Anda di halaman 1dari 19

REMATIK HEART DIASE

(RHD)

Kelompok 4 :

DINA HARDIANINGSIH
NUR AISYATUN
MAS’AH MARDIANA
Rematik Heart Diase (RHD)
• Rheumatic Heart Disease (RHD) adalah suatu kondisi
dimana terjadi kerusakan pada katup jantung yang bisa
berupa penyempitan atau kebocoran, terutama katup
mitral (stenosis katup mitral) sebagai akibat adanya gejala
sisa dari Demam Rematik (DR).
• Penyakit jantung rematik (RHD) adalah suatu proses
peradangan yang mengenai jaringan-jaringan penyokong
tubuh, terutama persendian, jantung dan pembuluh darah
oleh organisme streptococcus hemolitic-β grup A (Sunoto
Pratanu, 2000).
ETIOLOGI
• Streptoccocus β hemolyticus group A
Demam reumatik, seperti
halnya dengan penyakit lain
merupakan akibat interaksi
individu, penyebab penyakit
dan faktor lingkungan. Penyakit
ini berhubungan erat dengan
infeksi saluran nafas bagian
atas oleh Beta Streptococcus
Hemolyticus Grup A berbeda
dengan glomerulonefritis yang
berhubungan dengan infeksi
streptococcus di kulit maupun
di saluran nafas, demam
reumatik agaknya tidak
berhubungan dengan infeksi
streptococcus di kulit.
Faktor predisposisi

Faktor pada individu


 GenetiK
 Jenis kelamin
 Golongan etnik dan ras
 Umur
 Status Gizi
 Reaksi autoimun

Faktor Lingkungan:
 Keadaan sosial ekonomi yang buruk
 Iklim dan geografi
 Cuaca
Epidemiologi
• Puncak insiden demam rematik terdapat pada kelompok
usia 5-15 tahun .
• ini jarang dijumpai pada anak dibawah usia 4 tahun dan
penduduk di atas 50 tahun.
• Prevalensi demam rematik/penyakit jantung rematik yang
diperoleh dan penelitian WHO mulai tahun 1984 di 16 negara
sedang berkembang di Afrika, Amerika Latin, Timur Jauh,
Asia Tenggara dan Pasifik Barat berkisar 0,1 sampai 12,6 per
1.000 anak sekolah, dengan prevalensi rata-rata sebesar 2,2
per 1.000 .
• Prevalensi demam rematik di Indonesia belum diketahui
secara pasti, meskipun beberapa penelitian yang pernah
dilakukan menunjukkan bahwa revalensi penyakit jantung
rematik berkisar 0,3 sampai 0,8 per 1.000 anak sekolah
(prevalensi demam rematik di Indonesia pasti lebih tinggi).
PATOFISIOLOGI
 Demam reumatik adalah suatu hasil respon imunologi abnormal yang disebabkan
oleh kelompok kuman A beta-hemolitic treptococcus yang menyerang pada
pharynx. Streptococcus diketahui dapat menghasilkan tidak kurang dari 20 produk
ekstrasel yang terpenting diantaranya ialah streptolisin O, streptolisin S,
hialuronidase, streptokinase, di fosforidin nukleotidase, deoksiribonuklease serta
streptococca erythrogenic toxin. Produk-produk-tersebut merangsang timbulnya
antibodi.
 Demam reumatik yang terjadi diduga akibat kepekaan tubuh yang berlebihan
terhadap beberapa produk tersebut. Sensitivitas sel B antibodi memproduksi
antistreptococcus yang membentuk imun kompleks. Reaksi silang imun kompleks
tersebut dengan sarcolema kardiak menimbulkan respon peradangan myocardial
dan valvular. Peradangan biasanya terjadi pada katup mitral, yang mana akan
menjadi skar dan kerusakan permanen.
 Demam reumatik terjadi 2-6 minggu setelah tidak ada pengobatan atau
pengobatan yang tidak tuntas karena infeksi saluran nafas atas oleh kelompok
kuman A betahemolytic. Mungkin ada predisposisi genetik, dan ruangan yang
sesak khususnya di ruang kelas atau tempat tinggal yang dapat meningkatkan
risiko. Penyebab utama morbiditas dan mortalitas adalah fase akut dan kronik
dengan karditis.
MANIFESTASI KLINIS
• Stadium I : demam, batuk,rasa sakitwaktu menelan,

muntah,peradangan pada tonsil yang disertai eksudat

• Stadium II : stadium ini disebut juga periode laten, masa

antara infeksi streptococcus dengan permulaan gejala demam

rematik, biasanya periode ini berlangsung 1-3 minggu

• Stadium III : fase akut demam rematik saat ini timbulnya

berbagai manifestasi klinis demam rematik/penyakit jantung

rematik. Gejalanya demam yang tinggi, lesu, anoreksia,berat

badan menurun, kelihatan pucat,rasa sakit disekitar sendi


Stadium 4 : disebut juga stadium aktif. Pada stadium ini
penderita demam rematik tanpa kelainan jantung/penderita
jantung reumatik tanpa gejala sisa katup tidak menunjukan
gejala apa-apa.
Penderita umumnya megalami sesak nafas yang
disebabkan jantungnya sudah mengalami gangguan, nyeri
sendi yang berpindah- pindah, bercak kemerahan di kulit
yang berbatas, gerakan tangan yang tak beraturan dan tak
terkendali, atau benjolan kecil-kecil dibawah kulit. Selain itu
tanda yang juga turut menyertainya adalah nyeri perut,
kehilangan berat badan, cepat lelah dan tentu saja demam.
MANIFESTASI KLINIS
MANIFESTASI MINOR
• Memang mempunyai riwayat RHD
• Nyeri sendi tanpa adanya tanda obyektif
pada sendi, klien kadang-kadang sulit
menggerakkan tungkainya
FASE AKUT DEMAM • Demam namun tidak lebih dari 39 derajat
REUMATIK celcius dan pola tidak tentu
• Leukositosis
• Peningkatan laju endap darah (LED)
• C- reaktif Protein (CRP) positif
• P-R interval memanjang
• Peningkatan pulse/denyut jantung saat
tidur (sleeping pulse)
• Peningkatan Anti Streptolisin O (ASTO)

-POLYARTRITIS
- CARDITIS
- KHOREA SYNDENHAM
MANIFESTASI
- ERITEMA MARGINATUM
MAYOR - NODUL SUB KUTAN
KOMPLIKASI
Komplikasi yang sering terjadi pada penyakit
RHD diantaranya adalah Gagal jantung,
Pangkarditis, Pneumonitis reumatik ( Infeksi
Paru-Paru, Kelainan katup jantung dan infark
( Kematian sel Jantung )
PENATALAKSANAAN
Penderita dianjurkan untuk tirah baring dirumah sakit, selain itu Tim
Medis akan terpikir tentang penanganan kemungkinan terjadinya
komplikasi seperti gagal jantung, endokarditis bakteri atau trombo-
emboli. Pasien akan diberikan diet bergizi tinggi yang mengandung
cukup vitamin.

Penderita Penyakit Jantung Rematik (PJR) tanpa gejala tidak


memerlukan terapi. Penderita dengan gejala gagal jantung yang
ringan memerlukan terapi medik untuk mengatasi keluhannya.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

 DARAH
• Leukosit ↑
• LED ↑
• PROTEIN C REAKTIF (CRP) (+)

 SEROLOGI
• UJI ANTISTREPTOLISIN O (ASTO) ↑
• UJI ANTIDEOKSIRIBONUKLEASE (antiDNAse B) ↑
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Foto Thoraks

• Echocardiography

• Electrocardiography
ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN

• Identitas Pasien
• Riwayat Keperawatan : Awalan Serangan dan Keluhan Utama
• Riwayat Kesehatan Masa Lalu
• Riwayat Psikososial Keluarga
• Pemeriksaan Fisik
Inspeksi : Mata cekung, ubun-ubun besar, selaput lendir, mulut dan bibir kering,
berat badan menurun, dada berdebar-debar.
Perkusi : Adanya distensi abdomen dan nyeri tekan sendi.
Palpasi : Turgor kulit kurang elastis, denyut nadi meningkat.
Auskultasi: Terdengarnya suara bising katup, perubahan suara jantung.
Pemeriksaan Fisik
 Inspeksi : Mata cekung, ubun-ubun besar, selaput lendir, mulut dan bibir kering,
berat badan menurun, dada berdebar-debar.
 Perkusi : Adanya distensi abdomen dan nyeri tekan sendi.
 Palpasi : Turgor kulit kurang elastis, denyut nadi meningkat.
 Auskultasi: Terdengarnya suara bising katup, perubahan suara jantung.

Pemeriksaan Tingkat Tumbuh Kembang.

Pada anak RHD akan mengalami gangguan karena anak malnutrisi


sehingga berat badan menurun.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan
kontraktilitas dibuktikan dengan adanya perubahan irama jantung,
dispneu, tekanan darah meningkat/menurun,ortopneu, edema, distensi
vena jugularis, capilary refill time > 3 detik, warna kulit pucat /sianosis

2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan depresi pusat penapasan


dibuktikan dengan dispnea, pengguna otot bantu pernapasan, fase
ekspirasi memanjang, pola napas abnormal

3. Defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan


dibuktikan dengan adanya berat badan menurun minimal 10% dibawah
rentang ideal
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen dibuktikan dengan frekuensi jantung
meningkat>20%dari kondisi istirahat, dispnea
saat/setelah aktifitas

4. Gangguan integritas kulit/jaringan behubungan


dengan faktor mekanis(penekanan pada tonjolan
tulang,gesekan), kelembaban dibuktikan dengan
kerusakan jaringan dan/atau lapisan kulit
.
RENCANA KEPERAWATAN SDKI,SLKI,SIKI
SDKI SLKI SIKI
Penurunan curah Setelah dilakukan tindakan keperawatan observasi
jantung berhubungan selama 3 x 24jam diharapkan curah jantung • Identifikasi tanda/gejala primer penurunan curah
dengan perubahan meningkat dengan kriteria hasil : jantung( dispneu,kelelahan,ededema,ortopneu,peni
kontraktilitas dibuktikan Kekuatan nadi perifer meningkat, tekanan ngkatan CVP
dengan adanya darah membaik, pengisian kapiler • Identifikasi tanda/gejala sekunder penurunan curah
perubahan irama membaik,dispneu menurun,ortopneu menurun jantung(peningkatan berat badan, distensi vena
jantung, dispneu, jugularis,ronki basah, batuk, kulit pucat)
tekanan darah • Monitor tekanan darah
meningkat/menurun,ort • Monitor intake dan output cairan
opneu, edema, distensi • Monitor berat badan setiap hari pada waktu yang
vena jugularis, capilary sama
refill time > 3 detik, • Monitor saturasi oksigen,
warna kulit pucat • Periksa tekanan darah,nadi sebelum dan ssudah
/sianosis aktifitas
• Periksa tekanan darah,nadi sebelum pemberian
obat (beta bloker)
Terapeutik
• Posisikan pasien semi fowler/fowller
• Berikan diitjantung yang sesuai
• Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi
oksigen >94%
Edukasi
• Anjurkan aktivitas fisik sesuai kemampuan
• Anjukan aktifitas secara bertahap
• Anjurkan keluarga untuk mengukur berat badan
harian
• Ajarkan keluarga megukuri ntake dan output harian
Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian antiaritmia
• Rujuk keprogram rehabilitasi jantung

Anda mungkin juga menyukai