PENGERTIAN
Penyakit jantung reumatik adalah penyakit yang di tandai dengan kerusakan pada katup
jantung akibat serangan karditis reumatik akut yang berulang kali. (kapita selekta, edisi 3, 2000)
Demam Reumatik / penyakit jantung reumatik adalah penyakit peradangan sistemik akut
atau kronik yang merupakan suatu reaksi autoimun oleh infeksi Beta Streptococcus Hemolyticus
Grup A yang mekanisme perjalanannya belum diketahui, dengan satu atau lebih gejala mayor
yaitu Poliarthritis migrans akut, Karditis, Korea minor, Nodul subkutan dan Eritema
marginatum.
B. ETIOLOGI
Penyebab terjadinya penyakit jantung reumatik diperkirakan adalah reaksi autoimun
(kekebalan tubuh) yang disebabkan oleh demam reumatik. Infeksi streptococcus β hemolitikus
grup A pada tenggorok selalu mendahului terjadinya demam reumatik baik demam reumatik
serangan pertama maupun demam reumatik serangan ulang.
Faktor-faktor predisposisi terjadinya penyakit jantung rematik / Rheumatic Heart
Desease terdapat pada diri individu itu sendiri dan juga faktor lingkungan.
Faktor dari Individu diantaranya yaitu :
1. Faktor genetik
2. Umur
3. Keadaan gizi dan lain-lain
4. Jenis kelamin
5. Reaksi autoimun
Faktor-faktor dari lingkungan itu sendiri :
Infeksi tenggorokan yang terjadi bisa berat, sedang, ringan, atau asimtomatik, diikuti
fase laten (asimtomatik) selama 1 sampai 3 minggu. Baru setelah itu timbul gejala-gejala
demam reumatik akut. Hingga sekarang masih belum diketahui dengan pasti hubungan
langsung antara infeksi streptokokus dengan gejala demam reumatik akut.
Produk streptokokus yang antigenik secara difusi keluar dari sel-sel tenggorok dan
merangsang jaringan limfoid untuk membentuk zat anti. Beberapa antigen streptokokus,
khususnya Streptolisin O dapat mangadakan reaksi-antibodi antara zat anti terhadap
streptokokus dan jaringan tubuh.
G. PENATALAKSANAAN
Tata laksana demam rematik aktif atau reaktivitas adalah sebagai berikut:
1. Tirah baring dan mobilisasi bertahap sesuai keadaan jantung.
2. Eradikasi terhadap kuman streptokokus dengan pemberian penisilin benzatin 1,2 juta
unit IM bila berat badan > 30 kg dan 600.000-900.000 unit bila berat badan < 30 kg, atau
penisilin 2x500.000 unit/hari selama 10 hari. Jika alergi penisilin, diberikan eritromisin
2x20 mg/kg BB/hari untuk 10 hari. Untuk profilaksis diberikan penisilin benzatin tiap 3
atau 4 minggu sekali. Bila alergi penisilin, diberikan sulfadiazin 0,5 g/hari untuk berat
badan < 30 kg atau 1 g untuk yang lebih besar. Jangan lupa menghitung sel darah putih
pada minggu-minggu pertama, jika leukosit < 4.000 dan neutrofil < 35% sebaiknya obat
dihentikan. Diberikan sampai 5-10 tahun pertama terutama bila ada kelainan jantung dan
rekurensi.
3. Antiinflamasi
Salisilat biasanya dipakai pada demam rematik tanpa karditis, dan ditambah
kortikosteroid jika ada kelainan jantung. Pemberian salisilat dosis tinggi dapat
menyebabkan intoksikasi dengan gejala tinitus dan hiperpnea. Untuk pasien dengan
artralgia saja cukup diberikan analgesik.
Pada artritis sedang atau berat tanpa karditis atau tanpa kardiomegali, salisilat diberikan
100 mg/kg BB/hari dengan maksimal 6 g/hari, dibagi dalam 3 dosis selama 2 minggu,
kemudian dilanjutkan 75 mg/kg BB/hari selama 4-6 minggu kemudian.
Kortikosteroid diberikan pada pasien dengan karditis dan kardiomegali. Obat terpilih
adalah prednison dengan dosis awal 2 mg/kg BB/hari terbagi dalam 3 dosis dan dosis
maksimal 80 mg/hari. Bila gawat, diberikan metilprednisolon IV 10-40 mg diikuti
prednison oral. Sesudah 2-3 minggu secara berkala pengobatan prednison dikurangi 5 mg
setiap 2-3 hari. Secara bersamaan, salisilat dimulai dengan 75 mg/kg BB/hari dan
dilanjutkan selama 6 minggu sesudah prednison dihentikan. Tujuannya untuk
menghindari efek rebound atau infeksi streptokokus baru.
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
A. Identitas
1) Identitas pasien berupa nama, tanggal lahir, umur, jenis kelamin, status,
agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, nomor RM, diagnosa medis.
2) Identitas penanggung jawab berupa nama, tanggal lahir, jenis kelamin,
status, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, hubungan dengan pasien.
3) Catatan medis.
B. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
Sakit persendian dan demam.
2) Riwayat penyakit sekarang
Demam, sakit persendian, karditis, nodus noktan timbul minggu, minggu
pertama, timbul gerakan yang tiba-tiba.
3) Riwayat penyakit dahulu
Fonsilitis, faringitis, autitis media.
4) Riwayat penyakit keluarga
Ada keluarga yang menderita penyakit jantung
5) ADL
a. Aktivitas/istrahat
Gejala : Kelelahan, kelemahan.
c. Eliminasi
d. Nyeri/ketidaknyamanan
e. Pernapasan
f. Keamanan
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum
Suhu
BB: turun
e) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah
Astopiter
LED
Hb
Leukosit
Pemeriksaan EKG
5. Meningkatkan sediaan
oksigen untuk fungsi
miokard dan mencegah
5. Kolaborasi untuk hipoksia.
pemberian oksigen 6. Diberikan untuk
meningkatkan
kontraktilitas miokard dan
6. Kolaborasi untuk menurunkan beban kerja
pemberian digitalis jantung.
4. Gejala kardinal
menunjukkan keadaan
4. Observasi gejala fisik dari organ-organ
kardinal. vital tubuh, juga dapat
memberikan gambaran
kondisi pasien.
5. Kolaborasi untuk
pemberian obat
penetral asam6. Mendorong peningkatan
lambung seperti selera makan.
antasida
6. Kolaborasi untuk
penyediaan makanan
kesukaan yang sesuai
dengan diet klien
3.4 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi dapat dilaksanakan sesuai dengan intervensi setiap diagnosa yang diangkat dengan
memperhatikan kemampuan pasien dalam mentolerir tindakan yang akan dilakukan.