Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH

ANSIETAS
SUB KATEGORI : INTEGRITAS EGO
KATEGORI : PSIKOLOGIS

DOSEN PENGAMPU :
Anita Puri, S.Kp., M.Kes

DISUSUN OLEH KELOMPOK 9 :


Miko Adilla Ramadhan (2214401016)
Widya Suciyani Putri (2214401027)
Agnes Rahayu Ningrum (2214401030)
Lia Yulyanti (2214401013)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
PRODI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Makalah Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Ansietas”.
Kami mengucapkan terima kasih pada Ibu Anita Puri, S.Kp., M.Kes. selaku Dosen
Mata Kuliah Metodologi Keperawatan jurusan keperawatan yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.

Kami menyadari bahwa di dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan.


Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan yang bersifat
membangun untuk perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan
datang.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.


Sekiranya makalah ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan ataupun kata-kata yang
kurang berkenan.

Bandar Lampung, 02 Oktober 2022

Kelompok 9

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
2.1 Apa Itu Ansietas? ..................................................................................... 3
2.2 Penyebab Ansietas .................................................................................... 4
2.3 Tanda dan Gejala Ansietas ....................................................................... 4
2.4 Cara Mengatasi Ansietas .......................................................................... 6
BAB III ................................................................................................................... 8
PROSES KEPERAWATAN................................................................................... 8
3.1 Pengkajian ................................................................................................ 8
3.2 Diagnosa Keperawatan ........................................................................... 14
3.3 Intervensi Keperawatan .......................................................................... 15
3.4 Implementasi Keperawatan .................................................................... 17
3.5 Evaluasi Keperawatan ............................................................................ 18
BAB III ................................................................................................................. 19
PENUTUP ............................................................................................................. 19
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Erikson (1998), integritas ego merupakan kemampuan untuk
melihat kehidupan diri sendiri dalam konteks manusia yang lebih luas sebagai
gabungan dari kesempatan menjadi pribadi dan bagian dari sejarah yang
seluruhnya berperan penting bagi ketenangan dan kepuasan yang mengiringi
integritas (Berk, 2017).
Berikut adalah daftar diagnosis dari Subkategori Integritas Ego
0080 Ansietas
0081 Berduka
0082 Distres Spiritual
0083 Gagguan Citra Tubuh
0084 Gangguan Identitas Diri
0085 Gangguan Persepsi Sensori
0086 Harga Diri Rendah Kronis
0087 Harga Diri Rendah Situasional
0088 Keputusasaan
0089 Kesiapan Peningkatan Konsep Diri
0090 Kesiapan Peningkatan Koping Keluarga
0091 Kesiapan Peningkatan Koping Komunitas
0092 Ketidakberdayaan
0093 Ketidakmampuan Koping Keluarga
0094 Koping Defensif
0095 Koping Komunitas Tidak Efektif
0096 Koping Tidak Efektif
0097 Penurunan Koping Keluarga
0098 Penyangkalan Tidak Efektif

1
0099 Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko
0100 Risiko Distres Spiritual
0101 Risiko Harga Diri Rendah Kronis
0102 Risiko Harga Diri Rendah Situasional
0103 Risiko Ketidakberdayaan
0104 Sindrom Pasca Trauma
Menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), ansietas
merupakan kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu terhadap objek
yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan
individu melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman (Tim Pokja SDKI
DPP PPNI, 2017). Ansietas didefinisikan sebagai suatu respon perasaan yang
tidak terkendali. Ansietas merupakan respon terhadap ancaman yang
sumbernya tidak diketahui, internal, dan samar-samar. Ansietas berbeda dengan
rasa takut, yang merupakan respon dari suatu ancaman yang asalnya diketahui,
eksternal, jelas, atau bukan bersifat konflik (Anggit, 2019).
Ansietas dapat dialami siapa saja tanpa memandang usia, jenis kelamin,
latar belakang sosial maupun ekonomi. Namun menurut American Psychiatric
Association, wanita lebih rentan mengalami ansietas dibandingkan pria karena
terdapat perbedaan pada otak dan hormon dari keduanya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari ansietas?
2. Apa saja penyebab ansietas?
3. Bagaimana tanda dan gejala ansietas?
4. Bagaimana cara mengatasi ansietas?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Mengetahui pengertian dari ansietas.
2. Mengetahui penyebab ansietas.
3. Mengetahui tanda dan gejala ansietas.
4. Mengetahui cara mengatasi ansietas.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Apa Itu Ansietas?


A. Pengertian Ansietas
Ansietas didefinisikan sebagai suatu respon perasaan yang tidak terkendali.
Ansietas merupakan respon terhadap ancaman yang sumbernya tidak
diketahui, internal, dan samar-samar. Ansietas berbeda dengan rasa takut,
yang merupakan respon dari suatu ancaman yang asalnya diketahui,
eksternal, jelas, atau bukan bersifat konflik (Anggit, 2019).

Menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia


(SDKI), ansietas merupakan kondisi emosi dan pengalaman subyektif
individu terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi
bahaya yang memungkinkan individu melakukan tindakan untuk
menghadapi ancaman (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).
B. Tingkat Ansietas
1. Ansietas ringan: berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan
sehari-hari dan dapat menyebabkan seseorang menjadi waspada.
2. Ansietas sedang: memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada
hal yang penting dan mengesampingkan yang lain. Sehingga
seseorang mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan
sesuatu yang lebih terarah.
3. Ansietas berat: memusatkan pada sesuatu yang terlihat dan spesifik
dan tidak dapat berfikir tentang hal ini. Semua perilaku ditujukan
untuk mengurangi ketegangan. Orang tersebut memerlukan banyak
pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu area lain.
4. Tingkat panik: berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror.
Rincian terpecah dari proporsinya, karena mengalami kehilangan
kendali.

3
2.2 Penyebab Ansietas
Menurut Stuart (2013) terdapat tiga faktor penyebab terjadinya ansietas, yaitu:
A. Faktor biologis/ fisiologis, berupa ancaman yang mengancam akan
kebutuhan sehari-hari seperti kekurangan makanan, minuman,
perlindungan dan keamanan. Otak mengandung reseptor khusus untuk
benzodiazepine, obat-obatan yang meningkatkan neuroregulator inhibisi
asam gamaaminobutirat (GABA), yang berperan penting dalam
mekanisme terjadinya ansietas. Selain itu riwayat keluarga mengalami
ansietas memiliki efek sebagai faktor predisposisi ansietas.
B. Faktor psikososial, yaitu ancaman terhadap konsep diri, kehilangan
benda/ orang berharga, dan perubahan status sosial/ ekonomi.
C. Faktor perkembangan, ancaman yang menghadapi sesuai usia
perkembangan, yaitu masa bayi, masa remaja dan masa dewasa.

Selain tiga hal di atas, Jiwo (2012) menambahkan bahwa individu yang
menderita penyakit kronik seperti diabetes melitus, kanker, penyakit jantung
dapat menyebabkan terjadinya ansietas. Penyakit kronik dapat menimbulkan
kekhawatiran akan masa depan, selain itu biaya pengobatan dan perawatan
yang dilakukan juga akan menambah beban pikiran.

2.3 Tanda dan Gejala Ansietas


Gejala ansietas kerap berbeda pada setiap individu, bergantung jenis ansietas
yang dialaminya. Berikut beberapa jenis ansietas dan gejala pada umumnya:
a. Fobia
Perasaan takut berlebihan terhadap objek, situasi atau aktivitas tertentu.
Gangguan panik (panic disoreder). Suatu kondisi yang ditandai dengan
timbulnya rasa takut/perasaan di teror yang berulang dan tidak terduga.
b. Gangguan kecemasan sosial (social anxiety disorder)
Ketakutan akan situasi sosial dan interaksi dengan orang lain sehingga
mengarah pada pemikiran negatif, malu dan rendah diri.

4
c. Gangguan obsesif-kompulsif (obsessive-compulsive disorder).
Suatu kondisi yang ditandai dengan tindakan mengulang-ulang sesuatu
yang sama sebagai perwujudan dari ketidakpuasaan atau takut membuat
kesalahan.
d. Gangguan kecemasan pemisahan (separation anxiety disorder)
Takut berada jauh dari rumah atau orang yang dicintai.
e. Hypochondriasis
Kecemasan atau ketakutan berlebih yang membuat penderitanya merasa
menderita penyakit serius sekalipun dari hasil pemeriksaan menunjukkan
hasil negatif.
f. Gangguan stres pasca trauma (post-traumatic stress disorder)
Gangguan kecemasan yang di picu oleh peristiwa tragis di masa lalu.

