Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PHOBIA

SISTEM NEUROBEHAVIOUR

Dosen pengampu : Ns. Irna Kartina, M.Kep


Tugas ini dibuat untuk memenuhi mata kuliah neurologi

Disusun Oleh Kelompok 4 :

1. Kiki Nia Hastutiningsih


2. Latifatul Isnaini
3. Listya Aprilia Obay
4. Mawar Isndaruwati
5. Merlyn Rapikasari
6. Minarti Panjungkang
7. Mita Puspitaningrum
8. Muhammad Alfauzi Prananda
9. Nanda Yusril Rizal Mahendra
10. Niluh Putu Erikawati

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2017/2018
BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang
Dalam keadaan normal setiap orang memiliki kemampuan mengendalikan rasa
takut.Akan tetapi bila seseorang terpapar terus menerus dengan subjek Fobia, hal tersebut
berpotensi menyebabkan terjadinya fiksasi.Fiksasi adalah suatu keadaan dimana mental
seseorang menjadi terkunci, yang disebabkan oleh ketidak-mampuan orang yang
bersangkutan dalam mengendalikan perasaan takutnya. Penyebab lain terjadinya fiksasi
dapat pula disebabkan oleh suatu keadaan yang sangat ekstrim sepertitrauma bom,
terjebak lift dan sebagainya.
Seseorang yang pertumbuhan mentalnya mengalami fiksasi akan memiliki
kesulitan emosi (mental blocks) dikemudian harinya. Hal tersebut dikarenakan orang
tersebut tidak memiliki saluran pelepasan emosi (katarsis) yang tepat. Setiap kali orang
tersebut berinteraksi dengan sumber Fobia secara otomatis akan merasa cemas dan agar
"nyaman" maka cara yang paling mudah dan cepat adalah dengan cara "mundur
kembali"/regresi kepada keadaan fiksasi. Kecemasan yang tidak diatasi seawal mungkin
berpotensi menimbulkan akumulasi emosi negatif yang secara terus menerus ditekan
kembali ke bawah sadar (represi).Pola respon negatif tersebut dapat berkembang terhadap
subjek subjek fobia lainnya dan intensitasnya semakin meningkat. Walaupun terlihat
sepele, “pola” respon tersebut akan dipakai terus menerus untuk merespon masalah
lainnya. Itu sebabnya seseorang penderita fobia menjadi semakin rentan dan semakin
tidak produktif.Fobia merupakan salah satu dari jenis jenis hambatan sukses lainnya.

B Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari Fobia?
2. Apa saja penggolongan Fobia?
3. Apa saja istilah-istilah di Fobia?
4. Apa saja penyebab fobia ?
5. Bagaimana cara mengatasi Fobia?
C Tujuan
1. Mengetahui definisi dari Fobia.
2. Mengetahui penggolongan dari Fobia.
3. Mengetahui istilah-istilah dari Fobia.
4. Mengetahui penyebab Fobia.
5. Mengetahui cara untuk mengatasi Fobia.
BAB II
PEMBAHASAN

A Definisi Fobia
Fobia adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal atau
fenomena.Fobia bisa dikatakan dapat menghambat kehidupan orang yang
mengidapnya.Bagi sebagian orang, perasaan takut seorang pengidap Fobia sulit
dimengerti.Itu sebabnya, pengidap tersebut sering dijadikan bulan bulanan oleh teman
sekitarnya.Ada perbedaan "bahasa" antara pengamat fobia dengan seorang pengidap
fobia.Pengamat fobia menggunakan bahasa logika sementara seorang pengidap fobia
biasanya menggunakan bahasa rasa.Bagi pengamat dirasa lucu jika seseorang berbadan
besar, takut dengan hewan kecil seperti kucing atau tikus.Sementara dibayangan mental
seorang pengidap fobia subjek tersebut menjadi benda yang sangat besar, berwarna,
sangat menjijikkan ataupun menakutkan.
Phobia merupakan suatu mekanisme pelarian diri dari konflik-konflik bathiniah
dari jiwa seseorang.Mungkin ada sekitar 80 atau bahkan 100 macam phobia yang dikenal
orang sekarang.Phobia- phobia itu menyebabkan timbulnya ketakutan yang absurd dan
tak masuk akal.Biasanya phobia-phobia tersebut berhubungan dengan pengalaman-
pengalaman yang terpendam, yang ditekan dalam-dalam dan dilupakan.
Fobia berasal dari istilah Yunani ‘phobos’ yang berarti lari (fight), takut dan panik
(panic-fear), takut hebat (terror). Istilah ini memang dipakai sejak zaman hippocrates.
Jaspers (1923) berpendapat bahwa fobia adalah rasa takut yang sangat dan tidak dapat
diatasi terhadap suatu keadaan dan tugas yang biasa.Ross (1937) mengatakan fobia
sebagai rasa takut yang khas yang disadari oleh penderita sebagai suatu hal yang tidak
masuk akal, tetapi tidak dapat mengatasinya.Dan Errera (1962) menyatakan sebagai rasa
takut yang selalu ada terhadap suatu benda atau pendapat yang dalam keadaan biasa tidak
menimbulkan rasa takut.
Begitu banyak pendapat tentang fobia, dapat disimpulkan bahwa fobia adalah
suatu bentuk rasa takut yang :
1. Tidak sesuai dengan keadaan lingkungan.
2. Tidak dapat diterangkan atau dijelaskan.
3. Yang khas, yang tidak masuk akal.
4. Tidak dapat diatasi walaupun disadari penderita.
5. Rasa takut secara umum timbul sebagai interaksi dari 3 faktor berikut ini:
6. Secara biologik ditentukan sejak lahir.
7. Bergantung pada proses maturasi.
8. Rasa takut yang berasal dari pembelajaran seseorang dan lingkungan sosial.
9. Rasa takut yang spesifik dapat disebabkan antara lain: pengaruh filogenetik,
pengaruh keturunan, kepribadian, pengaruh budaya dan daerah (adat istiadat), trauma
dan tekanan
Suatu trauma yang mendadak sering disertai fobia dari benda yang ada
hubungannya dengan peristiwa itu.Trauma dapat berupa psikologis atau fisik.Fobia juga
mulai setelah adanya tekanan yang umum dalam kehidupan.Sekali fobia telah terjangkit,
maka dapat menjalar ke pancaindera lainnya.

B Penggolongan Fobia
Penggolongan rasa takut dan fobia menurut L.Marks ( 1969) :
1. Rasa takut yang biasa ( normal fears )
a. Ketakutan anak; takut ditinggal orang tua, suara keras, orang asing, ataupun
hewan.
b. Kketakutan orang dewasa; tempat tinggi, tempat gelap, menghadapi ujian dan
cukup diatasi dengan penjelasan yang singkat.
2. Rasa takut yang tidak biasa ( abnormal fears / fobia )
a. Fobia terhadap rangsang dari luar antara lain :
1) Agora fobia (fobia paling banyak dialami dan tersulit untuk diatasi dokter)
Membutuhkan perawatan rumah sakit apabila terlalu hebat rasa takutnya
sehingga membuat penderita tidak dapat melakukan apapun. Fobia ini sering
terjadi pada wanita, biasanya setelah pubertas ( 15-35 tahun ), biasanya
ditandai dengan ketakutan untuk pergi sendiri atau tempat ramai (mal).
2) Fobia social
Takut pada aktivitas sosial karena takut akan terjadinya rasa canggung dan
cemas pada waktu makan dan minum depan orang lain, berbicara di depan
umum maupun dalam bergaul dengan lawan jenis, menggunakan fasilitas
umum. Rasa takut ini berlainan dengan rasa takut pada orang banyak seperti
agoraphobia dimana takut mengenai sejumlah orang bukan individu yang
memperhatikannya seperti fobia sosial. Fobia ini sering dialami oleh remaja
baik remaja perempuan dan laki-laki..Fobia sosial biasanya disertai harga
diri yang rendah dan takut untuk dikritik.
3) Fobia hewan (penderita kebanyakan wanita).
4) Fobia khusus (petir, guntur dll).
b. Fobia terhadap rangsangan dari dalam :
1) Fobia terhadap penyakit: rasa takut terhadap penyakit khusus ( kanker,
stroke, dll).
2) Fobia obsesif: rasa takut terhadap perasaan sendiri yang disadari oleh
penderita namun ia tidak dapat mengatasainya (khawatir menyakiti perasaan
orang lain, mengeluarkan kata-kata kotor, berbohong, dll).

C Istilah-Istilah Fobia
1. Afrophobia – ketakutan akan oranr Afrika atau budaya Afrika.
2. Caucasophobia – ketakutan akan orang dari ras kaukasus.
3. Hydrophobia – ketakutan akan air.
4. Photophobia – ketakutan akan cahaya.
5. Antlophobia – takut akan banjir.
6. Cenophobia – takut akan ruangan yang kosong.
7. Hyperphobia – takut akan ketinggian.
8. Bibliophobia – takut pada buku.
9. Dendrophobia – takut pada pohon.
10. Ecclesophobia – takut pada gereja.
11. Felinophobia – takut akan kucing.
12. Genuphobia – takut akan lutut.
13. Japanophobia – ketakutan akan orang jepang.
14. Lyghopobia – ketakutan akan kegelapan.
15. Necrophobia – takut akan kematian.
16. Panophobia – takut akan segalanya.
17. Rhanidaphobia – takut pada katak.
18. Schlionophobia – takut pada sekolah.
19. Uranophobia – ketakutan akan surga.
20. Venustraphobia – takut padaperempuan yang cantik.
21. Xanthophobia – ketakutan pada warna kuning.

D Penyebab Fobia
Menurut Bagby dan Shafer (19) dalam Elida Prayitno (2009:14) mengemukakan
penyebab penderitaan fobia yaitu :
1. Pengalaman yang menyakitkan atau menakutkan akan menimbulkan pengalaman
traumatik. Pengalaman yang sangat menyakitkan atau menakutkan yang
menimbulkan trauma itu, biasanya dialami pada masa kanak-kanak. Misalnya
pengalaman traumatik yang berkaitan dengan hal-hal yang memalukan atau peristiwa
yang terlarang. Oleh karena itu penderita menghindari pikiran atau ingatan berkenaan
dengan peristiwa yang sangat memalukan itu dan tidak ingin diketahui oleh orang
lain. Pikiran atau ingatan yang memlaukan itu disingkirkan oleh penderita dari
kesadarannya dengan menekannya kealam bawah sadarnya, sehingga dia lupa.
2. Fobia muncul karena perasaan bersalah atau berdosa yang sangat tinggi. Situasi yang
memalukan dicegah agar situasi itu tidak muncul dlam kesadaran. Namun ketakutan
atau fobia tidak akan muncul jika penderita memiliki memiliki hubungan yang
harmonis, bahagia, aman dan damai dengan orang tua semasa kanak-kanak dan
setelah berkeluarga dan menikah.
3. Fobia terhadap objek tertentu dapat menyebabkan pobia terhadap objek lain. Dengan
kata lain fobia dapat merembet kepada ketakutan kepada objek lainya.
4. Selain itu salah satu penyebab fobia adalah Imajinasi yang berlebihan dapat juga
menyebabkan phobia.
Analisa yang pertama karena adanya faktor biologis di dalam tubuh, seperti
meningkatnya aliran darah dan metabolisme di otak.Bisa juga karena ada sesuatu yang
nggak normal di struktur otak. Tapi kebanyakan psikolog setuju, phobia lebih sering
disebabkan oleh kejadian traumatis kayak yang dialami Rachel Green tadi. Kabarnya
nih, beberapa hari setelah bom bali meledak para korbannya yang selamat, jadi phobia
sama api dan suara keras. Kejadian traumatis, seperti inilah yang jadi penyebab phobia
paling umum.Masih ada penyebab lainnya yang dianalisa oleh psikolog, yaitu phobia
juga bisa terjadi karena budaya. Seperti di Jepang, Cina dan Korea, masyarakatnya takut
banget sama angka 4 (tetraphobia) sedangkan di Italia takut sama angka 17 yang
dianggapnya angka sial, Memang tidak rasional, tapi benar-benar terjadi.

E Cara Mengatasi Fobia


Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi fobia, segala tindakan yang ada
dilakukan untuk menghilangkan ketakutan, antara lain :
1. Psikoterapi (perorangan maupun berkelompok). Tujuan: memberikan dukungan agar
ia dapat mengurangi bahkan menghilangkan rasa cemas dan takutnya.
2. Psikoanalisa. Tujuan: penderita dapat menggali penyebabnya akan tetapi hal ini
membutuhkan waktu yang panjang.
3. Desensitisasi: mendekatkan benda atau keadaan yang menakutkan pada penderita
mulai dari yang ringan hingga yang paling.
4. Pembanjiran. (kebalikan dengan desensitisasi), dimulai dari yang paling menakutkan
hingga yang paling ringan.
5. Terapi Kimiawi: memberikan obat anti cemas (Benzodiazepin) atau penenang ringan
tetapi harus sesuai dengan indikasi atau resep dokter.
6. Terapi Relaksasi dan HYPNOSIS atau yang lebih dikenal dengan nama
Hypnotherapy. Terapi ini memperkerjakan alam bawah sadar dan mengistirahatkan
jiwa sadar.
7. Teknik Persuasi. (Servo Power = pemrograman prestasi, motivasi berkarier; Servo
Therapy pemrograman terapi individual; dan Servo Mediator = mediadi konflik).
Teknik ini biasa menggunakan kata atau sugesti positif.
BAB III

PENUTUP

A Kesimpulan
Secara umum, phobia adalah rasa ketakutan kuat (berlebihan) terhadap suatu
benda, situasi, atau kejadian, yang ditandai dengan keinginan untuk ngejauhin sesuatu
yang ditakuti itu. Kalau sudah parah, penderitanya bisa terserang panik saat ngeliat hal
yang dia takutin. Sesak nafas, deg-degan, keringat dingin, gemetaran, bahkan sampai
tidak bisa menggerakkan badannya.Dan fobia sering terjadi pada anak-anak.

B Saran
1. Hendaknya sebagai orang tua, guru, dan orang dewasa lainya kita bisa menandai
fobia ini agar dapat diatasi secara cepat. Terutama bagi anak-anak para orang tua
harus selalu tahu dengan gerak-gerik anak agar dapat memantau perkemabangan
anaknya terhambat atau tidak.
2. Selain itu hendaknya sering dilakukan penulisan makalah ini, karena dapat melatih
kekratifan mahasiswa.
Daftar Pustaka

Atkiddson. 2005. Pengantar Psikologi.Jakarta; Erlangga.


Davidson. 2006. Psikologi Abnormal. Jakarta; Gravindo.
Elida Prayitno. 2009. Psikologi Abnormal. Padang; FIP UNP
Isywara Mahendratto. 2007. Psikologi Abnormal. Bandung; PT. Cipta Karya.
Jefrfrey. 2003. Psikologi Abnormal. Jakrata; Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai