Anda di halaman 1dari 34

STIKES RS.

BAPTIS KEDIRI
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR T DENGAN ANSIETAS
DI RUANG ANGGREK RUMAH SAKIT IMANUEL WAY HALIM
KOTA BANDAR LAMPUNG

Disusun Oleh:
MARIA YASINTA
NIM. 01.2.21.00786

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RS. BAPTIS KEDIRI


PRODI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA
PROGRAM ALIH JENJANG
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Ny. J DENGAN


ANSIETAS DI RUANG LAVENDER DI RUMAH SAKIT IMANUEL
WAY HALIM KOTA BANDAR LAMPUNG

Bandar Lampung, Juli 2022


Pembimbing Klinik Dosen Pembimbing

Sari Br Ginting, S.Kep.,Ns Akde Triyoga, S.Kep., Ns., M.M

Mengetahui,
Ketua Program Studi

Kili Astarani, S.Kep., Ns., M.Kep

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih anugerah-Nya, sehingga
saya dapat menyelesaikan “Laporan Asuhan Keperawatan Jiwa”. Laporan ini
disusun sebagai penugasan laporan asuhan keperawatan mulai tanggal 20 Juni 2022
di ruang Anggrek Rumah Sakit Imanuel Way Halim Kota Bandar Lampung.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih kepada pihak yang ikut
serta dalam penyelesaian Laporan Asuhan Keperawatan. Terimakasih penulis
ucapkan kepada :
1. Bapak Akde Triyoga, S.Kep., Ns., M.M selaku Dosen Pembimbing Praktik
Klinik Keperawatan Jiwa.
2. Ibu Sari Br Ginting, S.Kep., Ns selaku Pembimbing Praktik Klinik RS Imanuel
Bandar Lampung.
Yang telah memberikan bimbingan serta arahan sehingga Laporan Asuhan
Keperawatan ini dapat terselesaikan dengan baik. Saya menyadari bahwa laporan
ini jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran dalam perbaikan langkah
selanjutnya sangat saya harapkan.

Bandar lampung, 14 Juli 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................. i


Halaman pengesahan ........................................................................................ ii
Kata Pengantar ................................................................................................. iii
Daftar Isi........................................................................................................... iv
BAB 1 LAPORAN PENDAHULUAN
I Diagnosa Keperawatan ............................................................. 1
II Tinjauan Teori .......................................................................... 1
III Perumusan Diagnosa ................................................................ 4
IV Rencana Tindakan Keperawatan .............................................. 4
Daftar Pustaka .................................................................................................. 6

BAB 2 RESUME KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA


2.1 Pengkajian ............................................................................... 7
2.2 Masalah Keperawatan .............................................................. 8
2.3 Rencana Tindakan Keperawatan .............................................. 9
2.4 Implementasi Dan Evaluasi ...................................................... 19

Lampiran :
1) SP
2) SAP
3) Leaflet
4) Lembar Bimbingan

iv
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ansietas
II. TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
Ansietas adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-samar karena
ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu respons. Seringkali
sumber perasaan tidak santai tersebut tidak spesifik atau tidak diketahui oleh
individu. Ansietas dapat pula diterjemahkan sebagai suatu perasaan takut akan
terjadi sesuatu yang disebabkan oleh antisipasi bahaya. Ansietas merupakan
sinyal yang menyadarkan/memperingatkan akan adanya bahaya yang akan
datang dan membantu individu untuk bersiap mengambil tindakan untuk
menghadapi ancaman.
Stuart dan Laraia (2005) mengatakan bahwa ansietas memiliki nilai yang
positif. Karena dengan ansietas maka aspek positif individu berkembang
karena adanya sikap konfrontasi (pertentangan), antisipasi yang tinggi,
penggunaan pengetahuan serta sikap terhadap pengalaman mengatasi
kecemasan. Tetapi pada keadaan lanjut perasaan cemas dapat mengganggu
kehidupan seseorang.
Istilah kecemasan dalam bahasa inggris yaitu Anxiety yang berasal dari
Bahasa latin angustus yang memiliki arti kaku, dan ango, anci yang berarti
mencekik (Annisa& Ifdil, 2016). Ansietas merupakan kondisi emosi dan
pengalaman subyektif individu terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik
akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan tindakan
untuk menghadapi ancaman (PPNI, 2018).