Gejala-gejala umum dari beberapa jenis ansietas tersebut meliputi:

a. Gejala somatik berupa jantung berdebar, mual, pusing, nyeri fisik pada
bagian tubuh tertentu seperti nyeri dada, nyeri otot dan lain sebagainya.
b. Gejala vegetatif berupa gangguan tidur, pola makan dan aktivitas seksual.
c. Gejala kognitif berupa kesulitan berkonsentrasi, tidak bisa tenang dan
mudah lupa.
Tanda dan gejala ansietas lainnya sebagia berikut.
a. Gejala motorik, meliputi: gemetar, muka tegang, nyeri otot, nyeri dada,
letih, pegal, sakit kepala, sakit leher.
b. Gejala otonomik, berupa hiperaktivitas saraf otonomik terutama saraf
simpatis ditandai dengan gejala; palpitasi, hiperhidrosis, sesak nafas, diare.
c. Khawatir berlebihan.
d. Kewaspadaan berlebihan.
e. Sulit konsentrasi.
f. Tidur terganggu.

5
2.4 Cara Mengatasi Ansietas
Cara yang terbaik untuk menghilangkan kecemasan ialah dengan
menghilangkan segala hal yang menjadi penyebab timbulnya kecemasan
tersebut 21 (Annisa & Ifdil, 2016). Berdasarkan sebuah penelitian yang
dilakukan di Paris, dikatakan bahwa ketahanan seseorang terhadap ansietas
terbukti dapat memperlambat penuaan dan meningkatkan kesehatan serta
kualitas hidup secara keseluruhan (Faye et al. 2018).
Kecemasan dapat diatasi dengan komunikasi yang baik dengan pasien dan juga
bisa diatasi dengan cara di bawah ini:
1. Teknik relaksasi segitiga pernapasan (Triangle Breathing)
a. Ambil napas selama 3 detik dengan lambat,
b.Tahan napas selama 3 detik
c. Keluarkan perlahan selama 3 detik melalui mulut
d.Ulangi selama 3 kali
2. Teknik guided imagery
a. Diri dalam keadaan rileks
b.Teman dan konselor membimbing seseorang dengan kondisi verbal (bicara
perlahan dan lembut)
c.Pasien dapat terbawa ke tempat yang paling aman yang diinginkan oleh
suara hatinya.
d.Saat terbangun dari proses imagery, pasien akan merasa damai, dan akan
mempunyai persepsi yang baru terhadap sesuatu yang membebani, atau
lebih siap menghadapinya.
3. Tertawa dan olahraga.
Untuk mengatasi rasa ansietas ini, para pakar menyarankan agar kita banyak
tertawa. Karena cara tersebut ampuh mengusir emosi dengan sesuatu positif
sifatnya. Tak ubahnya dengan olahraga. 20 hingga 30 menit melakukan
olahraga bisa membantu mengurangi rasa ansietas.
4. Menulis rasa ansietas dalam secarik kertas

6
Cara ini, menurut Bloomfield, lumayan ampuh mengurangi emosi dan rasa
sesak di dada. Karenanya, tulislah dengan jujur ketakutan dan ansietas yang
ada dalam benak seseorang, seperti "Saya ansietas karena...", "Saya nggak
yakin kalau harus...', atau "Saya takut ketika."
5. Bersantai
Rasa ansietas yang muncul merupakan salah satu akibat dari banyaknya
pekerjaan atau tugas lainnya. Karena itu, usahakan untuk menyisihkan waktu
buat bersenang-senang dan bersantai. Atau waktu tersebut bisa pula
digunakan untuk meditasi, membangun mimpi dan berimajinasi. Karena
kebiasaan tersebut akan membantu mengurangi rasa ansietas.
6. Dengar musik.
Dengan mendengarkan musik-musik favorit, akan membantu menjalani
ritme hidup yang menyenangkan.

7
BAB III

PROSES KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
I. Identitas
Identitas Pasien
Nama : Ny. P
Umur : 30 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Gol. Darah : O Rh (+)
Alamat : Sukarame, Bandar Lampung

Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn. A
Umur : 35 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Sukarame, Bandar Lampung
Hubungan dengan Pasien : Suami Pasien

II. Keluhan Utama


1. Keluhan utama saat MRS (Masuk Rumah Sakit) :
Pasien mengeluh batuk mengeluarkan darah dan mengatakan cemas
dengan penyakit yang tidak kunjung sembuh.

8
2. Keluhan Utama saat Pengkajian :
Pasien sudah dirawat di RS Melati selama 2 hari, dengan diagnosa
medik TB Paru, pasien mengatakan cemas dengan penyakit yang
tidak kunjung sembuh, kilen mengatakan takut dijauhi oleh orang-
orang.

III. Diagnosa Medis


Tuberculolosis Paru

IV. Riwayat Kesehatan


1. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan baru mengetahui menderita penyakit TB Paru
saat masuk rumah sakit. Keluhan yang sering muncul : Demam
38˚C, batuk, sesak napas, berkeringat di malam hari.
2. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Pasien mengatakan pernah kontak dengan penderita TB Paru,
Pasien mengatakan pernah sakit batuk yang lama, pasien
mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit apapun, pasien
mengatakan tidak memiliki riwayat alergi.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan keluarganya tidak memiliki riwayat penyakit
apapun, seperti TB Paru diabetes, asma, dan hipertensi.

9
Bagan Genogram

30

Keterangan :

= Laki - laki

= Perempuan

= Meninggal

= Garis Pernikahan

= Garis Keturunan

= Pasien

30 = Usia

= Tinggal satu rumah

10
V. RIWAYAT POLA PEMELIHARAAN KESEHATAN PASIEN
1. Pola Aktivitas Sehari-Hari
ADL Di Rumah Di rumah sakit
Pola pemenuhan kebutuhan Pasien mengatakan makan 3x Pasien diberi makan 3x sehari,
nutrisi dan cairan sehari dengan nasi, sayur dan pasien menghabiskan ½ porsi
Makan / Minum lauk bervariasi dengan porsi makanan dan minum 5 gelas
Jumlah : sedang. Pasien minum 10 gelas perhari.
Jenis : perhari Pasien mengatakan tidak
- Nasi : ada pantangan makan dan tidak
- Lauk : mengalami kesulitan saat makan
- Sayur : dan minum.
- Minum :
Pantangan :
Kesulitan Makan/Minum:
Usaha Mengatasi kesulitan :
Pola Eliminasi
BAK : Jumlah, Warna, Bau, BAK pasien lancar kurang BAK pasien 3-4 kali sehari
Masalah, Cara Mengatasi. lebih 5x sehari
BAB : Jumlah, Warna, Bau,
BAB pasien lancar 1x sehari BAB pasien 1x 2 hari dengan
Konsistensi, Masalah, Cara
Mengatasi. konsistensi lembek.

Pola Istirahat Tidur


- Jumlah/Waktu Pasien tidur 6-7 Jam perhari, Pasien tidur 5-6 Jam perhari,
- Gangguan Tidur kualitas tidur baik dengan 1-2 Jam tidur siang,
- Upaya Mengatasi pasien sering terbangun di
gangguan tidur
malam hari.
- Hal-hal yang
mempermudah tidur
- Hal-hal yang
mempermudah bangun
Pola Kebersihan Diri (PH)
- Frekuensi mandi Pasien mandi 2x sehari, Pasien mandi 1x sehari,
- Frekuensi Mencuci rambut gosok gigi 3x sehari, kuku menggososk gigi 3x sehari,
- Frekuensi Gosok gigi pasien bersih, pasien kuku bersih, pasien mengganti
- Keadaan kuku
mengganti pakaian 2x sehari. pakaian 2x sehari.
- Ganti baju
-
Pola Aktivitas sehari-hari:
- Masalah anggota gerak
atas dan bawah Pasien mengatakan seorang Pasien hanya berbaring di
- Ketergantungan dalam ibu rumah tangga dan tempat tidur.
aktivitas sehari-hari
(mandiri, parsial, total melakukan aktivitas setiap
care) hari.
- Aktivitas apa yang
dilakukan pasien untuk
mengisi waktu luang

11
2. Riwayat Psikologi
a. Status Emosi
Emosi pasien stabil
b. Gaya Komunikasi
Pasien mudah diajak komunikasi
c. Dampak di Rawat di Rumah Sakit
Pasien tampak bosan dan rindu dengan anak-anaknya
d. Kondisi emosi / perasaan pasien
Pasien tampak cemas

3. Riwayat Sosial
Pasien mudah berkomunikasi dengan orang lain, pasien dekat dengan
suaminya, pasien berkomunikasi aktif, pasien mengikuti pengajian di
desanya.

