Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

TERAPI MODALITAS KOGNITIF “MENEMPEL FOTO”


WISMA BISMA

Disusun Oleh:
KELOMPOK 5:
Ratna Ningsih I4B017036
Nur Megawati I4B017037
Umairoh Azzahro I4B017038
Fiska Afifah I4B017039
Yulia Nur Cahyani I4B017040

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
PROGRAM PROFESI NERS
PURWOKERTO
2018
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

TERAPI MODALITAS KOGNITIF “MENEMPEL FOTO”

Pokok Bahasan : Stase Gerontik

Sub Pokok Bahasan : Terapi modalitas kognitif “menempel foto”

Sasaran : PM di Wisma Bisma

Target : PM

Waktu : 30 menit

Hari/Tanggal : Kamis, 28 Juni 2018

Tempat : Wisma Bisma

I. Latar Belakang

Lansia dapat dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan
manusia. Proses menjadi lansia merupakan proses alamiah yang dapat terjadi pada setiap
orang. Dimana keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk mempertahankan
keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan
daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individual. Aspek yang
juga mengalami penurunan secara degenerative adalah fungsi kognitif
(kecerdasan/pikiran). Penurunan fungsi kognitif pada lansia dapat meliputi berbagai aspek
yaitu orientasi, registrasi, atensi dan kalkulasi, memori dan juga bahasa. Penurunan ini
dapat mengakibatkan masalah antara lain memori panjang dan proses informasi, dalam
memori panjang lansia akan kesulitan dalam mengungkapkan kembali informasi baru atau
cerita maupun kejadian yang tidak begitu menarik perhatiannya.

Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan
perawat kepada kelompok lansia yang mempunyai masalah keperawatan yang sama.
Aktivitas diguanakan sebagai terapi dan kelompok diguanakan sebagai target asuhan. Di
dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan
dan menjadi laboratorium tempat lansia melatih perilaku baru yang adaptif untuk
memperbaiki perilaku yang maladaptif. Banyak media terapi yang dapat digunakan salah
satunya adalah dalam bentuk permainan, seperti permainan puzzle, catur, menggambar,
bermain alat musik, dan menempel foto sebagai media terapi.

II. Tujuan Intruksional Umum (TIU)

Setelah selesai mengikuti terapi modalitas : terapi menempel foto PM mampu mengenali
foto siapa dan menempel nama sesuai foto.

III. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)


Setelah mengikuti kegiatan selama 30 menit diharapkan PM di Wisma Bisma dapat:
a. Meningkatkan interaksi sosial dengan orang lain, meningkatkan rasa kasih sayang
antar sesama
b. Merasa nyaman, mengurangi stress, menurunkan depresi dan kecemasan.
c. Meningakatkan perasaan dan melepaskan tekanan emosi yang dihadapi.
d. Meningkatkan kontrol diri dan perasaan berharga.
e. Mengubah prilaku.
f. Mengembangkan kreatifitas.
g. Hiburan atau kegiatan yang menyenangkan.
IV. Materi
Terlampir
V. Metode
a. Dinamika kelompok
b. Bermain
c. Tanya jawab
VI. Media
a. Materi SAP
b. Foto PM di wisma Bisma
c. Kertas manila
d. Nama-nama PM di wisma Bisma
e. Double tip
VII. Kegiatan pembelajaran
No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta
1. 5 menit Pembukaan :
a. memberi salam 1. Menjawab salam
b. menjelaskan tujuan 2. Mendengarkan dan
memperhatikan
2. 15 menit Pelaksanaan : 1. Menyimak dan
a. Menjelaskan cara bermain memperhatikan
b. Memandu para PM untuk 2. Memulai
mengikuti jalannya kegiatan menempel foto

3. 5 menit Evaluasi : memperhatikan dan


1. Meminta PM untuk menjelaskan menjawab pertanyaan
kembali tentang :
a. Tujuan dari kegiatan terapi
modalitas menempel foto
b. Menyebutkan kembali nama-
nama PM yang lain
2. Memberikan pujian atas peran aktif
para PM selama kegiatan
berlangsung, serta
menyimpulkannya.

5 menit Penutup :
a. Mengucapkan terima kasih dan Menjawab salam
mengucapkan salam.
VIII. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Pelaksanaan kegiatan pada tanggal 28 Juni 2018 WIB di Wisma 5 Panti Pelayanan
Sosial Lanjut Usia Dewanata Kabupaten Cilacap
2) Ketersediaan dan kesesuaian fungsi alat, bahan dan media sosialisasi sesuai dengan
yang dibutuhkan
3) Intruktur memimpin jalannya acara dengan baik
4) Moderator memandu jalannya kegiatan dengan baik
5) Fasilitator melakukan tugasnya dengan baik
6) Observer melakukan observasi terhadap jalannya kegiatan
b. Evaluasi Proses
Pada pelaksanaan kegiatan tanggal 28 Juni 2018, penerima manfaat tidak meninggalkan
tempat tanpa ijin saat kegiatan berlangsung dan berpartisipasi aktif selama kegiatan
berlangsung.
c. Evaluasi Hasil
Setelah dilakukan terapi modalitas pada tanggal 28 Juni 2018 diharapkan penerima
manfaat mampu:
1) Meningkatkan interaksi sosial dengan orang lain, meningkatkan rasa kasih sayang
antar sesama
2) Merasa nyaman, mengurangi stress, menurunkan depresi dan kecemasan.
3) Meningakatkan perasaan dan melepaskan tekanan emosi yang dihadapi.
4) Meningkatkan kontrol diri dan perasaan berharga.
5) Mengubah prilaku.
6) Mengembangkan kreatifitas.
7) Hiburan atau kegiatan yang menyenangkan
Lampiran materi

A. Terapi kognitif

1. Pengertian

Terapi kognitif adalah terapi yang mempergunakan pendekatan terstruktur, aktif,


direktif dan berjangkan waktu singkat, untuk menghadapi berbagai hambatan dalam
kepribadian, misalnya ansietas atau depresi (Setyoadi 2011) Terapi kognitif
dikembangkan oleh Aaron Beck. Melalui terapi ini individu diajarkan/ dilatih untuk
mengontrol distorsi pikiran/gagasan/ide dengan benar – benar mempertimbangkan
factor dalam berkembangnya dan menetapnya gangguan mood. (Townsend, 2005).
Terapi kognitif menjelaskan bahwa bukan suatu peristiwa yang menyebabkan
kecemasan dan tanggapan maladaptif melainkan harapan masyarakat, penilaian, dan
interpretasi dari peristiwa. Sugesti bahwa perilaku maladaptif dapat diubah oleh
berhubungan langsung dengan pikiran dan keyakinan orang (Stuart, 2009).

2. Tujuan
Menurut Setyoadi (2011) beberapa mekanisme koping dengan menggunakan terapi
kognitif adalah sebagai berikut:
a. Membantu klien dalam mengidentifikasi, menganalisis, dan menentang keakuratan
kognisi negative klien.
b. Menjadikan atau melibatkan klien subjek terhadap uji realitas.
c. Memodifikasi proses pemikiran yang salah
d. Membentuk kembali pikiran individu dengan menyangkal asumsi yang maladaptive,
pikiran yang mengannggu secara otomatis, serta proses pikir tidak logis yang dibesar-
besarkan.
e. Menghilangkan sindrom depresi dan mencegah kekambuhan.
f. Membantu menargetkan proses berpikir serta perilaku yang menyebabkan dan
mempertahankan panik atau kecemasan.
g. Menempatkan individu pada situasi yang biasanya memicu perilaku gangguan obsesif
kompulsif dan selanjutnya mencegah responsnya.
h. Membantu individu mempelajari respons rileksasi, membentuk hirarki situasi fobia,
dan kemudian secara bertahap dihadapkan pada situasinya sambil tetap
mempertahankan respons rileksasi.
i. Membantu individu memandang dirinya sebagai orang yang berhasil bertahan hidup
dan bukan sebagai korban.
j. Membantu mengurangi gejala klien dengan restrukturisasi system keyakinan yang
salah.
k. Membantu mengubah pemikiran individu dan menggunakan latihan praktik untuk
meningkatkan aktivitas sosialnnya.
l. Membentuk kembali perilaku dengan mengubah pesan-pesan internal.
3. Manfaat
a. Menurunkan cemas
b. Tehnik relaksasi
c. Biofeedback, menggunakan alat untuk menurunkan cemas dan memodifikasi respon
perilaku.
d. Systematic desenzatization, untuk menurunkan perilaku yang berhubungan dengan
stimulus spesifik.

B. Langkah Kegiatan
a. Persiapan
a. Memilih PM yang kooperatif
b. Membuat kontrak dengan PM
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Orientasi
Salam teraupetik
a. Salam dari mahasiswa kepada PM
b. Perkenalkan nama dan panggilan mahasiswa
c. Menanyakan dan panggilan semua PM (beri pengenal)
d. menyampaikan tujuan terapi menempel foto
e. membuat validasi kontrak
f. membaca tatatertib
g. menjelaskan langkah langkah terapi menempel foto
c. Fase kerja
a. mahasiswa menyiapkan peralatan
b. PM di haruskan menempelkan nama sesuai dengan foto yang telah di
tempelkan
c. Setelah itu selesai hasil menempel fotonya di pasang di dinding.
4. Evaluasi
a. Menanyakan perasaan PM setelah mengikuti terapi menempel foto
b. Menanyakan masalah yang dirasakan
c. Leader menutup acara

Daftar Pustaka
Azizah, L. M (2011). Keperawatan lanjut usia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Setyoadi. (2011). Terapi Modalitas keperawatan pada klien psikogeriatrik. Jakarta: salemba
Medika
Struart, WG. (2009). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai