Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA ANAK DENGAN


RHEUMATIC HEART DISEASE
Dosen Pembimbing : Ns. Amatus Yudi, S.Kep.,
M,Kep.,Sp,Kep.Anak
Disusun Oleh:
01 02 03

VITA YUNITA NURDIN AGRISTIAWATI AHMAD INTAN NURAINI DJOE


02010010043 02010010002 02010010014

04 05 06

MOH. REZA RAHIM ANGGA F. IBRAHIM MOH. RIZKY FAHZRY


02010010018 02010010003 02010010021
APA ITU
RHEUMATIC HEART
DISEASE?
PENGERTIAN
Penyakit jantung reumatik (Reumatic Heart Disease) merupakan penyakit
jantung didapat yang sering ditemukan pada anak. Penyakit jantung
reumatik merupakan kelainan katup jantung yang menetap akibat demam
reumatik akut sebelumnya, terutama mengenai katup mitral (75%), aorta
(25%), jarang mengenai katup trikuspid, dan tidak pernah menyerang katup
pulmonal.
Penyakit yang dalam bahasa medisnya disebut Rheumatic Heart Disease
(RHD) ini bisa saja disebabkan karena adanya penyempitan jantung atau
kebocoran jantung terutama pada katup mitral (keadaan ini disebut dengan
stenosis katup mitral). Penyempitan dan kebocoran itu bisa diakibatkan
karena gejala sisa dari Demam Rematik (Wong, 2004).
ETIOLOGI
Penyebab secara pasti penyakit ini belum diketahui, namun
penyakit ini sangat berhubungan erat dengan infeksi
saluran napas bagian atas yang disebabkan oleh organisme
streptococcus hemolitik B group A yang pengobatannya
tidak tuntas atau bahkan tidak terobati. Pada penilitian
menunjukan bahwa penyakit jantung reumatik terjadi
akibat adanya reaksi imunologis antigen-antibody dari
tubuh. Antibody akan melawan streptococcus bersifat
sebagai antigen sehingga terjadi reaksi autoimmune
(Rudolph, 2011).
Faktor predisposisi timbulnya penyakit jantung
reumatik

Faktor Individu Faktor Lingkungan


PATOFISIOLOGI
Cedera jantung bukan merupakan akibat
langsung infeksi, seperti yang di tunjukan
oleh hasil kultur streptococcus yang
negatif pada bagian jantung yang terkena.
(Ngastiyah, 2005).
Hubungan terjadi akibat hipersensitifimunologi
yang belum terbukti terhadap antigen
antigen streptococcus :
a.Demam reumatik akut terjadi 2-3 minggu
setelah faringitis streptokokus, sering
setelah pasien sembuh dari faringitis.
b.Kadar antibodi antii streptococcus tinggi (anti
streptolisin O, anti Dnase, anti
hialorodinase), terdapat pada klien
demam reumatik akut.
c.Pengobatan dini faringitis streptococcus
dengan penisilin menurunkan risiko
demam reumatik.
d.Imunoglobulin dan komplemen terdapat
pada permukaan membran sel
miokardiaum yang terkena.
TANDA DAN GEJALA
Insiden puncak antara Karditis reumatik dan
umur 5-15 tahun, demam valvulitis dapat
reumatik jarang terjadi sembuh sendiri atau
sebelum umur 4 tahun dan berkembang lambat
setelah umur 40 tahun menjadi kelainan
katup.

Tanda-tanda demam
Karakteristik lesi Pada 75-85% kasus,
reumatik bisanya muncul 2-
adalah adanya yang terserang adalah
3 minggu setelah infeksi, katup mitral, katup aorta
tetapi dapat juga muncul reaksi
pada 30% kasus (tetapi
awal minggu pertama atau granulomotosa jarang berdiri sendiri),
setelah 5 minggu perivaskuler dan mengenai katup
dengan vaskulitis pulmonalis kurang
dari5%.
KOMPLIKASI

● Gagal jantung pada kasus yang berat.


● Dalam jangka panjang timbul penyakit demam
jantung reumatik.
● Aritmia.
● Perikarditis dengan efusi.
● Pneumonia reumatik.
PENATALAKSANAAN

Penggunaan obat anti


Istirahat ; radang bergantung
bergantung pada terdapatnya dan beratnya
ada tidaknya dan 01 03 kardiris. Prednison hanaya
berat ringannya digunakan pada karditis
dengan kardiomegali atau
karditis.
gagal jantung
Eradikasi kuman Pengobatan suportif, berupa diet
streptokok, Bila alergi tinggi kalori dan protein serta
terhadap penisilin 02 04 vitamin (terutama vitamin C) dan
pengobatan terhadap
digunakan eritromisin 20
komplikasi. Bila dengan
mg/kg BB 2x sehari pengobatan medikamentosa saja
selama 10 hari. gagal perlu di pertimbangkan
tindakan operasi pembetulan
katup jantung
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan

90%
Laboratorium

Radiologi Pemeriksaan Pemeriksaan


Endokardiogr Eloktrokardiogram
am
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : An. A
Umur : 6 tahun
Alamat : Poyowa
Pendidikan : Sekolah Dasar
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. M
Umur : 29 Tahun
Alamat : Poyowa
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Pekerja Honorer
3. Riwayat Kesehatan: Demam, Nyeri, dan pembengkakan sendi
4. Riwayat Penyakit Sekarang: Kardiomegali, bunyi jantung muffled dan perubahan EKG
5. Riwayat Penyakit Dahulu: Tidak pernah mengalami penyakit yang sama, hanya demam biasa
6. Riwayat Nutrisi: Adanya penurunan napsu makan selama sakit sehingga dapat mempengaruhi
status nutrisi berubah
7. Pemeriksaan fisik Head to Toe:
a.Kepala :Ada gerakan yang tidak disadari pada wajah, sclera anemis, terdapat napas
cuping hidung, membran mukosa mulut pucat.
b.Kulit :Turgor kulit kembali setelah 3 detik, peningkatan suhu tubuh sampai 39ᴼC.
c.Jantung
Inspeksi : iktus kordis tampak
Palpasi : dapat terjadi kardiomegali
Perkusi : redup
Auskultasi : terdapat murmur, gallop
d.Abdomen
Inspeksi perut simetris
Palpasi kadang-kadang dapat terjadi hepatomigali
Perkusi tympani
Auskultasi bising usus normal
e. Genetalia : Tidak ada kelainan
f. Ekstermitas :Pada inspeksi sendi terlihat bengkak dan merah, ada gerakan yang tidak
disadari, pada palpasi teraba hangat dan terjadi kelemahan otot.
Data fokus yang didapat antara lain:
• Peningkatan suhu tubuh tidak terlalu tinggi kurang dari 39 derajat celcius namun
tidak terpola.
• Adanya riwayat infeksi saluran napas.
• Tekanan darah menurun, denyut nadi meningkat, dada berdebar-debar.
• Nyeri abdomen, mual, anoreksia, dan penurunan hemoglobin.

DDDDD Arthralgia, gangguan fungsi sendi.
• Kelemahan otot.
• Akral dingin.
• Mungkin adanya sesak.
Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraksi otot
jantung. Ditandai dengan wajah pasien pucat, dada terasa berdebar debar,
suara jantung abnormal yaitu murmur, takikardi, hipotensi.
2. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis. Ditandai dengan
pasien mengeluh nyeri dada.
3. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit. Ditandai dengan
peningkatan suhu tubuh yaitu 38 derajat celcius.
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anoreksia ditandai dengan pasien mengeluh tidak ada nafsu makan.
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik ditandai dengan
pasien cepat lelah saat melakukan aktivitas berlebihan
INTERVENSI
Diganosa Keperawatan Tujuan NOC Intervensi NIC

Penurunan curah jantung Goal : pasien tidak akan Perawatan jantung


berhubungan dengan mengalami penurunan curah 1.Lakukan penilaian
jantung selama dalam kompherensif terhadap
perubahan kontraksi otot
perawatan. Objektif : pasien sirkulasi perifer (misalnya :
jantung tidak mengalami perubahan cek nadi perifer, edema,
kontraksi otot jantung setelah pengisian kapiler, dan suhu
dilakukan tindakan ekstermitas).
keperawatan selama 3x24 jam 2.Catat adanya disritmea,
dengan kriteria hasil : tanda dan gejala penurunan
1.Tekanan darah dalam curah jantung
rentang normal 3.Observasi tanda-tanda vital
2.Toleransi terhadap aktivitas 4.Kolaborasi dalam
3.Nadi perifer kuat pemberian terapi aritmia
4.Tidak ada disritmea sesuei kebutuhan
5.Tidak ada bunyi jantung 5.Instruksi klien dan
abnormal yaitu terdengar keluaraga tentang pematasan
bunyi mur-mur aktivitas
6.Tidak ada angina
7.Tidak ada kelelahan
Diganosa Keperawatan Tujuan NOC Intervensi NIC

Nyeri akut berhubungan Goal : pasien tidak akan Manajemen nyeri


dengan agen cedera mengalami nyeri selama 1.Kaji secara kompherensif
dalam perawatan Objektif : tentang nyeri, meliputi lokasi,
bioogi
klien akan terbebas dari nyeri karakteristik nyeri, durasi,
setelah dilakukan tindakan
frekuensi, intensitas / beratnya
keperawatan selama 1x 24
jam dengan kriteria hasil : nyeri, dan faktor presipitasi
1.Mengontrol nyeri: 2.Berikan informasi tentang
Mengenal faktor penyebab nyeri, seperti penyebab, berapa
nyeri, Tindakan pencegahan, lama terjadi, dan tindakan
tindakan pertolongan non pencegahan 3.Ajarkan
analgetik, menggunakan penggunaan teknik non-
analgetik dengan tepat,
farmakologi (misalnya :
mengenal 15 tanda-tanda
pencetus nyeri untuk mencari relaksasi, imajinasi
pertolongan, melaporkan terbimbing, terapi musik,
gejala kepada tenaga distraksi imajinasi terbimbing,
kesehatan masase)
2.Menunjukkan tingkat 4.Evaluasi keefektifan dari
nyeri : melaporkan nyeri, tindakan mengontrol nyeri
frekuensi nyeri, lama nyeri,
ekspresi nyeri. 5.Kolaborasi pemberian
analgetik
DIAGNOSA Tujuan NOC Intervensi NIC

Hipertermi berhubungan Goal : pasien tidak akan Penanganan Hipertermia


dengan proses penyakit mengalami hipertermi selama 1.Observasi suhu sesering
dalam perawatan. Objektif : mungkin
pasien dapat menunjukkan 2.Observasi tekanan darah,
termoregulasi yang baik nadi, dan frekuensi nafas
setelah dilakukan tindakan 3.Observasi penurunan
keperawatan selama 1x 24 tingkat kesadaran
jam dengan kriteria hasil: 4.Observasi adanya aritmea
1.Suhu tubuh dalam batas 5.Berikan anti piretik
normal 6.Berikan pengobatan untuk
2.Tidak sakit kepala 3.nadi mengatasi penyebab demam
dalam batas normal 7.Selimuti klien
4.frekuensi nafas dalam batas 8.Berikan cairan intravena
normal 9.Kompres klien pada lipatan
5.tidak ada perubahan warna paha dan aksila
kulit
DIAGNOSA Tujuan NOC Intervensi NIC

Ketidakseimbangan Goal : pasien akan Manajemen nutrisi dan


nutrisi kurang dari meningkatkan asupan nutrisi observasi nutrisi 1.Identifikasi
yang adekuat selama dalam faktor penyebab mual muntah
kebutuhan tubuh
perawatan Objektif : 2.Tanyakan pada klien
berhubugan dengan kkebutuhan nutrisi adekuat tentang alergi makanan
anoreksia setelah dilakukan tindakan 3.Timbang berat badan klien
keperawatan selama 4x 24 pada interval yang tepat
jam dengan kriteria hasil: 4.Anjurkan masukan
1.Adanya 16 peningkatan kaloriyang tepat yang sesuei
berat badan dengan gaya hidup
2.Tidak terjadi penurunan 5.Anjurkan peningkatan
berat badan pemasukan protein dan
3.Klien mampu vitamin b
mengidentifikasi kebutuhan 6.Anjurkan agar banyak
nutrisi makan dan buah serta minum
4.Asupan nutrisi dan cairan 7.Diskusi dengan ahli gizi
adekuat dalam menentukan kebutuhan
5.Klien melaporkan kalori dan protein
keadekuatan tingkat energy 8.Ciptakan lingkungan yang
menyenangkan sebelum
makan
DIAGNOSA Tujuan NOC Intervensi NIC

Intoleransi aktivitas Goal : pasien akan Manajemen energy


meningkatkan toleransi 1.Tentukan keterbatasan klien
terhadap aktivitas selama terhadap aktivitas
dalam perawatan Objektif : 2.Dorong pasien untuk
klien dapat menunjukkan menggungkapkan perasaan
toleransi terhadap aktivitas tentang keterbatasan
setelah dilakukan tindakan 3.Motivasi untuk melakukan
keperawatan selama 1x24 jam periode istirahat dan aktivitas
dengan kriteria hasil : 4.Rencanakan periode
1.Klien dapat menentukan aktivitas saat klien memiliki
aktivitas yang sesuei dengan banyak tenaga
peningkatan nadi, tekanan 5.Bantu klien untuk bangun
darah, dan frekuensi napas, dari tempat tidur atau duduk
2.Mempertahankan warna dan dismaping tempat tidur atau
kehangatan kulit dan aktivitas berjalan
3.Melaporkan peningkatan 6.Bantu klien untuk
aktivitas harian mengidentivikasi aktivitas
yang lebih disukai
7.Evaluasi program
peningkatan tingkat aktivitas
DAFTAR PUSTAKA
 
 
Aspiani, Y. R (2010). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien GangguanKardiovaskular
Aplikasi NIC & NOC. Jakarta. EGC
Kementrian Kesehatan RI. (2018). Riset Kesehatan Daerah. Jakarta
NANDA. (2015). Diagnosa keperawatan definisi dan Klasifikasi 2015-2017 Edisi
10.Jakrta: EGC
Ngastiyah. (2005). Penyakit Jantung Edisi 2. Jakarta: EGC
Rudolph, A. A (2011). Penyakit Jantung Rematik dan Demam Rematik. Medan. FK
USU.
Swanson, M. (2013). Nursing Outcome Classification Ed.5. Missouri: Elseiver Mosby
Wahab, S. (2010). Penyakit Jantung . Jakarta. EGC
Wong, D. (2003). Pedoman Klinis Keperawatan . Jakarta: EGC
Wagner, B. (2013). Nursing Intervention Classification Ed 6. Missouri: Elseiver
Mosby

Anda mungkin juga menyukai