Anda di halaman 1dari 43

MAKALAH SEMINAR KASUS DAN JURNAL

“Pemberian Masase Punggung dengan Minyak Melati Pada Ny. R Usia 23 tahun
G1P0A0 Dengan Kala I Memanjang di Ruang Bersalin RSUD dr. R. Goeteng
Taroenadibrata Purbalingga”

Disusun oleh :
Kamaluddin Jalil I4B017055
Yulia Nur Cahyani I4B017040
Intan Nurdiana I4B017006
Fiska Afifah I4B017039

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILU KESEHATAN
PROGRAM PROFESI NERS
2018
BAB I. PENDAHULUAN

1. 01 Latar Belakang

Kehamilan dan persalinan merupakan suatu proses yang dapat


menyebabkan perubahan pada tubuh secara fisiologis maupun psikologis
seorang wanita, sehingga diperlukan beberapa penyesuaian terhadap
perubahan tersebut (Nirwana, 2011). Persalinan dan kelahiran normal adalah
proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan, lahir
spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam,
tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin dengan tanda-tanda rasa
sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur, keluar lendir
bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil
pada serviks, kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya, pada
pemeriksaan dalam serviks mendatar dan pembukaan telah ada (Saifuddin,
2006).

Rasa nyeri pada persalinan disebabkan oleh kombinasi peregangan


segmen bawah rahim (selanjutnya serviks) dan iskemia (hipoksia) otot-otot
rahim. Reaksi terhadap nyeri merupakan respons yang sifatnya sangat
individual. Reaksi ini tergantung pada kepribadian, kondisi emosional serta
tingkat pemahaman pasien, latar belakang kultural, keluarga serta
pendidikannya, dan pengalaman sebelumnya(Farrer, 2001).

Pada kala satu persalinan, nyeri timbul akibat pembukaan servikdan


kontraksi uterus. Sensasi nyeri menjalar melewati syaraf simposis yang
memasuki modula spinalis melalui segmen posterior syaraf spinalis torakalis
10, 11 dan 12. Penyebaran nyeri pada kala satu persalinan adalah nyeri
punggung bawah yang dialami ibu disebabkan oleh tekanan kepala janin
terhadap tulang belakang, nyeri ini tidak menyeluruh melainkan nyeri disuatu
titik. Akibat penurunan janin, lokasi nyeri punggung berpindah ke bawah, ke
tulang belakang bawah serta lokasi denyut jantung janin berpindah ke bawah
pada abdomen ibu ketika terjadi penurunan kepala (Mander, 2003).

Teori gate control dari Melzack dan Wall (1965) mengusulkan bahwa
impuls nyeri dapat diatur atau dihambat oleh mekanisme pertahanan di
sepanjang sistem saraf pusat. Teori ini mengatakan bahwa impuls nyeri
dihantarkan saat sebuah pertahanan dibuka dan impuls dihambat saat sebuah
pertahanan tertutup. Upaya menutup pertahanan tersebut merupakan dasar
teori menghilangkan nyeri. Diyakini mekanisme penutupan ini dapat terlihat
saat seorang perawat menggosok punggung klien dengan lembut. Pesan yang
dihasilkan akan menstimulasi mekanoreseptor, apabila masukan yang
dominan berasal dari serabut delta A dan serabut C, maka akan membuka
pertahanan tersebut dan klien mempersepsikan sensasi nyeri. Bahkan jika
impuls nyeri dihantarkan ke otak, terdapat pusat kortek yang lebih tinggi di
otak yang memodifikasi nyeri. Alur saraf desenden melepaskan opiat
endogen, seperti endorfin dan dinorfin, suatu pembunuh nyeri alami yang
berasal dari tubuh. Neuromedulator ini menutup mekanisme pertahanan
dengan menghambat pelepasan substansi P.

Di ruang bersalin RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata sendiri memiliki


insidensi persalinan dengan berbagai indikasi salah satunya adalah indikasi
kala I lama Pada kala I persalinan Ibu seringkali merasakan nyeri karena
kontraksi dari uterus, hal tersebut diperlukan penanganan nyeri saat kala I.
Namun, belum terdapat penanganan khusus untuk mengatasi nyeri saat
kontraksi pada kala I. Sehingga kami tertarik untuk mencari intervensi
keperawatan terkait penanganan nyeri pada kala I persalinan.

Pada jurnal yang kami analisis dengan judul “Effectiveness of jasmine oil
massage on reduction of labor pain among primigravida mothers”
menunjukan hasil bahwa pijat menggunakan minyak melati dapat
menurunkan skala nyeri pada nyeri persalinan ibu primigravida. Pada jurnal
minyak melati terbukti dapat memberikan perasaan rileks pada ibu saat
persalinan khusunya pada kala I. Oleh karena itu, kami mengaplikasikan
jurnal tersebut pada ibu primigravida kala I.

1.02 TUJUAN

Tujuan penulisan laporan ini untuk mengetahui efektivitas pijat


menggunakan minyak melati terhadap penurunan nyeri persalinan kala I pada
primigravida berdasarkan evdence based riset tentang keefektifan pijat untuk
mengurangi nyeri berdasarkan teori “gate control”.

1.03 MANFAAT

Memberi masukan bagi institusi pelayanan kesehatan terutama ruang


bersalin RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga, untuk
menggunakan pijat minyak melati dalam menurunkan skala nyeri pada ibu
yang melahirkan.
BAB II
PROSES KEPERAWATAN

PENGKAJIAN PASIEN
Tanggal pengkajian : 10-2-2018, Jam 08.00 WIB
DATA UMUM
Inisial klien : Ny. R
Usia : 23 Tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan terakhir : SMA
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Status perkawinan : Menikah
Alamat : Losari 02/02
Nama suami : Tn. S
Usia : 25 Tahun
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan terakhir : SMP
Agama : Islam

DATA UMUM KESEHATAN


TB/BB saat ini : 145 cm/ 60 kg
BB sebelum hamil : 50 kg
Masalah kesehatan khusus: tidak ada
Alergi : Tidak ada
Diet khusus : Tidak ada
Alat bantu yang digunakan : tidak ada
Frekuensi BAK sebelum hamil, saat hamil : 5-6x/hari, 8-10x/ hari
Frekuensi BAB sebelum hamil, saat hamil : 1x/hari, 1x/1-2 hari
Kebiasaan tidur sebelum hamil, saat hamil : 7-8 jam/hari, 5-6 jam/hari
DATA UMUM OBSTETRI
Kehamilan sekarang direncanakan : ya
Status obstetrik G1 P0 A0 H37++ Minggu
HPHT : 25-5-2017
Taksiran partus : 2-3-2018
Jumlah anak di rumah : tidak ada
Mengikuti kelas prenatal : tidak
Jumlah kunjungan ANC pada kehamilan ini : 8 kali
Masalah kehamilan yang lalu : tidak ada
Masalah kehamilan sekarang : kala 1 lama
Rencana KB : IUD
Makanan bayi sebelumnya :-
Pelajaran yang diinginkan saat ini :-
Setelah bayi lahir, siapa yang diharapkan membantu : Suami dan keluarga
Masalah persalinan yang lalu : tidak ada

PEMERIKSAAN FISIK
Kenaikan BB selama kehamilan : 10 kg (BB awal kg, BB saat hamil kg)
Tanda-tanda vital :
TD : 120/80mmHg
Nadi : 88x/menit
RR : 22x/menit
Suhu : 36,5 C
a. Kepala dan leher
Kepala : mansochepal, tidak ada benjolan, tidak ada lesi dan masa,
pertumbuhan rambut merata, wajah simetris dan tidak tampak adanya
kelainan. Mata simetris, sklera tidak ikterik, konjunctiva tidak anemis.
Hidung simetris bilateral, tidak ada polip, tidak ada secret berlebih, tidak ada
nyeri tekan. Mulut simetris, mukosa bibir merah muda, lembab. Telinga
simetris,tidak ada polip, tidak ada nyeri tekan, tidak ada kotoran berlebih.
Leher : terlihat simetris, tidak ada deviasi trakea, tidak ada peningkatan
JVP, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, warna sama dengan kulit lain.
b. Jantung
Inspeksi : Terlihat iktus kordis
Auskultasi : bunyi S1 dan S2
Palpasi : teraba point maximal impuls
Perkusi : pekak
c. Paru-paru
Inspeksi : terlihat simetris, tidak tampak lesi dan benjolan, warna kulit
merata
Auskultasi : bunyi nafas vesikuler
Palpasi : ekspansi simetris kanan dan kiri
Perkusi : resonan
d. Abdomen : uterus
Tinggi fundus uterus : 31 cm
Leopold I : bokong
Leopold II : kanan : punggung
Kiri : bagian kecil
Leopold III : kepala
Leopold IV : Divergen
Pigmentasi : lineae nigra : ada
Striae : ada
Fungsi pencernaan : baik
e. Kontraksi : Jarang DJJ: 140x/mnt
f. Ekstremitas
Ekstremitas atas : tidak ada edema dan kesemutan, kekuatan otot 5
Ekstremitas bawah : tidak ada edema dan kesemutan. Kekuatan otot 5
g. Refleks
Reflek fisiologis bisep, trisep dan tendon baik
h. Pengeluaran pervaginam : lendir dan darah, pemeriksaan dalam pertama
tanggal 8 Februari 2018 jam 13.00 oleh bidan, hasil pembukaan 1, sampai
tanggal 10 Februari 2018 jam 11.45 di RSUD Goeteng Taroenadibrata
pembukaan masih 2 cm.
i. Ketuban : Utuh
j. Status janin : janin tunggal, janin hidup, presentasi kepala

INTEGRITAS EGO
Kehamilan yang direncanakan : ya
Pengalaman melahirkan sebelumnya : belum pernah
Sikap terhadap kehamilan ini :
i. Klien : pasien mengatakan senang dengan kehamilan ini, karena memang
sudah menantikannya.
ii. Ayah : suami pasien mengatakan bahwa senang erhadap kehamilan ini,
karena selama kehamilan ini pasien sehat dan bayinyapun sehat.
Persepsi ayah terhadap pengalaman melahirkan ibu : suami pasien mengatakan ini
merupakan persalinan pertama sehingga akan menemani pasien ketika melahirkan
karena pasien memang butuh dukungan suami agar selalu disampingnya.
Masalah finansial : pasien mengatakan tidak ada masalah finansial, karena
untuk persalinannya gratis dan tidak dipungut biaya.
Faktor budaya : pasien mengatakan tidak ada faktor budaya yang
mempengaruhi kehamilan dan persalinan.
Religius : pasien mengatakan selama hamil tetap menjalankan ibadah
seperti biasanya, lebih berserah diri dan meminta pada Allah Swt agar
persalinannya berjalan dengan lancar, sehat ibu dan bayi.
Persiapan melahirkan : pasien mengatakan awalnya ingin melahirkan di bidan
atau di puskesmas saja, tetapi harus dirujuk ke rumah sakit. Pasien juga
mengatakan sudah mempersiapkan perlengkapan ibu dan bayi saat persalinan.
Respon terhadap persalinan : pasien terlihat fokus terhadap persiapan
persalinannya.
NYERI DAN KETIDAKNYAMANAN
Mulai kontraksi uterus : 11.45 WIB (Jarang)
Mulai kontraksi uterus menjadi sering : 14.00 WIB (2x10 selama 25”)
Lokasi nyeri : abdomen, punggung bawah, perineum
Derajat ketidaknyamanan : skala 8 (berat)
Bagaimana hilangnya : ketika tidak kontraksi
Ekspresi wajah : meringis kesakitan
Fokus menyempit : ya
Garakan tubuh : terbatas
RIWAYAT PERSALINAN SEKARANG
KALA I
Mulai persalinan : Mulai pembukaan 1 cm tanggal 8 Februari 2018 jam 13.00 -
10 Februari 2018 jam 19.20 WIB (bayi lahir)
Tanda vital
a. Tekanan darah : 120/80 mmHg
b. Nadi : 84x/menit
c. RR : 20x/menit
d. Suhu : 36,1 C
Lama kala I : Mulai tanggal 8 Februari 2018 – 10 Februari 2018 jam 19.00 WIB
Keadaan psikologis : pasien terlihat lemah
Observasi kemajuan persalinan :
Tanggal/ jam Kontraksi uterus DJJ Keterangan
10/2/18 11.45 Jarang 140 VT pembukaan 2cm
Induksi drip oxy 5 unit
12.00 Jarang 150
12.15 Jarang 152
12.30 Jarang 148
12.45 Jarang 150
13.00 Jarang 146
13.15 Jarang 156
13.30 Jarang 153
13.45 Jarang 150 Menetap
14.00 2x10 selama 25” 148
14.15 2x10 selama 25” 145
14.30 2x10 selama 25” 142
15.00 2x10 selama 25” 140 VT pembukaan 5 cm
15.30 2x10 selama 25” 152
16.00 2x10 selama 25” 148
16.30 2x10 selama 25” 150
17.00 2x10 selama 25” 152
17.30 2x10 selama 25” 146
18.00 2x10 selama 25” 147 VT pembukaan 8 cm
18.30 2x10 selama 25” 149
19.00 2x10 selama 25” 147 VT pembukaan lengkap, kantung
ketuban (-), penurunan kepala
hodge III.
KALA II
Kala II dimulai tanggal : 10-02-2018 jam : 19.00 WIB
Tanda kala II : VT pembukaan sudah lengkap, portio tidak teraba, kantung
ketuban (-), penurunan kepala hodge III.
Sejak pukul 19.00 pasien sudah diperbolehkan mengejan jika kontraksi terjadi.
Pasien mengejan dengan teratur. Ketika kepala bayi ada di perineum, tangan
menjaga kepala bayi agar fleksi dengan tepat dan mengeluarkan bayi dengan
sangga susur untuk mengurangi robekan perineum. Bayi lahir pada 19.20.
Bayi : Partus spontan dengan pacuan, bayi lahir dengan asfiksia berat, APGAR
skor 3, 5, 7, dengan jenis kelamin laki-laki.
Keadaan psikologis : pasien terlihat lemah, ibu dan suami langsung mengucap
syukur ketika bayi sudah dilahirkan.
KALA III
Pukul 19.30 WIB : plasenta lahir spontan, kotiledon dan selaput lengkap, jumlah
pembuluh darah 2 arteri 1 vena, perdarahan kurang lebih 250 cc, kontraksi uterus
keras.
Pukul 19.35 WIB : heacting perineum 2 jahitan
Tanda vital
a. Tekanan darah : 120/80 mmHg
b. Nadi : 82x/menit
c. RR : 25x/menit
d. Suhu : 36,6 C
KALA IV
Mulai jam : 19.45 WIB
Tinggi fundus uteri : 2 jari dibawah pusat
Kontraksi uterus : keras
Keadaan anak
i. Lahir : hidup
ii. Jenis kelamin : laki-laki
iii. BB : 1905 gram
iv. PB : 44 cm
v. LK : 30 cm
vi. LLK : 8 cm
vii. LD : 26 cm
viii. Apgar skor :
Pemeriksaan Menit 0 Menit 5 Menit 10
Warna kulit 0 1 2
Denyut jantung 1 1 2
Refleks 0 1 1
Tonus otot 1 1 1
pernafasan 1 1 1
Total 3 5 7
Pemantauan kala IV :
Jam Waktu TD N S TFU Kontraksi BledderPerd
ke uterus arah
an
1 19.45 110/70 84 36,5 2 jari Keras Kosong 75
dibawah cc
pusat
20.00 110/70 84 2 jari Keras Kosong 50
dibawah cc
pusat
20.15 110/70 86 2 jari Keras Kosong 30
dibawah cc
pusat
20.30 120/80 85 2 jari Keras Kosong 20
dibawah cc
pusat
2 21.00 120/80 82 36,6 2 jari Keras Kosong 10
dibawah cc
pusat
21.30 120/80 82 2 jari Keras Kosong 5 cc
dibawah
pusat
RANGKUMAN HASIL PENGKAJIAN

