Pembimbing :
dr. Henny Riana, Sp.KJ
dr. Soehendro, Sp.KJ
Disusun oleh :
Marcello Telasman 07120100064
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat dan karunia-Nya, pembuatan karya tulis berupa referat bidang ilmu
kesehatan jiwa yang berjudul Gangguan Anxietas Fobik dapat tersusun dan
terselesaikan tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan karya tulis referat ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas kepaniteraan ilmu kesehatan jiwa di RS POLRI Said
Sukanto periode 21 September 2014 1 November 2014 agar dapat menerima
kelulusan pada bidang kepaniteraan yang bersangkutan.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian pembuatan referat ini. Terutama pembimbing
referat yang bersangkutan di bidang kesehatan jiwa: dr. Henny Riana, Sp.KJ, dr.
Soehendro, Sp.KJ, serta para perawat bagian bedah dan semua pihak yang
memberi arahan dan dukungan dalam proses penyelesaian referat ini.
Penulis menyadari bahwa referat ini masih jauh dari sempurna dan memiliki
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima segala
kritik dan masukan yang diberikan agar referat ini menjadi lebih sempurna. Akhir
kata, semoga referat ini dapat berguna bagi penulis dan pembacanya. Kiranya
Tuhan memberkati kita semua. Amin.
Penulis
Daftar Isi
Halaman Judul ......................................................................................................................
Kata Pengantar .................................................................................................................................0
BAB I
PENDAHULUAN
suatu situasi (seperti takut berbicara di depan orang banyak) yang bersifat ringan
atau tidak berbahaya. Fobia dapat juga meliputi ketakutan mendapat malu,
diperhatikan, atau dijadikan lelucon dalam pergaulan sosial serta situasi
pekerjaan; fobia seperti ini disebut dengan fobia sosial (social fobias). Fobia
sosial merupakan jenis ketakutan yang sangat ekstrim dan sulit untuk dikontrol.
Tanpa pengobatan, fobia dapat dialami selama beberapa tahun dan mempengaruhi
karir, interaksi sosial, dan aktivitas hidup harian seseorang. Klasifikasi fobia
terakhir menurut DSM IV adalah Agorafobia; merupakan suatu ketakutan
terhadap beberapa situasi yang menimbulkan keadaan panik, sehingga seringkali
dihubungkan dengan gangguan kepanikan.
Fobia spesifik menyerang lebih dari 1 dari 10 orang. Tidak seorang pun yang
mengetahui secara pasti penyebabnya, hingga mereka terlihat mengalami fobia
oleh anggota keluarganya, dan hal ini biasanya banyak terjadi pada wanita. Fobia
biasanya muncul pertama kali pada masa remaja atau dewasa. Fobia ini terjadi
secara tiba-tiba dan berlangsung terus-menerus dibandingkan terhadap fobia yang
terjadi pada masa kanak-kanak. Hanya sekitar 20 persen dari fobia pada masa
remaja bisa hilang dari penderitanya. Ketika anak-anak menderita fobia spesifik,
sebagai contoh, takut terhadap binatang, ketakutan ini biasanya tidak muncul
setiap saat, berlangsung hingga menginjak masa dewasa. Tidak seorang pun
mengetahui mengapa fobia terjadi pada beberapa orang dan tidak pada orang yang
lain.
Oleh karena banyaknya insidensi fobia pada komunitas masyarakat, perlu
dipelajari lebih lanjut mengenai gangguan fobik, khususnya untuk pada tenaga
medis, agar apabila nantinya terpapar oleh kasus yang bersangkutan, para pekerja
medis yang ada dapat menanggulangi serta memberi bekal edukasi terhadap
pasien secara cukup dan dapat berusaha meringankan keluhannya. Atas dasar
alasan tersebut, penulis memutuskan untuk membuat karya tulis ini dengan
berisikan intisari serta pemahaman mengenai gangguan anxietas fobik.
BAB II
DEFINISI FOBIA
Kata fobia berasal dari bahasa Yunani yang berarti ketakutan atau rasa takut
(, fobos), yang menunjukkan salah satu kondisi psikologis dan fisiologis
berupa kecemasan/ketakutan terhadap suatu kondisi/objek yang diproyeksikan
lewat reaksi perilaku kecil hingga respon ketakutan umum.
Sebagai tambahan, beberapa kata neologisme ditampilkan dengan akhiran
-fobia, yang bukan termasuk dalam fobia secara klinis, tetapi sedikit menjelaskan
sebuah perilaku negatif terhadap sesuatu hal.
Fobia (dalam arti klinis) merupakan bentuk anxiety disorder yang
didefinisikan sebagai ketakutan irasional yang menghasilkan penghindaran secara
sadar oleh subyek terhadap aktivitas situasi yang ditakuti. Penelitian di Amerika
melalui National Institute of Mental Health (NIMH) menemukan bahwa antara
5,1% hingga 21,5% dari orang Amerika menderita fobia. Tidak terbatas usia
ataupun kelamin, penelitian menemukan bahwa fobia merupakan penyakit mental
yang sangat umum terjadi pada kelompok wanita di segala umur dan pria di atas
usia 25 tahun.
Lawan kata dari akhiran fobia adalah filia atau fil (berarti suka
terhadap).
Dalam bahasa Inggris, akhiran -fobia, -fobik, -phobe (dari bahasa Yunani
kuno) digunakan dalam secara teknis pada psikiatri guna membangun kata yang
menjelaskan tentang ketidakrasionalan, ketakutan yang abnormal seperti halnya
gangguan mental (misalnya agorafobia) dan dalam ilmu biologi digunakan untuk
menjelaskan tentang organisme yang tidak menyukai kondisi tertentu (misalnya
asidofobia). Pada penggunaan secara umum, akhiran fobia digunakan pada kata
untuk menjelaskan ketidaksukaan atau benci terhadap hal-hal atau subjek tertentu.
Banyak orang menggunakan akhiran -fobia untuk menunjukkan rasa takut
yang ringan atau tidak rasional tanpa menyangkut hal-hal yang serius.
Kata-kata yang berakhiran fobia, dan termasuk rasa takut yang memiliki
sudah memiliki nama-nama. Pada beberapa kasus, kata-kata seperti ini dikenal
sebagai neologisme, dan hanya sedikit dari mereka terdapat dalam literatur medis.
Dan pada beberapa kasus, penamaan fobia menjadi sebuah permainan kata.
Banyak dari terminologi baku akhiran fobia berasal dari bahasa Yunani
guna
menunjukkan
satu
rasa
takut
(beberapa
digunakan
dengan
BAB III
KLASIFIKASI FOBIA
2.
F40.1 - Fobia sosial, merupakan rasa takut untuk berinteraksi dengan orang
lain dan menjalin suatu hubungan atau situasi sosial, seperti halnya anxietas
dalam penampilan, takut makan di depan orang banyak, dan lain-lain.
3.
3.1 Agorafobia
Agorafobia dapat didefinisikan sebagai suatu ketakutan untuk berada
di tempat-tempat umum yang membuat seseorang merasa berbeda atau
orang lain yang tidak dikenalnya. Rasa takut ini hanya terbatas pada saat
tampil, misalnya saat memberikan kuliah, konser atau mempresentasikan
sesuatu di depan banyak orang. Atau akan menjadi lebih general, jadi fobia
seseorang timbul pada beberapa situasi sosial, seperti makan di depan orang
banyak atau menggunakan fasilitas umum. Fobia sosial biasanya berlanjut
dalam keluarga. Seseorang yang mempunyai sifat pemalu atau suka
menyendiri
layaknya
anak-anak,
atau
seseorang
yang
mempunyai
hingga
akhirnya
menyebabkan
kegiatan,
lingkungan
atau
10
Aerofobia - Takut terhadap udara, aliran udara, atau berada di atas udara
yang dianggap berbahaya
11
Afrofobia takut atau tidak suka pada orang Afrika, budaya Afrika atau
orang-orang keturunan Afrika17
12
Anatidaefobia Rasa takut yang timbul saat berada atau merasa dilihat
oleh seekor bebek
Anglofobia Takut atau tidak suka kepada negara Inggris, budaya Inggris,
dan lain-lain
Arithmofobia Takut atau tidak suka angka-angka Takut atau tidak suka
13
bakteri
14
Cainofobia,
Cainotofobia,
Cenofobia,
Centofobia,
Kainolofobia,
15
Climacofobia - Takut terhadap tangga atau mendaki atau takut jatuh dari
tangga
16
17
cermin
18
19
perdarahan
20
Hydrofobia - Takut terhadap air, merupakan salah satu gejala dari penyakit
rabies22
21
22
Misofobia, Molysmofobia, Molysomofobia, Mysofobia, Verminofobia Takut terhadap kontaminasi kotoran atau kuman
23
24
suara telpon
25
26
Sinofobia - Takut atau tidak suka terhadap negara Cina, kebudayaan Cina,
dan lain-lain
27
terhadap kuburan
28
29
BAB IV
PATOFISIOLOGI FOBIA
30
31
BAB V
ETIOLOGI
33
Teori psikologi
Gangguan kecemasan sosial (fobia sosial) dapat dimulai oleh pengalaman
traumatis sosial (misalnya, malu) atau dengan defisit keterampilan sosial yang
menghasilkan pengalaman negatif berulang. Sebuah hipersensitivitas terhadap
penolakan,
mungkin
berhubungan
dengan
disfungsi
serotonergik
atau
34
Etiologi dari agoraphobia tidak dapat dipastikan; serangan panik yang tak
terduga, yang, pada gilirannya, dapat dikaitkan dengan distorsi kognitif,
tanggapan AC, dan / atau kelainan di noradrenergik, serotonergik, atau gammaaminobutyric acid (GABA) terkait neurotransmisi.
Pola keluarga
Sebuah pola kekeluargaan telah dilaporkan untuk kedua gangguan
kecemasan sosial (sosial fobia) dan fobia khas. Generalized anxiety disorder sosial
lebih lanjut meningkatkan risiko penularan keluarga. Untuk fobia spesifik, kerabat
tingkat pertama tampaknya memiliki peningkatan risiko untuk jenis fobia
daripada memicu tertentu. Sebagai contoh, tingkat peningkatan fobia hewan
daripada fobia ke hewan tertentu dapat dilihat dalam keluarga yang sama.
35
BAB VI
EPIDEMIOLOGI
Melalui survei yang dilakukan pada tahun 2010, Badan Penelitian Nasional
memperkirakan jumlah prevalensi gangguan anxietas fobik pada masyarakat
sebagai berikut: 13,3% untuk gangguan kecemasan sosial (sosial fobia), 11,3%
untuk fobia khas, dan 6,7% untuk agoraphobia. Terjadinya fobia muncul merata
antara ras.
Gangguan anxietas fobik juga diketahui memiliki insidensi yang lebih tinggi
pada wanita: gangguan kecemasan sosial lebih sering terjadi pada wanita, tetapi
pria lebih mencari pengobatan karena masalah karir; fobia spesifik memiliki rasio
perempuan:laki-laki sebesar 2:1; dan agoraphobia memiliki rasio perempuan:pria
2-3 banding 1.
Kebanyakan dari gangguan kecemasan muncul pada fase-fase awal dari
kehidupan. Median usia onset awal gangguan anxietas fobik yang didapat melalui
36
penelitian adalah antara lain: untuk fobia spesifik mulai pada usia 15 tahun, fobia
sosial pada usia 16 tahun, dan agorafobia 29 tahun. Fobia spesifik kebanyakan
berkembang selama masa kanak-kanak dan akhirnya menghilang seiring dengan
perkembangan usia; pasien yang baru mengalami fobia spesifik pada saat fase
dewasa jarang mengalami remisi tanpa diberikannya terapi. Fobia spesifik berupa
ketakutan/kecemasan terhadap hewan memiliki tingkat prevalensi paling tinggi di
tingkat sekolah dasar.
Agoraphobia biasanya dimulai pada masa remaja akhir hingga masa dewasa awal.
BAB VII
MANIFESTASI KLINIS
2.
3.
38
Merasa takut jika seseorang melakukan atau mengatakan sesuatu yang bisa
mempermalukannya di depan orang banyak.
Selalu takut membuat kesalahan dan ketika diperhatikan atau dinilai oleh
orang lain.
episode depresif seringkali memperburuk keadaan anxietas fobik yang sudah ada
sebelumnya. Beberapa episode depresif dapat disertai anxietas fobik yang
temporer, sebaliknya afek depresif seringkali menyertai berbagai fobia, khususnya
39
7.1
Bepergian sendiri
c. Menghindari situasi fobik harus/sudah merupakan gambaran yang
menonjol
7.2
7.
8.
41
c.Rasa cemas dan perasaan tidak nyaman merupakan rasa yang tidak
proporsional dari kenyataan terhadap objek yang ditakuti.
d.
42
riwayat fobia
BAB VIII
DIAGNOSIS
7.1 Anamnesis
43
rasa takut yang berlebihan dan terus menerus atau tidak masuk akal,
ditandai dengan kehadiran atau antisipasi terhadap objek atau situasi tertentu
(seperti terbang, ketinggian, binatang, suntikan, melihat darah)
2.
3.
seseorang mengakui bahwa rasa takutnya berlebihan dan tidak masuk akal.
Catatan: pada anak-anak, biasanya hal ini tidak dapat ditemukan.
44
4.
5.
6.
7.
mental
lainnya,
seperti
Obsessive-Compulsive
Disorder
(contohnya, takut kotor pada seseorang yang takut terkontaminasi), Posttraumatic Stress Disorder (misalnya menghindar terhadap faktor pencetus
yang berhubungan dengan timbulnya stress),28 Separation Anxiety Disorder
(misalnya menhindar dari sekolahan), fobia sosial (misalnya menghindar
dari situasi sosial karena takut dipermalukan), gangguan panik seperti
Agorafobia, atau Agorafobia tanpa riwayat gangguan panik.
adalah
fitur
yang
paling
umum
dalam
gangguan
fobia. Manifestasi termasuk yang berikut (yang harus ditanya tentang dan
diperiksa):
45
Berkeringat
Dispnea
Parestesia
Pusing
46