Anda di halaman 1dari 24

Asuhan Keperawatan Anak Sakit

Peradangan pada Sistem Cardiovascular


dengan RHD (Rheumatic Heart Disease)

By. Faridah
Definisi

 Rheumatic Heart Disease (RHD) adalah suatu kondisi dimana terjadi


kerusakan pada katup jantung yang bisa berupa penyempitan atau
kebocoran, terutama katup mitral (stenosis katup mitral) sebagai akibat
adanya gejala sisa dari Demam Rematik (DR).
 Penyakit jantung reumatik merupakan proses imun sistemik sebagai reaksi
terhadap infeksi streptokokus hemolitikus di faring (Brunner & Suddarth,
2001)
 Penyakit jantung rematik adalah penyakit yang ditandai dengan
kerusakan pada katup jantung akibat serangan karditis rematik akut yang
berulang kali (Arif Mansjoer, 2002). Penyakit ini terutama mengenai katup
mitral (75%), aorta (25%), jarang mengenai katup trikuspid dan tidak
pernah menyerang katup pulmonal.
 (A) Jantung normal dengan regurgitasi mitral
sentral : temuan fisiologis dan normal;
 (B) prolapsea katup mitral dengan alran
regurgitasi sentral, tengah;
 (C) penyakit jantung rematik dengan prolaps
leaflet katup mitral anterior danaliran
regurgitasi mitral yang diarahkan ke posterior;
 (D) melebar secara signifikan jantung kiri
dengan dilatasi annular mitral dan regurgitasi
mitral sekunder, berat, dan sentral: beberapa
kemungkinan etiologi, termasuk regurgitasi
mitral primer kronis, berat dengan atau tanpa
regurgitasi aorta (umum pada penyakit
jantung rematik). Diagnosis prolaps katup
mitral memerlukan prolaps leaflet katup mitral
anterior dan / atau leaflet katup mitral
posterior 2 mm di atas tingkat annulus mitral.
Etiologi
Faktor-faktor predisposisi yang berpengaruh pada timbulnya
demam reumatik dan penyakit jantung reumatik

Faktor-faktor pada individu :

•Faktor genetic
•Jenis kelamin
•Golongan etnik dan ras
•Umur
•Keadaan gizi dan lain-lain
•Reaksi autoimun
Faktor-faktor lingkungan :
Keadaan sosial ekonomi yang buruk
• Sosial ekonomi yang buruk, sanitasi lingkungan yang buruk, rumah-rumah dengan
penghuni padat, rendahnya pendidikan  predisposisi utama timbulnya RHD
• Dibanding dg menurunnya kasus RHD negara maju

Iklim dan geografi


• Demam reumatik merupakan penyakit kosmopolit.
• Penyakit terbanyak di dapatkan di daerah yang beriklim sedang, tetapi data akhir-
akhir ini menunjukkan bahwa daerah tropis pun mempunyai insidens yang tinggi

Cuaca
• Perubahan cuaca yang mendadak sering mengakibatkan insidens infeksi saluran
nafas bagian atas meningkat, sehingga insidens demam reumatik juga meningkat
Epidemologi

 Setiap tahunnya rata-rata ditemukan 55 kasus dengan demam reumatik


akut (DRA) dan PJR. Diperkirakan prevalensi PJR di Indonesia sebesar 0,3-
0,8 anak sekolah 5-15 tahun.
 Angka kejadian yang tinggi di negara berkembang berhubungan dengan
sosial ekonomi yang rendah, pelayanan kesehatan yang kurang memadai,
infeksi tenggorok yang tidak diobati atau penanganan yang lambat,
lingkungan yang padat, industrialisasi, dan urbanisasi.
 Di negara maju insiden penyakit ini mulai menurun karena tingkat
perekonomian lebih baik dan upaya pencegahan penyakit lebih
sempurna
Patofisiologi
Penyakit ini disebabkan karena infeksi bakteri streptokokus beta
hemolitikus Grup A.

Bakteri ini akan menginfeksi saluran pernapasan atas yaitu tenggorokan


yang nantinya akan menyebabkan peradangan dan infeksi pada
tenggorokan sehingga menyebabkan terjadinya faringitis dan tonsillitis.
Akibat peradangan atau infeksi ini, merangsang terbentuknya antibodi
sehingga bereaksi dengan antigen streptokokus yang mengakibatkan
terjadinya reaksi antigen-antibodi.
Akibat terjadinya reaksi imunologis ini menyebabkan terjadinya demam
reumatik
Patofisiologi
Demam reumatik dapat mengakibatkan gejala sisa (sequele), sehingga
dalam serum penderita terdapat antibodi anti otot jantung.

Antibody ini mengakibatkan terjadinya respon autoimun dimana antibody ini


dianggap sebagai antigen (antigen pada katup jantung) sehingga terjadi
reaksi perlawanan antara antibodi yang dihasilkan dalam tubuh dengan
antigen streptokokus dan antigen katup jantung.

Menyebabkan terjadinya peradangan pada katup jantung dan dapat pula


disertai dengan gejala –gejala seperti karditis (kriteria mayor dan kriteria
minor). Bila terdapat 2 kriteria mayor /1 kriteria mayor disertai dengan 2 kriteria
minor akan mengakibatkan terjadinya pnyakit jantung reumatik (RHD).
Klasifikasi
Terbagi dalam 4 Stadium

Stadium I

Berupa infeksi saluran nafas atas oleh kuman Beta


Streptococcus Hemolyticus Grup A. Keluhannya :
• Demam
• Batuk
• Rasa sakit waktu menelan
• Muntah
• Diare
• Peradangan pada tonsil yang disertai eksudat
Stadium II
Stadium ini disebut juga periode laten, ialah
masa antara infeksi streptococcus dengan
permulaan gejala demam reumatik;

Periode ini berlangsung 1 - 3 minggu,


kecuali korea yang dapat timbul 6 minggu
atau bahkan berbulan-bulan kemudian.
Stadium III
Adalah fase akut demam reumatik, digolongkan dalam gejala peradangan
umum dan menifestasi spesifik demam reumatik /penyakit jantung reumatik :

Gejala peradangan umum :

•1) Demam yang tinggi


•2) Lesu
•3) Anoreksia
•4) Lekas tersinggung
•5) Berat badan menurun
•6) Kelihatan pucat
•7) Epistaksis
•8) Athralgia
•9) Rasa sakit disekitar sendi
•10) Sakit perut
Stadium IV
Disebut juga stadium inaktif. Pada stadium ini penderita demam reumatik
tanpa kelainan jantung / penderita penyakit jantung reumatik tanpa
gejala sisa katup dan tidak menunjukkan gejala apa-apa.

Pada penderita penyakit jantung reumatik dengan gejala sisa kelainan


katup jantung, gejala yang timbul sesuai dengan jenis serta beratnya
kelainan.

Pasa fase ini baik penderita demam reumatik maupun penyakit jantung
reumatik sewaktu-waktu dapat mengalami reaktivasi penyakitnya.
Manifestasi Klinis

Untuk menegakkan diagnosa demam reumatik dapat


digunakan Kriteria Jones yaitu

Kriteria Mayor

• Carditis
• Polyarthritis
• Khorea Syndenham
• Eritema Marginatum
• Nodul Subcutan
Manifestasi Klinis

Kriteria Minor
• Memang mempunyai riwayat RHD
• Nyeri sendi tanpa adanya tanda obyektif pada sendi, klien kadang-
kadang sulit menggerakkan tungkainya
• Demam namun tidak lebih dari 39 derajat celcius dan pola tidak tentu
• Leukositosis
• Peningkatan laju endap darah (LED)
• C- reaktif Protein (CRP) positif
• P-R interval memanjang
• Peningkatan pulse/denyut jantung saat tidur (sleeping pulse)
• Peningkatan Anti Streptolisin O (ASTO)
Komplikasi
Insiden penyakit jantung rematik
telah dikurangi dengan luas
penggunaan antibiotic efektif
terhadap streptokokal bakteri
yang menyebabakan demam
rematik
Penatalaksanaan
 Penderita dianjurkan untuk tirah baring dirumah sakit
 Penanganan kemungkinan terjadinya komplikasi seperti gagal jantung,
endokarditis bakteri atau trombo-emboli.
 Pasien akan diberikan diet bergizi tinggi yang mengandung cukup vitamin.
 Penderita Penyakit Jantung Rematik (PJR) tanpa gejala tidak memerlukan
terapi.
 Penderita dengan gejala gagal jantung yang ringan memerlukan terapi
medik untuk mengatasi keluhannya.
 Penderita yang simtomatis memerlukan terapi surgikal atau intervensi
invasif. Tetapi terapi surgikal dan intervensi ini masih terbatas tersedia serta
memerlukan biaya yang relatif mahal dan memerlukan follow up jangka
panjang.
Konsep Asuhan Keperawatan pada Anak
dengan RHD Pada Anak
 Pengkajian Keperawatan
 Identitas Pasien
 Riwayat Keperawatan; Awal serangan dan keluhan utama
 Riwayat Kesehatan Masa Lalu.
 Riwayat Psikososial Keluarga.
 Pengkajian Pola Gordon (Pola Fungsi Kesehatan).
 Pengkajian ADL (Activity Dailiy Living)
 Pemeriksaan Fisik
 Pemeriksaan Tingkat Tumbuh Kembang.
 Pemeriksaan Penunjang.
Diagnosa Keperawatan
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual dan muntah.
Nyeri akut berhubungan dengan agen-agens penyebab cedera.

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan otot, tirah baring atau


imobilisasi.
Kerusakan integritas kulit behubungan dengan peradangan pada kulit dan
jaringan subcutan.
Penurunan cardiac output berhubungan perubahan kontraktilitas.

Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan berkurangnya substansi O2 menuju


paru-paru.
Intervensi Keperawatan

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan


tubuh berhubungan dengan mual dan muntah.
• Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan
ketidakseimbangan nutrisi dapat teratasi
• Kriteria Hasil :
• Anak mampu menghabiskan makanan yang telah
disediakan.
• Anak tidak mual dan muntah
Intervensi :
Kaji faktor-faktor penyebab.

•Rasional:
•Penentuan faktor penyebab, akan menentukan intervensi/ tindakan selanjutnya.

Anjurkan anak untuk makan dalam porsi kecil dan sering, jika tidak muntah teruskan.

•Rasional :
•Menghindari mual dan muntah dan distensi perut yang berlebihan.

Jelaskan pentingnya nutrisi yang cukup.

•Rasional :
•Meningkatkan pengetahuan anak dan keluarga anak termotivasi untuk mengkonsumsi makanan.

Catat jumlah porsi yang dihabiskan.

•Rasional :
•Mengetahui jumlah asupan / pemenuhan nutrisi anak.
Implementasi
keperawatan

Evaluasi Keperawatan
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai