KELOMPOK 4
1. Adzra Rif’ah Inkana P2.06.20.2.19.041
2. Enneng Sri Mantari P2.06.20.2.19.050
3. Gita Pramesti Sri Cahyani P2.06.20.2.19.054
4. Hamal Nur Sandi P2.06.20.2.19.055
5. Sri Nuraeni P2.06.20.2.19.074
6. Syahidah Rahmah P2.06.20.2.19.077
7. Yola Virgin Adriani P2.06.20.2.19.040
1B KEPERAWATAN
TINGKAT 1B KEPERAWATAN
JURUSAN PRODI DIII KEPERAWATAN CIREBON
POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA WILAYAH CIREBON
Jl. Pemuda No. 38 Telp. (0231) 2003556, 200277, 3374155
Kota Cirebon
KATA PENGANTAR
Puji syukur juga kami panjatkan karena sesuai dengan jadwal kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Gangguan Perilaku atau Perilaku Abnormal ”.
Dalam penulisan makalah ini tentunya tim penulis menyadari banyak sekali
kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Baik aspek kualitas maupun aspek
kuantitas. Penulis juga menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna
sehingga penulismembutuhkan kritik dan saranyang bersifat membangun dari
berbagai pihak. Sehingga segala kekurangan yang ada dapat penulis perbaiki di
kesempatan mendatang.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi tim penulis
umumnya bagi para pembaca. Semoga Allah swt. Selalu memberikan rahmat,
taufiq, dan hidayah kepada kita semua. Aamiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHSAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
a. Untuk menjelaskan gangguan perilaku Abnormal.
b. Untuk menjelaskan pengertian perilaku.
c. Untuk menjelaskan macam-macam perilaku.
d. Untuk menjelaskan penyebab dari gangguan perilaku.
2
BAB II
GANGGUAN PERILAKU ATAU PERILAKU ABNORMAL
3
karena yang diperjuangkan adalah sesuatu yang ditentukannya sendiri, yang
dipilih sendiri. Ia tidak akan memperjuangkan sesuatu yang sejak semula
memang tidak ingin diperjuangkannnya. Manusia mempunyai aspirasi yang
diperjuangkan, sedangkan hewan hanya berjuang untuk memperoleh sesuatu
yang sudah diberi oleh alam.
Keunikan perilaku berbeda dari lainnya. Jadi tiap-tiap manusia selalu
mempunyai ciri-ciri, sifat-sifat tersendiri yang membedakan dari manusia
lainnya. Tidak ada dua manusia yang sama didunia ini. Pengalaman-
pengalaman masa lalu dan aspirasi-aspirasinya untuk masa yang akan dating
menentukan perilaku dimasa kini dan karena tiap orang mempunyai
pengalaman dan aspirasi yang berbeda-beda, maka perilaku dimasa kinipun
berbeda-beda. (Oleh Heri Purwanto, 2010: 11).
4
3) Amentia traumatic
Amentia karena luka, biasanya terjadi:
a) Kerusakan- kerusakan neuron
b) Hambatan jalan darah
c) Pendarahan pada otak
d) Peradangan sakit meningitis
e) Amentia korenna infeksi pada otak :
5
a. Mekanisme pertahannan diri (defence mechanism).
1) Tidak terjadi disosiasi kepribadian
2) Nervous system
3) Di masa perang disebut skill schock dan war nerurose
b. Sebab sebab :
1) Menderita tak mampu adaptasi terhadap lingkungan
2) Tingkahnya agak aneh
3) Tidak memerlukan rumah sakit
1) Faktor psikologi seperti stress, depresi, frustasi konflik
2) Kurang kemauan
3) Lemahnya pertahanan diri
4) Tekanan sosial dan tekanan budaya
c. Gejala- gejala psiko neurosa:
1) Tingkah laku dan relasi sosialnya selalu Asosial
2) Sikapnya aneh-aneh
3) Suka ngeloyor tanpa tujuan
4) Pribadinya tidak stabil dan responnya selalu tidak adekwat
5) Reaksi sosiopathiknya bisa berupa gejala, kacaunya, kepribadian
simpatik
6) Tidak pernah loyal terhadap seseorang
7) Tanpa perasaan, emosinya tidak matang dan tidak bertanggung
jawab
8) Sering ada penyimpangan sex sualitas
d. Jenis-jenis:
1) Hysteria dan dissosiasi kepribadian minor, mayor, narcolepsy,
anorexsi
2) Psyhastenia obsesi, kompulsi, phobia, fogue, somnabolisme,
multiple personality
3) Tick ialah facial atau gerak muka atau wajah yang seperti
dipaksakan.
6
4) Neurasthenia seperti kecemasan kronis, takut, mengidap penyakit
serius perasaannya. Dirasa bisa menyebabkan kematian.
5) Hypochondria
6) Anxiety neurosis seperti takut, cemas, irritable, diwarnai frustasi,
delusi, ilusi, rasa dikejar-kejar.
7) Psikosomatis gangguan yang menyebabkan si penderita merasa
fisiknya sakit.
3. Psychosa (Psikosa)
Bentuk disorder, disintegrasi pribadi, terputusnya hubungan dengan realita.
Menurut Hartono (2016) Psikosa dibagi menjadi dua jenis yaitu sebagai
berikut :
a. Psikosa organik yang disebabkan oleh factor fisik. Jenis atau model
psikosa organik.
1) Toxic psyichosis :
a). Alkohol : alkoholisme atau infeksi, alkoholik atau penurunan
berat delerium, lupa atau pikun
b). Drug sikosis atau obat bius
c). Lood psikosis atau keracunan timah hitam
2) Syphilitik psychosis:
7
4) Traumatic psikosis atau luka
5) Pychosa karena gangguan granduler
6) Psichosa karena kekurangan Vitamin
7) Psikosa karena tidak tahu sebabnya:
b. Psikosa fungsional
Gejala :
Sebab :
8
Menurut Hartono (2016) jenis atau model psikosa fungsional itu sendiri
dibagi menjadi tiga yaitu sebagai berikut :
1) Schizopherenia
Disentregrasi pribadi dan kepecahan pribadi, emosional dan
itelektual jadi majemuk atau ambigious, dementia total berpantasi,
gangguan inteletual, sebagai pola piker melompat- melompat.
a) Schizopherenia hebephrenic.
1. Tertawa
2. Irritable
3. Sarkasme
4. Muka perat-perot
5. Halusinasi atau delusi pendek dan cepat berganti
6. Regresi total
b) Schizopherenia catatonic
1. Kaku
2. Catalepsy, keadaan tidak sadar france
3. Sering seperti terhipnotic
c) Schizopherenia paranoid
1. Iri hati, cemburu, curiga
2. Apathis
3. Tampak lebih waras, sikapnya bermusuh, merasa dirinya
besar panatik serius.
4. Bersikap hipokhondris.
2) Manis depresif
75 % penderita wanita dengan gangguan emosional yang ekstrim
tingkah lakunya kekanak- kanakan.
9
Gejala:
a. Penderita sangat aktif
b. Tidak sabar
c. Kesadaran kebur
d. Disorientasi total terhadap ruang dan keadaan waktu
e. Emosinya pendek dan meledak-meledak
f. Sering melakukan kekerasan
g. Delusi dan ilusi sering berganti-ganti
h. Bisa melakukan serangan-serangan kekerasaan dan
usaha untuk membunuh atau bunuh diri.
3) Paranoia
Delusi- delusiyang disistematisir dan dihinggapi banyak ide-ide
fixed 70 % penderita kaum pria. Terlihat ada rasa bersalah, berdosa,
cemburu, iri, tumbuh perasaan super.
4. Abnormal sexsual
Sex itu merupakan energi psikis yang ikut mendorong manusia untuk
bertingkah laki dibidang sex saja, coitus misalnya, tapi juga non seksual
namun yang dibicarakan heterosexualitas pria dan wanita yang normal.
(Sadarjoen: 2010)
5. Psikopat
10
Gejala asoaial terkadang diikuti diam, namun tidak Nampak ada
kelainan, seperti orang biasa dan bahkan membaur. Bentuk-bentuknya :
gelandangan, pengemis, mabuk-mabukan / peminum, prostitusi, korupsi,
membaur dengan prilaku criminal, preman, dan sebagainya.
6. Mental Disorder
Kekacauan / kekalutan mental atau gangguan fungsi mental terhadap
stimulasi ekstren dan ketegangan-ketegangan yang dibarengi dengan gejala:
pusing, sesak nafas, konflik dengan standart social. Overprotektif dari orang
tua, anak ditolak, broken home, cacat jasmani, lingkungan sekolah yang
tidak menyenangkan, konflik budaya, masa transisi, meningkatnya aspirasi
dan pengejaran kemewahan material. (Hartono: 2016)
7. Defiensi Moral
11
tahun. Efek perpisahan menyebabkan individu tidak mendapatkan kasih
sayang, tidak mendapatkan afeksi dan selalu dan mendapatkan pelakuan
yang keras dan kejam. Akibatnya individu menjadi pendendam, bersikap
agresif, miskin hubunga kemanusiaan, emosinya dingin dan beku, tidak
memiliki super ego adanya penolakan super ego dan hati nurani. (Kasiati,
2013: 5)
Sikap ini terjadi akibat terlalu lama terpisah dengan ibunya sejak
masa bayi. Sikap dan perilakunya antara lain: suka protes, badung, suka
melawan, depresi, tindakan meledak meledak, egoistis, tindakan kasar,
dan tidak mengenal ampun, tidak tahu rasa belas kasihan.
b. Juvenile delinquency
12
Penyebab juvenile delinquency adalah fungsi persepsi yang defektif,
implus tidak terkendalikan, defiensi dari control super ego dan
instabilitas psikologis.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
14
Jadi sebagai sesama manusia, kita harus mengetahui mengapa itu bisa
terjadi dan setiap orang harus bisa mengerti apa yang dialami oleh orang
disekitarnya dengan baik dan solusi yang tepat agar orang yang berperilaku
abnormal dapat keluar dari masalah yang dihadapi.
15
DAFTAR PUSTAKA
16