Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. T

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas stase Keperawatan Gerontik


Dosen Pembimbing : Imam Abidin, S.Kep., Ners

Disusun oleh :
SHANTI ARIANI
211FK04024

PROGRAM STUDI PROFRSI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
2022
A. Pengkajian Keperawatan
1. Riwayat Kesehatan

a. Identitas Klien
Nama : Ny.T
Alamat : Jalan Taman Kencana
Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 28 Juli 1958
Suku/Agama : Tionghoa/ Kristen
Status perkawinan : Janda, Cerai Mati
Orang yang dapat dihubungi : Kakak

b. Status Kesehatan
1) Keluhan Utama
Klien mengeluh sering pusing
2) Status kesehatan saat ini
Keluhan yang dirasakan klien saat ini adalah sering pusing,
tengkuk terasa berat dan kaku, mata terasa nyeri dan pandangan
tiba-tiba menjadi kabur. Adapun obat-obatan yang dikonsumsi Ny.T
Captopril 25 mg 1x1
3) Riwayat Kesehatan yang Lalu
Klien tidak memiliki riwayat penyakit.
4) Riwayat Kesehatan keluarga
Orang tua klien (ibu) memiliki penyakit hipertensi dan (ayah)
klien klien memiliki panyakit asma.
: Perempuan

: Laki-laki

: Garis Keturunan

: Pernikaha

: Pasien

: Meninggal

Keterangan Genogram
Klien menikah dengan suaminya Tn.B, kemudian dari pernikahan
tersebut memiliki 2 orang anak, 1 anak laki-laki dan anak perempuan.
Anak pertama klien bernama Tn.A berusia 35 tahun, anak kedua
bernama Ny.D berusia 20 tahun. Sekarang kedua anak klien tinggal
bersama istri atau suami nya.
c. Riwayat pekerjaan
Status pekerjaan saat ini, klien tidak bekerja, sebelumnya klien
bekerja sebagai pedagang pakaian. Sebelum putus dari pekerjaan dan
sebelum suami klien meninggal dunia, penghasilan didapat dari
pekerjaan klien sehari-hari.
d. Riwayat Lingkungan Tinggal
Dahulu klien tinggal di daerah Taman Kencana dan memiliki
rumah sendiri yang dibeli bersama suaminya dan tinggal bersama
selama 8 tahun, namun setelah suami Ny.T meninggal rumah tesebut
dijual oleh kakak iparnya tanpa sepengetahuan Ny.T.
e. Riwayat Rekreasi
Klien mempunyai hobbi memasak dan jalan-jalan. Setiap hari senin
dan kamis Ny.T selalu mengikuti kegiatan ibadah di aula, hari rabu
biasanya Ny.T mengikuti kegiatan membuat kerajinan tangan, pada hari
sabtu dan minggu biasanya Ny.T tidak ada kegiatan dari panti,
terkadang saat acara yang diadakan panti seperti kunjungan atau
undangan klien selalu ikut berpartisipasi dalam acara tersebut.
f. Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
1) Nutrisi
Klien makan 3x sehari dengan porsi sedang, klien makan di
sediakan oleh panti. Klien makan-makanan yang sama dengan
penghuni panti lainnya, klien tidak menyukai ikan, klien sangat suka
mengkonsumsi biskuit.
2) Personal hygiene
Klien mandi 2x sehari, pagi dan sore, membersihkan rambut 2
hari sekali menggunakan shampoo, kuku bersih tidak kotor dan tidak
panjang, mulut bersih tidak ada sariawan, klien terlihat cukup bersih
menggunakan baju daster.
3) Aktifitas/ istirahat
Aktifitas klien terhambat karena kelemahan dan keterbatasan
anggota gerak bagian bawah dan terdapat luka jahitan postop. Klien
melakukan aktivitas secara mandiri namun secara perlahan, klien
menggunakan alat bantu kursi roda. Pola tidur klien 8 jam selama
sehari.
4) Eliminasi
Pola eliminasi klien dalam sehari BAB 1 kali saja dan BAK 5- 8
kali dalam sehari, tidak ada kesulitan saat eliminasi.
5) Oksigenasi
Pola nafas Ny.T normal, frekuensi nafas 18x/ menit, klien tidak
memiliki keluhan batuk, pilek, dan sesak nafas, klien tidak memiliki
riwayat alergi obat dan makanan.
6) Spiritual
Hubungan klien dengan tuhan baik, klien rutin melakukan
ibadah pada hari senin dan kamis, dan sering membaca buku- buku
tentang keagaman.
g. Pemeriksaan Fisik
a) Tanda Tanda Vital
1) Keadaan Umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Suhu : 36,7ºC
4) Nadi : 80x/ menit
5) Tekanan Darah : 170/90 mmHg
6) Pernafasan : 18x/ menit
7) Tinggi Badan : 160 cm
8) Berat Badan : 60 kg

b) Pemeriksaan dan Kebersihan perorangan


1) Kepala
a. Rambut
Bersih, pendek, tidak kusut, tidak berminyak, tidak ada
benjolan, sedikit beruban.
b. Mata
Simetris, konjungtiva an anemis, sclera an ikterik, pupil
isokor, lensa mata tampak sedikit keruh.
c. Hidung
Bersih, tidak ada polip, tidak ada cairan dari hidung, tidak
ada pernafasan cuping hidung.
d. Telinga
Bersih, serumen tidak ada, pendengaran baik dan cairan
telinga tidak ada.
2) Leher
Nadi karotis teraba kuat, tidak ada pembesaran vena jugularis,
tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, dan tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid.
3) Dada/ Thorax
a. Dada
Bentuk dada simetris
b. Paru-paru
Suara nafas vasikuler, tidak ada bunyi suara nafas tambahan
(ronchi, wheezing), irama regular, tidak ada penggunaan otot
bantu pernafasan
4) Jantung
Pulsasi jantung teraba kuat, bunyi jantung normal Bj1 : lub Bj2 :
dup, tidak ada bunyi jantung tambahan (gallop, murmur),
batas-batas jantung dalam batas normal.
5) Perut
Tidak ada distensi abdomen, bising usus 10x/ menit
6) Ekstremitas atas dan bawah
Kesulitan pergerakan karena kelemahan pada ekstremitas
bawah bagian kanan.
Kekuatan otot 5 5

