DIFTERIA
2 Pendahuluan
Aerob, tumbuh dalam media sederhana, lebih baik tumbuh dalam media yang
mengandung K-tellurit atau Loeffler
Warna membran : putih, kuning atau abu-abu tdd jaringan mati / sel
rusak, dasar membran rapuh & mudah berdarah bila diangkat
Sering ragu dengan “simple tonsillar exudate”
2. Jar. Saraf : toksin myelin sheath saraf perifer rusak (sensori & motorik)
Saraf motorik lebih sering & lebih berat
9 Gejala Klinis
Gambaran klinik :
1. Antibiotika
Tidak sensitif : Penicillin 7 hari
Sensitif : Erythromycin 7 - 10 hari
Tujuan pemberian antibiotik membunuh kuman
penyebab produksi toxin berhenti
2. Antitoxin ( ADS )
Berasal dari serum kuda
Harus dilakukan test dulu
23 TEST SENSITIVITAS TERHADAP ANTITOXIN
SERUM KUDA:
3. Kortikosteroid
Beberapa peneliti menganjurkan pada miokarditis, laryngeal atau
nasopharyngeal diphtheria
4. Rawatan Penunjang
a. Bed rest ditakutkan miokarditis (mgg ke 2-3 / >)
EKG serial deteksi dini tanda2 miokarditis
b. Cegah dehidrasi, beri makanan cair tinggi kalori
c. Laryngeal diphtheria tracheostomy
d. Tanda gagal jantung ( + ) beri digitalis, tetapi bila aritmia (+)
KI digitalis
e. Paralyse palatum molle & pharyng (+) pasang polyethylene
tube mencegah aspirasi
28 Pencegahan
Pemberian vaksinasi :
Usia 2 bulan DPT / DT, dosis 0,5 ml secara IM
pemberian 3 kali, interval 6 - 8 minggu
Kriteria penilaian :
Rx ( + ) indurasi merah kecoklatan kadang nekrosis
jarinagn ( + ), Ø 10 mm
Rx ( - ) indurasi ( - ) anak imun
34
35
TERIMA KASIH