Anda di halaman 1dari 19

GANGGUAN PERILAKU ATAU PERILAKU ABNORMAL

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Psikologi

Dosen : Zaitun, APP, MPH

KELOMPOK 4
1. Adzra Rif’ah Inkana P2.06.20.2.19.041
2. Enneng Sri Mantari P2.06.20.2.19.050
3. Gita Pramesti Sri Cahyani P2.06.20.2.19.054
4. Hamal Nur Sandi P2.06.20.2.19.055
5. Sri Nuraeni P2.06.20.2.19.074
6. Syahidah Rahmah P2.06.20.2.19.077
7. Yola Virgin Adriani P2.06.20.2.19.040

1B KEPERAWATAN
TINGKAT 1B KEPERAWATAN
JURUSAN PRODI DIII KEPERAWATAN CIREBON
POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA WILAYAH CIREBON
Jl. Pemuda No. 38 Telp. (0231) 2003556, 200277, 3374155
Kota Cirebon
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah Swt. Atas segala limpahan


rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya. Atas karunia-Nya tim penulis dapat menyusun
makalah ini dengan baik.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada Nabi


besar kita Muhammad Saw., kepada para sahabatnya, para keluarganya, para tabi’in
tabi’atnya, serta kita selaku umatnya sampai akhir zaman. Aamiin Yaa Robbal
‘Alamiin.

Puji syukur juga kami panjatkan karena sesuai dengan jadwal kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Gangguan Perilaku atau Perilaku Abnormal ”.

Dalam penulisan makalah ini tentunya tim penulis menyadari banyak sekali
kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Baik aspek kualitas maupun aspek
kuantitas. Penulis juga menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna
sehingga penulismembutuhkan kritik dan saranyang bersifat membangun dari
berbagai pihak. Sehingga segala kekurangan yang ada dapat penulis perbaiki di
kesempatan mendatang.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi tim penulis
umumnya bagi para pembaca. Semoga Allah swt. Selalu memberikan rahmat,
taufiq, dan hidayah kepada kita semua. Aamiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

Cirebon, 9 November 2019

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................... i

Daftar isi ........................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 1

1.3 Tujuan ................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHSAN

2.1 Pengertian Perilaku Abnormal ............................................................ 3

2.2 Gangguan Perilaku Abnormal ............................................................. 4

2.3 Penyebab Perilaku Abnormal ............................................................. 13

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 14

3.2 Saran ................................................................................................... 14

Daftar Pustaka ................................................................................................... 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perilaku manusia berasal dari dorongan yang ada dalam diri manusia,
sedangkan dorongan merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang ada
dalam diri manusia. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berperilaku
dalam segala aktivitas, banyak hal yang mengharuskan berperilaku. (Oleh Heri
Purwanto, 2010:10).
Menurut teori insting dari McDougall dalam Baron dan Byrne, dan
Cridrr mengatakan bahwa perilaku muncul akibat insting (dalam buku Pieter,
Bethsaida,dkk. 2011:3).
Tiap-tiap individu memiliki perilaku yang berbeda-beda, apabila
perilaku tersebut baik maka dapat dikatakan adalah perilaku yang normal
begitupun sebaliknya perilaku yang menyimpang jauh dari prilaku normal atau
bebeda dari keadaan integrasi ideal dapat dikatakan sebagai perilaku abnormal.
Pada kehidupan sehari-hari, kita sering menyaksikan perilaku manusia
yang aneh-aneh. Dari mulai pembunuhan, perampokan sampai penyimpangan
seks. Pada kerangka tersebut maka prilaku abnormal menurut Yosep (2011)
digolongkan antara lain, psikopat, defiensi moral, abnormalitas seksualitas,
psikoneurosis, dan psikosa.
Perilaku abnormal didasari oleh, factor keturunan, factor sebelum lahir,
factor ketika lahir, dan factor setelah lahir. Oleh karena itu, penulis akan
membahas mengenai gangguan perilaku atau perilaku abnormal.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana gangguan perilaku atau perilaku abnormal ?

1
1.3 Tujuan
a. Untuk menjelaskan gangguan perilaku Abnormal.
b. Untuk menjelaskan pengertian perilaku.
c. Untuk menjelaskan macam-macam perilaku.
d. Untuk menjelaskan penyebab dari gangguan perilaku.

