Anda di halaman 1dari 152

UNIVERSITAS INDONESIA

UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS


BERGER HIV STIGMA SCALE VERSI BAHASA INDONESIA
DALAM MENILAI PERCEIVED STIGMA
PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA)

TESIS

AZHARI CAHYADI NURDIN


0906647223

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA


PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS
PROGRAM STUDI ILMU KEDOKTERAN JIWA
JAKARTA
DESEMBER 2013
UNIVERSITAS INDONESIA

UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS


BERGER HIV STIGMA SCALE VERSI BAHASA INDONESIA
DALAM MENILAI PERCEIVED STIGMA
PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA)

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar


Spesialis Kedokteran Jiwa

AZHARI CAHYADI NURDIN


0906647223

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA


PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS
PROGRAM STUDI ILMU KEDOKTERAN JIWA
JAKARTA
DESEMBER 2013
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, yang dengan rahmat dan
karunianya saya dapat menyelesaikan tesis ini sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan di program studi Ilmu Kedokteran Jiwa, Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Saya menyampaikan terima kasih kepada dr. A.A.A.A. Kusumawardhani,
SpKJ(K) selaku Kepala Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia dan selaku pembimbing akademik saya. Terima kasih saya sampaikan
kepada dr. Sylvia Detri Elvira, SpKJ(K) selaku pembimbing penelitian. Saya
menghaturkan terima kasih saya kepada Prof. Dr. dr. R. Irawati Ismail, SpKJ(K),
M.Epid. sebagai penguji sekaligus sebagai nara sumber dan pakar dalam bidang
uji validitas dan reliabilitas instrumen. Saya juga mengucapkan terima kasih
kepada dr. Heriani, SpKJ(K) dan dr. Natalia Widiasih R, SpKJ(K), M.Pd.Ked.
selaku ketua program studi Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Proses penelitian ini melibatkan banyak pihak. Saya mengucapkan terima
kasih kepada Prof. Barbara E. Berger selaku pembuat instrumen Berger HIV
Stigma Scale yang telah memberikan izin kepada saya untuk menerjemahkan dan
melakukan uji validitas dan reliabilitas pada instrumen tersebut. Saya
menghaturkan terima kasih kepada dr. Kristiana Siste, SpKJ dan dr. Khamelia,
SpKJ selaku pakar dalam proses diskusi penerjemahan instrumen serta dr.
Feranindhya Agiananda, SpKJ dan dr. Kristiana Siste, SpKJ selaku pakar dalam
proses validitas isi instrumen. Saya mengucapkan terima kasih kepada dr. Rizky
Aniza Winanda, dr. Putri Nugraheni, dr. Adhika Anindita, dr. Shiely Tilie, dan dr.
Rahajeng Dewantari selaku penerjemah instrumen. Saya mengucapkan terima
kasih kepada dr. Agung Wiretno Putro, dr. Rossalina, dan dr. Rivo Mario W. atas
bantuannya dalam proses penelitian. Saya mengucapkan terima kasih kepada dr.
Darma Imran, SpS yang telah memberikan dukungan untuk melakukan penelitian
ini di UPT HIV Terpadu RSCM. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan
kepada staf dan pegawai UPT HIV RSCM dan Yayasan Pelita Ilmu yang telah

iv
memberi bantuan sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan baik. Saya
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman ODHA yang bersedia menjadi
subjek penelitian dan memberi masukan untuk penelitian ini.
Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada seluruh staf pengajar
Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Terima kasih
juga saya sampaikan kepada teman-teman sejawat, tenaga keperawatan, tenaga
administrasi, dan pegawai lainnya di Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Ucapan terima kasih juga saya haturkan kepada kedua orang tua saya yaitu
dr. J.S. Nurdin, SpKJ dan Dra. Azwidar Aziz yang senantiasa mendidik dan
memberikan arahan kepada saya. Kepada adik-adik saya Andi Sandrio Nurdin,
S.I.Kom. dan Natasha Putriany Nurdin, saya juga mengucapkan terima kasih atas
dukungannya.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak
dapat saya sebutkan namanya satu-persatu yang telah membantu saya dalam
proses pendidikan dan penelitian.

Jakarta, Desember 2013

Azhari Cahyadi Nurdin

v
ABSTRAK

Nama : dr. Azhari Cahyadi Nurdin


Program Studi : Ilmu Kedokteran Jiwa
Judul : Uji Validitas dan Reliabilitas Berger HIV Stigma Scale Versi
Bahasa Indonesia dalam Menilai Perceived Stigma pada Orang
dengan HIV/AIDS (ODHA)

Stigma merupakan salah satu masalah psikososial pada orang dengan HIV/AIDS
(ODHA) yang menimbulkan dampak negatif karena dapat menghalangi ODHA
untuk mencari pertolongan konseling, mendapatkan pelayanan medis dan
psikososial, serta mengambil langkah preventif untuk mencegah penularan ke
orang lain. Stigma yang diinternalisasi (perceived stigma) juga berhubungan
dengan depresi, menurunnya kualitas hidup, serta buruknya adherens terapi pada
ODHA. Berger HIV Stigma Scale merupakan intrumen yang digunakan untuk
mengukur perceived stigma pada ODHA. Pada penelitian ini dilakukan uji
validitas (kesahihan) dan reliabilitas (kehandalan) instrumen Berger HIV Stigma
Scale versi Bahasa Indonesia serta penyusunan versi singkat instrumen tersebut.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa instrumen Berger HIV Stigma Scale
sahih dan handal dalam menilai perceived stigma pada populasi ODHA di
Indonesia. Versi singkat instrumen juga memiliki kehandalan yang baik dan
skornya berkorelasi kuat dengan versi lengkap instrumen.

Kata Kunci:
Berger HIV Stigma Scale, perceived stigma, HIV, validitas, reliabilitas

vii

Universitas Indonesia
ABSTRACT

Name : dr. Azhari Cahyadi Nurdin


Study Program: Psychiatry
Title : Validity and Reliability Testing of Indonesian Version of Berger
HIV Stigma Scale to Measure Perceived Stigma in People Living
with HIV/AIDS (PLWHA)

Stigma is one of the psychosocial problems in people living with HIV/AIDS


(PLWHA) which generates negative impacts because it prevents them from
seeking counseling, getting medical and psychosocial service, and taking steps to
prevent transmission to others. Internalized stigma (perceived stigma) is also
associated with depression, decreased quality of life, and poor adherence to
therapy in PLWHA. Berger HIV Stigma Scale is an instrument for measure
perceived stigma in PLWHA. In this study, we perform validity and reliability
testing of Indonesian version of Berger HIV and abridge this instrument. The
results of this study indicate that Berger HIV Stigma Scale valid and reliable in
measuring perceived stigma in PLWHA population in Indonesia. Abridged
version of that instrument also has good reliability and its scores strongly
correlated with the full version of the instrument.

Key words:
Berger HIV Stigma Scale, perceived stigma, HIV, validity, reliability

viii

Universitas Indonesia
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................i


HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ...................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................. vi
ABSTRAK .............................................................................................................vii
ABSTRACT ......................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ...........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................. 1


1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 5


2.1 HIV/AIDS .............................................................................................. 5
2.1.1 Pengertian HIV/AIDS .................................................................... 5
2.1.2 Klasifikasi dan Stadium Klinis HIV/AIDS ..................................... 5
2.1.3 Transmisi HIV ............................................................................... 9
2.1.4 Epidemiologi HIV/AIDS ................................................................ 9
2.1.5 Tata Laksana HIV/AIDS .............................................................. 10
2.1.6 Aspek Psikososial HIV/AIDS ...................................................... 10
2.2 Stigma .................................................................................................. 11
2.2.1 Definisi Stigma ............................................................................ 11
2.2.2 Stigma Terkait HIV/AIDS ............................................................ 15
2.2.3 Instrumen untuk Mengukur Perceived Stigma pada ODHA .......... 19
2.3 Berger HIV Stigma Scale ...................................................................... 22
2.3.1 Sejarah Instrumen ........................................................................ 22
2.3.2 Karakteristik Instrumen ................................................................ 22
2.3.3 Validitas dan Reliabilitas Instrumen ............................................. 24
2.3.4 Adaptasi Instrumen ...................................................................... 24
2.3.5 Aplikasi Instrumen ....................................................................... 25
2.4 Validitas dan Reliabilitas ...................................................................... 26
2.4.1 Validitas....................................................................................... 26
2.4.1.1 Validitas Isi ...................................................................... 26
2.4.1.2 Validitas Konstruksi ......................................................... 27
2.4.1.3 Validitas Berdasarkan Kriteria ......................................... 28
2.4.2 Reliabilitas ................................................................................... 28
2.4.2.1 Reliabilitas Konsistensi Internal ....................................... 28
2.4.2.2 Reliabilitas Test-Retest ..................................................... 28
2.4.2.3 Reliabilitas Inter-rater...................................................... 28
ix

Universitas Indonesia
2.5 Kerangka Teori ..................................................................................... 29
2.6 Kerangka Konsep ................................................................................. 29

BAB 3 METODE PENELITIAN ................................................................... 30


3.1 Desain Penelitian .................................................................................. 30
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 30
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................ 31
3.4 Besar Sampel ........................................................................................ 31
3.5 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ................................................................. 32
3.6 Izin Pelaksanaan Penelitian ................................................................... 32
3.7 Cara Kerja ............................................................................................ 33
3.8 Kerangka Kerja ..................................................................................... 35
3.9 Manajemen dan Analisis Data ............................................................... 35
3.10 Instrumen ............................................................................................. 36
3.11 Identifikasi Variabel ............................................................................. 36
3.12 Definisi Operasional ............................................................................. 36
3.13 Kaji Etik ............................................................................................... 37
3.14 Organisasi Peneliti ................................................................................ 38
3.15 Jadwal Penelitian .................................................................................. 38

BAB 4 HASIL PENELITIAN ........................................................................ 39


4.1 Proses Penerjemahan dan Uji Coba Instrumen ...................................... 39
4.1.1 Proses Penerjemahan Instrumen ke dalam Bahasa Indonesia ........ 39
4.1.2 Proses Penerjemahan Balik (Back Translation) Instrumen ke
dalam Bahasa Inggris ................................................................... 39
4.1.3 Proses Uji Coba Instrumen ........................................................... 41
4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................................ 42
4.2.1 Karakteristik Demografi Subjek Penelitian ................................... 42
4.2.2 Uji Reliabilitas Konsistensi Internal ............................................. 44
4.2.3 Uji Validitas Isi ............................................................................ 44
4.2.4 Uji Validitas Konstruksi dengan Metode Analisis Faktor ............. 45
4.2.5 Penyusunan Versi Singkat Instrumen ........................................... 49
4.2.5.1 Penyusunan Versi Singkat Instrumen Menggunakan
Metode Item-to-Total Analysis ......................................... 49
4.2.5.2 Penyusunan Versi Singkat Instrumen Menggunakan
Metode Analisis Faktor .................................................... 51

BAB 5 PEMBAHASAN .................................................................................. 54

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 57


6.1 Simpulan ..................................................................................... 57
6.2 Saran ........................................................................................... 57

DAFTAR REFERENSI ........................................................................................ 58

Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sistem Klasifikasi CDC untuk Orang Dewasa dan Remaja yang
Terinfeksi HIV ....................................................................................... 6

Tabel 2.2 Kategori Klinis Infeksi HIV Menurut Sistem Klasifikasi CDC ................ 7

Tabel 2.3 Stadium Klinis Infeksi HIV Menurut WHO ............................................ 8

Tabel 2.4 Struktur Kognitif dan Perilaku yang Membentuk Public Stigma dan
Self Stigma............................................................................................ 14

Tabel 2.5 Instrumen-instrumen untuk Mengukur Perceived Stigma pada ODHA .. 20

Tabel 4.1 Karakteristik Demografi Subjek Penelitian ........................................... 43

Tabel 4.2 Koefisien Reliabilitas Cronbach’s Alpha untuk Berger HIV Stigma
Scale Versi Bahasa Indonesia ............................................................... 44

Tabel 4.3 Matriks Struktur pada Analisis Faktor ................................................... 47

Tabel 4.4 Matriks Komponen Korelasi pada Analisis Faktor ................................ 48

Tabel 4.5 Item-to-Total Analysis........................................................................... 50

Tabel 4.6 Matriks Struktur pada Analisis Faktor dengan Cut Point untuk
Loading Factor sebesar 0,6 ................................................................... 52

Tabel 4.7 Koefisien Reliabilitas dan Koefisien Korelasi Instrumen Berger HIV
Stigma Scale Versi Singkat ................................................................... 53

xi

Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Social-Cognitive Model pada Stigma ................................................ 13

Gambar 2.2 Konseptualisasi Internalized/Perceived Stigma yang Terkait


dengan Kondisi Kesehatan ............................................................... 15

Gambar 2.3 Model Konseptual Perceived Stigma pada ODHA ............................ 17

Gambar 2.4 Model Kesepakatan Validitas Isi Instrumen ...................................... 27

Gambar 4.1 Penilaian Kesepakatan Validitas Isi Instrumen Berger HIV Stigma
Scale Versi Bahasa Indonesia ........................................................... 45

Gambar 4.2 Scree Plot pada Analisis Faktor ........................................................ 46

xii

Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Informasi Untuk Subjek Penelitian.................................. 63

Lampiran 2 Pernyataan Kesediaan Untuk Berpartisipasi Dalam Penelitian...... 64

Lampiran 3 Data Responden ........................................................................... 65

Lampiran 4 Berger HIV Stigma Scale ............................................................. 66

Lampiran 5 Email Komunikasi dengan Pembuat Instrumen ............................ 70

Lampiran 6 Terjemahan Berger HIV Stigma Scale Versi A ............................. 72

Lampiran 7 Terjemahan Berger HIV Stigma Scale Versi B ............................. 75

Lampiran 8 Terjemahan Berger HIV Stigma Scale Terpilih Versi 1.0 ............. 78

Lampiran 9 Terjemahan Balik (Back Translation) Berger HIV Stigma Scale


Versi A ........................................................................................ 81

Lampiran 10 Terjemahan Balik (Back Translation) Berger HIV Stigma Scale


Versi B ........................................................................................ 83

Lampiran 11 Terjemahan Balik (Back Translation) Berger HIV Stigma Scale


Versi Terpilih .............................................................................. 85

Lampiran 12 Revisi Terjemahan dan Terjemahan Balik pada Empat Butir


Instrumen .................................................................................... 87

Lampiran 13 Terjemahan Berger HIV Stigma Scale Terpilih Versi 1.1 ............. 88

Lampiran 14 Terjemahan Berger HIV Stigma Scale Terpilih Versi 1.2


(Versi Final) ................................................................................ 92

Lampiran 15 Lembar Penilaian untuk Menentukan Validitas Isi Skala Stigma


HIV ............................................................................................. 95

Lampiran 16 Penilaian Pakar untuk Menentukan Validitas Isi Berger HIV


Stigma Scale ................................................................................ 98

Lampiran 17 Keterangan Lolos Kaji Etik .......................................................... 99

Lampiran 18 Persetujuan Izin Penelitian ......................................................... 100

Lampiran 19 Hasil Pengolahan Statistik Menggunakan SPSS ......................... 101

xiii

Universitas Indonesia
1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Human Immunodeficiency Virus / Acquired Immunodeficiency Syndrome
(HIV/AIDS) merupakan pandemik global yang mendapat perhatian serius dari
seluruh dunia.1 Data World Health Organization (WHO) pada tahun 2011
menunjukkan bahwa terdapat 34 juta orang di seluruh dunia terinfeksi HIV/AIDS.
Pada tahun yang sama terdapat 2,5 juta infeksi baru HIV yaitu sekitar 7000 orang
terinfeksi HIV setiap harinya. WHO juga melaporkan 1,7 juta orang meninggal
karena AIDS pada tahun 2011. Regio Sub-Sahara Afrika merupakan daerah
dengan jumlah penderita HIV tertinggi disusul regio Asia Selatan-Asia Tenggara.2
HIV/AIDS juga menjadi masalah kesehatan yang serius di Indonesia.
Kementerian Kesehatan melaporkan bahwa pada periode 1 April 1987 sampai 31
Desember 2013, jumlah kumulatif kasus HIV di Indonesia adalah 103.759 dan
jumlah kumulatif kasus AIDS adalah 43.347. Pada periode yang sama, jumlah
kumulatif kematian akibat HIV/AIDS adalah 8.288. Provinsi dengan kasus
tertinggi HIV/AIDS adalah DKI Jakarta, disusul oleh Jawa Timur dan Papua. Di
Indonesia, hubungan seksual heteroseksual masih menjadi faktor risiko transmisi
HIV tertinggi, diikuti intravena drug user (IDU), transmisi perinatal dan
hubungan seksual homo-biseksual.3
Selain menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi, HIV/AIDS
juga menimbulkan masalah kesehatan jiwa dan masalah psikososial. Salah satu
aspek psikososial dari HIV/AIDS adalah stigma dan diskriminasi. Orang dengan
HIV/AIDS (ODHA) distigma dan didiskriminasi karena berbagai alasan, antara
lain karena: HIV/AIDS merupakan sakit yang tidak dapat disembuhkan; banyak
orang menganggap HIV/AIDS sebagai vonis kematian; publik sering tidak
memahami cara HIV ditularkan sehingga mengalami ketakutan yang irasional
untuk tertular dari ODHA; penularan HIV sering dikaitkan dengan pelanggaran
moral sosial terkait hubungan seksual yang pantas ataupun penyalahgunaan zat,
sehingga ODHA dikaitkan dengan melakukan perbuatan yang “buruk”.
Pengobatan HIV/AIDS saat ini ditujukan untuk meningkatkan kekebalan tubuh
dan memperpanjang harapan hidup melalui terapi antiretroviral (ARV). Sampai

1
Universitas Indonesia
2

saat ini, belum ada terapi yang dapat menyembuhkan HIV/AIDS sehingga hal ini
juga menjadi penyebab stigma dan diskriminasi pada ODHA. 4
Stigma dapat menghalangi ODHA untuk mencari pertolongan konseling,
mendapatkan pelayanan medis dan psikososial, serta mengambil langkah
preventif untuk mencegah penularan ke orang lain. Perilaku pencegahan juga
sering distigma sehingga orang enggan untuk memperkenalkan perilaku yang
berhubungan dengan pencegahan risiko penularan HIV/AIDS seperti penggunaan
kondom atau penggunaan susu formula pada bayi dari ibu yang terinfeksi HIV. 4
Banyak studi yang dilakukan untuk melihat pengaruh stigma pada ODHA.
Beberapa studi menunjukkan bahwa ODHA dengan tingkat perceived stigma
yang tinggi memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami depresi. 5 Terdapat
pula hubungan positif antara perceived stigma pada ODHA dengan intensitas
gejala HIV/AIDS.6 Kepatuhan terhadap pengobatan juga berkaitan dengan stigma.
Terdapat hubungan negatif yang bermakna antara perceived stigma dengan
adherence terhadap terapi ARV. ODHA dengan perceived stigma yang tinggi
lebih banyak mengalami ketidakpatuhan untuk minum obat secara teratur.7 Pada
akhirnya stigma pada ODHA juga berkaitan dengan kualitas hidup yang lebih
buruk.8
Studi-studi mengenai stigma yang selama ini dilakukan memberikan
manfaat bagi tenaga kesehatan ataupun pemegang kebijakan kesehatan untuk
melakukan berbagai intervensi yang dapat mengurangi stigma dan diskriminasi
pada ODHA sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup mereka. Berbagai studi
tentang stigma pada ODHA dilakukan menggunakan instrumen yang dirancang
untuk mengukur tingkat perceived stigma pada ODHA. Salah satu instrumen yang
sering dipakai adalah Berger HIV Stigma Scale.9,10
Di Indonesia, studi mengenai stigma pada ODHA belum banyak
dilakukan. Salah satu penyebabnya adalah belum adanya instrumen dalam bahasa
Indonesia yang mengukur tingkat perceived stigma pada ODHA. Penelitian ini
bertujuan untuk melakukan adaptasi Berger HIV Stigma Scale ke dalam bahasa
Indonesia dan melakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap instrumen tersebut.
Penelitian ini juga bertujuan untuk mendapatkan instrumen Berger HIV Stigma

Universitas Indonesia
3

Scale versi singkat dalam bahasa Indonesia sehingga memudahkan responden


dalam mengisinya.
Instrumen untuk mengukur perceived stigma pada ODHA tidak hanya
berguna untuk kepentingan penelitian dalam bidang HIV, namun penggunaannya
juga sejalan dengan program Joint United Nations Programme on HIV/AIDS
(UNAIDS) dalam mengurangi stigma pada ODHA. Salah satu pendekatan yang
dilakukan pada program WHO tersebut adalah dengan melakukan pengukuran
HIV-related stigma pada ODHA di pelayanan kesehatan dan komunitas. 11

1.2 Rumusan Masalah


Dibutuhkan suatu instrumen dalam bahasa Indonesia yang sahih (valid), handal
(reliable), dan mudah diisi oleh responden untuk mengukur perceived stigma
pada ODHA.

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk:
 Mendapatkan instrumen Berger HIV Stigma Scale dalam bahasa Indonesia.
 Menentukan validitas dan reliabilitas instrumen Berger HIV Stigma Scale.
 Mendapatkan instrumen Berger HIV Stigma Scale versi singkat dalam bahasa
Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian


Instrumen Berger HIV Stigma Scale versi bahasa Indonesia dapat dimanfaatkan
untuk:
 Bagi klinisi yang menangani pasien dengan HIV/AIDS, instrumen ini dapat
digunakan untuk menilai perceived stigma pada pasien sehingga klinisi dapat
melakukan tata laksana yang tepat pada pasien yang memiliki perceived
stigma yang tinggi.
 Bagi peneliti, instrumen ini dapat digunakan untuk melakukan penelitian
lebih lanjut mengenai stigma pada ODHA di Indonesia.
 Bagi pemegang kebijakan kesehatan, instrumen ini dapat digunakan dalam
program untuk mengurangi stigma pada ODHA. Menurut Joint United

Universitas Indonesia
4

Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS), salah satu pendekatan pada


program tersebut adalah dengan melakukan pengukuran HIV-related stigma
pada ODHA di pelayanan kesehatan dan komunitas.

Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 HIV/AIDS

2.1.1 Pengertian HIV/AIDS


Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang termasuk famili human
retroviruses (Retroviridae) dan merupakan etiologi sindrom defisiensi imun
didapat (Acquired Immunodeficiency Syndrome, AIDS). Pada orang yang
terinfeksi HIV, virus ini menyebabkan defisiensi kualitatif maupun kuantitatif sel
T helper secara progresif. Kondisi inilah yang akhirnya menyebabkan defisiensi
imunitas pada orang yang terinfeksi HIV sehingga mudah terserang infeksi
oportunistik.1
Sel T helper memiliki molekul CD4 (cluster of differentiation 4) pada
permukaannya. Jumlah CD4 pada seseorang yang terinfeksi HIV menggambarkan
status imunitas orang tersebut. Pada ODHA yang belum mendapatkan terapi
ARV, sistem imunitas tubuhnya akan menurun secara progresif yang ditandai
dengan jumlah CD4 yang terus menurun.1
Perjalanan penyakit sejak seseorang terinfeksi HIV sampai munculnya
AIDS dan menimbulkan kematian terjadi dalam jangka waktu tahunan. Pada
pasien yang tidak mendapat ARV, median waktu perjalanan penyakitnya adalah
sekitar 10 tahun. Orang yang terinfeksi HIV dapat hidup dengan normal selama
imunitas tubuh (yang ditandai dengan jumlah CD4) masih baik. Ketika seseorang
sudah masuk ke dalam fase AIDS, risiko kematian akibat infeksi oportunistik
akan semakin meningkat terutama bila tidak mendapatkan pengobatan. 1

2.1.2 Klasifikasi dan Stadium Klinis HIV/AIDS


Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyusun sistem klasifikasi
untuk orang dewasa dan remaja yang terinfeksi HIV berdasarkan kondisi klinis
yang berhubungan dengan infeksi HIV dan jumlah CD4. Sistem klasifikasi
tersebut tergambar dalam matriks yang memiliki 9 kategori. Berdasarkan
klasifikasi tersebut, pasien yang berada pada kategori A3, B3, dan C1-C3,
dipertimbangkan menderita AIDS.1,12

5
Universitas Indonesia
6

Berbeda dengan CDC, WHO menyusun stadium klinis infeksi HIV hanya
berdasarkan penemuan klinis tanpa mensyaratkan jumlah CD4. Stadium klinis
menurut WHO menjadi pedoman untuk diagnosis, evaluasi, dan tata laksana
HIV/AIDS terutama di negara-negara yang memiliki keterbatasan dalam
pemeriksaan CD4.13

Tabel 2.1 Sistem Klasifikasi CDC untuk Orang Dewasa dan Remaja yang
Terinfeksi HIV

Kategori Klinis
Kategori Jumlah A B C
CD4 Asimptomatik, Simptomatik, Kondisi
HIV Akut bukan kondisi A Indikator AIDS
(Primer), atau atau C
PGL*
>500/μL A1 B1 C1
200-499/μL A2 B2 C2
<200/μL A3 B3 C3
*PGL = persistent generalized lymphadenophaty (limfadenopati generalisata

persisten)

Sumber: Centers for Disease Control and Prevention. 1993 revised classification system for HIV
infection and expanded surveillance case definition for AIDS among adolescents and adults.
MMWR Recomm Rep. 1992 Dec 18;41(RR-17):1-19.

Universitas Indonesia
7

Tabel 2.2 Kategori Klinis Infeksi HIV Menurut Sistem Klasifikasi CDC
Kategori A: Terdiri dari satu atau lebih kondisi yang tertera di bawah ini pada remaja atau dewasa
(>13 tahun) yang terdokumentasi mengalami infeksi HIV. Kondisi yang tertera pada kategori B
atau C tidak boleh ada.
- Infeksi HIV asimptomatik
- Limfadenopati generalisata persisten
- Infeksi HIV akut (primer) dengan penyakit penyerta atau riwayat infeksi HIV akut
Kategori B: Terdiri dari kondisi simptomatik pada remaja atau dewasa yang terinfeksi HIV yang
tidak termasuk kondisi yang tertera pada kategori klinis C dan memenuhi paling tidak satu dari
kriteria berikut:
(1) Kondisi berhubungan dengan infeksi HIV atau menunjukkan adanya defek pada imunitas
yang diperantarai sel, atau
(2) Kondisi tersebut dipertimbangkan oleh dokter memiliki perjalanan penyakit atau
membutuhkan tata laksana yang merupakan komplikasi dari infeksi HIV.
Contohnya (namun tidak terbatas pada kondisi di bawah ini):
- Bacillary angiomatosis
- Kandidiasis orofaringeal (thrush)
- Kandidiasis vulvovaginal yang persisten, sering, atau berespon buruk terhadap terapi
- Displasia servikal (sedang atau berat)/ karsinoma in situ servikal
- Simptom konstitisuional seperti demam (>38,5°C) atau diare lebih dari 1 bulan
- Hairy leukoplakia, oral
- Herpes zoster (shingles), yang melibatkan minimal dua episode yang berbeda atau lebih
dari satu dermatom
- Idiopathic thrombocytopenic purpura
- Listeriosis
- Penyakit inflamatorik pelvis, terutama bila terdapat komplikasi akibat abses tuboovarium
- Neuropati perifer
Kategori C: Kondisi yang tertera pada definisi kasus surveilans AIDS
- Kandidiasis bronkus, trakea, atau paru
- Kandidiasis, esofagus
- Kanker serviks, invasif
- Coccidiomycosis, disseminata atau ekstraparu
- Cryptococcosis, intestinal kronis (durasi lebih dari 1 bulan)
- Penyakit cytomegalovirus (selain hati, limpa, dan nodus)
- Retinitis cytomegalovirus (dengan kehilangan penglihatan)
- Ensefalopati, yang berhubungan dengan HIV
- Herpes simpleks: ulkus kronis (durasi lebih dari 1 bulan); atau bronkitis, pneumonia, atau
esofagitis
- Histoplasmosis, disseminata atau ekstraparu
- Isosporiasis, intestinal kronis (durasi lebih dari 1 bulan)
- Sarkoma kaposi
- Limfoma Burkitt
- Limfoma, primer, pada otak
- Mycobacterium avium complex atau M. Kansasii, disseminata atau ekstraparu
- Mycobacterium tuberculosis, pada daerah manapun (paru atau ekstraparu)
- Mycobacterium, spesies lain atau spesies yang tidak teridentifikasi, disseminata atau
ekstraparu
- Pneumocystis jiroveci pneumonia
- Pneumonia, rekuren
- Progressive multifocal leukoencephalopathy
- Salmonella septicemia, rekuren
- Toxoplasmosis otak
- Wasting syndrome karena HIV

Sumber: Centers for Disease Control and Prevention. 1993 revised classification system for HIV
infection and expanded surveillance case definition for AIDS among adolescents and adults.
MMWR Recomm Rep. 1992 Dec 18;41(RR-17):1-19.

Universitas Indonesia
8

Tabel 2.3 Stadium Klinis Infeksi HIV Menurut WHO


Stadium 1
- Tidak ada gejala
- Limfadenopati generalisata persisten
Stadium 2
- Penurunan berat badan bersifat sedang yang tak diketahui penyebabnya (<10% dari
perkiraan berat badan atau berat badan sebelumnya)
- Infeksi saluran pernapasan yang berulang (sinusitis, tonsilitis, otitis media, faringitis)
- Herpes zoster
- Keilitis angularis
- Ulkus mulut yang berulang
- Ruam kulit berupa papul yang gatal (papular pruritic eruption)
- Dermatitis seboroik
- Infeksi jamur pada kuku
Stadium 3
- Penurunan berat badan bersifat berat yang tak diketahui penyebabnya (lebih dari 10%
dari perkiraan berat badan atau berat badan sebelumnya)
- Diare kronis yang tak diketahui penyebabnya selama lebih dari 1 bulan
- Demam menetap yang tak diketahui penyebabnya
- Kandidiasis pada mulut yang menetap
- Oral hairy leukoplakia
- Tuberkuslosis paru
- Infeksi bakteri yang berat (contoh pneumonia, empiema, meningitis, piomiositis, infeksi
tulang atau sendi, bakteremia, penyakit inflamasi panggul yang berat)
- Stomatitis nekrotikans ulseratif akut, gingivitis atau periodontitis
- Anemia yang tak diketahui penyebabnya (<8g/dL), netropenia (<0,5 x 109/L) dan/atau
trombositopenia kronis (<50 x 109/L)
Stadium 4
- Sindrom wasting HIV
- Pneumonia Pneumocystis jiroveci
- Pneumonia bakteri berat yang berulang
- Infeksi herpes simpleks kronis (orolabial, genital, atau anorektal selama lebih dari 1 bulan
atau viseral di bagian manapun)
- Kandidiasis esofageal (atau kandidiasis trakea, bronkus atau paru)
- Tuberkulosis ekstraparu
- Sarkoma kaposi
- Penyakit cytomegalovirus (retinitis atau infeksi organ lain, tidak termasuk hati, limpa dan
kelenjar getah bening)
- Toksoplasmosis di sistem saraf pusat
- Ensefalopati HIV
- Pneumonia kriptokokus ekstrapulmoner, termasuk meningitis
- Infeksi mycobacterium non tuberkulosis yang menyebar
- Leukoencephalopathy multifocal progresif
- Cryptosporidiosis kronis
- Isosporiasis kronis
- Mikosis diseminata (histoplasmosis, coccidiomycosis)
- Septikemia yang berulang (termasuk Salmonella non-tifoid)
- Limfoma (serebral atau Sel B non-Hodgkin)
- Karsinoma serviks invasif
- Leishmaniasis diseminata atipikal
- Nefropati atau kardiomiopati terkait HIV yang simptomatis

Sumber: World Health Organization [internet]. Geneva: WHO clinical staging of HIV/AIDS and
HIV/AIDS case definitions for surveillance. [cited 2013 Sep 13]. Available from:
http://www.who.int/hiv/pub/guidelines/en/.

Universitas Indonesia
9

2.1.3 Transmisi HIV


Transmisi HIV terjadi melalui hubungan seksual (heteroseksual atau
homoseksual), melalui darah atau produk darah (penggunaan jarum suntik
bergantian pada IDU dan produk transfusi darah yang mengandung HIV), infeksi
dari ibu ke bayi (saat kehamilan, persalinan, atau ASI).1

2.1.4 Epidemiologi HIV/AIDS


HIV/AIDS merupakan masalah kesehatan global. WHO melaporkan bahwa pada
tahun 2011 terdapat 34 juta ODHA di seluruh dunia dengan 3,3 juta diantaranya
adalah anak berumur kurang dari 15 tahun. WHO memperkirakan terdapat 2,5
juta infeksi HIV baru dan 1,7 juta kematian karena AIDS pada tahun 2011. 2
Kasus HIV pertama kali dilaporkan di Indonesia pada tahun 1987. Jumlah
kumulatif kasus HIV yang dilaporkan di Indonesia periode 1 April 1987 sampai
31 Maret 2013 adalah sebanyak 103.759 dan jumlah kumulatif kasus AIDS pada
periode yang sama adalah 43.347.3
Data jumlah kumulatif kasus AIDS berdasarkan faktor risiko
menunjukkan bahwa hubungan seksual heteroseksual menjadi faktor risiko utama
transmisi yaitu sebanyak 25.907 kasus. Ditinjau dari kelompok umur, kasus AIDS
secara kumulatif paling banyak terdapat pada kelompok usia produktif yaitu pada
kelompok umur 20-29 tahun.3
Provinsi dengan kasus kumulatif HIV tertinggi adalah DKI Jakarta, Jawa
Timur, dan Papua, masing-masing sebanyak 23.792, 13.599, dan 10.881 kasus.
Provinsi dengan kasus kumulatif AIDS tertinggi adalah Papua, Jawa Timur, dan
DKI Jakarta, masing-masing sebanyak 7.795, 6.900, dan 6.299 kasus.3
Data prevalensi kasus AIDS per 100.000 penduduk, menunjukkan bahwa
Papua adalah provinsi dengan prevalensi tertinggi di Indonesia yaitu sebanyak
275,11. Bali merupakan provinsi dengan prevalensi kasus AIDS nomor dua
sebanyak 85,95 dan diikuti dengan provinsi DKI Jakarta sebanyak 65,56. 3

Universitas Indonesia
10

2.1.5 Tata Laksana HIV/AIDS


Tata laksana HIV/AIDS ditujukan untuk meningkatkan kembali imunitas tubuh
dan mengatasi infeksi oportunistik. ARV merupakan obat-obatan yang dapat
menekan replikasi HIV sehingga dapat meningkatkan kembali jumlah sel T helper
(yang ditandai dengan peningkatan jumlah CD4). ARV tidak dapat membasmi
HIV secara total di dalam tubuh. Penggunaan ARV ditujukan untuk memperlama
perjalanan penyakit HIV/AIDS dan memperpanjang harapan hidup ODHA
sehingga ARV harus dikonsumsi seumur hidup. Terapi ARV pada ODHA
menggunakan kombinasi dari beberapa jenis obat ARV untuk menjamin
efektivitas terapi.1

2.1.6 Aspek Psikososial HIV/AIDS


HIV/AIDS sering dikaitkan dengan masalah perilaku seksual dan penyalahgunaan
zat, oleh karena itu, ODHA sering mengalami diskriminasi dan merasa terstigma
karena penyakitnya. Pertanyaan yang sering muncul pada ODHA adalah “Apakah
saya harus memberi tahu orang lain? Dan jika iya, siapa yang harus saya
beritahu?”. ODHA sering tidak memberitahu keluarga maupun orang terdekat
tentang kondisi mereka. Hal ini disebabkan karena mereka takut mengalami
penolakan. ODHA juga cenderung tertutup mengenai penyakitnya karena
kekhawatiran dipecat dari pekerjaan.4,14
Masalah psikososial lain yang dihadapi ODHA adalah terkait proses
adaptasi mereka terhadap kondisi yang mereka alami. Mengetahui bahwa dirinya
terkena HIV, merupakan salah satu fase tersulit dalam kehidupan ODHA. Mereka
biasanya akan mengalami tahapan seperti yang digambarkan oleh Kubler-Ross
yaitu denial, anger, bargaining, depression, dan acceptance.4 Bahkan setelah
berhasil mencapai fase penerimaan terhadap kondisinya, ODHA juga sering
mengalami berbagai peristiwa kehidupan terkait HIV yang membuat stres (HIV-
related stressfull life events). Salah satu contohnya adalah kematian teman atau
pasangan karena AIDS, kesehatan yang memburuk akibat HIV, dan berhenti
bekerja karena HIV. Jika mereka tidak memiliki mekanisme coping yang efektif
dalam menghadapi berbagai situasi tersebut, maka ODHA rentan mengalami
gangguan depresi. Stres dan gangguan depresi pada ODHA juga menimbulkan

Universitas Indonesia
11

dampak berupa percepatan progresivitas penyakit dan menurunnya kualitas


hidup.14-21

2.2. Stigma

2.2.1 Definisi Stigma


Erving Goffman mendefinisikan stigma sebagai suatu fenomena saat seorang
individu dengan atribut tertentu yang sangat didiskreditkan oleh masyarakatnya
ditolak/dikucilkan sebagai akibat dari atribut tersebut. Stigma merupakan suatu
proses dimana reaksi dari orang lain mempengaruhi secara negatif identitas
normal seseorang. (“The phenomenon whereby an individual with an attribute is
deeply discredited by his/her society is rejected as a result of the attribute. Stigma
is a process by which the reaction of others spoils normal identity”).22,23
Menurut Goffman, stigma merupakan suatu proses dinamik mendevaluasi,
yang mendiskreditkan secara bermakna seorang individu di mata orang lain.
Kualitas yang melekat pada stigma bisa ditetapkan secara sewenang-wenang
(arbitrary), misalnya warna kulit, preferensi seksual, dan kondisi kesehatan.24
Stafford dan Scott mendefinisikan stigma sebagai karakteristik seseorang
yang berlawanan dengan norma kelompok sosial.23,25 Menurut Jones dkk., stigma
adalah sifat yang menguhubungkan seseorang dengan karakteristik yang tidak
diinginkan.23,26
Definisi-definisi stigma tersebut mengisyaratkan bahwa suatu kelompok
memandang kelompok lain sebagai abnormal. Stigma juga membuat konsep
“kami dan mereka” dalam kehidupan sosial.23
Menurut Link dan Phelan, terdapat empat komponen stigma yaitu:23,27
1. Orang-orang membedakan dan melabel perbedaan-perbedaan pada
manusia
2. Kelompok dominan menghubungkan orang-orang yang dilabel dengn
karakteristik yang tidak diinginkan
3. Orang-orang yang dilabel ditempatkan pada kategori yang berbeda
untuk membuat derajat pemisahan “kami” dari “mereka”

Universitas Indonesia
12

4. Orang-orang yang dilabel mengalami kehilangan status dan


diskriminasi yang berujung pada ketidaksetaraan
Para ahli Psikologi dan Sosiologi membedakan beberapa bentuk stigma
yaitu public stigma dan self stigma. Public stigma merupakan cara publik bereaksi
terhadap suatu kelompok berdasarkan stigma mengenai kelompok tersebut. Public
stigma bermanifestasi dalam bentuk penghindaran, membuat jarak secara sosial,
dan penggunaan kekerasan. Public stigma dikenal juga sebagai enacted stigma
atau external stigma.
Self stigma merupakan persepsi individu bahwa dirinya mengalami stigma
dari masyarakat karena merupakan bagian dari kelompok yang distigma sehingga
menimbulkan reaksi negatif dari individu tersebut terhadap diri mereka sendiri.
Self stigma juga dikenal sebagai perceived stigma, felt stigma, internal stigma,
atau internalized stigma.23,28-30
Self stigma muncul bila seseorang sadar mengenai stigma terhadap
kelompok mereka. Mereka akan menyetujui stigma tersebut dan menerapkannya
pada diri sendiri (menginternalisasi public stigma). Hal tersebut akan
menyebabkan berkurang atau hilangnya kepercayaan diri (self-esteem) dan efikasi
diri (self-efficacy). Orang dengan efikasi diri yang rendah akibat self stigma
memiliki kemungkinan yang lebih rendah untuk melamar pekerjaan atau
bersosialisasi dengan orang lain.23,28-30
Para ahli telah mengidentifikasi struktur kognitif dan perilaku yang
membentuk stigma yaitu stereotipik (stereotypes), prasangka (prejudice), dan
diskriminasi (discrimination). Stigma dipandang sebagai sinyal yang
menimbulkan stereotipik, prasangka, dan diskriminasi.
Stereotipik merupakan struktur pengetahuan yang dipelajari oleh sebagian
besar anggota dalam kelompok sosial. Stereotipik efisien dalam mengkategorikan
informasi mengenai kelompok sosial. Stereotipik dikatakan bersifat “sosial”
karena mewakili gagasan yang disepakati secara kolektif mengenai sekelompok
orang. Stereotipik juga bersifat “efisien” karena orang dapat segera membuat
impresi dan ekspektasi terhadap individu dalam kelompok stereotipik tersebut.
Contoh stereotipik pada ODHA yaitu mereka dipandang memiliki perilaku

Universitas Indonesia
13

seksual yang bebas atau menyimpang dan menjalani hukuman akibat perilaku
amoral mereka.23,29
Prasangka merupakan aspek negatif dari stigma yang mengarah pada
reaksi emosional. Individu yang memiliki prasangka akan mendukung stereotipik
negatif mengenai sekelompok orang dan menghasilkan reaksi emosional yang
negatif. Reaksi emosional tersebut dapat berupa rasa marah, takut, atau jijik
terhadap kelompok yang distigma. Prasangka juga dipandang sebagai sikap umum
terhadap suatu kelompok. Berbeda dengan stereotipik yang merupakan aspek
keyakinan (belief), prasangka melibatkan komponen evaluatif yang biasanya
bersifat negatif.23,29
Diskriminasi merupakan konsekuensi perilaku dari prasangka. Respon
perilaku pada public stigma dapat berupa penghindaran, isolasi, dan perilaku
kekerasan terhadap kelompok yang distigma. 23,29

Discriptive Stimuli Mediator Kognitif Perilaku

SINYAL
STEREOTIPIK
 Simptom dan DISKRIMINASI
 Penampilan PRASANGKA
 Label

Gambar 2.1 Social-Cognitive Model pada Stigma

Sumber: Corrigen PW, Mueser KT, Bond GR, Drake RE, Solomon P. Principles and Practice of
Psychiatric Rehabilitation. New York: The Guilford Press; 2008.

Universitas Indonesia
14

Tabel 2.4 Struktur Kognitif dan Perilaku yang Membentuk Public Stigma
dan Self Stigma

Public Stigma Self Stigma


Steretotipik: keyakinan negatif tentang Steretotipik: keyakinan negatif tentang
suatu kelompok diri sendiri
- Amoral - Kelemahan karakter
- Sedang menjalani masa - Inkompeten
penghukuman
- Berbahaya
Prasangka: persetujuan dengan Prasangka: persetujuan dengan keyakinan
keyakinan dan/atau reaksi emosional atau reaksi emosional negatif
negatif - Kepercayaan diri (self-esteem)
- Marah rendah
- Takut - Efikasi diri (self-efficacy) rendah
- Jijik
Diskriminasi: respon perilaku terhadap Diskriminasi: respon perilaku terhadap
prasangka prasangka
- Menghindari kontak sosial - Gagal untuk berinteraksi secara
terhadap kelompok yang sosial
distigma - Kesulitan menjangkau pelayanan
- Penyangkalan hak-hak kesehatan
kelompok yang distigma - Gagal untuk memperjuangkan
termasuk hak kesehatan penyangkalan terhadap hak-hak
mereka

Sumber: Corrigen PW, Mueser KT, Bond GR, Drake RE, Solomon P. Principles and Practice of
Psychiatric Rehabilitation. New York: The Guilford Press; 2008.

Stigma terkait kesehatan (health-related stigma) merupakan bentuk stigma


yang terjadi pada orang-orang dengan masalah kesehatan. Stigma terkait
kesehatan lebih sering terjadi pada orang-orang dengan penyakit kronis seperti
HIV/AIDS, kanker, epilepsi, morbus hansen, dan gangguan mental seperti
skizofrenia. Orang dengan penyakit tersebut dapat mengalami
internalized/perceived stigma karena kondisi kesehatannya.10

Universitas Indonesia
15

Orang yang terkena/mengalami stigma

Proses (public stigma


sebagai akibat kondisi Mengalami reaksi Persepsi reaksi Antisipasi reaksi
kesehatan) sosial negatif sosial negatif sosial negatif

Konsekuensi
Internalized stigma

Manifestasi Perasaan negatif Transformasi Perilaku


mengenai diri sendiri identitas Maladaptif

Perasaan bersalah, malu, eksklusi, isolasi, menjadi lebih


berrahasia, menarik diri, menyembunyikan diri, merasa
berbeda dari orang lain

Gambar 2.2 Konseptualisasi Internalized/Perceived Stigma yang Terkait


dengan Kondisi Kesehatan

Sumber: Stevelink SAM, Wu IC, Voorend CGNV, van Brakel WH. The Psychometric
Assessment of Internalized Stigma Instruments: A Systematic Review. 2012;2(2):100-18.

2.2.2 Stigma terkait HIV/AIDS


Stigma terkait HIV/AIDS merujuk kepada keyakinan, perasaan, dan sikap negatif
serta proses devaluasi terhadap ODHA dan/atau orang yang berhubungan dengan
HIV. Stigma terkait HIV tidak hanya ditujukan kepada ODHA, namun juga
terhadap orang yang dicurigai terinfeksi HIV, orang yang berhubungan dengan
ODHA, atau populasi berisiko untuk terkena infeksi HIV seperti IDU, pekerja
seks, laki-laki yang berhubungan seksual dengan laki-laki, dan orang
transgender.24,31-33
De Bruyn mengidentifikasi lima faktor yang berkontribusi terhadap stigma
yang berkaitan dengan HIV/AIDS:33,34
- Fakta bahwa HIV/AIDS adalah penyakit yang mengancam jiwa
- Fakta bahwa orang-orang takut terkena HIV

Universitas Indonesia
16

- Penyakit ini berhubungan dengan perilaku (misalnya hubungan seksual


sesama laki-laki dan penggunaan narkoba suntik) yang sebelumnya telah
distigma pada berbagai masyarakat
- Fakta bahwa ODHA sering dipikirkan bertanggung jawab karena terkena
penyakit tersebut
- Keyakinan religius atau moral yang mengarahkan sebagian orang untuk
mengambil kesimpulan bahwa terinfeksi HIV/AIDS adalah hasil dari
kesalahan moral (seperti promiskuitas atau seks yang menyimpang)
sehingga pantas untuk dihukum.
Stigma terkait HIV/AIDS dapat diinternalisasi oleh ODHA dalam bentuk
perceived stigma. Perceived stigma pada ODHA muncul dalam bentuk perasaan
malu, menyalahkan diri sendiri, dan perasaan diri tidak berharga.32
Menurut Sayles dkk. terdapat empat domain utama pada stigma terkait
HIV yaitu:35
- Menghadapi rasa bersalah dan stereotipik dari HIV
- Ketakutan terhadap penularan
- Menegosiasikan peyingkapan peran yang terstigma
- Renegosiasi kontrak sosial
Menurut Sayles, stigma terkait HIV dipandang sebagai proses sosial yang terdiri
dari perjuangan untuk perubahan internal (penerimaan diri) dan reintegrasi dalam
komunitas.35
Berger dkk. menyusun model konseptual perceived stigma pada ODHA.
Berdasarkan model ini, perceived stigma pada ODHA terjadi dalam konteks dua
faktor yaitu persepsi individu mengenai sikap sosial terhadap ODHA dan
pengetahuan bahwa dirinya terinfeksi HIV. Perceived stigma
dikonseptualisasikan sebagai kesadaran ODHA mengenai diskualifikasi sosial,
keterbatasan kesempatan, dan perubahan negatif dalam identitas sosial, baik yang
nyata atau berpotensi terjadi. Perceived stigma dapat menyebabkan perubahan
negatif dalam konsep diri (self-concept) dan reaksi emosional terhadap orang
yang membangkitkan stigma. Untuk mengatasi atau meminimalisir stigma,
ODHA berupaya untuk mengontrol siapa yang mengetahui status HIV mereka.
Selain itu ODHA juga sering menghindari situasi sosial yang membuat mereka

Universitas Indonesia
17

tidak nyaman. Ketika status HIV mereka diketahui, mereka menggunakan humor
atau teknik lainnya yang dapat mengurangi ketegangan untuk menormalisasi
interaksi.9

Prekursor

- Persepsi mengenai sikap sosial terhadap ODHA


- Pengetahuan bahwa dirinya positif HIV

Perceived Stigma mengalami infeksi HIV


Kesadaran akan:
- Diskualifikasi sosial
- Keterbatasan kesempatan
- Perubahan negatif dalam identitas sosial
yang nyata atau berpotensi terjadi

Respons yang mungkin


-
Perubahan dalam konsep diri
-
Reaksi emosional terhadap orang yang
menstigma
- Menggunakan teknik untuk menghindari atau
meminimalisasi stigma:
o Pengendalianl informasi
o Menghindar atau menarik diri
o Menurunkan ketegangan
- “Menghadapi” stigmatisasi
- Mendefinisikan ulang pandangan tentang dunia
dan/atau
Gambar 2.3 Model prioritas
Konseptual Perceived Stigma pada ODHA
Sumber: Berger BE, Ferrans CE, Lashley FR. Measuring Stigma in People With HIV:
Psychometric Assessment of the HIV Stigma Scale. Research in Nursing & Health. 2001;24:518-
29.

Banyak studi yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara stigma


dengan intensitas gejala HIV, depresi, buruknya adherence terapi, dan kualitas
hidup pada ODHA. Stigma juga berhubungan dengan kekhawatiran untuk
menyingkapkan status HIV sehingga dapat menghalangi ODHA untuk mencari
pelayanan kesehatan medis, memperoleh terapi yang adekuat, dan menerapkan
perilaku pencegahan terhadap penularan HIV ke orang lain. Hal-hal tersebut
akhirnya akan meningkatkan risiko transmisi HIV.4-7,32

Universitas Indonesia
18

Stigma terkait HIV memiliki hubungan dengan intensitas gejala-gejala


HIV yang dirasakan oleh ODHA. Studi terhadap 55 subjek ODHA ras Afrika-
Amerika menunjukkan bahwa gejala-gejala HIV yang dirasakan ODHA dengan
intensitas tinggi adalah gangguan gastrointestinal, perubahan tubuh, ketakutan,
dan kelelahan (fatigue). Studi ini menyimpulkan bahwa intensitas gejala HIV
yang dirasakan ODHA memiliki hubungan positif dengan perceived stigma.6
Studi lain yang dilakukan di lima negara Afrika juga menunjukkan hal yang sama.
ODHA yang melaporkan peningkatan intensitas gejala HIV juga memiliki
perceived stigma yang lebih tinggi.7
Berbagai studi menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara
depresi dan stigma terkait HIV pada ODHA. Studi pada 400 subjek ODHA di
India menunjukkan bahwa ODHA dengan tingkat perceived stigma yang berat
memiliki risiko 3,4 kali lebih tinggi untuk mengalami depresi berat.5
Stigma terkait HIV memiliki dampak negatif terhadap kualitas hidup
ODHA. Suatu studi dengan subjek 310 ODHA di Beijing menggunakan
instrumen SF-36 untuk mengukur kualitas hidup dan Berger HIV Stigma Scale
menunjukkan bahwa kualitas hidup pada ODHA memiliki hubungan negatif
dengan perceived stigma. Semakin besar stigma yang dirasakan oleh ODHA,
semakin rendah kualitas hidupnya.8
Studi lain pada 726 subjek ODHA juga menunjukkan bahwa perceived
stigma memiliki dampak negatif yang bermakna pada kualitas hidup ODHA.
Stigma secara independen berkontribusi terhadap 5,3% varians pada kualitas
hidup ODHA.36 Banyak studi-studi lain yang juga menyimpulkan bahwa stigma
terkait HIV memiliki hubungan yang negatif dengan kualitas hidup ODHA. 37,38
Suatu studi di China menunjukkan bahwa stigma memiliki dampak
terhadap depresi dan kualitas hidup pada ODHA dimana dukungan sosial
berperan sebagai perantaranya. Penelitian ini menyarankan bahwa dukungan
sosial menjadi target intervensi yang penting untuk mengurangi dampak negatif
stigma terhadap kesehatan mental dan kualitas hidup ODHA.39
Stigma terkait HIV memiliki hubungan dengan adherence terhadap terapi
ARV. Stigma diidentifikasi sebagai salah satu alasan untuk missing medication
doses. Studi pada lima negara di Afrika menunjukkan bahwa terdapat hubungan

Universitas Indonesia
19

bermakna antara perceived HIV stigma dengan laporan ODHA mengenai missed
medication. ODHA yang melaporkan lebih banyak missing terhadap obat-obat
ARV juga melaporkan tingkat perceived HIV stigma yang lebih tinggi. Studi
tersebut menunjukkan bahwa buruknya aherence terhadap ARV berhubungan
dengan stigma yang dialami oleh ODHA. 7
Stigma terkait HIV juga berhubungan dengan akses terhadap pelayanan
kesehatan medis. Pada suatu studi di Los Angeles, internalized stigma pada
ODHA memiliki hubungan yang bermakna dengan buruknya akses terhadap
pelayanan kesehatan.40
Stigma yang dirasakan oleh ODHA membuat mereka mengembangkan
berbagai mekanisme koping untuk mengatasinya. Suatu studi kualitatif
menggunakan focus group discussion dilakukan di lima negara Afrika untuk
mengidentifikasi strategi koping yang digunakan oleh ODHA dalam mengatasi
stigma terkait HIV. Strategi koping emosional (emotional coping strategies) yang
digunakan ODHA adalah rasionalisasi, melihat diri sendiri sebagai OK,
membiarkannya, beralih ke Tuhan (religi), berharap, dan menggunakan humor.
Strategi koping yang berfokus pada masalah (problem-focused coping strategies)
yang digunakan ODHA adalah bergabung dengan kelompok dukungan sosial,
membuka status HIV, berbicara dengan orang lain yang memiliki masalah yang
sama, mencari konseling, menolong atau mengedukasi orang lain, mengubah
perilaku, mengusahakan supaya diri sendiri tetap aktif, belajar dari orang lain,
berusaha memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang penyakit, dan
mendapat pertolongan dari orang lain. Studi ini menunjukkan bahwa strategi
koping yang dikembangkan oleh ODHA di negara-negara Afrika tersebut
cenderung dipelajari sendiri dan hanya membantu dalam derajat sedang untuk
mengelola perceived stigma.41

2.2.3 Instrumen untuk Mengukur Perceived Stigma pada ODHA

Terdapat beberapa instrumen yang dikembangkan untuk mengukur perceived


stigma pada ODHA.10

Universitas Indonesia
20

Tabel 2.5 Instrumen-instrumen untuk Mengukur Perceived Stigma pada ODHA

Pengarang dan Negara Nama Instrumen Bahasa Jumlah Subjek untuk Jumlah Butir Skala respon
Tahun Penyusunan Instrumen
Sowell et al., 1997 USA HIV Stigma Scale Inggris 82 13 butir Skala empat poin (tidak
Arab pernah, jarang, kadang-
kadang, sering)
Fife & Wright, USA Social Impact Scale (SIS) Inggris 206 24 butir: Skala Likert empat poin
2000 Rusia Social rejection (9)
Financial insecurity (3)
Internalized shame (5)
Social isolation (6)
Berger, Ferrans & USA HIV Stigma Scale Inggris 9 (pretesting) 40 butir: Skala Likert empat poin
Lashley, 2001 Portugis 318 (factor analysis, internal Personalized stigma (18)
Amharic consistency) Disclosure concerns (10)
Tamil 139 (test-retest reliability) Negative self-image (13)
Malaysia Concern with public attitudes (20)

Emlet, 2005 USA HIV Stigma Scale (versi Inggris 88 13 butir Skala empat poin (tidak
adaptasi Sowell’s HIV Stigma Distancing (4) pernah, jarang, kadang-
Scale) Blaming (4) kadang, sering)
Discrimination (4)
Undefined (1)
Holzemer et al., Lesotho HIV/AIDS Stigma Instrument- Lesotho 111(focus group discussion) 33 butir: Skala empat poin
2007 Malawi PLWA (HASI-P) Chichewa 28 (interviews) Verbal abuse (8) (Tidak pernah, satau
Afrika Selatan Afrikaans 217 (pilot testing) Negative self-perception (5) atau dua kali, beberapa
Swaziland Setswana 1477 (validity) Healthcare neglect (7) kali, hapir sepanjang
Tanzania Isizulu Social isolation (5) waktu)
Seswati Fear of contagion (6)
Swahili Workplace stigma (2)

Universitas Indonesia
21

Tabel 2.5 (sambungan)

Bunn, Solomon, UK HIV Stigma Scale (versi Inggris 157 32 butir: Skala Likert empat poin
Miller & Forehand, adaptasi Berger’s HIV Stigma Enacted stigma (11)
2007 Scale) Disclosure concerns (8)
Negative self-image (7)
Concern with public attitude (6)
Wright, Naar-King, USA HIV Stigma Scale (versi Inggris 48 10 butir: Skala Likert lima poin
Lam, Templin & adaptasi Berger’s HIV Stigma Personalized stigma (3)
Frey, 2007 Scale) Disclosure (2)
Negative self-image (3)
Public attitudes (2)
Sayles et al., 2008 USA HIV Internalized Stigma Inggris 48 (focus group discussion) 28 butir: Skala lima poin (Tidak
Measure 10 (cognitive interview) Stereotypes (12) pernah, jarang, kadang-
202 (validity) Disclosure concerns (5) kadang, sering, hampir
Social relationships (6) sepanjang waktu)
Self acceptance (4)
Visser, Kershaw, Afrika Selatan HIV Internalized Stigma Scale Inggris 317 12 butir Dikotomi (Setuju, tidak
Makin & Forsyth, Sepedi, setuju)
2008 Setswana
Isizulu
Kalichman et al., USA Internalized AIDS-related Inggris 2397 (validity) 6 butir Dikotomi (Setuju, tidak
2009 Afrika Selatan Stigma Scale Xhosa. 181 (test-retest reliability) setuju)
Swaziland Afrikaans
Swati
Franke et al., 2010 Peru HIV Stigma Scale (versi Spanyol 130 21 butir: Skala Likert empat poin
adaptasi Berger’s HIV Stigma Enacted stigma (5)
Scale) Disclosure concerns (4)
Negative self-image (5)
Concern with public attitudes (3)
Jimenez et al., Puerto Rico HIV Felt-Stigma Spanish Scale Spanyol 40 (focus group discussion) 17 butir: Skala Likert empat poin
2010 (versi adaptasi Berger’s HIV 20 (grammar and editing Personalized stigma (5)
Stigma Scale) process) Disclosure concerns (4)
156 (factor analysis) Negative self-image (5)
106 (construct validity) Concern with public attitudes (3)
50 (test-retest analysis)

Sumber: Stevelink SAM, Wu IC, Voorend CGNV, van Brakel WH. The Psychometric Assessment of Internalized Stigma Instruments: A Systematic Review. 2012;2(2):100-18.

Universitas Indonesia
22

2.3 Berger HIV Stigma Scale

2.3.1 Sejarah Instrumen


Berger HIV Stigma Scale merupakan suatu instrumen untuk mengukur perceived
stigma pada ODHA. Berger HIV Stigma Scale dikembangkan oleh Barbara E.
Berger dan Carol Estwing Ferrans dari College of Nursing, University of Illinois
at Chicago dan Felissa R. Lashley dari School of Nursing, Southern Illinois
University Edwardsville. Instrumen ini pertama kali dipublikasikan tahun 2001.
Instrumen ini dikembangkan berdasarkan model konseptual perceived stigma
pada ODHA berdasarkan telaah dari literatur mengenai stigma dan aspek
psikososial infeksi HIV. Pengembangan instrumen ini juga melibatkan ahli dalam
bidang psikologi, sosiologi, dan keperawatan sebagai content reviewers.9,10

2.3.2 Karakteristik Instrumen


Berger HIV Stigma Scale merupakan instrumen berupa self-administered
questionnaire. Instrumen ini terdiri atas 40 butir menggunakan skala Likert empat
poin (sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju, dan sangat setuju).9,10 Berdasarkan
analisis faktor, terdapat empat faktor (subskala) dalam instrumen ini, yaitu:9,10
1. Personalized stigma (18 butir)
Butir-butir pada faktor ini menunjukkan konsekuensi yang dirasakan oleh
ODHA bahwa orang lain mengetahui dirinya terinfeksi HIV, seperti
kehilangan teman, merasa orang lain menghindari dirinya, dan penyesalan
karena telah memberitahu orang lain dirinya terinfeksi HIV. Faktor ini
dinamakan “personalized stigma” karena butir-butirnya berhubungan
dengan pengalaman personal responden tentang ketakutan ditolak karena
terinfeksi HIV.
2. Disclosure concerns (10 butir)
Butir-butir pada faktor ini berhubungan dengan pengendalian informasi,
menjaga agar status HIV dirinya tetap rahasia, atau kekhawatiran orang-
orang yang mengetahui status HIV dirinya akan mengatakannya ke orang
lain.

