing-masing klien memperkenalkan diri secara
berurutan, searah jarum jam dimulai dari terapis, meliputi
menyebutkan : nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi.
2) Terapis menjelaskan langkah-langkah berikutnya : saat musik
dimulai bola kertas dipindahkan dari satu klien ke klien yang lain.
Saat musik berhenti, klien yang memegang bola kertas harus
melanjutkan lirik lagu atau menyambung kata.
3) Ulangi langkah 2 sampai semua klien mendapat giliran.

6
4) Terapis memberi pujian untuk setiap keberhasilan klien dengan
mengajak klien lain bertepuk tangan.
C. Tahap terminasi
1) Evaluasi
a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2) Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien saling berinteraksi dan melakukan
aktivitas secara bersama-sama
D. Setting Tempat
a) Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
b) Tempat tenang dan nyaman.

OBSERVER
CO-
LEADER
LEADER

KLIEN FASIL

FASIL KLIEN

KLIEN FASIL

KLIEN
FASIL

KLIEN
FASIL

7
2. Evaluasi dan Dokumentasi
A. Evaluasi
a) Evaluasi struktur
1) Tim berjumlah 8 orang terdiri dar 1 leader, 1 co-leader, 1
obserer 5 fasilitator
2) Lingkungan tenang, peralatan lengkap
b) Evaluasi proses
1) Minimal 75% dapat mengikuti permainan dan dapat mengikuti
kegiatan dari awal sampai akhir
2) Minimal 75% klien aktif mengikuti kegiatan
c) Evaluasi akhir
1) Minimal 75% mampu memahami musik yang didengar
2) Minimal 75% mampu memberi respon terhadap musik yang
didengar
3) Minimal 75% mampu menceritakan perasaannya setelah
mendengar musik
4) Minimal 75% mampu mengikuti peraturan kegiatan
B. Dokumentasi
Dokumentasikan pada catatan proses keperawatan tiap klien.
Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi. Klien dapat
melanjutkan lirik lagu dan menyambung kata. Anjurkan klien untuk
melakukan aktivitas lainnya secara bersama.

Anda mungkin juga menyukai