Anda di halaman 1dari 9

RESUME TUGAS 4

METODE PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH

PENTINGNYA MAKANAN BERGIZI UNTUK GENERASI MUDA

DOSEN PEMBIMBING :

M. Zul Azhri R. S. KM., M. Kes

Disusun Oleh :

Diicky Arga Y

1820008

PROGRAM STUDI DIII-KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

HANG TUAH SURABAYA

2020/2021
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anak usia sekolah adalah investasi bangsa, kelak mereka akan menjadi kader penerus
pembangunan di Indonesia. Pemerintah harus berupaya untuk meningkatan kualitas sumber
daya manusia sejak dini, baik dari segi kesehatan maupun kecerdasan secara sistematis dan
berkesinambungan. Tumbuh kembang anak usia sekolah serta prestasi belajar memerlukan
asupan zat gizi yang memadai, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Peningkatan prestasi
belajar yang pada akhirnya dapat membawa dampak meningkatkan prestasi belajarnya dapat
dicapai dengan berbagai cara, salah satunya adalah makan pagi atau biasa disebut dengan
sarapan. Makan pagi atau sarapan mempunyai peranan penting bagi anak sekolah usia 6-14
tahun, yaitu untuk pemenuhan gizi di pagi hari, dimana anak-anak berangkat ke sekolah dan
mempunyai aktivitas yang sangat padat di sekolah. Apabila anak-anak terbiasa sarapan pagi,
maka akan berpengaruh terhadap kecerdasan otak, terutama daya ingat anak sehingga dapat
mendukung prestasi belajar anak ke arah yang lebih baik.
Bagi anak usia sekolah, konsentrasi dalam belajar sangatlah penting. Jika seseorang
kesulitan untuk berkonsentrasi saat belajar, maka tidak ada bahan pelajaran masuk ke
memori otaknya sehingga akan berpengaruh terhadap prestasi di sekolah. Menurut Tamsuri
(2012) pada jurnal AKP (Anak Kecukupan Protein), semakin baik kebiasaan sarapan pagi
seorang anak maka semakin baik pula tingkat konsentrasi belajar anak tersebut.
Makan pagi atau sarapan pagi mempunyai peranan penting dalam memenuhi
kebutuhan energi anak sekolah, karena dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan
memudahkan menyerap pelajaran di sekolah, sehingga prestasi belajar menjadi baik. Pada
umumnya sarapan menyumbangkan energi sebesar 25% dari kebutuhan gizi sehari (Azwar,
2002).
Sarapan merupakan kegiatan rutin di pagi hari yang harus dilakukan guna memenuhi
kebutuhan energi di dalam tubuh agar dapat melakukan aktivitas secara optimal. Hal tersebut
sangat penting terutama bagi anak-anak usia sekolah dasar karena dapat mendukung
pertumbuhan dan perkembangan serta berbagai aktivitas di sekolah (Wiarto, 2013).
Sarapan pagi bermanfaat untuk konsentrasi belajar, mekanisme sarapan pagi yaitu
selama proses pencernaan, karbohidrat di dalam tubuh dipecah menjadi molekul-molekul
gula sederhana yang lebih kecil, seperti fruktosa, galaktosa dan glukosa. Glukosa ini
merupakan bahan bakar otak sehingga dapat membantu Dalammempertahankan konsentrasi,
meningkatkan kewaspadaan, dan memberi kekuatan untuk otak (Parreta, 2009).
Pada anak usia sekolah dasar, energi yang adekuat diperlukan untuk menunjang
aktivitas belajar di sekolah. Energi diperoleh dari makanan/minuman yang dikonsumsi oleh
masing - masing anak. Anak yang seringkali melewatkan sarapan sangat tidak dianjurkan.
Melewatkan sarapan membuat anak tidak berenergi karena perut kosong sehingga anak