Universitas Indonesia
23

3. Negative self-image (13 butir)


Butir-butir pada faktor ini merujuk kepada perasaan bahwa dirinya tidak
bersih, tidak sebaik orang lain, atau perasaan bahwa dirinya seperti orang
yang buruk karena HIV. Butir-butir pada faktor ini juga meliputi perasaan
malu dan bersalah.
4. Concern with public attitudes about people with HIV (20 butir)
Butir-butir pada faktor ini merujuk kepada apa yang dipikirkan oleh
“orang kebanyakan” mengenai ODHA atau apa yang diharapkan oleh
“orang kebanyakan” ketika mengetahui dirinya terinfeksi HIV. Karena
banyak dari butir-butir pada faktor ini merujuk kepada sikap orang lain
mengenai ODHA, faktor ini dinamakan “concern with public attitudes
about people with HIV”.
Pada instrumen ini, ada butir-butir yang merupakan bagian dari beberapa faktor.
Sebagai contoh, butir ke 39 “People seem afraid of me once they learn I have
HIV” merupakan bagian dari faktor 1, 3, dan 4. 9
Penilaian instrumen ini dilakukan dengan mengonversi jawaban dengan
skor sebagai berikut:
 Sangat tidak setuju =1
 Tidak setuju =2
 Setuju =3
 Sangat setuju =4
Khusus untuk butir 8 dan 21, pemberian skor dilakukan secara terbalik (reverse-
scored). Skor total dilakukan dengan menjumlahkan skor pada semua butir. Selain
skor total, juga dilakukan perhitungan skor subskala. Skor total Berger HIV
Stigma Scale memiliki rentang dari 40 sampai 160. Subskala personalized stigma
memiliki rentang skor dari 18 sampai 72. Subskala disclosure concerns memiliki
rentang skor dari 10 sampai 40. Subskala negative self-image memiliki rentang
skor dari 13 sampai 52. Subskala public attitudes memiliki rentang skor dari 20
sampai 80.9

Universitas Indonesia
24

2.3.3 Validitas dan Reliabilitas Instrumen


Analisis psikometri instrumen Berger HIV Stigma Scale dilakukan pada 318
subjek dewasa yang terinfeksi HIV. Uji validitas konstruksi dilakukan dengan
metode analisis faktor. Berdasarkan analisis faktor, didapat empat faktor pada
instrumen ini yaitu: personalized stigma, disclosure concerns, negative self
image, dan concern with public attitudes about people with HIV. 9,10
Uji validitas konstruksi juga dilakukan dengan melihat hubungan antara
instrumen ini dengan ukuran konstruksi yang berkaitan yaitu self-esteem, depresi,
dukungan sosial, dan konflik sosial.9,10 Skor self-esteem dan skor dukungan sosial
memiliki korelasi negatif dengan skor stigma total dan semua skor subskala. Skor
self-esteem berkorelasi negatif paling kuat dengan skor subskala negative self-
image. Skor depresi dan skor konflik sosial memiliki korelasi positif dengan skor
stigma total dan semua skor subskala.9
Hasil uji reliabilitas menunjukkan instrumen ini konsisten dan stabil. Nilai
Cronbach’s Alpha adalah 0,96 untuk skor total stigma. Nilai Cronbach’s Alpha
untuk skor subskala berkisar antara 0,90 dan 0,93. Hasil tersebut menunjukkan
Berger HIV Stigma Scale memiliki internal consistency reliability yang baik.9
Uji reliabilitas test-retest instrumen ini dilakukan pada 139 subjek.
Interval waktu test-retest tersebut memiliki rentang antara 12 sampai 103 hari,
dengan median 21 hari. Intraclass correlation coefficient (ICC) adalah 0,92 untuk
skor total stigma. ICC untuk skor subskala berkisar antara 0,87 dan 0,90. Hasil
tersebut menunjukkan Berger HIV Stigma Scale memiliki test-retest reliability
yang baik.9

2.3.4 Adaptasi Instrumen


Berger HIV Stigma Scale telah diadaptasi ke dalam berbagai bahasa yaitu bahasa
Tamil, Porugis, Amharik, Malaysia, Thailand, Mandarin, dan Spanyol.
Dibandingkan instrumen sejenis, Berger HIV Stigma Scale relatif lebih banyak
diadaptasi ke dalam bahasa selain Inggris. 10
Uji validitas dan reliabilitas adaptasi instrumen ini dalam bahasa Tamil
menunjukkan bahwa instrumen tersebut valid dan reliable pada populasi ODHA
di India Selatan. Nilai Cronbach’s Alpha adalah 0,91 untuk skor total stigma dan

Universitas Indonesia
25

berkisar antara 0,62 dan 0,89 untuk skor subskala. Nilai ICC adalah 0,89 untuk
skor total stigma dan berkisar antara 0,62 dan 0,85 untuk skor subskala.42
Beberapa peneliti melakukan studi validasi untuk mengembangkan versi
singkat dari Berger HIV Stigma Scale, antara lain:
 Bunn, Solomon, Miller & Forehand (2007) di Inggris mengembangkan
versi singkat Berger HIV Stigma Scale berbahasa Inggris yang terdiri
atas 32 butir.43
 Wright, Naar-King, Lam, Templin & Frey (2007) di Amerika Serikat
mengembangkan versi singkat Berger HIV Stigma Scale berbahasa
Inggris yang terdiri atas 10 butir untuk populasi remaja dan dewasa
muda (youth). Tidak seperti versi aslinya yang menggunakan skala
Likert empat poin, versi ini menggunakan skala Likert lima poin.44
 Franke et al. (2010) di Peru mengembangkan versi singkat Berger HIV
Stigma Scale berbahasa Spanyol yang terdiri atas 21 butir.45
 Jimenez et al. (2010) di Puerto Rico mengembangkan versi singkat
Berger HIV Stigma Scale berbahasa Spanyol yang terdiri atas 17 butir.
Instrumen adaptasi ini dikenal sebagai HIV Felt-Stigma Scale
(HFSS).46
 Rongkavilit et al. (2010) di Thailand mengembangkan versi singkat
Berger HIV Stigma Scale berbahasa Thailand yang terdiri atas 12 butir
untuk populasi remaja dan dewasa muda (youth) di Thailand.47
 Jeyaseelan et al. (2013) di India mengembangkan versi singkat Berger
HIV Stigma Scale berbahasa Tamil yang terdiri atas 25 butir.42
Versi singkat tersebut dirancang untuk mempermudah pasien/responden untuk
mengisi kuesioner karena jumlah butir yang terlalu banyak pada versi aslinya.
Semua versi singkat dari instrumen HIV Berger Stigma Scale tetap
mempertahankan adanya empat faktor yang sama seperti versi aslinya dan
memiliki sifat psikometri yang tidak jauh berbeda dibandingkan versi aslinya.31

2.3.5 Aplikasi Instrumen


Berger HIV Stigma Scale diaplikasikan dengan luas pada penelitian-penelitian
mengenai stigma pada ODHA. Beberapa penelitian mengenai kualitas hidup dan

Universitas Indonesia
26

stigma pada ODHA yang dilakukan di China, Thailand, Amerika Serikat, Puerto
Rico, dan beberapa negara di Afrika mengunakan instrumen ini untuk mengukur
perceived stigma.8,45,36 Penelitian lain yang dilakukan di Thailand, India, dan
China mengenai kaitan antara stigma pada ODHA dengan masalah kesehatan
mental dan depresi, juga menggunakan instrumen tersebut. 5,39,47
Suatu penelitian di Amerika Serikat menggunakan Berger HIV Stigma
Scale untuk mengukur perceived stigma dalam kaitannya dengan intensitas gejala
HIV yang dirasakan ODHA.6 Instrumen ini juga dipakai dalam penelitian
mengenai perbedaan gender dan etnis pada stigma yang dialami oleh ODHA di
Kanada.48,49

2.4 Validitas dan Reliabilitas


Untuk dapat digunakan dalam penelitian atau setting kinis, instrumen atau alat
ukur yang digunakan harus memiliki validitas dan reliabilitas yang baik.50,51,52,53,54

2.4.1 Validitas
Validitas suatu instrumen atau alat ukur menggambarkan sejauh mana instrumen
tersebut mengukur hal-hal yang dimaksudkan untuk diukur (“validity of test is the
extent to which the test measures what it is purposed to measure”). Validitas
instrumen dibedakan menjadi beberapa macam yaitu validitas isi, validitas
konstruksi, dan validasi berdasarkan kriteria.50-54

2.4.1.1 Validitas Isi


Validitas isi menggambarkan sejauh mana butir-butir pada instrumen memang
mengukur hal-hal yang dimaksudkan untuk diukur. Validitas isi ditentukan
dengan menilai seberapa representatif butir-butir suatu instrumen terhadap hal-hal
yang dimaksudkan untuk diukur. Validitas isi ditentukan melalui penilaian oleh
pakar (expert). Pada proses tersebut, akan dilakukan telaah terhadap butir-butir
instrumen (item review).50-54
Secara kuantitatif, validitas isi dapat ditentukan melalui penilaian oleh dua
orang pakar. Kedua pakar menilai kesesuaian setiap butir instrumen dengan
konsep atau hal-hal yang hendak diukur oleh instrumen tersebut. Setiap butir

Universitas Indonesia
27

instrumen dinilai secara kuantitatif oleh kedua pakar dengan menggunakan skala
empat poin: 1 (tidak relevan), 2 (agak relevan), 3 (cukup relevan), dan 4 (sangat
relevan).52
Penilaian koefisien validitas isi dilakukan menggunakan tabel 2 x 2
sebagai berikut:52
PAKAR 1

Relevansi lemah Relevansi kuat


(poin 1 atau 2) (poin 3 atau 4)
Relevansi lemah
(poin 1 atau 2) A B
PAKAR 2
Relevansi kuat
(poin 3 atau 4) C D

Gambar 2.4 Model Kesepakatan Validitas Isi Instrumen


Sumber: Gregory RJ. Psychological testing: History, principles, and applications. 5th ed. New
York: Pearson; 2007.

Masing-masing sel pada tabel 2x2 berisi jumlah butir pertanyaan yang
mencerminkan kesesuaian antara kedua pakar. Koefisien validitas isi dihitung
melalui rumus:52
Koefisien validitas isi = D / (A+B+C+D)

2.4.1.2 Validitas Konstruksi


Validitas konstruksi menggambarkan sejauh mana hasil pengukuran dari suatu
instrumen mencerminkan konstruksi teoretis yang melandasi penyusunan
instrumen tersebut. Validasi konstruksi ditentukan melalui beberapa metode.
Metode yang sering digunakan untuk menilai validitas konstruksi adalah dengan
analisis faktor. Metode lain yaitu dengan cara konvergen dan diskriminan yaitu
melihat korelasi antara instrumen tersebut dengan alat ukur lain yang memiliki
konstruksi yang berkaitan. Dasar dari metode tersebut adalah, suatu instrumen
harus memiliki korelasi tinggi dengan variabel yang secara teori memang
berkorelasi tinggi dan harus tidak berkorelasi dengan variabel lain yang secara
teori memang tidak berkorelasi.50-54

Universitas Indonesia
28

2.4.1.3 Validitas Berdasarkan Kriteria


Validitas berdasarkan kriteria menggambarkan sejauh mana kesesuaian hasil
pengukuran dari suatu instrumen dengan alat ukur lain yang dijadikan kriteria.
Alat ukur lain yang dijadikan kriteria adalah alat ukuryang memang sudah teruji
atau alat ukur yang dianggap sebagai baku emas (gold standard).50-54

2.4.2 Reliabilitas
Reliabilitas suatu instrumen atau alat ukur menggambarkan sejauh mana hasil
pengukuran instrumen tersebut konsisten atau dapat dipercaya. Ada beberapa
jenis reliabilitas yaitu reliabilitas konsistensi interal, reliabilitas test-retest, dan
reliabilitas inter-rater.50-54

2.4.2.1 Reliabilitas Konsistensi Internal


Reliabilitas konsistensi internal menggambarkan sejauh mana butir-butir pada
skala atau subskala instrumen tersebut memiliki korelasi satu sama lain
(intercorrelated). Terdapat beberapa metode statistik yang digunakan untuk
menilai reliabilitas konsistensi internal yaitu teknik belah dua (split half method),
teknik KR-20, teknik KR-21, dan koefisien Cronbach’s Alpha.50-54

2.4.2.2 Reliabilitas Test-Retest


Reliabilitas test-retest menggambarkan kestabilan pengukuran skala instrumen
dari waktu ke waktu. Metode statistik yang digunakan untuk menilai reliabilitas
test-retest adalah dengan menghitung nilai intraclass correlation coefficient (ICC)
menggunakan korelasi Pearson atau Spearman.50-54

2.4.2.3 Reliabilitas Inter-rater


Reliabilitas inter-rater menggambarkan derajat kesepakatan (agreement) atau
konkordansi (concordance) diantara penilai yang berbeda dalam melakukan
pengukuran menggunakan suatu instrumen. Reliabilitas inter-rater ditentukan
secara statistik dengan menghitung koefisien kappa.50-54

Universitas Indonesia
29

2.5 Kerangka Teori

ODHA yang mengalami stigma

Proses (public stigma


sebagai akibat Mengalami reaksi Persepsi reaksi Antisipasi reaksi
terinfeksi HIV/AIDS) sosial negatif sosial negatif sosial negatif

Konsekuensi
Internalized/perceived stigma

Manifestasi Perasaan negatif Transformasi Perilaku


mengenai diri sendiri identitas Maladaptif

Perasaan bersalah, malu, eksklusi, isolasi, menjadi lebih


berrahasia, menarik diri, menyembunyikan diri, merasa
berbeda dari orang lain

2.6 Kerangka Konsep

Public stigma ODHA Perceived stigma

Dinilai dengan
instrumen Berger Uji Validitas
HIV Stigma Scale dan Reliabilitas

Universitas Indonesia
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Penelitian ini merupakan suatu uji validitas dan reliabilitas terhadap instrumen
Berger HIV Stigma Scale yang dilakukan dalam empat tahap:
1. Penerjemahan
Tahap ini merupakan fase persiapan penelitian. Pada tahap ini,
instrumen Berger HIV Stigma Scale diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia. Hasil terjemahan instrumen tersebut kemudian
diterjemahkan kembali ke dalam bahasa Inggris.

2. Uji validitas
Validitas instrumen yang diuji pada penelitian ini adalah:
a. Validitas isi, dilakukan melalui penilaian oleh pakar
(expert).50-54
b. Validitas konstruksi, dilakukan dengan metode analisis
faktor.50-54

3. Uji reliabilitas
Reliabilitas instrumen yang diuji pada penelitian ini adalah
reliabilitas konsistensi internal (internal consistency reliability) yang
dilakukan dengan mengukur koefisien reliabilitas alpha. 50-54

4. Penyusunan versi singkat instrumen Berger HIV Stigma Scale


menggunakan analisis Cronbach’s Alpha dan analisis faktor.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan di Unit Pelayanan Terpadu HIV RSCM dan Klinik
Yayasan Pelita Ilmu, Bukit Duri pada Desember 2013.
Unit Pelayanan Terpadu HIV RSCM merupakan poliklinik rawat jalan
untuk pengobatan pasien HIV. Pasien yang datang berobat ke sana adalah
pasien dengan infeksi HIV dari stadium 1 sampai stadium 4. Unit Pelayanan

30
Universitas Indonesia
31

Terpadu HIV memberikan pelayanan kesehatan yang terpadu berupa


konseling, penanganan oleh dokter multidisiplin, dan pemberian ARV.
Klinik Yayasan Pelita Ilmu adalah klinik swasta yang berada di bawah
naungan Yayasan Pelita Ilmu. Klinik ini memberikan pelayanan kesehatan
pada ODHA mulai dari konseling sampai pemberian ARV. Pasien yang
datang berobat ke sana adalah pasien dengan infeksi HIV dari stadium 1
sampai stadium 3. Pasien stadium 4 biasanya dirujuk ke rumah sakit dengan
fasilitas yang lebih lengkap.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi target pada penelitian ini adalah semua ODHA . Populasi terjangkau
pada penelitian ini adalah ODHA dewasa yang berobat ke poliklinik rawat
jalan UPT HIV Terpadu RSCM dan Klinik Yayasan Pelita Ilmu, Bukit Duri.
Sampel uji validitas dan reliabilitas konsistensi internal pada penelitian ini
diambil melalui metode non probability sampling berupa consecutive
sampling. Metode sampling ini digunakan karena HIV/AIDS merupakan
penyakit kronis yang tidak dipengaruhi musim sehingga diharapkan sampel
yang diambil mewakili kondisi populasi ODHA yang berobat ke poliklinik.55

3.4 Besar Sampel


Besar sampel pada penelitian ini adalah:
 Uji validitas konstruksi dengan metode analisis faktor
Menurut Comrey dan Lee, untuk analisis faktor, jumlah sampel
sebanyak 100 dipertimbangkan sebagai jumlah yang tidak
memadai (poor), 200 dipertimbangkan sebagai jumlah yang
cukup (fair), 300 dipertimbangkan sebagai jumlah yang baik
(good), dan 500 dipertimbangkan sebagai jumlah yang sangat baik
(very good).52,56 Analisis faktor yang dilakukan pada penelitian ini
diharapkan memiliki kualitas yang baik. Oleh karena itu, jumlah
sampel minimal untuk uji validitas konstruksi menggunakan
metode analisis faktor pada penelitian ini adalah sebanyak 300.

Universitas Indonesia
32

 Uji reliabilitas konsistensi internal


Menurut Javali, pada perhitungan koefisien konsistensi internal
untuk skala yang terdiri dari tiga, empat, atau lima poin, jumlah
sampel yang dibutuhkan minimal sebanyak 50.57

Uji reliabilitas internal dan uji validitas konstruksi dengan metode analisis
faktor dilakukan dalam waktu yang bersamaan. Oleh karena itu, untuk uji-uji
tersebut, digunakan jumlah sampel terbesar yaitu 300.

3.5 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Kriteria Inklusi:
 ODHA
 Usia ≥ 18 tahun
 Memahami bahasa Indonesia
 Pendidikan minimal tamat Sekolah Dasar (SD)
 Bersedia menjadi responden
Kriteria Eksklusi:
 Pasien dengan penyakit medis yang menghalangi pasien untuk
memahami dan/atau mengisi kuesioner.
 Pasien dengan gangguan fungsi kognitif yang menghalangi pasien
untuk memahami dan/atau mengisi kuesioner.
 Pasien dengan gangguan penilaian realita yang menghalangi pasien
untuk memahami dan/atau mengisi kuesioner.

3.6 Izin Pelaksanaan Penelitian


 Izin dari Departemen Psikiatri FKUI-RSCM
 Izin dari Komisi Etik RSCM
 Izin dari Direktur RSCM
 Izin dari Kepala UPT HIV RSCM
 Izin dari Ketua Yayasan Pelita Ilmu
 Informed consent dari responden.

Universitas Indonesia
33

3.7 Cara Kerja

A. Fase Persiapan Penelitian


 Langkah pertama adalah mengirim email kepada Barbara E. Berger dan
Carol Estwing Ferrans dari College of Nursing, University of Illinois at
Chicago, selaku pembuat Berger HIV Stigma Scale. Email ini merupakan
permohonan untuk melakukan adaptasi Berger HIV Stigma Scale ke dalam
bahasa Indonesia serta melakukan uji kesahihan dan kehandalan.
 Setelah mendapatkan izin, instrumen Berger HIV Stigma Scale
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh dua penerjemah yang
belum pernah mengetahui instrumen ini sebelumnya. Kedua hasil
terjemahan tersebut kemudian didiskusikan oleh peneliti dengan bantuan
pakar dalam bidang HIV dan Kesehatan Jiwa untuk menghasilkan satu
versi terjemahan instrumen dalam bahasa Indonesia yang merupakan
kombinasi terbaik dari dua hasil terjemahan tersebut dengan
mempertimbangkan aspek budaya dan kondisi sosial pada populasi ODHA
di Indonesia.
 Setelah dihasilkan satu versi terjemahan dalam bahasa Indonesia,
instrumen tersebut diterjemahkan kembali ke dalam bahasa aslinya
(bahasa Inggris) oleh dua penerjemah lain yang belum pernah mengetahui
instrumen ini sebelumnya. Hasil terjemahan kembali (back-translate)
tersebut kemudian dibandingkan dengan versi asli instrumen untuk
melihat apakah terdapat perbedaan bermakna pada butir-butir instrumen.

B. Fase Pelaksanaan Penelitian


 Melakukan uji coba instrumen Berger HIV Stigma Scale yang sudah
diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia pada 30 subjek penelitian (ODHA).
Pada subjek ditanyakan apakah ada kesulitan dalam memahami instruksi
ataupun butir-butir instrumen. Hasil uji coba ini akan didiskusikan dengan
pakar HIV dan Kesehatan Jiwa untuk penyempurnaan versi adaptasi

Universitas Indonesia
34

bahasa Indonesia instrumen tersebut. Pada tahap ini juga dilakukan uji
validasi isi secara judgmental oleh pakar.
 Selanjutnya dilakukan perkenalan awal dengan pasien ODHA di poliklinik
rawat jalan UPT HIV Terpadu RSCM dan klinik Yayasan Pelita Ilmu
yang memenuhi kritera inklusi serta menjelaskan maksud dan tujuan dari
penelitian.
 Pasien yang bersedia menjadi subjek penelitian akan diminta mengisi
formulir informed consent penelitian.
 Sebanyak 300 subjek penelitian akan melakukan pengisian data dasar dan
instrumen Berger HIV Stigma Scale. Ke-300 subjek tersebut berbeda
dengan 30 subjek saat uji coba instrumen. Waktu pengisian data dasar dan
instrumen adalah sekitar dua puluh sampai empat puluh menit.
 Pengumpulan dan pengolahan data.
 Penyusunan versi singkat instrumen Berger HIV Stigma Scale.

Universitas Indonesia
35

3.8 Kerangka Kerja

Berger HIV Stigma Scale


bahasa Inggris
Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia,
kemudian didiskusikan dengan pakar HIV dan
Kesehatan Jiwa. Instrumen versi bahasa Indonesia
Berger HIV Stigma Scale diterjemahkan kembali ke dalam bahasa Inggris
versi bahasa Indonesia untuk melihat apakah ada perbedaan makna dari isi
instrumen.

Uji coba Berger HIV Stigma Scale


versi bahasa Indonesia pada 30 subjek
Diskusi dengan pakar HIV dan Kesehatan Jiwa
untuk penyempurnaan instrumen. Dilakukan uji
validitas isi.
Berger HIV Stigma Scale versi bahasa
Indonesia (yang disempurnakan)

Sebanyak 300 subjek penelitian


mengisi instrumen Berger HIV Stigma
Scale versi Bahasa Indonesia

Analisis data untuk menentukan


validitas konstruksi dan reliabilitas
konsistensi internal

Penyusunan versi singkat Berger HIV


Stigma Scale

3.9 Manajemen dan Analisis Data


Data yang dikumpulkan akan ditabulasi serta dilakukan pengolahan secara
statistik. Uji validitas konstruksi dilakukan dengan metode analisis faktor.
Uji reliabilitas konsistensi internal dilakukan dengan menghitung koefisien

Universitas Indonesia
36

reliabilitas Cronbach’s Alpha. Analisis statistik pada penelitian ini


menggunakan perangkat lunak SPSS (Statistical Package for the Social
Sciences) versi 11.5.

3.10 Instrumen
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah Berger HIV Stigma
Scale yang terdiri atas 40 butir menggunakan skala Likert empat poin.
Instrumen ini berupa self-administered questionnaire.9

3.11 Identifikasi Variabel


Variabel yang diteliti adalah:
 Skor masing-masing butir pertanyaan pada Berger HIV Stigma Scale
 Skor total HIV Stigma Scale
 Skor subskala personalized stigma
 Skor subskala disclosure concerns
 Skor subskala negative self image
 Skor subskala concern with public attitudes about people with HIV

3.12 Definisi Operasional


 Stigma merupakan suatu fenomena saat seorang individu dengan
atribut tertentu yang sangat didiskreditkan oleh masyarakatnya
ditolak/dikucilkan sebagai akibat dari atribut tersebut. Stigma
merupakan suatu proses dimana reaksi dari orang lain
mempengaruhi secara negatif identitas normal seseorang.
 Stigma terkait HIV adalah keyakinan, perasaan, dan sikap negatif
serta proses devaluasi terhadap ODHA dan/atau orang yang
berhubungan dengan HIV.
 Perceived stigma adalah persepsi individu bahwa dirinya mengalami
stigma dari masyarakat karena merupakan bagian dari kelompok
yang distigma sehingga menimbulkan reaksi negatif dari individu
tersebut terhadap diri mereka sendiri

Universitas Indonesia
37

 Berger HIV Stigma Scale merupakan instrumen yang digunakan


untuk mengukur perceived stigma pada ODHA.
 Pendidikan minimal tamat Sekolah Dasar merupakan kriteria inklusi
yang dipilih berdasarkan asumsi bahwa seseorang yang telah tamat
Sekolah Dasar mampu berpikir secara abstrak sesuai dengan fase
perkembangan kognitif menurut Piaget yaitu fase formal operations
sehingga diharapkan mampu memahami konsep abstrak pada
instrumen.
 Penyakit medis yang menghalangi pasien untuk memahami dan/atau
mengisi kuesioner dinilai secara klinis melalui wawancara dan
pemeriksaan fisik. Beberapa contoh penyakit medis yang termasuk
kategori ini adalah kebutaan pada kedua mata dan kelumpuhan pada
anggota gerak yang membuat pasien tidak mampu mengisi
kuesioner.
 Gangguan fungsi kognitif yang menghalangi pasien untuk
memahami dan/atau mengisi kuesioner dinilai secara klinis melalui
wawancara dan pemeriksaan status mental. Beberapa contoh
gangguan fungsi kognitif yang termasuk kategori ini adalah
demensia dan afasia.
 Gangguan penilaian realita yang menghalangi pasien untuk
memahami dan/atau mengisi kuesioner dinilai secara klinis melalui
wawancara dan pemeriksaan status mental. Beberapa contoh
gangguan penilaian realita yang termasuk kategori ini adalah
skizofrenia dan gangguan psikotik organik yang sedang dalam
kondisi agitasi akut.

3.13 Kaji Etik


Subjek penelitian diberi penjelasan melalui formulir informed consent. Jika
setuju, maka subjek penelitian akan menandatangani lembar persetujuan
subjek penelitian. Subjek penelitian memiliki hak untuk menolak ikut serta
dalam penelitian setelah diberi penjelasan.

Universitas Indonesia
38

3.14 Organisasi Peneliti


Peneliti : dr. Azhari Cahyadi Nurdin
Pembimbing I (Penelitian) : dr. Sylvia D. Elvira, SpKJ(K)
Pembimbing II (Akademik) : dr. A.A.A.A. Kusumawardhani, SpKJ(K)

3.15 Jadwal Penelitian

Kegiatan September – Desember 2013, Desember 2013, Desember 2013,


November 2013 minggu pertama minggu ketiga minggu keempat
dan kedua
Persiapan
penelitian
Pengumpulan data
Pengolahan data

Presentasi dan
publikasi hasil

Universitas Indonesia
BAB 4
HASIL PENELITIAN

4.1 Proses Penerjemahan dan Uji Coba Instrumen

4.1.1 Proses Penerjemahan Instrumen ke dalam Bahasa Indonesia


Instrumen Berger HIV Stigma Scale diterjemahkan oleh dua orang penerjemah
bilingual. Kedua penerjemah tersebut tidak berdiskusi satu sama lain dalam
proses penerjemahan. Proses penerjemahan ini menghasilkan dua versi
terjemahan bahasa Indonesia (Lampiran 6 dan 7). Hasil terjemahan tersebut
didiskusikan untuk memperoleh hasil terjemahan terpilih. Diskusi ini dihadiri oleh
lima orang yaitu peneliti, dua penerjemah, dan dua orang pakar bilingual. Dalam
proses diskusi, kedua versi terjemahan instrumen dibandingkan dengan instrumen
aslinya (bahasa Inggris) kalimat demi kalimat. Dalam proses diskusi, pakar
memilih terjemahan yang terbaik dari dua versi terjemahan atau gabungan dari
kedua versi terjemahan tersebut. Ketika pakar merasa bahwa kedua versi
terjemahan tersebut belum tepat, pakar akan meminta kedua penerjemah untuk
merevisi terjemahan mereka dengan alternatif kata atau kalimat yang lain. Setelah
itu, kata atau kalimat hasil revisi didiskusikan ulang sampai akhirnya tercapai kata
sepakat oleh kedua pakar. Baik proses penerjemahan maupun diskusi dilakukan
dengan tidak memberi interpretasi budaya pada hasil terjemahan. Pada akhir
proses ini, diperoleh satu terjemahan instrumen terpilih (terjemahan versi 1.0,
Lampiran 8).

4.1.2 Proses Penerjemahan Balik (Back Translation) Instrumen ke dalam


Bahasa Inggris
Hasil terjemahan instrumen ke dalam Bahasa Indonesia yang terpilih kemudian
ditejemahkan balik ke dalam Bahasa Inggris oleh dua orang penerjemah bilingual
lain yang tidak pernah melihat instrumen asli Berger HIV Stigma Scale
sebelumnya. Kedua penerjemah tersebut tidak berdiskusi satu sama lain ketika
melakukan penerjemahan. Proses penerjemahan tersebut menghasilkan dua versi
terjemahan balik (Lampiran 9 dan 10). Kedua versi terjemahan balik tersebut
kemudian didiskusikan untuk menghasilkan terjemahan balik terpilih. Diskusi

39
Universitas Indonesia
40

tersebut dihadiri oleh peneliti, dua pakar, dan kedua penerjemah. Proses diskusi
berlangsung dua kali di hari yang terpisah. Pada proses diskusi hari pertama, salah
seorang penerjemah berhalangan hadir dan kehadirannya diwakili oleh
penerjemah lain (penerjemah ketiga) setelah mendiskusikan hasil terjemahannya
dengan penerjemah lain tersebut.
Dalam proses diskusi, kedua versi terjemahan balik (back translation)
dibandingkan dengan hasil terjemahan bahasa Indonesia yang terpilih.
Sebagaimana proses diskusi sebelumnya, pakar memilih terjemahan yang terbaik
dari dua versi terjemahan balik atau gabungan dari kedua versi terjemahan balik
tersebut. Pakar akan meminta kedua penerjemah untuk merevisi terjemahan
mereka apabila merasa kedua versi terjemahan balik tersebut belum tepat. Hasil
revisi tersebut kemudian didiskusikan kembali. Proses diskusi ini menghasilkan
satu terjemahan balik (back translation) terpilih (Lampiran 11).
Setelah dihasilkan terjemahan balik terpilih, kemudian dilakukan diskusi
untuk membandingkan hasil terjemahan balik tersebut dengan instrumen aslinya.
Diskusi ini dilakukan oleh peneliti bersama kedua pakar. Proses diskusi berjalan
dengan melihat apakah hasil terjemahan balik terpilih memiliki makna yang sama
dengan instrumen aslinya. Pada diskusi ini, ditemukan ada empat butir pertanyaan
yang berbeda maknanya yaitu butir nomor 7, 13, 18, dan 31. Butir nomor 7 dinilai
terjemahannya sudah tepat, namun terjemahan baliknya belum tepat. Peneliti
meminta kedua penerjemah pertama untuk merevisi terjemahan Bahasa Indonesia
untuk butir pertanyaan nomor 13, 18, dan 31. Hasil terjemahan revisi tersebut
didiskusikan kembali bersama kedua pakar untuk menghasilkan terjemahan revisi
terpilih (Lampiran 12).
Selanjutnya, peneliti meminta kedua penerjemah balik untuk melakukan
penerjemahan balik (back translation) terhadap hasil terjemahan revisi terpilih
(butir pertanyaan nomor 13, 18, dan 31) serta butir pertanyaan nomor 7. Hasil
terjemahan balik tersebut didiskusikan kembali dengan dua pakar untuk
menghasilkan terjemahan balik terpilih (Lampiran 12). Hasil terjemahan balik
terpilih untuk butir pertanyaan nomor 7, 13, 18, dan 31 kemudian dibandingkan
dengan instrumen aslinya. Pada proses diskusi, disepakati bahwa hasil terjemahan
balik terpilih memiliki makna yang sama dengan instrumen aslinya. Proses

Universitas Indonesia
41

diskusi tersebut akhirnya menghasilkan terjemahan instrumen ke dalam Bahasa


Indonesia versi revisi terpilih (terjemahan versi 1.1, Lampiran 13).

