TESIS
TESIS
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, yang dengan rahmat dan
karunianya saya dapat menyelesaikan tesis ini sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan di program studi Ilmu Kedokteran Jiwa, Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Saya menyampaikan terima kasih kepada dr. A.A.A.A. Kusumawardhani,
SpKJ(K) selaku Kepala Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia dan selaku pembimbing akademik saya. Terima kasih saya sampaikan
kepada dr. Sylvia Detri Elvira, SpKJ(K) selaku pembimbing penelitian. Saya
menghaturkan terima kasih saya kepada Prof. Dr. dr. R. Irawati Ismail, SpKJ(K),
M.Epid. sebagai penguji sekaligus sebagai nara sumber dan pakar dalam bidang
uji validitas dan reliabilitas instrumen. Saya juga mengucapkan terima kasih
kepada dr. Heriani, SpKJ(K) dan dr. Natalia Widiasih R, SpKJ(K), M.Pd.Ked.
selaku ketua program studi Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Proses penelitian ini melibatkan banyak pihak. Saya mengucapkan terima
kasih kepada Prof. Barbara E. Berger selaku pembuat instrumen Berger HIV
Stigma Scale yang telah memberikan izin kepada saya untuk menerjemahkan dan
melakukan uji validitas dan reliabilitas pada instrumen tersebut. Saya
menghaturkan terima kasih kepada dr. Kristiana Siste, SpKJ dan dr. Khamelia,
SpKJ selaku pakar dalam proses diskusi penerjemahan instrumen serta dr.
Feranindhya Agiananda, SpKJ dan dr. Kristiana Siste, SpKJ selaku pakar dalam
proses validitas isi instrumen. Saya mengucapkan terima kasih kepada dr. Rizky
Aniza Winanda, dr. Putri Nugraheni, dr. Adhika Anindita, dr. Shiely Tilie, dan dr.
Rahajeng Dewantari selaku penerjemah instrumen. Saya mengucapkan terima
kasih kepada dr. Agung Wiretno Putro, dr. Rossalina, dan dr. Rivo Mario W. atas
bantuannya dalam proses penelitian. Saya mengucapkan terima kasih kepada dr.
Darma Imran, SpS yang telah memberikan dukungan untuk melakukan penelitian
ini di UPT HIV Terpadu RSCM. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan
kepada staf dan pegawai UPT HIV RSCM dan Yayasan Pelita Ilmu yang telah
iv
memberi bantuan sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan baik. Saya
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman ODHA yang bersedia menjadi
subjek penelitian dan memberi masukan untuk penelitian ini.
Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada seluruh staf pengajar
Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Terima kasih
juga saya sampaikan kepada teman-teman sejawat, tenaga keperawatan, tenaga
administrasi, dan pegawai lainnya di Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Ucapan terima kasih juga saya haturkan kepada kedua orang tua saya yaitu
dr. J.S. Nurdin, SpKJ dan Dra. Azwidar Aziz yang senantiasa mendidik dan
memberikan arahan kepada saya. Kepada adik-adik saya Andi Sandrio Nurdin,
S.I.Kom. dan Natasha Putriany Nurdin, saya juga mengucapkan terima kasih atas
dukungannya.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak
dapat saya sebutkan namanya satu-persatu yang telah membantu saya dalam
proses pendidikan dan penelitian.
v
ABSTRAK
Stigma merupakan salah satu masalah psikososial pada orang dengan HIV/AIDS
(ODHA) yang menimbulkan dampak negatif karena dapat menghalangi ODHA
untuk mencari pertolongan konseling, mendapatkan pelayanan medis dan
psikososial, serta mengambil langkah preventif untuk mencegah penularan ke
orang lain. Stigma yang diinternalisasi (perceived stigma) juga berhubungan
dengan depresi, menurunnya kualitas hidup, serta buruknya adherens terapi pada
ODHA. Berger HIV Stigma Scale merupakan intrumen yang digunakan untuk
mengukur perceived stigma pada ODHA. Pada penelitian ini dilakukan uji
validitas (kesahihan) dan reliabilitas (kehandalan) instrumen Berger HIV Stigma
Scale versi Bahasa Indonesia serta penyusunan versi singkat instrumen tersebut.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa instrumen Berger HIV Stigma Scale
sahih dan handal dalam menilai perceived stigma pada populasi ODHA di
Indonesia. Versi singkat instrumen juga memiliki kehandalan yang baik dan
skornya berkorelasi kuat dengan versi lengkap instrumen.
Kata Kunci:
Berger HIV Stigma Scale, perceived stigma, HIV, validitas, reliabilitas
vii
Universitas Indonesia
ABSTRACT
Key words:
Berger HIV Stigma Scale, perceived stigma, HIV, validity, reliability
viii
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
Universitas Indonesia
2.5 Kerangka Teori ..................................................................................... 29
2.6 Kerangka Konsep ................................................................................. 29
Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Sistem Klasifikasi CDC untuk Orang Dewasa dan Remaja yang
Terinfeksi HIV ....................................................................................... 6
Tabel 2.2 Kategori Klinis Infeksi HIV Menurut Sistem Klasifikasi CDC ................ 7
Tabel 2.4 Struktur Kognitif dan Perilaku yang Membentuk Public Stigma dan
Self Stigma............................................................................................ 14
Tabel 4.2 Koefisien Reliabilitas Cronbach’s Alpha untuk Berger HIV Stigma
Scale Versi Bahasa Indonesia ............................................................... 44
Tabel 4.6 Matriks Struktur pada Analisis Faktor dengan Cut Point untuk
Loading Factor sebesar 0,6 ................................................................... 52
Tabel 4.7 Koefisien Reliabilitas dan Koefisien Korelasi Instrumen Berger HIV
Stigma Scale Versi Singkat ................................................................... 53
xi
Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Penilaian Kesepakatan Validitas Isi Instrumen Berger HIV Stigma
Scale Versi Bahasa Indonesia ........................................................... 45
xii
Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 8 Terjemahan Berger HIV Stigma Scale Terpilih Versi 1.0 ............. 78
Lampiran 13 Terjemahan Berger HIV Stigma Scale Terpilih Versi 1.1 ............. 88
xiii
Universitas Indonesia
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Universitas Indonesia
2
saat ini, belum ada terapi yang dapat menyembuhkan HIV/AIDS sehingga hal ini
juga menjadi penyebab stigma dan diskriminasi pada ODHA. 4
Stigma dapat menghalangi ODHA untuk mencari pertolongan konseling,
mendapatkan pelayanan medis dan psikososial, serta mengambil langkah
preventif untuk mencegah penularan ke orang lain. Perilaku pencegahan juga
sering distigma sehingga orang enggan untuk memperkenalkan perilaku yang
berhubungan dengan pencegahan risiko penularan HIV/AIDS seperti penggunaan
kondom atau penggunaan susu formula pada bayi dari ibu yang terinfeksi HIV. 4
Banyak studi yang dilakukan untuk melihat pengaruh stigma pada ODHA.
Beberapa studi menunjukkan bahwa ODHA dengan tingkat perceived stigma
yang tinggi memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami depresi. 5 Terdapat
pula hubungan positif antara perceived stigma pada ODHA dengan intensitas
gejala HIV/AIDS.6 Kepatuhan terhadap pengobatan juga berkaitan dengan stigma.
Terdapat hubungan negatif yang bermakna antara perceived stigma dengan
adherence terhadap terapi ARV. ODHA dengan perceived stigma yang tinggi
lebih banyak mengalami ketidakpatuhan untuk minum obat secara teratur.7 Pada
akhirnya stigma pada ODHA juga berkaitan dengan kualitas hidup yang lebih
buruk.8
Studi-studi mengenai stigma yang selama ini dilakukan memberikan
manfaat bagi tenaga kesehatan ataupun pemegang kebijakan kesehatan untuk
melakukan berbagai intervensi yang dapat mengurangi stigma dan diskriminasi
pada ODHA sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup mereka. Berbagai studi
tentang stigma pada ODHA dilakukan menggunakan instrumen yang dirancang
untuk mengukur tingkat perceived stigma pada ODHA. Salah satu instrumen yang
sering dipakai adalah Berger HIV Stigma Scale.9,10
Di Indonesia, studi mengenai stigma pada ODHA belum banyak
dilakukan. Salah satu penyebabnya adalah belum adanya instrumen dalam bahasa
Indonesia yang mengukur tingkat perceived stigma pada ODHA. Penelitian ini
bertujuan untuk melakukan adaptasi Berger HIV Stigma Scale ke dalam bahasa
Indonesia dan melakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap instrumen tersebut.
Penelitian ini juga bertujuan untuk mendapatkan instrumen Berger HIV Stigma
Universitas Indonesia
3
Universitas Indonesia
4
Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 HIV/AIDS
5
Universitas Indonesia
6
Berbeda dengan CDC, WHO menyusun stadium klinis infeksi HIV hanya
berdasarkan penemuan klinis tanpa mensyaratkan jumlah CD4. Stadium klinis
menurut WHO menjadi pedoman untuk diagnosis, evaluasi, dan tata laksana
HIV/AIDS terutama di negara-negara yang memiliki keterbatasan dalam
pemeriksaan CD4.13
Tabel 2.1 Sistem Klasifikasi CDC untuk Orang Dewasa dan Remaja yang
Terinfeksi HIV
Kategori Klinis
Kategori Jumlah A B C
CD4 Asimptomatik, Simptomatik, Kondisi
HIV Akut bukan kondisi A Indikator AIDS
(Primer), atau atau C
PGL*
>500/μL A1 B1 C1
200-499/μL A2 B2 C2
<200/μL A3 B3 C3
*PGL = persistent generalized lymphadenophaty (limfadenopati generalisata
persisten)
Sumber: Centers for Disease Control and Prevention. 1993 revised classification system for HIV
infection and expanded surveillance case definition for AIDS among adolescents and adults.
MMWR Recomm Rep. 1992 Dec 18;41(RR-17):1-19.
Universitas Indonesia
7
Tabel 2.2 Kategori Klinis Infeksi HIV Menurut Sistem Klasifikasi CDC
Kategori A: Terdiri dari satu atau lebih kondisi yang tertera di bawah ini pada remaja atau dewasa
(>13 tahun) yang terdokumentasi mengalami infeksi HIV. Kondisi yang tertera pada kategori B
atau C tidak boleh ada.
- Infeksi HIV asimptomatik
- Limfadenopati generalisata persisten
- Infeksi HIV akut (primer) dengan penyakit penyerta atau riwayat infeksi HIV akut
Kategori B: Terdiri dari kondisi simptomatik pada remaja atau dewasa yang terinfeksi HIV yang
tidak termasuk kondisi yang tertera pada kategori klinis C dan memenuhi paling tidak satu dari
kriteria berikut:
(1) Kondisi berhubungan dengan infeksi HIV atau menunjukkan adanya defek pada imunitas
yang diperantarai sel, atau
(2) Kondisi tersebut dipertimbangkan oleh dokter memiliki perjalanan penyakit atau
membutuhkan tata laksana yang merupakan komplikasi dari infeksi HIV.
Contohnya (namun tidak terbatas pada kondisi di bawah ini):
- Bacillary angiomatosis
- Kandidiasis orofaringeal (thrush)
- Kandidiasis vulvovaginal yang persisten, sering, atau berespon buruk terhadap terapi
- Displasia servikal (sedang atau berat)/ karsinoma in situ servikal
- Simptom konstitisuional seperti demam (>38,5°C) atau diare lebih dari 1 bulan
- Hairy leukoplakia, oral
- Herpes zoster (shingles), yang melibatkan minimal dua episode yang berbeda atau lebih
dari satu dermatom
- Idiopathic thrombocytopenic purpura
- Listeriosis
- Penyakit inflamatorik pelvis, terutama bila terdapat komplikasi akibat abses tuboovarium
- Neuropati perifer
Kategori C: Kondisi yang tertera pada definisi kasus surveilans AIDS
- Kandidiasis bronkus, trakea, atau paru
- Kandidiasis, esofagus
- Kanker serviks, invasif
- Coccidiomycosis, disseminata atau ekstraparu
- Cryptococcosis, intestinal kronis (durasi lebih dari 1 bulan)
- Penyakit cytomegalovirus (selain hati, limpa, dan nodus)
- Retinitis cytomegalovirus (dengan kehilangan penglihatan)
- Ensefalopati, yang berhubungan dengan HIV
- Herpes simpleks: ulkus kronis (durasi lebih dari 1 bulan); atau bronkitis, pneumonia, atau
esofagitis
- Histoplasmosis, disseminata atau ekstraparu
- Isosporiasis, intestinal kronis (durasi lebih dari 1 bulan)
- Sarkoma kaposi
- Limfoma Burkitt
- Limfoma, primer, pada otak
- Mycobacterium avium complex atau M. Kansasii, disseminata atau ekstraparu
- Mycobacterium tuberculosis, pada daerah manapun (paru atau ekstraparu)
- Mycobacterium, spesies lain atau spesies yang tidak teridentifikasi, disseminata atau
ekstraparu
- Pneumocystis jiroveci pneumonia
- Pneumonia, rekuren
- Progressive multifocal leukoencephalopathy
- Salmonella septicemia, rekuren
- Toxoplasmosis otak
- Wasting syndrome karena HIV
Sumber: Centers for Disease Control and Prevention. 1993 revised classification system for HIV
infection and expanded surveillance case definition for AIDS among adolescents and adults.
MMWR Recomm Rep. 1992 Dec 18;41(RR-17):1-19.
Universitas Indonesia
8
Sumber: World Health Organization [internet]. Geneva: WHO clinical staging of HIV/AIDS and
HIV/AIDS case definitions for surveillance. [cited 2013 Sep 13]. Available from:
http://www.who.int/hiv/pub/guidelines/en/.
Universitas Indonesia
9
Universitas Indonesia
10
Universitas Indonesia
11
2.2. Stigma
Universitas Indonesia
12
Universitas Indonesia
13
seksual yang bebas atau menyimpang dan menjalani hukuman akibat perilaku
amoral mereka.23,29
Prasangka merupakan aspek negatif dari stigma yang mengarah pada
reaksi emosional. Individu yang memiliki prasangka akan mendukung stereotipik
negatif mengenai sekelompok orang dan menghasilkan reaksi emosional yang
negatif. Reaksi emosional tersebut dapat berupa rasa marah, takut, atau jijik
terhadap kelompok yang distigma. Prasangka juga dipandang sebagai sikap umum
terhadap suatu kelompok. Berbeda dengan stereotipik yang merupakan aspek
keyakinan (belief), prasangka melibatkan komponen evaluatif yang biasanya
bersifat negatif.23,29
Diskriminasi merupakan konsekuensi perilaku dari prasangka. Respon
perilaku pada public stigma dapat berupa penghindaran, isolasi, dan perilaku
kekerasan terhadap kelompok yang distigma. 23,29
SINYAL
STEREOTIPIK
Simptom dan DISKRIMINASI
Penampilan PRASANGKA
Label
Sumber: Corrigen PW, Mueser KT, Bond GR, Drake RE, Solomon P. Principles and Practice of
Psychiatric Rehabilitation. New York: The Guilford Press; 2008.
Universitas Indonesia
14
Tabel 2.4 Struktur Kognitif dan Perilaku yang Membentuk Public Stigma
dan Self Stigma
Sumber: Corrigen PW, Mueser KT, Bond GR, Drake RE, Solomon P. Principles and Practice of
Psychiatric Rehabilitation. New York: The Guilford Press; 2008.
Universitas Indonesia
15
Konsekuensi
Internalized stigma
Sumber: Stevelink SAM, Wu IC, Voorend CGNV, van Brakel WH. The Psychometric
Assessment of Internalized Stigma Instruments: A Systematic Review. 2012;2(2):100-18.
Universitas Indonesia
16
Universitas Indonesia
17
tidak nyaman. Ketika status HIV mereka diketahui, mereka menggunakan humor
atau teknik lainnya yang dapat mengurangi ketegangan untuk menormalisasi
interaksi.9
Prekursor
Universitas Indonesia
18
Universitas Indonesia
19
bermakna antara perceived HIV stigma dengan laporan ODHA mengenai missed
medication. ODHA yang melaporkan lebih banyak missing terhadap obat-obat
ARV juga melaporkan tingkat perceived HIV stigma yang lebih tinggi. Studi
tersebut menunjukkan bahwa buruknya aherence terhadap ARV berhubungan
dengan stigma yang dialami oleh ODHA. 7
Stigma terkait HIV juga berhubungan dengan akses terhadap pelayanan
kesehatan medis. Pada suatu studi di Los Angeles, internalized stigma pada
ODHA memiliki hubungan yang bermakna dengan buruknya akses terhadap
pelayanan kesehatan.40
Stigma yang dirasakan oleh ODHA membuat mereka mengembangkan
berbagai mekanisme koping untuk mengatasinya. Suatu studi kualitatif
menggunakan focus group discussion dilakukan di lima negara Afrika untuk
mengidentifikasi strategi koping yang digunakan oleh ODHA dalam mengatasi
stigma terkait HIV. Strategi koping emosional (emotional coping strategies) yang
digunakan ODHA adalah rasionalisasi, melihat diri sendiri sebagai OK,
membiarkannya, beralih ke Tuhan (religi), berharap, dan menggunakan humor.
Strategi koping yang berfokus pada masalah (problem-focused coping strategies)
yang digunakan ODHA adalah bergabung dengan kelompok dukungan sosial,
membuka status HIV, berbicara dengan orang lain yang memiliki masalah yang
sama, mencari konseling, menolong atau mengedukasi orang lain, mengubah
perilaku, mengusahakan supaya diri sendiri tetap aktif, belajar dari orang lain,
berusaha memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang penyakit, dan
mendapat pertolongan dari orang lain. Studi ini menunjukkan bahwa strategi
koping yang dikembangkan oleh ODHA di negara-negara Afrika tersebut
cenderung dipelajari sendiri dan hanya membantu dalam derajat sedang untuk
mengelola perceived stigma.41
Universitas Indonesia
20
Pengarang dan Negara Nama Instrumen Bahasa Jumlah Subjek untuk Jumlah Butir Skala respon
Tahun Penyusunan Instrumen
Sowell et al., 1997 USA HIV Stigma Scale Inggris 82 13 butir Skala empat poin (tidak
Arab pernah, jarang, kadang-
kadang, sering)
Fife & Wright, USA Social Impact Scale (SIS) Inggris 206 24 butir: Skala Likert empat poin
2000 Rusia Social rejection (9)
Financial insecurity (3)
Internalized shame (5)
Social isolation (6)
Berger, Ferrans & USA HIV Stigma Scale Inggris 9 (pretesting) 40 butir: Skala Likert empat poin
Lashley, 2001 Portugis 318 (factor analysis, internal Personalized stigma (18)
Amharic consistency) Disclosure concerns (10)
Tamil 139 (test-retest reliability) Negative self-image (13)
Malaysia Concern with public attitudes (20)
Emlet, 2005 USA HIV Stigma Scale (versi Inggris 88 13 butir Skala empat poin (tidak
adaptasi Sowell’s HIV Stigma Distancing (4) pernah, jarang, kadang-
Scale) Blaming (4) kadang, sering)
Discrimination (4)
Undefined (1)
Holzemer et al., Lesotho HIV/AIDS Stigma Instrument- Lesotho 111(focus group discussion) 33 butir: Skala empat poin
2007 Malawi PLWA (HASI-P) Chichewa 28 (interviews) Verbal abuse (8) (Tidak pernah, satau
Afrika Selatan Afrikaans 217 (pilot testing) Negative self-perception (5) atau dua kali, beberapa
Swaziland Setswana 1477 (validity) Healthcare neglect (7) kali, hapir sepanjang
Tanzania Isizulu Social isolation (5) waktu)
Seswati Fear of contagion (6)
Swahili Workplace stigma (2)
Universitas Indonesia
21
Bunn, Solomon, UK HIV Stigma Scale (versi Inggris 157 32 butir: Skala Likert empat poin
Miller & Forehand, adaptasi Berger’s HIV Stigma Enacted stigma (11)
2007 Scale) Disclosure concerns (8)
Negative self-image (7)
Concern with public attitude (6)
Wright, Naar-King, USA HIV Stigma Scale (versi Inggris 48 10 butir: Skala Likert lima poin
Lam, Templin & adaptasi Berger’s HIV Stigma Personalized stigma (3)
Frey, 2007 Scale) Disclosure (2)
Negative self-image (3)
Public attitudes (2)
Sayles et al., 2008 USA HIV Internalized Stigma Inggris 48 (focus group discussion) 28 butir: Skala lima poin (Tidak
Measure 10 (cognitive interview) Stereotypes (12) pernah, jarang, kadang-
202 (validity) Disclosure concerns (5) kadang, sering, hampir
Social relationships (6) sepanjang waktu)
Self acceptance (4)
Visser, Kershaw, Afrika Selatan HIV Internalized Stigma Scale Inggris 317 12 butir Dikotomi (Setuju, tidak
Makin & Forsyth, Sepedi, setuju)
2008 Setswana
Isizulu
Kalichman et al., USA Internalized AIDS-related Inggris 2397 (validity) 6 butir Dikotomi (Setuju, tidak
2009 Afrika Selatan Stigma Scale Xhosa. 181 (test-retest reliability) setuju)
Swaziland Afrikaans
Swati
Franke et al., 2010 Peru HIV Stigma Scale (versi Spanyol 130 21 butir: Skala Likert empat poin
adaptasi Berger’s HIV Stigma Enacted stigma (5)
Scale) Disclosure concerns (4)
Negative self-image (5)
Concern with public attitudes (3)
Jimenez et al., Puerto Rico HIV Felt-Stigma Spanish Scale Spanyol 40 (focus group discussion) 17 butir: Skala Likert empat poin
2010 (versi adaptasi Berger’s HIV 20 (grammar and editing Personalized stigma (5)
Stigma Scale) process) Disclosure concerns (4)
156 (factor analysis) Negative self-image (5)
106 (construct validity) Concern with public attitudes (3)
50 (test-retest analysis)
Sumber: Stevelink SAM, Wu IC, Voorend CGNV, van Brakel WH. The Psychometric Assessment of Internalized Stigma Instruments: A Systematic Review. 2012;2(2):100-18.
Universitas Indonesia
22
Universitas Indonesia
23
Universitas Indonesia
24
Universitas Indonesia
25
berkisar antara 0,62 dan 0,89 untuk skor subskala. Nilai ICC adalah 0,89 untuk
skor total stigma dan berkisar antara 0,62 dan 0,85 untuk skor subskala.42
Beberapa peneliti melakukan studi validasi untuk mengembangkan versi
singkat dari Berger HIV Stigma Scale, antara lain:
Bunn, Solomon, Miller & Forehand (2007) di Inggris mengembangkan
versi singkat Berger HIV Stigma Scale berbahasa Inggris yang terdiri
atas 32 butir.43
Wright, Naar-King, Lam, Templin & Frey (2007) di Amerika Serikat
mengembangkan versi singkat Berger HIV Stigma Scale berbahasa
Inggris yang terdiri atas 10 butir untuk populasi remaja dan dewasa
muda (youth). Tidak seperti versi aslinya yang menggunakan skala
Likert empat poin, versi ini menggunakan skala Likert lima poin.44
Franke et al. (2010) di Peru mengembangkan versi singkat Berger HIV
Stigma Scale berbahasa Spanyol yang terdiri atas 21 butir.45
Jimenez et al. (2010) di Puerto Rico mengembangkan versi singkat
Berger HIV Stigma Scale berbahasa Spanyol yang terdiri atas 17 butir.
Instrumen adaptasi ini dikenal sebagai HIV Felt-Stigma Scale
(HFSS).46
Rongkavilit et al. (2010) di Thailand mengembangkan versi singkat
Berger HIV Stigma Scale berbahasa Thailand yang terdiri atas 12 butir
untuk populasi remaja dan dewasa muda (youth) di Thailand.47
Jeyaseelan et al. (2013) di India mengembangkan versi singkat Berger
HIV Stigma Scale berbahasa Tamil yang terdiri atas 25 butir.42
Versi singkat tersebut dirancang untuk mempermudah pasien/responden untuk
mengisi kuesioner karena jumlah butir yang terlalu banyak pada versi aslinya.
Semua versi singkat dari instrumen HIV Berger Stigma Scale tetap
mempertahankan adanya empat faktor yang sama seperti versi aslinya dan
memiliki sifat psikometri yang tidak jauh berbeda dibandingkan versi aslinya.31
Universitas Indonesia
26
stigma pada ODHA yang dilakukan di China, Thailand, Amerika Serikat, Puerto
Rico, dan beberapa negara di Afrika mengunakan instrumen ini untuk mengukur
perceived stigma.8,45,36 Penelitian lain yang dilakukan di Thailand, India, dan
China mengenai kaitan antara stigma pada ODHA dengan masalah kesehatan
mental dan depresi, juga menggunakan instrumen tersebut. 5,39,47
Suatu penelitian di Amerika Serikat menggunakan Berger HIV Stigma
Scale untuk mengukur perceived stigma dalam kaitannya dengan intensitas gejala
HIV yang dirasakan ODHA.6 Instrumen ini juga dipakai dalam penelitian
mengenai perbedaan gender dan etnis pada stigma yang dialami oleh ODHA di
Kanada.48,49
2.4.1 Validitas
Validitas suatu instrumen atau alat ukur menggambarkan sejauh mana instrumen
tersebut mengukur hal-hal yang dimaksudkan untuk diukur (“validity of test is the
extent to which the test measures what it is purposed to measure”). Validitas
instrumen dibedakan menjadi beberapa macam yaitu validitas isi, validitas
konstruksi, dan validasi berdasarkan kriteria.50-54
Universitas Indonesia
27
instrumen dinilai secara kuantitatif oleh kedua pakar dengan menggunakan skala
empat poin: 1 (tidak relevan), 2 (agak relevan), 3 (cukup relevan), dan 4 (sangat
relevan).52
Penilaian koefisien validitas isi dilakukan menggunakan tabel 2 x 2
sebagai berikut:52
PAKAR 1
Masing-masing sel pada tabel 2x2 berisi jumlah butir pertanyaan yang
mencerminkan kesesuaian antara kedua pakar. Koefisien validitas isi dihitung
melalui rumus:52
Koefisien validitas isi = D / (A+B+C+D)
Universitas Indonesia
28
2.4.2 Reliabilitas
Reliabilitas suatu instrumen atau alat ukur menggambarkan sejauh mana hasil
pengukuran instrumen tersebut konsisten atau dapat dipercaya. Ada beberapa
jenis reliabilitas yaitu reliabilitas konsistensi interal, reliabilitas test-retest, dan
reliabilitas inter-rater.50-54
Universitas Indonesia
29
Konsekuensi
Internalized/perceived stigma
Dinilai dengan
instrumen Berger Uji Validitas
HIV Stigma Scale dan Reliabilitas
Universitas Indonesia
BAB 3
METODE PENELITIAN
2. Uji validitas
Validitas instrumen yang diuji pada penelitian ini adalah:
a. Validitas isi, dilakukan melalui penilaian oleh pakar
(expert).50-54
b. Validitas konstruksi, dilakukan dengan metode analisis
faktor.50-54
3. Uji reliabilitas
Reliabilitas instrumen yang diuji pada penelitian ini adalah
reliabilitas konsistensi internal (internal consistency reliability) yang
dilakukan dengan mengukur koefisien reliabilitas alpha. 50-54
30
Universitas Indonesia
31
Universitas Indonesia
32
Uji reliabilitas internal dan uji validitas konstruksi dengan metode analisis
faktor dilakukan dalam waktu yang bersamaan. Oleh karena itu, untuk uji-uji
tersebut, digunakan jumlah sampel terbesar yaitu 300.
Kriteria Inklusi:
ODHA
Usia ≥ 18 tahun
Memahami bahasa Indonesia
Pendidikan minimal tamat Sekolah Dasar (SD)
Bersedia menjadi responden
Kriteria Eksklusi:
Pasien dengan penyakit medis yang menghalangi pasien untuk
memahami dan/atau mengisi kuesioner.
Pasien dengan gangguan fungsi kognitif yang menghalangi pasien
untuk memahami dan/atau mengisi kuesioner.
Pasien dengan gangguan penilaian realita yang menghalangi pasien
untuk memahami dan/atau mengisi kuesioner.
Universitas Indonesia
33
Universitas Indonesia
34
bahasa Indonesia instrumen tersebut. Pada tahap ini juga dilakukan uji
validasi isi secara judgmental oleh pakar.
Selanjutnya dilakukan perkenalan awal dengan pasien ODHA di poliklinik
rawat jalan UPT HIV Terpadu RSCM dan klinik Yayasan Pelita Ilmu
yang memenuhi kritera inklusi serta menjelaskan maksud dan tujuan dari
penelitian.
Pasien yang bersedia menjadi subjek penelitian akan diminta mengisi
formulir informed consent penelitian.
Sebanyak 300 subjek penelitian akan melakukan pengisian data dasar dan
instrumen Berger HIV Stigma Scale. Ke-300 subjek tersebut berbeda
dengan 30 subjek saat uji coba instrumen. Waktu pengisian data dasar dan
instrumen adalah sekitar dua puluh sampai empat puluh menit.
Pengumpulan dan pengolahan data.
Penyusunan versi singkat instrumen Berger HIV Stigma Scale.
Universitas Indonesia
35
Universitas Indonesia
36
3.10 Instrumen
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah Berger HIV Stigma
Scale yang terdiri atas 40 butir menggunakan skala Likert empat poin.
Instrumen ini berupa self-administered questionnaire.9
Universitas Indonesia
37
Universitas Indonesia
38
Presentasi dan
publikasi hasil
Universitas Indonesia
BAB 4
HASIL PENELITIAN
39
Universitas Indonesia
40
tersebut dihadiri oleh peneliti, dua pakar, dan kedua penerjemah. Proses diskusi
berlangsung dua kali di hari yang terpisah. Pada proses diskusi hari pertama, salah
seorang penerjemah berhalangan hadir dan kehadirannya diwakili oleh
penerjemah lain (penerjemah ketiga) setelah mendiskusikan hasil terjemahannya
dengan penerjemah lain tersebut.
Dalam proses diskusi, kedua versi terjemahan balik (back translation)
dibandingkan dengan hasil terjemahan bahasa Indonesia yang terpilih.
Sebagaimana proses diskusi sebelumnya, pakar memilih terjemahan yang terbaik
dari dua versi terjemahan balik atau gabungan dari kedua versi terjemahan balik
tersebut. Pakar akan meminta kedua penerjemah untuk merevisi terjemahan
mereka apabila merasa kedua versi terjemahan balik tersebut belum tepat. Hasil
revisi tersebut kemudian didiskusikan kembali. Proses diskusi ini menghasilkan
satu terjemahan balik (back translation) terpilih (Lampiran 11).
Setelah dihasilkan terjemahan balik terpilih, kemudian dilakukan diskusi
untuk membandingkan hasil terjemahan balik tersebut dengan instrumen aslinya.
Diskusi ini dilakukan oleh peneliti bersama kedua pakar. Proses diskusi berjalan
dengan melihat apakah hasil terjemahan balik terpilih memiliki makna yang sama
dengan instrumen aslinya. Pada diskusi ini, ditemukan ada empat butir pertanyaan
yang berbeda maknanya yaitu butir nomor 7, 13, 18, dan 31. Butir nomor 7 dinilai
terjemahannya sudah tepat, namun terjemahan baliknya belum tepat. Peneliti
meminta kedua penerjemah pertama untuk merevisi terjemahan Bahasa Indonesia
untuk butir pertanyaan nomor 13, 18, dan 31. Hasil terjemahan revisi tersebut
didiskusikan kembali bersama kedua pakar untuk menghasilkan terjemahan revisi
terpilih (Lampiran 12).
