Anda di halaman 1dari 8

Rheumatic Heart Disease

(Penyakit Jantung Rematik)


Kelompok 14
Arini (11194561910170)
Edward Ritsi Pierrlie (11194561910207)
Seba (11194561910195)
Rheumatic Heart Disease
(Penyakit Jantung Rematik) Definisi Etiologi
menurut WHO
Etiologi dari penyakit jantung rematik berawal
Penyakit jantung rematik dimulai dari faringitis akibat infeksi Streptococcus grup
WHO menyebutkan penyakit jantung
sebagai sakit tenggorokan dari A yang menyebabkan demam rematik akut.
rematik bertanggung jawab terhadap
bakteri yang disebut Streptococcus Demam rematik akut menginduksi reaksi
10.397.970 disability adjusted life
pyogenes (streptokokus grup A) inflamasi pada jantung, sendi, jaringan subkutan,
years dan 8.944 years of life lost
yang dapat menular dengan mudah dan sistem saraf pusat. Reaksi inflamasi pada
(YLL) secara global. Secara garis
dari orang ke orang dengan cara jantung melibatkan 3 lapisan jantung yaitu,
besar, mortalitas akibat penyakit
yang sama seperti infeksi saluran perikardium, miokardium, dan endokardium,
jantung rematik yang mencapai 0,15
pernapasan atas lainnya. Infeksi termasuk juga katup-katup jantung. Inflamasi
per 100.000 penduduk. [13,14,25] yang berulang oleh demam rematik akut akan
strep paling sering terjadi pada
Data pada tahun 2015 menunjukkan mengakibatkan penebalan jaringan ikat pada
masa kanak-kanak.Pada beberapa
bahwa penyakit ini bertanggung katup-katup jantung. Proses penebalan jaringan
orang, infeksi strep berulang
jawab atas 319.400 kematian. ikat ini akan menyebabkan kekakuan katup
menyebabkan sistem kekebalan
Proporsi kematian global akibat jantung dan menyebabkan 2 kondisi, yaitu
bereaksi terhadap jaringan tubuh
penyakit jantung rematik menurun stenosis katup atau regurgitasi katup jantung.
termasuk peradangan dan jaringan
dari 9,2 kematian per 100.000 Streptococcus pyogenes diketahui sebagai agen
parut pada katup jantung
populasi pada 1990, menjadi 4,8 etiologi dari demam rematik akut. Bakteri gram
kematian per 100.000 populasi pada positif ini merupakan bagian dari kelompok
2015. Pada 2015, negara-negara Streptococcus grup A beta hemolitikus.
dengan perkiraan jumlah kematian Streptococcus grup A menyebabkan berbagai
tertinggi karena penyakit jantung infeksi, salah satu yang paling sering ditemukan
rematik adalah India, China, dan adalah faringitis pada anak usia 5-15 tahun. Rute
Pakistan. utama penyebaran infeksi saluran pernapasan
atas tersebut adalah melalui droplet.
Tanda dan gejala Proses terjadinya penyakit Pemeriksaan Penunjang

 Demam tinggi Penyakit jantung rematik • Pemeriksaan laboratorium.


 Nyeri sendi, rasa nyeri seperti bergerak • Radiologi.
merupakan komplikasi dari
dari satu titik sendi ke titik lain • Pemeriksaan ekokardiogram
 Siku, lutut, dan pergelangan tangan/kaki demam rematik, yang disebabkan • Pemeriksaan
membengkak dan terasa hangat saat
infeksi tenggorokan oleh bakteri elektrokardiogram
dipegang
 Terdapat benjolan kecil di bawah kulit
• Apus tenggorokan
yang tak terasa sakit
Streptococcus tipe A. Penularan Ditemukan streptokokus beta
 Nyeri dada hemolitikus grupA (Aspiani,
infeksi Streptococcus tipe A dapat
 Jantung mendesir (murmur) 2010).
 Gelisah, perilaku tidak biasa terjadi secara langsung melalui
 Kecapekan
Karena penyakit rematik jantung menyerang percikan ludah atau dahak yang
katup jantung, gejala kerusakan katup jantung keluar ketika orang yang
juga perlu menjadi perhatian.
 Rasa tidak nyaman pada dada terinfeksi bersin atau batuk.
 Jantung berdetak tak beraturan atau terlalu
cepat Selain secara langsung, penularan
 Sesak napas juga dapat terjadi melalui benda-
 KelelahanPusing seperti hendak pingsan
 Kaki, pergelangan, dan perut membengkak benda yang terkontaminasi
bakteri.
Prognosis Penatalaksanaan medis
Pencegahan
dan keperawatan
Prognosis penyakit jantung rematik dapat
Untuk mencegah penyakit Penatalaksanaan penyakit
menimbulkan morbiditas dan mortalitas jangka
jantung rematik, fokus yang paling panjang. Komplikasi yang sering terjadi jantung rematik terdiri dari
utama adalah menjaga kebersihan meliputi gagal jantung, atrial fibrilasi, hingga profilaksis demam rematik
lingkungan tempat tinggal serta endokarditis. Oleh karena itu, perlu berulang dan terapi definitif
memelihara daya tahan tubuh penanganan komprehensif terkait penyakit kelainan katup.
dengan asupan nutrisi dari gizi demam rematik agar progresi penyakit dapat Terapi diberikan secara
seimbang. Lingkungan yang bersih dikontrol. Komplikasi dari penyakit jantung
medikamentosa, dan kadang
dengan sendirinya akan mencegah rematik tersering adalah gagal jantung. Selain
itu, komplikasi lainnya adalah atrial fibrilasi, diperlukan tindakan
berbagai penyebab penyakit,
endokarditis, hipertensi arteri pulmonal, pembedahan.
termasuk bakteri Streptococcus
yang dapat mengakibatkan stroke, hingga kematian. Gagal jantung dapat
disebabkan dari dilatasi ventrikel kiri akibat
penyakit jantung rematik. Bila
lesi regurgitasi pada katup mitral atau katup
mengalami radang tenggorokan aorta, atau disebabkan karena atrial
diikuti gejala lain yang berkaitan fibrilasi akibat stenosis mitral. Stenosis katup
dengan penyakit jantung rematik, mitral akan menaikan tekanan pengisian dan
sebaiknya segera periksakan diri penurunan compliance dari atrium kiri,
ke dokter. Deteksi dini sangat sehingga terjadi peningkatan tekanan arteri
berperan untuk mencegah penyakit pulmonalis. Atrial fibrilasi pada stenosis mitral
jantung reumatik berkembang juga dapat berakibat pada kejadian
lebih parah di kemudian hari. tromboemboli.
Konsep asuhan keperawatan

Pengkajian
Informasi Umum Pasien
Pola Fungsi Kesehatan (11 Pola Fungsional Gordon) 1. Identitas pasien dan penanggung
2. Riwayat penyakit keluarga
1. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan 3. Satus kesehatan saat ini
2. Pola Nutrisi/metabolic 4. Status kesehatan masa lalu
3. Pola eliminasi
4. Pola aktivitas dan latihan
5. Pola tidur dan istirahat
6. Pola kognitif-perseptual
7. Pola persepsi diri/konsep diri
8. Pola seksual dan reproduksi
9. Pola peran-hubungan
10. Pola manajemen koping stress
11. Pola keyakinan-nilai
Diagnosa Intervensi

1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan 1. • Evaluasi frekuensi pernapasan dan kedalaman. Catat
ketidakadekuatan oksigen menuju paru-paru ditandai dengan upaya pernapasan, contoh adanya dispnea, penggunaan
perubahan kedalaman pernafasan, bradipnea, dispnea, otot bantu pernapasan, pelebaran nasal.
ortopnea, takipnea, peningkatan diameter anterior posterior, • Auskultasi bunyi napas. Catat area yang menurun atau
pernafasan cuping hidung, fase ekspirasi memanjang, tidak adanya bunyi napas dan adanya bunyi napas
pernafasan bibir mencucu, dan penggunaan otot aksesorius tambahan, contoh krekels atau ronki
untuk bernafas. 2. • Kaji/pantau tekanan darah. Ukur pada kedua tangan
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan /paha untuk evaluasi awal. Gunakan ukuran manset yang
dengan gangguan aliran darah sekunder akibat inflamasi tepat dan teknik yang akurat.
ditandai dengan perubahan karakteristik kulit (warna, • Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer.
elastisitas, kelembapan, kuku, sensasi suhu), perubahan • Amati warna kulit, kelembaban, suhu, dan masa
tekanan darah di ekstremitas, penurnan nadi, edema, warna pengisian kapiler.
tidak kembali ke tungkai saat tungka diturunkan, warna kulit • Catat edema umum/tertentu
pucat saat elevasi, parestesia, dan penurunan nadi. • Anjurkan teknik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas
3. Penurunan curah jantung berhubungan dengan disfungsi pengalihan.
miokardium atau perubahan kontraktilitas jantung ditandai • Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan
dengan aritmia, bradikardi, palpitasi, takikardia, edema, darah.
keletihan, murmur, distensi vena jugularis, dispnea,
penurunan nadi perifer, oliguria, pengisian ulang kapiler 3. • Selidiki perubahan tiba-tiba atau gangguan mental
memanjang, perubahan warna kulit, ortopnea, ansietas, dan kontinyu, contoh: cemas, bingung, letargi, pingsan.
gelisah. • Lihat pucat, sianosis, belang, kulit dingin atau lembab.
Catat kekuatan nadi perifer.
• Kaji tanda edema.
• Pantau pernapasan, catat kerja pernapasan.
Referensi
Majid Abdul. Anatomi Jantung dan pembuluh darah, Sistem Kardiovaskuler secara
Umum, Denyut Jantung dan Aktifitas Listrik Jantung, dan Jantung sebagai
Pompa. Fisiologi Kardiovaskular. Medan: Bagian Fisiologi Fakultas
Kedokteran USU. 2005; 7 -16.
Rilantono, LI. Penyakit Kardiovaskular (PKV). Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2013;331-335
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Pedoman Pelayanan Medis, Ed. 2. Jakarta:Badan
Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2011:41-42
Tim pojka SDKI 2017. Standar diagnosa keperawatan Indonesia Defnisi dan Indikator
Diagnostik. Jakarta : Dewan pengurus PPNI.
Tim pokja SDKI 2017. Standar intervensi keperawatan Indonesia. Jakarta : Dewan
pengurus PPNI
Thank You

Anda mungkin juga menyukai