2
BAB II
GANGGUAN PERILAKU ATAU PERILAKU ABNORMAL

2.1 Pengertian Perilaku Abnormal

Perilaku mepunyai arti yang konkret daripada jiwa, karena lebih


konkret, perilaku lebih mudah dipelajari daripada jiwa dan melalui perilaku
dapat dikenal jiwa seseorang. Karakteristik perilaku ada yang terbuka ada yang
tertutup. Perilaku terbuka ialah perilaku yang mudah diketahui oleh orang lain
tanpa menggunakan alat bantuan. Perilaku tertutup adalah perilaku yang hanya
dimengerti oleh diri sendiri menggunakan alat bantu atau metode tertentu.
Ada yang beranggapan bahwasanya perilaku terjadi karena dorongan
dari seseorang untuk mencapai suatu kebutuhan. Oleh karena itu, perilaku
timbul karena adanya dorongan dalam rangka pemenuhan suatu kebutuhan
dasar. Kebutuhan dasar adalah kebutuhan yang menentukan kelangsungan
hidup manusia.
Beberapa sarjana psikologi mendefinisikan manusia antara lain : E.
Cassirer menyatakan “manusia adalah makhluk” dan Plato merumuskan
“manusia bukan dipelajari berdasarkan kehidupan pribadi akan tetapi
kehidupan social dan politiknya”, sedangkan menurut faham filsafat manusia
adalah eksitensi. Manusia tidak hanya ada atau berada didunia, tetapi mengada
(Oleh Heri Purwanto, 2010: 11).
Perilaku atau perbuatan manusia tidak terjadi secara sporadis (timbul
dan hilang saat saat tertentu), tetapi selalu ada kelangsungan kontinuitas antara
satu perbuatan dengan perbuatan berikutnya. Perilaku manusia tidak pernah
berhenti pada suatu saat. Perbuatan yang dulu merupakan persiapan perbuatan
yang kemudian dan perbuatan yang kemudian merupakan kelanjutan
perbuatan sebelumnya.
Tiap-tiap perilaku selalu mengarah pada suatu tugas tertentu. Hal ini
tampak jelas pada perbuatan-perbuatan belajar atau bekerja, tetapi hal ini juga
terdapat pada perilaku lain yang nampaknya tidak ada tujuannnya, misalnya
pada kucing. Tetapi usaha dan perjuangan pada perilaku manusia berbeda,

3
karena yang diperjuangkan adalah sesuatu yang ditentukannya sendiri, yang
dipilih sendiri. Ia tidak akan memperjuangkan sesuatu yang sejak semula
memang tidak ingin diperjuangkannnya. Manusia mempunyai aspirasi yang
diperjuangkan, sedangkan hewan hanya berjuang untuk memperoleh sesuatu
yang sudah diberi oleh alam.
Keunikan perilaku berbeda dari lainnya. Jadi tiap-tiap manusia selalu
mempunyai ciri-ciri, sifat-sifat tersendiri yang membedakan dari manusia
lainnya. Tidak ada dua manusia yang sama didunia ini. Pengalaman-
pengalaman masa lalu dan aspirasi-aspirasinya untuk masa yang akan dating
menentukan perilaku dimasa kini dan karena tiap orang mempunyai
pengalaman dan aspirasi yang berbeda-beda, maka perilaku dimasa kinipun
berbeda-beda. (Oleh Heri Purwanto, 2010: 11).

2.2 Jenis-jenis Perilaku Abnormal


1. Defeciency Mental
Terdiri dari dua bentuk deficiency yaitu amentia dan oligophrenia
a. Amentia (Mental Defeciencey) Model abnormal fisik.
Abnormalitas perilaku model amentia bagian-bagian dari mental
deficiency adalah pertumbuhan mental yang tidak komplit atau yang
tertahan, penderita tidak mampu mengadakan adaptasi sosial dengan
bebas, dan sangat memerlukan pemeliharaan pengawasan atau control.
Menurut Widiyatun (2009) menyatakan bahwa penyebab dan jenis-jenis
Amentia adalah sebagai berikut, yaitu :
Penyebab :
a) Faktor faktor hereditas
b) Penyakit
c) Traumatis
1) Amentia primer atau genetic, amentia disebabkan faktor phisik,
hereditas, interinsik.
2) Amentia sekunder ( ekstrinsik) Amentia eksogenus, penyebab dari
luar sehingga mengalami degenerasi.

4
3) Amentia traumatic
Amentia karena luka, biasanya terjadi:
a) Kerusakan- kerusakan neuron
b) Hambatan jalan darah
c) Pendarahan pada otak
d) Peradangan sakit meningitis
e) Amentia korenna infeksi pada otak :

Jenis- jenis amentia ini adalah:

a) Amentia disebabkan penyakit rubella


b) Amentia disebabkan oleh congenital syphilis dan syphilitic
amentia
I. Amentia oleh congential syphilis
II. Syphilitic amentia
Akibat syphilitica amentia :
i. General paresis
ii. Juvenile paresis
iii. Cerebral syphilis
c) Toxic Amentia
d) Amentia karena alkohol
e) Amentia karena encephalitis
f) Amentia akibat tumor pada otak
b. Oligophrenia
Moral Deefectives ( cacad Moral). Banyak melakukan tindakan criminal
karena otaknya yang tumpul.
2. Psikoneurosa
Psikoneurosa ialah sekolompok reaksi psikis yang dicairkan secara
khas dengan unsur kecemasan. Dan secara tidak sadar diekspresikan dengan
jalan menggunakan mekanisme pertahannan diri (defence mechanism).
Menurut Widayatun (2009) menyatakan bahwa Psikoneurosa memiliki
gejala dan jenis-jenisnya diantaranya adalah sebagai berikut, yaitu :

5
a. Mekanisme pertahannan diri (defence mechanism).
1) Tidak terjadi disosiasi kepribadian
2) Nervous system
3) Di masa perang disebut skill schock dan war nerurose
b. Sebab sebab :
1) Menderita tak mampu adaptasi terhadap lingkungan
2) Tingkahnya agak aneh
3) Tidak memerlukan rumah sakit
1) Faktor psikologi seperti stress, depresi, frustasi konflik
2) Kurang kemauan
3) Lemahnya pertahanan diri
4) Tekanan sosial dan tekanan budaya
c. Gejala- gejala psiko neurosa:
1) Tingkah laku dan relasi sosialnya selalu Asosial
2) Sikapnya aneh-aneh
3) Suka ngeloyor tanpa tujuan
4) Pribadinya tidak stabil dan responnya selalu tidak adekwat
5) Reaksi sosiopathiknya bisa berupa gejala, kacaunya, kepribadian
simpatik
6) Tidak pernah loyal terhadap seseorang
7) Tanpa perasaan, emosinya tidak matang dan tidak bertanggung
jawab
8) Sering ada penyimpangan sex sualitas
d. Jenis-jenis:
1) Hysteria dan dissosiasi kepribadian minor, mayor, narcolepsy,
anorexsi
2) Psyhastenia obsesi, kompulsi, phobia, fogue, somnabolisme,
multiple personality
3) Tick ialah facial atau gerak muka atau wajah yang seperti
dipaksakan.

6
4) Neurasthenia seperti kecemasan kronis, takut, mengidap penyakit
serius perasaannya. Dirasa bisa menyebabkan kematian.
5) Hypochondria
6) Anxiety neurosis seperti takut, cemas, irritable, diwarnai frustasi,
delusi, ilusi, rasa dikejar-kejar.
7) Psikosomatis gangguan yang menyebabkan si penderita merasa
fisiknya sakit.

3. Psychosa (Psikosa)
Bentuk disorder, disintegrasi pribadi, terputusnya hubungan dengan realita.
Menurut Hartono (2016) Psikosa dibagi menjadi dua jenis yaitu sebagai
berikut :
a. Psikosa organik yang disebabkan oleh factor fisik. Jenis atau model
psikosa organik.
1) Toxic psyichosis :
a). Alkohol : alkoholisme atau infeksi, alkoholik atau penurunan
berat delerium, lupa atau pikun
b). Drug sikosis atau obat bius
c). Lood psikosis atau keracunan timah hitam
2) Syphilitik psychosis:

a). Dimentia paralytica atau lumpuh

b). Juvenile paresis

c). Cerebro spinal sythalitik psychosis atau kerusakan otak

d). Tobes dorsalis ( locomotor ataxia atau infeksi tulang punggung)