Selanjutnya, peneliti meminta kedua penerjemah balik untuk melakukan
penerjemahan balik (back translation) terhadap hasil terjemahan revisi terpilih
(butir pertanyaan nomor 13, 18, dan 31) serta butir pertanyaan nomor 7. Hasil
terjemahan balik tersebut didiskusikan kembali dengan dua pakar untuk
menghasilkan terjemahan balik terpilih (Lampiran 12). Hasil terjemahan balik
terpilih untuk butir pertanyaan nomor 7, 13, 18, dan 31 kemudian dibandingkan
dengan instrumen aslinya. Pada proses diskusi, disepakati bahwa hasil terjemahan
balik terpilih memiliki makna yang sama dengan instrumen aslinya. Proses
Universitas Indonesia
41
Universitas Indonesia
42
merupakan instrumen yang kemudian digunakan pada uji validitas dan reliabilitas
pada 300 subjek.
Uji reliabilitas dan validitas instrumen Berger HIV Stigma Scale terjemahan
Bahasa Indonesia terpilih (versi 1.2) dilakukan dengan meminta 300 subjek
penelitian untuk mengisi instrumen tersebut. Subjek merupakan pasien rawat jalan
di UPT HIV Terpadu RSCM. Ke-300 subjek tersebut berbeda dengan 30 subjek
saat uji coba instrumen. Rata-rata subjek membutuhkan waktu 20-40 menit untuk
mengisi instrumen.
Universitas Indonesia
43
Universitas Indonesia
44
Universitas Indonesia
45
PAKAR 1
Relevansi lemah Relevansi kuat
(poin 1 atau 2) (poin 3 atau 4)
Relevansi lemah
(poin 1 atau 2) 1 0
PAKAR 2
Relevansi kuat
(poin 3 atau 4) 0 39
Berdasarkan tabel 2x2 tersebut, koefisien validitas isi untuk Berger HIV Stigma
Scale versi Bahasa Indonesia = 39/(1+0+0+39) = 0,98
Universitas Indonesia
46
terdapat empat faktor yang membentuk instrumen tersebut. Pada analisis faktor
ini juga dilakukan rotasi faktor menggunakan metode direct oblimin dengan delta
= 0. Rotasi direct oblimin merupakan rotasi oblique yang dipilih berdasarkan
asumsi bahwa terdapat korelasi di antara faktor-faktor yang diekstraksi. Nilai
delta = 0 dipilih karena memberikan solusi yang paling oblique pada rotasi faktor.
Pada analisis faktor, ditemukan bahwa kumulatif varians yang dapat dijelaskan
pada solusi empat faktor adalah sebesar 49,12%. Ditemukan pula bahwa keempat
faktor tersebut memiliki Eigen value > 1,5. Factor loading untuk setiap item
ditunjukkan pada matriks struktur pada Tabel 4.3. Pada penelitian ini,digunakan
cut point 0,5 untuk factor loading sebagaimana yang dilakukan oleh penyusun
instrumen ini.
Scree Plot
14
12
10
0
1 5 9 13 17 21 25 29 33 37
3 7 11 15 19 23 27 31 35 39
Universitas Indonesia
47
Item Faktor
No. 1 2 3 4
39 ,824 ,348 ,373 ,312
33 ,820 ,230 ,399 ,295
40 ,783 ,316 ,305 ,299
38 ,769 ,254 ,292 ,276
32 ,747 ,303 ,374 ,358
28 ,719 ,277 ,381 ,346
36 ,692 ,263 ,269 ,397
35 ,678 ,175 ,394 ,385
31 ,657 ,339 ,417 ,305
29 ,634 ,138 ,208 ,287
18 ,618 ,300 ,377 ,416
34 ,572 ,019 ,317 ,158
30 ,457 -,165 ,195 ,171
06 ,218 ,768 ,023 ,385
17 ,165 ,707 ,182 ,215
04 ,179 ,656 ,203 ,317
25 ,486 ,622 ,360 ,253
26 ,443 ,517 -,035 ,304
01 ,100 ,506 -,090 ,166
24 ,380 ,496 ,302 ,050
37 ,174 ,483 ,155 ,189
10 ,423 ,155 ,808 ,397
14 ,413 ,123 ,805 ,307
16 ,504 ,228 ,753 ,178
09 ,411 ,065 ,737 ,368
20 ,602 ,323 ,734 ,270
19 ,563 ,535 ,605 ,370
22 ,558 ,423 ,570 ,378
05 ,294 ,225 ,493 ,247
07 ,292 ,212 ,185 ,722
12 ,363 ,215 ,435 ,696
15 ,491 ,182 ,515 ,635
23 ,463 ,196 ,231 ,634
08 ,214 ,183 ,257 ,580
03 ,406 ,294 ,356 ,559
02 ,251 ,196 -,114 ,557
13 ,514 ,200 ,434 ,535
11 ,290 ,370 ,420 ,514
21 ,166 ,306 ,139 ,507
27 ,417 ,395 ,026 ,440
Keterangan: Metode principal component analysis; ekstraksi
solusi 4 faktor; rotasi direct oblimin, delta =0
Universitas Indonesia
48
Dari matriks struktur menggunakan factor loading 0,5 sebagai cut point,
didapatkan susunan item-item yang menyusun keempat faktor sebagai berikut.
Faktor 1: item nomor 13, 16, 18, 19, 20, 22, 28, 29, 31, 32, 33, 34, 35, 36,
38, 39, dan 40. Faktor ini sesuai dengan subskala personalized stigma
pada instrumen Berger HIV Stigma Scale versi asli. Namun, pada
instrumen aslinya, item nomor 19, 20, dan 22 tidak termasuk pada
subskala ini.
Faktor 2: item nomor 1, 4, 6, 17, 19, 25, dan 26. Faktor ini sesuai dengan
subskala disclosure pada instrumen Berger HIV Stigma Scale versi asli.
Namun, pada instrumen aslinya, item nomor 26 tidak termasuk pada
subskala ini.
Faktor 3: item nomor 9, 10, 14, 15, 16, 19, 20, dan 22. Faktor ini sesuai
dengan subskala public attitudes pada instrumen Berger HIV Stigma Scale
versi asli. Namun, pada instrumen aslinya, item nomor 15 tidak termasuk
pada subskala ini.
Faktor 4: item nomor 2, 3, 7, 8, 11, 12, 13, 15, 21, dan 23. Faktor ini
sesuai dengan subskala negative self-image pada instrumen Berger HIV
Stigma Scale versi asli. Namun, pada instrumen aslinya, item nomor 21
tidak termasuk pada subskala ini.
Jika dibandingkan dengan instrumen aslinya, terlihat bahwa keempat faktor
tersebut tidak mewakili seluruh item yang tercantum pada subskala instrumen asli
Berger HIV Stigma Scale. Namun, item yang ada pada setiap faktor mewakili
sebagian besar item yang tercantum pada subskala instrumen aslinya. Analisis
faktor juga menunjukkan bahwa keempat faktor tersebut saling berkorelasi satu
sama lain (Tabel 4.4).
Faktor 1 2 3 4
1 1,000 ,275 ,396 ,382
2 ,275 1,000 ,144 ,291
3 ,396 ,144 1,000 ,238
4 ,382 ,291 ,238 1,000
Universitas Indonesia
49
Universitas Indonesia
50
Universitas Indonesia
51
Versi singkat yang terdiri dari 25 item tersebut memiliki nilai Cronbach’s
Alpha sebesar 0,93 untuk skor total (25 item) dan berkisar antara 0,72 dan 0,92
untuk subskala. Instrumen versi singkat ini juga memiliki korelasi yang sangat
kuat dengan versi aslinya (40 item). Koefisien korelasi Spearman’s rho antara
instrumen versi singkat dengan versi aslinya (40 item) adalah sebesar 0,98. Untuk
subskala, koefisien korelasi antara instrumen versi singkat dengan versi aslinya
adalah antara 0,86 dan 0,97.
Universitas Indonesia
52
Item Faktor
No. 1 2 3 4
39 ,824
33 ,820
40 ,783
38 ,769
32 ,747
28 ,719
36 ,692
35 ,678
31 ,657
29 ,634
18 ,618
34
30
06 ,768
17 ,707
04 ,656
25 ,622
26
01
24
37
10 ,808
14 ,805
16 ,753
09 ,737
20 ,602 ,734
19 ,605
22
05
07 ,722
12 ,696
15 ,635
23 ,634
08
03
02
13
11
21
27
Keterangan: Metode principal component analysis; ekstraksi
solusi 4 faktor; rotasi direct oblimin, delta =0; loading factor
<0,6 tidakditampilkan
Universitas Indonesia
53
Universitas Indonesia
BAB 5
PEMBAHASAN
Uji reliabilitas konsistensi internal pada penelitian ini memberikan hasil nilai
Cronbach’s Alpha instrumen Berger HIV Stigma Scale versi Bahasa Indonesia
(40 item) sebesar 0,94. Untuk subskala instrumen, nilai Cronbach’s Alpha
berkisar antara 0,81 dan 0,92. Hasil ini menunjukkan bahwa instrumen ini
menunjukkan konsistensi internal yang baik. Hasil penelitian ini tidak jauh
berbeda dengan nilai reliabilitas konsistensi internal yang didapatkan oleh
penyusun instrumen ini. Berger dkk mendapatkan nilai Cronbach’s Alpha sebesar
0,96 untuk skor total 40 item dan berkisar antara 0,90 dan 0,93 untuk skor
subskala.9
Nilai Cronbach’s Alpha pada penelitian ini lebih baik dibandingkan
penelitian serupa oleh Jeyaseelan dkk di India yang mendapatkan nilai
Cronbach’s Alpha sebesar 0,91 untuk skor total 40 item dan berkisar antara 0,62
dan 0,85 untuk skor subskala.42
Pada uji validitas isi yang dilakukan melalui penilaian oleh dua pakar
dalam bidang Psikiatri HIV dan CLP memberikan hasil koefisien validitas isi
untuk Berger HIV Stigma Scale versi Bahasa Indonesia sebesar 0,98. Hasil ini
menunjukkan bahwa instrumen Berger HIV Stigma Scale versi Bahasa Indonesia
relevan dalam menilai perceived stigma pada ODHA. Hanya ada satu item yang
dinilai memiliki relevansi lemah oleh kedua pakar yaitu butir pertanyaan nomor 2
“Saya merasa bersalah karena mengidap HIV”. Butir ini tetap dipertahankan pada
instrumen Berger HIV Stigma Scale versi Bahasa Indonesia. Namun, butir ini
dieliminasi pada penyusunan versi singkat instrumen yang terdiri dari 25 butir.
Pada uji validitas konstruksi dengan metode analisis faktor didapatkan
bahwa empat faktor yang menyusun instrumen Berger HIV Stigma Scale versi
Bahasa Indonesia adalah pengalaman ODHA mengalami stigma (personalized
stigma, faktor 1); kekhawatiran untuk penyingkapan status HIV (disclosure,
faktor 2); kekhawatiran mengenai sikap publik terhadap ODHA (public attitudes,
faktor 3); dan citra diri ODHA yang negatif/buruk (negative self-image, faktor 4).
Keempat faktor ini sesuai dengan hasil penelitian awal pengembangan instrumen
ini oleh Berger dkk dan penelitian lain oleh Jeyaseelan dkk, walaupun ada
54
Universitas Indonesia
55
perbedaan jumlah dan jenis item untuk masing-masing faktor antara instrumen
versi Bahasa Indonesia dengan instrumen aslinya. Pada penelitian ini, ditemukan
bahwa kumulatif varians yang dapat dijelaskan oleh empat faktor tersebut adalah
sebesar 49,12%. Hasil ini tidak jauh berbeda dibandingkan hasil penelitian Berger
dkk yaitu sebesar 46%. Secara umum, hasil analisis faktor pada penelitian ini
sesuai dengan hipotesis penyusun instrumen ini bahwa keempat faktor tersebut
mencerminkan konstruksi teoretis dari konsep perceived stigma pada ODHA yang
diukur oleh Berger HIV Stigma Scale.9,42
Proses penyusunan versi singkat Berger HIV Stigma Scale versi Bahasa
Indonesia dilakukan dengan dua metode. Metode pertama menggunakan item-to-
total analysis menunjukkan bahwa ada empat item yang dapat dibuang pada
instrumen ini yaitu item nomor 1, 2, 30, dan 37 yang mereduksi instrumen ini
menjadi 36 item. Dengan menghilangkan keempat item tersebut, didapatkan
Cronbach’s Alpha untuk skor total instrumen meningkat menjadi 0,9443.
Proses penyusunan versi singkat instrumen Berger HIV Stigma Scale versi
Bahasa Indonesia dengan metode analisis faktor yang menggunakan cut point
loading factor 0,6 mereduksi instrumen tersebut dari 40 item menjadi 25 item.
Versi singkat instrumen Berger HIV Stigma Scale versi Bahasa Indonesia yang
terdiri dari 25 item memiliki nilai Cronbach’s Alpha yang tidak terlalu berbeda
untuk skor totalnya (0,93) bila dibandingkan versi 40 item (0,94). Akan tetapi,
nilai Cronbach’s Alpha untuk skor subskala lebih rendah dibandingkan versi 40
item, yaitu berkisar antara 0,72 sampai dengan 0,92.
Pada uji korelasi, didapatkan bahwa nilai skor total maupun nilai skor
subskala pada versi singkat instrumen ini memiliki korelasi yang sangat kuat
dengan skor total dan skor subskala pada instrumen aslinya. Hasil ini
menunjukkan bahwa versi singkat instrumen yang terdiri dari 25 item memiliki
reliabilitas yang baik serta berkorelasi kuat dengan versi lengkap instrumen yang
terdiri dari 40 item.
Hasil penyusunan versi singkat pada penelitian ini lebih baik
dibandingkan penelitian yang dilakukan oleh Jeyaseelan dkk yang juga
melakukan penyusunan versi singkat Berger HIV Stigma Scale namun dalam
bahasa Tamil. Versi singkat instrumen yang disusun oleh Jeyaseelan dkk juga
Universitas Indonesia
56
terdiri dari 25 item dan memiliki nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,88 untuk skor
total (25 item) dan berkisar antara 0,19 sampai dengan 0,88 untuk skor subskala.42
Pada penelitian ini, didapatkan dua versi singkat instrumen Berger HIV
Stigma Scale Bahasa Indonesia yaitu versi 36 item dan 25 item. Instrumen versi
singkat yang terdiri dari 25 item dipilih untuk digunakan selanjutnya berdasarkan
pertimbangan bahwa strukturnya yang lebih ringkas sehingga lebih memudahkan
subjek atau pasien dalam mengisi instrumen tersebut.
Universitas Indonesia
BAB 6
SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
Penelitian ini menghasilkan instrumen Berger HIV Stigma Scale versi bahasa
Indonesia yang sahih (valid) dan handal (reliable) dalam mengukur perceived
stigma pada populasi ODHA di Indonesia. Kesahihan ini dibuktikan dari uji
validitas isi yang menunjukkan bahwa butir-butir pertanyaan instrumen relevan
dengan konsep perceived stigma pada ODHA. Kesahihan ini juga didukung dari
uji validitas konstruksi yang menunjukkan bahwa instrumen ini mencerminkan
konstruksi teoretis konsep perceived stigma pada ODHA. Kehandalannya terlihat
dari nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,94 untuk skor total (40 item) dan berkisar
antara 0,81 dan 0,92 untuk skor subskala.
Penelitian ini juga menghasilkan versi singkat dari instrumen Berger HIV
Stigma Scale versi bahasa Indonesia yang terdiri dari 25 item. Versi singkat ini
memiliki reliabilitas yang baik dan skornya berkorelasi kuat dengan versi lengkap
instrumen (40 item). Versi singkat instrumen ini memiliki struktur yang lebih
ringkas sehingga akan memudahkan subjek atau pasien dalam mengisi instrumen
tersebut.
6.2 Saran
Instrumen ini dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
dengan cara mengidentifikasi pasien-pasien ODHA yang memiliki perceived
stigma yang tinggi sehingga dapat dilakukan intervensi psikologis pada mereka.
Instrumen ini juga dapat digunakan pada penelitian-penelitian mengenai stigma
pada ODHA di Indonesia. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan
cut off point untuk interpretasi skor total stigma ataupun skor subskala instrumen.
57
Universitas Indonesia
DAFTAR REFERENSI
1. Fauci AS, Lane HC. Human Immunodeficiency Virus Disease: AIDS and
Related Disorders. Dalam: Longo DL, Fauci AS, Kasper DL, Hauser SL,
Jameson JL, Loscalzo J (ed): Harrison’s Principles of Internal Medicine.
Eighteenth Edition. New York. McGraw-Hill. 2012. 1506-87.
6. Buseh AG, Kelber ST, Stevens PE, Park CG. Relationship of symptoms,
perceived health, and stigma with quality of life among urban HIV-infected
African American men. Public Health Nurs. 2008; 25(5): 409-19.
7. Dlamini PS, Wantland D, Makoae LN, Chirwa M, Kohi TW, Greeff M et al.
HIV Stigma and Missed Medications in HIV-Positive People in Five African
Countries. AIDS Patient Care and STDs. 2009; 23(5): 377-87.
8. Sun YM, Li Y, Zhao YJ, Lu HY. Quality of life and its influencing factors of
people living with HIV or AIDS in Beijing. Zhonghua Yu Fang Yi Xue Za
Zhi. 2012; 46(6): 514-8.
9. Berger BE, Ferrans CE, Lashley FR. Measuring Stigma in People With HIV:
Psychometric Assessment of the HIV Stigma Scale. Research in Nursing &
Health. 2001; 24: 518-29.
10. Stevelink SAM, Wu IC, Voorend CGNV, van Brakel WH. The Psychometric
Assessment of Internalized Stigma Instruments: A Systematic Review. 2012;
2(2): 100-18.
58
Universitas Indonesia
59
12. Centers for Disease Control and Prevention. 1993 revised classification
system for HIV infection and expanded surveillance case definition for AIDS
among adolescents and adults. MMWR Recomm Rep. 1992 Dec 18; 41(RR-
17): 1-19.
14. Sarafino EP. Health Psychology: Biopsychosocial Interactions. 6th ed. New
York: Wiley; 2008.
15. Roberts JE, Ciesla JA, Direnfeld DM, Hewitt RG. Emotional distress among
HIV-positive individuals: the roles of acute negative life events and
psychological diatheses. Personality and Individual Differences. 2001; 30:
241-57.
16. Leserman J. The Effects of stressful life events, coping, and cortisol on HIV
infection. CNS Spectrums. 2003; 8(1): 25-30.
18. Leserman J, Petitto J, Perkins DO, Folds JD, Golden RN, Evans DL. Severe
stress, depressive symptoms, and changes in lymphocyte subsets in human
immunodeficiency virus-infected men. Arch Gen Psychiatry. 1997; 54: 279-
85.
19. Leserman J, Petitto J, Golden RN, Gaynes BN, Gu H, Perkins DO, et al.
Impact of stressful life events, depression, social support, and cortisol on
progression to AIDS. Am J Psychiatry. 2000; 157: 1221-8.
21. Leserman J, Jackson ED, Petitto JM, Golden RN, Silva SG, Perkins DO, et
al. Progression to AIDS: the effects of stress, depressive symptoms, and
social support. Psychosomatic Medicine. 1999; 61: 397-406.
Universitas Indonesia
60
25. Stafford MC, Scott RR. Stigma deviance and social control: some conceptual
issues. In: Ainlay SC, Becker G, Coleman LM, editors. The dilemma of
difference. New York: Plenum; 1986.
27. Link BG, Phelan JC. Conceptualizing stigma. Annual Review of Sociology.
2001; 27: 363-85.
29. Corrigen PW, Mueser KT, Bond GR, Drake RE, Solomon P. Principles and
Practice of Psychiatric Rehabilitation. New York: The Guilford Press; 2008.
30. Vogel DL, Bitman RL, Hammer JH, Wade NG. Is stigma internalized? The
longitudinal impact of public stigma on self-stigma. Journal of Counselling
Psychology. 2013.
31. UNAIDS. Reducing HIV stigma and discrimination: a critical part of national
AIDS programmes. Geneva: Joint United Nations Programme on HIV/AIDS;
2007
33. Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS). HIV and AIDS-
related stigmatization, discrimination and denial: forms, contexts and
determinants. Research studies from Uganda and India. Geneva: Joint United
Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS); 2000.
Universitas Indonesia
61
35. Sayles JN, Ryan GW, Silver JS, Sarkisian CA, Cunningham WE.
Experiences of social stigma and implications for healthcare among a diverse
population of HIV positive adults. Journal of Urban Health: Bulletin of the
New York Academy of Medicine. 2007; 84(6): 814-28.
36. Holzemer WL, Human S, Arudo J, Rosa ME, Hamilton MJ, Corless I.
Exploring HIV stigma and quality of life for persons living with HIV
infection. Journal of The Association of Nurses in AIDS Care. 2009; 20(3):
161-8.
39. Rao D, Chen WT, Pearson CR, Simoni JM, Fredriksen-Goldsen K, Nelson K,
et al. Social support mediates the relationship between HIV stigma and
depression/quality of life among people living with HIV in Beijing, China.
Int J STD AIDS. 2012; 23(7): 481-4.
40. Sayles JN, Wong MD, Kinsler JJ, Martins D, Cunningham WE. The
association of stigma with self-reported access to medical care and
antiretroviral therapy adherence in persons living with HIV/AIDS. J Ge
Intern Med. 2009; 24(10): 1101-8.
41. Makoae LN, Greeff M, Phetlhu RD, Uys LR, Naidoo JR, Kohi TW, et al.
Coping with HIV/AIDS stigma in five african countries. J Assoc Nurses
AIDS Care. 2008; 19(2): 137-46.
Universitas Indonesia
62
45. Franke MF, Munoz M, Finnegan K, Zeladita J, Sebastian JL, Bayona JN, et
al. Validation and abbreviation of an HIV stigma scale in an adult Spanish-
speaking population in urban Peru. AIDS and Behavior. 2010; 14: 189-99.
46. Jimenez JC, Puig M, Ramos JC, Morales M, Asencio G, Sala AC, et al.
Measuring HIV felt stigma: A culturally adapted scale targeting PLWHA in
Puerto Rico. AIDS Care-Psychological and Socio-Medical Aspects of
AIDS/HIV. 2010; 22: 1314-22.
48. Wagner AC, Hart TA, Mohammed S, Ivanova E, Wong J, Loutfy MR.
Correlates of HIV stigma in HIV-positive women. Arch Womens Ment
Health. 2010; 13: 207-14.
49. Loutfy MR, Logie C, Zhang Y, Blitz SL, Margolese SL, Tharao WE, et al.
Gender and ethnicity differences in HIV-related stigma experienced by
people living with HIV in Ontario, Canada. 2012; 7(12): e48168.
52. Gregory RJ. Psychological testing: History, principles, and applications. 5th
ed. New York: Pearson; 2007.
56. Comrey AL, Lee HB. A first course in factor analysis. Hillsdale: Princeton
University Press; 1992
Universitas Indonesia
Lampiran 1
Yth. Bapak/Ibu/Saudara,
Kami dari Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo (FKUI/RSCM) sedang melakukan penelitian dengan judul Uji Validitas dan
Reliabilitas Berger HIV Stigma Scale Versi Bahasa Indonesia dalam Menilai Perceived
Stigma pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan kuesioner yang dapat menilai seberapa besar stigma yang dirasakan oleh pasien
yang mengalami infeksi HIV
Stigma adalah kondisi ketika seseorang dinilai negatif karena sesuatu hal mengenai
dirinya, misalnya karena penyakit yang dimiliki orang tersebut. Pasien yang mengalami infeksi
HIV sering mengalami stigma karena penyakitnya sehingga menyebabkan diskriminasi terhadap
orang tersebut. Pasien yang mengalami infeksi HIV juga sering mengalami perasaan yang tidak
nyaman dan menjadi tidak percaya diri akibat stigma dari orang-orang di sekitarnya.
Untuk menilai seberapa besar stigma yang dialami dan dirasakan oleh pasien, digunakan
kuesioner yang disebut Berger HIV Stigma Scale. Saat ini kami sedang mengembangkan
kuesioner tersebut dalam bahasa Indonesia. Peran serta Anda dalam penelitian ini sangat kami
harapkan dalam rangka pengembangan kuesioner tersebut. Jumlah partisipan yang diikutsertakan
dalam penelitian ini adalah sebanyak 300 orang. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu
program untuk mengurangi stigma pada pasien yang mengalami infeksi HIV.
Pada penelitian ini kami meminta kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner. Partisipasi
dalam penelitian ini bersifat suka rela. Kami juga menjamin kerahasiaan Anda dan data-data yang
diberikan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian ini. Untuk selanjutnya nama responden
akan diganti dengan kode tertentu untuk pengolahan data pada komputer.
Besar harapan kami agar Anda dapat membantu penelitian ini. Jika Anda memutuskan
untuk ikut dalam penelitian ini, kami meminta Anda untuk menandatangani formulir persetujuan
yang menyatakan bahwa Anda telah mendapat penjelasan mengenai penelitian ini dan bersedia
berpartisipasi dalam penelitian secara suka rela.
Jika ada pertanyaan mengenai penelitian ini, Anda dapat menghubungi peneliti:
dr Azhari Cahyadi Nurdin,
Departemen Psikiatri FKUI/RSCM
Jl. Kimia II No.35 Jakarta Pusat
No telp. 085719265205.
Atas kesediaan dan bantuannya, saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
63
Universitas Indonesia
Lampiran 2
Dengan ini saya menyatakan kesediaan saya untuk berpartisipasi dalam penelitian
yang berjudul “Uji Validitas dan Reliabilitas Berger HIV Stigma Scale Versi
Bahasa Indonesia dalam Menilai Perceived Stigma pada Orang Dengan
HIV/AIDS (ODHA)” dengan mengisi kuesioner yang diberikan.
Saya telah membaca lembar informasi dan memahami tujuan penelitian ini. Saya
menyadari hak-hak saya dalam memperoleh jaminan kerahasiaan identitas dan
data yang saya berikan.
Responden
( ______________________ )
Nama dan tanda tangan
64
Universitas Indonesia
Lampiran 3
DATA RESPONDEN
Mohon kesediaan Anda untuk mengisi data di bawah ini. Identitas dan data yang
diberikan dijamin kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian ini.
Pertama kali Anda mengetahui bahwa diri Anda mengalami infeksi HIV (pertama kali
didiagnosis HIV) tahun: ................
65
Universitas Indonesia
Lampiran 4
This study asks about some of the social and emotional aspects of having HIV. For most of the questions, just
circle the letters or numbers that go with your answer. There are no right or wrong answers. Feel free to write
in comments as you go through the questions.
This first set of questions asks about some of your experiences, feelings, and opinions as to how people with
HIV feel and how they are treated. Please do your best to answer each question.
For each item, circle your answer: Strongly disagree (SD), disagree (D), agree (A), or strongly agree (SA).
Strongly Strongly
Disagree Disagree Agree Agree
(SD) (D) (A) (SA)
66
Universitas Indonesia
(lanjutan)
13. Since learning I have HIV, I feel set apart and
isolated from the rest of the world ................................ SD D A SA 1, 3, 4
15. Having HIV makes me feel that I'm a bad person .......... SD D A SA 3
Many of the items in this next section assume that you have told other people that you have HIV, or that others
know. This may not be true for you. If the item refers to something that has not actually happened to you,
please imagine yourself in that situation. Then give your answer ("strongly disagree," "disagree," "agree,"
"strongly agree") based on how you think you would feel or how you think others would react to you.
Strongly Strongly
Disagree Disagree Agree Agree
(SD) (D) (A) (SA)
67
Universitas Indonesia
(lanjutan)
34. Some people act as though it's my fault I have HIV ...... SD D A SA 1, 4
40. When people learn you have HIV, they look for flaws
in your character .......................................................... SD D A SA 1, 4
68
Universitas Indonesia
(lanjutan)
3) After reversing these two items, each scale or subscale’s score is calculated by simply
adding up the raw values of the items belonging to that scale or subscale. Subscale
designations appear in small print in the far right margin of the instrument; it may be
desirable to cover or delete those numbers before reproducing the instrument for
administration to subjects. Sixteen items belong to more than one subscale, reflecting the
intercorrelations of the factors on which the subscales are based.
4) The range of possible scores depends on the number of items in the scale. For the total
HIV Stigma Scale, scores can range from 40 to 160 [1 x 40 items to 4 x 40 items]. For
the personalized stigma subscale, scores can range from 18 to 72. For the disclosure
subscale, scores can range from 10 to 40. For the negative self-image subscale, scores
can range from 13 to 52. For the public attitudes subscale, scores can range from 20 to
80.
69
Universitas Indonesia
Lampiran 5
Email Komunikasi dengan Pembuat Instrumen
70
Universitas Indonesia
(lanjutan)
71
Universitas Indonesia
Lampiran 6
Terjemahan Berger HIV Stigma Scale versi A
Kuesioner ini menanyakan mengenai beberapa aspek sosial dan emosional dari
memiliki HIV. Untuk sebagian besar pertanyaan, mohon lingkari huruf atau angka
yang sesuai dengan jawaban Anda. Tidak ada jawaban yang benar ataupun salah.
Anda bebas untuk menuliskan komentar selagi menjawab pertanyaan-pertanyaan
di bawah ini.
Untuk setiap pertanyaan, lingkari jawaban Anda: Sangat tidak setuju (STS), tidak
setuju (TS), setuju (S), Sangat setuju (SS).
1. Pada banyak bagian dari kehidupan saya, tidak ada orang yang tahu saya
memiliki HIV
2. Saya merasa bersalah karena memiliki HIV
3. Sikap orang lain terhadap HIV membuat saya merasa lebih buruk mengenai
diri saya
4. Berisiko bagi saya untuk memberitahu seseorang bahwa saya memiliki HIV
5. Orang dengan HIV kehilangan pekerjaan mereka jika atasan/bos/majikan
mereka tahu tentang status HIV mereka
6. Saya berusaha kerasa merahasiakan status HIV saya
7. Saya merasa saya tidak sebaik orang lain karena saya memiliki HIV
8. Saya tidak pernah merasa malu memiliki HIV
9. Orang dengan HIV diperlakukan layaknya orang buangan
10. Sebagian besar orang meyakini bahwa orang dengan HIV adalah kotor
11. Lebih mudah menghindari punya teman baru, daripada memberitahu
seseorang bahwa saya memiliki HIV
12. Memiliki HIV membuat saya merasa tidak bersih
72
Universitas Indonesia
(lanjutan)
13. Semenjak mengetahui saya memiliki HIV, saya merasa disisihkan dan
dikucilkan oleh semua orang
14. Sebagian besar orang berpikir bahwa orang dengan HIV menjijikkan
15. Memiliki HIV membuat saya merasa sebagai orang yang buruk
16. Sebagian besar orang dengan HIV ditolak ketika orang lain mengetahui
statusnya
17. Saya sangat berhati-hati memilih orang yang saya beritahu tentang status HIV
saya
18. Beberapa orang yang tahu saya memiliki HIV menjauhi saya
19. Semenjak tahu saya memiliki HIV, saya khawatir orang-orang
mendiskriminasi saya
20. Sebagian besar orang tidak nyaman berada di sekitar orang dengan HIV
21. Saya tidak pernah merasa perlu menyembunyikan fakta bahwa saya memiliki
HIV
22. Saya khawatir orang-orang akan menghakimi saya jika mereka tahu saya
memiliki HIV
23. Memiliki HIV di dalam tubuh saya rasanya menjijikkan
24. Saya pernah tersakiti oleh reaksi orang lain ketika mengetahui saya memiliki
HIV
25. Saya khawatir orang yang mengetahui saya memiliki HIV akan memberitahu
orang lain
26. Saya menyesal telah memberi tahu orang-orang bahwa saya memiliki HIV
73
Universitas Indonesia
(lanjutan)
27. Pada dasarnya, memberitahu orang lain bahwa saya memiliki HIV adalah
sebuah kesalahan
28. Beberapa orang tidak ingin menyentuh saya ketika mereka tahu saya memiliki
HIV
29. Orang-orang yang saya sayangi berhenti menghubungi saya saat mereka tahu
saya memiliki HIV
30. Orang-orang memberitahu saya bahwa saya pantas mendapatkan HIV karena
gaya hidup saya
31. Beberapa orang yang dekat dengan saya takut orang-orang akan menolak
mereka jika orang-orang tahu saya memiliki HIV
32. Orang-orang tidak mau saya berada di dekat anak-anak mereka ketika mereka
tahu saya memiliki HIV
33. Orang-orang terang-terangan mundur menjauhi saya saat mereka tahu saya
memiliki HIV
34. Beberapa orang bersikap seolah-olah memiliki HIV adalah kesalahan saya
sendiri
35. Saya berhenti bersosialisasi dengan beberapa orang karena reaksi mereka
ketika mereka tahu saya memiliki HIV
36. Saya telah kehilangan teman-teman karena memberitahu mereka bahwa saya
memiliki HIV
37. Saya telah memberitahu orang-orang yang dekat dengan saya untuk
merahasiakan status HIV saya
38. Orang-orang yang mengetahui saya memiliki HIV cenderung mengabaikan
sisi baik dari diri saya
39. Orang-orang tampaknya takut kepada saya ketika mereka tahu saya memiliki
HIV
40. Ketika orang-orang tahu Anda memiliki HIV, mereka akan mencari-mencari
kesalahan pada diri Anda
74
Universitas Indonesia
Lampiran 7
Terjemahan Berger HIV Stigma Scale versi B
Penelitian ini mengkaji beberapa aspek sosial dan emosi dari pengidap HIV. Untuk
sebagian besar pertanyaan, mohon lingkari huruf atau angka yang sesuai dengan
pendapat Anda. Tidak ada pendapat yang salah atau benar. Anda boleh menulis
komentar selama mengisi/menjawab kuesioner ini.
Bagian pertama dari kuesioner ini menanyakan mengenai apa yang Anda rasakan, alami,
dan pikirkan sebagai seorang yang mengidap HIV, dan bagaimana Anda diperlakukan.
Mohon isi setiap butir sebaik mungkin.
Lingkari jawaban Anda: sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju, sangat setuju, untuk
setiap butir pertanyaan.
1. Pada sebagian besar bidang kehidupan saya, tidak ada yang tahu bahwa saya
mengidap HIV.
2. Saya merasa bersalah karena mengidap HIV.
3. Sikap orang lain terhadap HIV membuat saya merasa semakin buruk terhadap
diri saya.
4. Memberitahu orang lain bahwa saya mengidap HIV adalah sesuatu yang
berisiko.
5. Pengidap HIV akan kehilangan pekerjaan atau dipecat jika atasan atau instansi
tempat kerjanya mengetahui kondisi HIV-nya.
6. Saya berusaha keras untuk merahasiakan kondisi saya sebagai pengidap HIV.
7. Saya merasa bahwa sebagai manusia, saya tidak sebaik orang lain karena saya
mengidap HIV.
8. Saya tidak pernah merasa malu karena mengidap HIV.
9. Orang dengan HIV dikucilkan.
10. Kebanyakan orang menganggap bahwa pengidap HIV hina.
11. Lebih mudah menghindari membuat teman baru daripada mengkhawatirkan
harus memberitahunya bahwa saya pengidap HIV.
12. Mengidap HIV membuat saya merasa tidak bersih.
75
Universitas Indonesia
(lanjutan)
13. Sejak mengetahui saya mengidap HIV, saya merasa dibedakan dan terpisah dari
masyarakat lainnya.
14. Kebanyakan orang berpikir bahwa pengidap HIV menjijikkan.
15. Mengidap HIV membuat saya merasa bahwa saya adalah orang yang buruk.
16. Kebanyakan pengidap HIV ditolak ketika orang lain mengetahui orang tersebut
mengidap HIV.
17. Saya sangat berhati-hati kepada siapa saya memberitahu bahwa saya mengidap
HIV.
18. Beberapa orang yang saya kenal menjauhi saya setelah mengetahui bahwa saya
mengidap HIV.
19. Sejak mengetahui saya mengidap HIV, saya khawatir orang lain akan
mendiskriminasikan saya.
20. Kebanyakan orang merasa tidak nyaman berada di sekitar pengidap HIV.
21. Saya merasa tidak harus menyembunyikan fakta bahwa saya mengidap HIV.
22. Saya khawatir orang lain akan menilai saya buruk jika mereka mengetahui saya
mengidap HIV.
23. Adanya HIV dalam tubuh saya merupakan sesuatu yang menjijikkan bagi saya.
Kebanyakan dari pernyataan berikut dibuat berdasarkan asumsi bahwa anda telah
menerceritakan kepada orang lain bahwa anda mengidap HIV, atau bahwa mereka
sudah mengetahuinya, meskipun tidak harus demikian. Jika salah satu butir pernyataan
tidak seperti yang anda alami, bayangkan bahwa anda sudah mengalaminya. Kemudian
beri jawaban berdasarkan apa yang menurut anda kira-kira bagaimana orang lain akan
bereaksi.
24. Saya pernah merasa sakit hati dengan reaksi orang lain setelah mengetahui
bahwa saya mengidap HIV.
25. Saya khawatir bahwa orang yang mengetahui saya mengidap HIV akan
memberitahukan orang lain.
26. Saya menyesal telah memberitahukan beberapa orang bahwa saya mengidap
HIV.
27. Secara umum, memberitahu orang lain bahwa saya mengidap HIV adalah
sebuah kesalahan.
76
Universitas Indonesia
(lanjutan)
28. Beberapa orang tidak mau menyentuh saya setelah mereka mengetahui bahwa
saya mengidap HIV.
29. Orang-orang yang saya sayangi berhenti berkomunikasi dengan saya setelah
mengetahui saya mengidap HIV.
30. Beberapa orang menyatakan bahwa saya pantas terkena HIV akibat pola hidup
saya.
31. Beberapa orang terdekat saya takut dijauhi orang lain jika mengetahui bahwa
saya sebagai temannya mengidap HIV.
32. Tidak ada yang menginginkan saya dekat dengan anak mereka karena saya
mengidap HIV.
33. Orang-orang menjauhi saya ketika mengetahui saya mengidap HIV.
34. Sebagian orang seolah menyalahkan saya bahwa saya terkena HIV.
35. Saya berhenti bergaul karena reaksi orang lain terhadap kenyataan bahwa saya
mengidap HIV.
36. Teman-teman saya memutuskan hubungan pertemanan setelah saya beritahu
bahwa saya mengidap HIV.
37. Saya meminta orang-orang terdekat saya merahasiakan fakta bahwa saya
mengidap HIV.
38. Orang mengabaikan sisi positif saya setelah tahu bahwa saya mengidap HIV.
39. Sepertinya orang takut dengan saya ketika mereka tahu saya mengidap HIV.
40. Jika orang tahu kamu mengidap HIV, mereka akan mencari-cari sisi negatif dari
kepribadianmu.
77
Universitas Indonesia
Lampiran 8
Terjemahan Berger HIV Stigma Scale Terpilih Versi 1.0
Untuk setiap butir pertanyaan, lingkari jawaban Anda: sangat tidak setuju (STS),
tidak setuju (TS), setuju (S), atau sangat setuju (SS).
1. Pada sebagian besar area kehidupan saya, tidak ada yang tahu bahwa saya
mengidap HIV.
2. Saya merasa bersalah karena mengidap HIV.
3. Sikap orang lain terhadap HIV membuat saya merasa lebih buruk
mengenai diri saya.
4. Memberitahu orang lain bahwa saya mengidap HIV adalah sesuatu yang
berisiko.
5. Orang dengan HIV kehilangan pekerjaan mereka jika atasan mereka tahu
tentang status HIV mereka.
6. Saya berusaha keras merahasiakan status HIV saya.
7. Saya merasa saya tidak sebaik orang lain karena saya mengidap HIV.
8. Saya tidak pernah merasa malu karena mengidap HIV.
9. Orang dengan HIV diperlakukan seperti orang buangan.
10. Sebagian besar orang meyakini bahwa orang dengan HIV adalah kotor.
11. Lebih mudah menghindari pertemanan baru, daripada memberitahu
seseorang bahwa saya mengidap HIV.
12. Mengidap HIV membuat saya merasa tidak bersih.
13. Sejak mengetahui saya mengidap HIV, saya merasa dibedakan dan
terpisah dari masyarakat lainnya.
14. Sebagian besar orang berpikir bahwa orang dengan HIV menjijikkan.
15. Mengidap HIV membuat saya merasa bahwa saya adalah orang yang
buruk.
16. Sebagian besar orang dengan HIV ditolak ketika orang lain mengetahui
statusnya.
17. Saya sangat berhati-hati kepada siapa saya memberitahu bahwa saya
mengidap HIV.
78
Universitas Indonesia
(lanjutan)
18. Beberapa orang yang tahu saya mengidap HIV menjauhi saya.
19. Sejak mengetahui saya mengidap HIV, saya khawatir orang-orang akan
mendiskriminasi saya.
20. Sebagian besar orang tidak nyaman berada di sekitar orang dengan HIV.
21. Saya tidak pernah merasa perlu menyembunyikan fakta bahwa saya
mengidap HIV.
22. Saya khawatir orang-orang akan menghakimi saya ketika mereka tahu
saya mengidap HIV.
23. Adanya HIV dalam tubuh saya merupakan sesuatu yang menjijikkan bagi
saya
Kebanyakan dari butir pernyataan berikut dibuat berdasarkan asumsi bahwa Anda
telah menceritakan kepada orang lain bahwa Anda mengidap HIV, atau bahwa
mereka sudah mengetahuinya, meskipun tidak harus demikian. Jika butir
pertanyaan tersebut tidak benar-benar terjadi pada Anda, coba bayangkan jika
Anda berada pada situasi tersebut. Lalu berikan jawaban Anda (“sangat tidak
setuju”, “tidak setuju”, “setuju”, “sangat setuju”) berdasarkan apa yang menurut
Anda akan Anda rasakan atau bagaimana orang lain akan bereaksi terhadap Anda.
24. Saya pernah merasa sakit hati dengan reaksi orang lain setelah mengetahui
bahwa saya mengidap HIV.
25. Saya khawatir bahwa orang yang mengetahui saya mengidap HIV akan
memberitahu orang lain.
26. Saya menyesal telah memberitahu beberapa orang bahwa saya mengidap
HIV.
27. Pada prinsipnya, memberitahu orang lain bahwa saya mengidap HIV
adalah sebuah kesalahan.
28. Beberapa orang menghindari menyentuh saya setelah mereka tahu bahwa
saya mengidap HIV.
29. Orang-orang yang saya sayangi berhenti menghubungi saya setelah
mereka tahu saya mengidap HIV.
30. Orang-orang memberitahu saya bahwa saya pantas mendapatkan HIV
karena cara saya menjalani hidup.
31. Beberapa orang yang dekat dengan saya takut orang-orang akan menolak
mereka jika orang-orang tahu saya mengidap HIV.
32. Orang-orang tidak mau saya berada di dekat anak-anak mereka ketika
mereka tahu saya mengidap HIV.
33. Orang-orang mundur menjauhi saya saat mereka tahu saya mengidap HIV.
34. Beberapa orang bersikap seolah-olah mengidap HIV adalah karena
kesalahan saya.
35. Saya berhenti bersosialisasi dengan beberapa orang karena reaksi mereka
ketika mereka tahu saya mengidap HIV.
79
Universitas Indonesia
(lanjutan)
80
Universitas Indonesia
Lampiran 9
Terjemahan Balik (Back Translation) Berger HIV Stigma Scale Versi A
The first part of the questionnaire will ask about experiences, feelings, and your
opinion about what people with HIV feel and how they are being treated. Do the
best to answer each question.
81
Universitas Indonesia
(lanjutan)
21. I never feel the need to hide the fact that I have HIV
22. I am worried people will judge me when they know that I have HIV
23. The presence of HIV in my body is something revolting to me
Most item from the following statement are made based on the assumption that
you have tell others that you have HIV, or that they have known, even though
not necessarily so. If the item of the question is not really happened to you, try
to imagine if you are in the situation.
Then give your answer (strongly disagree, disagree, agree, strongly agree) based
on what you think you would feel or how people would react to you.
24. I once feel resented by other people's reaction after knowing that I have HIV
25. I'm worried that people who knew I have HIV will let other know about it.
26. I regretted telling some people that I have HIV
27. In principle, telling others that I have HIV is a mistake
28. Some people avoid touching me after they know that I have HIV
29. People I love stop contacting me after they know I have HIV
30. People tell me that I deserve to get HIV because of the way I live
31. Some people close to me fear that other people will reject them if people
know I have HIV
32. People don't want me to be around their children when they know I have HIV
33. People are backing away from me when they know that I have HIV
34. Some people act as if having HIV is my fault
35. I stop socializing with some people because of their reaction when they know
I have HIV
36. I have lost friends because I told them that I have HIV
37. I have tell people close to me to keep secret the fact that I have HIV
38. People who know that I have HIV tend to ignore my good side
39. People apparently scared of me when they know I have HIV
40. When people know that you have HIV, they look for weakness in your
character
82
Universitas Indonesia
Lampiran 10
Terjemahan Balik (Back Translation) Berger HIV Stigma Scale Versi B
This questionnaire addresses some of social and emotional aspects of having HIV.
Please encircle the letter or number you believe to be most appropriate for your
answer on each item of the questions. There is no wrong or right answer. Feel
free to write the comments while answering the questions below.
The first part of the questionnaire will ask about your experiences, feeling, and
opinions about what people with HIV feel and how they are being treated. Please
do your best answering each question.
Please encircle your answer for each item in the questionnair : strongly disagree
(SD), disagree (D), agree (A), or strongly agree (SA)
83
Universitas Indonesia
(lanjutan)
Most of the items below were made based on the assumption that you had told
others about your HIV status, or that they had known it despite that it's not
always true. If the items are not really happen to you please imagine that you
were on those situations. Then give your answer ("strongly disagree", "disagree",
"agree", "strongly agree") based on what you feel or how others will react
toward you.
24. I once felt hurt by others' reaction once they knew that I have HIV.
25. I'm worrying people who know me having HIV will tell other people.
26. I regret my self for having told some people that I have HIV.
27. Principally, it's a mistake to tell others that I have HIV.
28. Some people are avoiding touch me once they know that I have HIV.
29. People I love in life are stop contacting me once they know that I have
HIV.
30. People tell me that I deserve having HIV for my way of life.
31. Some people close to me are worrying people will reject them once
others know that I have HIV.
32. People don’t want me be around their kids once they know I have HIV.
33. People are taking backstep away from me once they know I have HIV.
34. Some people act as if having HIV is my fault.
35. I stopped socializing with some people for their reaction when they know
I have HIV.
36. I had lost friends because I told them that I have HIV.
37. I had told my closest people to keep secret of me having HIV.
38. People who acknowledge my HIV status are tend to desert my good sides.
39. People seem to be afraid to me once they know that I have HIV.
40. When people know that you have HIV, they look after the flaw on your
character.
84
Universitas Indonesia
Lampiran 11
Terjemahan Balik (Back Translation) Berger HIV Stigma Scale Versi Terpilih
The first part of the questionnaire will ask about your experiences, feeling,
and opinions about what people with HIV feel and how they are being
treated.
Do your best to answer each question.
Please encircle your answer for each item in the questionnaire: strongly
disagree (SD), disagree (D), agree (A), or strongly agree (SA).
85
Universitas Indonesia
(lanjutan)
20. Most people are not comfortable being around people with HIV.
21. I never feel that I have to hide the fact that I have HIV.
22. I am worried that people will judge me when they know that I have
HIV.
23. Having HIV inside my body is something disgusting for me.
Most item from the following statement are made based on the
assumption that you have told others that you have HIV, or that they
have known, even though it’s not necessarily so. If the item of the
question is not really happened to you, try to imagine if you are in the
situation. Then give your answer (strongly disagree, disagree, agree,
strongly agree) based on what you think you would feel or how people
would react to you.
24. I once felt hurt by others' reaction once they knew that I have HIV.
25. I'm worried people who know that I have HIV will tell other people.
26. I regret for telling some people that I have HIV.
27. Principally, telling others that I have HIV is a mistake.
28. Some people avoid to touch me after they know that I have HIV.
29. People I love stop contacting me after they know I have HIV.
30. People tell me that I deserve to get HIV because of the way I live my
life.
31. Some people close to me are afraid that other people will reject
them if people know I have HIV.
32. People don't want me to be around their children when they know I
have HIV.
33. People back away from me when they know that I have HIV.
34. Some people act as if having HIV is my fault.
35. I stop socializing with some people because of their reaction when
they know I have HIV.
36. I have lost friends because I told them that I have HIV.
37. I have told people who are close to me to keep secret the fact that I
have HIV.
38. People who know that I have HIV tend to ignore my good side.
39. People seem afraid of me when they know that I have HIV.
40. When people know that you have HIV, they look for the flaw in your
character.
86
Universitas Indonesia
Lampiran 12
Revisi Terjemahan dan Terjemahan Balik pada Empat Butir Instrumen
Perbandingan Terjemahan Balik Terpilih dengan Instrumen Asli untuk Butir Pertanyaan Nomor 7, 13,
18, dan 31
Revisi Terjemahan Balik (Back Translation) untuk Butir Pertanyaan Nomor 7, 13, 18, dan 31
87
Universitas Indonesia
Lampiran 13
Terjemahan Berger HIV Stigma Scale Terpilih Versi 1.1
Kuesioner ini menanyakan mengenai beberapa aspek sosial dan emosional dari mengidap HIV. Untuk setiap
pertanyaan, mohon lingkari huruf atau angka yang sesuai dengan jawaban Anda. Tidak ada jawaban yang benar
ataupun salah. Anda bebas untuk menuliskan komentar selagi menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.
Bagian pertama dari kuesioner ini menanyakan mengenai pengalaman, perasaan, dan pendapat Anda tentang apa
yang dirasakan oleh orang dengan HIV dan bagaimana mereka diperlakukan. Lakukanlah yang terbaik untuk
menjawab setiap pertanyaan.
Untuk setiap butir pertanyaan, lingkari jawaban Anda: sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), setuju (S), atau
sangat setuju (SS).
Sebagai contoh:
- Menurut saya, biaya pengobatan saya terjangkau......................... STS TS S SS
Jika Anda menjawab sangat setuju untuk pertanyaan ini, lingkari huruf SS seperti berikut:
- Menurut saya, biaya pengobatan saya terjangkau......................... STS TS S SS
Sangat
Tidak Tidak Sangat
Setuju Setuju Setuju Setuju
(STS) (TS) (S) (SS)
1. Pada sebagian besar area kehidupan saya, tidak ada yang tahu bahwa saya
mengidap HIV............................................................................. STS TS S SS
2. Saya merasa bersalah karena mengidap HIV................................ STS TS S SS
3. Sikap orang lain terhadap HIV membuat saya merasa lebih buruk
mengenai diri saya...................................................................... STS TS S SS
4. Memberitahu orang lain bahwa saya mengidap HIV adalah sesuatu yang
berisiko....................................................................................... STS TS S SS
5. Orang dengan HIV kehilangan pekerjaan mereka jika atasan mereka tahu
tentang status HIV mereka......................................................... STS TS S SS
6. Saya berusaha keras merahasiakan status HIV saya...................... STS TS S SS
7. Saya merasa saya tidak sebaik orang lain karena saya mengidap HIV STS TS S SS
88
Universitas Indonesia
(lanjutan)
8. Saya tidak pernah merasa malu karena mengidap HIV...................... STS TS S SS
9. Orang dengan HIV diperlakukan seperti orang buangan................... STS TS S SS
10. Sebagian besar orang meyakini bahwa orang dengan HIV adalah kotor STS TS S SS
11. Lebih mudah menghindari pertemanan baru, daripada memberitahu
seseorang bahwa saya mengidap HIV......................................... STS TS S SS
12. Mengidap HIV membuat saya merasa tidak bersih......................... STS TS S SS
13. Sejak mengetahui saya mengidap HIV, saya merasa tersisih dan terisolasi
dari masyarakat lainnya................................................................. STS TS S SS
14. Sebagian besar orang berpikir bahwa orang dengan HIV menjijikkan STS TS S SS
15. Mengidap HIV membuat saya merasa bahwa saya adalah orang yang
buruk............................................................................................. STS TS S SS
16. Sebagian besar orang dengan HIV ditolak ketika orang lain mengetahui
statusnya......................................................................................... STS TS S SS
17. Saya sangat berhati-hati kepada siapa saya memberitahu bahwa saya
mengidap HIV................................................................................. STS TS S SS
18. Beberapa orang yang mengetahui saya mengidap HIV, semakin menjauhi
saya................................................................................................. STS TS S SS
19. Sejak mengetahui saya mengidap HIV, saya khawatir orang-orang akan
mendiskriminasi saya....................................................................... STS TS S SS
20. Sebagian besar orang tidak nyaman berada di sekitar orang dengan HIV. STS TS S SS
21. Saya tidak pernah merasa perlu menyembunyikan fakta bahwa saya
mengidap HIV.................................................................................. STS TS S SS
22. Saya khawatir orang-orang akan menghakimi saya ketika mereka tahu
saya mengidap HIV.......................................................................... STS TS S SS
23. Adanya HIV dalam tubuh saya merupakan sesuatu yang menjijikkan bagi
saya.................................................................................................. STS TS S SS
89
Universitas Indonesia
(lanjutan)
Kebanyakan dari butir pernyataan berikut dibuat berdasarkan asumsi bahwa Anda telah menceritakan kepada orang
lain bahwa Anda mengidap HIV atau bahwa mereka sudah mengetahuinya, meskipun tidak harus demikian. Jika
butir pertanyaan tersebut tidak benar-benar terjadi pada Anda, coba bayangkan jika Anda berada pada situasi
tersebut. Lalu berikan jawaban Anda (“sangat tidak setuju”, “tidak setuju”, “setuju”, “sangat setuju”) berdasarkan
apa yang menurut Anda akan Anda rasakan atau bagaimana orang lain akan bereaksi terhadap Anda.
24. Saya pernah merasa sakit hati dengan reaksi orang lain setelah mengetahui
bahwa saya mengidap HIV.................................................. STS TS S SS
25. Saya khawatir bahwa orang yang mengetahui saya mengidap HIV akan
memberitahu orang lain.................................................................... STS TS S SS
26. Saya menyesal telah memberitahu beberapa orang bahwa saya mengidap
HIV......................................................................................... STS TS S SS
27. Pada prinsipnya, memberitahu orang lain bahwa saya mengidap HIV
adalah sebuah kesalahan................................................................ STS TS S SS
28. Beberapa orang menghindari menyentuh saya setelah mereka tahu bahwa
saya mengidap HIV...................................................................... STS TS S SS
29. Orang-orang yang saya sayangi berhenti menghubungi saya setelah
mereka tahu saya mengidap HIV................................................... STS TS S SS
30. Orang-orang memberitahu saya bahwa saya pantas mendapatkan HIV
karena cara saya menjalani hidup................................................... STS TS S SS
31. Beberapa orang yang dekat dengan saya takut orang lain akan menolak
mereka jika terungkap bahwa saya mengidap HIV.................. STS TS S SS
32. Orang-orang tidak mau saya berada di dekat anak-anak mereka ketika
mereka tahu saya mengidap HIV.................................................... STS TS S SS
33. Orang-orang mundur menjauhi saya saat mereka tahu saya mengidap
HIV................................................................................................ STS TS S SS
34. Beberapa orang bersikap seolah-olah mengidap HIV adalah karena
kesalahan saya.................................................................................. STS TS S SS
35. Saya berhenti bersosialisasi dengan beberapa orang karena reaksi mereka
ketika mereka tahu saya mengidap HIV..................................... STS TS S SS
90
Universitas Indonesia
(lanjutan)
Komentar Anda:
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
91
Universitas Indonesia
Lampiran 14
Terjemahan Berger HIV Stigma Scale Terpilih Versi 1.2 (Final)
Kuesioner ini menanyakan mengenai beberapa aspek sosial dan emosional dari mengidap HIV. Untuk setiap
pertanyaan, mohon lingkari huruf atau angka yang sesuai dengan jawaban Anda. Tidak ada jawaban yang
benar ataupun salah. Anda bebas untuk menuliskan komentar selagi menjawab pertanyaan-pertanyaan di
bawah ini.
Bagian pertama dari kuesioner ini menanyakan mengenai pengalaman, perasaan, dan pendapat Anda tentang
apa yang dirasakan oleh orang dengan HIV dan bagaimana mereka diperlakukan. Lakukanlah yang terbaik
untuk menjawab setiap pertanyaan.
Untuk setiap butir pertanyaan, lingkari jawaban Anda: sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), setuju (S),
atau sangat setuju (SS).
Sebagai contoh:
- Menurut saya, biaya pengobatan saya terjangkau................................. STS TS S SS
Jika Anda menjawab sangat setuju untuk pertanyaan ini, lingkari huruf SS seperti berikut:
- Menurut saya, biaya pengobatan saya terjangkau................................. STS TS S SS
Sangat
Tidak Tidak Sangat
Setuju Setuju Setuju Setuju
(STS) (TS) (S) (SS)
1. Pada sebagian besar area kehidupan saya, tidak ada yang tahu bahwa
saya mengidap HIV............................................................................. STS TS S SS
2. Saya merasa bersalah karena mengidap HIV......................................... STS TS S SS
3. Sikap orang lain terhadap HIV membuat saya merasa lebih buruk
mengenai diri saya................................................................................ STS TS S SS
4. Memberitahu orang lain bahwa saya mengidap HIV adalah sesuatu yang
berisiko................................................................................................ STS TS S SS
5. Orang dengan HIV kehilangan pekerjaan mereka jika atasan mereka tahu
tentang status HIV mereka................................................................... STS TS S SS
6. Saya berusaha keras merahasiakan status HIV saya............................... STS TS S SS
7. Saya merasa saya tidak sebaik orang lain karena saya mengidap HIV. STS TS S SS
8. Saya tidak pernah merasa malu karena mengidap HIV.......................... STS TS S SS
9. Orang dengan HIV diperlakukan seperti orang buangan....................... STS TS S SS
10. Sebagian besar orang meyakini bahwa orang dengan HIV adalah kotor. STS TS S SS
11. Lebih mudah menghindari pertemanan baru dengan seseorang daripada
dibebani kekhawatiran harus memberitahunya bahwa saya mengidap
HIV..................................................................................................... STS TS S SS
12. Mengidap HIV membuat saya merasa tidak bersih................................ STS TS S SS
92
Universitas Indonesia
(lanjutan)
13. Sejak mengetahui saya mengidap HIV, saya merasa tersisih dan terisolasi
dari masyarakat lainnya........................................................................ STS TS S SS
14. Sebagian besar orang berpikir bahwa orang dengan HIV menjijikkan... STS TS S SS
15. Mengidap HIV membuat saya merasa bahwa saya adalah orang yang
buruk.................................................................................................... STS TS S SS
16. Sebagian besar orang dengan HIV ditolak ketika orang lain mengetahui
statusnya.............................................................................................. STS TS S SS
17. Saya sangat berhati-hati kepada siapa saya memberitahu bahwa saya
mengidap HIV..................................................................................... STS TS S SS
18. Beberapa orang yang mengetahui saya mengidap HIV semakin menjauhi
saya..................................................................................................... STS TS S SS
19. Sejak mengetahui saya mengidap HIV, saya khawatir orang-orang akan
mendiskriminasi saya............................................................................ STS TS S SS
20. Sebagian besar orang tidak nyaman berada di sekitar orang dengan HIV. STS TS S SS
21. Saya tidak pernah merasa perlu menyembunyikan fakta bahwa saya
mengidap HIV...................................................................................... STS TS S SS
22. Saya khawatir orang-orang akan menghakimi saya ketika mereka tahu
saya mengidap HIV.............................................................................. STS TS S SS
23. Adanya HIV dalam tubuh saya merupakan sesuatu yang menjijikkan bagi
saya..................................................................................................... STS TS S SS
Kebanyakan dari butir pernyataan berikut dibuat berdasarkan asumsi (anggapan) seolah-olah Anda telah
menceritakan kepada orang lain bahwa Anda mengidap HIV atau bahwa mereka sudah mengetahuinya,
meskipun tidak harus demikian. Jika butir pertanyaan tersebut tidak benar-benar terjadi pada Anda, coba
bayangkan jika Anda berada pada situasi tersebut. Lalu berikan jawaban Anda (“sangat tidak setuju”, “tidak
setuju”, “setuju”, “sangat setuju”) berdasarkan apa yang menurut Anda akan Anda rasakan atau bagaimana
orang lain akan bereaksi terhadap Anda.
Sangat
Tidak Tidak Sangat
Setuju Setuju Setuju Setuju
(STS) (TS) (S) (SS)
24. Saya pernah merasa sakit hati dengan reaksi orang lain setelah
mengetahui bahwa saya mengidap HIV.............................................. STS TS S SS
25. Saya khawatir bahwa orang yang mengetahui saya mengidap HIV akan
memberitahu orang lain...................................................................... STS TS S SS
26. Saya menyesal telah memberitahu beberapa orang bahwa saya mengidap
HIV.................................................................................................... STS TS S SS
93
Universitas Indonesia
(lanjutan)
27. Pada prinsipnya, memberitahu orang lain bahwa saya mengidap HIV
adalah sebuah kesalahan..................................................................... STS TS S SS
28. Beberapa orang menghindari menyentuh saya setelah mereka tahu bahwa
saya mengidap HIV............................................................................ STS TS S SS
29. Orang-orang yang saya sayangi berhenti menghubungi saya setelah
mereka tahu saya mengidap HIV........................................................ STS TS S SS
30. Orang-orang memberitahu saya bahwa saya pantas mendapatkan HIV
karena cara saya menjalani hidup....................................................... STS TS S SS
31. Beberapa orang yang dekat dengan saya takut orang lain akan menolak
mereka jika terungkap bahwa saya mengidap HIV............................. STS TS S SS
32. Orang-orang tidak mau saya berada di dekat anak-anak mereka ketika
mereka tahu saya mengidap HIV........................................................ STS TS S SS
33. Orang-orang mundur menjauhi saya saat mereka tahu saya mengidap
HIV.................................................................................................... STS TS S SS
34. Beberapa orang bersikap seolah-olah mengidap HIV adalah karena
kesalahan saya.................................................................................... STS TS S SS
35. Saya berhenti bersosialisasi dengan beberapa orang karena reaksi mereka
ketika mereka tahu saya mengidap HIV.............................................. STS TS S SS
36. Saya telah kehilangan teman-teman karena memberitahu mereka bahwa
saya mengidap HIV............................................................................ STS TS S SS
37. Saya telah memberitahu orang-orang yang dekat dengan saya untuk
merahasiakan fakta bahwa saya mengidap HIV.................................. STS TS S SS
38. Orang-orang yang mengetahui saya mengidap HIV cenderung
mengabaikan sisi baik saya................................................................. STS TS S SS
39. Orang-orang tampaknya takut kepada saya ketika mereka tahu saya
mengidap HIV.................................................................................... STS TS S SS
40. Ketika orang-orang tahu Anda mengidap HIV, mereka mencari
kelemahan pada karakter Anda........................................................... STS TS S SS
Komentar Anda:
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
94
Universitas Indonesia
Lampiran 15
Instrumen Skala Stigma HIV ini dikembangkan untuk mengukur perceived stigma (self stigma) pada Orang
dengan HIV/AIDS (ODHA).
Bacalah dengan seksama uraian mengenai konsep perceived stigma/self stigma (terlampir di lembaran yang
terpisah). Selanjutnya, tentukan seberapa baik setiap butir pertanyaan kuesioner mencerminkan konsep
perceived stigma (self stigma) pada ODHA.
Beri nilai pada masing-masing butir pertanyaan kuesioner berdasarkan kecocokannya dengan konsep perceived
stigma (self stigma) pada ODHA. Gunakan skala empat poin di bawah ini:
1 2 3 4
tidak relevan agak relevan cukup relevan sangat relevan
95
Universitas Indonesia
(lanjutan)
1 2 3 4
tidak relevan agak relevan cukup relevan sangat relevan
13. Sejak mengetahui saya mengidap HIV, saya merasa tersisih dan terisolasi
dari masyarakat lainnya.
14. Sebagian besar orang berpikir bahwa orang dengan HIV menjijikkan.
15. Mengidap HIV membuat saya merasa bahwa saya adalah orang yang buruk.
16. Sebagian besar orang dengan HIV ditolak ketika orang lain mengetahui
statusnya.
17. Saya sangat berhati-hati kepada siapa saya memberitahu bahwa saya
mengidap HIV.
18. Beberapa orang yang mengetahui saya mengidap HIV semakin menjauhi
saya.
19. Sejak mengetahui saya mengidap HIV, saya khawatir orang-orang akan
mendiskriminasi saya.
20. Sebagian besar orang tidak nyaman berada di sekitar orang dengan HIV.
21. Saya tidak pernah merasa perlu menyembunyikan fakta bahwa saya
mengidap HIV.
22. Saya khawatir orang-orang akan menghakimi saya ketika mereka tahu saya
mengidap HIV.
23. Adanya HIV dalam tubuh saya merupakan sesuatu yang menjijikkan bagi
saya.
24. Saya pernah merasa sakit hati dengan reaksi orang lain setelah mengetahui
bahwa saya mengidap HIV.
25. Saya khawatir bahwa orang yang mengetahui saya mengidap HIV akan
memberitahu orang lain.
26. Saya menyesal telah memberitahu beberapa orang bahwa saya mengidap
HIV.
27. Pada prinsipnya, memberitahu orang lain bahwa saya mengidap HIV adalah
sebuah kesalahan.
28. Beberapa orang menghindari menyentuh saya setelah mereka tahu bahwa
saya mengidap HIV.
96
Universitas Indonesia
(lanjutan)
1 2 3 4
tidak relevan agak relevan cukup relevan sangat relevan
29. Orang-orang yang saya sayangi berhenti menghubungi saya setelah mereka
tahu saya mengidap HIV.
30. Orang-orang memberitahu saya bahwa saya pantas mendapatkan HIV
karena cara saya menjalani hidup.
31. Beberapa orang yang dekat dengan saya takut orang lain akan menolak
mereka jika terungkap bahwa saya mengidap HIV.
32. Orang-orang tidak mau saya berada di dekat anak-anak mereka ketika
mereka tahu saya mengidap HIV.
33. Orang-orang mundur menjauhi saya saat mereka tahu saya mengidap HIV.
34. Beberapa orang bersikap seolah-olah mengidap HIV adalah karena
kesalahan saya.
35. Saya berhenti bersosialisasi dengan beberapa orang karena reaksi mereka
ketika mereka tahu saya mengidap HIV.
36. Saya telah kehilangan teman-teman karena memberitahu mereka bahwa
saya mengidap HIV
37. Saya telah memberitahu orang-orang yang dekat dengan saya untuk
merahasiakan fakta bahwa saya mengidap HIV.
38. Orang-orang yang mengetahui saya mengidap HIV cenderung mengabaikan
sisi baik saya.
39. Orang-orang tampaknya takut kepada saya ketika mereka tahu saya
mengidap HIV.
40. Ketika orang-orang tahu Anda mengidap HIV, mereka mencari kelemahan
pada karakter Anda.
97
Universitas Indonesia
Lampiran 16
Penilaian Pakar untuk Menentukan Validitas Isi Berger HIV Stigma Scale
Keterangan:
1 = tidak relevan
2 = agak relevan
3 = cukup relevan
4 = sangat relevan
98
Universitas Indonesia
Lampiran 19
Hasil Pengolahan Statistik Menggunakan SPSS
A. Karakteristik Responden
Umur
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Umur ,128 300 ,000 ,956 300 ,000
a Lilliefors Significance Correction
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 216 72,0 72,0 72,0
Perempu
84 28,0 28,0 100,0
an
Total 300 100,0 100,0
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Dasar 8 2,7 2,7 2,7
Menenga
198 66,0 66,0 68,7
h
Tinggi 94 31,3 31,3 100,0
Total 300 100,0 100,0
101
Universitas Indonesia
(lanjutan)
Alamat
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Jakarta
52 17,3 17,3 17,3
Pusat
Jakarta
83 27,7 27,7 45,0
Timur
Jakarta
27 9,0 9,0 54,0
Barat
Jakarta
14 4,7 4,7 58,7
Utara
Jakarta
51 17,0 17,0 75,7
Selatan
Luar
73 24,3 24,3 100,0
Jakarta
Total 300 100,0 100,0
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Bekerja 205 68,3 68,8 68,8
Tidak
93 31,0 31,2 100,0
bekerja
Total 298 99,3 100,0
Missing System 2 ,7
Total 300 100,0
Pernikahan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Belum
94 31,3 31,8 31,8
menikah
Menikah 150 50,0 50,7 82,4
Cerai hidup 26 8,7 8,8 91,2
Cerai
26 8,7 8,8 100,0
meninggal
Total 296 98,7 100,0
Missing System 4 1,3
Total 300 100,0
102
Universitas Indonesia
(lanjutan)
Status Pengobatan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Dalam
263 87,7 89,2 89,2
pengobatan ARV
Belum ARV 32 10,7 10,8 100,0
Total 295 98,3 100,0
Missing System 5 1,7
Total 300 100,0
Risiko Penularan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Hubungan
138 46,0 46,5 46,5
seksual
IDU 112 37,3 37,7 84,2
Transfusi
6 2,0 2,0 86,2
darah
Lain-lain 26 8,7 8,8 94,9
Multiple risks 15 5,0 5,1 100,0
Total 297 99,0 100,0
Missing System 3 1,0
Total 300 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang dari 1
73 24,3 25,8 25,8
tahun
1 - 5 tahun 127 42,3 44,9 70,7
Lebih dari 5
83 27,7 29,3 100,0
tahun
Total 283 94,3 100,0
Missing System 17 5,7
Total 300 100,0
103
Universitas Indonesia
(lanjutan)
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
104
Universitas Indonesia
(lanjutan)
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Correlation Matrix
Q01 1,0000
Q02 ,1309 1,0000
Q03 ,0945 ,3148 1,0000
Q04 ,3138 ,2009 ,3272 1,0000
Q05 ,1097 ,1121 ,2685 ,2475 1,0000
Q06 ,4304 ,2255 ,2538 ,4628 ,2200
Q07 ,1517 ,2959 ,3311 ,1858 ,1823
Q08R ,0478 ,2235 ,2647 ,1516 ,2223
Q09 -,0039 ,1163 ,3122 ,1042 ,4547
Q10 ,0063 ,0595 ,3496 ,1888 ,3708
Q11 ,0857 ,1175 ,2987 ,3371 ,2174
Q12 ,0317 ,2098 ,4590 ,2983 ,2005
Q13 ,1204 ,1367 ,3436 ,1383 ,1297
Q14 ,0250 ,0379 ,3211 ,1652 ,3419
Q15 ,0911 ,2392 ,4096 ,1952 ,2720
Q16 ,0590 ,0273 ,3119 ,2334 ,4144
Q17 ,2823 ,1524 ,1948 ,4189 ,0897
Q18 ,0265 ,1911 ,3569 ,2723 ,2410
Q19 ,1111 ,1690 ,3923 ,3723 ,3026
Q20 ,0665 ,0536 ,4167 ,2887 ,3390
Q21R ,1101 ,1965 ,2582 ,1922 ,1495
Q22 ,0434 ,1476 ,4230 ,2356 ,2933
Q23 ,0617 ,3217 ,3263 ,1857 ,2617
Q24 ,0514 ,0357 ,1714 ,2283 ,1643
Q25 ,1813 ,1762 ,3013 ,3242 ,2476
Q26 ,1832 ,2004 ,2300 ,2491 ,0598
Q27 ,1675 ,2708 ,2206 ,2419 ,1436
Q28 ,0447 ,1006 ,3121 ,2297 ,3150
Q29 ,0529 ,0564 ,2734 ,0980 ,1829
Q30 -,0582 ,1918 ,1871 ,0723 ,1750
Q31 ,0904 ,1387 ,2786 ,2249 ,2922
Q32 ,1366 ,1949 ,3445 ,1577 ,2844
Q33 ,1274 ,1590 ,3475 ,1607 ,2806
Q34 ,0279 ,1387 ,2338 ,1126 ,1643
Q35 ,0971 ,2186 ,3239 ,1477 ,1744
Q36 ,1748 ,2540 ,3353 ,1853 ,2716
Q37 ,1685 ,1253 ,2059 ,2588 ,1642
Q38 ,1163 ,1401 ,3523 ,1539 ,2269
Q39 ,1257 ,2180 ,3608 ,2484 ,2928
Q40 ,1419 ,2223 ,2923 ,2221 ,2651
_
105
Universitas Indonesia
(lanjutan)
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Correlation Matrix
Q06 1,0000
Q07 ,2504 1,0000
Q08R ,1749 ,3455 1,0000
Q09 ,0805 ,2845 ,2520 1,0000
Q10 ,0986 ,2965 ,2910 ,7242 1,0000
Q11 ,3477 ,3581 ,2207 ,3476 ,4419
Q12 ,1939 ,4834 ,2916 ,3419 ,4558
Q13 ,2207 ,4295 ,1849 ,4302 ,3820
Q14 ,0599 ,2263 ,2798 ,5709 ,6345
Q15 ,2219 ,4489 ,3299 ,4266 ,4765
Q16 ,1052 ,2130 ,2030 ,5143 ,5691
Q17 ,4725 ,1529 ,1101 ,0785 ,1796
Q18 ,2588 ,2753 ,1866 ,3677 ,3688
Q19 ,3142 ,2560 ,2705 ,4171 ,5080
Q20 ,1884 ,2129 ,2683 ,4548 ,5802
Q21R ,3070 ,2044 ,4206 ,1317 ,1912
Q22 ,2984 ,2226 ,2769 ,4188 ,4264
Q23 ,1960 ,4002 ,3471 ,2889 ,3245
Q24 ,2457 ,1689 ,0936 ,2098 ,2060
Q25 ,3587 ,2257 ,2207 ,2490 ,3403
Q26 ,3399 ,2805 ,1492 ,1312 ,1178
Q27 ,3594 ,2887 ,2460 ,1596 ,1848
Q28 ,2248 ,2296 ,2735 ,3346 ,3895
Q29 ,1857 ,2494 ,2065 ,2243 ,2688
Q30 -,0723 ,0964 -,0350 ,2402 ,1522
Q31 ,2228 ,2362 ,2635 ,3193 ,4097
Q32 ,2663 ,2682 ,2098 ,3498 ,4057
Q33 ,1971 ,2428 ,2020 ,4072 ,3892
Q34 ,0227 ,0649 ,1556 ,2747 ,3042
Q35 ,1432 ,2377 ,1943 ,3816 ,4303
Q36 ,2196 ,2540 ,2550 ,3074 ,3322
Q37 ,3338 ,0985 ,1093 ,1243 ,1252
Q38 ,1912 ,2683 ,1262 ,3266 ,3226
Q39 ,2879 ,2570 ,1942 ,3211 ,3819
Q40 ,2334 ,2388 ,2045 ,3521 ,3456
_
106
Universitas Indonesia
(lanjutan)
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Correlation Matrix
Q11 1,0000
Q12 ,5083 1,0000
Q13 ,4104 ,4326 1,0000
Q14 ,3338 ,3853 ,4234 1,0000
Q15 ,3705 ,5072 ,5795 ,4665 1,0000
Q16 ,3136 ,2665 ,3061 ,6468 ,4016
Q17 ,2730 ,2133 ,1999 ,1197 ,2140
Q18 ,3140 ,3909 ,5179 ,2760 ,4525
Q19 ,3132 ,4171 ,4159 ,4523 ,5204
Q20 ,3330 ,3865 ,4522 ,6171 ,4345
Q21R ,2555 ,2803 ,1849 ,2172 ,2002
Q22 ,2740 ,4234 ,4366 ,4888 ,4335
Q23 ,2470 ,4323 ,3539 ,1995 ,4831
Q24 ,2259 ,1545 ,2628 ,1785 ,2005
Q25 ,2962 ,2716 ,2670 ,3026 ,3102
Q26 ,2689 ,1766 ,2230 ,0459 ,1472
Q27 ,1996 ,2211 ,2289 ,2086 ,1986
Q28 ,3473 ,2685 ,4224 ,4226 ,3840
Q29 ,1956 ,2870 ,3121 ,2586 ,2960
Q30 ,0910 ,2114 ,1689 ,1966 ,3024
Q31 ,3315 ,3787 ,3206 ,3501 ,3599
Q32 ,3621 ,3297 ,4627 ,3641 ,3787
Q33 ,2362 ,3043 ,4542 ,4043 ,4091
Q34 ,1219 ,1351 ,2108 ,3029 ,3094
Q35 ,3159 ,3731 ,4538 ,3872 ,4395
Q36 ,2686 ,3226 ,4083 ,3002 ,3992
Q37 ,1558 ,1323 ,1197 ,1614 ,2135
Q38 ,2313 ,3049 ,3765 ,3027 ,3916
Q39 ,3213 ,3495 ,3983 ,3606 ,3579
Q40 ,2461 ,2698 ,3275 ,3433 ,3770
_
107
Universitas Indonesia
(lanjutan)
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Correlation Matrix
Q16 1,0000
Q17 ,1623 1,0000
Q18 ,3282 ,2386 1,0000
Q19 ,4993 ,4287 ,5494 1,0000
Q20 ,6281 ,2128 ,4601 ,6094 1,0000
Q21R ,1242 ,1445 ,1181 ,2371 ,2279
Q22 ,4424 ,3438 ,4625 ,6669 ,5887
Q23 ,2262 ,1656 ,3918 ,4403 ,2585
Q24 ,2808 ,2835 ,3179 ,4744 ,3755
Q25 ,3608 ,3751 ,3303 ,5362 ,4127
Q26 ,1657 ,2279 ,3056 ,2940 ,1838
Q27 ,1935 ,1775 ,2535 ,2504 ,2270
Q28 ,4036 ,1601 ,4768 ,4208 ,4588
Q29 ,2685 ,0347 ,4536 ,3006 ,3517
Q30 ,2592 -,0342 ,1969 ,1581 ,2151
Q31 ,4149 ,1826 ,3627 ,4922 ,5128
Q32 ,4338 ,2493 ,4218 ,4102 ,4984
Q33 ,4942 ,1891 ,4792 ,4338 ,5293
Q34 ,3553 ,1228 ,2860 ,2867 ,3697
Q35 ,3599 ,1461 ,4583 ,4372 ,4684
Q36 ,3244 ,1972 ,4021 ,4003 ,3993
Q37 ,1765 ,3250 ,1295 ,2581 ,1687
Q38 ,3458 ,1352 ,4463 ,4856 ,4434
Q39 ,4828 ,2002 ,5125 ,5227 ,5373
Q40 ,4048 ,1965 ,4195 ,4674 ,5012
_
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Correlation Matrix
Q21R 1,0000
Q22 ,2759 1,0000
Q23 ,1950 ,3750 1,0000
Q24 ,0109 ,2710 ,1710 1,0000
Q25 ,2183 ,5130 ,2729 ,4607 1,0000
Q26 ,1921 ,2543 ,2350 ,3567 ,4286
Q27 ,2854 ,2996 ,3043 ,1718 ,2706
Q28 ,2445 ,4674 ,3603 ,2294 ,3935
Q29 ,1073 ,2842 ,3121 ,2286 ,2548
Q30 -,0408 ,1455 ,2033 ,0661 ,0950
Q31 ,1634 ,4575 ,3809 ,3625 ,4570
Q32 ,1611 ,5092 ,4055 ,2427 ,4005
Q33 ,0916 ,4643 ,3689 ,2632 ,3899
Q34 ,1193 ,2826 ,2797 ,1098 ,2099
Q35 ,2164 ,3987 ,3210 ,2924 ,3242
Q36 ,2062 ,3941 ,2998 ,2320 ,3789
Q37 ,1442 ,1979 ,1968 ,1869 ,2629
Q38 ,1459 ,4041 ,2796 ,2961 ,3527
Q39 ,2104 ,4980 ,3516 ,3224 ,4535
Q40 ,2414 ,4564 ,3080 ,3056 ,3783
108
Universitas Indonesia
(lanjutan)
Q26 1,0000
Q27 ,4101 1,0000
Q28 ,3462 ,3762 1,0000
Q29 ,2968 ,1734 ,5079 1,0000
Q30 ,0396 ,1300 ,1910 ,1596 1,0000
Q31 ,3025 ,3071 ,4829 ,3626 ,2471
Q32 ,3143 ,3700 ,5825 ,3696 ,2614
Q33 ,3157 ,3149 ,5842 ,5032 ,3258
Q34 ,1258 ,1262 ,3473 ,2584 ,3856
Q35 ,2306 ,2111 ,4504 ,4194 ,3330
Q36 ,2711 ,3043 ,4376 ,3951 ,2745
Q37 ,1718 ,1652 ,1252 ,1199 ,0047
Q38 ,3089 ,2784 ,5008 ,4672 ,2598
Q39 ,3073 ,3216 ,6045 ,4617 ,2702
Q40 ,3866 ,3588 ,5234 ,4345 ,3258
_
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Correlation Matrix
Q31 1,0000
Q32 ,5549 1,0000
Q33 ,5176 ,6883 1,0000
Q34 ,3040 ,4209 ,4607 1,0000
Q35 ,4043 ,4115 ,4912 ,4298 1,0000
Q36 ,4505 ,4581 ,5853 ,3391 ,5569
Q37 ,1592 ,1607 ,1697 ,1016 ,2506
Q38 ,4633 ,5166 ,5598 ,3417 ,4819
Q39 ,5772 ,6260 ,6658 ,4231 ,5034
Q40 ,4792 ,5448 ,5499 ,3824 ,5201
Q36 1,0000
Q37 ,1840 1,0000
Q38 ,5214 ,1953 1,0000
Q39 ,5299 ,1562 ,6586 1,0000
Q40 ,4994 ,1675 ,6654 ,6853 1,0000
109
Universitas Indonesia
(lanjutan)
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
N of Cases = 300,0
N of
Statistics for Mean Variance Std Dev Variables
Scale 98,6567 369,3165 19,2176 40
Inter-item
Correlations Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance
,2897 -,0723 ,7242 ,7965 -10,0146 ,0186
_
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
_
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Item-total Statistics
110
Universitas Indonesia
(lanjutan)
111
Universitas Indonesia
(lanjutan)
N of Cases = 300,0
N of
Statistics for Mean Variance Std Dev Variables
Scale 41,6133 90,6058 9,5187 18
Inter-item
Correlations Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance
,3762 ,0396 ,6883 ,6487 17,3823 ,0172
112
Universitas Indonesia
(lanjutan)
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Item-total Statistics
113
Universitas Indonesia
(lanjutan)
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
N of Cases = 300,0
N of
Statistics for Mean Variance Std Dev Variables
Scale 28,8100 25,5658 5,0563 10
Inter-item
Correlations Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance
,2946 ,0434 ,6669 ,6235 15,3800 ,0155
114
Universitas Indonesia
(lanjutan)
Item-total Statistics
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
115
Universitas Indonesia
(lanjutan)
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
N of Cases = 300,0
N of
Statistics for Mean Variance Std Dev Variables
Scale 31,5200 46,6384 6,8292 13
Inter-item
Correlations Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance
,3089 ,1175 ,6586 ,5411 5,6061 ,0110
_
116
Universitas Indonesia
(lanjutan)
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Item-total Statistics
117
Universitas Indonesia
(lanjutan)
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
N of Cases = 300,0
N of
Statistics for Mean Variance Std Dev Variables
Scale 48,0067 126,6220 11,2526 20
118
Universitas Indonesia
(lanjutan)
Inter-item
Correlations Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance
,3657 ,0723 ,7242 ,6519 10,0177 ,0204
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Item-total Statistics
119
Universitas Indonesia
(lanjutan)
G. Analisis Faktor
Collinearity Statistics
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 Q01 ,693 1,442
Q02 ,677 1,477
Q03 ,594 1,685
Q04 ,557 1,795
Q05 ,614 1,629
Q06 ,450 2,222
Q07 ,550 1,818
Q08R ,627 1,595
Q09 ,334 2,991
Q10 ,289 3,464
Q11 ,518 1,932
Q12 ,422 2,367
Q13 ,401 2,494
Q14 ,353 2,831
Q15 ,401 2,495
Q16 ,388 2,576
Q17 ,556 1,800
Q18 ,460 2,175
Q19 ,290 3,449
Q20 ,329 3,037
Q21R ,643 1,555
Q22 ,362 2,762
Q23 ,519 1,925
Q24 ,573 1,746
Q25 ,496 2,017
Q26 ,558 1,793
Q27 ,614 1,629
Q28 ,399 2,508
Q29 ,540 1,852
Q30 ,634 1,576
Q31 ,485 2,063
Q32 ,349 2,862
Q33 ,312 3,208
Q34 ,598 1,674
Q35 ,444 2,253
Q36 ,481 2,080
Q37 ,746 1,341
Q38 ,390 2,566
Q39 ,289 3,462
Q40 ,353 2,835
120
Universitas Indonesia
(lanjutan)
Communalities
Initial Extraction
Q01 1,000 ,286
Q02 1,000 ,394
Q03 1,000 ,394
Q04 1,000 ,461
Q05 1,000 ,279
Q06 1,000 ,635
Q07 1,000 ,521
Q08R 1,000 ,354
Q09 1,000 ,599
Q10 1,000 ,700
Q11 1,000 ,402
Q12 1,000 ,562
Q13 1,000 ,445
Q14 1,000 ,669
Q15 1,000 ,570
Q16 1,000 ,631
Q17 1,000 ,510
Q18 1,000 ,445
Q19 1,000 ,636
Q20 1,000 ,675
Q21R 1,000 ,289
Q22 1,000 ,534
Q23 1,000 ,461
Q24 1,000 ,375
Q25 1,000 ,523
Q26 1,000 ,433
Q27 1,000 ,356
Q28 1,000 ,537
Q29 1,000 ,409
Q30 1,000 ,304
Q31 1,000 ,486
Q32 1,000 ,578
Q33 1,000 ,680
Q34 1,000 ,361
Q35 1,000 ,496
Q36 1,000 ,502
Q37 1,000 ,242
Q38 1,000 ,594
Q39 1,000 ,698
Q40 1,000 ,624
Extraction Method: Principal Component Analysis.
121
Universitas Indonesia
(lanjutan)
Compo
nent Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Rotation
Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative % Total
1 13,034 32,584 32,584 13,034 32,584 32,584 10,391
2 2,677 6,692 39,276 2,677 6,692 39,276 5,232
3 2,142 5,355 44,632 2,142 5,355 44,632 6,832
4 1,795 4,488 49,120 1,795 4,488 49,120 6,425
5 1,332 3,331 52,451
6 1,293 3,233 55,684
7 1,100 2,750 58,434
8 1,036 2,589 61,023
9 ,943 2,358 63,382
10 ,902 2,254 65,636
11 ,894 2,236 67,872
12 ,826 2,064 69,936
13 ,791 1,977 71,913
14 ,751 1,877 73,791
15 ,717 1,793 75,584
16 ,690 1,726 77,310
17 ,630 1,574 78,884
18 ,606 1,514 80,398
19 ,594 1,486 81,884
20 ,556 1,391 83,275
21 ,532 1,330 84,605
22 ,500 1,251 85,856
23 ,458 1,146 87,002
24 ,447 1,118 88,120
25 ,427 1,069 89,189
26 ,411 1,027 90,215
27 ,390 ,975 91,191
28 ,379 ,947 92,138
29 ,365 ,912 93,050
30 ,355 ,888 93,938
31 ,324 ,810 94,748
32 ,309 ,773 95,521
33 ,285 ,713 96,234
34 ,260 ,650 96,884
35 ,252 ,629 97,513
36 ,238 ,596 98,109
37 ,226 ,566 98,674
38 ,210 ,525 99,199
39 ,175 ,438 99,637
40 ,145 ,363 100,000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
a When components are correlated, sums of squared loadings cannot be added to obtain a total variance.
122
Universitas Indonesia
(lanjutan)
Scree Plot
14
12
10
0
1 5 9 13 17 21 25 29 33 37
3 7 11 15 19 23 27 31 35 39
123
Universitas Indonesia
(lanjutan)
Structure Matrix
Component
1 2 3 4
Q39 ,824 ,348 ,373 ,312
Q33 ,820 ,230 ,399 ,295
Q40 ,783 ,316 ,305 ,299
Q38 ,769 ,254 ,292 ,276
Q32 ,747 ,303 ,374 ,358
Q28 ,719 ,277 ,381 ,346
Q36 ,692 ,263 ,269 ,397
Q35 ,678 ,175 ,394 ,385
Q31 ,657 ,339 ,417 ,305
Q29 ,634 ,138 ,208 ,287
Q18 ,618 ,300 ,377 ,416
Q34 ,572 ,019 ,317 ,158
Q30 ,457 -,165 ,195 ,171
Q06 ,218 ,768 ,023 ,385
Q17 ,165 ,707 ,182 ,215
Q04 ,179 ,656 ,203 ,317
Q25 ,486 ,622 ,360 ,253
Q26 ,443 ,517 -,035 ,304
Q01 ,100 ,506 -,090 ,166
Q24 ,380 ,496 ,302 ,050
Q37 ,174 ,483 ,155 ,189
Q10 ,423 ,155 ,808 ,397
Q14 ,413 ,123 ,805 ,307
Q16 ,504 ,228 ,753 ,178
Q09 ,411 ,065 ,737 ,368
Q20 ,602 ,323 ,734 ,270
Q19 ,563 ,535 ,605 ,370
Q22 ,558 ,423 ,570 ,378
Q05 ,294 ,225 ,493 ,247
Q07 ,292 ,212 ,185 ,722
Q12 ,363 ,215 ,435 ,696
Q15 ,491 ,182 ,515 ,635
Q23 ,463 ,196 ,231 ,634
Q08R ,214 ,183 ,257 ,580
Q03 ,406 ,294 ,356 ,559
Q02 ,251 ,196 -,114 ,557
Q13 ,514 ,200 ,434 ,535
Q11 ,290 ,370 ,420 ,514
Q21R ,166 ,306 ,139 ,507
Q27 ,417 ,395 ,026 ,440
124
Universitas Indonesia
(lanjutan)
Component
1 2 3 4
Q39 ,824
Q33 ,820
Q40 ,783
Q38 ,769
Q32 ,747
Q28 ,719
Q36 ,692
Q35 ,678
Q31 ,657
Q29 ,634
Q18 ,618
Q34
Q30
Q06 ,768
Q17 ,707
Q04 ,656
Q25 ,622
Q26
Q01
Q24
Q37
Q10 ,808
Q14 ,805
Q16 ,753
Q09 ,737
Q20 ,602 ,734
Q19 ,605
Q22
Q05
Q07 ,722
Q12 ,696
Q15 ,635
Q23 ,634
Q08R
Q03
Q02
Q13
Q11
Q21R
Q27
125
Universitas Indonesia
(lanjutan)
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
N of Cases = 300,0
126
Universitas Indonesia
(lanjutan)
N of
Statistics for Mean Variance Std Dev Variables
Scale 60,6600 182,5462 13,5110 25
Inter-item
Correlations Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance
,3647 ,0347 ,7242 ,6895 20,8826 ,0177
_
127
Universitas Indonesia
(lanjutan)
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Item-total Statistics
128
Universitas Indonesia
(lanjutan)
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
N of Cases = 300,0
N of
Statistics for Mean Variance Std Dev Variables
Scale 27,4033 52,9304 7,2753 12
Inter-item
Correlations Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance
,4977 ,3517 ,6883 ,3367 1,9575 ,0061
129
Universitas Indonesia
(lanjutan)
Item-total Statistics
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
130
Universitas Indonesia
(lanjutan)
Faktor 2 (Disclosure)
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
N of Cases = 300,0
N of
Statistics for Mean Variance Std Dev Variables
Scale 12,4300 5,8914 2,4272 4
Inter-item
Correlations Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance
,4020 ,3242 ,4725 ,1483 1,4575 ,0032
Item-total Statistics
131
Universitas Indonesia
(lanjutan)
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
N of Cases = 300,0
N of
Statistics for Mean Variance Std Dev Variables
Scale 8,8333 7,4771 2,7344 4
Inter-item
Correlations Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance
,4592 ,4002 ,5072 ,1070 1,2673 ,0014
132
Universitas Indonesia
(lanjutan)
Item-total Statistics
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
N of Cases = 300,0
N of
133
Universitas Indonesia
(lanjutan)
Inter-item
Correlations Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance
,5617 ,4171 ,7242 ,3071 1,7364 ,0071
Item-total Statistics
134
Universitas Indonesia
(lanjutan)
J. Uji Korelasi antara Instrumen Versi Singkat (25 Item) dan Versi Asli (40 Item)
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Total Score - original ,049 300 ,082 ,994 300 ,344
Personalized Stigma -
original ,087 300 ,000 ,990 300 ,035
Disclosure - original ,066 300 ,003 ,986 300 ,004
Negative Self-Image -
original ,043 300 ,200(*) ,994 300 ,228
Public Attitudes - original ,062 300 ,007 ,992 300 ,133
Total Score - 25 ,059 300 ,014 ,993 300 ,153
Personalized Stigma - 25 ,083 300 ,000 ,987 300 ,010
Disclosure - 25 ,106 300 ,000 ,956 300 ,000
Negative Self-Image 25 ,113 300 ,000 ,970 300 ,000
Public Attitudes - 25 ,075 300 ,000 ,977 300 ,000
* This is a lower bound of the true significance.
a Lilliefors Significance Correction
135
Universitas Indonesia
(lanjutan)
Correlations
Personalized
Personalized Stigma -
Stigma - 25 original
Spearman's rho Personalized Stigma - Correlation Coefficient 1,000 ,973(**)
25 Sig. (2-tailed) . ,000
N 300 300
Personalized Stigma - Correlation Coefficient ,973(**) 1,000
original Sig. (2-tailed) ,000 .
N 300 300
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
136
Universitas Indonesia
(lanjutan)
Correlations
Disclosure - Disclosure -
25 original
Spearman's rho Disclosure - 25 Correlation
1,000 ,899(**)
Coefficient
Sig. (2-tailed) . ,000
N 300 300
Disclosure - original Correlation
,899(**) 1,000
Coefficient
Sig. (2-tailed) ,000 .
N 300 300
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
Negative Self-
Negative Self- Image -
Image 25 original
Spearman's rho Negative Self-Image Correlation Coefficient 1,000 ,858(**)
25 Sig. (2-tailed) . ,000
N 300 300
Negative Self-Image - Correlation Coefficient ,858(**) 1,000
original Sig. (2-tailed) ,000 .
N 300 300
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
137
Universitas Indonesia
(lanjutan)
Correlations
Public
Public Attitudes Attitudes -
- 25 original
Spearman's rho Public Attitudes - 25 Correlation Coefficient 1,000 ,886(**)
Sig. (2-tailed) . ,000
N 300 300
Public Attitudes - Correlation Coefficient ,886(**) 1,000
original Sig. (2-tailed) ,000 .
N 300 300
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
138
Universitas Indonesia