menjadi susah untuk memfokuskan pikiran di sekolah. Hal tersebut sangat tidak mendukung
dalam peningkatan prestasi belajar (Sukiniarti, 2015).
Pada aktivitas belajar, konsentrasi berperan penting demi tercapainya suasana belajar
yang kondusif karena mencerminkan kemampuan kognitif anak. Konsentrasi belajar yang
tinggi pada anak dapat mendukung peningkatan prestasi dalam belajar(Setiawan &Haridito,
2015).
Saat ini banyak dijumpai rendahnya minat anak untuk sarapan di rumah. Banyak
faktor yang menyebabkan hal tersebut, diantaranya besar uang jajan yang diberikan oleh
orang tua dan tidak adanya kesempatan orang tua untuk menyiapkan sarapan.
Kebiasaan sarapan banyak mendapat perhatian pada masa anak dan remaja. Bahkan,
sarapan telah dianggap sebagai waktu makan paling penting dalam sehari. Sebagian besar
orangtua maupun guru cenderung menganggap sarapan sebagai prasyarat keberhasilan proses
belajar selepas periode puasa yang cukuppanjang pada malam sebelumnya.Berdasarkan Riset
Kesehatan Dasar 2010, 16,9%–50% anak usia sekolah dan remaja, serta rata-rata 31,2%
orang dewasa di Indonesia tidak biasa sarapan. Anak sekolah sekedar mengonsumsi
minuman saat sarapan (26,1%), seperti air putih, susu, atau teh dan 44,6% mengonsumsi
sarapan berkualitas rendah. Sarapan yang baik adalah mengonsumsi makanan yang
mengandung gizi seimbang dan memenuhi 20%–25% dari kebutuhan energi total yang
dilakukan pada pagi hari sebelum kegiatan belajar di sekolah. Waktu sarapan dimulai dari
pukul 06.00 pagi sampai dengan pukul 10.00 pagi.
Sarapan pagi sebagai pemasok energi awal, khususnya sebagai sumber energi glukosa
bagi otak, sangat dianjurkan bagi semua orang. Glukosa sangat terlibat dalam mekanisme
daya ingat kognitif (memori) seseorang. Glukosa adalah bentuk dari karbohidrat yang ada di
dalam aliran darah untuk menjadi bahan bakar bagi otak. Neuron tidak dapat menyimpan
glukosa maka otak bergantung pada aliran darah untuk mendapatkan energi. Asupan nutrisi
optimal akan memberikan status gizi baik yang selanjutnya dapat memengaruhi prestasi
belajar dan fungsi kognitif. Seperti ditemukan pada penelitian yang dilakukan oleh
Gajre,Ghazidan Rampesaud yang melaporkan bahwa kelompok anak dengan kebiasaan
sarapan berpengaruh pada konsentrasi, memori, dan prestasi belajar. Pada penelitian yang
dilakukan Mahoneydan Wesnes kebiasaan sarapan berpengaruh pada fungsi
kognitif.Mengingat pentingnya sarapan untuk prestasi belajar dan fungsi kognitif, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian yang bertujuan menganalisis hubungan kebiasaan
sarapan dengan prestasi belajar dan fungsi kognitif pada anak sekolah dasar kelas 5 dan 6.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi permasalahan yaitu :
 Masih banyak anak sekolah yang tidak membiasakan makan pagi (sarapan).
1.3 Prioritas Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka prioritas masalah yaitu :
 Rendahnya tingkat konsentrasi siswa saat kegiatan belajar mengajar di sekolah.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dapat diambil yaitu :
 Apakah makan pagi (Sarapan) dapat mempengaruhi tingkat konsentrasi siswa ?
 Apakah makan pagi (sarapan) dapat mempengaruhi tingkat prestasi siswa di sekolah ?
BAB 2
PEMBAHASAN DAN PENYELESAIAN MASALAH

2.1 Pembahasan Masalah


Masalah Gizi kurang adalah gangguan kesehatan akibat kekurangan atau
ketidakseimbangan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan, aktivitas berfikir dan semua
hal yang berhubungan dengan kehidupan. Kekurangan zat gizi bersifat ringan sampai dengan
berat. Gizi kurang menggambarkan kurangnya makanan yang dibutuhkan untuk memenuhi
standar gizi.
Gizi kurang dapat terjadi karena seseorang mengalami kekurangan salah satu zat gizi atau
di dalam tubuh (Almatsier, 2005). Gizi kurang juga berarti, suatu kondisi yang terjadi ketika
seseorang mengalami kekurangan nutrisi penting tertentu, gagal untuk memenuhi tuntutan
tubuh yang menyebabkan efek pada pertumbuhan, kesehatan fisik, suasana hati, perilaku dan
fungsi-fungsi lain dari tubuh. Dengan demikian menjadi kekurangan gizi tidak selalu berarti
bahwa orang kekurangan berat badan.
Masalah gizi kurang ini banyak dialami anak-anak sejak masih dalam kandungan dan
fatalnya, masalah tersebut kadang sangat sulit diatasi bahkan, tidak dapat diperbaiki ketika
anak menjelang dewasa. Golongan masyarakat yang rentan terhadap gizi kurang adalah
balita, ibu hamil dan menyusu
Rentang kehidupan sekolah dimulai dari usia 6-12 tahun, anak sekolah menganggap
kekuatan dari luar sebagai penyebab penyakit dan pada siswa kelas 4-6 SD mereka memiliki
kesadaran dalam menjaga kesehatan secara mandiri (Wong, 2008, hlm.559). Dalam usia
tersebut pertambahan berat badan terjadi sekitar 2 kg dan tinggi badan 5-6 cm setiap
tahunnya (Febry, Pujiastuti, & Fajar, 2013, hlm.45).
Pengaruh sarapan pagi terhadap tingkat konsentrasi belajar anak. Hasil penelitian bahwa
yang melakukan sarapan pagi dan berkonsentrasi sebanyak 90 (100,0%) Sedangkan jumlah
yang tidak sarapan pagi dan tidak konsentrasi sebanyak 30 (33,3%). Konsentrasi belajar
merupakan salah satu faktor penting bagi keberhasilan siswa. Hal ini pendapat dari
Rooijakker (Dimyati, 2013, hlm.234) yang mengemukakan bahwa kekuatan perhatian
terpusat seseorang selama belajar akan berpengaruh terhadap prestasi belajarnya. Selain itu,
kegiatan belajar yang disertai dengan pemusatan pikiran yang tinggi akan meningkatkan daya
kritis berpikir. 2. Jenis kelamin responden sarapan pagi Hasil penelitian menunjukkan bahwa
yang sarapan pada anak laki-laki 52 orang (43,3%) dan pada anak perempuan 38 orang
(31,7%) . sedangkan yang tidak sarapan pada anak laki-laki 18 orang (15,0%) dan anak
perempuan 12 orang (10,0%).
Manusia membutuhkan sarapan pagi karena dalam sarapan pagi diharapkan terjadinya
kesediaan energi yang digunakan untuk jam pertama melakukan aktivitas. Sarapan pagi yang
baik harus banyak mengandung karbohidrat karena akan merangsang glukosa dan mikro
nutrient dalam otak yang dapat menghasilkan energi, selain itu dapat berlangsung memacu
otak agar membanu memusatkan pikiran untuk belajar dan memudahkan penyerapan
pelajaran (Moehji, 2009).
Menurut Brown (2008) yang meneliti mengenai impact of school breakfast on children’s
health and learning disebutkan bahwa anak dengan darapan pagi akan lebih sehat dan siap
menerima pelajaran dari pada siswa yang jarang sarapan pagi. Asupan makan yang
mengandung kalori, sebagai energi pembangunan ditujukan agar anak mempunyai energi
selama mengikuti kegiatan proses belajar mengajar. Tubuh membutuhkan asupan makanan
agar dapat melakukan aktifitas dengan baik. Pada pagi hari tubuh membutuhkan asupan
energi yang banyak karena pada pagi hari seseorang melakukan banyak aktivitas.
Meninggalkan sarapan pagi akan memberikan dampak yang buruk terhadap kinerja otak,
berkurangnya pemikiran dalam memecahkan masalah. Sebaliknya, ketika anak
mengkonsumsi sarapan pagi kinerja otak akan meningkat, anak akan penuh perhatian, penuh
kewaspadaan, mempunyai penalaran yang logis, dan mampu dalam memecahkan masalah.
Sedangkan
Menurut Djamarah (2011), anak-anak yang jarang sarapan pagi ternyata kemampuan
belajarnya di bawah anak-anak yang sering sarapan pagi, mereka lekas lelah, mudah ngantuk
dan sukar menerima pelajaran. Faktor lain selain tidak terbiasa sarapan adalah penyebab
langsung yaitu asupan makanan dan penyakit infeksi, dan penyebab langsung yaitu
ketahanan pangan keluarga, pola asuh anak dan pelayanan kesehatan dan sanitasi lingkungan.
Faktor tersebutlah yang mempengaruhi anak memiliki status gizi baik atau buruk (Jelliffe,
1999, hlm.213-214, dalam Alatas, 2011). Anak yang tidak melakukan sarapan pagi akan
lebih memilih mengkonsumsi jajanan di luar rumah atau disekolah yang kualitas gizinya
tidak terjamin. Makanan yang tidak aman dan tidak bergizi akan menimbulkan berbagai
penyakit dan mempengaruhi status gizi anak.

2.2 Penyelesaian Masalah


Dari hasil pembahasan tentang masalah banyak anak sekolah yang tidak membiasakan
makan pagi (sarapan), sehingga tingkat konsentrasi siswa saat kegiatan belajar mengajar di
sekolah rendah maka penyeselesaian masalahnya yaitu

1. Diharapkan adanya sikap positif dan peran aktif orang tua untuk memaksimalkan
mungkin membiasakan anak-anak melakukan sarapan pagi, juga orang tua siswa
hendaknya selalu memberikan perhatian dan mengingatkan betapa pentingnya sarapan
pagi kepada anaknya. Sehingga siswa dapat memelihara kesehatan dan meningkatkan
tingkat konsentrasi mereka di kelas.
2. Diharapkan guru dapat lebih menekankan akan pentingnya sarapan pagi bagi siswanya
guna memperlancar proses belajar mengajar di kelas.
3. Diharapkan kepada pemerintah setempat agar bekerja sama dengan sekolah-sekolah
dalam melakukan penyuluhan mengenai pentingnya kebiasaan sarapan pada orang tua
murid dan siswa itu sendiri.
Dilihat dari etika profesi gizi dalam menyelesaikan masalah yaitu dengan ahli gizi
memberikan informasi atau melakukan penyuluhan tentang pentingnya kebiasaan sarapan pagi
kepada siswa-siswa, orang tua, dan guru dengan tepat dan jelas, dan memberikan edukasi gizi
kepada siswa-siswa, orang tua, dan guru. Dan sebagai ahli gizi harus memberikan
pelayanannya sesuai dengan informasi faktual, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sarapan sangat mempengaruhi konsentrasi belajar siswa. Saat siswa tidak sarapan
maka membuat siswa tersebut sulit konsentrasi saat dalam kegiatan belajar. Saat siswa tidak
sarapan maka focus tersebut akan teralihkan pada rasa lapar mereka. Salah satu contohnya
yaitu pergi ke kantin, mencuri kesempatan saat kegiatan belajar untuk makan dan minum
misalnya alas an ke toilet tapi tujuan mereka sebenarnya yaitu ke kantin. Bias juga
berbincang dengan teman sebangku agar waktu pelajaran lebih terasa cepat. Hal yang
mengkhawatirkan juga saat siswa merasa kelaparan bisa membuat mereka sakit kepala,
mengantuk , dan gelisah.
Saat konsentrasi belajar siswa menurun akan berpengaruh dalam prestasi belajar
mereka. Diakibatkan sulit dalam menerima ilmu yang diberikan oleh guru.
3.2 Saran
Setiap orang tua siswa diharapkan mengingatkan kepada anak-anak mereka untuk
membiasakan sarapan pagi sebelum berangkat sekolah. Dan memberitahu pentingan asupan
energi sebelum melakukan aktifitas di luar rumah. Membiasakan sarapan pagi sebelum
berangkat ke sekolah agar juga tidak jajan sembarangan. Variasi dalam pembuatan makanan
juga penting agar tidak membuat anak bosan dengan makanan yang itu-itu saja. Dan lebih
baik lagi jika orang tua siswa membawakan bekal untuk anak-anak mereka.
DAFTAR PUSTAKA

Khalida, E., Fadlyana, E., & Somasetia, D. H. (2016). Hubungan Kebiasaan Sarapan dengan
Prestasi Belajar dan Fungsi Kognitif pada Anak Sekolah Dasar. Sari Pediatri, 17(2), 89.
https://doi.org/10.14238/sp17.2.2015.89-94
Masrikhiyah, R., & Iqbal, M. (2020). Pengaruh Kebiasaan Sarapan Dan Status Gizi Remaja
Terhadap Prestasi Belajar. 2(01), 23–27.
Verdiana, L., & Muniroh, L. (2018). Kebiasaan Sarapan Berhubungan Dengan Konsentrasi
Belajar Pada Siswa Sdn Sukoharjo I Malang. Media Gizi Indonesia, 12(1), 14.
https://doi.org/10.20473/mgi.v12i1.14-20

Anda mungkin juga menyukai