B. FAKTOR PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI


1. Faktor Predisposisi
Menurut Stuart dan Laraia (2005) terdapat beberapa teori yang dapat
menjelaskan terjadinya ansietas, diantaranya:
a. Faktor Biologis,
Otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepine, yang
membantu mengatur ansietas. Penghambat GABA juga berperan utama
dalam mekanisme biologis timbulnya ansietas sebagaimana halnya

1
dengan endorfin. Ansietas mungkin disertai dengan gangguan fisik dan
selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi stressor.
b. Faktor Psikologis
1) Pandangan Psikoanalitik.
Ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara antara 2
elemen kepribadian – id dan superego. Id mewakili dorongan insting
dan impuls primitif, sedangkan superego mencerminkan hati nurani
seseorang yang dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang.
Ego atau aku berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen yang
bertentangan dan fungsi ansietas adalah mengingatkan ego bahwa
akan bahaya.
2) Pandangan Interpersonal,
Ansietas timbul dari perasaan takut terhadap penerimaan dan
penolakan interpersonal. Ansietas berhubungan dengan kejadian
trauma, seperti perpisahan dan kehilangan dari lingkungan maupun
orang yang berarti bagi pasien,. Individu dengan harga diri rendah
sangat mudah mengalami perkembangan ansietas yang berat.
3) Pandangan Perilaku,
Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang
mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Pakar perilaku menganggap ansietas sebagai dorongan
belajar dari dalam diri unntuk menghindari kepedihan. Individu
yang sejak kecil terbiasa menghadapi ketakutan yang berlebihan
lebih sering menunjukkan ansietas dalam kehidupan selanjutnya
dibandingkan dengan individu yang jarang menghadapi ketakutan
dalam kehidupannya.
c. Sosial budaya.
Ansietas merupakan hal yang biasa ditemui dalam keluarga.. Faktor
ekonomi, latar belakang pendidikan berpengaruh terhadap terjadinya
ansietas.

2. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi ansietas dibedakan menjadi 2 yaitu:
a. Ancaman terhadap integritas seseorang seperti ketidakmampuan atau
penurunan fungsi fisiologis akibat sakit sehingga menganggu individu
untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari

2
b. Ancaman terhadap sistem diri seseorang. Ancaman ini akan
menimbulkan gangguan terhadap identitas diiri, harga diri, dan fungsi
sosial individu.

3. RENTANG RESPON (di dalamnya ada Pohon Masalah)

4. PENENTUAN DIAGNOSA
• BATASAN KARAKTERISTIK: Tingkat Ansietas (L.09093)
Setelah melakukan 3x pertemuan, maka tingkat ansietas menurun
dengan kriteria hasil :
a. Verbalisasi kebingungan menurun
b. Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi menurun
c. Frekuensi nadi menurun
d. Perilaku gelisah menurun
e. Perilaku tegang menurun
f. Tremor menurun
g. Pucat menurun
h. Konsentrasi membaik
i. Pola tidur membaik
j. Perasaan keberdayaan membaik
k. Kontak mata membaik

• DATA SUBJEKTIF
Pasien mengatakan khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi,
sulit berkonsentrasi, merasa bingung, mengeluh pusing, anoreksia,
palpitasi, merasa tidak berdaya

• DATA OBJEKTIF
Tampak gelisah, tampak tegang, sulit tidur, frekuensi nafas meningkat,
frekuensi nadi meningkat, tekanan darah meningkat, diaphoresis,

3
tremor, muka tampak pucat, suara bergetar, kontak mata buruk, sering
berkemih, berorientasi pada masa lalu.

III. PERUMUSAN DIAGNOSA


1. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi (D.0080)
2. Gangguan citra diri b.d perubahan stuktur /bentuk tubuh (D.0083)
3. Harga diri rendah situasional b.d perubahan citra tubuh (D.0087)

IV. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


TUM: Klien mampu mengenal pengertian, penyebab, tanda, gejala dan akibat
ansietas
TUK:
1. Klien mampu mengetahui cara mengatasi ansietas
2. Klien mampu mengatasi ansietas dengan melakukan latihan relaksasi nafas
dalam
3. Klien mampu mengatasi ansietas dengan melakukan latihan relaksasi otot
progressive
4. Klien mampu merasakan manfaat dari latihan yang dilakukan
5. Klien mampu membedakan perasaan sebelum dan sesudah latihan

Intervensi Keperawatan : Reduksi Ansietas (I.09314)


a. Observasi
1. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis. kondisi waktu dan
stressor)
2. Monitor tanda-tanda ansietas
b. Terapeutik
1. Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
2. Pahami situasi yang membuat ansietas
3. Dengarkan dengan penuh perhatian
4. Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan datang
c. Edukasi
1. Informasikan secara faktual mengenai diagnosis, pengobatan dan
prognosis
2. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
3. Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
4. Latih teknik relaksasi :
a. Strategi Pelaksanaan 1 : Mengajarkan Teknik Relaksasi Nafas Dalam