5 3

h. Pengkajian Psikologi

1. Proses Pikir (lupa, bingung, pikun, curiga) :


Saat ditanya atau dilakukan pengkajian wawancara klien mampu
menyebutkan waktu dan tanggal. Klien mampu mengingatnya
dengan baik, klien juga mampu mengingat tentang identitas dirinya.
2. Gangguan Perasaan (depresi, wajah tanpa ekspresi, kelelahan, acuh
tak acuh, mudah tersinggung) :
Saat diwawancara Ny.T menunjukan ekspresi wajah dan
perasaan senang, Ny.T tidak memiliki gangguan perasaan, klien
menunjukan sesuai dengan apa yang di sampaikan. Ny.T juga
terbuka dengan masalah-masalah yang ditanyakan oleh perawat
3. Komunikasi (Penggunaan protesa, kesulitan berkomunikasi, putus
asa dll) :
Klien berkomunikasi dengan baik dan jelas.
4. Orientasi (Tempat, Waktu dll) :
Orientasi Ny.T baik, klien mampu mengingat sekarang berada
diruang jeruk pada tanggal 23 april 2018, klien tidak memiliki
gangguan pada orientasi.
5. Mekanisme koping klien terhadap masalah yang ada
Ny.T jika ada masalah selalu mendekatkan diri kepada Tuhan
nya, dengan berdoa dan berusaha menerima apapun yang terjadi.
i. Pengkajian Sosial
1. Latar Belakang Klien
Ny.T seorang janda, suami klien sudah meninggal sejak tahun
2013 dan memiliki 2 orang anak, dulu Ny.T seorang pedagang
pakaian dan untuk kebutuhan sehari-hari didapatkan dari hasil
berdagang.
2. Frekuensi hubungan sehari-hari
1) Dengan Keluarga
Komunikasi klien dengan keluarga baik jika ada masalah selalu
memberikan pendapat.
2) Dengan Masyarakat
Klien tidak ada masalah dengan masyarakat (lansia penghuni
panti), klien mudah bergaul dengan sesama lansia di panti.
3) Aktivitas Klien di Panti
Klien di panti selalu mengikuti jadwal yang sudah di cantumkan
oleh petugas panti, klien mengikuti aktivitas kegiatan yang
diadakan oleh panti seperti ibadah, senam, kerajinan dan
kunjungan kunjungan serta acara-acara lain yang di
selenggarakan dipanti.
• Identifikasi Masalah Emosional
PERTANYAAN TAHAP I
• Apakah klien mengalami sukar tidur ? Tidak
• Apakah klien sering merasa gelisah ? Tidak
• Apakah klien sering murung atau menangis sendiri ? Tidak
• Apakah klien sering was-was atau kuatir ? Tidak
Lanjutkan ke pertanyaan tahap 2, jika lebih dari atau sama dengan 1
jawaban “Ya”
PERTANYAAN TAHAP 2
• Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan ?
• Ada masalah atau banyak pikiran ?
• Ada gangguan/ masalah dengan keluarga lain ?
• Menggunakan obat tidur / penenang atas anjuran dokter ?
• Cenderung mengurung diri ?
Bila lebih dari atau sama dengan 1 jawaban ”Ya”
Jawaban : Masalah Emosional Negatif (-)
• Pengkajian Fungsional Klien
• KATZ Indeks :
A : Mandiri dalam makan, kontinensia (BAK, BAB), menggunakan
pakaian, pergi ke toilet, berpindah, dan mandi.
B : Mandiri semuanya kecuali salah satu saja dari fungsi di atas
C : Mandiri, kecuali mandi dan satu lagi fungsi yang lain.
D : Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, dan satu fungsi yang lain.
E : Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, dan satu fungsi yang
lain
F : Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah dan satu
fungsi yang lain.
G : Ketergantungan untuk semua fungsi di atas.
H : Lain-lain
Termasuk Kategori yang manakah klien? Kategori A (Mandiri)
Keterangan :
Mandiri : berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan aktif
dari orang lain. Seseorang yang menolak untuk melakukan suatu
fungsi dianggap tidak melakukan fungsi, meskipun ia anggap mampu.
• Modifikasi dari Barthel Indeks
No Kriteria Dengan Mandir
bantuan i
1. Makan 5 10 Frekuensi : 3x/hari
Jumlah : porsi sedang
Jenis : Tidak ada dalam
kasus
2. Minum 5 10 Frekuensi : Tidak ada
dalam kasus
Jumlah : Tidak ada dalam
kasus
Jenis : Tidak ada dalam
kasus
3. Berpindah dari 5-10 15 Tidak ada dalam kasus
kursi roda ke
tempat tidur,
sebaliknya
4. Personal toilet 0 5 Frekuensi : Tidak ada
(cuci muka, dalam kasus
menyisir rambut, Pola eliminasi klien
gosok gigi) dalam sehari BAB 1 kali
saja dan BAK 5-8 kali
dalam sehari, tidak ada
kesulitan saat eliminasi.
5. Keluar masuk 5 10 Tidak ada dalam kasus
toilet (mencuci
pakaian, menyeka
tubuh,menyiram)
6. Mandi 5 15 Klien mandi 2x sehari,
pagi dan sore
7. Jalan di 5 5 Klien menggunakan kursi
permukaan datar roda
8. Naik turun tangga 5 10 Klien menggunakan kursi
roda
9. Mengenakan 5 10 Klien terlihat cukup
Pakaian bersih menggunakan baju
daster.
10. Kontrol bowel 5 10 Frekuensi : 1x
(BAB) Konsistensi : tidak ada
dalam kasus
11. Kontrol bladder 5 10 Frekuensi : 5-8x dalam
(BAK) sehari

12. Olah raga/latihan 5 10 Frekuensi : tidak ada


dalam kasus

13. Rekreasi/pemanfaa 5 10 Frekuensi : tidak ada


tan waktu luang dalam kasus
Setiap hari senin dan
kamis Ny.T selalu
mengikuti kegiatan
ibadah di aula, hari rabu
biasanya Ny.T mengikuti
kegiatan membuat
kerajinan tangan, pada
hari sabtu dan minggu
biasanya Ny.T tidak ada
kegiatan dari panti,
terkadang saat acara yang
diadakan panti seperti
kunjungan atau undangan
klien selalu ikut
berpartisipasi dalam
acara tersebut.

Jumlah 115

Keterangan :
• 130 : Mandiri
• 65 – 125 : Ketergantungan sebagian
• 60 : Ketergantungan total
Hasil :
Total skor 125 (klien ketergantungan sebagian).
• Pengkajian Status Mental
• Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan Short
Portable Mental Status Questioner (SPSMQ)
Instruksi :
Ajukan pertanyaan 1-10 pada daftar ini dan catat semua jawaban. Catat
jumlah kesalahan total berdasarkan 10 pertanyaan
Benar Salah No Pertanyaan
√ 01 Tanggal berapa hari ini ?
√ 02 Hari apa sekarang ini ?
√ 03 Apan nama tempat ini ?
√ 04 Dimana alamat Anda?
√ 05 Berapa umur Anda
√ 06 Kapan Anda lahir ? (minimal tahun lahir)
√ 07 Siapa Presiden Indonesia sekarang ?
√ 08 Siapa Presiden Indonesia sebelumnya ?
√ 09 Siapa nama ibu Anda
√ 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3
dari setiap angka baru, semua secara menurun

Score total = Salah 6 (Kerusakan intelektual sedang)


Interpretasi hasil :
• Salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh
• Salah 4 – 5 : Kerusakan intelektual ringan
• Salah 6 – 8 : Kerusakan intelektual sedang
• Salah 9 – 10 : Kerusakan intelektual berat
• Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan
MMSE (Mini Mental Status Exam):
• Orientasi Kalkulasi
• Registrasi Mengingat kembali
• Perhatian Bahasa
No Aspek Nilai Nilai Kriteria
Kognitif Maks Klien
1. Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar :
• Tahun
• Musim
• Tanggal
• Hari
• Bulan
2. Orientasi 5 5 Dimana kita sekarang
berada ?
• Negara Indonesia
• Profinsi Jawa Barat
• Kota ....
• PSTW ...
• Wisma ...
3. Registrasi 3 3 Sebutkan nama 3 objek (oleh
pemeriksa) 1 detik untuk
mengatakan masing-masing
objek. Kemudian tanyakan
kepada klien 3 objek tadi
(untuk disebutkan)
• Objek .....
• Objek .....
• Objek .....
4. Perhatian 5 0 Minta klien untuk memulai
dan dari angka 100 kemudian
kalkulasi dikurangi 7 sampai 5
kali/tingkat
• 93
• 86
• 79
• 72
• 65
5. Mengingat 3 3 Minta klien untuk
mengulangi ketiga objek pada
No. 2 (registrasi) tadi. Bila
benar, 1 point untuk masing-
masing objek.
6. Bahasa 9 0 Tunjukan pada klien suatu
benda dan tanyakan namanya
pada klien
• (Misal jam tangan)
• (Misal pensil)
Minta klien untuk mengulang
kata berikut “Tak ada jika,
tetapi. Bila benar 1 point.
• Pertanyaan 2 buah : tak
ada, tetapi.
Minta klien untuk mengikuti
perintah berikut yang terdiri
dari 3 langkah
” Ambil kertas ditangan
anda, lipat dua dan taruh
dilantai’.
• Ambil kertas di tangan
anda
• Lipat dua
• Taruh dilantai
Perintahkan pada klien untuk
hal berikut (bila aktivitas
sesuai perintah point 1)
• ”Tutup mata anda”.
Perintahkan pada klien untuk
menulis satu kalimat dan
menyalin gambar.
• Tulis satu kalimat
• Menyalin gambar
Total nilai 16