4. Riwayat Spiritual
Pasien mengatakan selalu menjalankan kewajiban sholat dan rajin
mengaji.

VI. Pemeriksaan Fisik


1. Keadaan Umum
Kesadaran pasien compos mentis (E=4, M=5, V=5), personal
hygiene baik, BB pasien 50 kg, TB pasien 160 cm, pasien terpasang
O2, pasien pucat, dan gelisah.
2. Pemeriksaan Tanda -Tanda Vital
Suhu = 36,5℃
TD = 130/80 mmHg
N = 89x/menit
RR = 24x/menit (terpasang O2)
3. Pemeriksaan Head To Toe
a. Kepala
Ukuran kepala normal, tidak terdapat luka, tidak terdapat lesi,
rambut pasien berwarna hitam, panjang, dan ikal, distribusi rambut
merata, tidak terdapat perubahan warna seperti uban, tidak terdapat
nyeri tekan.
b. Mata

12
Mata sipit, mata pasien simetris kanan dan kiri, konjungtiva anemis,
sclera tidak ikterik, pasien tidak menggunakan alat bantu
penglihatan, visus pasien 6/6.
c. Telinga
Bentuk daun telinga normal, telinga pasien bersih, pedengaran
pasien baik, tidak ada tanda-tanda infeksi pada telingan pasien.
d. Hidung
Bentuk hidung normal, tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak ada
sekret pada hidung pasien, penciuman pasien baik.
e. Mulut
Bibir pasien pucat, tidak terdapat karang gigi pada gigi pasien, tidak
ada stomatitis pada mulut pasien.
f. Leher
Tidak ada pembesaran pada leher, arteri karotis teraba, tidak ada
benjolan pada leher pasien.
g. Dada
Bentuk dada normal, frekuensi pernapasan 24x/menit dalam
kondisi terpasang O2, tidak ada pembengkakkan pada dada pasien,
ukuran payudara normal.
h. Abdomen
Perut pasien tidak kembung, tidak ada penonjolan pada perut
pasien, tidak terdapat nyeri tekan pada perut pasien.
i. Kulit
Warna kulit sawo matang, integritas kulit baik, CRT < 2 Detik, kulit
pasien akral dingin.
j. Ekstremitas
Anggota ektremitas lengkap, tidak terdapat edema, tidak terdapat
luka, tangan kanan terpasang IVFD NaCl 20 tpm
k. Genitalia
Vagina bersih, tidak terdapat luka, tidak terdapat edema.

13
3.2 Diagnosa Keperawatan
Kategori : Psikologis
Sub kategori : Integritas Ego
Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran akan penyakitnya dibuktikan
dengan
Data Mayor :
Subjektif :
- Pasien merasa bingung
- Pasien merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi
- Pasien sulit berkonsentrasi
Objektif
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak tegang
- Pasien sulit tidur

Data Minor
Subjektif :
- Pasien mengeluh pusing
- Pasien merasa tidak berdaya
Objektif
- Frekuensi nadi meningkat 89x/menit
- Tekanan Darah meningkat 130/80 mmHg
- Wajah pasien pucat

14
3.3 Intervensi Keperawatan
No Tujuan Rencana Intervensi Keperawatan Rasional
Dx.

D.0080 Setelah dilakukan Reduksi ansietas (I .09314) Meminimalkan


tindakan kondisi individu
Observasi :
keperawatan dan pengalaman
selama 3x24 Jam, - Identifikasi saat tingkat subjektif
tingkat ansietas ansietas berubah (mis. terhadap objek
(L.09093) Kondisi, waktu, stressor) yang tidak jelas
menurun dengan - Identifikasi kemampuan dan spesifik
kriteria hasil : mengambil keputusan akibat antisipasi
- Verbalisasi - Monitor tanda-tanda ansietas bahaya yang
kebingungan (verbal dan nonverbal) memungkinkan
menurun individu
Teraupetik
- Verbalisasi melakukan
khawatir akibat - Ciptakan suasana terapeutik tindakan untuk
akibat kondisi untuk menumbuhkan menghadapi
yang dihadapi kepercayaan ancaman.
menurun - Temani pasien untuk
- Perilaku gelisah mengurangi kecemasan, jika
menurun memungkinkan
- Perilaku tegang - Pahami situasi yang membuat
menurun ansietas
- Konsentrasi - Dengarkan dengan penuh
membaikPola perhatian
tidur membaik. - Gunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan
- Tempatkan barang pribadi
yang memberikan kenyamanan

15
- Motivasi mengidentifikasi
situasi yang memicu
kecemasan
- Diskusikan perencanaan
realistis tentang peristiwa yang
akan datang

Edukasi

- Jelaskan prosedur, termasuk


sensasi yang mungkin dialami
- Informasikan secara factual
mengenal diagnosis,
pengobatan, dan prognosis
- Anjurkan keluarga untuk tetap
bersama pasien jika perlu
- Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
- Latih kegiatan pengalihan
untuk mengurangi ketegangan
- Latih tehnik relaksasi

Kolaborasi

Kolaborasi pemberian obat anti


ansietas, jika perlu.

16
3.4 Implementasi Keperawatan
IMPLEMENTASI

TGL&JAM Tindakan paraf

20 Oktober 2022 - Menginformasikan secara


09.00 WIB
faktual mengenai
diagnosis, pengobatan dan
prognosis
- Memonitor tanda tanda
vital
- Menciptakan suasana
terapeutik untuk
20 Oktober 2022 menumbuhkan
11.00 WIB
kepercayaan
- Mendengarkan dengan
penuh perhatian
- Memotivasi
mengidentifikasi situasi
yang memicu kecemasan

- Mengidentifikasi saat
tingkat ansietas berubah
20 Oktober 2022 - Mengidentifikasi
13.00WIB
kemampuan mengambil
keputusan
- Memonitor tanda-tanda
ansietas

17
3.5 Evaluasi Keperawatan
EVALUASI
TGL&JAM Evaluasi Paraf
S : Suami pasien mengatakan
pasien masih gelisah dan masih
khawatir dengan penyakitnya.

20 Oktober 2022 O:
16.00 WIB - Pasien tampak gelisah
- Pasien sering terbangun di
malam hari
- Tubuh akral dingin

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

18
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ansietas didefinisikan sebagai suatu respon perasaan yang tidak
terkendali. Ansietas merupakan respon terhadap ancaman yang sumbernya
tidak diketahui, internal, dan samar-samar. Ansietas dapat dialami siapa saja
tanpa memandang usia, jenis kelamin, latar belakang sosial maupun ekonomi.

Menurut Stuart (2013) terdapat tiga faktor penyebab terjadinya ansietas,


yaitu faktor biologis/fisiologis, faktor psikososial dan faktor perkembangan.
Gejala ansietas kerap berbeda pada setiap individu, bergantung jenis ansietas
yang dialaminya. Kecemasan juga dapat diatasi dengan komunikasi yang baik
dengan pasien. Cara yang terbaik untuk menghilangkan kecemasan ialah
dengan menghilangkan segala hal yang menjadi penyebab timbulnya
kecemasan tersebut.
Kasus Ny. P dengan diagnosis medis tuberkulosis paru dan diagnosa
keperawatan ansietas berhubungan dengan kekhawatiran dengan penyakitnya.
Setelah dilakukan intervensi masalah masih belum teratasi, dikarenakan pasien
masih gelisah dan mengatakan masih khawatir dengan penyakitnya yang tak
kunjung sembuh, pasien akral dingin dan tampak gelisah. Untuk mencapai
tujuan maka dintervensi terus dilanjutkan.

19
DAFTAR PUSTAKA

http://ners.unair.ac.id/site/index.php/news-fkp-unair/30-lihat/1926-manajemen-
ansietas (Diakses pada 02 Oktober 2022)

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/15644/F.%20BAB%202.pdf
?sequence=6&isAllowed=y (Diakses pada 02 Oktober 2022)

Tim Pokja SDKI DPP PPNI.2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia dan
Indikator Diagnostik Edisi 1. Jakarta:Dewan Pengurus Pusat PPNI

Tim Pokja SDKI DPP PPNI.2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi
dan Tindakan Keperawatan Edisi 1. Jakarta:Dewan Pengurus Pusat PPNI

Tim Pokja SDKI DPP PPNI.2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Definisi
dan Kriteria Hasil Keperawatan Edisi 1. Jakarta:Dewan Pengurus Pusat PPNI

20

Anda mungkin juga menyukai