4
• Bina hubungan saling percaya
• Membantu pasien mengenal ansietas
• Prosedur teknik relaksasi napas dalam:
1) Ciptakan lingkungan yang tenang
2) Usahakan tetap rileks dan tenang
3) Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan
udara melalui hitungan 1,2,3
4) Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil
merasakan ekstrimitas atas dan bawah rileks
5) Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali
6) Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan
melalui mulut secara perlahan-lahan
7) Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks
8) Usahakan agar tetap konsentrasi / mata sambil terpejam
9) Pada saat konsentrasi pusatkan pada hal-hal yang nyaman
10) Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga ansietas terasa
berkurang

b. Strategi Pelaksanaan 2 : Mengajarkan relaksasi otot progressive


• Identifikasi tingkat cemas
• Kaji kesiapan pasien, perasaan pasien.
• Ruang yang sejuk, tidak gaduh dan alami
• Siapkan tempat tidur atau kursi yang dapat menopang bahu pasien:
1) Jelaskan kembali tujuan terapi dan prosedur yang akan
dilakukan
2) Pasien berbaring atau duduk bersandar (ada sandaran untuk
kaki dan bahu)
3) Lakukan latihan nafas dalam dengan menarik nafas melalui
hidung dan dihembuskan melalui mulut
4) Bersama pasien mengidentifikasi (pasien dianjurkan dan
dibimbing untuk mengidentifikasi) daerah-daerah otot yang
sering tegang misalnya dahi, tengkuk, leher, bahu, pinggang,
lengan, betis
5) Bimbing pasien untuk mengencangkan otot tersebut selama 5
sampai 7 detik, kemudian bimbing pasien untuk merelaksasikan
otot 20 sampai 30 detik.

5
6) Kencangkan dahi (kerutkan dahi keatas) selama 5-7 detik,
kemudian relakskan 20-30 detik. Pasien disuruh merasakan
rileksnya.
7) Kencangkan bahu, tarik keatas selama 5-7detik, kemudian
relakskan 20-30 detik. Pasien disuruh merasakan rileksnya dan
rasakan aliran darah mengalir secara lancar
8) Kepalkan telapak tangan dan kencangkan otot bisep selama 5-
7 detik, kemudian relakskan 20-30 detik. Pasien disuruh
merasakan rileksnya dan rasakan aliran darah mengalir secara
lancar.
9) Kencangkan betis, ibu jari tarik kebelakang bisep selama 5-7
detik, kemudian relakskan 20-30 detik. Minta Pasien untuk
merasakan rileksnya dan rasakan aliran darah mengalir secara
lancar.
10) Selama kontraksi pasien dianjurkan merasakan kencangnya
otot dan selama relaksasi anjurkan pasien konsentrasi
merasakan rilaksnya otot.

DAFTAR PUSTAKA
Nurhalimah. 2016. Keperawatan Jiwa. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan

PPNI. 2018. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator


Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

6
BAB II
RESUME KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Nama Mahasiswa : Maria Yasinta


Prodi/Angkatan : Alih Jenjang
NIM : 01.2.21.00786
Ruang Praktek : Ruang Anggrek
Tanggal : 20 – 22 Juni 2022

2.1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan tanggal 20 Juni 2022 Pk. 08.00 WIB dengan klien
kelolaan dengan identitas Sdr T, laki – laki usia 28 tahun, dirawat dengan keluhan
demam dan batuk yang tidak kunjung sembuh. Klien sudah dirawat selama 10 hari
dan merasa belum ada perbaikan kondisi. Klien tidak mau sakitnya diketahui orang
lain. Klien merasa takut akan dijauhi saudara dan teman – teman, pacar, juga takut
dimarahi ayahnya dan kehilangan pekerjaannya. Diagnosa medis : TB Paru, Infeksi
Sekunder, Gastroenteritis. Tanda vital : TD 100/70 mmHg, Nadi 94 x/menit, Suhu
37,9o C, RR 22 x /menit, masih bab cair 2-3x/hr.
Pengkajian psikososial ditemukan : Citra diri Klien merasa tidak nyaman
dengan kondisinya saat ini, batuk – batuk yang belum reda, badan lebih kurus. Ideal
diri, Klien ingin segera sembuh, dan sakitnya tidak ingin diketahui orang lain selain
ibunya dan satu sahabatnya. Klien mengatakan berat badannya akan kembali pulih.
Hubungan sosial, Klien sering dijenguk oleh saudara-saudaranya dan teman –
temannya, (Klien anak ke-3 dari 4 bersaudara). Klien sudah diberikan penjelasan
tentang penyakitnya dan kondisinya saat ini. Saat visite, dokter bicara dengan
pasien saja, dan setelah bicara dengan dokter, klien tampak lebih kurang
bersemangat. Klien disarankan untuk melakukan pemeriksaan HIV, tetapi pasien
tidak mau.
Karena kondisinya tidak kunjung membaik dengan berbagai jenis obat yang
sudah diberikan dokter, akhirnya ibu pasien mengatakan kepada dokter bahwa
pasien sudah pernah diperiksakan HIV 3 bulan lalu dan hasilnya positif. Jadi pasien,
ibu dan seorang sahabatnya sudah tahu sejak awal bahwa pasien ini positif HIV-
AIDS.

7
2.2 Masalah Keperawatan
1. Analisa Data
DATA MASALAH
KEPERAWATAN

S:

- Klien tidak mau sakitnya diketahui orang lain. Ansietas


- Klien merasa takut akan dijauhi saudara dan (D.0080)
teman- teman, pacar, juga takut dimarahi ayahnya
dan kehilangan pekerjaannya.
O:

- Klien tampak gelisah


- Klien tampak tegang
- TD 100/70 mmHg, Nadi 94 x/menit, Suhu 37,9o
C, RR 22 x /menit

2. POHON MASALAH :

Harga diri rendah

Gangguan citra tubuh

Ansietas (core problem)

Krisis situasional

Kopping individu tidak efektif

Perubahan status kesehatan

8
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Inisial Klien: Sdr. T Ruangan: Anggrek NO RM: 354679

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


DIAGNOSIS TUJUAN KRITERIA TINDAKAN KEPERAWATAN RASIONAL
EVALUASI
Ansietas berhubungan TUM : Setelah 1x pertemuan SP 1 : Pengkajian dan melatih
dengan krisis situasional Klien menunjukkan penurunan tingkat klien dapat mengontrol mengontrol kecemasan dengan
ditandai dengan klien ansietas kecemasannya dengan tehnik relaksasi nafas dalam.
tidak mau sakitnya strategi pelaksanaan 1. Membina hubungan saling 1. Hubungan therapeutik
diketahui orang lain, TUK : keperawatan : percaya mendukung rasa
merasa takut akan - Klien dapat mengenal pengertian, - Kaji kecemasan dan a. Mengucapkan salam setiap percaya klien terhadap
dijauhi saudara dan penyebab, tanda, gejala dan akibat latihan mengontrol berinteraksi dengan pasien perawat sehingga
teman – teman, pacar, ansietas kecemasan dengan b. Perkenalkan diri : nama, program perawatan
juga takut dimarahi - Klien mampu mengetahui cara tehnik relaksasi nama panggilan yang perawat dapat berjalan dengan
ayahnya dan kehilangan mengatasi ansietas nafas dalam sukai, serta tanyakan nama baik
pekerjaannya,takut tidak dan nama panggilan yang
jadi menikah, klien disukai pasien

9
tampak gelisah, tegang, - Klien mampu mengatasi ansietas c. Gunakan pendekatan yang
TD 100/70 mmHg, Nadi dengan melakukan latihan relaksasi tenang dan menyakinkan
94 x/menit, Suhu 37,9o nafas dalam dengan menanyakan perasaan
C, RR 22 x /menit - Klien mampu mengatasi ansietas dan keluhan pasien saat ini
dengan melakukan latihan relaksasi d. Buat kontrak asuhan: apa
otot progressive yang perawat akan lakukan
- Klien mampu merasakan manfaat bersama pasien, berapa lama
dari latihan yang dilakukan akan dikerjakan dan
- Klien mampu membedakan perasaan tempatnya dimana
sebelum dan sesudah latihan e. Jelaskan bahwa perawat akan
merahasiakan informasi yang
diperoleh untuk kepentingan
terapi
f. Tunjukkan sikap empati,
gunakan pendekatan yang
tenang dan tidak menghukum
pada saat menghadapi prilaku
menyakiti diri

10
g. Penuhi kubutuhan dasar
pasien dengan membatasi
akses terhadap situasi yang
membuat frustasi sampai
pasien dapat
mengekskpresikan
kemarahan dengan cara
adaptif

2. Mengkaji tanda dan gejala 2. Memberikan data dan


ansietas dan tanyakan pada informasi agar dapat
pasien hal yang menimbulkan melihat keadaan klien
kecemasan secara lebih obyektif

3. Mendiskusikan kemampuan 3. Memberikan


klien mengurangi kecemasan. kesempatan klien
Jelaskan tanda dan gejala, untuk memilih
penyebab dan akibat dari kemampuan yang bisa
kecemasan dilakukan

11
4. Mempersiapkan pasien dan latih 4. Mengurangi
tehnik nafas dalam: kecemasan klien
a. Ciptakan lingkungan yang dengan melibatkan
tenang kemampuan yang
b. Usahakan tetap rileks dan dimiliki pasien
tenang
c. Menarik nafas dalam dari
hidung dan mengisi paru-
paru dengan udara melalui
hitungan 1,2,3
d. Perlahan-lahan udara
dihembuskan melalui mulut
sambil merasakan ekstrimitas
atas dan bawah rileks
e. Anjurkan bernafas dengan
irama normal 3 kali
f. Menarik nafas lagi melalui
hidung dan menghembuskan

12
melalui mulut secara
perlahan-lahan
g. Membiarkan telapak tangan
dan kaki
rileks
h. Usahakan agar tetap
konsentrasi/mata sambil
terpejam
i. Pada saat konsentrasi
pusatkan pada
hal-hal yang nyaman
j. Anjurkan untuk mengulangi
prosedur hingga ansietas
terasa berkurang

13
Setelah 2x pertemuan SP 2 : Melatih mengontrol
klien dapat mengontrol kecemasan dengan relaksasi otot
kecemasannya dengan progressive.
strategi pelaksanaan 1. Buat kontrak asuhan : apa yang 1. Hubungan therapeutik
keperawatan : perawat akan lakukan bersama mendukung rasa
- Latih mengontrol pasien, berapa lama akan percaya klien terhadap
kecemasan dengan dikerjakan dan tempatnya perawat sehingga
tehnik relaksasi otot dimana program perawatan
progressive 2. Evaluasi kemampuan tehnik dapat berjalan dengan
relaksasi nafas dalam dan beri baik
pujian
3. Persiapkan klien dan latih tehnik 2. Meningkatkan harga
relaksasi otot progressive: diri klien
a. Identifikasi tingkat cemas
b. Kaji kesiapan pasien, 3. Mengurangi tingkat
perasaan pasien. kecemasan klien
c. Ruang yang sejuk, tidak
gaduh dan alami

14
d. Siapkan tempat tidur atau
kursi yang dapat menopang
bahu pasien
e. Jelaskan kembali tujuan
terapi dan prosedur yang akan
dilakukan
f. Pasien berbaring atau duduk
bersandar (ada sandaran
untuk kaki dan bahu)
g. Lakukan latihan nafas dalam
dengan menarik nafas
melalui hidung dan
dihembuskan melalui mulut
h. Bersama pasien
mengidentifikasi (pasien
dianjurkan dan dibimbing
untuk mengidentifikasi)
daerah-daerah otot yang
sering tegang misalnya dahi,

15
tengkuk, leher, bahu,
pinggang, lengan, betis
i. Bimbing pasien untuk
mengencangkan otot tersebut
selama 5 sampai 7 detik,
kemudian bimbing pasien
untuk merelaksasikan otot 20
sampai 30 detik.
j. Kencangkan dahi (kerutkan
dahi keatas) selama 5-7 detik,
kemudian relaksasikan 20-30
detik. Pasien disuruh
merasakan rileksnya.
k. Kencangkan bahu, tarik
keatas selama 5-7detik,
kemudian relakskan 20-30
detik. Pasien disuruh
merasakan rileksnya dan

16
rasakan aliran darah mengalir
secara lancer
l. Kepalkan telapak tangan dan
kencangkan otot bisep selama
5-7 detik, kemudian
relakskan 20-30 detik. Pasien
disuruh merasakan rileksnya
dan rasakan aliran darah
mengalir secara lancar.
m. Kencangkan betis, ibu jari
tarik ke belakang bisep
selama 5-7 detik, kemudian
relakskan 20-30 detik. Minta
Pasien untuk merasakan
rileksnya dan rasakan aliran
darah mengalir secara lancar.
n. Selama kontraksi pasien
dianjurkan merasakan
kencangnya otot dan selama

17
relaksasi anjurkan pasien
konsentrasi merasakan
relaksnya otot.
4. Anjurkan pasien untuk 4. Meningkatkan harga
mengungkapkan perasaannya diri klien
setelah melakukan latihan
5. Ucapkan terimakasih dan buat 5. Mempersiapkan diri
kontrak waktu untuk pertemuan klien dan memeriksa
selanjutnya kondisi lanjut klien

Setelah 3x pertemuan SP 3 : Evaluasi ansietas dan Melihat sejauh mana


klien dapat mengontrol manfaat tehnik relaksasi nafas intervensi yang sudah
kecemasannya dengan: dalam dan latihan relaksasi otot dilakukan tercapai atau
- Evaluasi ansietas, progressive tidak
evaluasi manfaat
teknik relaksaksi
nafas dalam dan
latihan otot
progressive

18
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Nama : Sdr. T Ruangan : Anggrek No RM : 354679

DIAGNOSIS IMPLEMENTASI EVALUASI


Ansietas Tgl. 20 Juni 2022 S:
berhubungan Pk 08.00 WIB - Klien mengatakan takut bila sakitnya diketahui orang
dengan krisis - Mengucapkan salam therapeutik lain, takut dikucilkan keluarga dan teman – temannya,
situasional - Melakukan komunikasi terbuka pacarnya,dan takut tidak jadi menikah, takut
- Menyediakan waktu untuk mendengarkan keluhan klien dimarahin ayahnya, dan kehilangan pekerjaannya
- Memberi kesempatan klien mengungkapkan perasaannya
- Mengkaji tanda dan gejala ansietas dan menanyakan pada pasien hal yang
O:
menimbulkan kecemasan
- Melakukan kontrak untuk asuhan keperawatan berikutnya - Klien tampak gelisah, tegang dan bertanya-tanya
kenapa batuk dan demamnya tidak kunjung reda

Pk 10.00 WIB - TD 100/70 mmHg, Nadi 94 x/menit, Suhu 37,9o C,

- Memberikan informasi mengenai pentingnya pemeriksaan HIV dan cara RR 22 x /menit

penularan TB Paru. - Klien mau mengikuti latihan relaksasi nafas dalam

19
- Mendiskusikan latihan yang akan digunakan untuk mengurangi yang diajarkan oleh perawat
kecemasan A : Masalah ansietas belum teratasi
- Melatih tehnik relaksasi nafas dalam P : Lanjutkan intervensi selanjutnya
Tgl. 21 Juni 2022 S:
Pk 09.00 WIB - Klien mengatakan batuk dan demamnya tidak
- Mengucapkan salam therapeutik sembuh – sembuh.
- Melakukan komunikasi terbuka O:
- Menyediakan waktu untuk mendengarkan keluhan klien - TD 100/70 mmHg, Nadi 94 x/menit, Suhu 37,9o C,
- Memberi kesempatan klien mengungkapkan perasaannya setelah RR 22 x /menit
tindakan operasi - Klien masih tampak tegang dan bertanya mengapa
- Mengkaji tanda dan gejala ansietas dan menanyakan pada pasien hal yang sudah diberi obat sakitnya tidak sembuh – sembuh.
menimbulkan kecemasan setelah tindakan operasi - Klien mau mengikuti latihan relaksasi otot
- Mengevaluasi tehnik relaksasi nafas dalam yang sudah diajarkan progressive yang diajarkan oleh perawat
- Melakukan kontrak untuk asuhan keperawatan berikutnya
A : Masalah ansietas belum teratasi
Pk 10.00 WIB
- Memberikan informasi mengenai pentingnya minum obat TB secara P : Lanjutkan intervensi selanjutnya
rutin.
- Mendiskusikan latihan yang akan digunakan untuk mengurangi

20
kecemasan
- Melatih tehnik relaksasi otot progressive
Tgl. 22 Juni 2022 S:
Pk 12.00 WIB - Klien mengatakan akan mendiskusikan sakitnya
- Mengucapkan salam therapeutik dengan dokter supaya segera sembuh, dan akan lebih
- Melakukan komunikasi terbuka bersemangat untuk sehat.
- Menyediakan waktu untuk mendengarkan keluhan klien O:
- Memberi kesempatan klien mengungkapkan perasaannya setelah - Klien tampak lebih tenang
tindakan operasi - HR : 88x/menit
- Mengevaluasi tingkat ansietas - RR : 20 x/menit
- Mengevaluasi tehnik relaksasi nafas dalam dan relaksasi otot progressive - TD : 110/70 mmHg
yang sudah diajarkan - Klien dapat melakukan latihan relaksasi nafas dalam
dan latihan relaksasi otot progressive yang diajarkan
oleh perawat mandiri

A : Masalah ansietas teratasi

P : Hentikan intervensi

21
Lampiran
STIKES RS BAPTIS KEDIRI
PRODI KEPERAWATAN STRATA 1
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien : Sakit sedang
2. Diagnosa keperawatan : Ansietas
3. Tujuan khusus : Klien menunjukkan penurunan tingkat ansietas
4. Tindakan keperawatan : Latihan mengontrol kecemasan dengan tehnik
relaksasi nafas dalam

B. Strategi komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan


1. Orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi, Mas“Perkenalkan nama saya Maria Yasinta, biasa di
panggil Sinta,. Saya perawat yang merawat Mas sampai dengan
jam14.00 nanti. Bolehkah saya tahu nama Mas siapa? Kalau begitu saya
bisa panggil Mas siapa? “Ibu tinggal dimana? Di rumah tinggal bersama
siapa saja?”. “Senang berkenalan dengan Mas T, di sini saya akan
membantu Mas T mengatasi persoalan yang Mas T rasakan saat ini.”
b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan Mas T hari ini? Sepertinya Mas T terlihat cemas.”
“Apakah ada keluhan?”
c. Kontrak
Topik : “Bagaimana bila kita berbincang-bincang tentang perasaan apa
yang Mas T rasakan hari ini, Kita juga akan mencari cara agar Mas T
tidak merasa khawatir lagi. Apakah Mas T bersedia?”
Waktu : “Berapa lama Mas T bisa meluangkan waktu? Apakah 30 menit
cukup?”
Tempat : “Bila bersedia sebaiknya kita berbicara dimana?”

2. Kerja :
“Mas T mengatakan kalau merasa khawatir dengan penyakit yang sedang
Mas T alami,?. Coba Mas T ceritakan lebih lanjut tentang perasaan Mas T,
kenapa merasakan hal tersebut, apa yang Mas T pikirkan? Oh, jadi Mas T
takut kalau sakitnya akan diketahui ayah, saudara, teman – teman, dan pacar

22
Mas T? Bagaimana kalau sekarang kita coba mengatasi kecemasan Mas T
dengan latihan relaksasi dengan cara tarik nafas dalam, ini merupakan salah
satu cara untuk mengurangi kecemasan yang Mas T rasakan.” “Bagaimana
kalau kita latihan sekarang, Saya akan lakukan, Mas T perhatikan saya, lalu
Mas T bisa mengikuti cara yang sudah saya ajarkan. Kita mulai ya... Mas T
silahkan duduk dengan posisi seperti saya. Pertama-tama, tarik nafas dalam
melalui hidung perlahan-lahan, setelah itu tahan nafas dalam hitungan tiga
setelah itu hempaskan udara melalui mulut dengan meniup udara perlahan-
lahan. Sekarang coba Mas T praktikkan ya”.

3. Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
• Subyektif : “Untuk hari ini sangat bagus karena Mas T mau percaya
dan bekerjasama dengan saya., Apa yang Mas T rasakan setelah
latihan tarik nafas dalam tadi?”
• Obyektif : “Jadi setelah tadi kita berlatih bersama, coba sekali lagi
Mas T praktekkan ke saya cara relaksasi dengan tehnik nafas
dalam”.
b. Rencana tindak lanjut klien.
“Nah, ternyata Mas T sudah terlihat lebih rileks dan percaya diri. “Nah
bila kecemasan Mas T muncul kembali, latihan tadi bisa dilakukan ya
sebelum operasi dan setelah operasi”.
c. Kontrak yang akan datang
“Besok siang kita latihan cara lain yang bisa mengontrol kecemasan
yang kedua. Mas T masih mau kan melakukan latihan tehnik yang lain?
Baik kalau begitu besok kita akan bertemu jam berapa ya Bu? Oke jam
10.00 saya akan tiba di sini ya? Semoga Mas T akan lebih segar besok
hari dan jangan lupa untuk latihan tarik napas dalam jika rasa cemas
muncul. Baik mas, saya harus pamit untuk hari ini sampai jumpa besok,
Selamat siang”.

Menyetujui B. Lampung, 21 Juni 2022


Clinical Instructur Mahasiswa

Sari Br Ginting, S.Kep., Ns Maria Yasinta

23
STIKES RS BAPTIS KEDIRI
PRODI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA
PROGRAM ALIH JENJANG
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Ansietas


Sub Pokok Bahasan : Ansietas
Sasaran : Pasien dan Keluarga
Hari/Tanggal : Selasa, 21 Juni 2022
Waktu : 11.00 WIB s/d selesai
Tempat : Ruang Anggrek
Penyaji : Maria Yasinta

I. Latar Belakang
Ansietas adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-samar karena
ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu respons. Seringkali
sumber perasaan tidak santai tersebut tidak spesifik atau tidak diketahui oleh
individu. Ansietas dapat pula diterjemahkan sebagai suatu perasaan takut
akan terjadi sesuatu yang disebabkan oleh antisipasi bahaya. Ansietas
merupakan sinyal yang menyadarkan/memperingatkan akan adanya bahaya
yang akan datang dan membantu individu untuk bersiap mengambil tindakan
untuk menghadapi ancaman.

II. Tujuan Umum


Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, diharapkan peserta penyuluhan
mampu memahami tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala, tingkat
ansietas dan tekhnik menghadapi cemas.

III. Tujuan Khusus


Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, pasien dan keluarga diharapkan
mampu:
1. Menjelaskan pengertian ansietas
2. Menyebutkan penyebab ansietas
3. Menyebutkan tanda dan gejala ansietas
4. Menyebutkan tingkat ansietas
5. Menyebutkan tekhnik menghadapi ansietas

24
IV. Materi
1. Pengertian
Ansietas merupakan kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu
terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang
memungkinkan individu melakukan tindakan untuk menghadapi
ancaman.
2. Penyebab
• Adanya perasaan takut tidak diterima dalam suatu lingkungan tertentu
• Adanya pengalaman traumatis, seperti trauma akan berpisah,
kehilangan, atau bencana
• Adanya rasa frustasi akibat kegagalan dalam mencapai tujuan
• Adanya sesuatu yang mengancam diri
3. Tanda dan Gejala
• Nafas pendek
• Nadi dan tekanan darah naik
• Mulut kering
• Tidak nafsu makan
• Diare / susah BAB
• Gelisah
• Berkeringat
• Gemetar
• Sakit kepala
• Sulit tidur
• Memusatkan perhatian pada hal yang membuatnya cemas
• Gerakan tersentak-sentak
• Berbicara cepat dan berlebihan
• Perasaan tidak aman
4. Tingkat Ansietas
• Ansietas ringan : cemas yang normal yang menyebabkan seseorang
menjadi waspada.
• Ansietas sedang : cemas yang memungkinkan seseorang untuk
memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain.
• Ansietas berat : cemas yang memungkinkan seseorang memusatkan
pada hal yang membuat dia cemas dan tidak bisa berkonsentrasi pada
hal yang lain.

25
• Panik : tingkatan tertinggi dari cemas dimana seseorang mengalami
ketakutan atau teror serta kehilangan kendali sehingga tidak mampu
melakukan apapun walaupun diberi bimbingan.
5. Tekhnik Menghadapi Ansietas
• Tekhnik Mengalihkan Situasi (Distraksi) :
Jikalau anda mendapatkan salah seorang anggota keluarga
mempunyai tanda dan gejala kecemasan, anda bisa membantu
mengurangi kecemasannya dengan mengalihkan pikirannya dari
segala sesuatu yang membuatnya cemas. Misalnya dengan bercerita,
berjalan-jalan, bermain bersama, dan lain-lain.
• Latihan Relaksasi
a Nafas Dalam :
Jikalau keluarga anda mengalami kecemasan, lakukan tekhnik
nafas dalam. Caranya: dengan menarik nafas dari hidung secara
perlahan dan menahannya selama 3 detik, kemudian keluarkan
melalui mulut secara perlahan dengan mulut membentuk huruf
“O”.
b Mengerutkan dan mengendurkan otot :
Jikalau keluarga anda mengalami kecemasan, lakukan dengan cara
mengerutkan dan mengendurkan otot tubuh, seperti otot wajah,
bahu, pinggang, tangan, dan kaki. Lakukan sampai orang yang
mengalami cemas merasa nyaman.

V. Metode
Ceramah dan diskusi

VI. Media
Leaflet

VII. Rencana Kegiatan Penyuluhan


Tahap Kegiatan Penyaji Kegiatan Peserta Media
Kegiatan
Pembukaan 1. Membuka kegiatan 1. Menjawab salam Leaflet
2 menit dengan mengucapkan 2. Mendengarkan
salam 3. Memperhatikan

26
2. Memperkenalkan diri 4. Memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan dari 5. Memperhatikan
penyuluhan
4. Menyebutkan materi
yang akan diberikan
5. Apersepsi

Penyajian 1. Menjelaskan pengertian 1. Memperhatikan Leaflet


10 menit ansietas 2. Memperhatikan
2. Menyebutkan penyebab 3. Memperhatikan
ansietas 4. Memperhatikan
3. Menyebutkan tanda 5. Memberikan
dan gejala ansietas pertanyaan
4. Menyebutkan tingkat
ansietas
5. Menjelaskan tekhnik
menghadapi ansietas

Penutup 1. Memberikan 1. Mendengarkan Leaflet


3 menit kesimpulan tentang 2. Mendengarkan
materi yang sudah 3. Menjawab salam
disampaikan
2. Mengucapkan
terimakasih atas peran
serta peserta
3. Mengucapkan salam
penutup

VIII. Evaluasi
Pasien dan keluarga aktif bertanya dan sudah mengerti tentang cedera
kepala dari mulai pengertian, penyebab, klasifikasi, tips pencegahan,
komplikasi dan penanganannya.

IX. Daftar Pustaka


http://ners.unair.ac.id/site/index.php/news-fkp-unair/30-lihat/1926-
manajemen-ansietas

27
28
29
30

Anda mungkin juga menyukai