DISUSUN OLEH :
Mahyar Suara
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan karunia dan
rahmatnya Modul Keperawatan Jiwa I ini telah selesai tersusun, Sholawat serta
salam tak lupa kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW. Modul ini disusun
sebagai pedoman bagi civitas akademika program studi dalam melaksananakan
proses pembelajaran terhadap peserta didik di Progam Studi S1 Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi Nusantara Jakarta
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................... 3
Daftar Isi........................................................................................................................ 4
Soal................................................................................................................................ 71
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANSIETAS
Ansietas memiliki nilai yang positif. Menurut Stuart dan Laraia (2005) aspek positif dari
individu berkembang dengan adanya konfrontasi, gerak maju perkembangan dan pengalaman
mengatasi kecemasan. Tetapi pada keadaan lanjut perasaan cemas dapat mengganggu
kehidupan seseorang.
2. Tingkatan Ansietas
Menurut Stuart dan Sundeen (1998:175-176), tingkat ansietas sbb :
1). Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan
menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Ansietas
memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.
2). Ansietas sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting
dan mengesampingkan yang lain, sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif
namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.
3). Ansietas Berat sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang cendrung
untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berfikir tentang
hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Orang tersebut
memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu area lain.
4). Tingkat Panik dari ansietas berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror.
Rincian terpecah dari proporsinya, tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan
pengarahan. Panik melibatkan disorganisasi kepribadian. Terjadi peningkatan aktivitas
motorik, menurunnya kemampuan berhubungan dengan orang lain, persepsi
menyimpang, kehilangan pemikiran rasional.
3. Faktor Predisposisi
Menurut Stuart dan Laraia (1998: 177-181) terdapat beberapa teori yang dapat
menjelaskan ansietas, diantaranya:
a. Faktor Biologis, Otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepine. Reseptor
ini membantu mengatur ansietas. Penghambat GABA juga berperan utama dalam
mekanisme biologis berhubungan dengan ansietas sebagaimana halnya dengan
endorfin. Ansietas mungkin disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya
menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi stressor.
b. Faktor Psikologis
Pandangan Psikoanalitik. Ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara
antara 2 elemen kepribadian – id dan superego. Id mewakili dorongan insting dan
impuls primitif, sedangkan superego mencerminkan hati nurani seseorang dan
dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang. Ego atau aku berfungsi menengahi
tuntutan dari dua elemen yang bertentangan dan fungsi ansietas adalah mengingatkan
ego bahwa ada bahaya.
Pandangan Interpersonal, Ansietas timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya
penerimaan dan penolakan interpersonal. Ansietas berhubungan dengan
perkembangan trauma, seperti perpisahan dan kehilangan, yang menimbulkan
kelemahan spesifik. Orang yang mengalami harga diri rendah terutama mudah
mengalami perkembangan ansietas yang berat.
Pandangan Perilaku, Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang
mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pakar
perilaku menganggap sebagai dorongan belajar berdasarkan keinginan dari dalam
untuk menghindari kepedihan. Individu yang terbiasa dengan kehidupan dini
dihadapkan pada ketakutan berlebihan lebih sering menunjukkan ansietas dalam
kehidupan selanjutnya.
c. Sosial budaya. Ansietas merupakan hal yang biasa ditemui dalam keluarga. Ada
tumpang tindih dalam gangguan ansietas dan antara gangguan ansietas dengan depresi.
Faktor ekonomi, latar belakang pendidikan berpengaruh terhadap terjadinya ansietas.
4. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi dibedakan menjadi:
a. Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan fisiologis yang akan
datang atau menurunnya kapasitas untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari
b. Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan identitas , harga diri,
dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang.
5. Sumber Koping
Individu mengatasi ansietas dengan menggerakkan sumber koping di lingkungan.
6. Mekanisme Koping
Tingkat ansietas sedang dan berat menimbulkan dua jenis mekanisme koping sbb;
a. Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari dan berorientasi pada
tindakan untuk memenuhi secara realistik tuntutan situasi stres, misalnya perilaku
menyerang untuk mengubah atau mengatasi hambatan pemenuhan kebutuhan,
Menarik diri untuk memindahkan dari sumber stress, Kompromi untuk mengganti
tujuan atau mengorbankan kebutuhan personal.
b. Mekanisme pertahanan ego membantu mengatasi ansietas ringan dan sedang, tetapi
berlangsung tidak sadar dan melibatkan penipuan diri dan distorsi realitas dan bersifat
maladaptif.
Masalah Keperawatan
1. Harga diri Rendah
2. Gangguan citra tubuh
3. Ansietas
4. Koping Individu inefektif
5. Kurangnya pengetahuan
E. Tindakan Keperawatan
1. Tujuan
a) Pasien mampu mengenal ansietas
b) Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi
c) Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi agar
2. Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya
b. Kaji kebutuhan rasa aman klien
c. Sediakan waktu untuk ekspress feeling
d. Latihan Teknik Relaksasi dan reduksi Stress
e. Membuat rencana latihan Teknik Relaksasi dan reduksi stress
f. Mempraktikkan teknik relaksasi dan reduksi stress dalam kehidupan sehari-hari
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Hasil Wawancara : Klien mengatakan khawatir bahwa setelah operasi matanya malah
tidak bisa melihat sama sekali. Mengeluh jantung berderbar-debar, susah tidur, mulut
kering, gelisah ,tangan berkeringat dingin, fokus perhatian hanya pada setelah operasi,
ransang luar tidak mampu diterima, dan lapangan pesepsi menyempit.
Hasil Observasi : Ekspresi wajah terlihat tegang, rentang perhatian menyempit,
perubahan tanda-tanda vital (nadi dan tekanan darah naik), tampak sering nafas pendek,
gerakan tersentak – sentak , meremas- remas tangan dan tampak bicara banyak dan lebih
cepat.
2. Diagnosa Keperawatan
Cemas
3. Tujuan tindakan keperawatan
a) Klien dapat mengenal ancietas
b) Klien dapat mengatasi ansietas melalui latihan relaksasi
c) Klien dapat memperagakan dan menggunakan latihan relaksasi untuk mengatasi
ancietas.
d) Melibatkan Keluarga dalam latihan yang telah disusun
3). Tindakan keperawatan :
a. Membina hubungan saling percaya
b. Membantu klien mengenal ancietas
c. Mengajarkan teknik nafas dalam
d. Memasukan kejadwal kegiatan harian klien
A. Orientasi :
Assalamualaikum Bu, Perkenalkan nama saya....., senang dipanggi suster..., Saya adalah
mahasiswa ners ........ bertugas merawat ibu selama 4 hari yaitu pagi ini dan besok mulai
dari jam 8.00 Wib sampai dengan jam 14.00 Wib.Kemudian minggu depan Selasa dan
Rabu. Nama Ibu siapa ? Suka di panggilnya apa ?
Evaluasi/Validasi : Bagaimana perasaan Ibu pagi hari ini ?Oh, jadi ibu merasa tidak
nyaman?
Kontrak : Bagaimana kalau sekarang kita bercakap-cakap tentang apa yang Ibu rasakan
sehubungan dengan penyakit Ibu sekaligus cara mengatasinya? Tidak lama, hanya sekitar
30 menit dari jam 09.00 s/d 09.30. Dimana tempatnya bu? Bagaimana kalau di sini saja ya
(Tempat tidur) ?
b. Kerja :
Apa yang ibu rasakan sekarang ? Adakah hal yang Ibu pikirkan terkait penyakit yang
sedang di hadapi ? Apakah ada perasaan khawatir? Ceritakan apa yang sedang Ibu rasakan,
tanda dan gejalanya ? Oh, jadi ibu sering gelisah, susah tidur, mulut terasa kering dan
adanya perasaan tidak nyaman. Apa yang telah Ibu lakukan untuk mengatasinya ? Apakah
berhasil ?
Baiklah Bu, saya akan mengajarkan kepada ibu bahwa ada beberapa cara mengatasi
perasaan khawatir yang ibu rasakan itu. Yaitu latihan relaksasi, dimana ini bermanfaat untuk
membuat fisik Ibu relaks atau santai. Dalam laihan relaksasi ini ada dua hal yang harus kita
lakukan . Pertama latihan tarik nafas dalam dan kedua relaksasi otot progressif. Baiklah Bu,
untuk pertemuan kita pagi ini kita kita akan latihan teknik nafas dalam dulu. Dalam latihan
ini Ibu harus memusatkan pikiran dan perhatian pada pernafasan, gerakan mengembang dan
mengempisnya otot dada Ibu saat bernafas. Bisa kita mulai Bu? Sekarang Ibu silahkan
duduk bersila seperti saya. Pertama- tama ibu tarik nafas perlahan- lahan dalam hitungan
satu, Ibu pikirkan bahwa udara memasuki bagian bawah paru- paru Ibu, pada hitungan
kedua Ibu bayangkan udara mengisi bagian tengah paru- paru Ibu, dan pada hitungan ketiga
Ibu bayangkan paru- paru Ibu sudah terisi dengan udara, setelah itu tahan nafas dalam
hitungan tiga, dan kemudian Ibu hembuskan udara melalui mulut dengan meniup udara
perlahan- lahan. Nah sekarang Ibu lihat saya mempraktekanya. Sekarang coba Ibu
mempraktekanya. Wah, bagus sekali Ibu sudah mampu malakukanya. Sekarang kita latih
kembali selama 5 sampai 10 kali. Bagus sekali.
c. Terminasi :
Evaluasi : “Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berbincang – bincang dan berlatih cara
mengatasi kecemasan yang pertama dengan teknik nafas dalam ? Apakah bermanfaat bagi
Ibu? Bagus .. Coba Ibu Lakukan kembali. Bagus, Ibu telah b isa melakukanya.
Tindak Lanjut : Baiklah Bu, Mari kita masukan kejadwal harian Ibu. Setiap kali Ibu
merasa khawatir, Ibu bisa langsung mempraktekan cara ini. Dan latih juga sesuai jadwal
yang sudah Ibu buat.
Kontrak : Besok pagi kita bertemu lagi. Saya akan mengajarkan latihan yang kedua yakni
relaksasi otot progressif dengan cara mengendurkan dan mengencangkan seluruh otot- otot
Ibu agar tetap relaks dan nyaman. Bagaimana kita bertemu jam 9.00 -9.15, disini ?
Assalamualaikum WW
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN BERDUKA DISFUNGSIONAL
A. PENGKAJIAN
1. Pengertian
Berduka disfungsional adalah keadaan dimana individu atau kelompok mengalami
berduka yang berkepanjangan dan terlibat dalam aktivitas yang menyimpang (Carpenito,
1999/2000).
2. Tanda dan gejala yang harus terdapat pada klien yang mengalami berduka
disfungsional,antara lain:
1) Adaptasi terhadap kehilangan yang tidak berhasil
2) Depresi, menyangkal yang berkepanjangan
3) Reaksi emosional yang lambat
4) Tidak mampu menerima pola kehidupan yang normal
Tanda yang mungkin terdapat pada klien yang mengalami berduka disfungsional, antara
lain:
1) Isolasi sosial atau menarik diri
2) Gagal untuk mengembangkan hubungan/ minat-minat baru
3) Gagal untuk menyusun kembali kehidupan setelah kehilangan
B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Berduka disfungsional
C. TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Tindakan keperawatan pada klien
a. Tujuan:
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
2) Klien dapat mengenali peristiwa kehilangan yang dialami klien
3) Klien dapat memahami hubungan antara kehilangan yang dialami dengan keadaan
dirinya
4) Klien dapat mengidentifikasi cara-cara mengatasi berduka yang dialaminya
5) Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung
b. Tindakan:
1) Membina hubungan saling percaya dengan klien
2) Berdiskusi mengenai kondisi klien saat ini (kondisi pikiran, perasaan, fisik, sosial,
dan spiritual sebelum/ sesudah mengalami peristiwa kehilangan dan hubungan
antara kondisi saat ini dengan peristiwa kehilangan yang terjadi).
3) Berdiskusi cara mengatasi berduka yang dialami
a. Cara verbal (mengungkapkan perasaan)
b. Cara fisik (memberi kesempatan aktivitas fisik)
c. Cara sosial (sharing melalui self help group)
d. Cara spiritual (berdoa, berserah diri)
4) Memberi informasi tentang sumber-sumber komunitas yang tersedia untuk
saling memberikan pengalaman dengan seksama.
5) Membantu klien memasukkan kegiatan dalam jadual harian.
6) Kolaborasi dengan tim kesehatan jiwa di Puskesmas
I. Orientasi
1. Salam terapeutik : Assalamuaalaikum WW... Selamat pagi ibu. Saya suster...., mahasiswa
ners ......, Biasa dipanggil Suster............Nama ibu siapa ? Biasanya dipanggil apa ?
2. Evaluasi/validasi : Bagaimana perasaan ibu pagi ini, apakah ibu sudah merenungkan apa
yang sudah dibicarakan dengan dokter kemarin?
3. Kontrak
a. Topik : Seperti yang sudah dibicarakan dengan dokter kemarin, Bagaimana bu kalau
kita bicara tentang prosedur pengangkatan kaki ibu yang akan kita lakukan siang
nanti?
b. Tempat : menurut ibu dimana enaknya kita berbincang – bincang ? Bagaimana kalau
diruang ini saja?
c. Waktu : Berapa lama ibu bersedia berbincang – bincang dengan saya ? Bagaimana
jika 30 menit saja?
II. Kerja :
Apakah ibu sudah memahami mengapa kami harus melakukan prosedur tersebut?
Bagaimana pemahaman ibu tersebut, bisa ibu ceritakan pada saya? Betul sekali bu, jika
tidak dilakukan amputasi, luka di kaki ibu akan semakin memburuk dan akibatnya akan
lebih berbahaya bagi keselamatan ibu. Bagaimana perasaan ibu tentang prosedur tersebut?
Ibu, saya berada di sini untuk membantu ibu mengeluarkan perasaan ibu tersebut, perasaan
marah dan ttidak menerima, menangis adalah wajar dirasakan oleh seseorang yang merasa
akan kehilangan sesuatu. Begitu juga dengan ibu, dengan ibu mengeluarkan perasaan ibu
akan membantu ibu menghadapi rasa kehilangan yang amat sangat nantinya.
Apakah ibu sudah pernah mengalami kehilangan sebelumnya? Peristiwa apa yang
sebelumnya terjadi, bisa ibu ceritakan pada saya? Bagaimana perasaan ibu saat peristiwa
lalu terjadi? Apa yang sudah ibu lakukan terhadap rasa kehilangan tersebut? Apakah
menurut ibu cara tersebut berhasil menghilangkan perasaan tersebut? Berapa lama setelah
cara tersebut dilakukan ibu mulai menghilangkan rasa kehilangan tersebut dan kembali
percaya diri? Menurut ibu apakah cara tersebut dapat bermanfaat bagi ibu? Apa saja
manfaat bagi ibu?
Menurut ibu apakah cara ibu tersebut dapat merugikan diri ibu dan orang lain? (Jika ada)
bisa ibu sebutkan?
Bagus, apa yang ibu lakukan itu sudah benar. Saat ibu merasakan kegalauan akibat
kehilangan, ibu menangis. Itu hal yang wajar bu. Menangis adalah ekspresi perasaan, ibu
bisa mencurahkan perasaan ibu melalui menangis. Saya punya cara lain untu
menghilangkan perasaan sementara itu yaitu teknik relaksasi nafas dalam, disertai meditasi,
perenungan. Caranya ibu tarik nafas melalui hidung, rasakan paru-paru ibu penuh dengan
ketenangan, kemudian hembuskan melalui mulut, sambil membuang jauh-jauh rasa
kehilangan yang dialami ibu. Bisa kita lakukan bu? Bagus apa yang ibu sudah lakukan.
Kemudian ibu coba lakukan perenungan, ibu cari dulu apa arti kehilangan tersebut
bagi ibu, lalu ibu pahami alasan mengapa harus mengalami kehilangan tersebut dari
pandangan yang positif. Ibu bisa mengingat apa yang ibu bisa lakukan terhadap kehilangan
tersebut. Dahulu ibu katakan, ibu mengikuti kegiatan sosial untuk mengurangi rasa
kehilangan orangtua ibu. Pada kondisi saat ini, mungkin ibu bisa mencari kemampuan ibu
yang lain yang tanpa harus mengandalkan kaki ibu? Menurut ibu kemampuan apa yang ibu
miliki? Bagus bu, ibu sudah banyak menceritakan banyak hal yang bermanfaat bagi ibu
untuk menghadapi kehilangan nanti. Wajar bagi ibu untuk merasakan kesedihan tersebut
selama beberapa waktu, namun saya yakin ibu akan menghadapinya secara positif
nantinya. Saya rasa ibu sudah siap secara mental.
III. Terminasi
a. Evaluasi subyektif
Nah ... ibu, kita sudah bagaimana ibu menghadapi prosedur nanti/ Bagaimana perasaan ibu
sekarang ? Adakah manfaat yang ibu dapatkan
b. Evaluasi objektif
Coba ibu sebutkan tadi, bagaimana ibu akan menghadapi rasa kehilangan setelah prosedur
siang ini? Betul sekali ...... bagus ibu mengingat dengan baik.
c. Rencana tindak lanjut
Baiklah bu sesuai dengan waktu yang kita sepakati kita telah berbincang-bincang selama 30
menit. Kalau begitu bu ... ibu bisa mulai latihan relaksasi dan belajar memahami kehilangan
setelah ini.
d. Kontrak yang akan datang
1) Topik : Bu ..... nanti saya akan kesini lagi. Mungkin saya tidak mendampingi ibu saat
prosedur. Tapi saya akan kembali setelah ibu pulih dan kembali ke ruang perawatan. Kita
coba belajar teknik relaksasi pada situasi nanti.
2) Tempat : Mungkin nanti kita akan bertemu lagi di ruang ini.
3) Waktu : Ibu, prosedur akan selesai sekitar jam 12, dan terdapat waktu sampai ibu pulih
dan kembali ke ruang rawat, sekitar pukul 13.30 saya akan kembali ke sini. Baiklah ibu.
Saya
permisi dulu . Assalamualaikum
ASUHAN KEPERAWATAN HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL
I. Pengertian
Persepsi diri yang negatif dalam berespon terhadap situasi yang terjadi
a. Tujuan Umum
Klien mampu mencapai kembali harga diri terdahulu yang positif.
b. Tujuan Khusus
Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga diri dan
pemecahan masalah yang efektif.
c. Intervensi Keperawatan
1) Tingkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga diri dan pemecahan
masalah yang efektif dengan cara :
a) Bantu pasien untuk mengidentifikasi perubahan perasaan diri.
b) Bantu pasien dalam menggambarkan dengan jelas keadaan evaluasi diri yang
positif yang terdahulu.
c) Eksplorasi bersama pasien lingkungan organisasi pekerjaan (kestabilan organisasi,
konflik interpersonal, ancaman terhadap pekerjaan saat ini.
d) Bantu pasien mengkaji pilihan yang realistik terhadap diri di dalam organisasi
yang telah ada dan kemungkinan kesempatan kerja lain, dalam jangka panjang
atau jangka pendek.
e) Ikut sertakan pasien dalam pemecahan masalah (mengidentifikasi tujuan yang
meningkat dan mengembangkan rencana tindakan untuk memenuhi tujuan).
A. Stategi Komunikasi
I. Orientasi :
1. Salam terapeutik
Assalamuaalaikum. Selamat pagi Bu/Pak! Perkenalkan Saya Ns ........... , saya biasanya
dipanggil Ns............Nama lengkap Ibu/Bapak siapa? Senangnya dipanggil siapa ?”.
2. Evaluasi / validasi : “Bapak/Ibu sudah dirawat berapa hari di sini?” “Apa keluahan yang
Bapak/ibu hari ini?” “Dengan kondisi yang bapak/ibu alami seperti ini, apa yang Bapak/ibu
rasakan?” “apa yang bapak/ibu lakukan untuk mengatasi perasaan tadi?”
3. Kontrak :
a. Topik :” Bagaimana Bu /Pak , kalau kita bicarakan tentang perasaan yang Ibu / Bapak
rasakan tadi? ”.
b. Tempat : “ Menurut Ibu/Bapak dimana enaknya kita berbincang – bincang ?”.
c. Waktu : “kalau kita bicarakan hal tersebut selama 20 menit, apakah bapak/ibu
bersedia?”.
II. Kerja :
“Coba dijelaskan, sejak berapa lama bapak/ibu merasakan keluhan tersebut?”
“Apakah pernah berobat sebelumnya (Kapan/dimana)?”
“Apakah Bapak/ibu kontrol rutin? Bagaimana obatnya, apakah diminum teratur?”
“Bagaimana dengan pantangan atau diet yang dianjurkan dan dilarang, selama bapak/ibu sakit
patuh atau tidak?”
“Apakah di keluarga bapak/ibu ada yang pernah menderita sakit seperti ini juga?”
“Berapa usia bapak/ibu sekarang?”
“Apakah Bapak/ibu sekarang masih bekerja?” “Sekarang bapak/ibu kan sedang tidak bekerja,
apakah muncul perasaan sedih, bersalah atau perasaan yang lain?
“Apakah bapak/ibu sudah berkeluarga?” “Dengan siapa saja bapak/ibu tinggal di rumah?”
“Dengan keadaan dirawat seperti ini bagaimana dengan keadaan di keluarga bapak/ibu?”
“Dengan keadaan bapak/ibu sekarang, apa yang anda pikirkan dengan perawatan di RS
sekarang?” “Apakah bapak/ibu merasa malu, sedih, tidak berharga atau yang lainnya? Sering
tidak merasa seperti itu?”
“Apakah Bapak/Ibu merasa terganggu dengan semua penyakit dan semua tindakan perawatan
yang anda dapatkan?”
“Apakah hal itu mengganggu aktifitas sehari-hari bapak/ibu?”
“Apakah yang Bapak/ibu lakukan jika perasaan yang bapak/ibu sebutkan tadi muncul?”
“siapa yang merawat bapak/ibu di rumah?”
“Apakah di daerah bapak/ibu ada pelayanan kesehatan seperti puskesmas atau RS?” ‘jauh atau
tidak?” “pernah tidak periksa ke sana?”
“Siapa yang membiayai perawatan bapak/ibu selama sakit? Biaya mandiri, asuransi atau yang
lain?
“Bapak/ibu yakin tidak akan menjadi lebih baik setelah dirawat di sini?”
“Baik Bapak/ibu, saya akan mengukur TTVnya dahulu”
a. Evaluasi subyektif :
Nah ... kita sudah berbincang – bincang tentang perasaan Ibu/Bapak terhadap diri
Ibu/Bapak. Bagaimana perasaannya sekarang ?”
b. Evaluasi objektif :
“ Coba Ibu/Bapak hal positif apa yang Ibu/Bapak miliki? bagaimana hubungan antara
penilaian diri positif dengan kemampuan pemecahan masalah? Bagus sekali Ibu/Bapak”.
c. Rencana tindak lanjut :
“Baiklah Ibu/Bapak, sesuai dengan janji kita telah berbincang – bincang selama 30 menit.
Nanti, Ibu/Bapak bisa menggali hal-hal positif apa lagi yang Ibu/Bapak miliki yang
belum kita bahas”.
d. Kontrak yang akan datang :
Topik : Ibu/Bapak, bagaimana kalo saya ke sini lagi untuk membicarakan tentang apa
yang bisa dilakukan untuk meningkatkan harga diri Ibu/Bapak “
Tempat : Dimana sebaiknya kita bertemu nanti bu ?
Bagaimana kalau di ruangan ini lagi.
Waktu : bapak / ibu maunya jam berapa ? Bagaimana kalau minggu depan jam 9 saya
datang ? Baiklah bu.........Saya permisi dulu . Assalamualaikum WW. Selamat Pagi.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN KEPUTUSASAAN
A. Pengertian
Keputusasaan merupakan keadaan subjektif seorang individu yang melihat keterbatasan
atau tidak ada alternatif atau pilhan pribadi yang tersedia dan tidak dapat memobilisasi
energi yang dimilkinya.
C. Pengkajian Fokus
1. Faktor Predisposisi
a. Biologis
1) Latar belakang genetik : ada riwayat keluarga tentang depresi
2) Status Nutrisi : Snoreksia, tidak ada perbaikan nutrisi, BB kurang (kurus/terlalu
kurus), BB lebih (gemuk/terlalu gemuk) atau BB tidak ideal.
3) Status Kesehatan secara umum: riwayat penyakit kanker riwayat penyakit
neurologis (epilepsi, trauma kepala), riwayat gangguan pada jantung (PJB,
PJK, Hipertensi, aterosklerosis), riwayat gangguan paru-paru (TBC, PPOM,
udem paru, asma, embolisme paru, dll), riwayat penyakit endokrin, riwayat
penggunaan zat.
4) Sensitifitas biologi : ketidakseimbangan elektrolit, gangguan pada sistem
limbik, thalamus, kortek frontal, GABA, norepinefrin, serotonin.
5) Paparan terhadap racun, sindrom alcohol saat janin.
b. Psikologis
1) Intelegensi : RM ringan – RM sedang : IQ
2) Kemampuan verbal: Gagap, tidak mampu mengungkapkan apa yang
dipikirkannya.
3) Moral
4) Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : perpisahan traumatik
dengan orang yang berarti, penolakan dari keluarga, perceraian, kekerasan
dalam rumah tangga, diturunkan dari jabatannya, konflik dengan rekan kerja,
penganiayaan seksual, seringkali mengalami kegagalan, episode depresi
sebelumnya.
5) Konsep diri : konsep diri negatif, ideal diri yang tidak realistis, kurang
penghargaan
6) Motivasi : kurang dukungan sosial, kurang dukungan dari diri sendiri
7) Pertahanan psikologis: self control yang kurang
c. Sosiokultural
1) Usia : < 40 tahun
2) Gender : Wanita > laki-laki
3) Pendidikan : tidak sekolah, pendididkan rendah (hanya tamat SD, SMP), putus
sekolah, tidak mampu menyelesaikan tugas-tugas, tinggal kelas
4) Pendapatan: kurang/rendah : dibawah umr, tidak mandiri dalam ekonomi.
5) Pekerjaan: pengangguran, PHK, pekerjaan tidak tetap
6) Status & peran sosial kegagalan berperan sosial.
7) Latar belakang agama dan keyakinan kurang /tidak menjalankan ajaran agama
dan keyakinan, kehilangan rutinitas ibadah.
8) Keikutsertaan dalam politik : pengurus partai politik, post power syndrome
9) Pengalaman sosial: sering mengalami penolakan kelompok sebaya
2. Faktor Presipitasi
a. Nature
1) Faktor Biologis :
a) Status nutrisi : tidak ada perbaikan nutrisi, BB tidak ideal.
b) Status Kesehatan secara umum: menderita penyakit kronik atau terminal,
kehilangan salah satu anggota badan.
c) Sensitifitas biologi : ketidakseimbangan elektrolit, gangguan pada sistem
limbik, thalamus, kortek frontal, GABA, norepinefrin, serotonin.
2) Faktor Psikologis Intelegensi :
a) RM ringan (IQ 50 – 70), RM sedang (IQ 35 – 50).
b) Kemampuan verbal : buta, tuli, gagap, pelo, adanya pembatasan kontak
sosial, lokasi tempat tinggal yang terisolasi.
c) Moral : melanggar norma dan nilai di masyarakat
d) Kepribadian : menghindar, ambang.
3) Pengalaman yang tidak menyenangkan : korban perkosaan, perceraian,
perpisahan dengan orang yang berarti, KDRT, diturunkan dari jabatannya,
konflik dengan rekan kerja.
4) Faktor Sosial Budaya: putus sekolah, PHK, turun jabatan, penolakan dari orang
yang berarti, pendapatan yang rendah.
b. Origin
Internal : persepsi individu yang tidak baik tentang dirinya, orang lain dan
lingkungannya.
Eksternal : kurangnya dukungan keluarga, kurang dukungan masyarakat, kurang
dukungan kelompok/teman sebaya
c. Number
Stres terjadi dalam waktu dekat dan stress terjadi secara berulang-ulang/ terus
menerus
d. Timing: sumber stres lebih dari satu dan stres dirasakan sebagai masalah yang
sangat berat
4. Sumber Koping
a. Personal Ability
1) Kurang komunikatif
2) Hubungan interpersonal yang kurang baik
3) Kurang memiliki kecerdasan dan bakat tertentu.
4) Mengalami gangguan fisik
5) Perawatan diri yang kurang baik
6) Tidak kreatif
b. Sosial Support
1) Hubungan yang kurang baik dengan individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat.
2) Kurang terkibat dalam organisasi sosial/kelompok sebaya
3) Ada konflik nilai budaya
c. Material Asset
1) Penghasilan kurang
2) Sulit memperoleh layanan kesehatan
3) Tidak memiliki pekerjaan/posisi
29
d. Positive Belief
1) Tidak memiliki keyakinan dan nilai positif
2) Kurang memiliki motivasi
3) Kurang berorientasi pada pencegahan (lebih senang
melakukan pengobatan)
D. Intervensi
1. Tujuan Khusus : Klien mampu:
a. Membina hubungan saling percaya
b. Mengenal masalah keputusasaannya
c. Berpartisipasi dalam aktivitas
d. Menggunakan keluarga sebagai system pendukung
2. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya
1) Ucapkan salam
2) Perkenalkan diri : sebutkan nama dan panggilan yang disukai
3) Jelaskan tujuan pertemuan
4) Dengarkan klien dengan penuh perhatian
5) Bantu klien penuhi kebutuhan dasarnya.
b. Klien mengenal masalah keputusasaannya
1) Beri kesempatan bagi klien mengungkapkan perasaan
sedih/kesendirian/keputusasaannya.
2) Tetapkan adanya perbedaan antara cara pandang klien terhadap
kondisinya dengan cara pandang perawat terhadap kondisi klien.
3) Bantu klien mengidentifikasi tingkah laku yang mendukung putus asa :
pembicaraan abnormal/negative, menghindari interaksi dengan
kurangnya partisipasi dalam aktivitas.
4) Diskusikan dengan klien cara yang biasa dilakukan untuk mengatasi
masalah, tanyakan manfaat dari cara yang digunakan.
5) Dukung klien untuk menggunakan koping efektif yang selama ini
digunakan oleh klien.
6) Beri alternative penyelesaian masalah atau solusi.
7) Bantu klien mengidentifikasi keuntungan dan kerugian dari tiap
alternative.
8) Identifikasi kemungkinan klien untuk bunuh diri (putus asa adalah
factor risiko terbesar dalam ide untuk bunuh diri) : tanyakan tentang
rencana, metode dan cara bunuh diri.
c. Klien berpartisipasi dalam aktivitas
1) Identifikasi aspek positif dari dunia klien (“keluarga anda menelepon RS
setiap hari untuk menanyakan keadaanmu ?”
2) Dorong klien untuk berpikir yang menyenangkan dan melawan rasa
putus asa.
3) Dukung klien untuk mengungkapkan pengalaman yang mendukung
pikiran dan perasaan yang positif.
4) Berikan penghargaan yang sungguh-sungguh terhadap usaha klien
dalam mencapai tujuan, memulai perawatan diri, dan berpartisipasi
dalam aktivitas.
d. Klien menggunakan keluarga sebagai system pendukung
1) Bina hubungan saling percaya dengan keluarga :
a) Ucapkan salam.
b) Perkenalkan diri : sebutkan nama dan panggilan yang disukai.
c) Tanyakan nama keluarga, panggilan yang disukai, hubungan dengan
klien.
d) Jelaskan tujuan pertemuan.
e) Buat kontrak pertemuan.
2) Identifikasi masalah yang dialami keluarga terkait kondisi putus
asa klien
3) Diskusikan upaya yang telah dilakukan keluarga untuk membantu klien
mengatasi masalah dan bagaimana hasilnya.
4) Tanyakan harapan keluarga untuk membantu klien mengatasi
masalahnya.
5) Diskusikan dengan keluarga tentang keputusasaan :
a) Arti, penyebab, tanda-tanda, akibat lanjut bila tidak diatasi.
b) Psikofarmaka yang diperoleh klien: manfaat, dosis, efek samping,
akibat bila tidak patuh minum obat.
c) Cara keluarga merawat klien
d) Akses bantuan bila keluarga tidak dapat mengatasi kondisi klien
(Puskesmas, RS)
STRATEGI PELAKSANAAN KEPUTUSASAAN
I. Stategi Komunikasi
A. Orientasi :
Salam terapeutik
Assalamualaikum wr.wb. Selamat pagi Bu/Pak ? . Perkenalkan Saya suster ,
mahasiswa ners ......... ,senang dipanggil Suster ............ Nama Ibu/Bapak siapa?
Senangnya dipanggil siapa ?”. Saya datang ke sini untuk membantu Ibu/Bapak
menyelesaikan masalah Ibu/Bapak “.
Evaluasi / validasi : “ Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini ? Bagaimana
tidurnya semalam ? “
Kontrak :
Topik :” Bagaimana Bu /Pak , kalau kita berbincang-bincang tentang perasaan
sedih yang Ibu / Bapak rasakan saat ini ? ”.
Tempat : “ Menurut Ibu/Bapak dimana enaknya kita berbincang – bincang ?
Bagaimana kalau di tempat ini saja”.
Waktu : “Bagaimana kalo kita berbincang-bincang selama 30 menit saja. Apakah
Bapak/Ibu bersedia ?”.
B. Kerja :
“Coba Ibu/Bapak ceritakan kepada saya tentang perasaan sedih yang Ibu/Bapak
rasakan saat ini”. “ Suster sangat mengerti perasaan Ibu/Bapak”.
“ Sudah berapa lama perasaan itu Ibu/Bapak rasakan ?”.
“ Coba Ibu/Bapak ceritakan yang terjadi sehingga Ibu/Bapak merasa seperti itu ?”.
“ Kapan masalah tersebut terjadi ?” apa yang Ibu/Bapak pikirkan tentang orang lain
di sekitar Ibu/Bapak ?”.
“Bagaimana pandangan Bapak/Ibu tentang kondisi Bapak/Ibu saat ini”
“Menurut suster sendiri, Bapak/Ibu saat ini mengalami hal yang disebut dengan
keputu sasaan”.
“keputusasaan adalah suatu keadaan dimana seseorang itu melihat keterbatasan atau
tidak ada pilihan lain lagi untuk menyelesaikan masalahnya. Namun, di balik semua
itu, sebenarnya ia masih memiliki potensi untuk menyelesaikan masalah”
“Saat Bapak/Ibu merasa sangat sedih dan merasa putus asa, apa yang Bapak/Ibu
lakukan ?”
“ Begitu yach Pak/Bu, menurut suster, dengan Bapak/Ibu menyendiri di kamar,
menghindari berbicara dengan orang lain dan berbicara hal-hal yang negatif, akan
menambah rasa putus asa yang Bapak/Ibu rasakan. Selama ini apakah seperti itu
yang Bapak/Ibu rasakan ?”.
“Cara apa yang biasa Bapak/Ibu lakukan saat Bapak/Ibu lagi ada masalah ?”.
“ Apa manfaat dari cara yang Bapak/Ibu gunakan tersebut ?”.
“ Pak/Bu, bagaimana kalau suster memberitahukan tentang cara yang baik untuk
menyelesaikan masalah ?”
“Ada beberapa hal yang Bapak/Ibu bisa lakukan, misalnya, menceritakan masalah
Bapak/Ibu kepada orang lain yang Bapak/Ibu percaya. Dengan demikian beban
yang Bapak/Ibu rasakan setidaknya bisa berkurang. Selain itu, Bapak/Ibu juga bisa
meminta masukan dari orang lain untuk penyelesaian masalah Bapak/Ibu”. Yang
kedua, mungkin Bapak/Ibu bisa mengikuti kegiatan-kegiatan ibadah, atau
memperbanyak membaca buku-buku pembangun jiwa, atau bisa mengikuti
perkumpulan-perkumpulan sosial yang positif dan lain sebagainya”
“Bapak/Ibu tadi mengatakan bahwa bila Bapak/Ibu punya masalah biasanya
Bapak/Ibu banyak melakukan aktivitas-aktivitas fisik seperti olahraga. Betul yach
Pak/Bu. Nah, itu juga bisa menjadi salah satu cara yang bisa Bapak/Ibu lakukan
bila lagi sedih atau murung”.
“Bapak/Ibu, tiap cara-cara tadi memiliki kelebihan dan kekurangan, misalnya kalau
tiap ada masalah Bapak/Ibu hanya bisa olahraga, capek juga, tetapi di balik itu, ia
bisa meningkatkan kebugaran tubuh yang akan menjernihkan pikiran dan
mengarahkan Bapak/Ibu ke arah yang positif. Sebaiknya, beberapa cara tersebut
bisa digunakan secara bergantian”.
“Selama ini, apa Bapak/Ibu pernah berpikir ingin mengakhiri hidup ?”
“bagus sekali Pak/Bu kalau memang belum pernah ada pikiran seperti itu”.
C. Terminasi
Evaluasi subyektif :
Nah ... Pak/Bu, bagaimana perasaannya setelah kita berbincang – bincang
tentang perasaan Ibu/Bapak tadi ?”.
Evaluasi objektif :
“ Coba Ibu/Bapak menyebutkan apa sebenarnya yang Bapak/Ibu alami saat ini ? ”.
“ Coba Ibu ulangi, apa yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan masalah ?”.
“Bagus sekali Pak/Ibu”.
Rencana tindak lanjut :
“Baiklah Ibu/Bapak, sesuai dengan janji kita telah berbincang – bincang selama
30 menit. Dan tadi Bapak/Ibu telah mengetahui cara untuk menyelesaikan masalah,
setelah ini, Bapak/Ibu bisa mencoba untuk mulai menerapkannya. Bagaimana, apa
Bapak/Ibu bersedia melakukannya ?”.” Bagus sekali Pak/Bu”.
Kontrak yang akan datang :
Topik : Ibu/Bapak, bagaimana kalau saya ke sini lagi untuk membicarakan tentang
kegiatan-kegiatan yang bisa mengurangi/menghilangkan rasa putus asa”
Tempat : Dimana sebaiknya kita bertemu nanti bu ?, Bagaimana kalau di ruangan
ini lagi.
Waktu : Bapak/Ibu maunya jam berapa ? Bagaimana kalau minggu depan jam 9
saya datang ?
Baiklah bu.........Saya permisi dulu . Assalamualaikum WW. Selamat Pagi.
1. Pengertian
Ketidakberdayaan adalah persepsi seseorang bahwa tindakannya tidak akan
mempengaruhi hasil secara bermakna; suatu keadaan dimana individu kurang dapat
mengendalikan kondisi tertentu atau kegiatan yang baru dirasakan.
b. Data Objektif
1) Ketidakmampuan untuk mencari informasi tentang perawatan
2) Tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan saat diberikan
kesempatan
3) Enggan mengungkapkan perasaan sebenarnya
4) Ketergantungan terhadap orang lain yang dapat mengakibatkan
iritabilitas, ketidaksukaan, marah, dan rasa bersalah
5) Gagal mempertahankan ide/pendapat yang berkaitan dengan orang lain
ketika mendapat perlawanan
6) Apatis dan pasif
7) Ekspresi muka murung
8) Bicara dan gerakan lambat
9) Tidur berlebihan
10) Nafsu makan tidak ada atau berlebihan
11) Menghindari orang lain
4) Sensitifitas Biologi
Dopamine-serotonin seimbang, ABA, asetilkolin I SSP
5) Paparan terhadap racun
Tidak terpapar insektisida
Tidak terjadi penyalahgunaan zat
Psikologis
1) Intelegensi
IQ normal
2) Keterampilan verbal
Mampu berkomunikasi verbal dan non verbal secara efektif
Bicara dan gerakan lambat
Wajah murung
3) Moral
Membimbing dan menyiapkan generasi di bawahnya
Menyesuaikan diri dengan yang lebih tua
Mampu membedakan dan memilih mana yang baik dan buruk
4) Kepribadian
Struktur mental seimbang
5) Pengalaman masa lalu
Tidak ada riwayat gangguan dalam proses tumbuh kembang
Pengalaman masa lalu dapat dijadikan pelajaran
6) Konsep diri
Menerima perubahan fisik dan psikologis yang terjadi
Merasa puas dengan hidupnya
Rasa bersalah, marah, ketidaksukaan
Frustasi
Keragu-raguan
Tidak puas
7) Motivasi
Motivasi tinggi dalam mengembangkan minat dan hobi
8) Pertahanan psikologi
Kebiasaan koping adaptif
Merasa nyaman dengan pasangan hidup
9) Self control
Mampu menahan diri terhadap dorongan yang kurang positif
10) Mengungkapkan
Bahwa tidak mempunyai kemampuan mengendalikan atau
mempengaruhi situasi
Tidak dapat menghasilkan sesuatu
Ketidakpuasan
Frustasi
Ketidakmampuan melakukan tugas
Keragu-raguan terhadap penampilan pera
Ketidakmampuan melakukan perawatan diri
Sosial Budaya
1) Usia: 30-60 tahun
2) Gender : laki-laki/perempuan
3) Pendidikan : mempunyai latarbelakang pendidikan formal dan nonformal
yang adekuat
4) Pendapatan : mempunyai pendapatan
5) Pekerjaan : puas dengan pekerjaan yang dimiliki
6) Status social :
telibat dalam kegiatan masyarakat
perhatian dan peduli dengan oranglain
menghindari oranglain, enggan bergaul
7) Latar belakang budaya : tidak memiliki nilai budaya
8) Agama dan keyakinan : memiliki religi yang baik, menjalankan ajaran
agama yang dianut
9) Keikutsertaan dalam politik : berpartisipasi aktif
10) Pengalaman social : berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan
11) Peran social : memperhatikan keluarga
b. Faktor Presipitasi
Nature
1) Biologi
2) Psikologis
3) Sosial Budaya
Origin
1) Internal : dapat menerima perubahan fisik dan psikologis yang terjadi
2) Eksternal : keluarga mendukung, masyarakat menerima dan mendukung
keberadaannya
Timing
1) Waktu terjadinya : usia 30-60 tahun
2) Lamanya stimulus : seberapa lama, waktu berlangsungnya, seberapa sering
Number
1) Jumlah stressor lebih besar dari satu
c. Penilaian Terhadap Stressor
1) Kognitif : stressor sebagai tantangan untuk berkembang
2) Afektif : reaksi emosi sesuai stressor dan adekuat
3) Fisiologis : peningkatan tekanan darah, nadi, oksigen, glukosa, dan
kolesterol dalam darah
4) Behaviour : perilaku menghadapi stressor dan menyelesaikannya
5) Respon Sosial : mencari informasi sesuai dengan masalah klien
d. Sumber Koping
Personal ability
1) Problem solving skills
2) Kesehatan dan energy
3) Social skill
4) Pengetahuan dan intelegensi individu
5) Identitas ego yang kuat
Social support
1) Hubungan antar individu, keluarga, kelompok masyarakat : mendapat
dukungan dari keluarga dan masyarakat, diterima menjadi bagian dari
keluarga dan masyarakat
2) Komitmen dengan jaringan social: ikut dalam kegiatan atau perkumpulan
masyarakat
3) Budaya yang stabil: tidak ada pertentangan nilai
budaya Material asset
1) Penghasilan individu
2) Barang atau benda yang dimiliki
3) Pelayanan dan jaminan kesehatan
Positive belief
1) Keyakinan dan nilai
2) Motivasi
3) Orientasi kesehatan pada pencegahan
e. Mekanisme Koping
Konstruktif
1) Menilai pencapaian hidup
2) Menilai nyaman dengan pasangan
3) Menerima perubahan fisik dan psikologis yang terjadi
4) Membimbing dan menyiapkan generasi di bawahnya
5) Menyesuaikan diri dengan orang yang lebih tua
6) Kreatif
7) Produktif
8) Perhatian dan peduli dengan orang lain
9) Mengembangkan minat dan hobi
Destruktif
1) Tidak kreatif
2) Tidak mempunyai hubungan akrab
3) Tidak memiliki pekerjaan
4) Tidak bertanggungjawab terhadap keluarga
5) Ketidakmampuan dalam mencari informasi tentang perawatan
6) Tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan saat diberikan
kesempatan
7) Enggan mengungkapkan perasaan yang sebenarnya
8) Ketergantungan terhadap orang lain
9) Gagal mempertahankan ide
4. Intervensi Keperawatan
a. Intervensi
Tujuan Umum
Pasien mampu mengambil keputusan yang efektif untuk mengendalikan situasi
kehidupannya
Tujuan Khusus
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya
2) Klien dapat mengenali dan mengekspresikan emosinya
3) Klien dapat memodifikai pola kognitif yang negative
4) Klien dapat berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang
berkenaan dengan perawatannya sendiri
5) Termotivasi untuk aktif mencapai tujuan yang realistis
Intervensi Keperawatan
SP 1 : Pasien mampu berpartisipasi dalam memutuskan perawatan dirinya
1. mendiskusikan penyebab ketidakberdayaan
2. mendiskusikan cara mengatasi ketidak berdayaan
3. Beri kesempatan pasien untuk bertanggung jawab terhadap
perawatan dirinya
4. Beri kesempatan menetapkan tujuan perawatan dirinya (mis:
pasien memili apakah mau mandi, sikat gigi atau gunting kuku
5. Beri kesempatan untuk menetapkan aktifitas perawatan diri untk
mencapai tujuan (jika pasien memilih mandi, bantu pasien untuk
menetapkan aktifitas untuk mandi ( Bawa sabun mandi, handuk,
pakaian bersih dll)
6. Ajarkan cara melakukan aktifitas yang telah ditetapkan
7. Jadwalkan kegiatan cara berkenalan dengan satu orang
A. Diagnosa Keperawatan
Ketidakberdayaan
Intervensi Keperawatan
SP 1 : Pasien mampu berpartisipasi dalam memutuskan perawatan dirinya
1. mendiskusikan penyebab ketidakberdayaan
2. mendiskusikan cara mengatasi ketidak berdayaan
3. Beri kesempatan pasien untuk bertanggung jawab terhadap
perawatan dirinya
4. Beri kesempatan menetapkan tujuan perawatan dirinya (mis:
pasien memili apakah mau mandi, sikat gigi atau gunting kuku
5. Beri kesempatan untuk menetapkan aktifitas perawatan diri untk
mencapai tujuan (jika pasien memilih mandi, bantu pasien untuk
menetapkan aktifitas untuk mandi ( Bawa sabun mandi, handuk, pakaian
bersih dll)
6. Ajarkan cara melakukan aktifitas yang telah ditetapkan
7. Jadwalkan kegiatan cara berkenalan dengan satu orang
B. Strategi Komunikasi
Orientasi
Salam Terapeutik :
” Assalamualaikum, selamat pagi Ibu, perkenalkan saya perawat Ririn, panggil saja saya
Ririn. Saya adalah mahasiswa ners .........saya bertugas merawat mbak selama 2 hari yaitu
pagi ini dan minggu depan hari yang sama mulai dari jam 8.00 sampai dengan jam 14.00
WIB. Dengan Ibu A, betul? Ibu senang dipanggil siapa? Baiklah, kalau begitu saya panggil
Ibu A.
Evaluasi/Validasi :
“Bagaimana perasaan Ibu A pagi hari ini ? jadi sekarang Ibu pusing karena semalam tidak
bisa tidur karena perut ibu mual?”
Kontrak :
“Bagaimana kalau sekarang kita bercakap-cakap tentang apa yang Ibu A rasakan
sehubungan dengan kondisi Ibu A sekaligus cara mengatasinya? Sekitar 30 menit dari
jam 08.00 s/d
08.30. Ibu A sukanya kita bercakap-cakap disini atau mungkin di tempat lain? Baiklah,
disini juga boleh”
Kerja :
“tadi Ibu A mengatakan kalau semalam tidak bisa tidur karena perut Ibu terasa mual, sejak
kapan hal itu terjadi? Sejak kapan Ibu A memiliki penyakit maag? Apa yang Ibu lakukan
kalau maagnya kambuh? Coba Ibu A ceritakan, adakah penyakit lain yang pernah Ibu A
alami? Apakah sebelumnya Ibu pernah dirawat? Dimana? Berapa lama dulu Ibu dirawat
disini? Apakah di keluarga ada yang memiliki penyakit keturunan seperti darah tinggi,
jantung, sakit gula atau yang lainnya? Apakah Ibu A teratur memeriksakan kesehatan ke
tempat pelayanan kesehatan? Kapan terakhir Ibu A memeriksakan diri? Sebelum sakit,
bagaimana nafsu makan Ibu? Apakah ada jenis makanan yang Ibu A hindari? Apakah Ibu
A memiliki alergi? Coba ceitakan.Apakah Ibu A merokok atau mengkonsumsi alkohol atau
obat-obatan tertentu? Apa yang Ibu ketahui tentang penyakit maag? Bagaiman persaaan
Ibu A mengalami sakit ini? Apa yang Ibu lakukan setelah Ibu tau mengalami sakit
maag?Bagaimana respon orang-orang terdekat terhadap sakit maag Ibu A?Maaf Ibu,
sekarang usia Ibu A berapa? Selama Ibu A dirawat, siapa yang menunggui Ibu disini? Ibu
mengatakan ditunggui oleh adik, apakah Ibu sudah berkeluarga? Sejak kapan Ibu A
berkeluarga? Coba Ibu A ceritakan siapa saja anggota keluarga yang tinggal serumah
dengan Ibu A dan anggota keluarga sedarah lainnya baik dari pihak Ibu ataupun suami Ibu
A! Baik, tadi Ibu A mengatakan bahwa Ibu A tinggal serumah dengan suami dan kedua
anak yang masih balita. Nah sekarang Ibu ditunggui oleh adik Ibu A yang justru rumahnya
jauh dari kota ini, kalau boleh tau suami Ibu kemana? Oh..jadi suami Ibu A berencana
menikah lagi? Bisa Ibu A ceritakan sejak kapan suami Ibu A memiliki rencana itu?
Bagaimana pendapat Ibu A mengenai poligami? Oh..jadi Ibu A sebetulnya tidak terima
akan dimadu, tetapi suami tidak menghiraukannya? Apakah ibu sudah melakukan usaha
untuk mencegahnya? Baik..jadi Ibu A sudah beberapa kali menjelaskan ketidaksetujuan
Ibu A terhadap rencana suami, tapi hasilnya suami tidak menghiraukan? Apakah ibu
merasa semua usaha Ibu A sia- sia? Bagaiman perasaan Ibu A setelah mengetahui rencana
suami itu? Bagaimana tanggapan keluarga besar terhadap rencana suami Ibu A? Dulu Ibu
A lulus terakhir dari jenjang pendidikan apa? Baik, Ibu A lulus terakhir dari SMA tahun
1995 dan tidak pernah kuliah karena tidak ada biaya, setelah lulus apakah Ibu A penah
bekerja? Jadi selama ini Ibu A benar-benar murni ibu rumah tangga ya Bu? Untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari, siapa yang mencari nafkah Bu? Setelah suami berencana
menikah lagi, apakah kebutuhan keluarga masih dipenuhi oleh suami? Baik, jadi Ibu A
merasa tidak berdaya karena memiliki dua anak yang masih balita sedangkan Ibu A tidak
memiliki penghasilan, jadi setuju ataupun tidak dengan rencana suami Ibu A berkomitmen
untuk bertahan? Apakah selain mengurusi pekerjaan rumah Ibu A juga ikut aktif dalam
kegiatan kemasyarakatan?Ibu A tadi di awal mengatakan sudah pernah dirawat untuk
masalah yang sama, apa saja yang sudah diajarkan oleh perawat atau dokter terkait cara
mengatasi sakit maagnya? Apakah ibu A juga aktif mencari tahu segala sesuatu yang
berhubungan dengan masalah yang sedang Ibu A rasakan? Bagus, Ibu A memanfaatkan
berbagai media untuk mencari tahu hal-hal terkait maslaah yang sedang Ibu rasakan.
Selama Ibu dirawat, anak dirumah ditemani siapa Bu? Oh..jadi Ibu A memiliki tetangga
yang sangat peduli dan dapat diandalkan ya Bu? Adakah anggota keluarga lain yang peduli
dan mampu Ibu A andalkan? Suami bekerja dimana Bu?Coba Ibu ceitakan, setelah suami
Ibu A berencana menikah lagi, apakah kebutuhan keluarga masih tercukupi? Adakah
tempat pelayanan kesehatan yang dekat dengan rumah Ibu A? Bagaimana keyakinan Ibu A
untuk bisa sembuh dan keyakinan terhadap pelayanan kesehatan disini? Bagus..Ibu A
yakin akan segera sembuh dan segala tindakan yang dilakukan disini semata-mata untuk
mencapai tujuan tersebut. Baik Ibu A, dari hasil bincang-bincang kita tadi saya dapat
menyimpulkan bahwa Ibu A mengalami suatu perasaan dimana Ibu A merasa semua usaha
Ibu A sia-sia. Dalam keperawatan hal ini dikenal dengan istilah ketidakberdayaan.
Ketidakberdayaan ini harus diatasi karena akan memeprlambat proses penyembuhan sakit
yang sedang Ibu A alami. Jika Ibu A bersedia, saya akan mengajarkan bagaimana cara
mengatasinya. Bagaimana Ibu? Baik, kalau begitu sekarang saya ajarkan bagaimana cara
mengatasinya. Pertama, Ibu A belajar mengambil keputusan dari hal yang mudah dulu,
misalnya perawatan diri. Selama dirawat ini yang memandikan, menggosok gigi, menyisir
rambut, dan mengganti baju siapa yang melakukannya Bu? Baik, selama ini perawatan diri
Ibu dilakukan oleh perawat, mulai sekarang Ibu A berlatih melakukan perawatan diri
secara mandiri. Kalau belum bis sepenuhnya secara mandiri, nanti perawat akan membantu
Ibu A. Tapi paling tidak Ibu A ada kemauan untuk berpartisipasi dalam proses perawatan
dan pengambilan keputusan. Nanti kan manfaatnya akan Ibu A rasakan sendiri.
Alhamdulillah kondisi fisik Ibu A sangat memungkinkan untuk melakukan perawtan
diri.Bagaimana Ibu, kira-kira perawatan diri apa yang Ibu pilih untuk dilakukan secara
mandiri? Bagus, memotong kuku ya Bu. Sekarang coba kita peragakan bagaimana cara
memotong kuku. Bagus Ibu..Ibu dapat memotong kuku secara mandiri dengan baik.
Selanjutnya Ibu A targetkan pearawatn diri yang lain ya Bu.bagaimana kalau kita masukan
ke dalam jadwal aktivitas harian Ibu, besok mau perawatan diri apasaja yang akan Ibu A
lakukan secara mandiri? Baik Ibu, ini jadwal yang sudah kita susun”
Terminasi :
Evaluasi :
“Sudah 30 menit kita berbincang ya Bu, bagaimana perasaan Ibu A setelah kita
berbincang – bincang? Apakah bermanfaat bagi Ibu? Bagus .. Coba Ibu ceritakan lagi
apa yang sudah kita obrolkan hari ini. Bagus sekali,..
Tindak Lanjut :
”Tadi kita sudah menyusun jadwal aktivitas perawatan diri yang akan Ibu A
laksanakan esok hari, yaitu mandi pagi pukul 06.00 WIB, makan pagi pukul 08.00
WIB, makan siang pukul 12.00 WIB, mandi sore pukul 16.00 WIB, dan makan
malam pukul 18.00 WIB. Besok saya cek apakah sudah Ibu A laksanakan atau belum
ya Bu.”
Kontrak :
”Bu, kalau besok kita berbincang lagi bagaimana? Baik, besok kita berbincang terkait
pelaksanaan jadwal yang sudah kita susun. Besok Ibu A mau berbincang-bincang pukul
berapa dan dimana? Baik, besok pukul 13.00 WIB kita berbincang-bincang di ruangan ini
ya Bu.kalau begitu saya pamit dulu untuk memberikan perawatan kepada pasien lainnya,
selamat beristirajat Ibu A. Assalamu ’alaikum Wr. Wb
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN SYNDROM POST TRAUMA
A. PENGKAJIAN
1. Pengertian
Respon maladaptif yang terus menerus akibat peristiwa traumatis secara
berlebihan.
Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) adalah konsekuensi jangka panjang dari
trauma dimana gejalanya bertahan lebih dari satu bulan. Dalam kejadian-
kejadian traumatis, seringkali tanda-tanda, suara, bau dan hal-hal lain terhubung
dengan kesadaran dan ketidaksadaran serta respon tubuh sebagai memori
tentang peristiwa tersebut. Hal-hal ini menjadi pemicu yang mengakibatkan
terjadinya reaksi yang intensitasnya sama dengan kondisi aslinya dulu.
Sejumlah memori dapat diingat individu dengan sangat jelas, tapi beberapa
aspek mungkin hilang atau tidak dapat diingat lagi. Dikatakan bahwa 10-80%
korban trauma dapat mengalami PTSD, khusus untuk anak-anak berbagai
penelitian Hiew mendapat hasil satu dari tiga anak yang mengalami trauma
dapat mengalami PTSD. PTSD disebut akut jika gejalanya bertahan kurang dari
tiga bulan, dan disebut kronis jika gejalanya menetap selama tiga bulan atau
lebih. Delayed onset terjadi jika gejala mulai muncul minimal enam bulan
sesudah kejadian. Gejala PTSD sendiri biasanya dapat dibedakan menjadi tiga
kelompok yaitu: reexperiencing symptoms, avoidant symptoms, and hyper
arousal symptoms.
2. Tanda dan Gejala
engalami flashback
Pikiran pikiran yang mengganggu
Menyatakan kurang mood
Kesulitan berkonsentrasi
Respon yang berlebihan pada suatu kejadian yang menggagetkan
Mimpi buruk
Amnesia psikogenik
Ketakutan
Rasa bersalah
Malu
Cemas
Berduka cita
Tidak punya harapan
Ketakutan
Serangan panik
Tertekan
Sakit kepala
Berdebar debar
Enuresis pada anak anak
Iritabilitas lambung
Iritabilitas neurosensory
Ketergantungan zat
Marah atau gusar
Tegang
Agresi
Tingkah laku kompulsif
Mengasingkan diri
Tidak mudah terpengaruh
3. Penyebab
a. Trauma yang disebabkan oleh bencana seperti bencana alam (gempa bumi,
banjir, taufan), kecelakan, kebakaran, menyaksikan kecelakaan atau bunuh
diri, kematian anggota keluarga atau sahabat secara mendadak, mengidap
penyakit yang mematikan (AIDS, kanker).
b. Trauma yang disebabkan individu menjadi korban dari interperpersonal
attack seperti: korban dari penyimpangan atau pelecehan seksual,
penyerangan atau penyiksaan fisik, peristiwa kriminal (perampokan dengan
kekerasan), penculikan, menyaksikan perisiwa penembakan atau tertembak
oleh orang lain.
c. Trauma yang terjadi akibat perang atau konflik bersenjata seperti: tentara
yang mengalami kondisi perang, warga sipil yang menjadi korban perang
atau yang diserang, korban terorisme atau pengeboman, korban penyiksaan
(tawanan perang), sandera, orang yang menyaksikan atau mengalami
kekerasan.
d. trauma yang disebabkan oleh penyakit berat yang diderita individu seperti
kanker, rheumatoid arthritis, jantung, diabetes, renal failure, multiple
sclerosis, AIDS dan penyakit lain yang mengancam jiwa penderitanya.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan data yang didapat melalui wawancara, observasi, maka perawat dapat
merumuskan diagnosa keperawatan pada keluarga sebagai berikut:
C. TINDAKAN KEPERAWATAN
Intervensi Generalis
1. Tujuan Umum
Klien memahami cara mengatasi rasa trauma yang dialami
2. Tujuan Khusus
Klien mampu:
Pasien dapat mengurangi prilaku kekerasan pada diri sendiri
Pasien dapat mengerti tentang keselamatan psikologis dan fisik
Pasien mampu menentukan tindakan untuk mengatur stressor yang membebani
individu
Pasien mampu mengendalikan diri dan sifat yang selalu mengikuti dorongan
dalam diri yang berupa pikiran dan perbuatan
Pasien mampu menahan diri terhadap sakit yang disebabkan oleh tindakan diri
yang disengaja
Pasien mampu mengurangi atau mereduksi perasaan ketidakmampuan atau
tanda yang menggerakan melalui kemampuan identifikasi sumber
Pasien mampu mengembangkan kemampuan mengungkapkan perasaan dengan
orang lain
3. Tindakan
Membantu klien mengurangi melakukan perasaan diri atau prilaku kekerasan
pada diri sendiri
Meningkatkan pengertian pasien terhadap keselamatan fisik dan psikologi
ancaman yang mengganggu penyesuaian tuntutan dan tugas hidup
Menggunakan proses bantuan interaksi dalam memfokuskan pada kebutuhan,
masalah atau perasaan klien dan membedakan dengan yang lain untuk
meningkatkan dorongan koping, pemecahan masalah dan hubungan
interpersonal
Membantu pasien memfasilitasi tingkah laku impulsive melalui aplikasi strategi
pemecahan masalah, situasi sosial dan interpersonal
Memfasilitasi dan mendorong klien berhubungan dengan keluarga, teman dan
masyarakat
Membantu klien / individu untuk mengamankan dan mengatur keuangan untuk
menyesuaikan kebutuhan perawatan kesehatan
Keluarga
Tujuan
Keluarga membantu menjaga lingkungan sekitar pasien yang beresiko
untuk menimbulkan kerusakan diri dan orang lain
Keluarga membantu mengidentifikasi kemampuan paien dan sumber daya
yang ada untuk meningkatkan koping pasien
Keluarga mampu menjadi support sistem utama pada saat pasien
mengungkapkan perasaan
Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan
pasien Tindakan
1. Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam menghadapi pasien
2. Jelaskan kepada keluarga tentang syndrom post trauma yang dialami pasien
3. Diskusikan dengan kelurga hal hal yang dapat membahayakan diri pasien
atau orang lain apabila syndrom post trauma ada
4. Diskusikan dengan keluarga tentang kemampuan dan sumber daya yang
dapat meningkatkan secara aktif ungkapan perasaan kemampuan
5. Beri pujian atas kemampuan pasien
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
SYNDROM POST TRAUMA
Tujuan Khusus
1. Pasien dapat mengurangi prilaku kekerasan pada diri sendiri
2. Pasien dapat mengerti tentang keselamatan psikologis dan fisik
3. Pasien mampu menentukan tindakan untuk mengatur stressor yang membebani individu
4. Pasien mampu mengendalikan diri dan sifat yang selalu mengikuti dorongan dalam diri
yang berupa pikiran dan perbuatan
5. Pasien mampu menahan diri terhadap sakit yang disebabkan oleh tindakan diri yang
disengaja
6. Pasien mampu mengurangi atau mereduksi perasaan ketidakmampuan atau tanda yang
menggerakan melalui kemampuan identifikasi sumber
7. Pasien mampu mengembangkan kemampuan mengungkapkan perasaan dengan orang
lain
Tindakan Keperawatan
1. Membantu klien mengurangi melakukan perasaan diri atau prilaku kekerasan pada diri
sendiri
2. Meningkatkan pengertian pasien terhadap keselamatan fisik dan psikologi ancaman
yang mengganggu penyesuaian tuntutan dan tugas hidup
3. Menggunakan proses bantuan interaksi dalam memfokuskan pada kebutuhan, masalah
atau perasaan klien dan membedakan dengan yang lain untuk meningkatkan dorongan
koping, pemecahan masalah dan hubungan interpersonal
4. Membantu pasien memfasilitasi tingkah laku impulsive melalui aplikasi strategi
pemecahan masalah, situasi sosial dan interpersonal
5. Memfasilitasi dan mendorong klien berhubungan dengan keluarga, teman dan
masyarakat
6. Membantu klien / individu untuk mengamankan dan mengatur keuangan untuk
menyesuaikan kebutuhan perawatan kesehatan
II. Proses Pelaksanaan
Tindakan ORIENTASI
1. Salam terapeutik : Assalamuaalaikum WW... Selamat pagi bapak ? . Perkenalkan Saya
suster ..................................................... , mahasiswa ners......, biasa dipanggil Suster
...................., Nama Mbak siapa? Biasanya dipanggil apa ?
2.Evaluasi / validasi : Bagaimana perasaan Mbak hari ini ?Bagaimana kalau kita
berbincang – bincang tentang masalah yang dihadapi Mbak ?”
3. Kontrak :
a. Topik : Bagaimana mbak , kalau kita bicara tentang penyebab perasaaan trauma ,
tanda dan gejala yang muncul ketika trauma dan rencana masa depan yang akan
mbak laksanakan ?
b. Tempat : mbak, dimana enaknya kita berbincang – bincang ? Bagaimana kalau disini
saja?”
c. Waktu : Berapa lama bapak bersedia berbincang – bincang dengan saya ? Bagaimana
jika 20 menit saja. Apakah bersedia?”
II. Kerja :
Predisposisi dan presipitasi: Apakah mbak dulu pernah mengalami kecelakaan sampai
tidak sadar? Pingsan? Apakah ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa?
Apa pekerjaan mbak sebelumnya? Sekolah dimana? Dulu yang mengasuh mbak siapa?
adakah pengalaman traumatis?
Penilaian terhadap stressor: Apa yang dipikirkan mbak terkait dengan pengalaman
traumatis yang dialami? Apa yang dirasakan? Apakah mengganggu pola tidur? pola
makan? Terkait dengan trauma yang terjadi apa yang dilakukan oleh mbak? Bagaimana
kehidupan sosial mbak?
Sumber Koping: Apa yang dilakukan mbak untuk mengatasi trauma? Apa yang
dilakukan oleh keluarga untuk mengatasi masalah yang mbak alami? Apakah ada
kelompok teman sebaya? Kader kesehatan? Siapa yang membiayai untuk ke pelayanan
kesehatan? Apakah mempunyai kartu jaminan kesehatan? Apakah mbak yakin akan
sembuh?
”Selain perilaku yang mbak sebutkan tadi, tanda lain yang sering muncul secara fisik
adalah : sakit kepala,berdebar debar, iritabilitas lambung, iritabilitas neurosensory, Dan
tampak tegang, konsentrasi kurang, pikiran pikiran pikiran yang mengganggu. .Jadi itu
merupakan tanda mbak sedang merasa trauma.”
”Menurut mbak, kemampuan apa saja yang mbak miliki?" ”Wah ternyata mbak pandai
menyulam.” ”Bagus sekali hasil sulaman yang telah mbak buat.”
”Hal apa saja yang ingin mbak lakukan di masa depan mbak nanti?” ”Wah bagus
sekali..., selanjutnya apa yang mbak rencanakan untuk mencapai rencana mbak
tersebut?”
”Iya mbak, betul sekali, .................... dan keluarga juga ternyata menyukai kegiatan
yang mbak lakukan , berarti keluarga mbak mendukung kemampuan yang mbak
miliki.” ”Mulai sekarang mbak tidak boleh patah semangat, mbak harus tetap berusaha
mewujudkan harapan dan cita-cita mbak di masa depan.”
”Mbak harus terus melatih kemampuan yang mbak miliki ya?”
”Sekarang kita coba melatih kemampuan mbak...........................ya?”
”Ya bagus sekali mbak, selanjutnya mbak harus sering berlatih ya?”
TERMINASI
Evaluasi subjektif: ”Bagaimana perasaan mbak setelah kita bincang bincang tadi?”
Evaluasi objektif: ”Ternyata mbak punya banyak kemampuan yang dimiliki, dan mbak
sangat mahir melakukan kegiatan............Mbak juga mempunyai rencana
masa depan yang baik sekali. Nah sekarang, mari kita masukkan ke
jadwal harian mbak, berapa kali sehari mbak akan berlatih menyulam?”
Tindak lanjut : :Baik mbak, selanjutnya mbak bisa melatih kemampuan mbak yang lain
yang telah mbak sebutkan tadi.”
Kontrak yang akan datang: ”Pertemuan kita hari ini sudah cukup. Besok kita akan
berbincang-bincang lagi disini untuk membicarakan tentang cara-cara
lain untuk mencapai rencana masa depan mbak agar dapat mbak capai.
Waktunya sekitar 20 menit ya mbak. Kalau begitu saya permisi dulu.
Selamat Siang mbak.”
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
Status :
Marital :
Masalah Keperawatan :
III. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa
lalu? [ ] Ya [ ] Tidak
2. Pengobatan sebelumnya:
[ ] Berhasil [ ] Kurang berhasil [ ] Tidak Berhasil
3. Pelaku Korban Saksi
Aniaya fisik th th th
Aniaya seksual th th th
Penolakan th th th
Kekerasan dalam keluarga th th th
Tindakan criminal th th th
Jelaskan no. 1, 2, 3 :
Masalah keperawatan :
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan
jiwa? [ ] Ya [ ] Tidak
Hubungan keluarga :
Gejala :
Riwayat pengobatan/perawatan :
Masalah keperawatan :
5. Adakah pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan?
(perceraian/perpisahan/konflik dsb?)
Masalah keperawatan :
V. MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif
[ ] Bicara dengan orang lain [ ] Minum alkohol
[ ] Mampu menyelesaikan masalah [ ] Reaksi lambat/berlebih
[ ] Teknik relokasi [ ] Bekerja berlebihan
[ ] Aktivitas konstruktif [ ] Menghindar
[ ] Olah raga [ ] Mencederai diri
[ ] Lainnya [ ] Lainnya
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
VI. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda vital TD: N: S: P:
VII. KELUARGA
1. GENOGRAM (tiga Generasi)
b. Identitas :
c. Peran diri :
d. Ideal diri :
e. Harga diri :
Masalah keperawatan :
2. HUBUNGAN SOSIAL
a. Orang yang berarti :
Masalah keperawatan :
4. GAYA HIDUP
5. BUDAYA
6. SPIRITUAL
a. Nilai dan keyakinan
b. Kegiatan ibadah
Masalah keperawatan :
X. STATUS MENTAL
1. Penampilan
[ ] Tidak rapi [ ] Penggunaan pakaian [ ] Cara berpakaian
tidak sesuai tidakseperti biasa
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
2. Pembicaraan
[ ] Cepat [ ] Keras [ ] Gagap [ ] Inkoheren
[ ] Apatis [ ] Lambat [ ] Membisu [ ] Tidak mampu
memulai pembicaraan
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
3. Aktivitas motorik
[ ] Lesu [ ] Tegang [ ] Gelisah [ ] Agitasi
[ ] Tik [ ] Grimasen [ ] Tremor [ ] Kompulsif
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
4. Alam perasaan
[ ] Sedih [ ] Ketakutan [ ] Putus asa
[ ] Khawatir [ ] Gembira berlebihan
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
5. Afek
[ ] Datar [ ] Tumpul [ ] Labil [ ] Tidak sesuai
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
6. Interaksi selama wawancara
[ ] Bermusuhan [ ] Tidak kooperatif [ ] Mudah tersinggung
[ ] Kontak mata kurang [ ] Defensif [ ] Curiga
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
7. Persepsi
Halusinasi
[ ] Pendengaran [ ] Penglihatan [ ] Perabaan
[ ] Pengecapan [ ] Penghidup
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
8. Proses pikir
[ ] Sirkumstansial [ ] Tangensial [ ] Kehilangan asosiasi
[ ] Flight of ideas [ ] Blocking [ ] Perseverasi
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
9. Isi pikir
[ ] Obsesi [ ] Fobia [ ] Hipokondria
[ ] Depersonalisasi [ ] Ide terkait [ ] Pikiran magis
Waham
[ ] Agama [ ] Somatik [ ] Kebesaran [ ] Curiga
[ ] Nihilistik [ ] Sisip pikir [ ] Siar pikir [ ] Kontrol pikir
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
10. Tingkat kesadaran
[ ] Bingung [ ] Sedasi [ ] Stupor
[ ] Disorientasi tmpt [ ] Disorientasi wkt [ ] Disorientasi org
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
11. Memori
[ ] Gangguan daya ingat jangka [ ] Gangguan daya ingat jangka
panjang pendek
[ ] Gangguan daya ingat saat ini [ ] Konfabulasi
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
DO :
XVI. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN
FORMULIR PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
Setiap melakukan pengkajian, tulis tempat klien dirawat dan tanggal dirawat.
I. IDENTITAS
1. Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontrak dengan klien
tentang: nama perawat, nama klien, panggilan perawat, panggilan klien, tujuan,
waktu, tempat pertemuan, topik yang akan dibicarakan.
2. Usia dan No. RM → lihat RM.
3. Mahasiswa menuliskan sumber data yang didapat.
VII. FISIK
Pengkajian fisik difokuskan pada sistem dan fungsi organ:
1. Ukur dan observasi tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, suhu dan pernapasan
klien.
2. Ukur tinggi badan dan berat badan klien.
3. Tanyakan apakah berat badan naik atau turun dan tanda √ sesuai hasil.
4. Tanyakan kepada kilen/keluarga, apakah ada keluhan fisik yang dirasakan oleh
klien; bila ada beri tanda √ pada kotak ya dan bila tidak beri tanda √ pada kotak
tidak.
5. Kaji lebih lanjut sistem dan fungsi organ dan jelaskan sesuai dengan keluhan
yang ada.
6. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data yang ada.
VIII. KELUARGA
1. Genogram
Buatlah genogram minimal tiga generasi yang dapat menggambarkan
klien dengan keluarga.
20 = Perempuan
= Laki-laki
x x = Meninggal
=Orang yang
tinggal serumah
2 20 = Umur Klien
= Orang yang
dekat
= Klien
=Cerai / putus
hubungan
IX. PSIKOSOSIAL
1. Konsep diri
a. Gambaran diri/Citra diri
Tanyakan persepsi klien tentang tubuhnya, bagian tubuh yang disukai
dan tidak disukai.
b. Identitas diri, tanyakan tentang:
Status dan posisi klien sebelum dirawat.
Kepuasan klien terhadap status dan posisinya (sekolah, tempat kerja,
kelompok).
Kepuasan klien sebagai laki-laki/perempuan.
c. Peran, tanyakan:
Tugas/peran yang diemban dalam keluarga/kelompok/ masyarakat.
Kemampuan klien dalam melaksanakan tugas/peran tersebut.
d. Ideal diri, tanyakan:
Harapan klien terhadap tubuh, posisi, status, tugas/peran.
Harapan klien terhadap lingkungan (keluarga, sekolah, tempat kerja,
masyarakat)
Harapan klien terhadap penyakitnya.
e. Harga diri, tanyakan:
Hubungan klien dengan orang lain sesuai dengan kondisi no. 2a, b, c, d.
Penilaian/penghargaan orang lain terhadap diri dan kehidupannya.
f. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
2. Hubungan sosial
a. Tanyakan pada klien siapa orang yang berarti dalam kehidupannya, tempat
mengadu, tempat bicara, minta bantuan atau dukungan.
b. Tanyakan pada klien tentang kelompok apa saja yang diikuti dalam
masyarakat.
c. Tanyakan pada klien sejauh mana ia terlibat dalam kelompok di masyarakat.
d. Masalah keperawatan ditulis sesuai data.
3. Pendidikan dan pekerjaan
4. Gaya Hidup
Tanyakan bagaimana kebiasaan hidup klien sebelum dan sesudah sakit
5. Budaya
Tanyakan latar belakang budaya klien, apakah ada konflik dalam dirinya
sehubungan dengan budayanya itu dalam menghadapi masalah atau tantangan di
lingkungannya
6. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan, tanyakan tentang:
Pandangan dan keyakinan terhadap gangguan jiwa sesuai dengan norma
budaya dan agama yang dianut.
Pandangan masyarakat setempat tentang gangguan jiwa.
b. Kegiatan ibadah, tanyakan tentang:
Kegiatan ibadah di rumah secara individu dan kelompok.
Pandangan klien/keluarga tentang kegiatan ibadah.
c. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
X. STATUS MENTAL
Beri tanda √ pada kotak yang sesuai dengan keadaan klien, boleh lebih dari satu.
1. Penampilan
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat/keluarga.
a. Penampilan tidak rapih jika dari ujung rambut sampai ujung kaki ada yang
tidak rapih. Misalnya: rambut acak-acakan, kancing baju tidak tepat,
resleting tidak dikunci, baju terbalik, baju tidak diganti-ganti.
b. Penggunaan pakaian tidak sesuai. Misalnya: pakaian dalam dipakai diluar
baju.
c. Cara berpakaian tidak seperti biasanya, jika penggunaan pakaian tidak tepat
(waktu, tempat, identitas, situasi/kondisi).
d. Jelaskan hal-hal yang ditampilkan klien dan kondisi lain yang tidak
tercantum.
e. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
2. Pembicaraan
a. Amati pembicaraan yang ditemukan pada klien, apakah cepat, keras, gagap,
membisu, apatis dan atau lambat.
b. Bila pembicaraan berpindah-pindah dari satu kalimat ke kalimat lain yang
tak ada kaitannya beri tanda √ pada kotak inkoheren.
c. Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum.
d. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
3. Aktivitas motorik
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat/keluarga.
a. Lesu, tegang, gelisah sudah jelas.
b. Agitasi = gerakan motorik yang menunjukkan kegelisakan.
c. Tik = gerakan-gerakan kecil pada otot muka yang tidak terkontrol.
d. Grimasen = gerakan otot muka yang berubah-ubah dan tidak dapat dikontrol
oleh klien.
e. Tremor = jari-jari yang tampak gemetar ketika klien menjulurkan tangan dan
merentangkan jari-jari.
f. Kompulsif = kegiatan yang dilakukan berulang-ulang, seperti berulang kali
mencuci tangan, mencuci muka, mandi, mengeringkan tangan dan
sebagainya.
g. Jelaskan aktivitas yang ditampilan klien dan kondisi lain yang tidak
tercantum.
h. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
4. Alam perasaan
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat/keluarga.
a. Sedih, putus asa, gembira yang berlebihan sudah jelas.
b. Ketakutan = objek yang ditakuti sudah jelas.
c. Khawatir = objeknya belum jelas.
d. Jelaskan kondisi klien yang tidak tercantum.
e. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
5. Afek
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat dan keluarga.
a. Datar = tidak ada perubahan roman muka pada saat ada stimulus yang
menyenangkan atau menyedihkan.
b. Tumpul = hanya beraksi bila ada stimulus emosi yang kuat.
c. Labil = emosi yang cepat berubah-ubah.
d. Tidak sesuai = emosi yang tidak sesuai atau bertentangan dengan stimulus
yang ada.
e. Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum.
f. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
6. Interaksi selama wawancara
Data ini didapatkan melalui hasil wawancara dan observasi perawat dan keluarga.
a. Bermusuhan, tidak kooperatif, mudah tersinggung sudah jelas.
b. Kontak mata kurang = tidak mau menatap lawan bicara.
c. Defensif = selalu berusaha mempertahankan pendapat dan kebenaran dirinya.
d. Curiga = menunjukkan sikap/perasaan tidak percaya pada orang lain.
e. Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum.
f. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
7. Persepsi
a. Jenis-jenis halusinasi sudah jelas, kecuali penghidu sama dengan penciuman.
b. Jelaskan isi halusinasi, frekuensi gejala yang tampak pada saat klien
berhalusinasi.
c. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
8. Proses pikir
Data ini didapatkan melalui observasi pada saat wawancara.
a. Sirkumstansial = pembicaraan yang berbelit-belit tapi sampai pada tujuan.
b. Tangensial = pembicaraan yang berbelit-belit tapi tidak sampai pada tujuan.
c. Kehilangan asosiasi = pembicaraan tak ada hubungan antara satu kalimat
dengan kalimat lainny, dan klien tidak menyadarinya.
d. Flight of ideas = pembicaraan yang meloncat dari satu topik ke topik
lainnya, masih ada hubungan yang tidak logis dan tidak sampai pada tujuan.
e. Blocking = pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan eksternal
kemudian dilanjutkan kembali.
f. Perseverasi = pembicaraan yang diulang berkali-kali.
g. Jelaskan yang dikatakan oleh klien pada saat wawancara.
h. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
9. Isi pikir
Data ini didapatkan melalui wawancara.
a. Obsesi = pikiran yang selalu muncul walaupun klien berusaha
menghilangkannya.
b. Phobia = ketakutan yang patologis/tidak logis terhadap objek/situasi tertentu.
c. Hipokondria = keyakinan terhadap adanya gangguan organ dalam tubuh
yang sebenarnya tidak ada.
d. Depersonalisasi = perasaan klien yang asing terhadap diri sendiri, orang lain,
atau lingkungan.
e. Ide yang terkait = keyakinan klien terhadap kejadian yang terjadi di
lingkungan yang bermakna dan terkait pada dirinya.
f. Pikiran magis = keyakinan klien tentang kemampuannya melakukan hal-hal
yang mustahil/diluar kemampuannya.
g. Waham
Agama = keyakinan klien terhadap suatu agama secara berlebihan dan
diucapkan secara berulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Somatik = klien mempunyai keyakinan tentang tubuhnya dan dikatakan
secara berulang yang tidak sesuai dengan kenyataan.
Kebesaran = klien mempunyai keyakinan yang berlebihan terhadap
kemampuannya yang disampaikan secara berulang yang tidak sesuai
dengan kenyataan.
Curiga = klien mempunyai keyakinan bahwa ada seseorang atau
kelompok yang berusaha merugikan atau mencederai dirinya yang
disampaikan secara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan.
Nihilistik = klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada di
dunia/meninggal yang dinyatakan secara berulang yang tidak sesuai
dengan kenyataan.
Waham yang bizar
Sisip pikir = klien yakin ada ide, pikiran orang lain yang disisipkan di
dalam pikiran yang disampaikan secara berulang dan tidak sesuai
dengan kenyataan.
Siar pikir = klien yakin bahwa orang lain mengetahui apa yang dia
pikirkan walaupun dia tidak menyatakan kepada orang tersebut yang
dinyatakan secara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan.
Kontrol pikir = klien yakin pikirannya dikontrol oleh kekuatan dari luar.
h. Jelaskan apa yang dikatakan oleh klien pada saat wawancara.
i. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
10. Tingkat kesadaran
Data tentang bingung dan sedasi diperoleh melalui wawancara dan observasi;
stupor diperoleh melalui observasi; orientasi klien (waktu, tempat, orang)
diperoleh melalui wawancara.
a. Bingung = tampak bingung dan kacau.
b. Sedasi = mengatakan merasa melayang-layang antara sadar/tidak sadar.
c. Stupor = gangguan motorik seperti kekakuan, gerakan-gerakan yang diulang,
anggota tubuh klien dapat diletakkan dalam sikap canggung dan
dipertahankan klien, tapi klien mengerti semua yang terjadi dalam
lingkungan.
d. Orientasi waktu, tempat dan orang jelas.
e. Jelaskan data obyektif dan subyektif yang terkait hal-hal di atas.
f. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
g. Jelaskan apa yang dikatakan oleh klien pada saat wawancara.
11. Memori
Data diperoleh melalui wawancara.
a. Gangguan daya ingat jangka panjang = tidak dapat mengingat kejadian lebih
dari satu bulan.
b. Gangguan daya ingat jangka pendek = tidak dapat mengingat kejadian yang
terjadi dalam minggu terakhir.
c. Gangguan daya ingat saat ini = tidak dapat mengingat kejadian yang baru
saja terjadi.
d. Konfabulasi = pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan dengan
memasukkan cerita yang tidak benar untuk menutupi gangguan daya
ingatnya.
e. Jelaskan sesuai dengan data terkait.
f. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Data diperoleh melalui wawancara.
a. Mudah dialihkan = perhatian klien mudah berganti dari satu objek ke objek
lain.
b. Tidak mampu berkonsentrasi = klien selalu minta agar pertanyaan
diulang/tidak dapat menjelaskan kembali pembicaraan.
c. Tidak mampu berhitung = tidak dapat melakukan penambahan/pengurangan
pada benda-benda yang nyata.
d. Jelaskan sesuai dengan data terkait.
e. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
13. Kemampuan penilaian
a. Gangguan kemampuan penilaian ringan = dapat mengambil keputusan yang
sederhana dengan bantuan orang lain. Contoh: berikan kesempatan pada
klien untuk memilih mandi dulu sebelum makan atau makan dulu sebelum
mandi. Jika diberi penjelasan, klien dapat mengambil keputusan.
b. Gangguan kemampuan penilaian bermakna = tidak mampu mengambil
keputusan walaupun dibantu orang lain. Contoh: berikan kesempatan pada
klien untuk memilih mandi dulu sebelum makan atau makan dulu sebelum
mandi. Jika diberi penjelasan, klien masih tidak mampu mengambil
keputusan.
c. Jelaskan sesuai data terkait.
d. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
14. Daya tilik diri
Data diperoleh melalui wawancara.
a. Mengingkari penyakit yang diderita = tidak menyadari gejala penyakit
(perubahan fisik, emosi) pada dirinya dan merasa tidak perlu pertolongan.
b. Menyalahkan hal-hal diluar dirinya = menyalahkan orang lain/lingkungan
yang menyebabkan kondisi saat orang lain/lingkungan yang menyebabkan
kondisi saat ini.
c. Jelaskan dengan data terkait.
d. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
-Mandi :
a. Observasi dan tanyakan tentang frekuensi, cara mandi, menyikat gigi, cuci
rambut, gunting kuku, cukur (kumis, jenggot dan rambut.
b. Observasi kebersihan tubuh dan bau badan.
-Berpakaian :
a. Observasi kemampuan klien dalam mengambil, memilih dan mengenakan
pakaian dan alas kaki.
b. Observasi penampilan dandanan klien.
c. Tanyakan dan observasi frekuensi ganti pakaian.
d. Nilai kemampuan yang harus dimiliki kilen: mengambil, memilih dan
mengenakan pakaian.
B. Nutrisi
Tanyakan dan observasi kegitan klien dalam memenuhi kebutuhan
nutrisinya, adakah perubahan pola makan, nafsu makan dan berat badan
klien
C. Istirahat dan tidur
Observasi dan tanyakan tentang:
a. Lama dan waktu tidur siang/malam
b. Persiapan sebelum tidur, seperti: menyikat gigi, cuci kaki dan berdoa
c. Aktifitas sebelum tidur
d. Aktivitas sesudah tidur, seperti merapikan tempat tidur, mandi/cuci muka
dan menyikat gigi
XII. PENGETAHUAN
Data didapatkan melalui wawancara pada klien. Pada tiap item yang dimiliki oleh
klien simpulkan dalam masalah.
1. Seorang perempuan usia 21 tahun datang ke RSUD karena 3 hari buang air besar lebih
dari 5 kali. Saat pengkajian, merasa gelisah, kurang nafsu makan dan tidak bisa tidur serta
sering bermimpi buruk karena minggu depan sidang akhir skripsinya, pasien sudah
mencoba mengalihkan perhatiannya namun masih membuatnya gelisah dan pusing.
2. Seorang perempuan usia 26 tahun sudah dirawat selama 3 hari karena post op amputasi
kaki kiri. Hasil pengkajian, pasien mengatakan “ kenapa hal ini terjadi pada saya...tidak
mungkin!!” kemudian menangis histeris dan pasien nampak pucat, lemah serta tidak mau
melihat kakinya. Pasien saat ini masih bekerja sebagai sekretaris pada perusahaan
terkenal dan akan dipromosikan.
3. Seorang perempuan berusia 50 tahun dirawat di RSUD sudah 1 bulan karena penyakit
diabetes mellitus dan kaki kirinya diamputasi. Hasil pengkajian, pasien pasrah dengan
kondisinya, tidak ada lagi yang bisa dilakukan dan membiarkan apapun akibat dari
penyakit yang dialaminya karena keluarga tidak ada lagi yang membantu serta tidak mau
minum obat dan diit yang dianjurkan.
4. Sdr. N usia 18 Tahun sudah 3 bulan dalam kondisi post op amputasi pada kaki kanannya,
saat ini Sdr N bisa beraktifitas dengan dibantu tongkat dan kadang keluar kamar hanya
untuk makan dan mandi. Sdr.N mengatakan sulit tidur, kurang nafsu makan dan bingung
dengan kondisinya saat ini serta merasa tidak memiliki harapan.
5. Ibu S umur 38 tahun memliki 3 orang anak, namun saat ini Ibu S mengalami kehilangan
salah satu anaknya usia 5 tahun yang meninggal dunia karena sakit. Ibu S saat ini
mengatakan sangat bersedih, kadang-kadang menangis dan mengatakan bahwa anaknya
yang meninggal adalah anak yang sangat disayangi karena anak perempuan satu-satunya
dalam keluarga.
6. Seorang perempuan usia 21 tahun dirawat di RS dan harus menjalani operasi. Saat
pengkajian, merasa gelisah, kurang nafsu makan dan tidak bisa tidur serta sering
bermimpi buruk membayangkan operasinya dan sudah mencoba mengalihkan
perhatiannya namun masih gelisah dan pusing.
7. Sdri. K usia 25 Tahun mengalami amputasi pada kaki kanannya karena kecelakaaan sejak
1 bulan yang lalu. Saat ini Sdri K mengatakan malu dan jarang beraktifitas karena
pergerakannya terbatas dibantu tongkat dan kadang keluar kamar hanya untuk makan dan
mandi. Sdri K jarang keluar rumah dan jarang berkomunikasi dengan orang lain.
8. Bapak L usia 67 tahun, sudah 5 tahun tinggal dipanti wredha dan jarang dijenguk olah
keluarganya. Saat pengkajian Bapak L mengatakan berdosa karena tidak mau beribadah
lagi dan mengatakan hidup tidak bermakna serta tidak mempunyai tujuan hidup lagi
disaat usianya seperti ini. Menurut pengurus panti, Bapak L sudah hampir 1 bulan tidak
pernah lagi mengikuti kegiatan ibadah dan nampak murung.
9. Hal yang penting diperhatikan dalam pemberian asuhan keperawatan sehat jiwa pada
berbagai tahapan usia perkembangan, adalah .....
10. Ibu H umur 48 tahun dibawa ke poli RS karena sudah 1 minggu tidak mau makan. Saat
pengkajian Ibu H mengatakan sedih, tidak ada nafsu makan dan kurang tidur karena
selalu teringat suaminya yang telah meninggal 1 bulan yang lalu dan kadang saat
bercerita Ibu H menangis.