4.1.3 Proses Uji Coba Instrumen


Uji coba instrumen dilakukan di Unit Pelayanan Terpadu HIV RSCM dan Klinik
Yayasan Pelita Ilmu. Jumlah subjek pada proses uji coba instrumen ini adalah tiga
puluh orang. Uji coba instrumen berfungsi untuk menilai apakah terdapat
kesulitan bagi subjek untuk memahami instruksi dan butir-butir pertanyaan
instrumen.
Dari hasil uji coba instrumen terebut didapatkan adanya masukan dari
subjek yaitu:
 Butir nomor 11 “Lebih mudah menghindari pertemanan baru, daripada
memberitahu seseorang bahwa saya mengidap HIV” kurang dapat
dipahami karena anak kalimat pertama seolah-olah tidak berkaitan dengan
anak kalimat kedua. Butir nomor 11 tersebut kemudian direvisi menjadi
“Lebih mudah menghindari pertemanan baru dengan seseorang daripada
dibebani kekhawatiran harus memberitahunya bahwa saya mengidap
HIV”.
 Instruksi pada bagian kedua instrumen “Kebanyakan dari butir pertanyaan
berikut dibuat berdasarkan asumsi bahwa Anda telah menceritakan kepada
orang lain bahwa Anda mengidap HIV...”. Beberapa subjek kurang
memahami arti kata asumsi. Setelah dijelaskan mengenai makna instruksi
tersebut, subjek mengusulkan agar kata asumsi diberi penjelasan tambahan
yaitu dengan kata anggapan. Instruksi tersebut kemudian direvisi menjadi
“Kebanyakan dari butir pertanyaan berikut dibuat berdasarkan asumsi
(anggapan) seolah-olah Anda telah menceritakan kepada orang lain bahwa
Anda mengidap HIV...”.
Berdasarkan hasil diskusi dengan pakar, revisi tersebut tidak menyebabkan
perubahan makna setelah dibandingkan dengan instrumen aslinya. Setelah
dilakukan revisi, dihasilkan terjemahan instrumen ke dalam Bahasa Indonesia
versi revisi kedua terpilih (terjemahan versi 1.2, Lampiran 14). Terjemahan ini

Universitas Indonesia
42

merupakan instrumen yang kemudian digunakan pada uji validitas dan reliabilitas
pada 300 subjek.

4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji reliabilitas dan validitas instrumen Berger HIV Stigma Scale terjemahan
Bahasa Indonesia terpilih (versi 1.2) dilakukan dengan meminta 300 subjek
penelitian untuk mengisi instrumen tersebut. Subjek merupakan pasien rawat jalan
di UPT HIV Terpadu RSCM. Ke-300 subjek tersebut berbeda dengan 30 subjek
saat uji coba instrumen. Rata-rata subjek membutuhkan waktu 20-40 menit untuk
mengisi instrumen.

4.2.1 Karakteristik Demografi Subjek Penelitian


Subjek penelitian berjumlah 300 orang dengan median usia 34 tahun. Usia subjek
termuda adalah 18 tahun dan yang paling tua adalah 60 tahun. Mayoritas subjek
berjenis kelamin laki-laki. Subjek lebih banyak berasal dari Jakarta Timur dan
luar Jakarta. Dari segi pendidikan, mayoritas subjek adalah tamatan pendidikan
menengah. Mayoritas subjek memiliki pekerjaan. Dilihat dari status pernikahan,
lima puluh persen subjek menikah. Sebagian besar subjek telah mendapat
pengobatan ARV. Hubungan seksual dan penggunaan narkoba suntik merupakan
dua faktor risiko penularan HIV tertinggi pada subjek penelitian ini. Mayoritas
subjek telah didiagnosis HIV dalam waktu satu sampai lima tahun terakhir.

Universitas Indonesia
43

Tabel 4.1 Karakteristik Demografi Subjek Penelitian


Karakteristik Median Min-Max
(tahun) (tahun)
Umur 34 18 – 60

Karakteristik Jumlah Persentase


Jenis kelamin Laki-laki 216 72,0
Perempuan 84 28,0

Alamat Jakarta Timur 83 27,7


Jakarta Pusat 52 17,3
Jakarta Selatan 51 17,0
Jakarta Barat 27 9,0
Jakarta Utara 14 4,7
Luar Jakarta 73 24,3

Pendidikan terakhir Dasar 8 2,7


Menengah 198 66,0
Tinggi 94 31,3

Pekerjaan Bekerja 205 68,3


Tidak bekerja 93 31,0
Tidak menjawab 2 0,7

Status pernikahan Belum menikah 94 31,3


Menikah 150 50,0
Cerai hidup 26 8,7
Cerai meninggal 26 8,7
Tidak menjawab 4 1,3

Status pengobatan ARV Dalam pengobatan ARV 263 87,7


Belum ARV 32 10,7
Tidak menjawab 5 1,7

Perkiraan risiko penularan Hubungan seksual 138 46,0


Pengguna narkoba suntik 112 37,3
Transfusi darah 6 2,0
Lain-lain 26 8,7
Beberapa faktor risiko* 15 5,0
Tidak menjawab 3 1,0

Kapan terdiagnosis HIV < 1 tahun 73 24,3


1 – 5 tahun 127 42,3
> 5 tahun 83 27,7
Tidak menjawab 17 5,7
n = 300
*Beberapa faktor risiko = responden menjawab lebih dari satu jawaban dari kategori
hubungan seksual, pengguna narkoba suntik, transfusi darah, dan lain-lain.

Universitas Indonesia
44

4.2.2 Uji Reliabilitas Konsistensi Internal


Reliabilitas konsistensi internal ditentukan dengan mengitung nilai Cronbach’s
Alpha. Cronbach’s Alpha dihitung untuk ke-40 butir instrumen (skor total) dan
untuk masing-masing subskala.

Tabel 4.2 Koefisien Reliabilitas Cronbach’s Alpha untuk


Berger HIV Stigma Scale Versi Bahasa Indonesia

Jumlah butir Cronbach’s Alpha


pertanyaan
Skala Stigma HIV (skor total) 40 0,94
Subskala
Personalized stigma 18 0,92
Disclosure 10 0,81
Negative self-image 13 0,85
Public attitudes 20 0,92

4.2.3 Uji Validitas Isi


Validitas isi ditentukan melalui penilaian oleh 2 orang pakar yaitu pakar dalam
bidang Psikiatri HIV dan pakar dalam bidang Consultation-Liaison Psychiatry
(CLP). Masing-masing pakar melakukan penilaian untuk setiap butir pertanyaan
kuesioner berdasarkan kecocokannya dengan konsep perceived stigma pada
ODHA.52
Penilaian dilakukan oleh kedua pakar secara kuantitatif untuk setiap butir
pertanyaan dengan menggunakan skala empat poin: 1 (tidak relevan), 2 (agak
relevan), 3 (cukup relevan), dan 4 (sangat relevan). 52 Lembar penilaian terlampir
pada Lampiran 15. Hasil penilaian kedua pakar terlampir pada Lampiran 16.
Setelah dilakukan penilaian oleh kedua pakar, dibuat tabel 2x2 yang
menggambarkan penilaian kesepakatan validitas isi instrumen oleh kedua pakar
tersebut.

Universitas Indonesia
45

PAKAR 1
Relevansi lemah Relevansi kuat
(poin 1 atau 2) (poin 3 atau 4)
Relevansi lemah
(poin 1 atau 2) 1 0
PAKAR 2
Relevansi kuat
(poin 3 atau 4) 0 39

Gambar 4.1 Penilaian Kesepakatan Validitas Isi Instrumen Berger HIV


Stigma Scale Versi Bahasa Indonesia

Berdasarkan tabel 2x2 tersebut, koefisien validitas isi untuk Berger HIV Stigma
Scale versi Bahasa Indonesia = 39/(1+0+0+39) = 0,98

4.2.4 Uji Validitas Konstruksi dengan Metode Analisis Faktor


Analisis faktor dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyusun
instrumen Berger HIV Stigma Scale versi Bahasa Indonesia. Sebelum melakukan
analisis faktor, pertama-tama dilakukan analisis pendahuluan untuk melihat
apakah syarat-syarat analisis faktor terpenuhi. Dari matriks korelasi didapatkan
korelasi di antara item (inter-item correlation) berkisar antara 0,07 sampai 0,72.
Hasil collinearity statistics menunjukkan bahwa nilai VIF (variance inflation
factor) berkisar antara 1,34 dan 3,46. Kedua hal tersebut mengindikasikan bahwa
tidak ada korelasi yang sangat kuat antara item sehingga menunjukkan tidak
adanya multicollinearity. Tes Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling
Adequacy memberikan nilai 0,92 yang menunjukkan bahwa sampel adekuat untuk
analisis faktor. Bartlett’s Test of Sphericity memberikan nilai significant < 0,01
yang menunjukkan bahwa matriks korelasi bukan berupa matriks identitas. Hal-
hal di atas menunjukkan bahwa syarat untuk melakukan analisis faktor terpenuhi.
Analisis faktor dilakukan menggunakan metode Principal Component
Analysis dengan mengekstraksi empat faktor. Principal Component Analysis
digunakan dalam rangka menentukan jumlah minimal faktor yang akan berperan
untuk varians yang maksimal pada data. Metode ini juga digunakan untuk
mereduksi data. Pada penelitian ini, ekstraksi dibatasi pada empat faktor
berdasarkan hasil dari penelitian awal dari Berger dkk. yang menemukan bahwa

Universitas Indonesia
46

terdapat empat faktor yang membentuk instrumen tersebut. Pada analisis faktor
ini juga dilakukan rotasi faktor menggunakan metode direct oblimin dengan delta
= 0. Rotasi direct oblimin merupakan rotasi oblique yang dipilih berdasarkan
asumsi bahwa terdapat korelasi di antara faktor-faktor yang diekstraksi. Nilai
delta = 0 dipilih karena memberikan solusi yang paling oblique pada rotasi faktor.
Pada analisis faktor, ditemukan bahwa kumulatif varians yang dapat dijelaskan
pada solusi empat faktor adalah sebesar 49,12%. Ditemukan pula bahwa keempat
faktor tersebut memiliki Eigen value > 1,5. Factor loading untuk setiap item
ditunjukkan pada matriks struktur pada Tabel 4.3. Pada penelitian ini,digunakan
cut point 0,5 untuk factor loading sebagaimana yang dilakukan oleh penyusun
instrumen ini.

Scree Plot
14

12

10

0
1 5 9 13 17 21 25 29 33 37
3 7 11 15 19 23 27 31 35 39

Gambar 4.2 Scree Plot pada Analisis Faktor

Universitas Indonesia
47

Tabel 4.3 Matriks Struktur pada Analisis Faktor

Item Faktor
No. 1 2 3 4
39 ,824 ,348 ,373 ,312
33 ,820 ,230 ,399 ,295
40 ,783 ,316 ,305 ,299
38 ,769 ,254 ,292 ,276
32 ,747 ,303 ,374 ,358
28 ,719 ,277 ,381 ,346
36 ,692 ,263 ,269 ,397
35 ,678 ,175 ,394 ,385
31 ,657 ,339 ,417 ,305
29 ,634 ,138 ,208 ,287
18 ,618 ,300 ,377 ,416
34 ,572 ,019 ,317 ,158
30 ,457 -,165 ,195 ,171
06 ,218 ,768 ,023 ,385
17 ,165 ,707 ,182 ,215
04 ,179 ,656 ,203 ,317
25 ,486 ,622 ,360 ,253
26 ,443 ,517 -,035 ,304
01 ,100 ,506 -,090 ,166
24 ,380 ,496 ,302 ,050
37 ,174 ,483 ,155 ,189
10 ,423 ,155 ,808 ,397
14 ,413 ,123 ,805 ,307
16 ,504 ,228 ,753 ,178
09 ,411 ,065 ,737 ,368
20 ,602 ,323 ,734 ,270
19 ,563 ,535 ,605 ,370
22 ,558 ,423 ,570 ,378
05 ,294 ,225 ,493 ,247
07 ,292 ,212 ,185 ,722
12 ,363 ,215 ,435 ,696
15 ,491 ,182 ,515 ,635
23 ,463 ,196 ,231 ,634
08 ,214 ,183 ,257 ,580
03 ,406 ,294 ,356 ,559
02 ,251 ,196 -,114 ,557
13 ,514 ,200 ,434 ,535
11 ,290 ,370 ,420 ,514
21 ,166 ,306 ,139 ,507
27 ,417 ,395 ,026 ,440
Keterangan: Metode principal component analysis; ekstraksi
solusi 4 faktor; rotasi direct oblimin, delta =0

Universitas Indonesia
48

Dari matriks struktur menggunakan factor loading 0,5 sebagai cut point,
didapatkan susunan item-item yang menyusun keempat faktor sebagai berikut.
 Faktor 1: item nomor 13, 16, 18, 19, 20, 22, 28, 29, 31, 32, 33, 34, 35, 36,
38, 39, dan 40. Faktor ini sesuai dengan subskala personalized stigma
pada instrumen Berger HIV Stigma Scale versi asli. Namun, pada
instrumen aslinya, item nomor 19, 20, dan 22 tidak termasuk pada
subskala ini.
 Faktor 2: item nomor 1, 4, 6, 17, 19, 25, dan 26. Faktor ini sesuai dengan
subskala disclosure pada instrumen Berger HIV Stigma Scale versi asli.
Namun, pada instrumen aslinya, item nomor 26 tidak termasuk pada
subskala ini.
 Faktor 3: item nomor 9, 10, 14, 15, 16, 19, 20, dan 22. Faktor ini sesuai
dengan subskala public attitudes pada instrumen Berger HIV Stigma Scale
versi asli. Namun, pada instrumen aslinya, item nomor 15 tidak termasuk
pada subskala ini.
 Faktor 4: item nomor 2, 3, 7, 8, 11, 12, 13, 15, 21, dan 23. Faktor ini
sesuai dengan subskala negative self-image pada instrumen Berger HIV
Stigma Scale versi asli. Namun, pada instrumen aslinya, item nomor 21
tidak termasuk pada subskala ini.
Jika dibandingkan dengan instrumen aslinya, terlihat bahwa keempat faktor
tersebut tidak mewakili seluruh item yang tercantum pada subskala instrumen asli
Berger HIV Stigma Scale. Namun, item yang ada pada setiap faktor mewakili
sebagian besar item yang tercantum pada subskala instrumen aslinya. Analisis
faktor juga menunjukkan bahwa keempat faktor tersebut saling berkorelasi satu
sama lain (Tabel 4.4).

Tabel 4.4 Matriks Komponen Korelasi pada Analisis Faktor

Faktor 1 2 3 4
1 1,000 ,275 ,396 ,382
2 ,275 1,000 ,144 ,291
3 ,396 ,144 1,000 ,238
4 ,382 ,291 ,238 1,000

Universitas Indonesia
49

Hasil analisis faktor pada penelitian ini menunjukkan bahwa keempat


faktor yang diperoleh mewakili dimensi dari perceived stigma yaitu: pengalaman
ODHA mengalami stigma (faktor 1); kekhawatiran untuk penyingkapan status
HIV (faktor 2); kekhawatiran mengenai sikap publik terhadap ODHA (faktor 3);
dan citra diri ODHA yang negatif/buruk (faktor 4). Dengan membandingkan
keempat faktor tersebut dengan konsep perceived stigma, dapat disimpulkan
bahwa keempat faktor tersebut mencerminkan konstruksi teoretis dari perceived
stigma yang diukur oleh instrumen Berger HIV Stigma Scale versi Bahasa
Indonesia.

4.2.5 Penyusunan Versi Singkat Instrumen


Penyusunan versi singkat instrumen Berger HIV Stigma Scale versi Bahasa
Indonesia dapat dilakukan dengan dua metode. Metode pertama menggunakan
metode item-to-total analysis. Metode kedua menggunakan analisis faktor dengan
menetapkan cut point untuk loading factor yang lebih tinggi.

4.2.5.1 Penyusunan Versi Singkat Instrumen Menggunakan Metode Item-to-


Total Analysis
Berdasarkan metode item-to-total analysis (tabel 4.5), terdapat empat item yang
jika dihilangkan akan meningkatkan nilai Cronbach’s Alpha. Item-item tersebut
adalah nomor 1, 2, 30, dan 37. Dengan menghilangkan keempat item tersebut,
didapatkan nilai Cronbach’s Alpha instrumen ini menjadi 0,9443 dari yang
sebelumnya 0,9419.

Universitas Indonesia
50

Tabel 4.5 Item-to-Total Analysis

Item Scale Scale Corrected


No. Mean Variance Item- Alpha
if Item if Item Total if Item
Deleted Deleted Correlation Deleted

01 95,6233 362,9379 0,1881 0,9429


02 95,9300 357,3764 0,2961 0,9425
03 96,2733 348,3063 0,5484 0,9403
04 95,6667 354,5039 0,4032 0,9415
05 96,2433 351,2081 0,4269 0,9415
06 95,4767 356,2102 0,4141 0,9413
07 96,3600 352,3382 0,4576 0,9411
08 96,1833 355,2673 0,3915 0,9416
09 96,5633 347,7853 0,5583 0,9403
10 96,3133 344,5369 0,6136 0,9398
11 96,0667 351,7949 0,5061 0,9407
12 96,3933 350,8749 0,5647 0,9402
13 96,5733 351,8173 0,5859 0,9401
14 96,2533 347,0995 0,5724 0,9401
15 96,5400 348,0352 0,6374 0,9396
16 96,1867 347,4567 0,5979 0,9399
17 95,3100 359,0842 0,3653 0,9416
18 96,4700 350,0626 0,6146 0,9399
19 95,9733 344,4541 0,7126 0,9390
20 96,0933 345,3424 0,6901 0,9392
21 96,0000 358,2609 0,3377 0,9419
22 96,1767 346,5607 0,6658 0,9394
23 96,5000 350,3043 0,5338 0,9404
24 96,0533 356,2580 0,4060 0,9414
25 95,7433 350,1312 0,5808 0,9401
26 96,1400 355,3583 0,4185 0,9413
27 96,1433 355,0463 0,4402 0,9411
28 96,4167 349,2472 0,6473 0,9396
29 96,6033 354,9759 0,4892 0,9408
30 96,5033 359,3679 0,2951 0,9422
31 96,2167 349,4479 0,6314 0,9397
32 96,4033 346,7364 0,6729 0,9394
33 96,4533 346,9242 0,6834 0,9393
34 96,2233 354,6824 0,4349 0,9412
35 96,4633 350,6308 0,6209 0,9399
36 96,4833 350,3910 0,6146 0,9399
37 95,7200 359,6872 0,3031 0,9421
38 96,3533 349,6272 0,6163 0,9398
39 96,2233 346,0068 0,7114 0,9391
40 96,2967 348,0288 0,6598 0,9395
_
Cronbach’s Alpha = 0,9419

Universitas Indonesia
51

4.2.5.2 Penyusunan Versi Singkat Instrumen Menggunakan Metode Analisis


Faktor
Dari hasil analisis faktor pada tabel 4.3, dapat disusun versi singkat instrumen
Berger HIV Stigma Scale versi Bahasa Indonesia menggunakan cut point untuk
loading factor yang lebih tinggi. Pada penelitian ini digunakan cut point 0,6
sehingga didapatkan susunan item pada masing-masing faktor sebagaimana yang
tercantum pada Tabel 4.6. Versi singkat tersebut terdiri dari 25 item yang terdiri
dari:
 Faktor 1 (subskala personalized stigma) yang terdiri dari 12 item: nomor
18, 20, 28, 29, 31, 32, 33, 35, 36, 38, 39, dan 40.
 Faktor 2 (subskala disclosured) yang terdiri dari 4 item: nomor 4, 6, 17,
dan 25.
 Faktor 3 (subskala public attitudes) yang terdiri dari 6 item: nomor 9, 10,
14, 16, 19, dan 20.
 Faktor 4 (subskala negative self-images) yang terdiri dari 4 item: nomor 7,
12, 15, dan 23.

Versi singkat yang terdiri dari 25 item tersebut memiliki nilai Cronbach’s
Alpha sebesar 0,93 untuk skor total (25 item) dan berkisar antara 0,72 dan 0,92
untuk subskala. Instrumen versi singkat ini juga memiliki korelasi yang sangat
kuat dengan versi aslinya (40 item). Koefisien korelasi Spearman’s rho antara
instrumen versi singkat dengan versi aslinya (40 item) adalah sebesar 0,98. Untuk
subskala, koefisien korelasi antara instrumen versi singkat dengan versi aslinya
adalah antara 0,86 dan 0,97.

Universitas Indonesia
52

Tabel 4.6 Matriks Struktur pada Analisis Faktor


dengan Cut Point untuk Loading Factor sebesar 0,6

Item Faktor
No. 1 2 3 4
39 ,824
33 ,820
40 ,783
38 ,769
32 ,747
28 ,719
36 ,692
35 ,678
31 ,657
29 ,634
18 ,618
34
30
06 ,768
17 ,707
04 ,656
25 ,622
26
01
24
37
10 ,808
14 ,805
16 ,753
09 ,737
20 ,602 ,734
19 ,605
22
05
07 ,722
12 ,696
15 ,635
23 ,634
08
03
02
13
11
21
27
Keterangan: Metode principal component analysis; ekstraksi
solusi 4 faktor; rotasi direct oblimin, delta =0; loading factor
<0,6 tidakditampilkan

Universitas Indonesia
53

Tabel 4.7 Koefisien Reliabilitas dan Koefisien Korelasi Instrumen Berger


HIV Stigma Scale Versi Singkat

Jumlah Cronbach’s Spearman’s Rho


item Alpha (antara versi singkat
dan versi asli)
Skala Stigma HIV (skor total) 25 0,93 0,98
Subskala
Personalized stigma 12 0,92 0,97
Disclosure 4 0,72 0,90
Public attitudes 6 0,89 0,89
Negative self-image 4 0,77 0,86

Universitas Indonesia
BAB 5
PEMBAHASAN

Uji reliabilitas konsistensi internal pada penelitian ini memberikan hasil nilai
Cronbach’s Alpha instrumen Berger HIV Stigma Scale versi Bahasa Indonesia
(40 item) sebesar 0,94. Untuk subskala instrumen, nilai Cronbach’s Alpha
berkisar antara 0,81 dan 0,92. Hasil ini menunjukkan bahwa instrumen ini
menunjukkan konsistensi internal yang baik. Hasil penelitian ini tidak jauh
berbeda dengan nilai reliabilitas konsistensi internal yang didapatkan oleh
penyusun instrumen ini. Berger dkk mendapatkan nilai Cronbach’s Alpha sebesar
0,96 untuk skor total 40 item dan berkisar antara 0,90 dan 0,93 untuk skor
subskala.9
Nilai Cronbach’s Alpha pada penelitian ini lebih baik dibandingkan
penelitian serupa oleh Jeyaseelan dkk di India yang mendapatkan nilai
Cronbach’s Alpha sebesar 0,91 untuk skor total 40 item dan berkisar antara 0,62
dan 0,85 untuk skor subskala.42
Pada uji validitas isi yang dilakukan melalui penilaian oleh dua pakar
dalam bidang Psikiatri HIV dan CLP memberikan hasil koefisien validitas isi
untuk Berger HIV Stigma Scale versi Bahasa Indonesia sebesar 0,98. Hasil ini
menunjukkan bahwa instrumen Berger HIV Stigma Scale versi Bahasa Indonesia
relevan dalam menilai perceived stigma pada ODHA. Hanya ada satu item yang
dinilai memiliki relevansi lemah oleh kedua pakar yaitu butir pertanyaan nomor 2
“Saya merasa bersalah karena mengidap HIV”. Butir ini tetap dipertahankan pada
instrumen Berger HIV Stigma Scale versi Bahasa Indonesia. Namun, butir ini
dieliminasi pada penyusunan versi singkat instrumen yang terdiri dari 25 butir.
Pada uji validitas konstruksi dengan metode analisis faktor didapatkan
bahwa empat faktor yang menyusun instrumen Berger HIV Stigma Scale versi
Bahasa Indonesia adalah pengalaman ODHA mengalami stigma (personalized
stigma, faktor 1); kekhawatiran untuk penyingkapan status HIV (disclosure,
faktor 2); kekhawatiran mengenai sikap publik terhadap ODHA (public attitudes,
faktor 3); dan citra diri ODHA yang negatif/buruk (negative self-image, faktor 4).
Keempat faktor ini sesuai dengan hasil penelitian awal pengembangan instrumen
ini oleh Berger dkk dan penelitian lain oleh Jeyaseelan dkk, walaupun ada

54
Universitas Indonesia
55

perbedaan jumlah dan jenis item untuk masing-masing faktor antara instrumen
versi Bahasa Indonesia dengan instrumen aslinya. Pada penelitian ini, ditemukan
bahwa kumulatif varians yang dapat dijelaskan oleh empat faktor tersebut adalah
sebesar 49,12%. Hasil ini tidak jauh berbeda dibandingkan hasil penelitian Berger
dkk yaitu sebesar 46%. Secara umum, hasil analisis faktor pada penelitian ini
sesuai dengan hipotesis penyusun instrumen ini bahwa keempat faktor tersebut
mencerminkan konstruksi teoretis dari konsep perceived stigma pada ODHA yang
diukur oleh Berger HIV Stigma Scale.9,42
Proses penyusunan versi singkat Berger HIV Stigma Scale versi Bahasa
Indonesia dilakukan dengan dua metode. Metode pertama menggunakan item-to-
total analysis menunjukkan bahwa ada empat item yang dapat dibuang pada
instrumen ini yaitu item nomor 1, 2, 30, dan 37 yang mereduksi instrumen ini
menjadi 36 item. Dengan menghilangkan keempat item tersebut, didapatkan
Cronbach’s Alpha untuk skor total instrumen meningkat menjadi 0,9443.
Proses penyusunan versi singkat instrumen Berger HIV Stigma Scale versi
Bahasa Indonesia dengan metode analisis faktor yang menggunakan cut point
loading factor 0,6 mereduksi instrumen tersebut dari 40 item menjadi 25 item.
Versi singkat instrumen Berger HIV Stigma Scale versi Bahasa Indonesia yang
terdiri dari 25 item memiliki nilai Cronbach’s Alpha yang tidak terlalu berbeda
untuk skor totalnya (0,93) bila dibandingkan versi 40 item (0,94). Akan tetapi,
nilai Cronbach’s Alpha untuk skor subskala lebih rendah dibandingkan versi 40
item, yaitu berkisar antara 0,72 sampai dengan 0,92.
Pada uji korelasi, didapatkan bahwa nilai skor total maupun nilai skor
subskala pada versi singkat instrumen ini memiliki korelasi yang sangat kuat
dengan skor total dan skor subskala pada instrumen aslinya. Hasil ini
menunjukkan bahwa versi singkat instrumen yang terdiri dari 25 item memiliki
reliabilitas yang baik serta berkorelasi kuat dengan versi lengkap instrumen yang
terdiri dari 40 item.
Hasil penyusunan versi singkat pada penelitian ini lebih baik
dibandingkan penelitian yang dilakukan oleh Jeyaseelan dkk yang juga
melakukan penyusunan versi singkat Berger HIV Stigma Scale namun dalam
bahasa Tamil. Versi singkat instrumen yang disusun oleh Jeyaseelan dkk juga

Universitas Indonesia
56

terdiri dari 25 item dan memiliki nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,88 untuk skor
total (25 item) dan berkisar antara 0,19 sampai dengan 0,88 untuk skor subskala.42
Pada penelitian ini, didapatkan dua versi singkat instrumen Berger HIV
Stigma Scale Bahasa Indonesia yaitu versi 36 item dan 25 item. Instrumen versi
singkat yang terdiri dari 25 item dipilih untuk digunakan selanjutnya berdasarkan
pertimbangan bahwa strukturnya yang lebih ringkas sehingga lebih memudahkan
subjek atau pasien dalam mengisi instrumen tersebut.

Universitas Indonesia
BAB 6
SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan
Penelitian ini menghasilkan instrumen Berger HIV Stigma Scale versi bahasa
Indonesia yang sahih (valid) dan handal (reliable) dalam mengukur perceived
stigma pada populasi ODHA di Indonesia. Kesahihan ini dibuktikan dari uji
validitas isi yang menunjukkan bahwa butir-butir pertanyaan instrumen relevan
dengan konsep perceived stigma pada ODHA. Kesahihan ini juga didukung dari
uji validitas konstruksi yang menunjukkan bahwa instrumen ini mencerminkan
konstruksi teoretis konsep perceived stigma pada ODHA. Kehandalannya terlihat
dari nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,94 untuk skor total (40 item) dan berkisar
antara 0,81 dan 0,92 untuk skor subskala.
Penelitian ini juga menghasilkan versi singkat dari instrumen Berger HIV
Stigma Scale versi bahasa Indonesia yang terdiri dari 25 item. Versi singkat ini
memiliki reliabilitas yang baik dan skornya berkorelasi kuat dengan versi lengkap
instrumen (40 item). Versi singkat instrumen ini memiliki struktur yang lebih
ringkas sehingga akan memudahkan subjek atau pasien dalam mengisi instrumen
tersebut.

6.2 Saran
Instrumen ini dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
dengan cara mengidentifikasi pasien-pasien ODHA yang memiliki perceived
stigma yang tinggi sehingga dapat dilakukan intervensi psikologis pada mereka.
Instrumen ini juga dapat digunakan pada penelitian-penelitian mengenai stigma
pada ODHA di Indonesia. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan
cut off point untuk interpretasi skor total stigma ataupun skor subskala instrumen.

57
Universitas Indonesia
DAFTAR REFERENSI

1. Fauci AS, Lane HC. Human Immunodeficiency Virus Disease: AIDS and
Related Disorders. Dalam: Longo DL, Fauci AS, Kasper DL, Hauser SL,
Jameson JL, Loscalzo J (ed): Harrison’s Principles of Internal Medicine.
Eighteenth Edition. New York. McGraw-Hill. 2012. 1506-87.

2. World Health Organization [internet]. Geneva: HIV/AIDS and other STIs:


data on the size of the HIV/AIDS epidemic. [cited 2013 Sep 13]. Available
from: http://apps.who.int/gho/data/node.main.618?lang=en.

3. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Statistik Kasus HIV/AIDS di
Indonesia Dilapor s/d Maret 2013. 2013.

4. Schweitzer A, Mizwa MB, Ross MW. Psychosocial Aspects of HIV/AIDS:


Adults. Dalam: HIV Curriculum for the Health Professional. Baylor College
of Medicine International Pediatric AIDS Initiative. 2012. 334-49.

5. Charles B, Jeyaseelan L, Pandian AK, Sam AE, Thenmozhi M, Jayaseelan V.


Association between stigma, depression and quality of life of people living
ith HIV/AIDS (PLHA) in South India – a community based cross sectional
study. BMC Public Health 2012; 12: 463.

6. Buseh AG, Kelber ST, Stevens PE, Park CG. Relationship of symptoms,
perceived health, and stigma with quality of life among urban HIV-infected
African American men. Public Health Nurs. 2008; 25(5): 409-19.

7. Dlamini PS, Wantland D, Makoae LN, Chirwa M, Kohi TW, Greeff M et al.
HIV Stigma and Missed Medications in HIV-Positive People in Five African
Countries. AIDS Patient Care and STDs. 2009; 23(5): 377-87.

8. Sun YM, Li Y, Zhao YJ, Lu HY. Quality of life and its influencing factors of
people living with HIV or AIDS in Beijing. Zhonghua Yu Fang Yi Xue Za
Zhi. 2012; 46(6): 514-8.

9. Berger BE, Ferrans CE, Lashley FR. Measuring Stigma in People With HIV:
Psychometric Assessment of the HIV Stigma Scale. Research in Nursing &
Health. 2001; 24: 518-29.

10. Stevelink SAM, Wu IC, Voorend CGNV, van Brakel WH. The Psychometric
Assessment of Internalized Stigma Instruments: A Systematic Review. 2012;
2(2): 100-18.

58
Universitas Indonesia
59

11. Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS). Key programmes


to reduced stigma and discrimination and increase access to justice in
national HIV responses. Geneva: Joint United Nations Programme on
HIV/AIDS (UNAIDS); 2012.

12. Centers for Disease Control and Prevention. 1993 revised classification
system for HIV infection and expanded surveillance case definition for AIDS
among adolescents and adults. MMWR Recomm Rep. 1992 Dec 18; 41(RR-
17): 1-19.

13. World Health Organization [internet]. Geneva: WHO clinical staging of


HIV/AIDS and HIV/AIDS case definitions for surveillance. [cited 2013 Sep
13]. Available from: http://www.who.int/hiv/pub/guidelines/en/.

14. Sarafino EP. Health Psychology: Biopsychosocial Interactions. 6th ed. New
York: Wiley; 2008.

15. Roberts JE, Ciesla JA, Direnfeld DM, Hewitt RG. Emotional distress among
HIV-positive individuals: the roles of acute negative life events and
psychological diatheses. Personality and Individual Differences. 2001; 30:
241-57.

16. Leserman J. The Effects of stressful life events, coping, and cortisol on HIV
infection. CNS Spectrums. 2003; 8(1): 25-30.

17. Leserman J. Role of depression, stress, and trauma in HIV disease


progression. Psychosomatic Medicine. 2008; 70: 539-45.

18. Leserman J, Petitto J, Perkins DO, Folds JD, Golden RN, Evans DL. Severe
stress, depressive symptoms, and changes in lymphocyte subsets in human
immunodeficiency virus-infected men. Arch Gen Psychiatry. 1997; 54: 279-
85.

19. Leserman J, Petitto J, Golden RN, Gaynes BN, Gu H, Perkins DO, et al.
Impact of stressful life events, depression, social support, and cortisol on
progression to AIDS. Am J Psychiatry. 2000; 157: 1221-8.

20. Leserman J. HIV disease progression: depression, stress, and possible


mechanisms. Biol Psychiatry. 2003; 54: 295-306.

21. Leserman J, Jackson ED, Petitto JM, Golden RN, Silva SG, Perkins DO, et
al. Progression to AIDS: the effects of stress, depressive symptoms, and
social support. Psychosomatic Medicine. 1999; 61: 397-406.

22. Goffman E. Stigma: Notes on the management of spoiled identity.


Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall; 1963.

Universitas Indonesia
60

23. Odimegwu CO. Prevalence and predictors of HIV-related stigma and


knowledge in Nigeria: Implications for HIV/AIDS prevention initiatives.
Boston: Takemi Fellow in International Health, Department of Population
and International Health, Harvard School of Public Health; 2003. Research
Report submitted to the 2002/2003 Takemi Program in International Health.

24. Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS). HIV-related


stigma, discrimination and human rights violations: Case studies of
successful programmes. Geneva: Joint United Nations Programme on
HIV/AIDS (UNAIDS); 2005.

25. Stafford MC, Scott RR. Stigma deviance and social control: some conceptual
issues. In: Ainlay SC, Becker G, Coleman LM, editors. The dilemma of
difference. New York: Plenum; 1986.

26. Jones E, Farina A, Hastorf A. Social stigma: The psychology of marked


relationship. New York: Freeman and Company; 1984.

27. Link BG, Phelan JC. Conceptualizing stigma. Annual Review of Sociology.
2001; 27: 363-85.

28. Brohan E, Slade M, Clement S, Thornicroft G. Experiences of mental illness


stigma, prejudice and discrimination: a review of measures. BMC Health
Services Research. 2010; 10: 80.

29. Corrigen PW, Mueser KT, Bond GR, Drake RE, Solomon P. Principles and
Practice of Psychiatric Rehabilitation. New York: The Guilford Press; 2008.

30. Vogel DL, Bitman RL, Hammer JH, Wade NG. Is stigma internalized? The
longitudinal impact of public stigma on self-stigma. Journal of Counselling
Psychology. 2013.

31. UNAIDS. Reducing HIV stigma and discrimination: a critical part of national
AIDS programmes. Geneva: Joint United Nations Programme on HIV/AIDS;
2007

32. Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS). Non-


discrimination in HIV responses. Geneva: 26th Meeting of the UNAIDS
Programme coordinating Board; June 2010.

33. Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS). HIV and AIDS-
related stigmatization, discrimination and denial: forms, contexts and
determinants. Research studies from Uganda and India. Geneva: Joint United
Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS); 2000.

34. De Bruyn T. HIV/AIDS and discrimination 2. Stigma and discrimination:


definitions and concepts. Ottawa: Canadian HIV/AIDS Legal Network and
the Canadian AIDS Society; 1999.

Universitas Indonesia
61

35. Sayles JN, Ryan GW, Silver JS, Sarkisian CA, Cunningham WE.
Experiences of social stigma and implications for healthcare among a diverse
population of HIV positive adults. Journal of Urban Health: Bulletin of the
New York Academy of Medicine. 2007; 84(6): 814-28.

36. Holzemer WL, Human S, Arudo J, Rosa ME, Hamilton MJ, Corless I.
Exploring HIV stigma and quality of life for persons living with HIV
infection. Journal of The Association of Nurses in AIDS Care. 2009; 20(3):
161-8.

37. Herrmann S, McKinnon E, Hyland NB, Lalanne C, Mallal S, Nolan D, et al.


HIV-related stigma and phyisical symptoms have a persistent influence on
health-related quality of life in Australians with HIV infection. Health and
Quality of Life Outcomes. 2013; 11: 56.

38. Greeff M, Uys LR, Wantland D, Makoae L, Chirwa M, Diamini P. Perceived


HIV stigma and life satisfaction among persons living with HIV infection in
five African countries: A longitudinal study. Int J Nurs Stud. 2010; 47(4):
475-86.

39. Rao D, Chen WT, Pearson CR, Simoni JM, Fredriksen-Goldsen K, Nelson K,
et al. Social support mediates the relationship between HIV stigma and
depression/quality of life among people living with HIV in Beijing, China.
Int J STD AIDS. 2012; 23(7): 481-4.

40. Sayles JN, Wong MD, Kinsler JJ, Martins D, Cunningham WE. The
association of stigma with self-reported access to medical care and
antiretroviral therapy adherence in persons living with HIV/AIDS. J Ge
Intern Med. 2009; 24(10): 1101-8.

41. Makoae LN, Greeff M, Phetlhu RD, Uys LR, Naidoo JR, Kohi TW, et al.
Coping with HIV/AIDS stigma in five african countries. J Assoc Nurses
AIDS Care. 2008; 19(2): 137-46.

42. Jeyaseelan L, Kumar S, Mohanraj R, Rebekah G, Rao D, Manhart LE.


Assessing HIV/AIDS stigma in South India: Validation and abridgement of
the Berger HIV Stigma Scale. AIDS Behav. 2013; 17: 434-43.

43. Bunn JY, Solomon SE, Miller C, Forehand R. Measurement of stigma in


people with HIV: A reexamination of the HIV stigma scale. AIDS Education
and Prevention. 2007; 19: 198-208.

44. Wright K, Naar-King S, Lam P, Templin T, Frey M. Stigma scale revised:


Reliability and validity of a brief measure of stigma for HIV + youth. Journal
of Adolescent Health; 40: 96-8.

Universitas Indonesia
62

45. Franke MF, Munoz M, Finnegan K, Zeladita J, Sebastian JL, Bayona JN, et
al. Validation and abbreviation of an HIV stigma scale in an adult Spanish-
speaking population in urban Peru. AIDS and Behavior. 2010; 14: 189-99.

46. Jimenez JC, Puig M, Ramos JC, Morales M, Asencio G, Sala AC, et al.
Measuring HIV felt stigma: A culturally adapted scale targeting PLWHA in
Puerto Rico. AIDS Care-Psychological and Socio-Medical Aspects of
AIDS/HIV. 2010; 22: 1314-22.

47. Rongkavilit C, Wright K, Chen X, Naar-King S, Chuenyam T, Phanuphak P.


HIV stigma, disclosure and psychosocial distress among Thai youth living
with HIV. Int J STD AIDS. 2010; 21: 126-32.

48. Wagner AC, Hart TA, Mohammed S, Ivanova E, Wong J, Loutfy MR.
Correlates of HIV stigma in HIV-positive women. Arch Womens Ment
Health. 2010; 13: 207-14.

49. Loutfy MR, Logie C, Zhang Y, Blitz SL, Margolese SL, Tharao WE, et al.
Gender and ethnicity differences in HIV-related stigma experienced by
people living with HIV in Ontario, Canada. 2012; 7(12): e48168.

50. Suryabrata S. Pengembangan alat ukur psikologis. Yogyakarta: ANDI; 2005.

51. Azwar S. Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2008.

52. Gregory RJ. Psychological testing: History, principles, and applications. 5th
ed. New York: Pearson; 2007.

53. Kaplan RM, Saccuzzo DP. Psychological testing: Principles, applications,


and issues, 6th ed. New York. Belmont: Thomson Wadsworth; 2005.

54. Cohen RJ, Swerdlik ME. Psychological testing and assessment: An


introduction to test and measurement. New York: McGraw-Hill; 2005.

55. Sastroasmoro S. Pemilihan subyek penelitian. In: Sastroasmoro S, Ismael S,


editors. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Edisi ke-3. Jakarta: Sagung
Seto; 2008.

56. Comrey AL, Lee HB. A first course in factor analysis. Hillsdale: Princeton
University Press; 1992

57. Javali SB. Effect of varying sample size in estimation of coefficients of


internal consistency. WebmedCentral BIOSTATISTICS. 2011; 2(2):
WMC001649.

Universitas Indonesia
Lampiran 1

Lembar Informasi Untuk Subjek Penelitian

Yth. Bapak/Ibu/Saudara,
Kami dari Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo (FKUI/RSCM) sedang melakukan penelitian dengan judul Uji Validitas dan
Reliabilitas Berger HIV Stigma Scale Versi Bahasa Indonesia dalam Menilai Perceived
Stigma pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan kuesioner yang dapat menilai seberapa besar stigma yang dirasakan oleh pasien
yang mengalami infeksi HIV
Stigma adalah kondisi ketika seseorang dinilai negatif karena sesuatu hal mengenai
dirinya, misalnya karena penyakit yang dimiliki orang tersebut. Pasien yang mengalami infeksi
HIV sering mengalami stigma karena penyakitnya sehingga menyebabkan diskriminasi terhadap
orang tersebut. Pasien yang mengalami infeksi HIV juga sering mengalami perasaan yang tidak
nyaman dan menjadi tidak percaya diri akibat stigma dari orang-orang di sekitarnya.
Untuk menilai seberapa besar stigma yang dialami dan dirasakan oleh pasien, digunakan
kuesioner yang disebut Berger HIV Stigma Scale. Saat ini kami sedang mengembangkan
kuesioner tersebut dalam bahasa Indonesia. Peran serta Anda dalam penelitian ini sangat kami
harapkan dalam rangka pengembangan kuesioner tersebut. Jumlah partisipan yang diikutsertakan
dalam penelitian ini adalah sebanyak 300 orang. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu
program untuk mengurangi stigma pada pasien yang mengalami infeksi HIV.
Pada penelitian ini kami meminta kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner. Partisipasi
dalam penelitian ini bersifat suka rela. Kami juga menjamin kerahasiaan Anda dan data-data yang
diberikan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian ini. Untuk selanjutnya nama responden
akan diganti dengan kode tertentu untuk pengolahan data pada komputer.
Besar harapan kami agar Anda dapat membantu penelitian ini. Jika Anda memutuskan
untuk ikut dalam penelitian ini, kami meminta Anda untuk menandatangani formulir persetujuan
yang menyatakan bahwa Anda telah mendapat penjelasan mengenai penelitian ini dan bersedia
berpartisipasi dalam penelitian secara suka rela.
Jika ada pertanyaan mengenai penelitian ini, Anda dapat menghubungi peneliti:
dr Azhari Cahyadi Nurdin,
Departemen Psikiatri FKUI/RSCM
Jl. Kimia II No.35 Jakarta Pusat
No telp. 085719265205.
Atas kesediaan dan bantuannya, saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

dr.Azhari Cahyadi Nurdin

63
Universitas Indonesia
Lampiran 2

Pernyataan Kesediaan Untuk Berpartisipasi Dalam Penelitian

Dengan ini saya menyatakan kesediaan saya untuk berpartisipasi dalam penelitian
yang berjudul “Uji Validitas dan Reliabilitas Berger HIV Stigma Scale Versi
Bahasa Indonesia dalam Menilai Perceived Stigma pada Orang Dengan
HIV/AIDS (ODHA)” dengan mengisi kuesioner yang diberikan.

Saya telah membaca lembar informasi dan memahami tujuan penelitian ini. Saya
menyadari hak-hak saya dalam memperoleh jaminan kerahasiaan identitas dan
data yang saya berikan.

Jakarta, Tanggal: ...........................2013

Responden

( ______________________ )
Nama dan tanda tangan

64
Universitas Indonesia
Lampiran 3

DATA RESPONDEN

Mohon kesediaan Anda untuk mengisi data di bawah ini. Identitas dan data yang
diberikan dijamin kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian ini.

No. Responden : ............................ (diisi oleh petugas)


Tanggal Pengisian : ............................

Isilah data Anda pada kolom yang disediakan.


Nama : ..................................................................................
Tanggal lahir / Usia : ........................................................... / ........... tahun

Lingkari angka yang sesuai dengan kondisi Anda


Jenis kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan

Alamat : 1. Jakarta Pusat 2. Jakarta Timur 3. Jakarta Barat


4. Jakarta Utara 5. Jakarta Selatan 6. Kepulauan Seribu
7. Luar Jakarta

Pendidikan terakhir : 1. SD 2. SMP dan sederajat 3. SMA dan sederajat


4. D3/Akademi 5. Sarjana 6. Pascasarjana

Pekerjaan : 1. Bekerja 2. Tidak Bekerja

Status pernikahan : 1. Belum menikah 2. Menikah


3. Cerai hidup 4. Cerai Meninggal

Status pengobatan : 1. Sudah minum obat ARV


2. Belum memulai pengobatan ARV

Perkiraan risiko penularan HIV melalui:


1. Hubungan seksual
2. Penggunaan narkoba suntik
3. Transfusi darah
4. Lain-lain

Pertama kali Anda mengetahui bahwa diri Anda mengalami infeksi HIV (pertama kali
didiagnosis HIV) tahun: ................

65
Universitas Indonesia
Lampiran 4

Berger HIV Stigma Scale 1999

This study asks about some of the social and emotional aspects of having HIV. For most of the questions, just
circle the letters or numbers that go with your answer. There are no right or wrong answers. Feel free to write
in comments as you go through the questions.

This first set of questions asks about some of your experiences, feelings, and opinions as to how people with
HIV feel and how they are treated. Please do your best to answer each question.

For each item, circle your answer: Strongly disagree (SD), disagree (D), agree (A), or strongly agree (SA).

Strongly Strongly
Disagree Disagree Agree Agree
(SD) (D) (A) (SA)

1. In many areas of my life, no one knows that


I have HIV ................................................................... SD D A SA 2

2. I feel guilty because I have HIV .................................... SD D A SA 3

3. People's attitudes about HIV make me feel worse


about myself ................................................................. SD D A SA 3

4. Telling someone I have HIV is risky ............................. SD D A SA 2, 4

5. People with HIV lose their jobs when their


employers find out ........................................................ SD D A SA 4

6. I work hard to keep my HIV a secret ............................ SD D A SA 2, 3

7. I feel I am not as good a person as others because


I have HIV ................................................................... SD D A SA 3

8. I never feel ashamed of having HIV .............................. SD D A SA 3

9. People with HIV are treated like outcasts ..................... SD D A SA 4

10. Most people believe that a person who has


HIV is dirty .................................................................. SD D A SA 4

11. It is easier to avoid new friendships than worry


about telling someone that I have HIV .......................... SD D A SA 2, 3, 4

12. Having HIV makes me feel unclean .............................. SD D A SA 3

66
Universitas Indonesia
(lanjutan)
13. Since learning I have HIV, I feel set apart and
isolated from the rest of the world ................................ SD D A SA 1, 3, 4

14. Most people think that a person with HIV is


disgusting ..................................................................... SD D A SA 4

15. Having HIV makes me feel that I'm a bad person .......... SD D A SA 3

16. Most people with HIV are rejected when others


find out ........................................................................ SD D A SA 1, 4

17. I am very careful who I tell that I have HIV .................. SD D A SA 2

18. Some people who know I have HIV have grown


more distant ................................................................. SD D A SA 1

19. Since learning I have HIV, I worry about people


discriminating against me.............................................. SD D A SA 2, 4

20. Most people are uncomfortable around someone


with HIV ...................................................................... SD D A SA 4

21. I never feel the need to hide the fact that I


have HIV ..................................................................... SD D A SA 2

22. I worry that people may judge me when they learn


I have HIV ................................................................... SD D A SA 2, 4

23. Having HIV in my body is disgusting to me .................. SD D A SA 3

Many of the items in this next section assume that you have told other people that you have HIV, or that others
know. This may not be true for you. If the item refers to something that has not actually happened to you,
please imagine yourself in that situation. Then give your answer ("strongly disagree," "disagree," "agree,"
"strongly agree") based on how you think you would feel or how you think others would react to you.

Strongly Strongly
Disagree Disagree Agree Agree
(SD) (D) (A) (SA)

24. I have been hurt by how people reacted to learning


I have HIV ................................................................... SD D A SA 1

25. I worry that people who know I have HIV will


tell others ..................................................................... SD D A SA 2

26. I regret having told some people that I have HIV.......... SD D A SA 1

67
Universitas Indonesia
(lanjutan)

27. As a rule, telling others that I have HIV has been


a mistake ...................................................................... SD D A SA 1, 3, 4

28. Some people avoid touching me once they know


I have HIV ................................................................... SD D A SA 1, 4

29. People I care about stopped calling after learning


I have HIV ................................................................... SD D A SA 1

30. People have told me that getting HIV is what I


deserve for how I lived my life ...................................... SD D A SA 1, 4

31. Some people close to me are afraid others will reject


them if it becomes known that I have HIV .................... SD D A SA 1

32. People don't want me around their children once


they know I have HIV .................................................. SD D A SA 1, 4

33. People have physically backed away from me when


they learn I have HIV ................................................... SD D A SA 1, 4

34. Some people act as though it's my fault I have HIV ...... SD D A SA 1, 4

35. I have stopped socializing with some people because


of their reactions to my having HIV .............................. SD D A SA 1

36. I have lost friends by telling them I have HIV ............... SD D A SA 1

37. I have told people close to me to keep the fact that


I have HIV a secret ...................................................... SD D A SA 2

38. People who know I have HIV tend to ignore my


good points .................................................................. SD D A SA 1, 3, 4

39. People seem afraid of me once they learn I


have HIV ..................................................................... SD D A SA 1, 3, 4

40. When people learn you have HIV, they look for flaws
in your character .......................................................... SD D A SA 1, 4

68
Universitas Indonesia
(lanjutan)

SCORING for the Berger HIV Stigma Scale and Subscales

1) Items are scored as follows: strongly disagree = 1


disagree = 2
agree = 3
strongly agree = 4.
If a subject selects a response in between two options (e.g.: between SD and D), a
numerical value midway between the two options would be used (e.g.: 1.5).

2) Two items are reverse-scored: items 8 and 21.

3) After reversing these two items, each scale or subscale’s score is calculated by simply
adding up the raw values of the items belonging to that scale or subscale. Subscale
designations appear in small print in the far right margin of the instrument; it may be
desirable to cover or delete those numbers before reproducing the instrument for
administration to subjects. Sixteen items belong to more than one subscale, reflecting the
intercorrelations of the factors on which the subscales are based.

4) The range of possible scores depends on the number of items in the scale. For the total
HIV Stigma Scale, scores can range from 40 to 160 [1 x 40 items to 4 x 40 items]. For
the personalized stigma subscale, scores can range from 18 to 72. For the disclosure
subscale, scores can range from 10 to 40. For the negative self-image subscale, scores
can range from 13 to 52. For the public attitudes subscale, scores can range from 20 to
80.

69
Universitas Indonesia
Lampiran 5
Email Komunikasi dengan Pembuat Instrumen

70
Universitas Indonesia
(lanjutan)

71
Universitas Indonesia
Lampiran 6
Terjemahan Berger HIV Stigma Scale versi A

Skala Stigma HIV Berger

Kuesioner ini menanyakan mengenai beberapa aspek sosial dan emosional dari
memiliki HIV. Untuk sebagian besar pertanyaan, mohon lingkari huruf atau angka
yang sesuai dengan jawaban Anda. Tidak ada jawaban yang benar ataupun salah.
Anda bebas untuk menuliskan komentar selagi menjawab pertanyaan-pertanyaan
di bawah ini.

Bagian pertama dari kuesioner ini menanyakan mengenai pengalaman, perasaan,


dan pendapat Anda berkaitan dengan apa yang seseorang rasakan tentang
memiliki HIV dan bagaimana mereka diperlakukan oleh orang lain. Lakukanlah
yang terbaik untuk menjawab setiap pertanyaan.

Untuk setiap pertanyaan, lingkari jawaban Anda: Sangat tidak setuju (STS), tidak
setuju (TS), setuju (S), Sangat setuju (SS).
1. Pada banyak bagian dari kehidupan saya, tidak ada orang yang tahu saya
memiliki HIV
2. Saya merasa bersalah karena memiliki HIV
3. Sikap orang lain terhadap HIV membuat saya merasa lebih buruk mengenai
diri saya
4. Berisiko bagi saya untuk memberitahu seseorang bahwa saya memiliki HIV
5. Orang dengan HIV kehilangan pekerjaan mereka jika atasan/bos/majikan
mereka tahu tentang status HIV mereka
6. Saya berusaha kerasa merahasiakan status HIV saya
7. Saya merasa saya tidak sebaik orang lain karena saya memiliki HIV
8. Saya tidak pernah merasa malu memiliki HIV
9. Orang dengan HIV diperlakukan layaknya orang buangan
10. Sebagian besar orang meyakini bahwa orang dengan HIV adalah kotor
11. Lebih mudah menghindari punya teman baru, daripada memberitahu
seseorang bahwa saya memiliki HIV
12. Memiliki HIV membuat saya merasa tidak bersih

72
Universitas Indonesia
(lanjutan)

13. Semenjak mengetahui saya memiliki HIV, saya merasa disisihkan dan
dikucilkan oleh semua orang
14. Sebagian besar orang berpikir bahwa orang dengan HIV menjijikkan
15. Memiliki HIV membuat saya merasa sebagai orang yang buruk
16. Sebagian besar orang dengan HIV ditolak ketika orang lain mengetahui
statusnya
17. Saya sangat berhati-hati memilih orang yang saya beritahu tentang status HIV
saya
18. Beberapa orang yang tahu saya memiliki HIV menjauhi saya
19. Semenjak tahu saya memiliki HIV, saya khawatir orang-orang
mendiskriminasi saya
20. Sebagian besar orang tidak nyaman berada di sekitar orang dengan HIV
21. Saya tidak pernah merasa perlu menyembunyikan fakta bahwa saya memiliki
HIV
22. Saya khawatir orang-orang akan menghakimi saya jika mereka tahu saya
memiliki HIV
23. Memiliki HIV di dalam tubuh saya rasanya menjijikkan

Pertanyaan-pertanyaan di bagian berikutnya beranggapan bahwa Anda telah


memberitahu seseorang bahwa anda memiliki HIV, atau bahwa ada orang lain
yang mengetahui status HIV Anda. Hal tersebut belum tentu benar. Jika situasi di
pertanyaan tersebut tidak pernah terjadi pada Anda, bayangkanlah Anda berada di
situasi tersebut. Lalu lingkari jawaban Anda (“sangat tidak setuju”, “tidak setuju”,
“setuju”, “sangat setuju”) berdasarkan apa yang menurut Anda akan Anda
rasakan, atau bagaimana orang lain akan bereaksi terhadap Anda.

24. Saya pernah tersakiti oleh reaksi orang lain ketika mengetahui saya memiliki
HIV
25. Saya khawatir orang yang mengetahui saya memiliki HIV akan memberitahu
orang lain
26. Saya menyesal telah memberi tahu orang-orang bahwa saya memiliki HIV

73
Universitas Indonesia
(lanjutan)

27. Pada dasarnya, memberitahu orang lain bahwa saya memiliki HIV adalah
sebuah kesalahan
28. Beberapa orang tidak ingin menyentuh saya ketika mereka tahu saya memiliki
HIV
29. Orang-orang yang saya sayangi berhenti menghubungi saya saat mereka tahu
saya memiliki HIV
30. Orang-orang memberitahu saya bahwa saya pantas mendapatkan HIV karena
gaya hidup saya
31. Beberapa orang yang dekat dengan saya takut orang-orang akan menolak
mereka jika orang-orang tahu saya memiliki HIV
32. Orang-orang tidak mau saya berada di dekat anak-anak mereka ketika mereka
tahu saya memiliki HIV
33. Orang-orang terang-terangan mundur menjauhi saya saat mereka tahu saya
memiliki HIV
34. Beberapa orang bersikap seolah-olah memiliki HIV adalah kesalahan saya
sendiri
35. Saya berhenti bersosialisasi dengan beberapa orang karena reaksi mereka
ketika mereka tahu saya memiliki HIV
36. Saya telah kehilangan teman-teman karena memberitahu mereka bahwa saya
memiliki HIV
37. Saya telah memberitahu orang-orang yang dekat dengan saya untuk
merahasiakan status HIV saya
38. Orang-orang yang mengetahui saya memiliki HIV cenderung mengabaikan
sisi baik dari diri saya
39. Orang-orang tampaknya takut kepada saya ketika mereka tahu saya memiliki
HIV
40. Ketika orang-orang tahu Anda memiliki HIV, mereka akan mencari-mencari
kesalahan pada diri Anda

74
Universitas Indonesia
Lampiran 7
Terjemahan Berger HIV Stigma Scale versi B

Skala Stigma HIV Berger

Penelitian ini mengkaji beberapa aspek sosial dan emosi dari pengidap HIV. Untuk
sebagian besar pertanyaan, mohon lingkari huruf atau angka yang sesuai dengan
pendapat Anda. Tidak ada pendapat yang salah atau benar. Anda boleh menulis
komentar selama mengisi/menjawab kuesioner ini.

Bagian pertama dari kuesioner ini menanyakan mengenai apa yang Anda rasakan, alami,
dan pikirkan sebagai seorang yang mengidap HIV, dan bagaimana Anda diperlakukan.
Mohon isi setiap butir sebaik mungkin.

Lingkari jawaban Anda: sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju, sangat setuju, untuk
setiap butir pertanyaan.

1. Pada sebagian besar bidang kehidupan saya, tidak ada yang tahu bahwa saya
mengidap HIV.
2. Saya merasa bersalah karena mengidap HIV.
3. Sikap orang lain terhadap HIV membuat saya merasa semakin buruk terhadap
diri saya.
4. Memberitahu orang lain bahwa saya mengidap HIV adalah sesuatu yang
berisiko.
5. Pengidap HIV akan kehilangan pekerjaan atau dipecat jika atasan atau instansi
tempat kerjanya mengetahui kondisi HIV-nya.
6. Saya berusaha keras untuk merahasiakan kondisi saya sebagai pengidap HIV.
7. Saya merasa bahwa sebagai manusia, saya tidak sebaik orang lain karena saya
mengidap HIV.
8. Saya tidak pernah merasa malu karena mengidap HIV.
9. Orang dengan HIV dikucilkan.
10. Kebanyakan orang menganggap bahwa pengidap HIV hina.
11. Lebih mudah menghindari membuat teman baru daripada mengkhawatirkan
harus memberitahunya bahwa saya pengidap HIV.
12. Mengidap HIV membuat saya merasa tidak bersih.

75
Universitas Indonesia
(lanjutan)

13. Sejak mengetahui saya mengidap HIV, saya merasa dibedakan dan terpisah dari
masyarakat lainnya.
14. Kebanyakan orang berpikir bahwa pengidap HIV menjijikkan.
15. Mengidap HIV membuat saya merasa bahwa saya adalah orang yang buruk.
16. Kebanyakan pengidap HIV ditolak ketika orang lain mengetahui orang tersebut
mengidap HIV.
17. Saya sangat berhati-hati kepada siapa saya memberitahu bahwa saya mengidap
HIV.
18. Beberapa orang yang saya kenal menjauhi saya setelah mengetahui bahwa saya
mengidap HIV.
19. Sejak mengetahui saya mengidap HIV, saya khawatir orang lain akan
mendiskriminasikan saya.
20. Kebanyakan orang merasa tidak nyaman berada di sekitar pengidap HIV.
21. Saya merasa tidak harus menyembunyikan fakta bahwa saya mengidap HIV.
22. Saya khawatir orang lain akan menilai saya buruk jika mereka mengetahui saya
mengidap HIV.
23. Adanya HIV dalam tubuh saya merupakan sesuatu yang menjijikkan bagi saya.

Kebanyakan dari pernyataan berikut dibuat berdasarkan asumsi bahwa anda telah
menerceritakan kepada orang lain bahwa anda mengidap HIV, atau bahwa mereka
sudah mengetahuinya, meskipun tidak harus demikian. Jika salah satu butir pernyataan
tidak seperti yang anda alami, bayangkan bahwa anda sudah mengalaminya. Kemudian
beri jawaban berdasarkan apa yang menurut anda kira-kira bagaimana orang lain akan
bereaksi.

24. Saya pernah merasa sakit hati dengan reaksi orang lain setelah mengetahui
bahwa saya mengidap HIV.
25. Saya khawatir bahwa orang yang mengetahui saya mengidap HIV akan
memberitahukan orang lain.
26. Saya menyesal telah memberitahukan beberapa orang bahwa saya mengidap
HIV.
27. Secara umum, memberitahu orang lain bahwa saya mengidap HIV adalah
sebuah kesalahan.

76
Universitas Indonesia
(lanjutan)

28. Beberapa orang tidak mau menyentuh saya setelah mereka mengetahui bahwa
saya mengidap HIV.
29. Orang-orang yang saya sayangi berhenti berkomunikasi dengan saya setelah
mengetahui saya mengidap HIV.
30. Beberapa orang menyatakan bahwa saya pantas terkena HIV akibat pola hidup
saya.
31. Beberapa orang terdekat saya takut dijauhi orang lain jika mengetahui bahwa
saya sebagai temannya mengidap HIV.
32. Tidak ada yang menginginkan saya dekat dengan anak mereka karena saya
mengidap HIV.
33. Orang-orang menjauhi saya ketika mengetahui saya mengidap HIV.
34. Sebagian orang seolah menyalahkan saya bahwa saya terkena HIV.
35. Saya berhenti bergaul karena reaksi orang lain terhadap kenyataan bahwa saya
mengidap HIV.
36. Teman-teman saya memutuskan hubungan pertemanan setelah saya beritahu
bahwa saya mengidap HIV.
37. Saya meminta orang-orang terdekat saya merahasiakan fakta bahwa saya
mengidap HIV.
38. Orang mengabaikan sisi positif saya setelah tahu bahwa saya mengidap HIV.
39. Sepertinya orang takut dengan saya ketika mereka tahu saya mengidap HIV.
40. Jika orang tahu kamu mengidap HIV, mereka akan mencari-cari sisi negatif dari
kepribadianmu.

77
Universitas Indonesia
Lampiran 8
Terjemahan Berger HIV Stigma Scale Terpilih Versi 1.0

Skala Stigma HIV Berger


Kuesioner ini menanyakan mengenai beberapa aspek sosial dan emosional dari
mengidap HIV. Untuk setiap pertanyaan, mohon lingkari huruf atau angka yang
sesuai dengan jawaban Anda. Tidak ada jawaban yang benar ataupun salah. Anda
bebas untuk menuliskan komentar selagi menjawab pertanyaan-pertanyaan di
bawah ini.

Bagian pertama dari kuesioner ini menanyakan mengenai pengalaman, perasaan,


dan pendapat Anda tentang apa yang dirasakan oleh orang dengan HIV dan
bagaimana mereka diperlakukan. Lakukanlah yang terbaik untuk menjawab setiap
pertanyaan.

Untuk setiap butir pertanyaan, lingkari jawaban Anda: sangat tidak setuju (STS),
tidak setuju (TS), setuju (S), atau sangat setuju (SS).

1. Pada sebagian besar area kehidupan saya, tidak ada yang tahu bahwa saya
mengidap HIV.
2. Saya merasa bersalah karena mengidap HIV.
3. Sikap orang lain terhadap HIV membuat saya merasa lebih buruk
mengenai diri saya.
4. Memberitahu orang lain bahwa saya mengidap HIV adalah sesuatu yang
berisiko.
5. Orang dengan HIV kehilangan pekerjaan mereka jika atasan mereka tahu
tentang status HIV mereka.
6. Saya berusaha keras merahasiakan status HIV saya.
7. Saya merasa saya tidak sebaik orang lain karena saya mengidap HIV.
8. Saya tidak pernah merasa malu karena mengidap HIV.
9. Orang dengan HIV diperlakukan seperti orang buangan.
10. Sebagian besar orang meyakini bahwa orang dengan HIV adalah kotor.
11. Lebih mudah menghindari pertemanan baru, daripada memberitahu
seseorang bahwa saya mengidap HIV.
12. Mengidap HIV membuat saya merasa tidak bersih.
13. Sejak mengetahui saya mengidap HIV, saya merasa dibedakan dan
terpisah dari masyarakat lainnya.
14. Sebagian besar orang berpikir bahwa orang dengan HIV menjijikkan.
15. Mengidap HIV membuat saya merasa bahwa saya adalah orang yang
buruk.
16. Sebagian besar orang dengan HIV ditolak ketika orang lain mengetahui
statusnya.
17. Saya sangat berhati-hati kepada siapa saya memberitahu bahwa saya
mengidap HIV.

78
Universitas Indonesia
(lanjutan)

18. Beberapa orang yang tahu saya mengidap HIV menjauhi saya.
19. Sejak mengetahui saya mengidap HIV, saya khawatir orang-orang akan
mendiskriminasi saya.
20. Sebagian besar orang tidak nyaman berada di sekitar orang dengan HIV.
21. Saya tidak pernah merasa perlu menyembunyikan fakta bahwa saya
mengidap HIV.
22. Saya khawatir orang-orang akan menghakimi saya ketika mereka tahu
saya mengidap HIV.
23. Adanya HIV dalam tubuh saya merupakan sesuatu yang menjijikkan bagi
saya

Kebanyakan dari butir pernyataan berikut dibuat berdasarkan asumsi bahwa Anda
telah menceritakan kepada orang lain bahwa Anda mengidap HIV, atau bahwa
mereka sudah mengetahuinya, meskipun tidak harus demikian. Jika butir
pertanyaan tersebut tidak benar-benar terjadi pada Anda, coba bayangkan jika
Anda berada pada situasi tersebut. Lalu berikan jawaban Anda (“sangat tidak
setuju”, “tidak setuju”, “setuju”, “sangat setuju”) berdasarkan apa yang menurut
Anda akan Anda rasakan atau bagaimana orang lain akan bereaksi terhadap Anda.

24. Saya pernah merasa sakit hati dengan reaksi orang lain setelah mengetahui
bahwa saya mengidap HIV.
25. Saya khawatir bahwa orang yang mengetahui saya mengidap HIV akan
memberitahu orang lain.
26. Saya menyesal telah memberitahu beberapa orang bahwa saya mengidap
HIV.
27. Pada prinsipnya, memberitahu orang lain bahwa saya mengidap HIV
adalah sebuah kesalahan.
28. Beberapa orang menghindari menyentuh saya setelah mereka tahu bahwa
saya mengidap HIV.
29. Orang-orang yang saya sayangi berhenti menghubungi saya setelah
mereka tahu saya mengidap HIV.
30. Orang-orang memberitahu saya bahwa saya pantas mendapatkan HIV
karena cara saya menjalani hidup.
31. Beberapa orang yang dekat dengan saya takut orang-orang akan menolak
mereka jika orang-orang tahu saya mengidap HIV.
32. Orang-orang tidak mau saya berada di dekat anak-anak mereka ketika
mereka tahu saya mengidap HIV.
33. Orang-orang mundur menjauhi saya saat mereka tahu saya mengidap HIV.
34. Beberapa orang bersikap seolah-olah mengidap HIV adalah karena
kesalahan saya.
35. Saya berhenti bersosialisasi dengan beberapa orang karena reaksi mereka
ketika mereka tahu saya mengidap HIV.
79
Universitas Indonesia
(lanjutan)

36. Saya telah kehilangan teman-teman karena memberitahu mereka bahwa


saya mengidap HIV.
37. Saya telah memberitahu orang-orang yang dekat dengan saya untuk
merahasiakan fakta bahwa saya mengidap HIV.
38. Orang-orang yang mengetahui saya mengidap HIV cenderung
mengabaikan sisi baik saya.
39. Orang-orang tampaknya takut kepada saya ketika mereka tahu saya
mengidap HIV.
40. Ketika orang-orang tahu Anda mengidap HIV, mereka mencari kelemahan
pada karakter Anda.

80
Universitas Indonesia
Lampiran 9
Terjemahan Balik (Back Translation) Berger HIV Stigma Scale Versi A

Berger HIV Stigma Scale


The questionnaire inquire about several social and emotional aspects of people
with HIV. For each question, please circle the letter or number which correspond
to your answer. There will be no right or wrong answer. You are free to write any
comment while answering these questions.

The first part of the questionnaire will ask about experiences, feelings, and your
opinion about what people with HIV feel and how they are being treated. Do the
best to answer each question.

For every item of question, circle your answer:


- Strongly Disagree (SD)
- Disagree (D)
- Agree (A)
- Strongly Agree (SA)

1. In most area of my life, no one knows that I have HIV


2. I feel guilty for having HIV
3. People's attitude about HIV makes me feel worse about myself
4. Letting others know about my HIV is something risky
5. People with HIV lost their job because their superior/boss/supervisor know
about their HIV status
6. I try hard to keep my HIV status as a secret
7. I feel worse than other people because I have HIV
8. I never feel embarrassed for having HIV
9. People with HIV are being treated as an outcast
10. Most people believe that people with HIV are filthy
11. It is easier to avoid new friendship, instead of telling someone about my HIV
12. Having HIV makes me feel unclean
13. Since knowing I have HIV, I feel distinguished and separated from other
communities
14. Most people think that person with HIV is disgusting
15. Having HIV makes me feel that I'm a bad person
16. Most people with HIV are rejected when people know their status
17. I'm very careful to whom I tell that I have HIV
18. Some people who knew about my HIV avoid me
19. Since knowing I have HIV, I'm worried that people will discriminate me
20. Most people are not comfortable being around people with HIV

81
Universitas Indonesia
(lanjutan)

21. I never feel the need to hide the fact that I have HIV
22. I am worried people will judge me when they know that I have HIV
23. The presence of HIV in my body is something revolting to me

Most item from the following statement are made based on the assumption that
you have tell others that you have HIV, or that they have known, even though
not necessarily so. If the item of the question is not really happened to you, try
to imagine if you are in the situation.
Then give your answer (strongly disagree, disagree, agree, strongly agree) based
on what you think you would feel or how people would react to you.

24. I once feel resented by other people's reaction after knowing that I have HIV
25. I'm worried that people who knew I have HIV will let other know about it.
26. I regretted telling some people that I have HIV
27. In principle, telling others that I have HIV is a mistake
28. Some people avoid touching me after they know that I have HIV
29. People I love stop contacting me after they know I have HIV
30. People tell me that I deserve to get HIV because of the way I live
31. Some people close to me fear that other people will reject them if people
know I have HIV
32. People don't want me to be around their children when they know I have HIV
33. People are backing away from me when they know that I have HIV
34. Some people act as if having HIV is my fault
35. I stop socializing with some people because of their reaction when they know
I have HIV
36. I have lost friends because I told them that I have HIV
37. I have tell people close to me to keep secret the fact that I have HIV
38. People who know that I have HIV tend to ignore my good side
39. People apparently scared of me when they know I have HIV
40. When people know that you have HIV, they look for weakness in your
character

82
Universitas Indonesia
Lampiran 10
Terjemahan Balik (Back Translation) Berger HIV Stigma Scale Versi B

Berger HIV Stigma Scale

This questionnaire addresses some of social and emotional aspects of having HIV.
Please encircle the letter or number you believe to be most appropriate for your
answer on each item of the questions. There is no wrong or right answer. Feel
free to write the comments while answering the questions below.

The first part of the questionnaire will ask about your experiences, feeling, and
opinions about what people with HIV feel and how they are being treated. Please
do your best answering each question.

Please encircle your answer for each item in the questionnair : strongly disagree
(SD), disagree (D), agree (A), or strongly agree (SA)

1. For most area of my life, no one knows I have HIV.


2. I feel guilty for having HIV.
3. Other people's attitude toward HIV makes me feel worse about my self.
4. Telling others of me having HIV is something risky.
5. People with HIV loosing their job once their superordinat knows their HIV
status.
6. I try hard to keep my HIV status confidential.
7. I don’t feel as good as other people by having HIV
8. I never feel ashamed of having HIV.
9. People with HIV are treated as trash.
10. Most of people acknowledging people with HIV are dirty/filthy.
11. It is easier to avoid new friendship rather than telling someone that I have
HIV.
12. Having HIV makes me feel dirty.
13. Once I knew I have HIV, I feel like being treated differently and detached
from society.
14. Most people think that people with HIV are disgusting.
15. Having HIV makes me feel that I am a bad person.
16. Most of people with HIV are rejected once other people know about their
status.
17. I'm very careful on letting someone know about me having HIV.
18. Some people who know my HIV status keep their distance from me.
19. I feel worry of people discriminating me once they know I have HIV.
20. Most people don’t feel comfortable being surround someone with HIV.
21. I never felt that I have to hide the fact that I have HIV.
22. I feel worry of people judging me once they know I have HIV.
23. Having HIV inside my body is something disgusting for me.

83
Universitas Indonesia
(lanjutan)

Most of the items below were made based on the assumption that you had told
others about your HIV status, or that they had known it despite that it's not
always true. If the items are not really happen to you please imagine that you
were on those situations. Then give your answer ("strongly disagree", "disagree",
"agree", "strongly agree") based on what you feel or how others will react
toward you.
24. I once felt hurt by others' reaction once they knew that I have HIV.
25. I'm worrying people who know me having HIV will tell other people.
26. I regret my self for having told some people that I have HIV.
27. Principally, it's a mistake to tell others that I have HIV.
28. Some people are avoiding touch me once they know that I have HIV.
29. People I love in life are stop contacting me once they know that I have
HIV.
30. People tell me that I deserve having HIV for my way of life.
31. Some people close to me are worrying people will reject them once
others know that I have HIV.
32. People don’t want me be around their kids once they know I have HIV.
33. People are taking backstep away from me once they know I have HIV.
34. Some people act as if having HIV is my fault.
35. I stopped socializing with some people for their reaction when they know
I have HIV.
36. I had lost friends because I told them that I have HIV.
37. I had told my closest people to keep secret of me having HIV.
38. People who acknowledge my HIV status are tend to desert my good sides.
39. People seem to be afraid to me once they know that I have HIV.
40. When people know that you have HIV, they look after the flaw on your
character.

84
Universitas Indonesia
Lampiran 11
Terjemahan Balik (Back Translation) Berger HIV Stigma Scale Versi Terpilih

Berger HIV Stigma Scale


The questionnaire inquires about several social and emotional aspects of
having HIV. For each question, please circle the letter or number which
correspond to your answer. There is no right or wrong answer. You are
free to write any comment while answering these questions.

The first part of the questionnaire will ask about your experiences, feeling,
and opinions about what people with HIV feel and how they are being
treated.
Do your best to answer each question.

Please encircle your answer for each item in the questionnaire: strongly
disagree (SD), disagree (D), agree (A), or strongly agree (SA).

1. In most area of my life, no one knows that I have HIV


2. I feel guilty for having HIV
3. People's attitude about HIV makes me feel worse about myself
4. Telling others that I have HIV is something risky.
5. People with HIV lose their job if their boss knows about their HIV
status
6. I try hard to keep my HIV status as a secret
7. I don’t feel as good as other people because I have HIV
8. I never feel ashamed of having HIV.
9. People with HIV are being treated as an outcast
10. Most people believe that people with HIV are dirty
11. It is easier to avoid new friendship rather than telling someone that
I have HIV.
12. Having HIV makes me feel unclean.
13. Since I know that I have HIV, I feel distinguished and separated from
other society.
14. Most people think that people with HIV are disgusting.
15. Having HIV makes me feel that I am a bad person.
16. Most people with HIV are rejected when people know their status.
17. I am very careful to whom I tell that I have HIV.
18. Some people who know that I have HIV stay away from me.
19. Since knowing I have HIV, I'm worried that people will discriminate
me.

85
Universitas Indonesia
(lanjutan)

20. Most people are not comfortable being around people with HIV.
21. I never feel that I have to hide the fact that I have HIV.
22. I am worried that people will judge me when they know that I have
HIV.
23. Having HIV inside my body is something disgusting for me.

Most item from the following statement are made based on the
assumption that you have told others that you have HIV, or that they
have known, even though it’s not necessarily so. If the item of the
question is not really happened to you, try to imagine if you are in the
situation. Then give your answer (strongly disagree, disagree, agree,
strongly agree) based on what you think you would feel or how people
would react to you.

24. I once felt hurt by others' reaction once they knew that I have HIV.
25. I'm worried people who know that I have HIV will tell other people.
26. I regret for telling some people that I have HIV.
27. Principally, telling others that I have HIV is a mistake.
28. Some people avoid to touch me after they know that I have HIV.
29. People I love stop contacting me after they know I have HIV.
30. People tell me that I deserve to get HIV because of the way I live my
life.
31. Some people close to me are afraid that other people will reject
them if people know I have HIV.
32. People don't want me to be around their children when they know I
have HIV.
33. People back away from me when they know that I have HIV.
34. Some people act as if having HIV is my fault.
35. I stop socializing with some people because of their reaction when
they know I have HIV.
36. I have lost friends because I told them that I have HIV.
37. I have told people who are close to me to keep secret the fact that I
have HIV.
38. People who know that I have HIV tend to ignore my good side.
39. People seem afraid of me when they know that I have HIV.
40. When people know that you have HIV, they look for the flaw in your
character.

86
Universitas Indonesia
Lampiran 12
Revisi Terjemahan dan Terjemahan Balik pada Empat Butir Instrumen

Perbandingan Terjemahan Balik Terpilih dengan Instrumen Asli untuk Butir Pertanyaan Nomor 7, 13,
18, dan 31

No. Terjemahan Terpilih Terjemahan Balik Terpilih Instrumen Asli


7. Saya merasa saya tidak sebaik I don’t feel as good as other I feel I am not as good as others
orang lain karena saya mengidap people because I have HIV. because I have HIV.
HIV.
13. Sejak mengetahui saya mengidap Since I know that I have HIV, I Since learning I have HIV, I feel
HIV, saya merasa dibedakan dan feel distinguished and separated set apart and isolated from the
terpisah dari masyarakat lainnya from other society. rest of the world.
18. Beberapa orang yang tahu saya Some people who know that I Some people who know that I
mengidap HIV menjauhi saya. have HIV stay away from me. have HIV grown more distant.
31. Beberapa orang yang dekat Some people close to me are Some people close to me are
dengan saya takut orang-orang afraid that other people will afraid others will reject them if it
akan menolak mereka jika orang- reject them if people know that I becomes known that I have HIV.
orang tahu saya mengidap HIV. have HIV.

Revisi Terjemahan untuk Butir Pertanyaan Nomor 13, 18, dan 31

No. Versi Penerjemah A Versi Penerjemah B Versi Terpilih


13. Semenjak mengetahui saya Sejak mengetahui saya Sejak mengetahui saya mengidap
mengidap HIV, saya merasa mengidap HIV, saya merasa HIV, saya merasa tersisih dan
dibedakan dan diisolasi dari tersisih dan terisolasi dari terisolasi dari masyarakat
masyarakat lainnya. masyarakat lainnya. lainnya.
18. Beberapa orang yang tahu saya Beberapa orang yang Beberapa orang yang
mengidap HIV, mengambil lebih mengetahui saya mengidap HIV mengetahui saya mengidap HIV
banyak jarak dari saya. semakin menjauhi saya. semakin menjauhi saya.
31. Beberapa orang yang dekat Beberapa orang yang dekat Beberapa orang yang dekat
dengan saya takut orang-orang dengan saya takut orang lain dengan saya takut orang lain
akan menolak mereka akan menolak mereka akan menolak mereka
jika kondisi saya yang mengidap jika terungkap bahwa saya jika terungkap bahwa saya
HIV diketahui orang. mengidap HIV. mengidap HIV.

Revisi Terjemahan Balik (Back Translation) untuk Butir Pertanyaan Nomor 7, 13, 18, dan 31

No. Versi Penerjemah Balik A Versi Penerjemah Balik B Versi Terpilih


7. I feel I’m not as good as other I feel that I’m not as good as I feel that I’m not as good as
people because I have HIV. other people because I have other people because I have
HIV. HIV.
13. Since I know that I have HIV I Since I know that I have HIV I Since I know that I have HIV I
feel deserted AND isolated from feel set apart and isolated from feel set apart and isolated from
the society. the community. the community.
18. Some people who know that I HIV Some people who know that I Some people who know that I
make more distance from me. have HIV stay away from me. HIV make more distance from
me.

87
Universitas Indonesia
Lampiran 13
Terjemahan Berger HIV Stigma Scale Terpilih Versi 1.1

Skala Stigma HIV

Kuesioner ini menanyakan mengenai beberapa aspek sosial dan emosional dari mengidap HIV. Untuk setiap
pertanyaan, mohon lingkari huruf atau angka yang sesuai dengan jawaban Anda. Tidak ada jawaban yang benar
ataupun salah. Anda bebas untuk menuliskan komentar selagi menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.

Bagian pertama dari kuesioner ini menanyakan mengenai pengalaman, perasaan, dan pendapat Anda tentang apa
yang dirasakan oleh orang dengan HIV dan bagaimana mereka diperlakukan. Lakukanlah yang terbaik untuk
menjawab setiap pertanyaan.

Untuk setiap butir pertanyaan, lingkari jawaban Anda: sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), setuju (S), atau
sangat setuju (SS).

Sebagai contoh:
- Menurut saya, biaya pengobatan saya terjangkau......................... STS TS S SS
Jika Anda menjawab sangat setuju untuk pertanyaan ini, lingkari huruf SS seperti berikut:
- Menurut saya, biaya pengobatan saya terjangkau......................... STS TS S SS

Sangat
Tidak Tidak Sangat
Setuju Setuju Setuju Setuju
(STS) (TS) (S) (SS)

1. Pada sebagian besar area kehidupan saya, tidak ada yang tahu bahwa saya
mengidap HIV............................................................................. STS TS S SS
2. Saya merasa bersalah karena mengidap HIV................................ STS TS S SS
3. Sikap orang lain terhadap HIV membuat saya merasa lebih buruk
mengenai diri saya...................................................................... STS TS S SS
4. Memberitahu orang lain bahwa saya mengidap HIV adalah sesuatu yang
berisiko....................................................................................... STS TS S SS
5. Orang dengan HIV kehilangan pekerjaan mereka jika atasan mereka tahu
tentang status HIV mereka......................................................... STS TS S SS
6. Saya berusaha keras merahasiakan status HIV saya...................... STS TS S SS
7. Saya merasa saya tidak sebaik orang lain karena saya mengidap HIV STS TS S SS

88
Universitas Indonesia
(lanjutan)
8. Saya tidak pernah merasa malu karena mengidap HIV...................... STS TS S SS
9. Orang dengan HIV diperlakukan seperti orang buangan................... STS TS S SS
10. Sebagian besar orang meyakini bahwa orang dengan HIV adalah kotor STS TS S SS
11. Lebih mudah menghindari pertemanan baru, daripada memberitahu
seseorang bahwa saya mengidap HIV......................................... STS TS S SS
12. Mengidap HIV membuat saya merasa tidak bersih......................... STS TS S SS
13. Sejak mengetahui saya mengidap HIV, saya merasa tersisih dan terisolasi
dari masyarakat lainnya................................................................. STS TS S SS
14. Sebagian besar orang berpikir bahwa orang dengan HIV menjijikkan STS TS S SS
15. Mengidap HIV membuat saya merasa bahwa saya adalah orang yang
buruk............................................................................................. STS TS S SS
16. Sebagian besar orang dengan HIV ditolak ketika orang lain mengetahui
statusnya......................................................................................... STS TS S SS
17. Saya sangat berhati-hati kepada siapa saya memberitahu bahwa saya
mengidap HIV................................................................................. STS TS S SS
18. Beberapa orang yang mengetahui saya mengidap HIV, semakin menjauhi
saya................................................................................................. STS TS S SS
19. Sejak mengetahui saya mengidap HIV, saya khawatir orang-orang akan
mendiskriminasi saya....................................................................... STS TS S SS
20. Sebagian besar orang tidak nyaman berada di sekitar orang dengan HIV. STS TS S SS
21. Saya tidak pernah merasa perlu menyembunyikan fakta bahwa saya
mengidap HIV.................................................................................. STS TS S SS
22. Saya khawatir orang-orang akan menghakimi saya ketika mereka tahu
saya mengidap HIV.......................................................................... STS TS S SS
23. Adanya HIV dalam tubuh saya merupakan sesuatu yang menjijikkan bagi
saya.................................................................................................. STS TS S SS

89
Universitas Indonesia
(lanjutan)

Kebanyakan dari butir pernyataan berikut dibuat berdasarkan asumsi bahwa Anda telah menceritakan kepada orang
lain bahwa Anda mengidap HIV atau bahwa mereka sudah mengetahuinya, meskipun tidak harus demikian. Jika
butir pertanyaan tersebut tidak benar-benar terjadi pada Anda, coba bayangkan jika Anda berada pada situasi
tersebut. Lalu berikan jawaban Anda (“sangat tidak setuju”, “tidak setuju”, “setuju”, “sangat setuju”) berdasarkan
apa yang menurut Anda akan Anda rasakan atau bagaimana orang lain akan bereaksi terhadap Anda.

24. Saya pernah merasa sakit hati dengan reaksi orang lain setelah mengetahui
bahwa saya mengidap HIV.................................................. STS TS S SS
25. Saya khawatir bahwa orang yang mengetahui saya mengidap HIV akan
memberitahu orang lain.................................................................... STS TS S SS
26. Saya menyesal telah memberitahu beberapa orang bahwa saya mengidap
HIV......................................................................................... STS TS S SS
27. Pada prinsipnya, memberitahu orang lain bahwa saya mengidap HIV
adalah sebuah kesalahan................................................................ STS TS S SS
28. Beberapa orang menghindari menyentuh saya setelah mereka tahu bahwa
saya mengidap HIV...................................................................... STS TS S SS
29. Orang-orang yang saya sayangi berhenti menghubungi saya setelah
mereka tahu saya mengidap HIV................................................... STS TS S SS
30. Orang-orang memberitahu saya bahwa saya pantas mendapatkan HIV
karena cara saya menjalani hidup................................................... STS TS S SS
31. Beberapa orang yang dekat dengan saya takut orang lain akan menolak
mereka jika terungkap bahwa saya mengidap HIV.................. STS TS S SS
32. Orang-orang tidak mau saya berada di dekat anak-anak mereka ketika
mereka tahu saya mengidap HIV.................................................... STS TS S SS
33. Orang-orang mundur menjauhi saya saat mereka tahu saya mengidap
HIV................................................................................................ STS TS S SS
34. Beberapa orang bersikap seolah-olah mengidap HIV adalah karena
kesalahan saya.................................................................................. STS TS S SS
35. Saya berhenti bersosialisasi dengan beberapa orang karena reaksi mereka
ketika mereka tahu saya mengidap HIV..................................... STS TS S SS

90
Universitas Indonesia
(lanjutan)

36. Saya telah kehilangan teman-teman karena memberitahu mereka bahwa


saya mengidap HIV...................................................................... STS TS S SS
37. Saya telah memberitahu orang-orang yang dekat dengan saya untuk
merahasiakan fakta bahwa saya mengidap HIV. .............................. STS TS S SS
38. Orang-orang yang mengetahui saya mengidap HIV cenderung
mengabaikan sisi baik saya................................................................ STS TS S SS
39. Orang-orang tampaknya takut kepada saya ketika mereka tahu saya
mengidap HIV................................................................................... STS TS S SS
40. Ketika orang-orang tahu Anda mengidap HIV, mereka mencari kelemahan
pada karakter Anda. ............................................................. STS TS S SS

Komentar Anda:
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

91
Universitas Indonesia
Lampiran 14
Terjemahan Berger HIV Stigma Scale Terpilih Versi 1.2 (Final)

Skala Stigma HIV

Kuesioner ini menanyakan mengenai beberapa aspek sosial dan emosional dari mengidap HIV. Untuk setiap
pertanyaan, mohon lingkari huruf atau angka yang sesuai dengan jawaban Anda. Tidak ada jawaban yang
benar ataupun salah. Anda bebas untuk menuliskan komentar selagi menjawab pertanyaan-pertanyaan di
bawah ini.
Bagian pertama dari kuesioner ini menanyakan mengenai pengalaman, perasaan, dan pendapat Anda tentang
apa yang dirasakan oleh orang dengan HIV dan bagaimana mereka diperlakukan. Lakukanlah yang terbaik
untuk menjawab setiap pertanyaan.
Untuk setiap butir pertanyaan, lingkari jawaban Anda: sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), setuju (S),
atau sangat setuju (SS).
Sebagai contoh:
- Menurut saya, biaya pengobatan saya terjangkau................................. STS TS S SS
Jika Anda menjawab sangat setuju untuk pertanyaan ini, lingkari huruf SS seperti berikut:
- Menurut saya, biaya pengobatan saya terjangkau................................. STS TS S SS

Sangat
Tidak Tidak Sangat
Setuju Setuju Setuju Setuju
(STS) (TS) (S) (SS)
1. Pada sebagian besar area kehidupan saya, tidak ada yang tahu bahwa
saya mengidap HIV............................................................................. STS TS S SS
2. Saya merasa bersalah karena mengidap HIV......................................... STS TS S SS
3. Sikap orang lain terhadap HIV membuat saya merasa lebih buruk
mengenai diri saya................................................................................ STS TS S SS
4. Memberitahu orang lain bahwa saya mengidap HIV adalah sesuatu yang
berisiko................................................................................................ STS TS S SS
5. Orang dengan HIV kehilangan pekerjaan mereka jika atasan mereka tahu
tentang status HIV mereka................................................................... STS TS S SS
6. Saya berusaha keras merahasiakan status HIV saya............................... STS TS S SS
7. Saya merasa saya tidak sebaik orang lain karena saya mengidap HIV. STS TS S SS
8. Saya tidak pernah merasa malu karena mengidap HIV.......................... STS TS S SS
9. Orang dengan HIV diperlakukan seperti orang buangan....................... STS TS S SS
10. Sebagian besar orang meyakini bahwa orang dengan HIV adalah kotor. STS TS S SS
11. Lebih mudah menghindari pertemanan baru dengan seseorang daripada
dibebani kekhawatiran harus memberitahunya bahwa saya mengidap
HIV..................................................................................................... STS TS S SS
12. Mengidap HIV membuat saya merasa tidak bersih................................ STS TS S SS

92
Universitas Indonesia
(lanjutan)

13. Sejak mengetahui saya mengidap HIV, saya merasa tersisih dan terisolasi
dari masyarakat lainnya........................................................................ STS TS S SS
14. Sebagian besar orang berpikir bahwa orang dengan HIV menjijikkan... STS TS S SS
15. Mengidap HIV membuat saya merasa bahwa saya adalah orang yang
buruk.................................................................................................... STS TS S SS
16. Sebagian besar orang dengan HIV ditolak ketika orang lain mengetahui
statusnya.............................................................................................. STS TS S SS
17. Saya sangat berhati-hati kepada siapa saya memberitahu bahwa saya
mengidap HIV..................................................................................... STS TS S SS
18. Beberapa orang yang mengetahui saya mengidap HIV semakin menjauhi
saya..................................................................................................... STS TS S SS
19. Sejak mengetahui saya mengidap HIV, saya khawatir orang-orang akan
mendiskriminasi saya............................................................................ STS TS S SS
20. Sebagian besar orang tidak nyaman berada di sekitar orang dengan HIV. STS TS S SS
21. Saya tidak pernah merasa perlu menyembunyikan fakta bahwa saya
mengidap HIV...................................................................................... STS TS S SS
22. Saya khawatir orang-orang akan menghakimi saya ketika mereka tahu
saya mengidap HIV.............................................................................. STS TS S SS
23. Adanya HIV dalam tubuh saya merupakan sesuatu yang menjijikkan bagi
saya..................................................................................................... STS TS S SS

Kebanyakan dari butir pernyataan berikut dibuat berdasarkan asumsi (anggapan) seolah-olah Anda telah
menceritakan kepada orang lain bahwa Anda mengidap HIV atau bahwa mereka sudah mengetahuinya,
meskipun tidak harus demikian. Jika butir pertanyaan tersebut tidak benar-benar terjadi pada Anda, coba
bayangkan jika Anda berada pada situasi tersebut. Lalu berikan jawaban Anda (“sangat tidak setuju”, “tidak
setuju”, “setuju”, “sangat setuju”) berdasarkan apa yang menurut Anda akan Anda rasakan atau bagaimana
orang lain akan bereaksi terhadap Anda.

