Abstrak
Alat pembaca golongan darah dirancang secara elektronik untuk membaca dan menentukan golongan
darah. Pembacaan golongan darah dan rhesus seseorang saat ini dapat dilakukan dengan proses
pengujian sel darah merah dengan antisera (serum), dengan melihat apakah darah yang telah diberi
antisera (serum) terjadi aglutinasi (penggumpalan) atau non-aglutinasi (tidak menggumpal). Pengujian
seperti ini biasanya dilakukan secara manual oleh orang yang berpengalaman. Pada penelitian ini,
dirancanglah sebuah alat pembaca golongan darah dan rhesus secara elektronik menggunakan sistem
ABO (darah A, AB, B dan O) dan sistem Rhesus. Alat ini menggunakan tiga pasang sensor cahaya, yaitu
sensor LED sebagai transmitter dan sensor photodioda sebagai receiver, rangkaian komparator dan
pengolah data menggunakan mikrokontroler Atmega 8535. Sensor infrared akan mendeteksi terjadinya
reaksi aglutinasi atau non- aglutinasi dari sampel darah yang telah dicampurkan antisera. Selanjutnya
sensor akan mengirimkan tegangan untuk dikondisikan oleh rangkaian komparator dan dikirim ke
mikrokontroler untuk diolah dan hasil pembacaan golongan darah dan rhesus akan ditampilkan pada
LCD display. Dari hasil pengujian yang dilakukan pada 15 sampel darah yang berbeda menunjukkan
bahwa alat ini memiliki tingkat keberhasilan sebesar 100%.
Kata kunci : Pembaca golongan darah, LED, photodioda, mikrokontroler ATMega 8535, metode ABO
Abstract
Blood type reader designed to read and determine the blood type. Blood group and rhesus readings one
can now be done with the testing process of red blood cells with antisera (serum), to see if the blood that
has been given antisera (serum) occurring agglutination (clumping) or non-agglutination (no
clumping). It can only be done manually by experience. In this paper, a reader blood group and rhesus
electronically designed using blood group ABO and Rhesus system. This tool is designed by using three
pairs of light sensors, sensor LED as a transmitter and Photodioda as a receiver, a comparator circuit
and microcontroller Atmega 8535. Sensor aglutinasi or non- agglutination reaction of blood samples
that have been mixed antisera. Furthermore, it will send a voltage to be conditioned by the comparator
circuit then be sent to the microcontroller for processing and the results of blood group and rhesus
readings will be displayed on the LCD display. From the results of tests performed on 15 different blood
samples showed that this tool has a success rate of 100%.
Keywords: Blood type reader, LED, photodioda, microcontroller ATMega 8535, ABO method.
1 Pendahuluan
Ada tidaknya zat antigen dipermukaan membrane sel darah merah seorang
individu menyebabkan darah individu dapat dikelompok-kelompokkan, yang kita kenal
dengan golongan darah. Di dalam sel darah merah mempunyai perbedaan jenis karbohidrat
dan protein. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO
dan Rhesus (faktor Rh). Sebetulnya ada 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, namun
sangat jarang. Transfusi darah dari golongan yang tidak sesuai dapat mengalami hal yang
membahayakan bagi tubuh individu yang menerima, bahkan bias sampai kematian.
146 Ferdian Nugraha Azhar, Putri Madona, Tianur
Pembacaan dan pengujian golongan darah dan rhesus biasanya dilakukan secara
manual oleh petugas medis yang sudah berpengalaman. Pembuatan alat pembaca golongan
darah yang pernah dibuat oleh Nurul Khoiyandari pada tahun 2007, Teknik Komputer
UNIKOM, menggunakan sensor LED sebagai transmitter dan LDR sebagai receiver. Dari 20
sampel darah yang diuji, 10%mengalami kesalahan pembacaan oleh alat yang dibuat.
Kegagalan yang terjadi diakibatkan dari nilai tegangan sensor LDR yang dihasilkan serta
pemilihan nilai threshold untuk aglutinasi atau non aglutinasi.
2 Metodologi
Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A dan
menghasilkan antibodi terhadap antigen B. Maka, golongan darah A-negatif hanya dapat
menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi
antibodi terhadap antigen A dan B. Maka, golongan darah O-negatif dapat mendonorkan
darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal.
Tapi, golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif.
Darah yang paling banyakditemukan di dunia adalah golongan darah O.Sementara yang paling
jarang adalah darah AB.
2.2. Rhesus
Sistem Rhesus ditemukan oleh Landsteiner dan Wiener pada tahun 1940 melalui
penyuntikan sel-sel darah merah kera Macacca rhesus kepada marmot (guinea-pig) untuk
mendapatkan anti serum. Anti serum tersebut ternyata bereaksi dengan sel darah merah dan
juga ditemukan padadarah manusia.
Berdasarkan ada tidaknya antigen-Rh, maka golongan darah manusia dibedakan atas dua
kelompok, yaitu :
Alat Pembaca Golongan Darah dan Rhesus 147
Port D (PD0…PD1) merupakan port I/O dan pin fungsi khusus yaitu komparator
analog dan interrupt eksternal serta komunikasi serial.
RESETmerupakan pin yang digunakan untuk mereset mikrokontroler.
XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal.
AVCC merupakan pin masukan untuk tegangan ADC.
AREF merupakan pin masukan tegangan referensi untuk
ADC (Bayudistira, Arief, 2009)
Alat pembaca golongan darah dirancang dengan menggunakan tiga pasang sensor
cahaya, yaitu tiga buah LED sebagai transmitter dan tiga buah sensor photodioda sebagai
detector atau receiver dari cahaya LED yang dikirimkan. Setelah sampel darah diletakkan pada
3 buah kaca objek dan dicampurkan dengan masing-masing antisera yaitu anti-A,anti-B dan
anti RH, LED sebagai transmitter akan mengirimkan cahaya ke sensor photodioda yang
letaknya berhadapan dan telah dihalangi oleh kaca objek atau privet darah sehingga sinyal
yang diterima photodioda akan berbeda-beda karena reaksi pada masing-masing sampel darah.
Kemudian photodioda akan mengkonversi cahaya yang diterima dari LED menjadi tegangan
dengan nilai antara -0.3 V – 5.5 V. Output dari photodioda akan dikondisikan berdasarkan nilai
yang diterima oleh photodioda tersebut sehingga rangkaian komparator akan membandingkan
antara tegangan referensi dengan nilai output dari photodioda, apakah bernilai kurang dari
tegangan referensi ataukah melebihi tegangan referensi.
Berdasarkan gambar hasil pengujian golongan darah di atas yang didapat dari sumber
referensi, pembacaan golongan darah dan rhesus bisa dilakukan dengan memberi logika 0
untuk pembacaan darah yang beraglutinasi negatif (-) dan logika 1 untuk pembacaan golongan
darah yang beragutinasi positif (+). Pemberian logika 0 dan 1 pada tabel 1 dibuat berdasarkan
data dan gambar 5 karena reaksi pencampuran agutinogen dan darah hanya akan menghasilkan
2 reaksi yaitu menggumpal dan tidak menggumpal.
Berdasarkan tabel hasil pengujian dari beberapa golongan darah dan rhesus yang
dilakukan, pembacaan golongan darah dan rhesus dibaca dengan benar oleh alat, pembuktian
pembacaan goloongan darah dan rhesus berdasarkan golongan darah pada Kartu Tanda
Penduduk (KTP). Alat ini akan membaca golongan darah pada sampel yang diuji dan
dibandingkan dengan data pada KTP.
Dari beberapa pengujian golongan darah pada tabel didapat hasil dengan keakuratan
100%, dari 4 jenis golongan darah yang ada untuk hasil pembacaan golongan darah A+ dan A-
tingkat keakuratan pembacaan golongan darah yaitu 100%, untuk golongan darah A+ dan A-
pembacaan sensor sangat baik dan hasil pembacaan juga sangat akurat.
152 Ferdian Nugraha Azhar, Putri Madona, Tianur
Untuk Golongan darah AB+ dan AB- didapatkan hasil pembacaan dengan tingkat
keakuratan sebesar 100%, untuk pembacaan golongan darah AB+ dan AB- pembacaan sensor
terhadap golongan darah sangat baik dan dengan hasil yang akurat. Untuk golongan darah O+ dan
O- didapatkan hasil pembacaan dengan tingkat keakuratan sebesar 100%. Dari keseluruhan
pengujian dapat dianalisa bahwa tingkat keberhasilan alat ini adalah sebesar 100%.
Keberhasilan pembacaan golongan darah dan rhesus tidak dilakukan hanya dengan
sekali percobaan, satu sampel golongan darah yang diuji perlu beberapa kali pembacaan,
karena sampel darah yang diuji harus benar-benar tercampur dengan aglutinogen dan posisi
kaca peletakan darah harus benar-benar sejajar dengan posisi LED dan Photodioda sehingga
sampel darah yang dibaca oleh alat akan menghasilkan data yang akurat.
4 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perancangan dan pengujian yang telah dilakukan, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Dengan meminimalkan pengaruh cahaya dari luar akan memberikan hasil yang lebih akurat.
2. Pembuktian Logika 0 dan 1 yang dapat dibuat pada sistem alat sesuai dengan proses reaksi
aglutinasi positif(menggumpal) dan reaksi aglutinasi negatif (tidak menggumpal).
3. Pencampuran antara darah dengan aglutinogen harus benar-benar tercampur, sehingga
reaksi perubahan darah akan terlihat.
4. Alat yang dibuat telah mampu menunjukkan kinerja yang baik pada semua jenis golongan
darahdengan tingkat akurasi 100% terhadap data uji.
5 Daftar Pustaka
[1] Nurul Khoiriyandari, 2009 “Perancangan Pembaca Golongan Darah dan Rhesus
Memanfaatkan LED dan LDR””, http: // www.academia.edu/ 4761931
[2] Susilo, Haryono (2003), Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah
Mada” Penentuan Golongan Darah dengan Sistem Elektronik.
[3] Mikrokontroller Atmega 8535 ( May 21, 2013). Diambil 15 Januari 2014 dari :
http://sistemkomputer.fasilkom.narotama.ac.id/?p=204.