ANALISA DATA Kala I

Data Masalah Etiologi

Ds: Labor pain Dilatasi serviks


 Pasien mengatakan bahwa
terasa nyeri saat kontraksi,
nyeri dibagian abdomen dan
perineum
P : kontraksi uterus
Q : pegal-pegal
R: area
S : skala
T : ketika kontraksi
Do:
 Pasien terlihat meringis
kesakitan
 Pasien terlihat mengerang
ketika nyeri kontraksi
 Pembukaan :
Dari tanggal 8/2/’18 – 10/2/’18
jam 14.30 : Ɵ 2cm, 15.00 : Ɵ
5cm, 18.00 : Ɵ 8cm, 19.00 :
VT pembukaan lengkap
 Kontraksi : Mulai 14.00-19.00
WIB kontraksi meningkat
(2x10 selama 25”)
 Penurunan kepala : Hodge III
(19.00)
 TTV : TD: 120/80 mmHg,
N:84x/mnt, RR: 20x/mnt, S:
36,1⁰C
Ds: Anxiety Ancaman pada
 Pasien mengatakan cemas status kesehatan
karena akan melahirkan
Do:
 Pasien terlihat gelisah
 Fokus menyempit
 TTV : TD: 120/80 mmHg,
N:84x/mnt, RR: 20x/mnt, S:
36,1⁰C

DIAGNOSA KEPERAWATAN KALA I


1. Labor Pain b.d Dilatasi Serviks
2. Anxiety b.d Ancaman pada status kesehatan
RENCANA KEPERAWATAN KALA I

No. Diagnosa Tujuan dan KH Intervensi Rasional


1. Labor pain b.d Setelah dilakukan asuhan keperawatan Pain Management
dilatasi serviks selama 1x…jam diharapkan pasien dapat 1. Lakukan pengkajian nyeri secara - Mengetahui karakteristik
komprehensif termasuk lokasi, dan penyebab nyeri
mengontrol nyeri dengan KH: pasien
karakteristik, durasi, frekuensi,
Indikator A T - Reaksi nonverbal dapat
kualitas dan faktor preipitasi
Mampu mengontrol nyeri 2 4 menggambarkan nyeri
2. Lakukan pemeriksaan DJJ dan - Komunikasi terapeutik
Mampu menggunakan teknik 2 3 pembukaan (VT) dapat membuat
nonfarmakologi untuk nyeri 3. Observasi reaksi nonverbal dari komunikasi perawat dan
Melaporkan nyeri berkurang 2 4 ketidaknyamanan pasien menjadi nyaman
dengan menggunakan 4. Gunakan teknik komunikasi - Lingkungan yang
manajemen nyeri mengganggu dapat
terapeutik pada pasien
TTV dalam rentang normal 3 4 meningkatkan nyeri
5. Kontrol lingkungan yang dapat
- Teknik nafas dalam dan
Keterangan : mempengaruhi nyeri massage/pijat adalah
1 : Sangat buruk
6. Ajarkan teknik nonfarmakologi teknik nonfarmakologi
2 : Buruk
(nafas dalam dan massage/pijat) untuk mengurangi nyeri
3 : Sedang
7. Berikan analgetik untuk - Berikan analgetik jika
4 : Baik
mengurangi nyeri nyeri tidak berkurang
5 : Sangat baik
- Istirahat yang cukup
8. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
dapat mengurangi nyeri
2. Anxiety b.d Setelah dilakukan asuhan keperawatan Anxiety Reduction
1. Gunakan pendekatan yang - Pendekatan yang
ancaman pada selama 1x…jam diharapkan pasien dapat
menenangkan menenangkan dapat
status kesehatan mengontrol nyeri dengan KH: 2. Temani pasien untuk memberikan mensugesti pasien untuk
Indikator A T keamanan dan mengurangi takut tidak cemas
Pasien mampu mengungkapkan 3 4 3. Berikan informasi faktual - Informasi yang faktual
penyebab cemas mengenai prosedur dan tindakan dapat memberikan
Menunjukkan teknik 3 4 yang akan dilakukan gambaran pada pasien
mengontrol cemas 4. Identifikasi tingkat kecemasan dan dapat mengurangi
5. Dorong pasien untuk kecemasan
Postur tubuh, ekspresi wajah 3 4
menunjukkan berkurangnya mengungkapkan perasaan, - Mengungkapkan
ketakutan, persepsi perasaan dapat
kecemasan
6. Instruksikan pasien menggunakan mengurangi beban
TTV dalam rentang normal 3 4
Keterangan : teknik relaksasi perasaan dan kecemasan
1 : Sangat buruk pasien
2 : Buruk - Teknik relaksasi mampu
3 : Sedang mempengaruhi kerja otak
4 : Baik untuk mempengaruhi
5 : Sangat baik impuls otak dalam
mengatur perasaan
cemas
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KALA I