3) Senile psykosis ( tua ):

a). Senile dimentia

b). Presenile psikosis

7
4) Traumatic psikosis atau luka
5) Pychosa karena gangguan granduler
6) Psichosa karena kekurangan Vitamin
7) Psikosa karena tidak tahu sebabnya:

a). Parkinson disease ( paralyse)

b). hungtington chorea disease

b. Psikosa fungsional

Psikosa karena disoder mental, Psikossa faktor psiko-logis bukan


fisik, dan diikuti oleh maladjustment social yang berat. Sama sekali tidak
mampu berhubungan social dengan dunia luar. Hidup dalam dunianya
sendiri.

Gejala :

1. Tidak ada insight


2. Maladjustment berat dan disorganisasi dari fungsi kewajiban,
intelegensia, perasaan dan kemauan.
3. Stupor.
4. Pribadi terpecah dan disosiasi terhadap lingkungan.
5. Kekuatan mental progrefsif.
6. Maniak dan eksentrik
7. Halusinasi dan delusi sering terjadi
8. Emosi kronis

Sebab :

1. 50% penderita hirediter


2. Komplek mental serius
3. Maladjustment dan escape yang salah.
4. Kurang adanya integrasi kepribadian

8
Menurut Hartono (2016) jenis atau model psikosa fungsional itu sendiri
dibagi menjadi tiga yaitu sebagai berikut :

1) Schizopherenia
Disentregrasi pribadi dan kepecahan pribadi, emosional dan
itelektual jadi majemuk atau ambigious, dementia total berpantasi,
gangguan inteletual, sebagai pola piker melompat- melompat.
a) Schizopherenia hebephrenic.
1. Tertawa
2. Irritable
3. Sarkasme
4. Muka perat-perot
5. Halusinasi atau delusi pendek dan cepat berganti
6. Regresi total
b) Schizopherenia catatonic
1. Kaku
2. Catalepsy, keadaan tidak sadar france
3. Sering seperti terhipnotic
c) Schizopherenia paranoid
1. Iri hati, cemburu, curiga
2. Apathis
3. Tampak lebih waras, sikapnya bermusuh, merasa dirinya
besar panatik serius.
4. Bersikap hipokhondris.
2) Manis depresif
75 % penderita wanita dengan gangguan emosional yang ekstrim
tingkah lakunya kekanak- kanakan.

9
Gejala:
a. Penderita sangat aktif
b. Tidak sabar
c. Kesadaran kebur
d. Disorientasi total terhadap ruang dan keadaan waktu
e. Emosinya pendek dan meledak-meledak
f. Sering melakukan kekerasan
g. Delusi dan ilusi sering berganti-ganti
h. Bisa melakukan serangan-serangan kekerasaan dan
usaha untuk membunuh atau bunuh diri.
3) Paranoia
Delusi- delusiyang disistematisir dan dihinggapi banyak ide-ide
fixed 70 % penderita kaum pria. Terlihat ada rasa bersalah, berdosa,
cemburu, iri, tumbuh perasaan super.

4. Abnormal sexsual

Sex itu merupakan energi psikis yang ikut mendorong manusia untuk
bertingkah laki dibidang sex saja, coitus misalnya, tapi juga non seksual
namun yang dibicarakan heterosexualitas pria dan wanita yang normal.
(Sadarjoen: 2010)

5. Psikopat

Psikopat adalah pribadi sosiophatikyang anti social,desosoal, asocial.


Biasanya karena masa mudanya sedikit sekali mendapatkan kasih saying
dari lingkungan dan bahkan hamper sama sekali tak pernah mengalaminya.
Pada usia 0-5 tahun jarang menerima kelembutan dan kemesraan sehingga
kehilangan kemauan jiwanya diliputi benci dan dendam. Bentuk abnormal
ini biasanya dianggap a. moral karena tidak sesuai dengan social, budaya,
dan agama yang benar dan baik. (Hartono: 2016)

10
Gejala asoaial terkadang diikuti diam, namun tidak Nampak ada
kelainan, seperti orang biasa dan bahkan membaur. Bentuk-bentuknya :
gelandangan, pengemis, mabuk-mabukan / peminum, prostitusi, korupsi,
membaur dengan prilaku criminal, preman, dan sebagainya.

Ditinjau dari sudut psikodinamika dan genetika, asal-usul psikopat


bersumber dari kelakuan menyimpang pada masa kanak-kanak dan
kenakalan remaja. Menurut Hartono (2016) Ttanda-tanda dari seseorang
memeiliki perilaku Psikopat adalah sebagai berikut, yaitu :

a) Tidak pernah membentuk keterikatan yang baik dengan orang tua


atau pengganti orang tua.
b) Suka melawan terhadap hal hal yang dilarang oleh masyarakat,
karena biasa di manja dan merasa di perlakukan tidak adil.
c) Membutuhkan penerimaan orang lain dan ada perasaan bersalah,
tetapi tidak terjalin dengan baik dalam kepribadian keseluruhannya.

6. Mental Disorder
Kekacauan / kekalutan mental atau gangguan fungsi mental terhadap
stimulasi ekstren dan ketegangan-ketegangan yang dibarengi dengan gejala:
pusing, sesak nafas, konflik dengan standart social. Overprotektif dari orang
tua, anak ditolak, broken home, cacat jasmani, lingkungan sekolah yang
tidak menyenangkan, konflik budaya, masa transisi, meningkatnya aspirasi
dan pengejaran kemewahan material. (Hartono: 2016)

7. Defiensi Moral

Disebut juga defect moral, dicirikan dengan individu yang hidupnya


delinequente, selalu melakukan kejahatan(crimes) dan berperilaku social,
tetapi tidak ada penyimpangan atau gangguan pada inteleknya.
Penyebab utamanya adalah terpisah (separation) dengan orang tua pada usia
kurang dari 3 tahun, khususnya berpisah dengan ibunya pada umur 0-4

11
tahun. Efek perpisahan menyebabkan individu tidak mendapatkan kasih
sayang, tidak mendapatkan afeksi dan selalu dan mendapatkan pelakuan
yang keras dan kejam. Akibatnya individu menjadi pendendam, bersikap
agresif, miskin hubunga kemanusiaan, emosinya dingin dan beku, tidak
memiliki super ego adanya penolakan super ego dan hati nurani. (Kasiati,
2013: 5)

Kelemahan dan kegagalan individu pada definisi moral, diantaranya:


tifak mampu mengenal, mengerti mengandalikan dan mengatur emosi dan
perilaku, memiliki perilaku salah dan jahat, kegagalan dalam mengadakan
penyesuaian terhadap hukum, norma-norma, dan standar social yang
berlaku.
Ciri-ciri orang dengan diefensi normal : secara fisik dan organik normal
namun pada umumnya bersifat semaunya keras kepala pikirannya sering
berubah ubah perangai kasar dan munafik, kelemahan dorongan instingtif
primer, sehingga ego menjadi lemah, kemiskinan afektif, tanpa self respect
dan ada relasi longgar dengan sesama manusia.

Menurut Kasiati (2013) difiensi moral dikelompokan menjadi dua jenis


diantaranya adalah sebagai berikut, yaitu :
a. Damage children

Sikap ini terjadi akibat terlalu lama terpisah dengan ibunya sejak
masa bayi. Sikap dan perilakunya antara lain: suka protes, badung, suka
melawan, depresi, tindakan meledak meledak, egoistis, tindakan kasar,
dan tidak mengenal ampun, tidak tahu rasa belas kasihan.

b. Juvenile delinquency

Juvenile delinquency adalah anak-anak muda (dibawah umur 18


tahun), yang selalu malakukan kejahatan dan melanggar hukum, yang
dimotivasi oleh keinginan mandapatkan perhatian, status, sosial dan
penghargaan dari lingkungan.

12
Penyebab juvenile delinquency adalah fungsi persepsi yang defektif,
implus tidak terkendalikan, defiensi dari control super ego dan
instabilitas psikologis.

Ciri-ciri anak dengan Juvenile delinquency, yaitu tidak


memiliki kesadaran sosial,dan moral, mental lemah, labil, dan tidak
terkendali karena super ego tidak terbentuk. Disharmoni dan disfungsi
dorongan, kemauan ( volusi) sehingga pribadinya tidak terintegrasi,
overacting, perilaku liar dan mengarah kepada psikosis. Mempunyai
rasa inferior, frustasi, dan dendam yang kompensasi dengan perbuatan
kekerasan, agesif, destruktif, dan kriminal yang secara tidak sadar
digunakan untuk mempertahankan harga dirinya untuk memperoleh
perhatian dan pestise sosial. (Kasiati, 2013: 5).

