Disusun oleh:
FAKULTAS KEDOKTERAN
SEMARANG
2022
Skenario 3 Blok 6.2
Ny. Riri berusia 62 tahun diantar ke klinik dengan keluhan tremor dan kaku pada kedua
tangan dan kaki. Keluhan ini berlangsung sudah 2 tahun, pertama kali muncul tremor di tangan
kiri lalu 6 bulan kemudian tangan kanan juga tremor sehingga pasien sulit untuk menulis dan
mengalami mikrografia. Tremor terutama terjadi saat pasien mengistirahatkan tangannya dan
menghilang bila pasien melaakukan gerakan. Pasien juga merasakan pergerakan tubuhnya
menjadi lebih kaku. Cara berjalannya lebih pelan dengan langkah agak kecil. Pasien masih
dapat berjalan tanpa bantuan dan tidak sering terjatuh. Pasien masih bisa makan dan mandi
sendiri.
Pemeriksaan tanda vital: TD 120/80 mmHg, HR 98 x/menit, RR 20 x/menit, dan Suhu 36,6 0C
Pemeriksaan Neurologis
Motorik : tonus rigiditas di ekstremitas atas bilateral. Kekuatan otot normal. Didapatkan
resting tremor pada ke 2 tangan
Sensorik normal
2. Mikrografia: merupakan salah satu gejala motorik, dimana tulisan dari penderita
Parkinson huruf yang kecil dan jarak yang sempit. 2
4. Tonus: adalah jumlah ketegangan atau resistensi terhadap gerakan pada otot. 4
6. Resting tremor: merupakan tremor yang terjadi saat otot-otot sedang mengalami
relaksasi atau istirahat. Pada tremor ini, getaran anggota tubuh khususnya
tangan atau kaki lebih terasa saat beristirahat. 6
III. Hipotesis
1. Tremor terjadi akibat gangguan di bagian otak yang bertugas mengatur
pergerakan otot. Gangguan tersebut menyebabkan kontraksi otot yang tidak
terkendali sehingga menimbulkan tremor atau gemetar. Tremor dapat terjadi
sebagai gejala dari penyakit yang mempengaruhi sistem saraf pusat dan
pergerakan sehingga dapat mempengaruhi kekakuan pada anggota gerak tangan
maupun kaki. Kekakuan atau rigiditas terjadi karena dopaminergic neuron di
substansia nigra pars kompakta basal ganglia yang menyebabkan produksi
dopamine menurun, penurunan aktivasi direct, basal ganglia dan inhibisi
indirect basal ganglia pathway, sehingga output meningkat, peningkatan
inhibition formation menyebabkan penghambatan jalur saluran retikulospinal
dan menyebabkan gangguan regulasi tonus otot sampai hipertonis dan
menyebabkan rigiditas. 8
2. Tangan gemetar yang menetap, atau sering dirasakan bisa jadi menandakan
penyakit atau kondisi tertentu, seperti: Penyakit Parkinson, yaitu penyakit
kronis yang mengganggu fungsi otak dan koordinasi gerakan tubuh, serta dapat
menyebabkan tremor saat penderita sedang diam atau saat otot tidak digunakan
dan justru mereda ketika bergerak. 9
Tremor merupakan salah satu gambaran klinis pada penderita Parkinson yang
disebabkan oleh hambatan pada aktivitas gamma motorneuron. Inhibisis ini
akan mengakibatkan hilangnya sensitivitas sirkuit gamma yang mengakibatkan
menurunnya kontril dari gerakan motorik halus. Berkurangnya kontrol ini akan
menimbulkan gerakan involunter yang dipicu dari tingkat lain pada susunan
saraf pusat. Termor diklasifikasikan menjadi dua yaitu tremor aksi dan Tremor
istirahat (resting/static tremor): Tremor yang timbul pada bagian tubuh yang
ditopang melawan gravitasi dan tidak ada aktivitas otot volunter (tidak ada
kontraksi otot skelet). Amplitudo meningkat selama stress atau dengan gerakan
umum (berjalan), dan berkurang dengan gerakan menunjuk sasaran (tes
telunjuk-hidung). Tremor istirahat dapat ditemukan pada parkinsonisme,
alcohol withdrawal, tremor esensial, dan neurosifilis. 10,11
Tremor terjadi saat pasien mengistirahatkan tangan karena gerakan osilator
involunter ritmik yang muncul pada ektreminitas saat relaksasi dan bertumpu
pada suatu permukaan yang menghilangkan pengaruh gaya gravitasi pada
ekstreminitas tersebut. Menghilang saat gerakan aktif dan umumnya dapat
muncul kembali setelah beberapa detik saat membentangkan tangan. 12
3. Parkinson akan menimbulkan gejala pada saat neuron substansia nigra sudah
hilang ataupun terganggu dalam jumlah yang signifikan yaitu sekitar >70%.
Penyakit Parkinson ditandai dengan 3 gejala yang disebut sebagai gejala
cardinal dari Parkinson: Tremor, rigiditas dan bradikinesia. 13
Shuffling gait diasosiasikan dengan hypokinesia, hipotesis nya dalah adanya
hiperaktifitas dari penghambaat proykesi dari basal ganglia kethalamus.
Projeksi Thalamokortikal gagalmenyalurkan antara Motor Related Area ke
Suplementary Motor Area. 14
Akinesia yang terjadi pada penyakit Parkinson sering kali membuat pasien jauh
lebih tertekan daripada gejala-gejala rigiditas otot dan tremor, karena pada
parkinsonisme berat, bahkan untuk membentuk gerakan yang paling sederhana
pun, pasien harus melakukan konsentrasi penuh. Usaha mental, bahkan tekanan
mental, yang diperlukan untuk terjadinya suatu gerakan yang diinginkan, sering
kali mencapai batas daya kemauan pasien. Kemudian, bila gerakan tersebut
timbul, biasanya bersifat kaku dan tersendat-sendat dan tidak timbul secara
lancar. Penyebab akinesia ini masih bersifat dugaan. Namun, sekresi dopamin
di sistem Iimbik, terutama pada nukleus akumbens, sering kali menurun
bersama dengan menurunnya sekresi dopamin di ganglia basalis. Ada dugaan
bahwa hal ini mungkin menurunkan dorongan fisik untuk aktivitas motorik
begitu besarnya sehingga timbul akinesia. 15
4. Pada penderita penyakit Parkinson system yang terganggu adalah system saraf
yang mengganggu kemampuan tubuh dalam mengontrol gerakan (motorik) dan
keseimbangan. Kondisi ini menimbulkan beragam keluhan pada penderitanya
seperti, tremor, kaku otot, hingga gangguan koordinasi. Penyakit Parkinson
merupakan penyakit neurodegenerative yang mengganggu sel saraf
dopaminergic di suatu area otak yang disebut substansia nigra. Sel-sel
dopaminergic sendiri bertugas untuk memproduksi dopamine, sehingga ketika
sel-sel ini mengalami degenerasi seperti pada penyakit Parkinson, kadar
dopamine pun akan mengalami penurunan. Penyakit ini termasuk penyakit yang
bersifat progresif yaitu semakin berkembang seiring bertambahnya usia
penderita. 16,17,18
IV. Skema
V. Sasaran Belajar
1. Mengetahui dan Memahami Etiologi dan Klasifikasi dari Parkinson Disease
2. Mengetahui dan Memahami Manifestasi Klinis dari Parkinson Disease
3. Mengetahui dan Memahami Patofisiologi dari Parkinson Disease
4. Mengetahui dan Memahami Cara Mendiagnosis Penyakit Parkinson
5. Mengetahui dan Memahami Diagnosis Banding dari Parkinson Disease
6. Mengetahui dan Memahami Tatalaksana dari Parkinson Disease
7. Mengetahui dan Memahami Prognosis dari Parkinson Disease
VII. Kesimpulan
Berdasarkan gejala dan keluhan yang dialami pasien dalam scenario yaitu
mikrografia, tremor dan kaku pada kedua tangan serta kaki meski masih dapat
melakukan aktivitas seperti makan dan mandi sendiri, dari beberapa gejala diatas
pasien diduga mengalami Parkinson’s disease. Etiologi dari penyakit Parkinson
belum diketahui atau idiopatik, tetapi diperkirakan berhubungan dengan faktor
genetik dan lingkungan. Pada penyakit Parkinson ditemukan adanya gangguan
sistem ekstrapiramidal, yang meliputi struktur motorik ganglia basalis, dan ditandai
dengan hilangnya fungsi dopaminergik sehingga menyebabkan berkurangnya
fungsi motorik. Parkinson’s disease dapat didiagnosis melalui anamnesis yang baik
dikarenakan belum ada biomarker pemeriksaan laboratorium dan pencitraan
structural yang dapat mendiagnosis Parkinson’s disease. Terdapat beberapa
diagnosis banding dari Parkinson’s disease yaitu Essential tremor, Huntington
chorea, serta Dementia with Lewy bodies. Tatalaksana yang dapat diberikan berupa
pemberian levodopa, MAO (Monoamine Oxidase)-B Inhibitor, Agonis Dopamin,
Antikolinergik, dan Amantadine. Gejala Parkinson’s disease akan berkurang
apabila dilakukan penatalaksanaan yang sesuai.
Daftar Pustaka