Keterangan :
Skor aspek kognitif dan mental klien 16 (kerusakan aspek fungsi mental
berat)
Interpretasi hasil :
> 23 : Aspek kognitif dari fungsi mental baik
18 – 22 : Kerusakan aspek fungsi mental ringan
≤ 17 : Terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat
• Pengkajian keseimbangan
Pengkajian keseimbangan dinilai dari dua komponen utama dalam
bergerak, dari kedua komponen tersebut dibagi dalam beberapa gerakan
yang perlu diobservasi oleh perawat. Kedua komponen tersebut adalah:
• Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan
Beri nilai 0 jika klien tidak menunjukkan kondisi di bawah ini, atau
beri nilai 1 jika klien menunjukkan kondisi di bawah ini :
• Bangun dari tempat tidur : 0
Tidak bangun dari tempat tidur dengan sekali gerakan, akan tetapi
mendorong tubuhnya ke atas dengan tangan atau bergerak ke
bagian depan kursi terlebih dahulu, tidak stabil pada saat berdiri
pertama kali.
• Duduk ke kursi : 0
Menjatuhkan diri ke kursi, tidak duduk di tengah kursi
Ket : kursi harus yang keras tanpa lengan
• Menahan dorongan pada sternum (Pemeriksa mendorong sternum
sebanyak 3 kali dengan hati-hati) : 0
Klien menggerakkan kaki, memegang obyek untuk dukungan, kaki
tidak menyentuh sisi-sisinya.
• Mata tertutup : 0
Lakukan pemeriksaan sama seperti di atas tapi klien disuruh
menutup mata
• Perputaran leher : 0
Menggerakkan kaki, menggenggam objek untuk dukungan kaki:
Keluhan vertigo, pusing atau keadaan tidak stabil
• Gerakan menggapai sesuatu : 0
Tidak mampu untuk menggapai sesuatu dengan bahu fleksi
sepenuhnya sementara berdiri pada ujung jari-jari kaki, tidak stabil
memegang sesuatu untuk dukungan.
• Membungkuk : 0
Tidak mampu membungkuk untuk mengambil objek-objek kecil
(misalnya pulpen) dari lantai, memegang objek untuk bisa berdiri
lagi, dan memerlukan usaha-usaha yang keras untuk bangun.
• Komponen gaya berjalan atau pergerakan
Beri nilai 0 jika klien tidak menunjukkan kondisi di bawah ini, atau
beri nilai 1 jika klien menunjukkan salah satu dari kondisi di bawah
ini:
• Minta klien untuk berjalan ke tempat yang ditentukan : 0
Ragu-ragu, tersandung, memegang objek untuk dukungan
• Ketinggian langkah kaki (mengangkat kaki saat melangkah) : 1
Kaki tidak naik dari lantai secara konsisten (menggeser atau
menyeret kaki), mengangkat kaki terlalu tinggi (> 5 cm)
• Kontinuitas langkah kaki (lebih baik diobservasi dari samping
klien) :1
Setelah langkah-langkah awal menjadi tidak konsisten, memulai
mengangkat satu kaki sementara kaki yang lain menyentuh lantai
• Kesimetrisan langkah (lebih baik diobservasi dari samping klien) :
1
Tidak berjalan dalam garis lurus, bergelombang dari sisi ke sisi.
• Penyimpangan jalur pada saat berjalan (lebih baik diobservasi dari
samping kiri klien) : 0
Tidak berjalan dalam garis lurus, bergelombang dari sisi ke sisi
• Berbalik : 0
Berhenti sebelum mulai berbalik, jalan sempoyongan, bergoyang,
memegang objek untuk dukungan.
Interpretasi Hasil:
0 – 5 Resiko jatuh rendah
6 – 10 Resiko jatuh sedang
11-13 Resiko jatuh tinggi
Hasil : skor 3 (resiko jatuh rendah)
• Pengkajian Kondisi Depresi
Inventaris Depresi Beck
Aspek yang ditanyakan Skore
A. Kesedihan
• Saya sangat sedih atau tidak bahagia dimana saya tak dapat 3
menghadapinya
• Saya galau atau sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat 2
keluar darinya
• Saya merasa sedih dan galau 1
• Saya tidak merasa sedih 0
B. Pesimisme
- Saya merasa masa depan adalah sia-sia dan tidak dapat 3
membalik 2
- Saya merasa tidak memiliki apa-apa untuk memandang ke depan 1
- Saya merasa kecil hati mengenai masa depan 0
- Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan
C. Rasa kegagalan
- Saya merasa benar-benar gagal sebagai orangtua, suami/istri 3
- Seperti melihat ke belakang, semua yang saya lihat hanya 2
kegagalan 1
- Saya merasa telah gagal melebihi orang pada Umumnya 0
- Saya tidak merasa gagal
D. Ketidakpuasan
- Saya tidak puas dengan segalanya 3
- Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan dari apapun 2
- Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan 1
- Saya tidak merasa tidak puas 0
E. Rasa Bersalah
- Saya merasa seolah-olah saya sangat buruk atau tak berharga 3
- Saya merasa sangat bersalah 2
- Saya merasa buruk atau tak berharga sebagai bagian dari yang 1
baik 0
- Saya tidak merasa benar-benar bersalah
F. Tidak menyukai diri sendiri
- Saya benci diri saya sendiri 3
- Saya muak dengan diri saya sendiri 2
- Saya tidak suka dengan diri saya sendiri 1
- Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri 0
G. Membahayakan Diri Sendiri
- Saya akan membunuh diri sendiri jika ada kesempatan 3
- Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh diri 2
- Saya merasa lebih baik mati 1
- Saya tidak punya pikiran mengenai membahayakan diri 0
sendiri
H. Menarik Diri dan Sosial
- Saya telah kehilangan semua minat pada orang lain dan tidak 3
peduli pada mereka semua.
- Saya telah kehilangan semua minat pada orang lain dan 2
mempunyai sedikit perasaan pada mereka
- Saya kurang berminat pada orang lain daripada sebelumnya 1
- Saya tidak kehilangan minat pada orang lain 0
I. Keragu-raguan
- Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali 3
- Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan 2
- Saya berusaha mengambil keputusan 1
- Saya membuat keputusan yang baik 0
J. Perubahan Gambaran Diri
- Saya merasa bahwa saya jelek atau tampak menjijikan 3
- Saya merasa ada perubahan-perubahan yang permanen dalam 2
hidup saya dan ini membuat saya tidak menarik
- Saya khawatir bahwa saya tampak tua atau tidak Menarik 1
- Saya tidak merasa tampak lebih buruk daripada sebelumnya 0
K. Kesulitan Kerja
- Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali 3
- Saya telah mendorong keras diri saya untuk melakukan sesuatu 2
- Saya memerlukan upaya tambahan untuk mulai melakukan 1
sesuatu 0
- Saya dapat bekerja sebaik sebelumnya
L. Keletihan
- Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu 3
- Saya lelah untuk melakukan sesuatu 2
- Saya lelah lebih dari yang biasanya 1
- Saya tidak lebih lelah dari biasanya 0
M. Anoreksia
- Saya tidak lagi mempunyai nafsu makan sama 3
sekali
- Nafsu makan saya sekarang sangat memburuk 2
- Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya 1
- Nafsu makan saya tidak buruk dari sebelumnya 0
Jumlah 0

Hasil : total nilai 0 (depresi tidak ada atau minimal)


Penilaian :
0 – 4 : Depresi tidak ada atau minimal
5 – 7 : Depresi ringan
8 – 15 : Depresi sedang
> 16 : Depresi berat

• Analisa data
No Data Etiologi Masalah
1. Ds : Hipertensi Risiko perfusi
• Ny.T mengatakan ↓ serebral tidak
sering pusing, tengkuk Kerusakan vaskuler efektif
terasa berat dan kaku, pembuluh darah
pandangan sering ↓
kabur. Perubahan struktur
Do : pembuluh darah
• Suhu : 36,7ºC ↓
• Nadi : 80x/ menit Vasokontriksi
• TD : 170/90 mmHg ↓
• Pernafasan : 18x/ menit Gangguan sirkulasi
• obat-obatan yang ↓
dikonsumsi Ny.T suplai oksigen ke otak
Captopril 25 mg 1x1 menurun

Risiko perfusi serebral
tidak efektif
2. Ds : ↓ Gangguan
• klien mengatakan Iskemik infark mobilitas fisik
Aktifitas terhambat ↓
karena kelemahan dan Defisit neurologis
keterbatasan anggota ↓
gerak bagian bawah Penurunan kontrol
dan terdapat luka volunter
jahitan postop ↓
• Klien melakukan Hemiparese
aktivitas secara mandiri ↓
namun secara perlahan, Kelemahan otot
klien menggunakan alat ↓
bantu kursi roda Kekuatan otot menurun
Do : ↓
• Klien menggunakan Gangguan mobilitas fisik
kursi roda.
• TD : 170/90 mmHg
• Hasil pemfis :
Kesulitan pergerakan
karena kelemahan
pada ekstremitas
bawah bagian kanan.
Kekuatan otot :
Ekstremitas bawah
5,3
• Hasil SPMSQ 6
(kerusakan intelektual
sedang)
• MMSE 16 (kerusakan
aspek fungsi mental
berat)
3 DS : ↓ Risiko jatuh

• Klien Aktivitas terganggu

mengatakan ↓

kesulitan ketidakseimbangan tubuh


menggerakan ↓
ekstermitas risiko jatuh
bawah

• Mata terasa
nyeri dan
pandangan
tiba-tiba
menjadi kabur

DO:

• Klien
menggunakan
alat bantu jalan
(kursi roda) saat
beraktivitas
• Tengkuk terasa
berat dan kaku
• Kekuatan otot
5,5,5,3
• Penilaian
keseimbangan 3
• Hasil SPMSQ 6
(kerusakan
intelektual sedang)
• MMSE 16
(kerusakan aspek
fungsi mental berat)

• Diagnosa Keperawatan
• Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot,
gangguan kognitif dibuktikan dengan klien mengatakan aktifitas terhambat
karena kelemahan dan keterbatasan anggota gerak bagian bawah dan
terdapat luka jahitan postop klien melakukan aktivitas secara mandiri
namun secara perlahan, klien menggunakan alat bantu kursi roda, klien
menggunakan kursi roda. TD : 170/90 mmHg, hasil pemfis : kesulitan
pergerakan karena kelemahan pada ekstremitas bawah bagian kanan.
Kekuatan otot : Ekstremitas bawah 5,3. Hasil SPMSQ 6 (kerusakan
intelektual sedang), MMSE 16 (kerusakan aspek fungsi mental berat)
• Risiko perfusi serebral tidak efektif dibuktikan dengan hipertensi. Ny.T
mengatakan sering pusing, tengkuk terasa berat dan kaku, pandangan
sering kabur, Suhu : 36,7ºC, Nadi : 80x/ menit, TD : 170/90 mmHg,
Pernafasan : 18x/ menit, obat-obatan yang dikonsumsi Ny.T Captopril 25
mg 1x1
• Resiko jatuh dibuktikan dengan perubahan fungsi kognitif, kekuatan otot
menurun, gangguan keseimbangan. Klien mengatakan kesulitan
menggerakan ekstermitas bawah, mata terasa nyeri dan pandangan tiba-
tiba menjadi kabur. Klien menggunakan alat bantu jalan (kursi roda) saat
beraktivitas, tengkuk terasa berat dan kaku, kekuatan otot 5,5,5,3,
penilaian keseimbangan 3. Hasil SPMSQ 6 (kerusakan intelektual sedang),
MMSE 16 (kerusakan aspek fungsi mental berat)
Intervensi
NO DIAGNOSIS TUJUAN INTERVENSI Rasional
KEPERAWATAN
1 D.0054 L.05042 I.08251
Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan Terapi Pemijatan
berhubungan dengan penurunan tindakan keperawatan Observasi (Sekunder)
kekuatan otot, gangguan kognitif selama...x24 jam 1. Identifikasi kesediaan dan 1. Informed consent penting

dibuktikan dengan Mobilitas Fisik penerimaan dilakukan diliakukan terlebih dahulu

Ds : meningkat dengan pemijatan sebelum dilakukannya

• klien mengatakan Aktifitas kriteria hasil : 2. Monitor respon terhadap tindakan

terhambat karena kelemahan 1. Pergerakan pemijatan 2. Mengetahui kenyamanan

dan keterbatasan anggota gerak ekstremitas Terapeutik (Tersier) pasien

bagian bawah dan terdapat luka meningkat 3. Tetapkan jangka waktu 3. Agar pemijatan tidak

jahitan postop 2. Kekuatan otot untuk pemijatan berjalan terlalu lama

• Klien melakukan aktivitas meningkat 4. Pilih area tubuh yang akan 4. Area pemijitan disesuaikan

secara mandiri namun secara 3. Rentang gerak dipijat dengan kondisi pasien

perlahan, klien menggunakan (ROM) meningkat 5. Cuci tangan dengan air 5. Suhu air yang hangat

alat bantu kursi roda 4. Kelemahan hangat diketahui lebih efektif

Do : fisik menurun 6. Siapkan lingkungan yang membunuh kuman


• Klien menggunakan kursi nyaman 6. Lingkungan nyaman dapat
roda. 7. Gunakan lotion/minyak membuat pasien menjadi
• TD : 170/90 mmHg 8. Lakukan pemijatan secara nyaman
• Hasil pemfis : Kesulitan perlahan 7. Lotion/minyak dijadikan
pergerakan karena kelemahan 9. Lakukan pemijatan dengan sebagai tpelumas agar kuli
pada ekstremitas bawah teknik yang tepat tidak iritasi
bagian kanan. Kekuatan otot : Edukasi (Primer) 8. Pemijatan secara perlahan
Ekstremitas bawah 5,3 10. Jelaskan tujuan dan prosedur dapat membuat pasien
• Hasil SPMSQ 6 (kerusakan terapi nyaman
intelektual sedang) 11. Anjurkan rileks selama 9. Teknik yang tepat untuk
• MMSE 16 (kerusakan aspek pemijatan menghindari terjadinya
fungsi mental berat) kesalahan prosedur
10. Menjelaskan informasi
pada pasien untuk
menghindari
misskomunikasi
11. Otot-oto yang rileks dapat
mempermudah dalam
proses pemijitan
2 D.0017 L.02014 I.02060 1. Untuk mengetahui nilai
Risiko perfusi serebral tidak Setelah dilakukan Pemantauan Tanda Vital tekanan darah pasien
efektif dibuktikan dengan tindakan keperawatan Observasi (Sekunder) 2. Untuk mengetahui nilai nadi
hipertensi selama...x24 jam 1. Monitor tekanan darah pasien
Ds : Perfusi serebral 2. Monitor nadi 3. Untuk mengetahui nilai
• Ny.T mengatakan sering meningkat dengan 3. Monitor pernafasan pernafasan pasien
pusing, tengkuk terasa berat dan kriteria hasil : 4. Monitor suhu tubuh 4. Untuk mengetahui nilai suhu
kaku, pandangan sering kabur. 1. Sakit kepala Terapeutik (Tersier) tubuh pasien
Do : menurun 5. Dokumentasi hasil 5. Dokumentasi hasil ttv dapat
• Suhu : 36,7ºC 2. Nilai rata-rata Td pemantauan membantu perawat dalam
• Nadi : 80x/ menit membaik Edukasi (Primer) melakukan intervensi
• TD : 170/90 mmHg 3. Td sistolik 6. Jelaskan tujuan dan prosedur selanjutnya
• Pernafasan : 18x/ menit membaik pemantauan 6. Agar tidak terjadi
• obat-obatan yang dikonsumsi 4. Td diastolik 7. Informasikan hasil misskomunikasi
Ny.T Captopril 25 mg 1x1 membaik pemantauan 7. Menjelaskan ke pasien agar
pasien mendapat informasi
yang tepat
3 D.0143 L.141138 Pencegahan Jatuh
Resiko jatuh dibuktikan dengan Setelah dilakukan Observasi (Sekunder)
perubahan fungsi kognitif, tindakan keperawatan 1. Identifikasi risiko jatuh (mis, 1. Untuk mengetahui faktor
kekuatan otot menurun, gangguan selama...x24 jam usia >65 Tahun, penurunan penyebab risiko jatuh

keseimbangan Tingkat jatuh menurun tingkat kesadaran, gangguan 2. Untuk meminimalkan risiko
DS : dengan kriteria hasil : keseimbangan, gangguan jatuh karena lingkungan

• Klien mengatakan 1. Jatuh dari tempat penglihatan) 3. Untuk mengetahui tngkat/


kesulitan menggerakan tidur menurun 2. Identifikasi faktor skala jatuh (ringan, sedang,
ekstermitas bawah 2. Jatuh saat berdiri lingkungan yang tinggi)

• Mata terasa nyeri dan menurun meningkatkan risiko jatuh 4. Untuk mengetahui
3. Jatuh saat duduk (mis, lantai licin, penerangan kemampuan pasien untuk
pandangan tiba-tiba
menurun kurang) berpindah
menjadi kabur
4. Jatuh saat berjalan 3. Hitung risiko jatuh 5. Agar pasien dan keluarga
DO: menurun menggunakan skala fall mengetahui struktur ruangan

5. Jatuh di kamar morse score, humpty dumpty yang akan ditempatinya


• Klien menggunakan alat
mandi menurun scale. 6. Untuk mempermudah dalam
bantu jalan (kursi roda)
6. Jatuh saat 4. Monitor kemampuan melakukan aktivitas
saat beraktivitas
• Tengkuk terasa berat dan membungkuk berpindah dari tempat tidur 7. Untuk meminimalkan risiko
menurun ke kursi roda terjauh
kaku
• Kekuatan otot 5,5,5,3 Terapeutik (Tersier) 8. Untuk menjaga
• Penilaian keseimbangan 3 5. Orientasikan rungan pada keseimbangan tubuh agar
• Hasil SPMSQ 6 (kerusakan pasien dan keluarga tidak terjatuh
intelektual sedang) 6. Gunakan alat bantu berjalan
• MMSE 16 (kerusakan aspek (mis, kursi roda. Tongkat,
fungsi mental berat) walker)

Edukasi (Primer)
7. Anjurkan menggunakan alas
kaki yang tidak licin
8. Anjurkan melebarkan kedua
kaki untuk meningkatkan
keseimbangan saat berdiri
Implementasi

Dx Hari/tanggal Implementasi Paraf


1 1. Menyiapkan alat Shanti Ariani
2. Mempersiapkan lingkungan
yang nyaman
3. Menjelaskan tujuan dan
prosedur pemijatan
4. Melakukan pemijatan secara
perlahan
5. Melakukan pemijatan dengan
teknik yang tepat
Implementasi Pijat Refleksi Kaki Terhadap Penurunan Tekanan....................(Muhammad Fandizal, Dkk)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


TERAPI PIJAT KAKI

Pengertian Pijat dengan melakukan penekanan pada titik-titik syaraf. Titik-


titik syaraf tersebut berada pada kaki, kebanyakan titik-titik
syaraf tersebut berada di telapak kaki.

Tujuan 1. Melancarkan peredaran darah.


2. Menurunkan intensitas Nyeri
3. Menurunkan tekanan darah
4. Membantu Mengatasi Stres.
5. Mengurangi ketergantungan obat.
6. Menyembuhkan rasa capek dan pegal.
Mekanisme Pemijatan/penekanan dengan irama yang teratur pada kaki akan
merefleksi pada organ-organ yang bersangkutan, menstimulasi
syaraf tepi melalui alur-alur persyarafan menuju sistem syaraf
pusat dan sistem syaraf belakang sehingga terjadi efek relaksasi
dan tubuh dalam keadaan homeostasis. Keadaan homeostasis pada
tubuh yang mengenai jantung dan pembuluh darah dapat
mengembalikan fungsi dan mampu mengembalikan tekanan darah
pada ambang normal (Jones, 2012)
Persiapan Persiapan Pasien
- Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang akan
dilakukan
Persiapan Alat
- Minyak Lotion/ handbody
- Sarung tangan
Persiapan Lingkungan
1. Memberikan lingkungan yang aman dan nyaman.
2. Tutup Skerem
Prosedur 1. Waktu pijat refleksi bisa dilakukan selama 10 sampai 15
menit. Tetapi bagi penderita penyakit kronis, lanjut usia harus
lebih pendek disesuaikan dengan kemampuannya.
2. Setiap titik refleksi hanya dipijat 2 sampai 5 menit dalam
sekali pengobatan
3. Bisa menggunakan minyak agar kulit tidak lecet tatkala dipijat
4. Daerah refleksi yang terdapat dikaki, cara pijatnya dari arah
jari-jari kaki ke tumit.
5. Ketika melakukan pijat refleksi pada kaki perlu menggunakan
tulang jari telunjuk yang dilipatkan untuk memijat, dipakai
khusus titik refleksi yang agak tersembunyi atau telapak kaki
yang banyak dagingnya.
6. Lakukan refleksi 1 hari 1 x untuk hasi yng maksimal selama 3
hari.
7. Usahakan komunikasi pasien dengan pemijat terjalin dengan
baik, jangan membicarakan segala sesuatu yang dapat

29
Implementasi Pijat Refleksi Kaki Terhadap Penurunan Tekanan....................(Muhammad Fandizal, Dkk)

memberatkan mental pasien khususnya mengenai pasien.


8. Cucilah tangan sehabit memijat.
Referensi 1. http://refleksipijat.blogspot.com/2012/03/pijat-
refleksicara- dan-teknik.html
2. http://evivika.com/pengertian-dan-manfaat-pijat-
refleksi/

30
Implementasi Pijat Refleksi Kaki Terhadap Penurunan Tekanan....................(Muhammad Fandizal, Dkk)

E-ISSN : 2715-6036

P-ISSN : 2716-0483

DOI : 10.53599 Vol. 2 No. 1, Juni


2020, 17-21

IMPLEMENTASI PIJAT REFLEKSI KAKI TERHADAP


PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA KLIEN
DENGAN HIPERTENSI TIDAK TERKONTROL
Implementation of Foot Reflexology Massage to Decrease Blood
Pressure in Clients with Uncontrolled Hypertension

Muhammad Fandizal1*, Yuli Astuti2, Dhien Novita Sani3


1,2,3
Universitas Bhakti Kencana Jakarta, Indonesia 13860

*Korespondensi Penulis : muhammad.fandizal@bku.ac.id

Abstrak
Klien yang mengalami tekanan darah meningkat lebih dari 140/90 mmHg
pada dua hari berturut- turut dalam keadaan istirahat. Angka kejadian
hipertesi di dunia sebanyak 1,13 milyar orang, 34,1% di Indonesia, dan
34,95% di DKI Jakarta. Untuk menurunkan angka komplikasi dari
hipertensi dapat dilakukan dengan terapi non farmakologis yaitu dengan
terapi komplementer pijat refleksi kaki.
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh pijat refleksi kaki
terhadap penurunan tekanan darah pada klien dengan hipertensi tidak
terkontrol di kelurahan Pondok Ranggon pada tahun 2019. Penelitian ini
merupakan penelitian Pre Eksperimen dengan pendekatan asuhan
keperawatan. Bentuk desain penelitian yaitu One Group Pretest-Postest.
Sampel dalam penelitian ini sebanyak 6 orang klien dengan menggunakan
teknik Non Probability Sampling yaitu purposive sampling. variabel
dependen pada penelitian ini yaitu Tekanan darah yang diukur dengan alat
pengukur tensi meter, pengukuran dilakukan sebelum intervensi dan setelah
implementasi keperawatan. Variable independen yaitu implementasi pijat
refleksi kaki dengan standar operasional prosedur (SPO) keperawatan
selama 10-15 menit. Teknik analisis dengan uji T Paired dengan program
komputer.
Terdapat perbedaan sebelum dan sesudah dilakukan intervesi pijat refleksi
kaki untuk menurunkan tekanan darah pada klien dengan penyakit
hipertensi (ρ 0,006 < 0,05). Mean bernilai postif (8,66667) terjadi
kecenderungan penurunan tekanan darah sesudah pijat refleksi kaki dengan
rata- rata penurunan 8,7.
Penurunan tekanan darah dapat terjadi karena pijat refleksi kaki dapat
mempelancar aliran darah sehingga ketegangan otot dapat menurun serta

31
Implementasi Pijat Refleksi Kaki Terhadap Penurunan Tekanan....................(Muhammad Fandizal, Dkk)

kadar norefineprin juga ikut menurun, selain itu homon Cortisol yang
memicu kecemasan dan stress juga dapat turun sehingga tekanan darah juga
turun.
Tekanan darah tinggi pada klien dengan penyakit hipertensi dapat
diturunkan dengan intervensi non-farmakologis yaitu dengan pijat refleksi
kaki selama 6 hari.

Kata kunci : Hipertensi, Penurunan Tekanan darah, Pijat Refleksi kaki

Abstract

Increased blood pressure of more than 140/90mmHg on two consecutive days in


the state of rest. The incidence of hypertension in the world is 1.13 billion people,
34.1% in Indonesia, and 34.95% in DKI Jakarta. To reduce the number of
complications from hypertension can be done with non- pharmacological therapy,
namely complementary therapy reflexology foot massage. The aim of this study
was to analyze the effect of foot reflexology massage on the reduction in blood
pressure in clients with uncontrolled hypertension in the kelurahan Pondok
Ranggon in 2019.

This research is a Pre Experiment research with nursing care. The research
design is One Group Pretest-Posttest. The sample in this study amounted to 6
clients using the Non Probability Sampling technique that is Purposive Sampling.
The dependent variable in this study is blood pressure as measured by a tensi
meter, measurements taken before intervention and after implementation of
nursing. The independent variable is the implementation of foot reflexology with
nursing standard operational procedures (SOP) for 10-15 minutes. Analysis
technique with the T test Paired with a computer program

Submitted : 17 Mei 2020, Accepted : 2 Juni 2020

Website : jurnal.stikespamenang.ac.di | Email : jurnal.pamenang@gmail.com

There were differences before and after the foot reflexology massage intervention
to reduce blood pressure in clients with hypertension (ρ 0.006 <0.05). The mean
value is positive (8.66667). There is a tendency for a decrease in blood pressure
after a reflexology foot massage with an average decrease of 8.7.

Decreased blood pressure can occur because reflexes in the legs can smoothen the
blood flow so that muscle tension can decrease and the levels of norepinephrine
also decrease, in addition, hormone cortisol which triggers anxiety and stress can
also fall so that blood pressure also drops. High blood pressure in clients with
hypertension can be reduced by non-pharmacological interventions, namely foot
reflexology massage for 6 days.

Keywords : Decreased Blood Pressure, Foot Reflexology Massage, Hypertension

32
Implementasi Pijat Refleksi Kaki Terhadap Penurunan Tekanan....................(Muhammad Fandizal, Dkk)

Pendahuluan efek samping yang tidak bagus untuk


Peningkatan tekanan darah kedepannya yang akan dialami klien
pada klien dengan penyakit (Rezky, Hasneli and Hasanah, 2015).
hipertensi menunjukkan hasil Telapak kaki merupakan ujung-
diatas 140/90 mmHg atau lebih ujung syaraf yang dapat di
dalam keadaan istirahat pada dua stimulasi dengan pijatan lembut
hari berturut-turut (Medika, 2017; dengan tangan. Pijat refleksi dapat
WHO, 2020). Sebanyak 1,13 mempelancar aliran darah,
milyar orang di dunia menderita menurunkan kadar norefineprin,
penyakit hipertensi. Angka menurunkan kadar hormone
kejadian hipertensi di Indonesia cortisol, menurunkan ketegangan
sebesar 34,1% (Kesehatan, 2018). otot, sehingga dapat menurunkan
Angka kejadian hipertensi di DKI stress yang secara tidak lansung
Jakarta sebesar 34,95% (Dinkes, menurunkan tekanan darah
2017). Berdasarkan hasil (Churniawati, Martini and
wawancara dengan kepala Wahyuni, 2015; Arianto, Prastiwi
puskesmas kelurahan Pondok and Sutriningsih, 2018; Umamah
Ranggon, data terakhir terdapat and Paraswati, 2019).
201 orang mengalami hipertensi Hasil penelitian menunjukan
pada tahun 2017. 1 dari 5 orang terdapat pengaruh pijat refleksi
perempuan dan 1 dari 4 orang kaki dengan penurunan tekanan
laki-laki menderita penyakit darah dengan ρ 0,000; 0,000
hipertensi, serta 1 dari 5 orang (Hartutik and Suratih, 2017;
dengan hipertensi tidak terkontrol. Ratnawati and Aswad, 2019). Hasil
Penyakit hipertensi yang tidak penelitian lainnya yang lebih
dikontrol akan meningkatkan merinci penurunan tekanan darah
resiko penyakit lain yaitu penyakit systole dan diastole dengan
jantung, stroke, gagal ginjal, implementasi pijat refleksi kaki ρ
kebutaan, dan lainnya (WHO, 0,000 & 0,004; 0,032 & 0,024;
2020). Untuk menghindari 0,000 &
komplikasi dari penyakit 0,001 (Udani, 2016; Amin and
hipertensi, perawat mempunyai Priyono, 2018; Yanti,
peran penting. Rahayuningrum and Arman, 2019).
Mencegah terjadinya Tujuan penelitian ini untuk
komplikasi dari penyakit menganalisis pengaruh pijat
hipertensi dapat dilakukan secara refleksi kaki terhadap penurunan
komprehensif baik secara tekanan darah pada klien dengan
promotif, preventif, kuratif dan hipertensi tidak terkontrol di
rehabilitatif. Peran kuratif yang kelurahan Pondok Ranggon pada
dapat dilakukan perawat secara tahun 2019.
non farmakologi yaitu dengan
cara relaksasi dengan tindakan Metode
pijat kaki (Febriyanto et al., 2019; Penelitian ini dilakukan pada
Fandizal, Astuti and Sani, 2020). klien komunitas kelurahan Pondok
Pemilihan tindakan non Ranggon, Jakarta Timur dengan
farmakologi menjadi utama penyakit hipertensi pada tahun 2019,
karena tindakan menggunakan penelitian ini merupakan penelitian
terapi farmakologi mempunyai Pre Eksperimen dengan pendekatan

33
Implementasi Pijat Refleksi Kaki Terhadap Penurunan Tekanan....................(Muhammad Fandizal, Dkk)

asuhan keperawatan. Data tekanan Teknik analisis dengan uji T


darah dikumpulkan sebelum Paired yaitu melihat pengaruh pijat
intervesi dan setelah implementasi refleksi kaki antara sebelum intervesi
keperawatan. Bentuk desain dan setelah implementasi dengan
penelitian yang digunakan yaitu signifkansi 95% pada program
One Group Pretest-Postest. program komputer (Sugiyono, 2007;
Variabel dependen pada penelitian Swarjana, 2015).
ini Tekanan darah yaitu dorongan
darah yang keluar dari jantung Hasil
yang diukur menggunakan alat Implementasi pijat refleksi kaki
pengukur tensi meter dengan skala terhadap penurunan tekanan darah
interval, pengukuran dilakukan pada klien hipertensi pada 6 klien
sebelum dan setelah intervensi didapatkan penurunan tekanan darah
sehingga didapatkan hasil tekanan pada pada klien hipertensi (mean
sistolik dan diastolik selama 6 hari arterial pressure=MAP). Hasil
(Dharma, 2011; Sastroasmoro and pemeriksaan tekanan darah klien
Ismael, 2014), kemudian hasil sebelum intervensi dapat terlihat [ada
pengukuran tekanan darah di table 1 yaitu antara 150/80 (103)
konversikan dengan rumus ke – 160/100 (120) mmHg, setelah
nilai Mean Arterial Pressure diberikan intervesi pijat refleksi kaki
(MAP). Variable independen selama 10 – 15 menit dalam waktu 6
yaitu implementasi pijat refleksi hari, didapatkan hasil implementasi
kaki dengan standar operasional antara 140/80 (107) – 140/90
prosedur (SPO) keperawatan (100) mmHg.
selama 10-15 menit pada titik
refleksi yang terdapat pada
jempol kaki yaitu titik 1—5 dan
semua jari-jari kaki yaitu titik 2.
Titik refleksi selanjutnya yaitu
titik 33 jantung, titik 18 hati, dan Tabel 1. Perbandingan Tekanan darah
titik 22 ginjal yang terdapat (MAP)
dibagian bawah telapak kaki sebelum dan sesudah Intervensi
mulai dari ujung kaki sampai
tumit. Responden
Tekanan Darah (MAP)
Sebelum Intervensi Setelah Implementasi
Sampel dalam penelitian ini 1 150/90 (110) mmHg 140/80 (100) mmHg
sebanyak 6 orang klien dengan 2 150/80 (103) mmHg 140/80 (100) mmHg
3 160/100 (120) mmHg 140/90 (107) mmHg
menggunakan teknik Non 4 160/90 (113) mmHg 140/80 (100) mmHg
Probability Sampling yaitu 5 150/100 (117) mmHg 140/90 (107) mmHg
6 150/90 (110) mmHg 140/90 (107) mmHg
Purposive Sampling. Kriteria
inklusi pada penelitian ini yaitu
klien hipertensi tidak terkontrol, Analisa statistic uji T paired
usia 50—55 tahun, tidak dalam didapatkan sebagai berikut:
terapi obat, dan kooperatif dalam
Tabel 2. Paired Samples Test
melakukan intervensi selama
6 hari. Kriteria eksklusi yaitu Tabel 2 menggambarkan terdapat
klien yang minum obat dan tidak perbedaan sebelum dan sesudah
mengikuti terapi pijat refleksi dilakukan intervesi pijat refleksi
selama 6 hari. kaki untuk menurunkan tekanan

34
Implementasi Pijat Refleksi Kaki Terhadap Penurunan Tekanan....................(Muhammad Fandizal, Dkk)

darah pada klien dengan sehari menggunakan baby oil. Titik


penyakit hipertensi (ρ 0,006 < refleksi pijat kaki untuk hipertensi
0,05). Mean bernilai postif terdapat pada jempol kaki yaitu titik
(8,66667) terjadi kecenderungan 1—5 dan semua jari-jari kaki yaitu
penurunan tekanan darah titik 2. Titik refleksi selanjutnya
sesudah pijat refleksi kaki yaitu titik 33 jantung, titik 18 hati,
dengan rata- rata penurunan 8,7. dan titik 22 ginjal yang terdapat
dibagian bawah telapak kaki mulai
Pembahasan dari ujung kaki sampai tumit.
Asuhan keperawatan pada Tindakan ini bermanfaat untuk
klien dengan hipertensi di meningkatkan metabolisme,
komunitas dilakukan mulai sirkulasi darah, meningkatkan
pengkajian, menentukandiagnose keseimbangan hormon,
keperawatan, intervensi, menghilangkan kelelahan,
implementasi dan evaluasi. membuang toksin, dan lain-lain.
Intervensi pada klien dengan Klien mengatakan badan lebih
penyakit hipertensi di ringan dan sakit kepala berkurang
keperawatan komunitas dapat setelah dilakukan refleksi kaki hal
dilakukan dengan intervensi ini diakibatkan menurunnya tekanan
komplementer pijat refleksi pada darah (Febriyanto et al., 2019).
kaki. Implementasi terapi pijat Selain itu pijat refleksi kaki juga
refleksi kaki pada 6 klien dapat menurunkan kejadian
dilakukan selama 6 kali depresi dan kecemasan
intervensi. juga menurun, sehingga fungsi
Setelah membandingkan tubuh semakin membaik karena
hasil intervensi hari pertama tekanan darah terus turun
sampai hari ke enam, didapatkan mendekati normal (Rezky,
hasil terdapat perbedaan tekanan Hasneli and Hasanah,
darah sebelum dengan sesudah 2015). Pijat refleksi juga dapat
intervensi dengan ρ 0,006 < membersihkan ada nya blok chi di
0,05. Hasil penelitian ini sepanjang saluran dalam tubuh
didukung hasil penelitian lainnya menurut meridian Traditional
dengan ρ 0,000; 0,001; 0,000 < Chiness Medicine (Amalia, 2018).
0,05 (Amalia, 2018; Arianto, Vasodepresor atau
Prastiwi and Sutriningsih, 2018; antihipertensi dihasilkan oleh
Umamah and Paraswati, 2019). ginjal yaitu prostaglandin dan nitrat
Hasil penelitian ini berbeda dari oksida yang dapat melawan efek
peneliti lainnya ρ 0,263 > 0,05 vasopresor angiotensin sehingga
perbedaan hasil ini dapat pembuluh darah mengalami
disebabkan karena hipertensi pelebaran dan relaksasi.
primer tekanan darah akan Pengaturan tekanan darah jangka
konstan dalam waktu yang lama pendek dilakukan melalu syaraf
sehingga diperlukan usaha yang selama beberapa detik sampai
lebih untuk mengontrolnya menit dengan mengirim sinyal ke
(Rezky, Hasneli and Hasanah, medulla oblongata sehingga
2015). dapat menyebabkan dilatasi
Pijat refleksi kaki yang arteriol, dilatasi vena besar,
dilakukan selama 10—15 menit perlambatan jantung, dan

35
Implementasi Pijat Refleksi Kaki Terhadap Penurunan Tekanan....................(Muhammad Fandizal, Dkk)

pengurangan kekuatan kontraksi digunakan sebagai pengontrol


otot jantung. Pengaturan jangka kestabilan tekanan darah oleh
panjang dilakukan karena itu perlu dilakukan
melalui ginjal dengan pelatihan kepada keluarga untuk
mengatur kosentari garam dan melakukan pijat refleksi terutama
air dalam tubuh. Apabila dibagian kaki.
tekanan darah meningkat, maka
konsentrasi garam dan air akan Ucapan Terimakasih
diturunkan dengan pelepasan Terimakasih kepada bapak
melalui urin, jika tekanan darah Ismail selaku ketua RT 005 dan
turun dibawah normal, maka air kader yang telah menjembatani
dan garam akan di absorbs pelaksanaan penelitian ini kepada
kembali oleh ginjal (Hall and warga sehingga diterima dengan
Hall, 2010; baik.
Andi, Afriwardi and Iryani, 2016;
Barrett et al., 2019). Daftar Pustaka
Hasil mean yang bernilai Amalia, R. (2018) Efektifitas Pijat
postif 8,7 berarti terjadi Refleksi Kaki Terhadap Penurunan
kecenderungan penurunan tekanan Tekanan Darah Lansia Hipertensi
darah sesudah pijat refleksi kaki Di PSTW Budi Luhur Yogyakarta.
dengan rata-rata penurunan 8,7. doi: 10.31227/osf.io/59z3w.
Penurunan 8,7 dapat sebagai
acuan bahwa intervensi ini dapat Amin, M. and Priyono, S. (2018)
menjadi pilihan utama diantara ‘Perubahan Tekanan Darah pada
intervensi non farmakologi Lansia Hipertensi Menggunakan
lainnya. Intervensi non Alat Pijat Refleksi Kaki Elektrik di
farmakologis lainnya yang dapat PSTW Jember’, Jurnal Kesehatan
dilakukan yaitu menurunkan berat dr. Soebandi, 6(1), pp. 489–492.
Available at:
badan, pembatasan alkohol,
http://journal.stikesdrsoebandi.ac.id/i
pembatasan natrium, pembatasan
ndex.ph
rokok, melakukan relaksasi, dan
p/jkds/article/download/107/98.
latihan fisik yang harus dilakukan
dalam penurunan tekanan darah Andi, A., Afriwardi, A. and Iryani, D.
pada klien dengan hipertensi (2016) ‘Gambaran Perubahan
(Smeltzer et al., 2012; Umamah Tekanan Darah Pasca Olahraga
and Paraswati, 2019). Futsal pada Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas’,
Kesimpulan Jurnal Kesehatan Andalas, 5(2), pp.
Asuhan keperawatan pada 319–324. Available at:
klien dengan penyakit hipertensi,
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/
tekanan darah klien dapat jka/arti cle/view/515.
diturunkan dengan intervensi non-
farmakologis yaitu dengan pijat Arianto, A., Prastiwi, S. and Sutriningsih,
refleksi kaki. A. (2018) ‘Pengaruh Terapi Pijat
Refleksi Telapak Kaki Terhadap
Saran Perubahan Tekanan Darah Pada
Penderita Hipertensi’, Nursing News,
Pijat refleksi kaki dapat 3(1), pp. 584–594. Available at:

36
Implementasi Pijat Refleksi Kaki Terhadap Penurunan Tekanan....................(Muhammad Fandizal, Dkk)

https://publikasi.unitri.ac.id/inde Kepada Masyarakat, 16(2), pp. 167–


x.php/fikes/a 174. doi:
rticle/viewFile/830/644.
https://doi.org/10.21009/
Barrett, K. E. et al. (2019) Ganong’s sarwahita.162.08.
Review of Medical Physiology.
26th edn. New York: McGraw Hall, J. and Hall, J. (2010) Guyton and Hall
Hill. Textbook of Medical Physiology. 12th
edn. Philadelphia: Saunders.
Churniawati, L., Martini, S. and
Wahyuni, C. U. (2015) Hartutik, S. and Suratih, K. (2017) ‘Pengaruh
‘Prehipertensi pada Obesitas Terapi Pijat Refleksi Kaki Terhadap
Abdominal’, Kesmas: National Tekanan Darah Pada Penderita
Public Health Journal, 9(4), pp. Hipertensi Primer’, GASTER, 15(2), pp.
293–299. doi: 132–146. Available at:
http://dx.doi.org/10.21109/kesm https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/fi
as.v9i4.732. kes/a rticle/view/830.

Dharma, K. K. (2011) Metodologi Kesehatan, K. (2018) RISKESDAS, Badan


penelitian keperawatan: Penelitian dan Pengembangan
Panduan melaksanakan dan Kesehatan. Available at:
menerapkan hasil penelitian.
https://www.persi.or.id/images/2017/
Jakarta: TIM.
litbang/r iskesdas_launching.pdf
Dinkes (2017) Profil Kesehatan (Accessed: 10 May 2020).
Provinsi DKI Jakarta.
Medika, T. B. (2017) ‘Berdamai dengan
Jakarta. Available
hipertensi’, in Sari, Y. N. I. (ed.)
at:
Monograf. Jakarta: Bumi Medika, pp.
https://dinkes.jakarta.go.id/wp-
127–129.
content/uploads/2019/12/PROFI
L- KESEHATAN-DKI- Ratnawati, R. and Aswad, A. (2019)
JAKARTA-TAHUN- ‘Efektivitas Terapi Pijat Refleksi dan
Terapi Benson terhadap Penurunan
2017.pdf (Accessed: 10 May 2020).
Tekanan Darah pada Penderita
Fandizal, M., Astuti, Y. and Sani, D. Hipertensi’, Jambura Health and Sport
N. (2020) ‘Implementation Of Journal, Volume 1(1), pp. 33–40.
Solawatan Music On Pain Available at:
Decrease In Clients With
http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jhsj/
Hypertension’,
article/ view/2052.
Journal Prima Health Science,
Rezky, R. A., Hasneli, Y. and Hasanah, O.
1(2), pp. 53–
(2015) ‘Pengaruh Terapi Pijat
56. Availableat: Refleksi Kaki
https://scholar.google.co.id/citations
?user=bv szhVwAAAAJ&hl=id.

Febriyanto, K. et al. (2019) ‘Pengabdian


Masyarakat Melalui Pemanfaatan
Jalan Terapi pada Lansia di Desa
Sumber Sari, Kutai Kartanegara’,
Sarwahita : Jurnal Pengabdian

37
Implementasi Pijat Refleksi Kaki Terhadap Penurunan Tekanan....................(Muhammad Fandizal, Dkk)

38
Implementasi Pijat Refleksi Kaki Terhadap Penurunan Tekanan....................(Muhammad Fandizal, Dkk)

39

Anda mungkin juga menyukai