Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM FARMASI FISIK


“Tegangan Permukaan”

Hari/Jam Praktikum : Kamis, 12 Maret 2020 (07.00-10.00)


Asisten Lab : 1. Nata Rimana
2. Putri Amanda
3. Shofiah Sumayyah

Dzulfah Qurrotul Aini


260110190004
Kelas A 2019
Senin, Pukul 07.00-10.00

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
I. Tujuan
1.1 Mengkalibrasi alat tegangan
1.2 Menentukan tegangan permukaan
1.3 Menghitung tegangan permukaan menggunakan alat tegangan
permukaan
1.4 Menghitung sudut kontak
II. Data Pengamatan
2.1 Tabel Pengamatan

No. Bahan uji Parafin Surfaktan SLS Gaya Tegangan


cair (ml) 10% 80 (ml) (F) Permukaan
𝛾

1. 0 1,1 N 5,5 N/m

2. 0,1 0,5 N 5 N/m

3. 0,3 0,4 N 2 N/m

4. 20 mL 0,5 0,3 N 1,5 N/m

5. 0,8 0,27 N 1,35 N/m

6. 1,0 0,1 N 0,5 N/m

2.2 Grafik Pengaruh Surfaktan Terhadap Tegangan Permukaan


III. Perhitungan
● Perhitungan SLS 10%
%. 10. ⍴
M= Mr
10.10.1,01
= 288,372

= 0,35 M
gram 1000
M = M r x mL
gram 1000
0,35 = 288,372 x 50

Gram = 5,05 gram


● Perhitungan Tegangan Permukaan
F
𝛾=
2 (𝑝 + 𝑡)

Di mana p = Panjang Plat kaca = 5 cm = 0,05 m


t = Tebal Plat Kaca = 5 cm = 0,05 m

1. Parafin cair + SLS 10% 0 mL


1,1
𝛾 = 2(0,05+0,05)
= 5,5 N/m

2. Parafin cair + SLS 10% 0,1 mL

1
𝛾 = 2(0,05+0,05) = 5 N/m

3. Parafin cair + SLS 10% 0,3 ml


0,4
𝛾= 2(0,05+0,05)
= 2 N/m

4. Parafin cair + SLS 10% 0,5 ml

0,3
𝛾= 2(0,05+0,05)
= 1,5 N/m

5. Parafin cair + SLS 10% 0,8 ml

0,27
𝛾= 2(0,05+0,05)
= 1,35 N/m
6. Untuk SLS 10% 1,0 ml
0,1
𝛾= 2(0,05+0,05)
= 0,5 N/m

IV. Pembahasan
Praktikum kali ini bertujuan untuk mengkalibrasi alat penentu
tegangan permukaan, menentukan tegangan permukaan, dan menghitung
tegangan permukaan dengan menggunakan alat tegangan permukaan.
Menurut Indarniati dan Frida (2008), tegangan permukaan merupakan sifat
permukaan suatu zat cair yang berperilaku layaknya selapis kulit tipis yang
kenyal atau lentur akibat pengaruh tegangan. Pengaruh tegangan tersebut
disebabkan oleh adanya gaya tarik menarik antar molekul di permukaan
zat cair tersebut.
Pada percobaan tegangan permukaan atau antarmuka ini metode
yang digunakan yakni tensiometer Du Nouy, dimana Metode cincin
Du-Nouy bisa digunakan untuk mengukur tegangan permukaan maupun
tegangan antar muka. Menurut Atkins (1994), prinsip dari alat ini gaya
yang diperlukan untuk melepaskan suatu plat kaca dicelupkan pada
permukaan sebanding dengan tegangan permukaan atau tegangan antar
muka dari cairan tersebut.
Menurut Giancoli(2005), faktor-faktor yang mempengaruhi
tegangan permukaan salah satunya adalah suhu, tegangan permukaan
menurun dengan meningkatnya suhu, karena meningkatnya energi kinetik
molekul. Faktor kedua adalah zat terlarut(solut), keberadaan zat terlarut
dalam suatu cairan akan mempengaruhi tegangan permukaan. Penambahan
zat terlarut akan meningkatkan viskositas larutan, sehingga tegangan
permukaan akan bertambah besar. Tetapi apabila zat yang berada di
permukaan cairan membentuk lapisan monomolekuler, maka akan
menurunkan tegangan permukaan, zat tersebut biasa disebut dengan
surfaktan. Faktor ketiga adalah surfaktan, surfaktan (surface active agents)
merupakan zat yang dapat mengaktifkan permukaan, karena cenderung
untuk terkonsentrasi pada permukaan atau antar muka. Surfaktan
mempunyai orientasi yang jelas sehingga cenderung pada rantai lurus.
Pada praktikum yang telah dilakukan, kami menggunakan
surfaktan sebagai variabel bebas. Pemberian surfaktan dengan konsentrasi
berbeda akan mempengaruhi tegangan permukaan yang diamati. Menurut
Furi dan Pamilia(2012), molekul surfaktan bersifat amfifilik, yaitu suatu
molekul yang mempunyai dua ujung yang terpisah, yaitu ujung polar
(hidrofilik) dan ujung non polar (hidrofobik). Sifat surfaktan yang
amfifilik menyebabkan surfaktan diadsorpsi pada antarmuka baik itu
cair/gas maupun cair/cair (yang tidak saling bercampur).
Sebelum dilakukan percobaan, alat penentu tegangan permukaan
perlu dikalibrasi terlebih dahulu dengan tujuan standarisasi kebenaran atau
meningkatkan ketelitian pengukuran alat tersebut. Anak timbangan atau
pemberi bobot memiliki peran penting pada alat ini, sebagaimana
fungsinya yaitu sebagai penentu titik nol, yang merupakan cara kalibrasi
alat ini. Anak timbangan diputar ke kanan atau kiri hingga jarum
menunjukan angka nol. Setelah jarum menunjuk angka nol, artinya alat
penentu tegangan permukaan telah terkalibrasi. Hal ini dilakukan setiap
kali sebelum menguji zat cair (sampel).
Persiapan selanjutnya yang dilakukan sebelum praktikum dimulai
adalah membuat cairan yang akan digunakan sebagai permukaan uji
tegangan permukaan. Cairan yang digunakan berupa parafin cair yang
diletakkan masing-masing 20 mL pada 6 cawan petri yang berbeda.
Surfaktan yang digunakan adalah Natrium Lauril sulfat. Kemudian Lauril
sulfat dimasukkan perlahan ke dalam mortir yang didalamnya telah
dilapisi air yang telah dipanaskan. Hal ini dilakukan agar zat tidak
menempel pada dinding mortir. Lalu, secara perlahan ditambahkan air
yang telah dipanaskan, hal ini dikarenakan Natrium Lauril Sulfat akan
mudah larut pada air panas. Natrium Lauril Sulfat dan air panas terus
ditambahkan perlahan ke dalam mortir sambil terus diaduk hingga
terbentuk cairan yang berbusa.
Kemudian, zat cair yang sudah disiapkan dengan dengan
persentase surfaktan yang bervariasi dituangkan ke cawan petri untuk
diukur satu per satu tegangan permukaannya. Cara mengukur tegangan
permukaannya adalah zat cair di cawan petri ditempelkan pada permukaan
pelat kaca yang menggantung pada alat pengukur, lalu ditarik ke bawah
sampai pelat terlepas. Lalu, alat akan menunjukkan angka yang kemudian
dikonversi menjadi gaya(F).
Pada praktikum yang telah dilakukan, pengamatan dilakukan
terhadap enam sampel yang berbeda, sampel yang pertama mengandung
20 ml parafin tanpa diberi surfaktan, sampel kedua 20 ml parafin ditambah
0,1 ml surfaktan yaitu cairan Natrium Lauril Sulfat, sampel ketiga
mengandung 20 ml parafin ditambah 0,3 ml surfaktan, sampel keempat
mengandung 20 ml parafin ditambah 0,5 ml surfaktan, sampel kelima
mengandung 20 mL parafin ditambah 0,8 ml surfaktan, dan sampel yang
terakhir atau keenam mengandung 20 ml parafin ditambah 1 ml sebagai
surfaktan yang akan menurunkan tegangan permukaan.
Pada perhitungan tegangan permukaan yang dilakukan, digunakan
sebuah alat yang akan menunjukan besarnya bobot (F) yang didapat dari
bobot pada lempeng kaca yang dicelupkan pada permukaan cairan. Nilai
gaya akan menentukan besarnya tegangan permukaan yang didapat. Pada
praktikum yang telah dilakukan, didapatkan pada sampel pertama,
tegangan permukaan yang didapatkan adalah 5,5 N/m, pada sampel kedua
adalah 5 N/m, sampel ketiga adalah 2 N/m, sedangkan pada sampel
keempat adalah 1,5 N/m, pada sampel kelima adalah 1,35 N/m, dan pada
sampel keenam adalah 0,5 N/m. Hal ini sesuai dengan literatur yang
menyatakan bahwa semakin banyak surfaktan maka tegangan
permukaannya akan semakin turun begitu pun sebaliknya semakin sedikit
surfaktan maka tegangan permukaan semakin besar, hubungan antara
tegangan surfaktan yaitu berbanding terbalik.
Menurut Furi dan Pamilia (2012), surfaktan menurunkan tegangan
permukaan air dengan mematahkan ikatan-ikatan hidrogen pada
permukaan. Hal ini dilakukan dengan menaruh kepala-kepala hidrofiliknya
pada permukaan air dengan ekor-ekor hidrofobiknya terentang menjauhi
permukaan air. Sabun dapat membentuk misel (micelles), suatu molekul
sabun mengandung suatu rantai hidrokarbon panjang plus ujung ion.
Bagian hidrokarbon dari molekul sabun bersifat hidrofobik dan larut dalam
zat-zat non polar, sedangkan ujung ion bersifat hidrofilik dan larut dalam
air. Karena adanya rantai hidrokarbon, sebuah molekul sabun secara
keseluruhan tidaklah benar benar larut dalam air, tetapi dengan mudah
akan tersuspensi di dalam air.
Dari data pengamatan tersebut dapat dibuat grafik antara tegangan
permukaan (dyne/cm) dengan penambahan volume surfaktan. Dari data
yang didapatkan, grafik menunjukkan kurva turun berdasarkan
penambahan volume surfaktan terhadap tegangan permukaan.Dari grafik
tersebut dapat dilihat bahwa semakin banyak bahan uji atau semakin
banyak surfaktan maka semakin kecil tegangan permukaannya dan
sebaliknya, semakin sedikit bahan uji atau semakin sedikit surfaktan maka
semakin kecil tegangan permukaannya. Hal ini membuktikan bahwa
surfaktan dapat menurunkan tegangan permukaan.

V. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, alat tegangan
permukaan dapat dikalibrasi hingga mencapai titik nol, dapat menentukan
tegangan permukaan, dan dapat menghitung tegangan permukaan dengan
metode cincin du Nouy sebesar 5,5 N/m; 5 N/m; 2 N/m; 1,5 N/m; 1,35
N/m dan 0,5 N/m. Dari praktikum yang telah dilakukan juga dapat
disimpulkan bahwa penambahan surfaktan pada sebuah zat cair akan
menurunkan tegangan permukaan, seperti yang ditunjukkan pada kurva
tegangan permukaan terhadap penambahan surfaktan yang menurun.

DAFTAR PUSTAKA
Atkins, P. W. 1994. Kimia Fisik Jilid 1 Edisi IV. Jakarta: Erlangga.
Furi, T.A., dan Pamilia Coniwanti. 2012. Pengaruh Perbedaan Ukuran Partikel
dari Ampas Tebu dan Konsentrasi Natrium Bisulfit pada Proses
Pembuatan Surfaktan. Jurnal teknik kimia. Vol. 18, 49-85.
Giancoli, Douglas, C. 2005. Physic Principlrs with Aplication Sixth Edition. New
Jersey: Uppersadle River.
Indarniati, H., dan Farida U. Ernawati. 2008. Perancangan Alat Ukur Tegangan
Permukaan dengan Induksi Elektromagnetik. Jurnal Fisika dan
Aplikasinya. Vol.4(1), 1-4.

LAMPIRAN
Natrium Lauril Sulfat sebagai surfaktan

Menimbang lauril sulfat

Memanaskan air

Melapisi mortir dengan air panas, lalu


tutupi
Menuangkan natrium lauril sulfat dan
air panas secara perlahan, diaduk hingga
terbentuk busa

Menyiapkan parafin cair untuk


dimasukkan ke dalam cawan petri
sebanyak 20 mL
Melakukan uji tegangan permukaan

Anda mungkin juga menyukai