Oleh :
2023
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya, karena tanpa rahmat dan hidayah-Nya, kita tidak dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Dalam kesempatan kali ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini, karena penyusunan makalah ini
tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan do’a, kritik, dan
sarannya sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Namun kami sangat menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih
terdapat banyak kekurangan baik dari segi isi maupun penyajiannya dikarenakan terbatasnya
pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan masukan dari Bapak Drs. H. Suwatah, M.Si. sebagai dosen pengampu mata kuliah
Psikologi Dakwah.
Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak serta dapat
membentuk kepribadian menjadi lebih baik dan tidak terpaku dalam kehidupan di dunia
melainkan juga di akhirat dan selalu ingat atas kebenaran yang Maha Kuasa.
Surabaya, 9 april 2023
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4
C. Tujuan.............................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................5
A. Ciri-Ciri Perilaku Manusia..............................................................................................5
B. Faktor-Faktor Penggerak Tingkah Laku Manusia..........................................................6
C. Faktor Rohaniah..............................................................................................................6
D. Faktor Agama..................................................................................................................9
BAB III ANALISA..................................................................................................................12
A. Kritik..........................................................................................................................12
B. Saran..........................................................................................................................12
C. Pendapat....................................................................................................................12
BAB IV KESIMPULAN..........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan suatu pokok masalah dalam
bentuk pertanyaan sebagai berikut :
C. Tujuan
Ciri ciri perilaku manusia yang membedakanya dari makhluk lainya dibagi menjadi
lima :
1. Kepekaan Sosial
Setiap hari manusia pasti tidur. Bagi mahasiswa yang rajin atau pekerja
professional, tidur bukan semata mata karena mengantuk tetapi di orientasikan
pada tugas besok. Ketika mahasiswa akan ujian semester besok pagi misalnya,
maka meskipun acara televisi sepanjang malam itu bagus,maka mahasiswa itu
secara sadar mematikan pesawat televisinya dan kemudian pergi tidur karena ingat
besok akan ujian.
5. Keunikan
Perilaku manusia bersifat unik, artinya hanya dia sendiri, berbeda dengan
yang lain. Karena pengalaman manusia berbeda beda maka aspirasi,selera dan
kecenderunganya juga berbeda beda. Hal ini berakibat pada perbedaan perilaku
yang berbeda pula.
C. Faktor Rohaniah
1. Kebutuhan Primer
Setiap makhluk hidup pasti memiliki kebutuhan primer, seperti halnya
manusia dan hewan. Kebutuhan primer sendiri meliputi makan, minum, dan
sebagainya. Namun dalam memenuhi kebutuhan primernya manusia dan hewan
memiliki cara yang berbeda yakni dalam memenuhi kebutuhan primernya
manusia akan berpikir dan mempertimbangkannya terlebih dahulu sebelum
memenuhi kebutuhan tersebut, sedangkan hewan tidak memerlukan sebuah
pertimbangan. Sebagai contoh kecilnya kita dapat melihat seekor kambing yang
kelaparan, maka ia akan segera mencari rumput dan memakannya, sedangkan
manusia yang beragama ketika ia merasa lapar ia akan mempertimbangkan
dimana ia akan makan, apakah makanan tersebut halal atau haram, apakah
makanan tersebut layak atau tidak untuk dikonsumsi.
2. Kebutuhan Rohaniah
Kebutuhan rohaniah sendiri tiap manusia memiliki tingkat kebutuhan yang
berbeda-beda, hal tersebut terjadi karena dipengaruhi oleh tiga perkara :
a. Pendidikan
b. Pengalaman
c. Lingkungan sekitar
Faktor yang terakhir adalah faktor agama, dapat kita lihat disekitar kita
bahwasanya keyakinan seseorang terhadap agama dapat mempengaruhi perilaku
seseorang tersebut, tidak hanya secara individual, tetapi juga secara sosial.
A. Kebutuhan Manusia Terhadap Agama
Kebutuhan manusia terhadap agama dan rohaniah sebenarnya saling
berkaitan, namun terkadang juga tidak, dikarenakan seseorang yang belum
memiliki keyakinan tentu saja memiliki kebutuhan rohaniah, hanya saja
kebutuhan mereka berbeda dengan kebutuhan seseorang yang beragama.
Keyakinan beragama dapat mempengaruhi perilaku kepribadian seseorang.
Dapat dilihat, secara empirik atau sosial agama merupakan kebutuhan bagi
tiap individu ataupun komunitas, tetapi tidak selamanya agama dapat menjadi
factor dominan penggerak tingkah laku manusia, karena hal tersebut dapat
dikembalikan dari tiap-tiap kebutuhan individu.
B. Keyakinan-Keyakinan Agama
a. Keyakinan Terhadap Tuhan YME.
Keyakinan terhadap Tuhan biasanya tergantung pada persepsi tiap individu
terhadap Tuhannya, tergantung dengan bagaimana cara mereka memandang
Tuhannya. Jika seseorang tersebut memiliki persepsi bahwa Tuhan itu galak
dan suka menghukum maka dia cenderung memiliki sifat penakut, kemanapun
dia pergi dia akan dihantui oleh rasa takut dan bersalah ketika melakukan
suatu hal yang dirasa menyalahi aturan, dan ketika dia dihadapkan dengan
orang yang bersalah maka dia cenderung bersifat keras dan mudah
menghukum dengan menimpakan hukuman yang seberat-beratnya kepada
orang yang bersalah. Sedangkan jika seseorang memiliki persepsi bahwa
Tuhan memiliki sifat Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Pemberi, serta
Maha Pengampun, maka kemanapun dia pergi, dia akan cenderung bersifat
optimis. Ketika dia dihadapkan dengan orang yang bersalah maka orang
tersebut akan mengajaknya untuk mengintropeksi dan mengevaluasi
perbuatannya, serta akan memberikan nasihat agar dapat mengembalikannya
ke jalan yang benar.
Keyakinan terhadap Tuhan sendiri dibagi menjadi dua :
1. Keyakinan Jabbariah (Fatalisme)
Orang yang memiliki keyakinan seperti ini cenderung pasrah
terhadap nasib mereka, dikarenakan mereka memiliki keyakinan atau
Aqidah bahwa kuasa Tuhan itu bersifat mutlak. Orang yang berkeyakinan
seperti ini tidak akan pernah mencari tahu sebab-akibat terjadinya sesuatu,
mereka juga cepat menerima sesuatu ketika dilanda kesulitan.
2. Keyakinan Qadariyah (Free Will)
Berbeda dengan keyakinan Jabbariah, disini seseorang yang
memiliki keyakinan Qadariyah memiliki sebuah kemerdekaan dalam
menentukan tingkah laku atau perbuatannya, mereka cenderung memiliki
sifat pantang menyerah ketika dipertemukan dengan kesulitan,
dikarenakan mereka memiliki persepsi bahwa Tuhan memiliki sifat
keadilan yang mutlak.
b. Keyakinan Terhadap Hari Akhir
Keyakinan terhadap adanya hari akhir juga mempengaruhi tingkah laku
manusia. Orang yang mempercayai hari akhir berkeyakinan bahwa setelah
kehidupan di dunia pasti ada kehidupan di akhirat, yang mana kehidupan
tersebut merupakan tahap dimana seseorang akan dimintai sebuah
pertanggungjawaban atas apa yang telah dilakukannya di dunia dan
menentukan apakah dia akan masuk ke dalam surga atau neraka. Orang yang
memiliki keyakinan terhadap hari akhir cenderung berhati-hati dalam
bertindak, karena takut perbuatannya tersebut akan menimbulkan dosa,
biasanya mereka cenderung melakukan kebaikan agar mendapatkan pahala
agar dapat dijadikan bekal hidup di akhirat kelak.
c. Keyakinan Terhadap Takdir
Qadara merupakan arti lughowi dari kata takdir, qadara memiliki arti
ukuran atau kadar. Qadarullah atau takdir Allah merupakan ukuran sesuatu
yang telah diberikan Allah kepada makhluk-Nya, seperti halnya jodoh, rizki,
dan nasib, semua sudahdiatur oleh Allah sesuai dengan porsinya masing-
masing. Keyakinan terhadap takdir sendiri juga dikembalikan lagi pada
persepsi masing-masing individu. Seperti yang kita ketahui bahwa seseorang
yang memiliki faham Jabbariah maka dia akan cenderung pasrah dan
menerima takdirnya dengan apa adanya, namun sebaliknya jika seseorang
memiliki faham Qadariyah maka dia akan berusaha dalam memperoleh
takdirnya, contoh kecilnya adalah ketika sebuah kampung dilanda banjir,
maka mereka akan berusaha membangun tanggul pengaman agar suatu saat
tidak terjadi banjir lagi dikampungnya.
d. Keyakinan Terhapad Kesakralan
Konsep suci pasti sudah tidak asing lagi dalam suatu agama. Dalam suatu
agama sesuatu yang dianggap suci (sakral) pasti memiliki perlakuan dan
pantangan yang berbeda. Sebuah pantangan yang dilanggar biasanya akan
menimbulkan rasa takut kepada pelakunya, karena bisa saja mereka
mendapatkan kesialan atau kutukan dari hal tersebut. Hal seperti ini bisa
dijadikan sesuatu yang positif bagi para da’i yang arif, mereka bisa
memanfaatkan situasi seperti ini untuk menunjang kehidupan manusia agar
lebih bermoral dan bermartabat, seperti halnya sebuah pohon yang diyakini
memiliki kekuatan sakral dapat menunjang sebuah program penghijauan.
e. Keyakinan Terhadap Makhluk Gaib
Sesuatu yang gaib sudah tidak lagi asing ditelinga kita. Semua agama pasti
memiliki kepercayaan terhadap sesuatu yang gaib, namun semua itu kembali
lagi kepada persepsi masing-masing individu. Dapat kita lihat seseorang yang
memeluk agama animistis, mereka cenderung meminta tolong kepada
makhluk gaib untuk mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan melalui
perantara dukun atau bisa saja langsung ketika mereka memiliki ilmu tersebut,
hal tersebut seringkali dinilai tidak rasional (tidak masuk akal).
Hal-hal yang gaib juga pasti sudah tidak asing lagi bagi pemeluk agama
Islam, namun dalam ajarannya Islam sudah sangat transparan dalam
memperkenalkan hal-hal yang gaib, seperti malaikat, jin, dan setan, serta
hubungannya dengan manusia, maka dari itu pemikiran mereka terhadap hal-
hal yang gaib dapat diterima oleh akal sehat (rasional).
BAB III
ANALISA
E. Kritik
F. Saran
Sebagai manusia yang bijak dan dikaruniai akal sehat sudah sepatutnya kita
mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan, contohnya adalah dengan
mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia agar terciptanya
kehidupan yang damai, tentram, dan tidak menyimpang dari jalannya.
G. Pendapat