Sangat
Tidak Tidak Sangat
Setuju Setuju Setuju Setuju
(STS) (TS) (S) (SS)
24. Saya pernah merasa sakit hati dengan reaksi orang lain setelah
mengetahui bahwa saya mengidap HIV.............................................. STS TS S SS
25. Saya khawatir bahwa orang yang mengetahui saya mengidap HIV akan
memberitahu orang lain...................................................................... STS TS S SS
26. Saya menyesal telah memberitahu beberapa orang bahwa saya mengidap
HIV.................................................................................................... STS TS S SS

93
Universitas Indonesia
(lanjutan)

27. Pada prinsipnya, memberitahu orang lain bahwa saya mengidap HIV
adalah sebuah kesalahan..................................................................... STS TS S SS
28. Beberapa orang menghindari menyentuh saya setelah mereka tahu bahwa
saya mengidap HIV............................................................................ STS TS S SS
29. Orang-orang yang saya sayangi berhenti menghubungi saya setelah
mereka tahu saya mengidap HIV........................................................ STS TS S SS
30. Orang-orang memberitahu saya bahwa saya pantas mendapatkan HIV
karena cara saya menjalani hidup....................................................... STS TS S SS
31. Beberapa orang yang dekat dengan saya takut orang lain akan menolak
mereka jika terungkap bahwa saya mengidap HIV............................. STS TS S SS
32. Orang-orang tidak mau saya berada di dekat anak-anak mereka ketika
mereka tahu saya mengidap HIV........................................................ STS TS S SS
33. Orang-orang mundur menjauhi saya saat mereka tahu saya mengidap
HIV.................................................................................................... STS TS S SS
34. Beberapa orang bersikap seolah-olah mengidap HIV adalah karena
kesalahan saya.................................................................................... STS TS S SS
35. Saya berhenti bersosialisasi dengan beberapa orang karena reaksi mereka
ketika mereka tahu saya mengidap HIV.............................................. STS TS S SS
36. Saya telah kehilangan teman-teman karena memberitahu mereka bahwa
saya mengidap HIV............................................................................ STS TS S SS
37. Saya telah memberitahu orang-orang yang dekat dengan saya untuk
merahasiakan fakta bahwa saya mengidap HIV.................................. STS TS S SS
38. Orang-orang yang mengetahui saya mengidap HIV cenderung
mengabaikan sisi baik saya................................................................. STS TS S SS
39. Orang-orang tampaknya takut kepada saya ketika mereka tahu saya
mengidap HIV.................................................................................... STS TS S SS
40. Ketika orang-orang tahu Anda mengidap HIV, mereka mencari
kelemahan pada karakter Anda........................................................... STS TS S SS

Komentar Anda:
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

94
Universitas Indonesia
Lampiran 15

Lembar Penilaian untuk Menentukan Validitas Isi


Skala Stigma HIV

Peninjau (reviewer) : ________________________________________


Tanggal : ________________________________________

Instrumen Skala Stigma HIV ini dikembangkan untuk mengukur perceived stigma (self stigma) pada Orang
dengan HIV/AIDS (ODHA).
Bacalah dengan seksama uraian mengenai konsep perceived stigma/self stigma (terlampir di lembaran yang
terpisah). Selanjutnya, tentukan seberapa baik setiap butir pertanyaan kuesioner mencerminkan konsep
perceived stigma (self stigma) pada ODHA.
Beri nilai pada masing-masing butir pertanyaan kuesioner berdasarkan kecocokannya dengan konsep perceived
stigma (self stigma) pada ODHA. Gunakan skala empat poin di bawah ini:
1 2 3 4
tidak relevan agak relevan cukup relevan sangat relevan

Butir Pertanyaan Kuesioner Nilai


1. Pada sebagian besar area kehidupan saya, tidak ada yang tahu bahwa saya
mengidap HIV.
2. Saya merasa bersalah karena mengidap HIV.
3. Sikap orang lain terhadap HIV membuat saya merasa lebih buruk mengenai
diri saya.
4. Memberitahu orang lain bahwa saya mengidap HIV adalah sesuatu yang
berisiko.
5. Orang dengan HIV kehilangan pekerjaan mereka jika atasan mereka tahu
tentang status HIV mereka.
6. Saya berusaha keras merahasiakan status HIV saya.
7. Saya merasa saya tidak sebaik orang lain karena saya mengidap HIV.
8. Saya tidak pernah merasa malu karena mengidap HIV.
9. Orang dengan HIV diperlakukan seperti orang buangan.
10. Sebagian besar orang meyakini bahwa orang dengan HIV adalah kotor.
11. Lebih mudah menghindari pertemanan baru dengan seseorang daripada
dibebani kekhawatiran harus memberitahunya bahwa saya mengidap HIV.
12. Mengidap HIV membuat saya merasa tidak bersih.

95
Universitas Indonesia
(lanjutan)
1 2 3 4
tidak relevan agak relevan cukup relevan sangat relevan
13. Sejak mengetahui saya mengidap HIV, saya merasa tersisih dan terisolasi
dari masyarakat lainnya.
14. Sebagian besar orang berpikir bahwa orang dengan HIV menjijikkan.
15. Mengidap HIV membuat saya merasa bahwa saya adalah orang yang buruk.
16. Sebagian besar orang dengan HIV ditolak ketika orang lain mengetahui
statusnya.
17. Saya sangat berhati-hati kepada siapa saya memberitahu bahwa saya
mengidap HIV.
18. Beberapa orang yang mengetahui saya mengidap HIV semakin menjauhi
saya.
19. Sejak mengetahui saya mengidap HIV, saya khawatir orang-orang akan
mendiskriminasi saya.
20. Sebagian besar orang tidak nyaman berada di sekitar orang dengan HIV.
21. Saya tidak pernah merasa perlu menyembunyikan fakta bahwa saya
mengidap HIV.
22. Saya khawatir orang-orang akan menghakimi saya ketika mereka tahu saya
mengidap HIV.
23. Adanya HIV dalam tubuh saya merupakan sesuatu yang menjijikkan bagi
saya.
24. Saya pernah merasa sakit hati dengan reaksi orang lain setelah mengetahui
bahwa saya mengidap HIV.
25. Saya khawatir bahwa orang yang mengetahui saya mengidap HIV akan
memberitahu orang lain.
26. Saya menyesal telah memberitahu beberapa orang bahwa saya mengidap
HIV.
27. Pada prinsipnya, memberitahu orang lain bahwa saya mengidap HIV adalah
sebuah kesalahan.
28. Beberapa orang menghindari menyentuh saya setelah mereka tahu bahwa
saya mengidap HIV.

96
Universitas Indonesia
(lanjutan)
1 2 3 4
tidak relevan agak relevan cukup relevan sangat relevan
29. Orang-orang yang saya sayangi berhenti menghubungi saya setelah mereka
tahu saya mengidap HIV.
30. Orang-orang memberitahu saya bahwa saya pantas mendapatkan HIV
karena cara saya menjalani hidup.
31. Beberapa orang yang dekat dengan saya takut orang lain akan menolak
mereka jika terungkap bahwa saya mengidap HIV.
32. Orang-orang tidak mau saya berada di dekat anak-anak mereka ketika
mereka tahu saya mengidap HIV.
33. Orang-orang mundur menjauhi saya saat mereka tahu saya mengidap HIV.
34. Beberapa orang bersikap seolah-olah mengidap HIV adalah karena
kesalahan saya.
35. Saya berhenti bersosialisasi dengan beberapa orang karena reaksi mereka
ketika mereka tahu saya mengidap HIV.
36. Saya telah kehilangan teman-teman karena memberitahu mereka bahwa
saya mengidap HIV
37. Saya telah memberitahu orang-orang yang dekat dengan saya untuk
merahasiakan fakta bahwa saya mengidap HIV.
38. Orang-orang yang mengetahui saya mengidap HIV cenderung mengabaikan
sisi baik saya.
39. Orang-orang tampaknya takut kepada saya ketika mereka tahu saya
mengidap HIV.
40. Ketika orang-orang tahu Anda mengidap HIV, mereka mencari kelemahan
pada karakter Anda.

97
Universitas Indonesia
Lampiran 16
Penilaian Pakar untuk Menentukan Validitas Isi Berger HIV Stigma Scale

Penilaian Pakar untuk Setiap Butir Pertanyaan Instrumen

Butir Penilaian Penilaian Butir Penilaian Penilaian


Pertanyaan Pakar Pakar Pertanyaan Pakar Pakar
Pertama Kedua Pertama Kedua
1 4 4 21 4 4
2 2 2 22 4 4
3 4 4 23 4 4
4 4 4 24 3 4
5 4 4 25 4 4
6 4 4 26 4 4
7 3 4 27 4 4
8 4 4 28 4 4
9 4 4 29 4 4
10 4 4 30 4 3
11 4 4 31 4 3
12 4 4 32 4 4
13 4 4 33 4 4
14 4 4 34 4 4
15 4 4 35 4 4
16 4 4 36 4 4
17 4 4 37 4 4
18 4 4 38 4 4
19 4 4 39 4 4
20 4 4 40 3 4

Keterangan:
1 = tidak relevan
2 = agak relevan
3 = cukup relevan
4 = sangat relevan

98
Universitas Indonesia
Lampiran 19
Hasil Pengolahan Statistik Menggunakan SPSS

A. Karakteristik Responden
Umur

Statistic Std. Error


Umur Mean 34,70 ,413
95% Confidence Lower Bound 33,89
Interval for Upper Bound
Mean 35,52
5% Trimmed Mean 34,40
Median 34,00
Variance 51,132
Std. Deviation 7,151
Minimum 18
Maximum 60
Range 42
Interquartile Range 7,75
Skewness ,778 ,141
Kurtosis 1,037 ,281

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Umur ,128 300 ,000 ,956 300 ,000
a Lilliefors Significance Correction

Jenis Kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 216 72,0 72,0 72,0
Perempu
84 28,0 28,0 100,0
an
Total 300 100,0 100,0

Pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Dasar 8 2,7 2,7 2,7
Menenga
198 66,0 66,0 68,7
h
Tinggi 94 31,3 31,3 100,0
Total 300 100,0 100,0

101
Universitas Indonesia
(lanjutan)

Alamat

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Jakarta
52 17,3 17,3 17,3
Pusat
Jakarta
83 27,7 27,7 45,0
Timur
Jakarta
27 9,0 9,0 54,0
Barat
Jakarta
14 4,7 4,7 58,7
Utara
Jakarta
51 17,0 17,0 75,7
Selatan
Luar
73 24,3 24,3 100,0
Jakarta
Total 300 100,0 100,0

Pekerjaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Bekerja 205 68,3 68,8 68,8
Tidak
93 31,0 31,2 100,0
bekerja
Total 298 99,3 100,0
Missing System 2 ,7
Total 300 100,0

Pernikahan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Belum
94 31,3 31,8 31,8
menikah
Menikah 150 50,0 50,7 82,4
Cerai hidup 26 8,7 8,8 91,2
Cerai
26 8,7 8,8 100,0
meninggal
Total 296 98,7 100,0
Missing System 4 1,3
Total 300 100,0

102
Universitas Indonesia
(lanjutan)

Status Pengobatan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Dalam
263 87,7 89,2 89,2
pengobatan ARV
Belum ARV 32 10,7 10,8 100,0
Total 295 98,3 100,0
Missing System 5 1,7
Total 300 100,0

Risiko Penularan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Hubungan
138 46,0 46,5 46,5
seksual
IDU 112 37,3 37,7 84,2
Transfusi
6 2,0 2,0 86,2
darah
Lain-lain 26 8,7 8,8 94,9
Multiple risks 15 5,0 5,1 100,0
Total 297 99,0 100,0
Missing System 3 1,0
Total 300 100,0

Kapan terdiagnosis HIV

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang dari 1
73 24,3 25,8 25,8
tahun
1 - 5 tahun 127 42,3 44,9 70,7
Lebih dari 5
83 27,7 29,3 100,0
tahun
Total 283 94,3 100,0
Missing System 17 5,7
Total 300 100,0

103
Universitas Indonesia
(lanjutan)

B. Analisis Reliabilitas Skor Total (40 Item)

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Mean Std Dev Cases

1. Q01 3,0333 ,8006 300,0


2. Q02 2,7267 ,9807 300,0
3. Q03 2,3833 ,9796 300,0
4. Q04 2,9900 ,9198 300,0
5. Q05 2,4133 1,0612 300,0
6. Q06 3,1800 ,7977 300,0
7. Q07 2,2967 ,9371 300,0
8. Q08R 2,4733 ,8974 300,0
9. Q09 2,0933 ,9872 300,0
10. Q10 2,3433 1,0404 300,0
11. Q11 2,5900 ,8819 300,0
12. Q12 2,2633 ,8385 300,0
13. Q13 2,0833 ,7692 300,0
14. Q14 2,4033 ,9953 300,0
15. Q15 2,1167 ,8634 300,0
16. Q16 2,4700 ,9409 300,0
17. Q17 3,3467 ,7034 300,0
18. Q18 2,1867 ,8087 300,0
19. Q19 2,6833 ,9087 300,0
20. Q20 2,5633 ,9030 300,0
21. Q21R 2,6567 ,8130 300,0
22. Q22 2,4800 ,8863 300,0
23. Q23 2,1567 ,9101 300,0
24. Q24 2,6033 ,8092 300,0
25. Q25 2,9133 ,8494 300,0
26. Q26 2,5167 ,8399 300,0
27. Q27 2,5133 ,8198 300,0
28. Q28 2,2400 ,8028 300,0
29. Q29 2,0533 ,7477 300,0
30. Q30 2,1533 ,8279 300,0
31. Q31 2,4400 ,8136 300,0
32. Q32 2,2533 ,8708 300,0
33. Q33 2,2033 ,8511 300,0
34. Q34 2,4333 ,8493 300,0
35. Q35 2,1933 ,7776 300,0
36. Q36 2,1733 ,7950 300,0
37. Q37 2,9367 ,7840 300,0
38. Q38 2,3033 ,8248 300,0
39. Q39 2,4333 ,8532 300,0
40. Q40 2,3600 ,8363 300,0
_

104
Universitas Indonesia
(lanjutan)

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Correlation Matrix

Q01 Q02 Q03 Q04 Q05

Q01 1,0000
Q02 ,1309 1,0000
Q03 ,0945 ,3148 1,0000
Q04 ,3138 ,2009 ,3272 1,0000
Q05 ,1097 ,1121 ,2685 ,2475 1,0000
Q06 ,4304 ,2255 ,2538 ,4628 ,2200
Q07 ,1517 ,2959 ,3311 ,1858 ,1823
Q08R ,0478 ,2235 ,2647 ,1516 ,2223
Q09 -,0039 ,1163 ,3122 ,1042 ,4547
Q10 ,0063 ,0595 ,3496 ,1888 ,3708
Q11 ,0857 ,1175 ,2987 ,3371 ,2174
Q12 ,0317 ,2098 ,4590 ,2983 ,2005
Q13 ,1204 ,1367 ,3436 ,1383 ,1297
Q14 ,0250 ,0379 ,3211 ,1652 ,3419
Q15 ,0911 ,2392 ,4096 ,1952 ,2720
Q16 ,0590 ,0273 ,3119 ,2334 ,4144
Q17 ,2823 ,1524 ,1948 ,4189 ,0897
Q18 ,0265 ,1911 ,3569 ,2723 ,2410
Q19 ,1111 ,1690 ,3923 ,3723 ,3026
Q20 ,0665 ,0536 ,4167 ,2887 ,3390
Q21R ,1101 ,1965 ,2582 ,1922 ,1495
Q22 ,0434 ,1476 ,4230 ,2356 ,2933
Q23 ,0617 ,3217 ,3263 ,1857 ,2617
Q24 ,0514 ,0357 ,1714 ,2283 ,1643
Q25 ,1813 ,1762 ,3013 ,3242 ,2476
Q26 ,1832 ,2004 ,2300 ,2491 ,0598
Q27 ,1675 ,2708 ,2206 ,2419 ,1436
Q28 ,0447 ,1006 ,3121 ,2297 ,3150
Q29 ,0529 ,0564 ,2734 ,0980 ,1829
Q30 -,0582 ,1918 ,1871 ,0723 ,1750
Q31 ,0904 ,1387 ,2786 ,2249 ,2922
Q32 ,1366 ,1949 ,3445 ,1577 ,2844
Q33 ,1274 ,1590 ,3475 ,1607 ,2806
Q34 ,0279 ,1387 ,2338 ,1126 ,1643
Q35 ,0971 ,2186 ,3239 ,1477 ,1744
Q36 ,1748 ,2540 ,3353 ,1853 ,2716
Q37 ,1685 ,1253 ,2059 ,2588 ,1642
Q38 ,1163 ,1401 ,3523 ,1539 ,2269
Q39 ,1257 ,2180 ,3608 ,2484 ,2928
Q40 ,1419 ,2223 ,2923 ,2221 ,2651
_

105
Universitas Indonesia
(lanjutan)

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Correlation Matrix

Q06 Q07 Q08R Q09 Q10

Q06 1,0000
Q07 ,2504 1,0000
Q08R ,1749 ,3455 1,0000
Q09 ,0805 ,2845 ,2520 1,0000
Q10 ,0986 ,2965 ,2910 ,7242 1,0000
Q11 ,3477 ,3581 ,2207 ,3476 ,4419
Q12 ,1939 ,4834 ,2916 ,3419 ,4558
Q13 ,2207 ,4295 ,1849 ,4302 ,3820
Q14 ,0599 ,2263 ,2798 ,5709 ,6345
Q15 ,2219 ,4489 ,3299 ,4266 ,4765
Q16 ,1052 ,2130 ,2030 ,5143 ,5691
Q17 ,4725 ,1529 ,1101 ,0785 ,1796
Q18 ,2588 ,2753 ,1866 ,3677 ,3688
Q19 ,3142 ,2560 ,2705 ,4171 ,5080
Q20 ,1884 ,2129 ,2683 ,4548 ,5802
Q21R ,3070 ,2044 ,4206 ,1317 ,1912
Q22 ,2984 ,2226 ,2769 ,4188 ,4264
Q23 ,1960 ,4002 ,3471 ,2889 ,3245
Q24 ,2457 ,1689 ,0936 ,2098 ,2060
Q25 ,3587 ,2257 ,2207 ,2490 ,3403
Q26 ,3399 ,2805 ,1492 ,1312 ,1178
Q27 ,3594 ,2887 ,2460 ,1596 ,1848
Q28 ,2248 ,2296 ,2735 ,3346 ,3895
Q29 ,1857 ,2494 ,2065 ,2243 ,2688
Q30 -,0723 ,0964 -,0350 ,2402 ,1522
Q31 ,2228 ,2362 ,2635 ,3193 ,4097
Q32 ,2663 ,2682 ,2098 ,3498 ,4057
Q33 ,1971 ,2428 ,2020 ,4072 ,3892
Q34 ,0227 ,0649 ,1556 ,2747 ,3042
Q35 ,1432 ,2377 ,1943 ,3816 ,4303
Q36 ,2196 ,2540 ,2550 ,3074 ,3322
Q37 ,3338 ,0985 ,1093 ,1243 ,1252
Q38 ,1912 ,2683 ,1262 ,3266 ,3226
Q39 ,2879 ,2570 ,1942 ,3211 ,3819
Q40 ,2334 ,2388 ,2045 ,3521 ,3456
_

106
Universitas Indonesia
(lanjutan)

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Correlation Matrix

Q11 Q12 Q13 Q14 Q15

Q11 1,0000
Q12 ,5083 1,0000
Q13 ,4104 ,4326 1,0000
Q14 ,3338 ,3853 ,4234 1,0000
Q15 ,3705 ,5072 ,5795 ,4665 1,0000
Q16 ,3136 ,2665 ,3061 ,6468 ,4016
Q17 ,2730 ,2133 ,1999 ,1197 ,2140
Q18 ,3140 ,3909 ,5179 ,2760 ,4525
Q19 ,3132 ,4171 ,4159 ,4523 ,5204
Q20 ,3330 ,3865 ,4522 ,6171 ,4345
Q21R ,2555 ,2803 ,1849 ,2172 ,2002
Q22 ,2740 ,4234 ,4366 ,4888 ,4335
Q23 ,2470 ,4323 ,3539 ,1995 ,4831
Q24 ,2259 ,1545 ,2628 ,1785 ,2005
Q25 ,2962 ,2716 ,2670 ,3026 ,3102
Q26 ,2689 ,1766 ,2230 ,0459 ,1472
Q27 ,1996 ,2211 ,2289 ,2086 ,1986
Q28 ,3473 ,2685 ,4224 ,4226 ,3840
Q29 ,1956 ,2870 ,3121 ,2586 ,2960
Q30 ,0910 ,2114 ,1689 ,1966 ,3024
Q31 ,3315 ,3787 ,3206 ,3501 ,3599
Q32 ,3621 ,3297 ,4627 ,3641 ,3787
Q33 ,2362 ,3043 ,4542 ,4043 ,4091
Q34 ,1219 ,1351 ,2108 ,3029 ,3094
Q35 ,3159 ,3731 ,4538 ,3872 ,4395
Q36 ,2686 ,3226 ,4083 ,3002 ,3992
Q37 ,1558 ,1323 ,1197 ,1614 ,2135
Q38 ,2313 ,3049 ,3765 ,3027 ,3916
Q39 ,3213 ,3495 ,3983 ,3606 ,3579
Q40 ,2461 ,2698 ,3275 ,3433 ,3770
_

107
Universitas Indonesia
(lanjutan)

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Correlation Matrix

Q16 Q17 Q18 Q19 Q20

Q16 1,0000
Q17 ,1623 1,0000
Q18 ,3282 ,2386 1,0000
Q19 ,4993 ,4287 ,5494 1,0000
Q20 ,6281 ,2128 ,4601 ,6094 1,0000
Q21R ,1242 ,1445 ,1181 ,2371 ,2279
Q22 ,4424 ,3438 ,4625 ,6669 ,5887
Q23 ,2262 ,1656 ,3918 ,4403 ,2585
Q24 ,2808 ,2835 ,3179 ,4744 ,3755
Q25 ,3608 ,3751 ,3303 ,5362 ,4127
Q26 ,1657 ,2279 ,3056 ,2940 ,1838
Q27 ,1935 ,1775 ,2535 ,2504 ,2270
Q28 ,4036 ,1601 ,4768 ,4208 ,4588
Q29 ,2685 ,0347 ,4536 ,3006 ,3517
Q30 ,2592 -,0342 ,1969 ,1581 ,2151
Q31 ,4149 ,1826 ,3627 ,4922 ,5128
Q32 ,4338 ,2493 ,4218 ,4102 ,4984
Q33 ,4942 ,1891 ,4792 ,4338 ,5293
Q34 ,3553 ,1228 ,2860 ,2867 ,3697
Q35 ,3599 ,1461 ,4583 ,4372 ,4684
Q36 ,3244 ,1972 ,4021 ,4003 ,3993
Q37 ,1765 ,3250 ,1295 ,2581 ,1687
Q38 ,3458 ,1352 ,4463 ,4856 ,4434
Q39 ,4828 ,2002 ,5125 ,5227 ,5373
Q40 ,4048 ,1965 ,4195 ,4674 ,5012
_

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Correlation Matrix

Q21R Q22 Q23 Q24 Q25

Q21R 1,0000
Q22 ,2759 1,0000
Q23 ,1950 ,3750 1,0000
Q24 ,0109 ,2710 ,1710 1,0000
Q25 ,2183 ,5130 ,2729 ,4607 1,0000
Q26 ,1921 ,2543 ,2350 ,3567 ,4286
Q27 ,2854 ,2996 ,3043 ,1718 ,2706
Q28 ,2445 ,4674 ,3603 ,2294 ,3935
Q29 ,1073 ,2842 ,3121 ,2286 ,2548
Q30 -,0408 ,1455 ,2033 ,0661 ,0950
Q31 ,1634 ,4575 ,3809 ,3625 ,4570
Q32 ,1611 ,5092 ,4055 ,2427 ,4005
Q33 ,0916 ,4643 ,3689 ,2632 ,3899
Q34 ,1193 ,2826 ,2797 ,1098 ,2099
Q35 ,2164 ,3987 ,3210 ,2924 ,3242
Q36 ,2062 ,3941 ,2998 ,2320 ,3789
Q37 ,1442 ,1979 ,1968 ,1869 ,2629
Q38 ,1459 ,4041 ,2796 ,2961 ,3527
Q39 ,2104 ,4980 ,3516 ,3224 ,4535
Q40 ,2414 ,4564 ,3080 ,3056 ,3783

108
Universitas Indonesia
(lanjutan)

Q26 Q27 Q28 Q29 Q30

Q26 1,0000
Q27 ,4101 1,0000
Q28 ,3462 ,3762 1,0000
Q29 ,2968 ,1734 ,5079 1,0000
Q30 ,0396 ,1300 ,1910 ,1596 1,0000
Q31 ,3025 ,3071 ,4829 ,3626 ,2471
Q32 ,3143 ,3700 ,5825 ,3696 ,2614
Q33 ,3157 ,3149 ,5842 ,5032 ,3258
Q34 ,1258 ,1262 ,3473 ,2584 ,3856
Q35 ,2306 ,2111 ,4504 ,4194 ,3330
Q36 ,2711 ,3043 ,4376 ,3951 ,2745
Q37 ,1718 ,1652 ,1252 ,1199 ,0047
Q38 ,3089 ,2784 ,5008 ,4672 ,2598
Q39 ,3073 ,3216 ,6045 ,4617 ,2702
Q40 ,3866 ,3588 ,5234 ,4345 ,3258
_

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Correlation Matrix

Q31 Q32 Q33 Q34 Q35

Q31 1,0000
Q32 ,5549 1,0000
Q33 ,5176 ,6883 1,0000
Q34 ,3040 ,4209 ,4607 1,0000
Q35 ,4043 ,4115 ,4912 ,4298 1,0000
Q36 ,4505 ,4581 ,5853 ,3391 ,5569
Q37 ,1592 ,1607 ,1697 ,1016 ,2506
Q38 ,4633 ,5166 ,5598 ,3417 ,4819
Q39 ,5772 ,6260 ,6658 ,4231 ,5034
Q40 ,4792 ,5448 ,5499 ,3824 ,5201

Q36 Q37 Q38 Q39 Q40

Q36 1,0000
Q37 ,1840 1,0000
Q38 ,5214 ,1953 1,0000
Q39 ,5299 ,1562 ,6586 1,0000
Q40 ,4994 ,1675 ,6654 ,6853 1,0000

109
Universitas Indonesia
(lanjutan)

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

N of Cases = 300,0

N of
Statistics for Mean Variance Std Dev Variables
Scale 98,6567 369,3165 19,2176 40

Item Means Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance


2,4664 2,0533 3,3467 1,2933 1,6299 ,0979

Inter-item
Correlations Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance
,2897 -,0723 ,7242 ,7965 -10,0146 ,0186
_
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
_

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected


Mean Variance Item- Alpha
if Item if Item Total if Item
Deleted Deleted Correlation Deleted

Q01 95,6233 362,9379 ,1881 ,9429


Q02 95,9300 357,3764 ,2961 ,9425
Q03 96,2733 348,3063 ,5484 ,9403
Q04 95,6667 354,5039 ,4032 ,9415
Q05 96,2433 351,2081 ,4269 ,9415
Q06 95,4767 356,2102 ,4141 ,9413
Q07 96,3600 352,3382 ,4576 ,9411

110
Universitas Indonesia
(lanjutan)

Q08R 96,1833 355,2673 ,3915 ,9416


Q09 96,5633 347,7853 ,5583 ,9403
Q10 96,3133 344,5369 ,6136 ,9398
Q11 96,0667 351,7949 ,5061 ,9407
Q12 96,3933 350,8749 ,5647 ,9402
Q13 96,5733 351,8173 ,5859 ,9401
Q14 96,2533 347,0995 ,5724 ,9401
Q15 96,5400 348,0352 ,6374 ,9396
Q16 96,1867 347,4567 ,5979 ,9399
Q17 95,3100 359,0842 ,3653 ,9416
Q18 96,4700 350,0626 ,6146 ,9399
Q19 95,9733 344,4541 ,7126 ,9390
Q20 96,0933 345,3424 ,6901 ,9392
Q21R 96,0000 358,2609 ,3377 ,9419
Q22 96,1767 346,5607 ,6658 ,9394
Q23 96,5000 350,3043 ,5338 ,9404
Q24 96,0533 356,2580 ,4060 ,9414
Q25 95,7433 350,1312 ,5808 ,9401
Q26 96,1400 355,3583 ,4185 ,9413
Q27 96,1433 355,0463 ,4402 ,9411
Q28 96,4167 349,2472 ,6473 ,9396
Q29 96,6033 354,9759 ,4892 ,9408
Q30 96,5033 359,3679 ,2951 ,9422
Q31 96,2167 349,4479 ,6314 ,9397
Q32 96,4033 346,7364 ,6729 ,9394
Q33 96,4533 346,9242 ,6834 ,9393
Q34 96,2233 354,6824 ,4349 ,9412
Q35 96,4633 350,6308 ,6209 ,9399
Q36 96,4833 350,3910 ,6146 ,9399
Q37 95,7200 359,6872 ,3031 ,9421
Q38 96,3533 349,6272 ,6163 ,9398
Q39 96,2233 346,0068 ,7114 ,9391
Q40 96,2967 348,0288 ,6598 ,9395
_

Reliability Coefficients 40 items

Alpha = ,9419 Standardized item alpha = ,9422

111
Universitas Indonesia
(lanjutan)

C. Analisis Reliabilitas Faktor 1 (Personalized Stigma)


R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Mean Std Dev Cases

1. Q13 2,0833 ,7692 300,0


2. Q16 2,4700 ,9409 300,0
3. Q18 2,1867 ,8087 300,0
4. Q24 2,6033 ,8092 300,0
5. Q26 2,5167 ,8399 300,0
6. Q27 2,5133 ,8198 300,0
7. Q28 2,2400 ,8028 300,0
8. Q29 2,0533 ,7477 300,0
9. Q30 2,1533 ,8279 300,0
10. Q31 2,4400 ,8136 300,0
11. Q32 2,2533 ,8708 300,0
12. Q33 2,2033 ,8511 300,0
13. Q34 2,4333 ,8493 300,0
14. Q35 2,1933 ,7776 300,0
15. Q36 2,1733 ,7950 300,0
16. Q38 2,3033 ,8248 300,0
17. Q39 2,4333 ,8532 300,0
18. Q40 2,3600 ,8363 300,0

N of Cases = 300,0

N of
Statistics for Mean Variance Std Dev Variables
Scale 41,6133 90,6058 9,5187 18

Item Means Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance


2,3119 2,0533 2,6033 ,5500 1,2679 ,0267

Inter-item
Correlations Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance
,3762 ,0396 ,6883 ,6487 17,3823 ,0172
112
Universitas Indonesia
(lanjutan)

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected


Mean Variance Item- Squared Alpha
if Item if Item Total Multiple if Item
Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted

Q13 39,5300 82,5710 ,5324 ,4011 ,9123


Q16 39,1433 80,7319 ,5316 ,3409 ,9128
Q18 39,4267 81,1217 ,6061 ,4438 ,9105
Q24 39,0100 84,1504 ,3907 ,2619 ,9159
Q26 39,0967 83,4120 ,4229 ,3228 ,9153
Q27 39,1000 83,7960 ,4089 ,2817 ,9155
Q28 39,3733 80,0541 ,6896 ,5331 ,9083
Q29 39,5600 82,5348 ,5530 ,3995 ,9118
Q30 39,4600 84,5770 ,3509 ,2316 ,9171
Q31 39,1733 80,6321 ,6373 ,4564 ,9096
Q32 39,3600 78,8332 ,7123 ,6037 ,9074
Q33 39,4100 78,3029 ,7687 ,6585 ,9059
Q34 39,1800 82,4290 ,4835 ,3484 ,9137
Q35 39,4200 81,0003 ,6431 ,4974 ,9096
Q36 39,4400 80,8024 ,6417 ,4824 ,9096
Q38 39,3100 79,7464 ,6910 ,5612 ,9082
Q39 39,1800 78,1347 ,7785 ,6751 ,9056
Q40 39,2533 79,1262 ,7246 ,6124 ,9072

Reliability Coefficients 18 items

Alpha = ,9155 Standardized item alpha = ,9157

113
Universitas Indonesia
(lanjutan)

D. Analisis Reliabilitas Faktor 2 (Disclosure)

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Mean Std Dev Cases

1. Q01 3,0333 ,8006 300,0


2. Q04 2,9900 ,9198 300,0
3. Q06 3,1800 ,7977 300,0
4. Q11 2,5900 ,8819 300,0
5. Q17 3,3467 ,7034 300,0
6. Q19 2,6833 ,9087 300,0
7. Q21R 2,6567 ,8130 300,0
8. Q22 2,4800 ,8863 300,0
9. Q25 2,9133 ,8494 300,0
10. Q37 2,9367 ,7840 300,0

N of Cases = 300,0

N of
Statistics for Mean Variance Std Dev Variables
Scale 28,8100 25,5658 5,0563 10

Item Means Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance


2,8810 2,4800 3,3467 ,8667 1,3495 ,0756

Inter-item
Correlations Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance
,2946 ,0434 ,6669 ,6235 15,3800 ,0155

114
Universitas Indonesia
(lanjutan)

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected


Mean Variance Item- Squared Alpha
if Item if Item Total Multiple if Item
Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted

Q01 25,7767 22,6490 ,2986 ,2304 ,8089


Q04 25,8200 20,3153 ,5312 ,3361 ,7840
Q06 25,6300 20,5014 ,6129 ,4486 ,7755
Q11 26,2200 21,3361 ,4237 ,2190 ,7967
Q17 25,4633 21,3933 ,5652 ,3623 ,7827
Q19 26,1267 19,8301 ,6067 ,5433 ,7745
Q21R 26,1533 22,3109 ,3377 ,1529 ,8051
Q22 26,3300 20,5362 ,5283 ,5017 ,7843
Q25 25,8967 20,4609 ,5704 ,3821 ,7795
Q37 25,8733 22,1979 ,3727 ,1668 ,8012
_

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Reliability Coefficients 10 items

Alpha = ,8067 Standardized item alpha = ,8068

115
Universitas Indonesia
(lanjutan)

E. Analisis Reliabilitas Faktor 3 (Negative Self-Image)

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Mean Std Dev Cases

1. Q02 2,7267 ,9807 300,0


2. Q03 2,3833 ,9796 300,0
3. Q06 3,1800 ,7977 300,0
4. Q07 2,2967 ,9371 300,0
5. Q08R 2,4733 ,8974 300,0
6. Q11 2,5900 ,8819 300,0
7. Q12 2,2633 ,8385 300,0
8. Q13 2,0833 ,7692 300,0
9. Q15 2,1167 ,8634 300,0
10. Q23 2,1567 ,9101 300,0
11. Q27 2,5133 ,8198 300,0
12. Q38 2,3033 ,8248 300,0
13. Q39 2,4333 ,8532 300,0

N of Cases = 300,0

N of
Statistics for Mean Variance Std Dev Variables
Scale 31,5200 46,6384 6,8292 13

Item Means Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance


2,4246 2,0833 3,1800 1,0967 1,5264 ,0868

Inter-item
Correlations Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance
,3089 ,1175 ,6586 ,5411 5,6061 ,0110
_

116
Universitas Indonesia
(lanjutan)

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected


Mean Variance Item- Squared Alpha
if Item if Item Total Multiple if Item
Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted

Q02 28,7933 41,0207 ,3706 ,2131 ,8514


Q03 29,1367 39,0147 ,5446 ,3334 ,8390
Q06 28,3400 41,9041 ,3968 ,2454 ,8480
Q07 29,2233 39,0035 ,5772 ,3848 ,8367
Q08R 29,0467 41,1751 ,4045 ,2198 ,8482
Q11 28,9300 40,3329 ,4934 ,3667 ,8423
Q12 29,2567 39,4490 ,6159 ,4800 ,8347
Q13 29,4367 40,5077 ,5657 ,4383 ,8384
Q15 29,4033 39,0575 ,6333 ,5052 ,8333
Q23 29,3633 39,3893 ,5621 ,3700 ,8378
Q27 29,0067 41,4581 ,4270 ,2542 ,8463
Q38 29,2167 40,7924 ,4903 ,4837 ,8425
Q39 29,0867 39,8854 ,5591 ,5150 ,8382

Reliability Coefficients 13 items

Alpha = ,8518 Standardized item alpha = ,8532

117
Universitas Indonesia
(lanjutan)

F. Analisis Reliabilitas Faktor 4 (Public Attitude)

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Mean Std Dev Cases

1. Q04 2,9900 ,9198 300,0


2. Q05 2,4133 1,0612 300,0
3. Q09 2,0933 ,9872 300,0
4. Q10 2,3433 1,0404 300,0
5. Q11 2,5900 ,8819 300,0
6. Q13 2,0833 ,7692 300,0
7. Q14 2,4033 ,9953 300,0
8. Q16 2,4700 ,9409 300,0
9. Q19 2,6833 ,9087 300,0
10. Q20 2,5633 ,9030 300,0
11. Q22 2,4800 ,8863 300,0
12. Q27 2,5133 ,8198 300,0
13. Q28 2,2400 ,8028 300,0
14. Q30 2,1533 ,8279 300,0
15. Q32 2,2533 ,8708 300,0
16. Q33 2,2033 ,8511 300,0
17. Q34 2,4333 ,8493 300,0
18. Q38 2,3033 ,8248 300,0
19. Q39 2,4333 ,8532 300,0
20. Q40 2,3600 ,8363 300,0

N of Cases = 300,0

N of
Statistics for Mean Variance Std Dev Variables
Scale 48,0067 126,6220 11,2526 20

Item Means Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance


2,4003 2,0833 2,9900 ,9067 1,4352 ,0459

118
Universitas Indonesia
(lanjutan)

Inter-item
Correlations Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance
,3657 ,0723 ,7242 ,6519 10,0177 ,0204

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected


Mean Variance Item- Squared Alpha
if Item if Item Total Multiple if Item
Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted

Q04 45,0167 119,3475 ,3199 ,2744 ,9214


Q05 45,5933 115,4662 ,4398 ,3192 ,9194
Q09 45,9133 112,8085 ,6123 ,6404 ,9148
Q10 45,6633 111,1605 ,6554 ,6723 ,9138
Q11 45,4167 117,1603 ,4548 ,3649 ,9183
Q13 45,9233 116,9673 ,5447 ,4407 ,9164
Q14 45,6033 112,0863 ,6427 ,5978 ,9141
Q16 45,5367 112,2696 ,6754 ,5835 ,9133
Q19 45,3233 112,8148 ,6725 ,6078 ,9134
Q20 45,4433 111,7660 ,7354 ,6286 ,9120
Q22 45,5267 113,4943 ,6536 ,5707 ,9139
Q27 45,4933 119,2675 ,3732 ,2329 ,9198
Q28 45,7667 114,6477 ,6590 ,5188 ,9140
Q30 45,8533 120,0186 ,3262 ,2268 ,9207
Q32 45,7533 113,1831 ,6844 ,6149 ,9133
Q33 45,8033 113,2354 ,6990 ,6376 ,9130
Q34 45,5733 117,3424 ,4651 ,3347 ,9180
Q38 45,7033 115,1525 ,6095 ,5607 ,9150
Q39 45,5733 112,8943 ,7170 ,6731 ,9126
Q40 45,6467 114,1289 ,6600 ,6010 ,9139

Reliability Coefficients 20 items

Alpha = ,9195 Standardized item alpha = ,9202

119
Universitas Indonesia
(lanjutan)

G. Analisis Faktor

Collinearity Statistics

Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 Q01 ,693 1,442
Q02 ,677 1,477
Q03 ,594 1,685
Q04 ,557 1,795
Q05 ,614 1,629
Q06 ,450 2,222
Q07 ,550 1,818
Q08R ,627 1,595
Q09 ,334 2,991
Q10 ,289 3,464
Q11 ,518 1,932
Q12 ,422 2,367
Q13 ,401 2,494
Q14 ,353 2,831
Q15 ,401 2,495
Q16 ,388 2,576
Q17 ,556 1,800
Q18 ,460 2,175
Q19 ,290 3,449
Q20 ,329 3,037
Q21R ,643 1,555
Q22 ,362 2,762
Q23 ,519 1,925
Q24 ,573 1,746
Q25 ,496 2,017
Q26 ,558 1,793
Q27 ,614 1,629
Q28 ,399 2,508
Q29 ,540 1,852
Q30 ,634 1,576
Q31 ,485 2,063
Q32 ,349 2,862
Q33 ,312 3,208
Q34 ,598 1,674
Q35 ,444 2,253
Q36 ,481 2,080
Q37 ,746 1,341
Q38 ,390 2,566
Q39 ,289 3,462
Q40 ,353 2,835

120
Universitas Indonesia
(lanjutan)

KMO and Bartlett's Test


Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling
Adequacy. ,923

Bartlett's Test of Approx. Chi-Square 6045,393


Sphericity df 780
Sig. ,000

Communalities
Initial Extraction
Q01 1,000 ,286
Q02 1,000 ,394
Q03 1,000 ,394
Q04 1,000 ,461
Q05 1,000 ,279
Q06 1,000 ,635
Q07 1,000 ,521
Q08R 1,000 ,354
Q09 1,000 ,599
Q10 1,000 ,700
Q11 1,000 ,402
Q12 1,000 ,562
Q13 1,000 ,445
Q14 1,000 ,669
Q15 1,000 ,570
Q16 1,000 ,631
Q17 1,000 ,510
Q18 1,000 ,445
Q19 1,000 ,636
Q20 1,000 ,675
Q21R 1,000 ,289
Q22 1,000 ,534
Q23 1,000 ,461
Q24 1,000 ,375
Q25 1,000 ,523
Q26 1,000 ,433
Q27 1,000 ,356
Q28 1,000 ,537
Q29 1,000 ,409
Q30 1,000 ,304
Q31 1,000 ,486
Q32 1,000 ,578
Q33 1,000 ,680
Q34 1,000 ,361
Q35 1,000 ,496
Q36 1,000 ,502
Q37 1,000 ,242
Q38 1,000 ,594
Q39 1,000 ,698
Q40 1,000 ,624
Extraction Method: Principal Component Analysis.

121
Universitas Indonesia
(lanjutan)

Total Variance Explained

Compo
nent Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Rotation
Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative % Total
1 13,034 32,584 32,584 13,034 32,584 32,584 10,391
2 2,677 6,692 39,276 2,677 6,692 39,276 5,232
3 2,142 5,355 44,632 2,142 5,355 44,632 6,832
4 1,795 4,488 49,120 1,795 4,488 49,120 6,425
5 1,332 3,331 52,451
6 1,293 3,233 55,684
7 1,100 2,750 58,434
8 1,036 2,589 61,023
9 ,943 2,358 63,382
10 ,902 2,254 65,636
11 ,894 2,236 67,872
12 ,826 2,064 69,936
13 ,791 1,977 71,913
14 ,751 1,877 73,791
15 ,717 1,793 75,584
16 ,690 1,726 77,310
17 ,630 1,574 78,884
18 ,606 1,514 80,398
19 ,594 1,486 81,884
20 ,556 1,391 83,275
21 ,532 1,330 84,605
22 ,500 1,251 85,856
23 ,458 1,146 87,002
24 ,447 1,118 88,120
25 ,427 1,069 89,189
26 ,411 1,027 90,215
27 ,390 ,975 91,191
28 ,379 ,947 92,138
29 ,365 ,912 93,050
30 ,355 ,888 93,938
31 ,324 ,810 94,748
32 ,309 ,773 95,521
33 ,285 ,713 96,234
34 ,260 ,650 96,884
35 ,252 ,629 97,513
36 ,238 ,596 98,109
37 ,226 ,566 98,674
38 ,210 ,525 99,199
39 ,175 ,438 99,637
40 ,145 ,363 100,000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
a When components are correlated, sums of squared loadings cannot be added to obtain a total variance.

122
Universitas Indonesia
(lanjutan)

Scree Plot
14

12

10

0
1 5 9 13 17 21 25 29 33 37
3 7 11 15 19 23 27 31 35 39

123
Universitas Indonesia
(lanjutan)

Structure Matrix

Component
1 2 3 4
Q39 ,824 ,348 ,373 ,312
Q33 ,820 ,230 ,399 ,295
Q40 ,783 ,316 ,305 ,299
Q38 ,769 ,254 ,292 ,276
Q32 ,747 ,303 ,374 ,358
Q28 ,719 ,277 ,381 ,346
Q36 ,692 ,263 ,269 ,397
Q35 ,678 ,175 ,394 ,385
Q31 ,657 ,339 ,417 ,305
Q29 ,634 ,138 ,208 ,287
Q18 ,618 ,300 ,377 ,416
Q34 ,572 ,019 ,317 ,158
Q30 ,457 -,165 ,195 ,171
Q06 ,218 ,768 ,023 ,385
Q17 ,165 ,707 ,182 ,215
Q04 ,179 ,656 ,203 ,317
Q25 ,486 ,622 ,360 ,253
Q26 ,443 ,517 -,035 ,304
Q01 ,100 ,506 -,090 ,166
Q24 ,380 ,496 ,302 ,050
Q37 ,174 ,483 ,155 ,189
Q10 ,423 ,155 ,808 ,397
Q14 ,413 ,123 ,805 ,307
Q16 ,504 ,228 ,753 ,178
Q09 ,411 ,065 ,737 ,368
Q20 ,602 ,323 ,734 ,270
Q19 ,563 ,535 ,605 ,370
Q22 ,558 ,423 ,570 ,378
Q05 ,294 ,225 ,493 ,247
Q07 ,292 ,212 ,185 ,722
Q12 ,363 ,215 ,435 ,696
Q15 ,491 ,182 ,515 ,635
Q23 ,463 ,196 ,231 ,634
Q08R ,214 ,183 ,257 ,580
Q03 ,406 ,294 ,356 ,559
Q02 ,251 ,196 -,114 ,557
Q13 ,514 ,200 ,434 ,535
Q11 ,290 ,370 ,420 ,514
Q21R ,166 ,306 ,139 ,507
Q27 ,417 ,395 ,026 ,440

Component Correlation Matrix


Component 1 2 3 4
1 1,000 ,275 ,396 ,382
2 ,275 1,000 ,144 ,291
3 ,396 ,144 1,000 ,238
4 ,382 ,291 ,238 1,000

124
Universitas Indonesia
(lanjutan)

H. Analisis Faktor Untuk Penyingkatan Instrumen


Structure Matrix

Component
1 2 3 4
Q39 ,824
Q33 ,820
Q40 ,783
Q38 ,769
Q32 ,747
Q28 ,719
Q36 ,692
Q35 ,678
Q31 ,657
Q29 ,634
Q18 ,618
Q34
Q30
Q06 ,768
Q17 ,707
Q04 ,656
Q25 ,622
Q26
Q01
Q24
Q37
Q10 ,808
Q14 ,805
Q16 ,753
Q09 ,737
Q20 ,602 ,734
Q19 ,605
Q22
Q05
Q07 ,722
Q12 ,696
Q15 ,635
Q23 ,634
Q08R
Q03
Q02
Q13
Q11
Q21R
Q27

125
Universitas Indonesia
(lanjutan)

I. Analisis Reliabilitas Instrumen Versi Singkat

Skor Total (25 Item)

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Mean Std Dev Cases

1. Q18 2,1867 ,8087 300,0


2. Q20 2,5633 ,9030 300,0
3. Q28 2,2400 ,8028 300,0
4. Q29 2,0533 ,7477 300,0
5. Q31 2,4400 ,8136 300,0
6. Q32 2,2533 ,8708 300,0
7. Q33 2,2033 ,8511 300,0
8. Q35 2,1933 ,7776 300,0
9. Q36 2,1733 ,7950 300,0
10. Q38 2,3033 ,8248 300,0
11. Q39 2,4333 ,8532 300,0
12. Q40 2,3600 ,8363 300,0
13. Q04 2,9900 ,9198 300,0
14. Q06 3,1800 ,7977 300,0
15. Q17 3,3467 ,7034 300,0
16. Q25 2,9133 ,8494 300,0
17. Q07 2,2967 ,9371 300,0
18. Q12 2,2633 ,8385 300,0
19. Q15 2,1167 ,8634 300,0
20. Q23 2,1567 ,9101 300,0
21. Q09 2,0933 ,9872 300,0
22. Q10 2,3433 1,0404 300,0
23. Q14 2,4033 ,9953 300,0
24. Q16 2,4700 ,9409 300,0
25. Q19 2,6833 ,9087 300,0

N of Cases = 300,0
126
Universitas Indonesia
(lanjutan)

N of
Statistics for Mean Variance Std Dev Variables
Scale 60,6600 182,5462 13,5110 25

Item Means Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance


2,4264 2,0533 3,3467 1,2933 1,6299 ,1182

Inter-item
Correlations Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance
,3647 ,0347 ,7242 ,6895 20,8826 ,0177
_

127
Universitas Indonesia
(lanjutan)

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected


Mean Variance Item- Squared Alpha
if Item if Item Total Multiple if Item
Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted

Q18 58,4733 168,7786 ,6241 ,4960 ,9314


Q20 58,0967 165,3117 ,7071 ,6314 ,9301
Q28 58,4200 168,2578 ,6551 ,5457 ,9310
Q29 58,6067 171,9719 ,5107 ,4279 ,9330
Q31 58,2200 168,3595 ,6406 ,4895 ,9312
Q32 58,4067 166,6702 ,6723 ,6144 ,9307
Q33 58,4567 166,3694 ,7038 ,6661 ,9303
Q35 58,4667 169,4069 ,6193 ,4780 ,9316
Q36 58,4867 169,3878 ,6053 ,4857 ,9317
Q38 58,3567 168,2770 ,6350 ,5874 ,9313
Q39 58,2267 165,7946 ,7293 ,6939 ,9299
Q40 58,3000 167,5217 ,6617 ,6003 ,9309
Q04 57,6700 173,0446 ,3577 ,3662 ,9354
Q06 57,4800 174,5381 ,3497 ,3945 ,9350
Q17 57,3133 175,7945 ,3354 ,3965 ,9350
Q25 57,7467 169,4607 ,5591 ,4108 ,9323
Q07 58,3633 171,3224 ,4217 ,3515 ,9345
Q12 58,3967 169,7853 ,5518 ,4812 ,9324
Q15 58,5433 167,7272 ,6293 ,5192 ,9313
Q23 58,5033 169,7224 ,5059 ,4232 ,9331
Q09 58,5667 167,2965 ,5590 ,5992 ,9325
Q10 58,3167 164,3776 ,6405 ,6687 ,9312
Q14 58,2567 166,5326 ,5848 ,6139 ,9320
Q16 58,1900 166,6828 ,6165 ,5804 ,9315
Q19 57,9767 164,9459 ,7186 ,6547 ,9299

Reliability Coefficients 25 items


Alpha = ,9345 Standardized item alpha = ,9349

128
Universitas Indonesia
(lanjutan)

Faktor 1 (Personalized Stigma)

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Mean Std Dev Cases

1. Q18 2,1867 ,8087 300,0


2. Q20 2,5633 ,9030 300,0
3. Q28 2,2400 ,8028 300,0
4. Q29 2,0533 ,7477 300,0
5. Q31 2,4400 ,8136 300,0
6. Q32 2,2533 ,8708 300,0
7. Q33 2,2033 ,8511 300,0
8. Q35 2,1933 ,7776 300,0
9. Q36 2,1733 ,7950 300,0
10. Q38 2,3033 ,8248 300,0
11. Q39 2,4333 ,8532 300,0
12. Q40 2,3600 ,8363 300,0

N of Cases = 300,0

N of
Statistics for Mean Variance Std Dev Variables
Scale 27,4033 52,9304 7,2753 12

Item Means Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance


2,2836 2,0533 2,5633 ,5100 1,2484 ,0203

Inter-item
Correlations Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance
,4977 ,3517 ,6883 ,3367 1,9575 ,0061

129
Universitas Indonesia
(lanjutan)

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected


Mean Variance Item- Squared Alpha
if Item if Item Total Multiple if Item
Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted

Q18 25,2167 45,7422 ,5973 ,3907 ,9194


Q20 24,8400 44,4760 ,6343 ,4360 ,9183
Q28 25,1633 44,8328 ,6932 ,5087 ,9156
Q29 25,3500 46,5092 ,5748 ,3859 ,9202
Q31 24,9633 45,2930 ,6370 ,4453 ,9179
Q32 25,1500 44,0343 ,7041 ,5794 ,9151
Q33 25,2000 43,5786 ,7678 ,6410 ,9123
Q35 25,2100 45,6715 ,6331 ,4490 ,9180
Q36 25,2300 45,4152 ,6424 ,4718 ,9176
Q38 25,1000 44,4582 ,7084 ,5579 ,9149
Q39 24,9700 43,2600 ,7968 ,6665 ,9110
Q40 25,0433 44,1954 ,7227 ,5867 ,9143
_

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Reliability Coefficients 12 items

Alpha = ,9227 Standardized item alpha = ,9224

130
Universitas Indonesia
(lanjutan)

Faktor 2 (Disclosure)

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Mean Std Dev Cases

1. Q04 2,9900 ,9198 300,0


2. Q06 3,1800 ,7977 300,0
3. Q17 3,3467 ,7034 300,0
4. Q25 2,9133 ,8494 300,0

N of Cases = 300,0

N of
Statistics for Mean Variance Std Dev Variables
Scale 12,4300 5,8914 2,4272 4

Item Means Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance


3,1075 2,9133 3,3467 ,4333 1,1487 ,0380

Inter-item
Correlations Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance
,4020 ,3242 ,4725 ,1483 1,4575 ,0032

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected


Mean Variance Item- Squared Alpha
if Item if Item Total Multiple if Item
Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted

Q04 9,4400 3,3175 ,5157 ,2794 ,6623


Q06 9,2500 3,5594 ,5633 ,3281 ,6308
Q17 9,0833 3,8760 ,5490 ,3068 ,6471
Q25 9,5167 3,7288 ,4393 ,1982 ,7046

131
Universitas Indonesia
(lanjutan)

Reliability Coefficients 4 items

Alpha = ,7225 Standardized item alpha = ,7290

Faktor 3 (Negative Self-Image)

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Mean Std Dev Cases

1. Q07 2,2967 ,9371 300,0


2. Q12 2,2633 ,8385 300,0
3. Q15 2,1167 ,8634 300,0
4. Q23 2,1567 ,9101 300,0

N of Cases = 300,0

N of
Statistics for Mean Variance Std Dev Variables
Scale 8,8333 7,4771 2,7344 4

Item Means Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance


2,2083 2,1167 2,2967 ,1800 1,0850 ,0073

Inter-item
Correlations Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance
,4592 ,4002 ,5072 ,1070 1,2673 ,0014

132
Universitas Indonesia
(lanjutan)

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected


Mean Variance Item- Squared Alpha
if Item if Item Total Multiple if Item
Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted

Q07 6,5367 4,4301 ,5498 ,3092 ,7291


Q12 6,5700 4,6205 ,5975 ,3619 ,7040
Q15 6,7167 4,5114 ,6053 ,3707 ,6989
Q23 6,6767 4,5473 ,5415 ,3005 ,7325

Reliability Coefficients 4 items

Alpha = ,7707 Standardized item alpha = ,7725

Faktor 4 (Public Attitudes)

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Mean Std Dev Cases

1. Q09 2,0933 ,9872 300,0


2. Q10 2,3433 1,0404 300,0
3. Q14 2,4033 ,9953 300,0
4. Q16 2,4700 ,9409 300,0
5. Q19 2,6833 ,9087 300,0
6. Q20 2,5633 ,9030 300,0

N of Cases = 300,0

N of

133
Universitas Indonesia
(lanjutan)

Statistics for Mean Variance Std Dev Variables


Scale 14,5567 21,2376 4,6084 6

Item Means Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance


2,4261 2,0933 2,6833 ,5900 1,2818 ,0410

Inter-item
Correlations Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance
,5617 ,4171 ,7242 ,3071 1,7364 ,0071

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected


Mean Variance Item- Squared Alpha
if Item if Item Total Multiple if Item
Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted

Q09 12,4633 15,1391 ,6670 ,5521 ,8702


Q10 12,2133 14,1885 ,7613 ,6358 ,8543
Q14 12,1533 14,6721 ,7312 ,5630 ,8595
Q16 12,0867 15,1497 ,7103 ,5302 ,8631
Q19 11,8733 16,0307 ,6020 ,4175 ,8797
Q20 11,9933 15,3444 ,7178 ,5683 ,8623

Reliability Coefficients 6 items

Alpha = ,8850 Standardized item alpha = ,8849

134
Universitas Indonesia
(lanjutan)

J. Uji Korelasi antara Instrumen Versi Singkat (25 Item) dan Versi Asli (40 Item)
Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Total Score - original ,049 300 ,082 ,994 300 ,344
Personalized Stigma -
original ,087 300 ,000 ,990 300 ,035
Disclosure - original ,066 300 ,003 ,986 300 ,004
Negative Self-Image -
original ,043 300 ,200(*) ,994 300 ,228
Public Attitudes - original ,062 300 ,007 ,992 300 ,133
Total Score - 25 ,059 300 ,014 ,993 300 ,153
Personalized Stigma - 25 ,083 300 ,000 ,987 300 ,010
Disclosure - 25 ,106 300 ,000 ,956 300 ,000
Negative Self-Image 25 ,113 300 ,000 ,970 300 ,000
Public Attitudes - 25 ,075 300 ,000 ,977 300 ,000
* This is a lower bound of the true significance.
a Lilliefors Significance Correction

135
Universitas Indonesia
(lanjutan)

Correlations

Total Score Total Score -


- 25 original
Spearman's rho Total Score - 25 Correlation
1,000 ,984(**)
Coefficient
Sig. (2-tailed) . ,000
N 300 300
Total Score - original Correlation
,984(**) 1,000
Coefficient
Sig. (2-tailed) ,000 .
N 300 300
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations

Personalized
Personalized Stigma -
Stigma - 25 original
Spearman's rho Personalized Stigma - Correlation Coefficient 1,000 ,973(**)
25 Sig. (2-tailed) . ,000
N 300 300
Personalized Stigma - Correlation Coefficient ,973(**) 1,000
original Sig. (2-tailed) ,000 .
N 300 300
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

136
Universitas Indonesia
(lanjutan)

Correlations

Disclosure - Disclosure -
25 original
Spearman's rho Disclosure - 25 Correlation
1,000 ,899(**)
Coefficient
Sig. (2-tailed) . ,000
N 300 300
Disclosure - original Correlation
,899(**) 1,000
Coefficient
Sig. (2-tailed) ,000 .
N 300 300
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

Negative Self-
Negative Self- Image -
Image 25 original
Spearman's rho Negative Self-Image Correlation Coefficient 1,000 ,858(**)
25 Sig. (2-tailed) . ,000
N 300 300
Negative Self-Image - Correlation Coefficient ,858(**) 1,000
original Sig. (2-tailed) ,000 .
N 300 300
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

137
Universitas Indonesia
(lanjutan)

Correlations

Public
Public Attitudes Attitudes -
- 25 original
Spearman's rho Public Attitudes - 25 Correlation Coefficient 1,000 ,886(**)
Sig. (2-tailed) . ,000
N 300 300
Public Attitudes - Correlation Coefficient ,886(**) 1,000
original Sig. (2-tailed) ,000 .
N 300 300
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

138
Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai