Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Gangguan kecemasan

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sebagai manusia sering merasakan


kecemasan, entah itu menyangkut kesehatan, karir, pendidikan, dan lain
sebagainya. Mengalami kecemasan adalah hal yang normal dialami, dan
kecemasan juga bisa bermanfaat bila hal tersebut mendorong untuk
melakukan hal yang positif. Kecemasan adalah respon yang tepat
terhadap ancaman, tetapi kecemasan bisa menjadi abnormal bila
tingkatannya tidak sesuai dengan proporsi ancaman, atau sepertinya
datang tanpa ada penyebabnya – yaitu bila bukan merupakan respon
terhadap perubahan lingkungan (Nevid, dkk 2005)
Jeffrey S. Nevid, dkk (2005: 163) mengemukakan “kecemasan adalah
suatu keadaan emosional yang mempunyai ciri keterangsangan fisiologis,
perasaan tegang yang tidak menyenangkan, dan perasaan aprehensif
bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi”. Senada dengan pendapat Gail W.
Stuart (2006: 144) mengemukakan “ansietas/kecemasan adalah
kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan
perasaan tidak pasti dan tidak berdaya”.
Dapat disimpulkan bahwa gangguan kecemasan adalah kondisi emosi
yang ditandai perasaan takut atau tidak nyaman yang datang tanpa ada
penyebabnya sehingga individu merasa terancam disertai dengan perasaan
tidak berdaya.

2.2. Aspek-aspek Kecemasan

Menurut Shah (dalam M. Nur Ghufron & Rini Risnawati, S, 2014:144)


membagi kecemasan menjadi tiga aspek, yaitu:
a. Aspek fisik, seperti pusing, sakit kepala, tangan mengeluarkan
keringat, menimbulkan rasa mual pada perut, mulut kering, grogi
dan lain-lain.
b. Aspek emosional, seperti timbulnya perasaan panik dan takut.
c. Aspek mental atau kognitif, timbulnya gangguan terhadap
perhatian dan memori, rasa khawatir, ketidakteraturan dalam
berpikir, dan bingung.
Kemudian menurut Ivi Blackburn & Kate M. Davidson (1994: 9)
membagi analisi fungsional gangguan kecemasan, diantaranya:
a. Suasana hati, diantaranya: kecemasan, mudah marah, perasaan
sangat tegang.
b. Pikiran, diantaranya: khawatir, sukar berkonsentrasi, pikiran
kosong, membesar-besarkan ancaman, memandang diri sangat
sensitive, merasa tidak berdaya.
c. Motivasi, diantaranya: menghindari situasi, ketergantungan
tinggi, dan ingin melarikan diri.
d. Perilaku, diantaranya: gelisah, gugup, kewaspadaan yang
berlebihan.
e. Gejala biologis, diantaranya: berkeringat, gemetar, pusing,
berdebar-debar, mual, dan mulut kering.

2.3 Tipe-tipe Gangguan Kecemasan

a. Gangguan Panik
Gangguan panik ditandai dengan munculnya serangan panik,
yang berulang dan tidak terduga, serangan panik tersebut
menyebabkan reaksi kecemasan yang intens disertai dengan
gejala-gejala fisik, seperti jantung yang berdebar cepat, nafas
cepat dan tersengal atau kesulitan bernafas, dan merasakan lemas
serta pusing. Gangguan panik terjadi kepada orang yang memiliki
kecemasan tinggi. Kesalahan dalam menafsirkan dapat merusak
stimuli dan mempengaruhi gangguan kepanikan, serangan panik
terjadi apabila merasakan sensasi fisik dan jika keliru
menafsirkannya sebagai tanda-tanda kematian, maka hal itu dapat
memperparah kecemasan.

b. Gangguan Cemas Menyeluruh


Gangguan cemas menyeluruh atau generalized anxiety
disorser (GAD) adalah gangguan kecemasan yang ditandai
dengan perasaan cemas dan menduga bahwa sesuatu yang buruk
akan terjadi sehingga terjadi keterangsangan tubuh. GAD ditandai
dengan kecemasan yang terjadi secara terus menerus tanpa sebab.
GAD merupakan gangguan yang stabil, muncul pada
pertengahan remaja sampai pertengahan umur dua puluh tahunan
dan kemudian berlangsung sepanjang hidup (Rapee dalam Nevid,
dkk, 2005). Gangguan ini muncul dua kali lebih banyak dialami
oleh perempuan dibandingkan dengan laki-laki. GAD cukup
parah sehingga dapat mengganggu kehidupan sehari-hari. GAD
biasanya muncul Bersama dengan gangguan lain seperti depresi
atau gangguan kecemasan lainnya seperti agoraphobia dan
obsesif-kompulsif.
Ciri-ciri individu yang mengalami GAD adalah: merasa
tegang, waswas, atau khawatir, mudah lelah, mempunyai
kesulitan berkonsentrasi, pikirannya menjadi kosong, gangguan
tidur, dan ketegangan otot.
c. Gangguan Obsesif Kompulsif
Obsesif adalah pikiran, ide, atau dorongan yang memerintah
dan berulang dan diluar kendali. Obsesi yang sangat kuat, terjadi
secara berulang dan mengganggu kehidupan sehari-hari serta
dapat menimbulkan distress (sumber penderitaan) dan kecemasan
yang signifikan. Contohnya individu yang berpikir bahwa
tangannya tetap kotor meskipun telah dicuci berkali-kali. Obsesi
juga dapat berupa keragu-raguan ekstrem, proktastinasi, dan
ketidaktegasan.
Kompulsif adalah suatu perilaku yang refetitif atau tindakan
mengulang yang dirasakan seseorang sebagai suatu kewajiban
yang harus dilakukan. Kompulsif terjadi sebagai jawaban
terhadap pikiran obsesif. Contoh perilaku kompulsif yaitu
mengecek kembali pekerjaan secara berulang-ulang secara terus
menerus.
Mataix-Cols, do Rosario-Campos dan Leckman (dalam Halin
dan Whitbourne, 2012) menyebutkan bahwa terdapat empat
dimensi utaama dalam gejala OCD. Yaitu sebagai berikut:
1) Obsesi yang diasosiasikan dengan kompulsi untuk
memeriksa sesuatu
2) Kebutuhan akan hal yang simetris dan meletakkan sesuatu
sesuai dengan urutannya
3) Obsesi terhadap kebersihan yang kemudian diasosiasikan
dengan kompulsi untuk membersihkan
4) Perilaku individu yang menumpuk barang
Dalam teori psikoanalisa, obsesif dan kompulsif dipandang
sebagai hal yang sama-sama disebabkan oleh dorongan
instingtual, seksual, atau agresif yang tidak dapat dikendalikan.
Gejala-gejala yang muncul dianggap mencerminkan hasil
perjuangan antara id dan superego.
Alfred Adler memandang gangguan obsesif kompulsif
sebagai akibat dari rasa tidak kompeten. Adler percaya bahwa
Ketika anak-anak tidak didorong untuk mengembangkan suatu
perasaan kompeten oleh orangtua yang terlalu memanjakan atau
sangat dominan, mereka mengalami kompleks inferioritas dan
secara tidak sadar melakukan sikap kompulsif untuk menciptakan
suatu wilayah di mana mereka dapat menggunakan kendali dan
merasa terampil.
d. Fobia
Fobia adalah perasaan cemas dan takut sebagai respon
terhadap ancaman. Gangguan fobia adalah rasa takut berlebih
terhadap objek atau situasi yang tidak sebanding dengan
ancamannya. Orang dengan gangguang fobia tidak kehilangan
kontak dengan reallitas, mereka biasanya tahu bahwa ketakutan
mereka itu berlebihan dan tidak pada tempatnya (Nevid, dkk,
2005).
Freud mengatakan bahwa fobia merupakan pertahanan
terhadap kecemasan yang disebabkan oleh impuls id yang
ditekan. Kecemasan ini dialihkan dari impuls id yang ditakuti dan
dipindahkan ke objek atau situasi yang memiliki koneksi simbolik
dengannya. Fobia adalah cara ego untuk menghindari konfrontasi
dengan masalah sebenarnya, yaitu konflik masa kecil yang
ditekan (Nevid, dkk, 2005).

e. Gangguan Stress Akut dan Gangguan Stres Pasca Trauma


Gangguan stress akut adalah suatu reaksi dari seseorang yang
mengalami suatu trauma berat. Gangguan stress akut secara khas
akan menghilang setelah 1 sampai 2 minggu, tetapi apabila
berlanjut lebih dari satu bulan, maka diagnosa perlu diubah
menjadi gangguan stress pasca trauma. Berbeda dengan ASD,
PTSD bisa berlangsung berbulan-bulan, bertahun-tahun, atau
sampai beberapa dekade dan mungkin baru muncul setelah
beberapa bulan atau tahun setelah kejadian traumatis.
Gangguan stress akut (acute stress disorder/SAD) adalah suatu
reaksi maladaptif yang terjadi pada bulan pertama sesudah
pengalaman traumatis. Gangguan pasca trauma (post traumatic
disorder/PTSD) adalah reaksi maladaptif yang berkelanjutan
terhadap suatu pengalaman traumatis. ASD adalah faktor resiko
besar untuk PTSD karena banyak orang dengan ASD yang
kemungkinan mengembangkan PTSD.

2.4. Tingkat Kecemasan

Kecemasan (Anxiety) memiliki tingkatan Gail W. Stuart (2006: 144)


mengemukakan tingkat kecemasan, yaitu:

a. Kecemasan ringan
Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari,
kecemasan ini menyebabkan individu menjadi waspada dan
meningkatkan lapang persepsinya. Kecemasan ini dapat
memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan serta
kreativitas.

b. Kecemasan sedang
Memungkinkan individu untuk berfokus pada hal yang penting
dan mengesampingkan yang lain. Kecemasan ini mempersempit
lapang persepsi individu. Dengan demikian, individu mengalami
tidak perhatian yang selektif namun dapat berfokus pada lebih
banyak area jika diarahkan untuk melakukannya.

c. Kecemasan berat
Sangat mengurangi lapang persepsi individu. Individu
cenderung berfokus pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta
tidak berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk
mengurangi ketegangan. Individu tersebut memerlukan banyak
arahan untuk berfokus pada area lain.

d. Tingkat panik
Berhubungan dengan terperangah, ketakutan, dan teror. Hal
yang rinci terpecah dari proporsinya karena kehilangan kendali,
individu yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu
walaupun dengan arahan. Panik mencakup disorganisasi
kepribadian dan menimbulkan peningkatan aktivitas motorik,
menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain,
persepsi yang menyimpang, dan kehilangan pemikiran yang
rasional.

2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan


Adler dan Rodman (dalam M. Nur Ghufron & Rini Risnawita, S,
2014: 145- 146) menyatakan terdapat dua faktor yang dapat
menimbulkan kecemasan, yaitu:

a. Pengalaman negatif pada masa lalu


Sebab utama dari timbulnya rasa cemas kembali pada masa
kanak-kanak, yaitu timbulnya rasa tidak menyenangkan dan tidak
nyaman jika menghadapi peristiwa yang dapat terulang lagi pada
masa mendatang.

b. Pikiran yang tidak rasional


Pikiran yang tidak rasional terbagi dalam empat bentuk, yaitu:
1) Kegagalan ketastropik, yaitu adanya asumsi dari individu
bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi pada dirinya. Individu
mengalami kecemasan serta perasaan ketidakmampuan dan
ketidaksanggupan dalam mengatasi permasalahannya.
2) Kesempurnaan, individu mengharapkan kepada dirinya untuk
berperilaku sempurna dan tidak memiliki cacat. Individu
menjadikan ukuran kesempurnaan sebagai sebuah target dan
sumber yang dapat memberikan inspirasi.
3) Persetujuan
4) Generalisasi yang tidak tepat, yaitu generalisasi yang
berlebihan, ini terjadi pada orang yang memiliki sedikit
pengalaman.

Anda mungkin juga menyukai