HALUSINASI
STASE KEPERAWATAN JIWA
Tahap 2
Menyalahkan Pengalaman sensori Terjadi peningkatan
Tingkat kecemasan menakutkan. denyut jantung,
berat secara umum Merasa dilecehkan oleh pernafasan dan tekanan
halusinasi menyebabkan pengalaman sensori darah.
rasa antipati tersebut. Perhatian dengan
Mulai merasa lingkungan berkurang.
kehilangan kontrol. Konsentrasi terhadap
Menarik diri dari orang pengalaman sensorinya.
lain. Kehilangan kemampuan
NON PSIKOTIK membedakan halusinasi
dengan realitas
Tahap 3
Mengontrol.
Tingkat kecemasan Klien menyerah dan Perintah halusinasi
berat. menerima pengalaman ditaati.
Pengalaman halusinasi sensorinya (halusinasi) Sulit berhubungan
tidak dapat ditolak lagi. Isi halusinasi menjadi dengan orang lain.
atraktif. Perhatian terhadap
Kesepian bila lingkungan berkurang,
pengalaman sensori hanya beberapa detik.
berakhir. Tidak mampu
PSIKOTIK mengikuti perintah dari
perawat, tampak tremor
dan berkeringat..
Tahap 4
Klien sudah dikuasai Perilaku panik.
oleh halusinasi. Resiko tinggi
Klien panik. mencederai.
Agitasi atau kataton
Tidak mampu berespon
terhadap lingkungan.
Pada proses pengkajian, data penting yang perlu diketahui saudara dapatkan
adalah:
a. Jenis halusinasi
Berikut adalah jenis-jenis halusinasi, data objektif dan subjektifnya.
Data objektif dapat dikaji dengan cara melakukan wawancara dengan
pasien. Melalui data ini perawat dapat mengetahui isi halusinasi
pasien.
Jenis halusinasi Data objektif Data subjektif
Halusinasi - Bicara atau tertawa sendiri - Mendengar suara atau
dengar - Marah-marah tanpa sebab kegaduhan
- Menyedengkan telinga - Mendengar suara yang
kearah tertentu bercakap-cakap
- Menutup telinga - Mendengar suara menyuruh
melakukan sesuatu yang
berbahaya
Halusinasi - Menunjuk-nunjuk kearah Melihat bayangan, sinar,
Penglihatan tertentu bentuk geometris, bentuk
- Ketakutan pada sesuatu kartoon, melihat hantu atau
yang tidak jelas monster
Halusinasi - Menghidu seperti sedang Membaui bau-bauan sperti bau
penghidu membaui bau-bauan darah, urin, feces, kadang-
tertentu kadang bau itu menyenangkan
- Menutup hidung
Halusinasi - Sering meludah Merasakan rasa seprti darah,
pengecapan - Muntah urin atau feces
Halusinasi Menggaruk-garuk permukaan - Mengatakan ada serangga
Perabaan kulit dipermukaan kulit
- Merasa seperti tersengat
listrik
b. Isi halusinasi
Data tentang halusinasi dapat diketahui dari hasil pengkajian tentang
jenis halusinasi.
c. Waktu, frekuensi dan situasi yang menyebabkan munculnya
halusinasi
Hal ini dilakukan untuk menetukan intervensi khusus pada waktu
terjadinya halusinasi, menghindari situasi yang menyebabkan
munculnya halusinasi. Sehingga pasien tidak larut dengan
halusinasinya. Sehingga pasien tidak larut dengan halusinasinya.
Dengan mengetahui frekuensi terjadinya halusinasinya dapat
direncanakan frekuensi tindakan untuk mencegah terjadinya
halusinasi.
d. Respon halusinasi
Untuk mengetahui apa yang dilakukan pasien ketika halusinasi itu
muncul. Perawat dapat menanyakan pada pasien hal yang dirasakan
atau dilakukan saat halusinasi timbul. Perawat dapat juga menanyakan
kepada keluarga atau orang terdekat dengan pasien. Selain itu dapat
juga dengan mengobservasi perilaku pasien saat halusinasi timbul.
2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
Menurut Yosep, 2009 diagnosa keperawatan yang muncul adalah :
a. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah b.d koping individu tidak
efektif
b. Isolasi sosial : Menarik diri b.d harga diri rendah
3. Rencana Keperawatan
RENCANA KEPERAWATAN
1. Isolasi sosial : Menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
Tujuan umum
Klien tidak menarik diri dan mampu berhubungan dengan orang lain secara
optimal
Tujuan khusus
TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya
o Kriteria hasil
Ekspresi wajah bersahabat, tidak acuh, ada kontak mata, mau berjabat
tangan, mau menyebutkan nama, mau bercakap-cakap dan mengutarakan
masalah yang dihadapi
o Intervensi
Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip hubungan
therapeutik
1. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
2. Perkenalkan diri dengan sopan
3. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggialan yang disukai klien
4. Jelaskan tujuan pertemuan
5. Jujur dan menepati janji
6. Selalu kontak mata selama interaksi
7. Tunjukan sikap empati dan penuh perhatian pada klien
TUK 2 : Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki
o Kriteria hasil
Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
o Intervensi
1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
2. Bantu klien mengekspresikan dan menggambarkan perasaan serta
pikirannya
3. Tekankan bahwa kekuatan untuk berubah tergantung pada klien sendiri
4. Identifikasi stresor yang relevan dan penilaian klien terhadap stresor
tersebut
5. Dukung kekuatan, ketrampilan dan respon koping yang efektif
6. Utamakan memberi pujian therapeutik
7. Tingkatkan keterlibatan keluarga dan kelompok untuk memberikan
dukungan untuk mempertahankan kemajuan dan perkembangan klien
TUK 3 : Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan
o Kriteria hasil
Klien menilai kemampuan yang digunakan
o Intervensi
1. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan
2. Dukung kekuatan, ketrampilan dan respon koping yang adaptif
3. Utamakan memberi pujian therapeutik
4. Libatkan keluarga dalam perawatan klien
TUK 4 : Klien dapat merencanakan kegiatan harian
o Kriteria hasil
Klien merencanakan kegiatan harian
o Intervensi
1. Dukung klien untuk merencanakan kegiatan harian
2. Rencanakan kegiatan bersama klien, aktivitas yang dapat dilakukan
setiap hari sesuai kemampuan (kegiatan sendiri, kegiatan dengan bantuan
sebagian, kegiatan dengan bantuan total)
3. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
4. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh dilakukan
5. Libatkan keluarga dalam perawatan klien
TUK 5 : Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan
kemampuannya
o Kriteria hasil
Klien melakukan kegiatan sesuai dengan kondisi dan kemampuannya
o Intervensi
1. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah
direncanakan
2. Beri pujian atas keberhasilan klien
3. Beri dukungan yang sesuai dan positif untuk mempertahankan
kemajuan dan pertumbuhannya
4. Libatkan keluarga dalam perawatan klien
TUK 6 : Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
o Kriteria hasil
Klien memanfaatkan sistem pendukung yang ada
o Intervensi
1. Berikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang cara merawat
klien dengan harga diri rendah
2. Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat
3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah sesuai dengan
keadaan klien
4. Strategi Pelaksanaan Keperawatan (SP)
Halusinasi Pasien Keluarga
SP I SP I
1. Mengidentifikasi jenis 1. Mendiskusikan masalah
halusinasi pasien yang dirasakan keluarga
2. Mengidentifikasi isi dalam merawat pasien
halusinasi pasien 2. Menjelaskan pengertian,
3. Mengidentifikasi waktu tanda dan gejala, jenis
halusinasi pasien halusinasi yang dialami
4. Mengidentifikasi frekuensi pasien beserta proses
halusinasi pasien terjadinya
5. Mengidentifikasi situasi 3. Menjelaskan cara merawat
yang menimbulkan pasien halusinasi
halusinasi
6. Mengidentifikasi respon
pasien terhadap halusinasi
7. Mengajarkan pasien
menghardik halusinasi
8. Menganjurkan pasien
memasukkan cara
menghardik halusinasi dalam
jadwal kegiatan harian
Pasien Keluarga
SP II SP II
1. Mengevaluasi jadwal 1. Melatih keluarga
kegiatan harian pasien mempraktekkan cara
2. Melatih pasien merawat pasien dengan
mengendalikan halusinasi halusinasi
dengan cara bercakap-cakap 2. Maltih keluarga melakukan
dengan orang lain cara merawat langsung
3. Menganjurkan pasien kepada pasien halusinasi
memasukkan jadwal
kegiatan harian
Pasien Keluarga
SP III SP III
1. Mengevaluasi jadwal 1. Membantu keluarga
kegiatan harian pasien membuat jadwal kegiatan
2. Melatih pasien aktifitas di rumah termasuk
mengandalikan halusinasi minum obat
dengan melakukan kegiatan 2. Menjelaskan follow up
(kegiatan yang biasa pasien setelah pulang
dilakukan pasien)
3. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam kegiatan
harian
Pasien
SP IV
1. Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian pasien
2. Memberikan pendidikan
kesehatan tentang
penggunaan obat secara
teratur
3. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam kegiatan
harian