Dosen Fasilisator :
Umi Hanik Fetriyah, Ns., M.Kep
Disusun Oleh:
Arini
Edward Ritsi Pierrlie
Ekokardiogram
Pemeriksaan elektrokardiogram
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
2.Radiologi
3.Pemeriksaan ekokardiogram
4.Pemeriksaan elektrokardiogram
5.Kultur tenggorokan (Suhadi, 2018)
1. Gagal jantung pada
kasus yang berat.
2.Dalam jangka
panjang timbul
Komplikasi yang penyakit demam
jantung reumatik.
mungkin terjadi 3.Aritmia.
karena RHD ? 4.Perikarditis dengan
efusi.
5.Pneumonia
reumatik. (Suhadi,
2019)
Prognosis
Pasien dengan riwayat rheumatic fever berisiko tinggi mengalami
kekambuhan. Resiko kekambuhan tertinggi dalam kurun waktu 5 tahun sejak
episode awal. Semakin muda rheumatic fever terjadi, kecenderungan kambuh
semakin besar. Kekambuhan rheumatic fever secara umum mirip dengan
serangan awal, namun risiko karditis dan kerusakan katup lebih besar.
Manifestasi rheumatic fever pada 80% kasus mereda dalam 12 minggu. Insiden
RHD setelah 10 tahun adalah sebesar 34% pada pasien dengan tanpa serangan
rheumatic fever berulang, tetapi pada pasien dengan serangan rheumatic fever
yang berulang kejadian RHD meningkat menjadi 60%. (Rilantono, 2016)
Penatalaksanaan
Memberikan KIE tentang pentingnya
minum obat
Bedah Jantung
Penatalaksanaan
● Penatalaksanaan Operatif dapat berupa intervensi invasif berupa bedah pada
bagian jantung yang mengalami masalah seperti halnya valvulotomi,
rekonstruksi aparat subvalvular, kommisurotomi atau penggantian katup.
(Stollerman, 2016)
● Terapi medikasi: salisilat untuk pasien dengan derajat karditis ringan sampai
berat,sedangkan steroid hanya digunakan untuk pasien dengan karditis berat.
Aspirin diberikan dalam dosis 80-100mg/kg/hari selama 4-8 minggu. Terapi
dengan steroid diresepkan pada dosis 2mg/kg/hari selama 2-3 minggu,
diikuti dengan monitoring ketat selama 2-3minggu. Pada pasien dengan gagal
jantung dapat digunakan digoxin dan diuretic. (Kliegman, 2017)
● Penatalaksanaan keperawatan, dengan memberikan KIE tentang pentingnya
minum obat untuk mencegah kekambuhan dari penyakit dan memberitahukan
anggota keluarga pasien untuk menjadi pengawas minum obat agar pasien
taat. (Kliegman, 2017)
Konsep Asuhan
Keperawatan
Pengkajian
Pola Fungsi Kesehatan (11 Pola
Fungsional Gordon) Informasi Umum Pasien
1. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan 1. Identitas pasien dan penanggung
2. Pola Nutrisi/metabolic 2. Riwayat penyakit keluarga
3. Pola eliminasi 3. Satus kesehatan saat ini
4. Pola aktivitas dan latihan 4. Status kesehatan masa lalu
5. Pola tidur dan istirahat
6. Pola kognitif-perseptual
7. Pola persepsi diri/konsep diri
8. Pola seksual dan reproduksi
9. Pola peran-hubungan
10. Pola manajemen koping stress
11. Pola keyakinan-nilai
Diagnosa
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan
perubahan kontraksi otot jantung. Ditandai dengan
wajah pasien pucat, dada terasa berdebar debar, suara
jantung abnormal yaitu murmur, takikardi, hipotensi.
2. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis.
Ditandai dengan pasien mengeluh nyeri dada.
3. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit.
Ditandai dengan peningkatan suhu tubuh yaitu 38
derajat celcius.
Intervensi
Diagnosa NOC NIC
Nyeri akut Goal: pasien tidak akan mengalami nyeri selama Manajemen nyeri:
berhubung dalam perawatan. 1. Kaji secara komperhensif
an dengan Objektif: klien akan terbebas dari agens cedera tentang nyeri, meliputi lokasi,
agens biologis karasteristik dan awitan,
cedera setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x durasi, frekuensi, kualitas,
biologis 24 jam dengan kriteria hasil: intensitas/beratnya nyeri, dan
1. Mengontrol nyeri: faktor presipitasi
a. Mengenal faktor penyebab nyeri 2. Berikan informasi tentang
b. Tindakan pencegahan nyeri, seperti penyebab,
c. Tindakan pertolongan nonanalgetik berapa lama terjadi, dan
d. Menggunakan analgetik dengan tepat tindakan pencegahan
e. Mengenal tandatanda pencetus nyeri untuk 3. Ajarkan penggunaan teknik
mencari pertolongan non-farmakologi (misalnya,
f. Melaporkan gejala kepada tenaga kesehatan relaksasi, imajinasi terbimbing,
2. Menunjukan tingkat nyeri: terapi musik, distraksi,
a. Melaporkan nyeri imajinasi terbimbing, terapi
b. Frekuensi nyeri musik, distraksi, terapi
c. Lamanya episode nyeri panasdingin, masase)
d. Ekspresi nyeri 4. Evaluasi keefektifan dari
e. Posisi melindungi bagian tubuh yang nyeri. tindakan mengontrol nyeri
f. Perubahan nadi, tekanan darah, dan frekuensi 5. Kalaborasi pemberian analgetik
napas
Intervensi
Diagnosa NOC NIC