2.3 Penyebab Perilaku Abnormal

Menurut Kasiati (2013: 3) penyebab yang mendasari seseorang mengalami


perilaku abnormal adalah :

1. Faktor keturunan, seperti idiopathy, psikosis, neurosis, idiocy, dan psikosa


sifilitik
2. Faktor sebelum lahir, yaitu terjadi pada ibu karena : kekurangan nutrisi,
infeksi, luka, keracunan, menderita penyakit, menderita psikosis dan trauma
pada kandungan.
3. Faktor ketika lahir, seperti: kelahiran dengan alat, asphyxia, premature,
primogeniture.
4. Factor setelah lahir, seperti: pengalaman traumatic, kejang/stuip, infeksi
pada otak atau selaput otak, kekurangan nutrisi dan factor psikologis.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perilaku pribadi abnormal adalah perilaku yang menyimpang jauh dari


perilaku normal atau berbeda dari keadaan integrasi ideal. Pada kehidupan sehari-
hari, kita sering menyaksikan perilaku manusia yang aneh-aneh. Perilaku abnormal
dapat terjadi karena disebabkan oleh factor keturunan, factor sebelum lahir, factor
ketika lahir, dan factor setelah lahir.

Jenis-jenis perilaku abnormal diantaranya psikopat, defisiensi moral,


abnormalitas seksual, psikoneurosis dan psikosa. Psikopat adalah kelainan tingkah
laku berbentuk tingkah laku anti sosial, bersumber kelakuan menyimpang pada
masa kanak-kanak. Psikopatik dibedakan menjadi psikopat simpatik; pendendam
dan pemberontak; hipokondriasis dan tidak teratur; antisosial.

Defisiensi moral, dicirikan dengan individu yang hidupnya selalu


melakukan kejahatan (crimes) dan berperilaku asosial, tetapi tidak ada
penyimpangan atau gangguan pada inteleknya. Perilaku seksual abnormal adalah
relasi seks yang tidak bertanggung jawab, yang didorong oleh kompulsi-kompulsi
dan dorongan-dorongan yang abnormal. Psikoneurosis adalah ketegangan pribadi
yang terus menerus akibat adanya konflik dalam dirinya sehingga ketegangan tak
kunjung dan akhirnya neurosis.

3.2 Saran

Kita perlu memahami perilaku abnormal seseorang, sebab “orang


berperilaku abnormal” biasanya tampak menampakan perilaku bermasalah itu
didalam keseluruhan interaksi dengan lingkungannya. Manusia merupakan
individu yang khas, penghampiran terhadap permasalahan individu memerlukan
penanganan yang berbeda. Teknik-teknik membantu orang yang berperilaku
abnormal memberikan wawasan dalam memberikan bantuan terhadap orang yang
bermasalah.

14
Jadi sebagai sesama manusia, kita harus mengetahui mengapa itu bisa
terjadi dan setiap orang harus bisa mengerti apa yang dialami oleh orang
disekitarnya dengan baik dan solusi yang tepat agar orang yang berperilaku
abnormal dapat keluar dari masalah yang dihadapi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Hartono, D. 2016. Psikologi. Jakarta Selatan: Pusdik SDM Kesehatan.

Kasiati. 2013. Petunjuk Pelaksanaan Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi


Kesehatan. Jakarta: PPSDM Kesehatan.

Pieter, Herri Zan, Bethsaida J, dkk. Pengantar Psikopatologi Untuk Keperawatan.


Jakarta: Kencana.

Purwanto, Heri. 1999. Pengantar Perilaku Manusia untuk Keperawatan.

Sadarjoen, Sawitri S. 2010. Bunga Rampai Kasus Gangguan Psikoseksual.


Bandung: Refika Aditama.

Widayatun, Tri R. 2009. Ilmu Perilaku. Jakarta: Sagung Seto.

Yosep, Iyus. 2011. Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama.

16

Anda mungkin juga menyukai