Anda di halaman 1dari 13

Carpal Tunnel Syndrome

Disusun oleh :
Muhammad Dodi Eka Saputra

Perseptor :
d r. A s w e d i P u t r a , S p . O T, F I C S

ILMU BEDAH ORTHOPEDI RS PERTAMINA


BINTANG AMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG JULI – 2020
Definisi
• Menurut American Academy of Orthopaedic Surgeons Clinical Guideline,
Carpal Tunnel Syndrome adalah gejala neuropati kompresi dari N. medianus
di tingkat pergelangan tangan, ditandai dengan bukti peningkatan tekanan
dalam terowongan karpal dan penurunan fungsi saraf di tingkat itu.

• Hal ini ditandai dengan keluhan :


1. mati rasa,
2. kesemutan,
3. nyeri tangan dan lengan
4. disfungsi otot.

• Kelainan ini tidak dibatasi oleh usia, jenis kelamin, etnis, atau pekerjaan
dan disebabkan karena penyakit sistemik, faktor mekanis dan penyakit
local.
Epidemiologi
 Di USA 1-3 kasus dari 100 populasi per tahun. Insiden
mungkin meningkat menjadi 150 per 1000 subyek per
tahun dengan prevalensi rata-rata 500 kasus per 1000
subyek di populasi yang resiko tinggi.
 Wanita >>, 25 – 64 tahun
 Pravalensi tertinggi wanita >55 tahun
 42% kasus unilateral (29%kanan, 13% kiri )
 58% bilateral
Etilogi CTS
1. Herediter: neuropati herediter yang cenderung menjadi pressure palsy,
misalnya HMSN (hereditary motor and sensory neuropathies) tipe III.

2. Trauma: dislokasi, fraktur atau hematom pada lengan bawah,


pergelangan tangan dan tangan .Sprain pergelangan tangan. Trauma
langsung terhadap pergelangan tangan.

3. Pekerjaan : gerakan mengetuk atau fleksi dan ekstensi pergelangan


tangan yang berulang-ulang. Seorang sekretaris yang sering mengetik,
pekerja kasar yang sering mengangkat beban berat dan pemain musik
terutama pemain piano dan pemain gitar yang banyak menggunakan
tangannya juga merupakan etiologi dari carpal turner syndrome.

4. Infeksi: tenosinovitis, tuberkulosis, sarkoidosis.


 Metabolik: amiloidosis, gout, hipotiroid - Neuropati fokal tekan,
khususnya sindrom carpal tunnel juga terjadi karena penebalan ligamen,
dan tendon dari simpanan zat yang disebut mukopolisakarida.

 Endokrin : akromegali, terapi estrogen atau androgen, diabetes mellitus,


hipotiroidism, kehamilan.

 Neoplasma: kista ganglion, lipoma, infiltrasi metastase, mieloma.

 Penyakit kolagen vaskular : artritis reumatoid, polimialgia reumatika,


skleroderma, lupus eritematosus sistemik.

 Degeneratif: osteoartritis.

 Iatrogenik : punksi arteri radialis, pemasangan shunt vaskular untuk


dialisis, hematoma, komplikasi dari terapi anti koagulan.

 Inflamasi : Inflamasi dari membrane mukosa yang mengelilingi tendon


menyebabkan nervus medianus tertekan dan menyebabkan carpal
tunnel syndrome.
Patofisiologi
• teori kompresi mekanik, gejala CTS adalah karena
kompresi nervus medianus di terowongan karpal.
Kompresi diyakini dimediasi oleh beberapa faktor seperti
ketegangan, tenaga berlebihan, hyperfunction, ekstensi
pergelangan tangan berkepanjangan atau berulang.
• Teori insufisiensi mikro-vaskular mennyatakan bahwa
kurangnya pasokan darah menyebabkan penipisan nutrisi
dan oksigen ke saraf yang menyebabkan ia perlahan-lahan
kehilangan kemampuan untuk mengirimkan impuls saraf.
Scar dan jaringan fibrotik akhirnya berkembang dalam saraf.
Karakteristik gejala CTS, terutama kesemutan, mati rasa
dan nyeri akut, bersama dengan kehilangan konduksi saraf
akut dan reversibel dianggap gejala untuk iskemia.

• Menurut teori getaran gejala CTS bisa disebabkan oleh efek


dari penggunaan jangka panjang alat yang bergetar pada
saraf median di karpal tunnel. Lundborg et al mencatat
edema epineural pada saraf median dalam beberapa hari
berikut paparan alat getar genggam. Selanjutnya, terjadi
perubahan serupa mengikuti mekanik, iskemik, dan trauma
kimia
Gejala

Tanda dan gejala CTS dikategorikan menjadi 3 :


 Tahap ke 1 : Pasien merasakan sensasi bengkak pada
malam hari.
 Tahap ke 2 : Pasien merasakan gejala kadang kala
benda yang mereka sentuh akan terjatuh.
 Tahap ke 3 : keluhan ini disertai adanya pembengkakan.
Pemeriksaan penunjang

 Pemeriksaan Lab (Bila etiologi belum jelas seperti pada


usia muda tanpa adanya gerakan tangan yang repetitif,
dapat dilakukan beberapa pemeriksaan seperti kadar
gula darah, kadar hormon tiroid ataupun darah lengkap)
 Pemeriksaan neurofisiologi (elektrodiagnostik)
 Pemeriksaan radiologis (membantu melihat penyebab
lain seperti fraktur atau artritis)
Penatalaksanaan CTS
• Terapi konservatif
• Istirahatkan pergelangan tangan.
• Obat anti inflamasi non steroid.
• Pemasangan bidai pada posisi netral pergelangan
tangan.
• Nerve Gliding.
• Injeksi steroid.
• Vitamin B6 (piridoksin).
• Fisioterapi.
• Terapi operatif
• Endoskopik
Komplikasi

 Pendarahan
 Infeksi
 Nyeri pada scar
 Injuri nervus
 Palmar arch vessel
 Gagal melepaskan liga
ment
Prognosis

Pada kasus CTS ringan, dengan terapi konservatif


umumnya prognosa baik. Bila keadaan tidak membaik
dengan terapi konservatif maka tindakan operasi harus
dilakukan. Secara umum prognosa operasi juga baik,
tetapi karena operasi hanya dilakukan pada penderita
yang sudah lama menderita CTS penyembuhan post
operatifnya bertahap

Anda mungkin juga menyukai