Berdasarkan visualisasi rongga pelvis dan volume tiga dimensi dari endometriosis
dilakukan penilaian terhadap ukuran, lokasi dan kedalaman invasi, keterlibatan
ovarium dan densitas dari perlekatan. Dengan perhitungan ini didapatkan nilai-
nilai dari skoring yang kemudian jumlahnya berkaitan dengan derajat klasifikasi
endometriosis.
Nilai :
• 1-4 adalah minimal (stadium I)
• 5-15 adalah ringan (stadium II),
• 16-40 adalah sedang (stadium III)
• lebih dari 40 adalah berat (stadium IV) (Rusdi, 2009).
Etiologi
Infertilitas (gangguan
Dispareunia (nyeri ketika
kesuburan, tidak dapat
senggama)
memiliki anak).
Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang
Uji serum
• CA-125 : Sensitifitas atau spesifisitas berkurang
• Protein plasenta 14 : Mungkin meningkat pada endometriosis
yang mengalami infiltrasi dalam, namun nilai klinis tidak
diperlihatkan.
• Antibodi endometrial : Sensitifitas dan spesifisitas berkurang.
Teknik pencitraan
• Ultrasound :Dapat membantu dalam mengidentifikasi
endometrioma dengan sensitifitas 11%
• MRI : 90% sensitif dan 98% spesifik
• Pembedahan : Melalui laparoskopi dan eksisi (Scott, R James,
dkk. 2002).
Komplikasi
Pengkajian :
• Riwayat Kesehatan Dahulu
Pernah terpapar agen toksin berupa pestisida, atau pernah ke daaerah
pengolahan katu dan produksi kertas, serta terkena limbah
pembakaran sampah medis dan sampah perkotaan.
• Riwayat kesehatan sekarang
1. Dysmenore primer ataupun sekunder
2. Nyeri saat latihan fisik
3. Dispareun
4. Nyeri ovulasi, dll
Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul