Puji dan syukur kepada Allah SWT atas rahmatnya, sehingga Penulis telah
selesai menyusun makalah ini guna memenuhi persyaratan mengakhiri
Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Penyakit Jiwa, dengan judul Fobia
Spesifik.
Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada
pembimbing, dr. Lailan Sapinah, Sp.KJ atas bimbingan dan arahannya selama
mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Penyakit Jiwa Rumah Sakit
Umum Datu Beru dalam penyusunan makalah ini.
Bahwasannya hasil usaha penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangannya, tidaklah mengherankan karena keterbatasan pengetahuan yang
ada pada penulis. Kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis
harapkan, guna memperbaiki penyusunan makalah ini.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah
pengetahuan serta dapat menjadi arahan dalam mengimplementasikan Ilmu
Penyakit Jiwa dalam klinik.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantari
Daftar Isi..ii
BAB I PENDAHULUAN..... 1
BAB II ISI.. 2
2.1
Definisi 2
2.2
Epidemiologi... 3
2.3
Etiologi 3
2.4
Gambaran Klinis. 4
2.5
2.6
Diagnosis Banding...... 5
2.7
Tatalaksana.. 5
BAB I
PENDAHULUAN
Fobia adalah suatu ketakutan irasional yang jelas, menetap dan berlebihan
terhadap suatu objek spesifik, keadaan atau situasi. Berasal dari bahasa Yunani,
yaitu Fobos yang berarti ketakutan.
Adanya atau diperkirakan akan adanya situasi fobik menimbulkan
ketegangan parah pada orang yang terkena, yang mengetahui bahwa reaksi adalah
berlebihan. Namun demikian, reaksi fobik menyebabkan suatu gangguan pada
kemampuan seseorang untuk berfungsi di dalam kehidupannya.
Fobia merupakan suatu gangguan jiwa, yang merupakan salah satu tipe
dari gangguan ansietas, dan dibedakan kedalam tiga jenis berdasarkan jenis objek
atau situasi ketakutan yaitu : Agorafobia, Fobia Spesifik dan Fobia Sosial.
Fobia spesifik adalah adanya rasa takut yang kuat dan menetap akan suatu
objek atau situasi. Orang dengan fobia spesifik dapat mengantisipasi bahaya,
seperti digigit anjing, atau dapat menjadi panic saat berpikir akan hilang kendali;
contohnya jika mereka takut berada di dalam lift, mereka juga dapat khawatir
akan pingsan setelah pintu ditutup.
BAB II
ISI
2.1 Definisi
Fobia Spesifik
Fobia spesifik adalah adanya rasa takut yang kuat dan menetap akan suatu
objek atau situasi. fobia berasal dari kata phobos (yunani) yang berarti
ketakutan. fobia adalah rasa takut yang kuat dan menetap serta tidak sesuai
dengan stimulus, tidak rasional bahkan bagi si penderita sendiri, yang
menyebabkan penghindaran objek maupun situasi yang ditakuti tersebut. apabila
cukup menimbulkan penderitaan dan ketidakmampuan maka disebut sebagai
gangguan fobia. Fobia spesifik adalah adanya rasa takut yang kuat dan menetap
akan suatu objek atau situasi.
penyakit Ketakutan (Fobia) adalah kecemasan yang luar biasa, terus
menerus dan tidak realistis, sebagai respon terhadap keadaan eksternal tertentu. 4
Beberapa subtipe fobia spesifik:5
a. Animal Type. Subtipe ini ditandai dengan adanya ketakutan terhadap
binatang atau serangga. Subtipe ini umumnya mempunyai onset masa
kecil.
b. Natural Environment Type. Subtipe ini ditandai dengan adanya
ketakutan terhadap objek objek dalam lingkungan alami, seperti : badai,
ketinggian, atau air. Subtipe ini mempunyai onset masa kecil.
c. Blood-Injection-Injury Type. Subtipe ini ditandai dengan adanya
ketakutan melihat darah, cedera, menerima injeksi ataupun segala prosedur
medis. Subtipe ini sering dijumpai dan karakteristiknya adalah adanya
respon vasovagal.
d. Situational Type. subtype ini ditandai dengan adanya ketakutan terhadap
situasi tertentu seperti: transportasi umum, lorong, jembatan, elevator,
pesawat terbang, berkendara, atau tempat tertutup. Subtipe ini mempunyai
dua onset, onset pertama pada waktu kecil dan yang kedua pada
pertengahan umur 20-an.
e. Other Type. Subtipe ini ditandai dengan ketakutan terhadap stimulasi
yang lain. Stimulus dapat berupa ketakutan ketika tersedak, muntah,
Etiologi
Fobia Spesifik dapat timbul akibat pemasangan objek atau situasi spesifik
Mekanisme hubungan lain antara objek fobik dan emosi fobik adalah
meniru model, di sini seseorang mengamati reaksi pada orang lain (contohnya
orang tua) dan transfer informasi, di sini seseorang diajari atau diperingatkan akan
bahaya objek spesifik ( contohnya ular berbisa).
Factor Genetik.
Fobia spesifik cenderung diturunkan di dalam keluarga. Jenis cederadarah-suntikan terutama memiliki kecenderungan familial yang tinggi. Studi
melaporkan bahwa dua pertiga sampai tiga perempat proband yang terkena
sedikitnya memiliki kerabat derajat pertama yang memiliki fobia spesifik dengan
tipe sama, tetapi studi kembar dan adopsi yang penting belum dilakukan untuk
menyingkirkan peranan transmisi nongenetik yang bermakna pada fobia spesifik.
2.4 Gambaran Klinis
Temuan utama pada pemeriksaan status mental adalah adanya rasa takut
yang tidak rasional dan ego-distonik akan suatu situasi, aktivitas, atau objek
spesifik; pasien mampu menggambarkan cara mereka menghindari kontak dengan
fobia. Depresi lazim ditemukan pada pemeriksaan status mental dan dapat
ditemukan pada hingga sepertiga pasien fobik.
2.5 Kriteria diagnosis Gangguan Waham menurut DSM-IV-TR:5
A. Rasa takut berlebihan yang nyata, menetap dan tidak beralasan, dicetuskan
oleh adanya atau antisipasi terhadap suatu objek atau situasi spesifik ( cth :
terbang, ketinggian, hewan , disuntik, melihat darah).
B. Pajanan terhadap stimulus fobik hampir selalu mencetuskan respons
ansietas segera, dapat berupa serangan panic terikat secara situasional atau
serangan panic dengan predisposisi situasional.
C. Orang tersebut menyadari bahwa rasa takutnya berlebihan atau tidak
beralasan
2.7 Tatalaksana.
A. Farmakoterapi
1. Golongan Trisiklik
Mekanisme kerja : Obatobat ini menghambat re-uptake aminergic
neurotransmitter
(noradrenalin,
serotonin,
dan
dopamine)
dan
4. Benzodiazepine
Obat anti anxietas benzodiazepine yang bereaksi dengan reseptornya
(benzodiazepine receptor) akan meng-reinforce GABA-ergic neuron
sehingga
hiperaktivitas
dari
system
limbic
SSP.
Golongan
pada kedua subjek saat berhadapan dengan objek fobi. Namun demikian,
terdapat perbedaan-perbedaan kemajuan yang bersifat subjektif antara
kedua subjek, yang mempengaruhi kecepatan subjek untuk meningkatkan
kemampuannya dalam menghadapi objek fobi.10
b. Exposure
Terapi perilaku kognitif dengan cara Exposure (membawa pasien
langsung pada situasi yang ditakutinya), atau melalui feedback videotape
atau dengan fantasi, cukup menolong beberapa individu yang takut bicara
di depan umum dan bentuk fobia lainnya. Terapi perilaku eksposur
berbasis telah digunakan selama bertahun-tahun untuk mengobati fobia
spesifik. Orang yang secara bertahap menemukan objek atau situasi yang
ditakuti, mungkin pada awalnya hanya melalui gambar atau kaset,
kemudian tatap muka. Seringkali terapis akan menemani seseorang ke
situasi takut untuk memberikan dukungan dan bimbingan.4,11
Metodenya dengan memaparkan pasien pada situasi dengan harapan
muncul kemampuan menghadapi respon (coping) yang akan mengurangi
mengurangi tingkat kecemasannya. Sehingga pasien bisa belajar dengan
menciptakan coping strategy terhadap keadaan yang bisa menyebabkan
kecemasan perasaan dan pikiran. Coping strategy ini dipakai untuk
mengontrol situasi, diri sendiri dan yang lainnya untuk mencegah
timbulnya kecemasan.14,11
c. Modifikasi Perilaku & Terapi Psikososial
Menggunakan teknik perubahan perilaku yang empiris untuk
memperbaiki perilaku, seperti mengubah perilaku individu dan reaksi
terhadap rangsangan melalui penguatan positif dan negatif. Salah satu cara
untuk memberikan dukungan positif dalam modifikasi perilaku dalam
Latihan relaksasi
2.8 Prognosis
Tidak banyak yang diketahui tentang perjalanan penyakit dan
prognosis fobia spesifik karena mereka relatif baru dikenali sebagai
gangguan mental yang penting. Diperkenalkannya psikoterapi spesifik dan
farmakoterapi untuk mengobati fobia akan juga mempengaruhi interpretasi
BAB III
KESIMPULAN
Fobia merupakan suatu gangguan jiwa, yang merupakan salah satu tipe
dari gangguan ansietas, dan dibedakan kedalam tiga jenis berdasarkan jenis objek
atau situasi ketakutan yaitu : Agorafobia, Fobia Spesifik dan Fobia Sosial.
Fobia spesifik adalah adanya rasa takut yang kuat dan menetap akan suatu
objek atau situasi. Fobia spesifik merupakan penyakit kecemasan yang paling
sering terjadi. Sekitar 7% wanita dan 4,3% pria mengalami fobia spesifik setiap
periode 6 bulan.
Terapi terhadap fobia spesifik yang terutama adalah terapi perilaku yaitu
terapi pemaparan (exposure therapy). Penggunaan anti ansietas yaitu untuk terapi
jangka pendek.
\
DAFTAR PUSTAKA
1. Elvira, SD.; Hadisukanto G. Buku Ajar Psikiatri. Badan Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta:2010. 242-249.
2. Kaplan HI, Sadock BJ, dan Grebb JA. Sinopsis Psikiatri, Jilid II.Binarupa
Aksara. Tangerang : 2010. 47-56.
3. Sadock BJ; Sadock VA. Buku Ajar Psikiatri Klinis, 2 nd ed.EGC, Jakarta:
2004. 241 - 247
4. http://medicastore.com/penyakit/253/Penyakit_Ketakutan_Fobia.html
5. American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders (DSM-IV-TR). Fourth Edition, Text Revision (DSM-IVTR). Washington, DC: American Psychiatric; 2000 : 443-450