Tanggal Jam Dx Implementasi Respon Ttd


10/2/2018 08.00 1,2 Mengkaji keadaan umum pasien S: Pasien mengatakan sejak 2 hari yll sudah
mengalami pembukaan 2 cm, kontraksi juga masih
jarang.
O: Pasien terlihat cemas
08.10 1,2 Melakukan TTV S:-
O: TD: 120/80 mmHg, N: 84x/menit, RR: 20x/menit,
S: 36,1⁰ C
09.30 1,2 Melakukan VT S: -
O: Pembukaan masih 2cm, kontraksi jarang dan
sebentar.
10.00 1,2 Memeriksa DJJ O: DJJ : 143x/mnt
11.45 1,2 Melakukan VT O: Pembukaan masih 2 cm, kontaksi jarang, DJJ :
140x/mnt
Pemberian obat pacu (oxytosin drip RL) S: Pasien setuju diberikan obat pacu
O: Pemberian inform consen
2 Temani pasien dan memberikan dukungan S: Pasien mengatakan cemas karena proses persalinan
emosional pertama
O: Pasien menceritakan kecemasannya.
12.20 1 Mengkaji nyeri pasien S: Pasien mengatakan kontraksi mulai dirasakan,
nyeri disekitar abdomen, dan punggung
P: Nyeri bertambah saat kontraksi
Q: Seperti tertekan
R: Abdomen bawah dan punggung
S: Skala 8
T: Saat kontraksi
O: Pasien terlihat nyeri saat kontraksi, kontraksi masih
jarang, DJJ 152x/mnt
2 Mengkaji tingkat kecemasan S: Pasien mengatakan kontraksi terasa sakit, dan
khawatir dengan kondisi bayi
O: Pasien terlihat cemas
2 Memberikan edukasi tentang nyeri dan cara S: -
mengontrol dengan teknik nafas dalam O: Pasien kooperatif dan menggunakan teknik nafas
dalam
13.00 1 Melakukan masase punggung pasien tanpa S: Pasien mengatakan pijatan tidak sakit dan membuat
penekanan menggunakan minyak melati nyaman saat sedang kontraksi
selama 3 menit dalam waktu 10 menit saat O: Pasien kooperatif dalam pemberian massase dan
pasien kontraksi penggunaan teknik nafas dalam
13.30 1 Pengulangan massase punggung saat pasien S: Pasien mengatakan jika kontraksi sudah makin
kontraksi dengan minyak melati sering dan nyaman jika punggung diberi massase
O : Pasien terlihat kooperatif dan rileks
14.00 1,2 Pengulangan massase punggung saat pasien S: Pasien mengatakan kontraksi terasa lebih kencang
kontraksi dengan minyak melati dari sebelumnya, tapi berkurang saat di massase
O: Pasien terlihat menahan nyeri saat kontraksi, tapi
masih kooperatif, Kontraksi 2x10 selama 25”,
DJJ :148x/mnt
15.00 1,2 Pengulangan massase punggung saat pasien S: Pasien mengatakan kontraksi terasa lebih kencang
kontraksi dengan minyak melati dari sebelumnya, tapi berkurang saat di massase
O: Pasien terlihat menahan nyeri saat kontraksi, tapi
masih kooperatif, Kontraksi 2x10 selama 25”,
DJJ :140x/mnt, VT pembukaan 5 cm
15.30 1,2 Pengulangan massase punggung saat pasien S: Pasien mengatakan kontraksi terasa lebih kencang
kontraksi dengan minyak melati dari sebelumnya, tapi berkurang saat di massase
O: Pasien terlihat menahan nyeri saat kontraksi, tapi
masih kooperatif, Kontraksi 2x10 selama 25”,
DJJ :152x/mnt
16.00 1,2 Pengulangan massase punggung saat pasien S: Pasien mengatakan kontraksi terasa lebih kencang
kontraksi dengan minyak melati dari sebelumnya, tapi berkurang saat di massase
O: Pasien terlihat menahan nyeri saat kontraksi, tapi
masih kooperatif, Kontraksi 2x10 selama 25”,
DJJ :148x/mnt
16.30 1,2 Pengulangan massase punggung saat pasien S: Pasien mengatakan kontraksi terasa lebih kencang
kontraksi dengan minyak melati dari sebelumnya, tapi berkurang saat di massase
O: Pasien terlihat menahan nyeri saat kontraksi,
mengerang, tapi masih kooperatif, Kontraksi 2x10
selama 25”, DJJ :150x/mnt
17.00 1,2 Pengulangan massase punggung saat pasien S: Pasien mengatakan kontraksi terasa lebih kencang
kontraksi dengan minyak melati dari sebelumnya, tapi berkurang saat di massase
O: Pasien terlihat menahan nyeri saat kontraksi,
mengerang, tapi masih kooperatif, Kontraksi 2x10
selama 25”, DJJ :152x/mnt
17.30 1,2 Pengulangan massase punggung saat pasien S: Pasien mengatakan kontraksi terasa lebih kencang
kontraksi dengan minyak melati dari sebelumnya, tapi berkurang saat di massase
P: Nyeri bertambah semakin seringnya kontraksi
Q: Seperti ditekan
R: Abdomen dan perut
S: Skala 8 saat massase menjadi skala 7
T: Saat kontraksi
O: Pasien terlihat menahan nyeri saat kontraksi,
mengerang, tapi masih kooperatif, Kontraksi 2x10
selama 25”, DJJ :146x/mnt, VT pembukaan 8 cm
Menyiapkan alat troli partus lengkap O: Alat partus sudah disiapkan
18.00 1,2 Pengulangan massase punggung saat pasien S: Pasien mengatakan kontraksi terasa lebih kencang
kontraksi dengan minyak melati dari sebelumnya, tapi berkurang saat di massase
O: Pasien terlihat menahan nyeri saat kontraksi,
mengerang, tapi masih kooperatif, Kontraksi 2x10
selama 25”, DJJ :147x/mnt
18.30 1,2 Pengulangan massase punggung saat pasien S: Pasien mengatakan kontraksi terasa lebih kencang
kontraksi dengan minyak melati dari sebelumnya, tapi berkurang saat di massage,
pasien mengatakan sudah ingin mengejan dan merasa
seperti ingin BAB
O: Pasien terlihat menahan nyeri saat kontraksi,
mengerang, tapi masih kooperatif, Kontraksi 2x10
selama 25”, DJJ :149x/mnt, TTV : TD: 120/80
mmHd, N: 84x/mnt, RR:22x/mnt
19.00 1,2 Melakukan VT S: Pasien mengatakan ingin mengejan
O : VT pembukaan lengkap, penurunan kepala Hodge
III
EVALUASI KEPERAWATAN KALA I

Tanggal Diagnosa Evaluasi


10/2/2018 Nyeri S: Pasien mengatakan kontraksi terasa lebih kencang dari sebelumnya, tapi berkurang saat di massase
persalinan P: Nyeri bertambah semakin seringnya kontraksi
b.d dilatasi Q: Seperti ditekan
serviks R: Abdomen dan perut
S: Skala 8 saat massase menjadi skala 7
T: Saat kontraksi
O: Pasien terlihat menahan nyeri saat kontraksi, mengerang, tapi masih kooperatif, Kontraksi 2x10 selama 25”,
DJJ :146x/mnt, VT pembukaan 8 cm, TTV : TD: 120/80 mmHd, N: 84x/mnt, RR:22x/mnt
A: Masalah nyeri belum teratasi
Indikator A T A
Mampu mengontrol nyeri 2 4 4
Mampu menggunakan teknik nonfarmakologi untuk nyeri 2 3 3
Melaporkan nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri 2 4 3
TTV dalam rentang normal 3 4 4
P: Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
Anxiety b.d S: Pasien mengatakan cemas pada kondisi bayi dan kehamilannya karena kehamilan pertama
ancaman O: Pasien menceritakan kecemasannya, terlihat lega saat perawat menjelaskan kondisi bayi yang baik dan
pada status menjelaskan tentang munculnya kontraksi yang makin sering dan nyeri
kesehatan A: Masalah anxiety pada pasien teratasi
Indikator A T A
Pasien mampu mengungkapkan penyebab cemas 3 4 4
Menunjukkan teknik mengontrol cemas 3 4 4
Postur tubuh, ekspresi wajah menunjukkan berkurangnya kecemasan 3 4 4
TTV dalam rentang normal 3 4 4
P: Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi nafas dalam saat ada kontraksi
ANALISA DATA Kala II
Data Masalah Etiologi
Ds:- Resiko kerusakan Ekspulsi janin
Do: integritas kulit
 Pasien mulai
mengejan pukul 19.00
dengan teratur
 Terlihat peregangan
pada perineum karena
pengeluaran kepala
bayi

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko kerusakan integritas kulit b.d ekspulsi janin


RENCANA KEPERAWATAN KALA II

No. Diagnosa Tujuan dan KH Intervensi Rasional


1. Resiko Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1. Instruksikan pasien untuk - Kontraksi memberikan
dorongan dan tenaga
kerusakan selama 1x…jam diharapkan kerusakan mengejan dengan teratur sesuai untuk mengejan dan
integritas kulit integritas kulit dapat diminimalisir kontraksi mendorong bayi keluar
- Meneran terlalu keras
b.d ekspulsi dengan KH: 2. Instruksikan agar pasien tidak akan mempercepat ibu
janin Indikator A T meneran terlalu keras kehilangan energi
Perfusi jaringan baik 3 4 - Pengeluaran bayi dari
3. Ajarkan pasien mengatur irama kepala hingga tubuh
Robekan perineum yang 3 4
nafas saat mengejan dengan tepat dan baik
minimalis daat mengurangi resiko
Proses melahirkan dengan baik 3 4 4. Melakukan proses pengeluaran robekan perineum
dan benar kepala bayi dengan baik untuk
Mempertahankan kondisi 3 4
mencegah robekan perineum
turgor kulit baik
Keterangan : 5. Lakukan sangga susur untuk
1 : Sangat buruk meminimalisir robekan perineum
2 : Buruk
3 : Sedang
4 : Baik
5 : Sangat baik
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KALA II

Tanggal Jam Dx Implementasi Respon TTD


10/2/2018 19.20 1 Mengkaji keadaan umum pasien O: Pasien mulai mengejan dengan teratur
1 Membantu membimbing O: Pasien mengejan teratur tiap kontraksi
persalinan
1 Melindungi perineum dengan O: Kepala sudah terlihat di perineum, tangan kanan melapisi
tangan perineum dengan kain yang bersih dan kering, tangan kiri
melindungi kepala agar tidak terjadi defleksi maksimal dan
meminimalisir robekan perineum
1 Melakukan sangga susur untuk O: Menelusuri lengan, punggung, bokong tungkai dan kaki janin
mengeluarkan tubuh bayi yang keluar
1 Meletakkan bayi diatas perut ibu O: Pasien dan keluarga bersyukur dengan kelahiran bayinya, tali
untuk IMD pust sudah dipotong
1 Memeriksa robekan perineum O: Robekan perineum ± 2cm
EVALUASI KALA II

Tanggal Diagnosa Evaluasi


10/2/2018 Resiko S: Pasien mengatakan nyeri dan perih di area perineum
kerusakan O: Pasien terlihat lega, lemas, dan nyeri saat dijahit pada robekan perineum
integritas A: Masalah kerusakan integritas kulit teratasi sebagian
kulit b.d
ekspulsi Indikator A T A
janin Perfusi jaringan baik 3 4 4
Robekan perineum yang minimalis 3 4 4
Proses melahirkan dengan baik dan benar 3 4 4
Mempertahankan kondisi turgor kulit baik 3 4 3
P: Observasi tanda-tanda perdarahan pada luka
ANALISA DATA Kala III

Data Masalah Etiologi

Ds:- Kerusakan integritas kulit Ekspulsi janin


Do:
 Terlihat peregangan
pada perineum karena
pengeluaran kepala
bayi
 Terdapat robekan pada
perineum setelah
melahirkan bayi
pervaginam ±2cm
Ds:- Resiko perdarahan Komplikasi persalinan

Do:

 Kehilangan darah
ketika melahirkan
kurang lebih 250 cc.

 Tanda-tanda vital

TD 110/70 mmHg

Nadi 80x/menit

DIAGNOSA KEPERAWATAN KALA III


1. Kerusakan intergritas kulit b.d ekspulsi janin
2. Resiko Perdarahan b.d komplikasi persalinan
RENCANA KEPERAWATAN KALA III

No. Diagnosa Tujuan dan KH Intervensi Rasional


1. Kerusakan Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1. Instruksikan pasien untuk menjaga - Kebersihan kulit dapat
mencegah kerusakan
integritas kulit selama 1x…jam diharapkan integritas kebersihan kulit kulit dari infeksi
b.d ekspulsi kulit dapat kembali baik dengan KH: 2. Monitor kulit akan adanya - Kemerahan dapat
mengindikasikan adanya
janin Indikator A T kemerahan penekanan pada
Perfusi jaringan baik 3 4 permukaan kulit dalam
3. Monitor status nutrisi pasi
Robekan perineum yang 3 4 waktu lama
minimalis 4. Anjurkan pasien meningkatkan - Asupan nutrisi yang
Menunjukkan pemahaman 3 4 asupan nutrisi dan cairan cukup dapat membantu
mempercepat pemulihan
dalam proses perbaikan kulit 5. Menggunakan teknik aseptik dalam luka
Mempertahankan kondisi kulit 3 4 - Teknik aseptik dapat
membersihkan luka perineum
tanpa tanda infeksi mengurangi resiko luka
Keterangan : terkena infeksi
1 : Sangat buruk
2 : Buruk
3 : Sedang
4 : Baik
5 : Sangat baik
2. Resiko Setelah dilakukan asuhan keperawatan Bleeding Reduction
perdarahan b.d selama 1x…jam diharapkan tidak terjadi 1. Identifikasi penyebab perdarahan - Mengidentifikasi adanya
2. Monitor jumlah pengeluaran perdarahan secepatnya
komplikasi perdarahan akibat komplikasi persalinan sangat diharapkan untuk
darah
persalinan dengan KH: mengurangi resiko
3. Catat kadar Hb dan Hematokrit
adanya syok
Indikator A T sebelum dan sesudah adanya - Adanya perubahan kadar
Tidak ada pengeluaran darah 3 4 perdarahan Hb dan Ht dalam jumlah
dalam jumlah yang banyak 4. Monitor status cairan, intake dan yang drastis dapat
dalam satu waktu output mengindikasikan adanya
Tidak ada perdarahan di vagina 3 4 5. Monitor tanda dan gejala adanya perdarahan
- Pemberian cairan yang
TTV dalam rentang normal 3 4 perdarahan yang parah
banyak sangat
Kulit dan membran mukosa 3 4 6. Berikan obat untuk mencegah
disarankan terutama jika
tidak pucat adanya perdarahan terjadi perdarahan
Hb dan Hematokit dalam 3 4 7. Instruksikan pasien untuk istirahat - Pemberian obat
rentang normal 8. Instruksikan pasien dan keluarga pencegah perdarahan
Keterangan : untuk mengontrol pengeluaran dapat diberikan untuk
1 : Sangat buruk darah dan melaporakan pada mencegah perdarahan
2 : Buruk tenaga kesehatan jika pengeluaran
3 : Sedang
darah terjadi secara berlebihan
4 : Baik
5 : Sangat baik
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KALA III

Tanggal Jam Dx Implementasi Respon TTD


10/2/2018 19.30 1,2 Mengkaji keadaan umum pasien O: Tali pusat sudah dipotong
2 Memberikan injeksi oksitosin O : Merangsang kontraksi uterus
2 Melakukan pengeluaran plasenta O: Tangan kanan melakukan penegangan tali pusat, Pengeluaran
plasenta spontan, kotiledon dan selaput lengkap, jumlah
pembuluh darah 2 arteri 1 vena.
2 Memonitor pengeluaran darah O: Perdarahan ±250cc
2 Memonitor kontraksi uterus O: Kontraksi uterus keras
1 Mengkaji robekan perineum O: Robekan perineum ±2cm, segera dilakukan hecting
1 Menyiapkan alat untuk menjahit O: Perineum terjahit setelah pengeluaran plasenta, sudah tidak
perineum ada perdarahan karena robekan perineum, menempatkan kapas
dan betadine di perineum
1 Menginstruksikan pasien untuk O: Pasien memahami dan kooperatif
melepaskan dan menempatkan
kembali kapas betadin di perineum
setelah BAK
2 Menginstruksikan pada ibu dan O: Keluarga dan pasien terlihat paham
keluarga untuk melaporkan adanya
pengeluaran darah yang berlebihan
EVALUASI KALA III
Tanggal Diagnosa Evaluasi
10/2/2018 Kerusakan S: Pasien mengatakan nyeri dan perih di area perineum
integritas O: Pasien terlihat lega, lemas, dan nyeri saat dijahit pada robekan perineum
kulit b.d A: Masalah kerusakan integritas kulit teratasi sebagian
ekspulsi Indikator A T A
janin Perfusi jaringan baik 3 4 4
Robekan perineum yang minimalis 3 4 4
Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit 3 4 4
Mempertahankan kondisi kulit tanpa tanda infeksi 3 4 3
P: Observasi tanda-tanda infeksi atau perdarahan apada luka
Resiko S: Pasien mengatakan masih nyeri dan perih di perineum, pasien mengatakan tidak pusing dan seikit lemas
perdarahan O: TD 110/70 mmHg, Nadi 80x/menit, Suhu 36,4 C, Pengeluaran plasenta spontan, kotiledon dan selaput
b.d lengkap, jumlah pembuluh darah 2 arteri 1 vena, Perdarahan ±250cc
A: Masalah resiko perdarahan teratasi
komplikasi
Indikator A T A
persalinan
Tidak ada pengeluaran darah dalam jumlah yang banyak dalam satu waktu 3 4 4
Tidak ada perdarahan di vagina 3 4 4
TTV dalam rentang normal 3 4 4
Kulit dan membran mukosa tidak pucat 3 4 4
Hb dan Hematokit dalam rentang normal 3 4 4
P: Monitor pengeluaran darah
ANALISA DATA Kala IV

Data Masalah Etiologi


Ds:- Resiko perdarahan Komplikasi persalinan
Do:
 Kehilangan darah
ketika melahirkan
kurang lebih 250 cc.
 Tanda-tanda vital :
TD 110/70 mmHg
Nadi 80x/menit
RR 20x/mnt

Ds : Kesiapan menjadi orang Kelahiran anak


 Pasien mengatakan tua
sangat bersyukur
anaknya lahir dengan
normal dan selamat
 Keluarga pasien
langsung mengucap
syukur saat bayi lahir
 Pasien dan suami
mengatakan sudah
menanti menjadi
orang tua
Do: Pasien dan keluarga
terlhat bahagia dan
bersyukur atas kelahiran
anaknya
DIAGNOSA KEPERAWATAN KALA IV
1. Resiko Perdarahan b.d komplikasi persalinan
2. Kesiapan menjadi orang tua b.d kelahiran anak
RENCANA KEPERAWATAN KALA IV

No. Diagnosa Tujuan dan KH Intervensi Rasional


1. Resiko Setelah dilakukan asuhan keperawatan Bleeding Reduction
9. Identifikasi penyebab perdarahan - Mengidentifikasi adanya
perdarahan b.d selama 1x…jam diharapkan tidak perdarahan secepatnya
10. Monitor jumlah pengeluaran
komplikasi terjadi perdarahan akibat komplikasi sangat diharapkan untuk
darah
mengurangi resiko
persalinan persalinan dengan KH: 11. Catat kadar Hb dan Hematokrit adanya syok
Indikator A T sebelum dan sesudah adanya - Adanya perubahan kadar
Tidak ada pengeluaran darah 3 4 perdarahan Hb dan Ht dalam jumlah
12. Monitor status cairan, intake dan yang drastis dapat
dalam jumlah yang banyak
output mengindikasikan adanya
dalam satu waktu
perdarahan
Tidak ada perdarahan di vagina 3 4 13. Monitor tanda dan gejala adanya - Pemberian cairan yang
perdarahan yang parah
TTV dalam rentang normal 3 4 banyak sangat
14. Berikan obat untuk mencegah disarankan terutama jika
Kulit dan membran mukosa 3 4
adanya perdarahan terjadi perdarahan
tidak pucat
15. Instruksikan pasien untuk istirahat - Pemberian obat
Hb dan Hematokit dalam 3 4
16. Instruksikan pasien dan keluarga pencegah perdarahan
rentang normal dapat diberikan untuk
untuk mengontrol pengeluaran
Keterangan : mencegah perdarahan
1 : Sangat buruk darah dan melaporakan pada
2 : Buruk tenaga kesehatan jika pengeluaran
3 : Sedang darah terjadi secara berlebihan
4 : Baik
5 : Sangat baik
2. Kesiapan Setelah dilakukan asuhan keperawatan Parent education
menjadi orang selama 1x…jam diharapkan keluarga 1. Mengetahui pengetahuan orang tua - Mengetahui tingkat
tua b.d sudah siap untuk menjadi orang tua dan kesiapan untuk belajar pemahaman keluarga
kelahiran anak dengan KH: mengenai perawatan bayi dalam perawatan bayi
Indikator A T 2. Monitor kebutuhan belajar pasien - Mengetahui apa yang
Siap dengan perubahan 3 4 3. Mengajarkan orang tua skill harus iajarkan pada
peran (menjadi orang tua) perawatan bayi keluarga pasien
Menyediakan kebutuhan 3 4 4. Berikan dukungan pada orang tua - Mengajarkan skill
fisik anak yang sedang belajar perawatan bayi sederhana dalam
Menciptakan lingkungan 3 4 5. Berikan edukasi mengenai dasar perawatan bayi dapat
yang aman bagi anak dalam perawatan bayi membantu keluarga
Memiliki keinginan untuk 3 4 untuk belajar
menambah pengetahuan - Berikan dukungan agar
merawat anak orang tua semakin
Memiliki pengetahuan 3 4 semangat untuk
merawat bayi/anak yang mempelajari perawatan
cukup bayi
Keterangan :
1 : Sangat buruk
2 : Buruk
3 : Sedang
4 : Baik
5 : Sangat baik

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KALA IV

Tanggal Jam Dx Implementasi Respon TTD


1 Memonitor pengeluaran darah O: Perdarahan ±250cc
1 Memonitor kontraksi uterus O: Kontraksi uterus keras
1 Mengkaji robekan perineum O: Robekan perineum ±2cm, segera dilakukan
hecting
1 Menginstruksikan pada ibu dan keluarga untuk O: Keluarga dan pasien terlihat paham
melaporkan adanya pengeluaran darah yang
berlebihan
2 Mengkaji pengetahuan dan kesiapan pasien S: Pasien mengatakan sudah siap menjadi orang tua
menjadi orang tua dan merasa ingin segera bisa melihat perkembangan
anaknya. Pasien mengatakan dia banyak belajar dari
kakaknya yang lebih dulu memiliki anak.
2 Mengkaji kebutuhan belajar pasien S: Pasien mengatakan ingin mengetahui mengenai
ASI lebih lanjut
2 Sharing pengetahuan dengan pasien tentang ASI O: Pasien aktif bertanya dan menjawab sesuai dengan
apa yang pasien ketahui
2 Mengkaji kesiapan keluarga dalam memenuhui S: Pasien dan keluarga mengatakan sudah
kebutuhan bayi menyiapkan keperluan dalam perawatan bayi yang
sudah disiapkan sebelum bayi lahir.

EVALUASI KALA IV

Tanggal Diagnosa Evaluasi


10/2/2018 Resiko S: Pasien mengatakan masih nyeri dan perih di perineum, pasien mengatakan tidak pusing dan seikit lemas
perdarahan O: TD 110/70 mmHg, Nadi 80x/menit, Suhu 36,4 C, Pengeluaran plasenta spontan, kotiledon dan selaput
b.d lengkap, jumlah pembuluh darah 2 arteri 1 vena, Perdarahan ±250cc
komplikasi A: Masalah resiko perdarahan teratasi
persalinan Indikator A T A
Tidak ada pengeluaran darah dalam jumlah yang banyak dalam satu waktu 3 4 4
Tidak ada perdarahan di vagina 3 4 4
TTV dalam rentang normal 3 4 4
Kulit dan membran mukosa tidak pucat 3 4 4
Hb dan Hematokit dalam rentang normal 3 4 4
P: Monitor pengeluaran darah
Kesiapan S : Pasien mengatakan sudah siap dengan perubahan peran menjadi orang tua, pasien juga sudah menyiapkan
menjadi kebutuhan bayinya sejak lama
orang b.d O: Pasien terlihat memiliki pengetahuan yang cukup dalam perawatan bayi
kelahiran A: Masalah kesiapan menjadi orang tua teratasi
bayi Indikator A T A
Siap dengan perubahan peran (menjadi orang tua) 3 4 4
Menyediakan kebutuhan fisik anak 3 4 4
Menciptakan lingkungan yang aman bagi anak 3 4 4
Memiliki keinginan untuk menambah pengetahuan merawat anak 3 4 4
Memiliki pengetahuan merawat bayi/anak yang cukup 3 4 4
P: Memberikan edukasi mengenai perawatan dasar untuk ibu nifas dan bayi
BAB III

PEMBAHASAN

A. Aplikasi Kasus dan EBP


Ny. R 23 tahun G1P0A0 usia kehamilan 37 minggu 1 hari dengan kala I
lama. Pasien mengeluh kontraksi sejak Kamis, 8 Februari 2018. Pasien sudah
2 hari di rumah bidan dengan pembukaan 2 dan tidak bertambah, sehingga
pasien di rujuk ke RSUD Goeteng Taroenadibrata pada 10 Februari 2018
pukul 07.45. sesampainya di rumah sakit pasien di induksi dengan oxytocin 5
IU maksimal 40 tpm mulai pukul 11.45. Pada pukul 13.00 pembukaan
bertambah menjadi 3, dan his bertambah sering dan lama. Saat pengkajian
pasien mengeluh nyeri saat kontraksi datang.
Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
uri) yang telah cukup bulan dan dapat hidup di luar uterus melalui vagina
secara spontan (Wiknjosastro, 2005). Secara klinis dapat dinyatakan partus
dimulai bila timbul his dan wanita tersebut mengeluarkan lendir yang disertai
darah (bloody show). Tahap persalinan normal di mulai dari kala I
(Pembukaan Jalan Lahir). Masalah yang dapat timbul pada kala I yaitu : kala I
lama, ketuban pecah dini, tali pusat menumbung, obstrupsi plasenta, gawat
janin, inersia uteri (Rukiyah, 2009).
Persalinan kala I dikatakan memanjang apabila telah berlangsung lebih
dari 24 jam pada primi dan 18 jam pada multi. Penyebab kala I lama secara
psikologis dapat disebabkan karena ketakutan, kecemasan, kesendirian, stres
atau kemarahan yang berlebihan dapat menyebabkan pembentukan
katekolamin (hormon stres) sehingga menimbulkan kemajuan persalinan
melambat, kelelahan dan putus asa (Simkin, 2005). Selain itu kala I
memanjang dapat disebabkan karena keadaan his, keadaan jalan lahir, dan
keadaan janin. Namun yang sering di jumpai dalam kala I lama yaitu
disebabkan oleh kelainan his (Depkes, 2008). His yang tidak efisien atau
adekuat pada ibu mengakibatkan penurunan semangat, infeksi, resiko ruptur
uterus, dan kelelahan. Intervensi yang dapat diberikan pada kala I memanjang
ini adalah dengan memberikan oxytocin untuk menginduksi persalinan.
Menurut penelitian Nachum, dkk (2010) induksi oksitosin secara signifikan
mempercepat durasi kala I pada persalinan. Pemberian induksi ini
menyebabkan kontraksi bertambah sehingga menimbulkan nyeri pada ibu,
oleh karena itu dibutuhkan intervensi yang dapat mengurangi nyeri pada ibu.
Nyeri persalinan tidak perlu dihilangkan secara total , tetapi sangat penting
untuk mengelola dengan baik rasa nyeri tersebut (Simkin, 2005).
Saat pengkajian didapatkan hasil bahwa skala nyeri saat kontraksi
datang adalah 8. Setelah didapatkan data dari pengkajian, maka selanjutnya
mempersiapkan intervensi yang akan dilakukan yaitu melakukan massage
menggunakan jasmine oil. Massage dilakukan dengan posisi ibu miring ke kiri
yang kemudian dilakukan massage pada punggung bagian bawah. Massage
dilakukan dengan lembut, tanpa adanya penekanan, dan dilakukan
menggunakan seluruh jari tangan dengan gerakan sirkuler dan gerakan dari
atas ke bawah. Massage dilakukan selama 3 menit dalam 10 menit dan akan
diulangi dalam selang waktu 30 menit. Pijat dilakukan setiap 30 menit dimulai
pukul 13.00 saat pembukaan ke tiga sampai pukul 18.00. dan di evaluasi
setiap selesai memijat. Setelah dilakukan intervensi, dilakukan evaluasi
tentang skala nyeri. Pasien mengatakan skala nyeri berkurang menjadi 7.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa massage pada punggung bawah dapat
mengurangi skala nyeri kala I, dan aroma dari jasmine oil dapat
menciptakan perasaan tenang dan rileks.
Berdasarkan jurnal “Effectiveness Of Jasmine Oil Massage On
Reduction Of Labor Pain Among Primigravida Mothers” massage dapat
mengurangi nyeri kala I persalinan. Penelitian ini didukung oleh penelitian
Karami N K, Safarzadeh A, Fathizadeh N (2009) yang juga mengungkapkan
bahwa langkah non farmakologis seperti pijat punggung sangat efektif
dalam mengurangi nyeri persalinan pada tahap pertama. Selain itu penelitian
Tazkiyah dan Yanti (2014) juga mendapatkan hasil bahwa sebelum
dilakukan massage sebagian besar rasa nyeri yang dialami ibu bersalin kala I
fase aktif adalah nyeri sedang dan berat. Setelah dilakukan massage
sebagian besar rasa nyeri yang dialami ibu bersalin kala I fase aktif adalah
nyeri ringan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang
signifikan antara sebelum di massage dan sesudah di massage terhadap rasa
nyeri persalinan kala I fase aktif. Pijat adalah salah satu terapi non
farmakologis terbaik yang berguna dalam persalinan dan memiliki manfaat
seperti mengurangi intensitas nyeri, mengurangi kejang otot, dan mengurangi
cemas.
Dasar teori massage adalah teori gate control yang dikemukakan oleh
Melzak dan Wall (Tazkiyah dan Yanti, 2014). Dengan adanya massage ini
menyebabkan nyeri yang menjalar dari serabut eferen untuk sampai ke
thalamus terblokir, sehingga persepsi nyeri dapat terhambat atau berkurang,
lalu intensitas nyeri yang dirasakan ibu berkurang. Hal ini sejalan dengan
pendapat Sherwood (2011) yang menyatakan bahwa massage tersebut dapat
mengaktifasi serabut saraf berdiameter besar untuk menutup pintu gerbang
hantaran nyeri yang dibawa oleh serabut saraf berdiameter kecil sehingga
tertutupnya hantaran nyeri ke korteks serebral dan mengakibatkan nyeri
berkurang. Massage ini dapat merangsang endorphin dan mengganggu
transmisi nyeri dengan cara meningkatkan sirkulasi neurotransmiter yang
dihasilkan secara alami oleh tubuh pada sinaps neural di jalur sistem saraf
pusat (Rokade, 2011). Sejalan dengan Aryani (2015) yang menyimpulkan
bahwa ada pengaruh massage punggung terhadap kadar endorphin ibu bersalin
kala I, dimana menunjukkan bahwa ada hubungan yang kuat antara kadar
endorphin dengan intensitas nyeri kala I. Endorphin berperan sebagai
neuromodulator yang menghambat pengiriman pesan nyeri.
Salah satu yang dapat menunjang massage adalah minyak yang berguna
untuk membantu mengurangi gesekan pada kulit . Salah satu minyak yang
dapat membantu mengurangi gesekan pada kulit sekaligus dapat mengatasi
stres, gelisah, berdebar-debar, gugup, serta dapat menciptakan perasaan tenang
dan rileks adalah aroma melati (Jaelani, 2009). Minyak melati dapat
menimbulkan suasana hati yang tenang. Melati memiliki kandungan
afrodiasik untuk menenangkan sehingga membantu responden dalam
beristirahat. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Sayowan, Vorasith, Tapane,
Naiphinich, & Nijsiri, 2013), yang menyatakan bahwa menghirup aromaterapi
melati meningkatkan gelombang beta sehingga menimbulkan perasaan positif
seperti senang dan tenang. Pernyataan ini juga disampaikan oleh (Sergeeva,
2010) yang melaporkan bahwa terdapat pengaruh menghirup aromaterapi
melati terhadap relaksasi sehingga menimbulkan efek kuat seperti sedatif.
B. Implikasi Keperawatan
Perawat dapat mengaplikasikan massage menggunakan jasmine oil untuk
mengurangi skala nyeri persalinan kala I.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Massage sebagai intervensi nonfarmakologi telah dibuktikan melalui
penelitian-penelitian yang menunjukkan bahwa massage efektif untuk
mengurangi skala nyeri pada persalinan kala I. Selain itu, aroma dari jasmine
oil dapat menyebabkan pasien lebih merasa rileks.
B. Saran
Saran bagi rumah sakit adalah teknik massage dapat diterapkan di rumah sakit
khususnya di ruang bersalin karena teknik massage merupakan intervensi
dengan cara yang mudah, murah, sederhana, dan efektif untuk mengurangi
nyeri persalinan kala I.
DAFTAR PUSTAKA
Aryani, Y., 2015, Pengaruh massage pada punggung terhadap peningkatan
kadar endorfin, Jurnal Kesehatan Andalas, 4: 1.
Depkes RI, 2008, Asuhan Persalinan Normal, JNPK-KR, Jakarta
Jaelani., 2009, Aroma Terapi, Pustaka Populer Obor, Jakarta.
Karami NK, Safarzadeh A, Fathizadeh N., 2009, Effects of massage therapy
on severity of pain and labor of primi-parous women, Iranian journal
of nursing and midwifery research, 12: 1.
Nachum, Z., Garmi, G., Kadan, Y., Zafran, N., Shalev, E., & Salim, R., 2010,
Comparison between amniotomy, oxytocin or both for augmentation
of labor in prolonged latent phase: a randomized controlled trial,
Reproductive Biology and Endocrinology : RB&E, 8: 1.
Rokade, B, P., 2011, Release of endomorphine hormone and its effect on
our body and modds: a review, International conference on chemical,
biological, and environment sciences.
Rukiyah., 2009, Asuhan Kebidanan I ( Kehamilan ), Trans Info Media,
Jakarta
Sayowan, W., vorasith, S., Tapane, H., Naiphinich, K., & Nijsiri, R., 2013,
The Effects of Jasmine Oil Inhalation on Brain Wave Activies and
Emotions, J Health Res, 73-77.
Sergeeva, O. A., 2010, Fragnant Dioxane Derivatives Identify (beta) 1
Subunit-Containing None of the Side Effects, Journal of Biology
Chemistry
Sherwood, Laura Iee. 2011. Fisiologi Manusia. Jakarta : EGC.
Simkin, P., 2005, Buku Saku Persalinan, EGC, Jakarta.
Tazkiyah, K, I., dan Yanti, 2014, Pengaruh teknik massage terhadap
pengurangan nyeri persalinan kala i fase aktif, Jurnal Kebidanan, Vol.
VI, No. 1.
Wiknjosastro, H., 2005, Ilmu Kebidanan Edisi Ketiga, Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai