Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

PRAKTIKUM PENGANTAR KIMIA FARMASI


“IDENTIFIKASI GARAM”

Shannon Maidelaine Prijadi


260110190071
Kelas C 2019
Kamis, 3 Oktober 2019, 10.00-13.00

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2019
I. Tujuan
Mengidentifikasi kation dan anion yang terdapat dalam suatu larutan
dengan metode kualitatif

II. Prinsip
2.1 Reaksi pengendapan
Reaksi pengendapan adalah reaksi yang menunjukkan adanya
senyawa ionik dan dalam suatu cairan yang menunjukkan padatan yang
tidak larut (memisahkan diri dari larutan) dan. (Chang, 2005).
2.2 Uji nyala
Uji nyala ini dilakukan dengan menggunakan api dalam bunsen
atau spiritus yang biasanya diujikan pada pengujian logam dan
menimbulkan warna yang khas. (Fullick dan Fullick, 2001).
2.3 Uji kelarutan
Uji kelarutan adalah uji dengan proses larutnya suatu padatan
menjadi suatu larutan yang homogen dengan mencampurkan satu sama
lainnya. (Padjaatmoko, 1990).
2.4 Uji Organoleptis
Uji organoleptis adalah uji yang dilakukan menggunakan alat
indra yang kita punya, dan yang diuji adalah mulai dari entuk,
wujudnya, maupun fisik luarnya. (Sari, et.al, 2014).

III. Reaksi
-
IV. Teori Dasar
Dalam percobaan kali ini, saya menggunakan metode kualitatif dalam
mengidentifikasi anion dan kation dalam suatu garam ini. Identifikasi adalah
pengikatan atau cara untuk pengujian/ perbandingan yang kurang dalam
pengenalan obat secara utuh dan pasti. Saat inframerah yang dilakukan pada zat
dari sediaan yang sudah ada, harus memenuhi kebutuhan persyaratan spektrum
serapan secara maksimal dan intensitas relative terhadap zat pembanding cukup
dipenuhi spektrum serapan inframerah sari yang dimaksudkan untuk mendekati
spektrum serapan inframerah zat pembandingnya. (Depkes RI, 1979).
Seperti yang telah diketahui bahwa analisis kualitatif ini memiliki
tujuan antara lain, untuk mengetahui sifat suatu unsur atau senyawa kimia dari
yang organik maupun anorganik, serta bentuk dari senyawa tersebut. Selain
itu, analisis kualitatif juga bertujuan untuk mengetahui keberadaan atau
kandungan suatu unsur dalam senyawa tertentu. Namun, tidak semua unsur
ataupun senyawa yang terdapat sampel ini dapat dianalisis secara langsung dari
warna, bau, maupun rasa, karena sebagian besar harus menggunakan proses
pemisahan atau penambahan dengan zat lainnya terlebih dahulu dari unsur yang
lainnya. (Sahirman, 2013).
Kemudian, setiap unsur atau senyawa tertentu yang akan diuji ini pasti
memiliki bentuk reaksi yang berbeda – beda satu dengan lainnya dan
menghasilkan perubahan warna yang berbeda – beda pula. (Sikanna, 2016).
Selain itu, analisis kualitatif juga merupakan cara penelitian dengan pengeliatan
yang dapat dilakukan dalam beberapa skala, yaitu analisis makro dan
semimikro. Analisis makro biasanya menggunakan 0,5 – 1 gram dan juga
volume sekitar 20 ml. Sedangkan, analisis semimikro itu kuantitas yang
digunakannya dikurangi faktor 0,1-0,005 atau sekitar 0,05 gram dan 1 ml
volume larutan di sekitar. Analisis kualitatif menggunakan dua jenis uji, yakni
reaksi kering dan basah. Reaksi kering digunakan untuk menguji dan
mengidentifikasi zat padat, sedangkan reaksi basah digunakan untuk menguji
atau mengidentifikasi zat dalam larutan. Namun, kebanyakan reaksi kering ini
digunakan untuk analisis semimikro (Svehla,1985).
Pada analisis anorganik ini, yang harus diperhatikan pada uji
identifikasi ini merupakan adanya perubahan warna, endapan yang terbentuk
serta gas yang muncul setelah bereaksi. Jika hasil sesuai dengan prosedur dan
literatur, maka dapat dipastikan keberadaan unsur asam atau basa tertentu
terkandung dalam senyawa tersebut (Kapoor, 1989).
Anion merupakan ion yang bermuatan negatif dalam suatu senyawa.
Produk penukaran ion negatif atau anion yang umum ialah resin yang harganya
relatif mahal dibandingkan dengan penukaran kation. Kemampuan untuk
melakukan penukaran anion berhubungan dengan ukuran. Semakin besar
ukuran anion, semakin sulit anion masuk ke dalam antarlapis (Roto, et.al.,
2009). Ion anion yaitu ion yang memiliki muatan negatif sehingga lebih dapat
menerima elektron sedangkan kation adalah ion positif yang lebih sering
melepas atau mengeluarkan elektron. Anion dan kation termasuk kedalam
senyawa ionic. (Oxtoby, et.al., 2001).
Untuk kation dibedakan menjadi beberapa golongan, yaitu golongan 1
adalah unsur yang membuat endapan putih jika ditambahkan dengan asam
klorida dimana unsur tersebut adalah Ag, Hg, dan Pb. Namun, dengan cara
penambahan air panas, Pb akan larut dalam air panas, jika ditambahkan dengan
K2Cr2O7 maka Pb akan berwarna kuning, sedangkan untuk Hg dan Ag, saat
ditambah dengan amoniak, Hg akan berwarna hitam dan Ag akan berwarna
putih. (Svehla, 1985).
Untuk golongan II terdapat unsur-unsur adalah As3+, Hg2+, Bi, Cd, Sn,
dan Cu2+. Golongan II ini akan membentuk endapan saat bereaksi dengan
hydrogen sulfida (H2S). Golongan III ini merupakan golongan yang tidak larut
dalam hidrogen sulfida yang encer dan asam klorida encer, dimana golongan
III akan membentuk endapan dengan ammonium sulfide. Unsur-unsur dari
golongan III ini adalah Al3+, Zn2+, Co2+, Ni2+, Fe3+, dan Fe2+. (Svehla, 1985).
Untuk golongan IV merupakan golongan dengan unsur yang
membentuk endapan dengan ammonium karbonat dan tidak larut dengan asam
klorida, hidrogen sulfida, dan ammonium sulfida. Golongan IV ini hanya
beranggotakan unsur Ba, Ca, dan Sr. Untuk unsur-unsur ini akan mengendap
berwarna putih kecuali stronsium akan berwarna kuning. Golongan V adalah
golongan yang unsur-unsur tidak larut dalam semua pereaksi yang ada di atas,
yaitu HCl, H2S, (NH4)2S, dan (NH4)2CO3. Unsur-unsur tersebut adalah Na, K,
Mg, ammonium, dan hidrogen. (Svehla, 1985).
Anion dalam kegunaannya apabila dilakukan bersama kation dapat
digunakan untuk berbagai kegunaan, contohnya adalah dapat digunakan
sebagai pemurni gliserol (Hidayati, 2012). Lalu, penerapan anionnya bersama
kation juga digunakan dalam bidang industri biogas yang dimana biogas ini
akan dimurnikan dengan penyerapan CO2 dari bromine yang dibuat dengan
aplikasi anion tersebut. (Bidart, 2011).
Anion dibagi menjadi empat golongan untuk mempermudah mengenal
identitasnya, yaitu:
1. Golongan pertama adalah golongan acid-Volatile group, yaitu golongan anion
yang di dalamnya terdiri dari ion-ion CO32-, S2-, SO32-, S2O32-, NO2-. Ion-ion
tersebut memiliki sifat membentuk gas jika bereaksi dengan asam.
2. Anion golongan kedua adalah barium group yaitu SO42-, CrO42-, PO43-, C2O42-,
BO2-.
3. Anion Golongan ketiga adalah silver group yang anggotanya I-, SCN -, Br-, Cl-
Anion golongan ini akan mengendap dengan Ag+ dalam larutan asam (HNO3).
4. Anion golongan ke empat anion golongan ini disebut juga sebagai soluble
group. Tidak ada tes atau uji spesifik untuk menguji anion-anion tersebut
Anion-anion golongan ini meliputi: Nitrat (NO3 ̄), Asetat (CH3COO ̄). (Svehla,
1985).
Uji nyala merupakan suatu metode analisis klasik untuk
mengidentifikasi adanya kandungan logam yang spesifik dalam suatu sampel
(Moraes, et al, 2014). Reagen golongan yang paling umum digunakan adalah
AgNO3, Ba (NO3)2, dan HNO3. (Harjadi, 1990).
V. Alat dan Bahan
5.1. Alat
a. Batang pengaduk
b. Beaker glass
c. Bunsen
d. Kaca obyek
e. Kawat Ni
f. Kawat Cu
g. Lakmus
h. Penjepit kayu
i. Plat tetes
j. Rat tabung reaksi
k. Spatula
l. Tabung reaksi
5.2. Pereaksi
 BaCl2  KHSO4 padat
 CH3OH  KI
 HCl  NaOH
 HNO2  NH4OH
 HNO3  Pb(NO3)2
 H2SO4 4M
 H2SO4 6M
 H2SO4 pekat

5.3. Sampel  As2O3


 AgNO3  BaCl2
 CaCl2  KMnO4
 CaC2O4  NaCl
 CH3COOH  Na2S2O3
 Co (NO3)2  NH4+
 CO32-  Ni(NO3)2
 CuSO4  Pb-asetat
 FeCl3  Sulfit (SO32-)
 Fe(SCN)3  SO42-
 FeSO4  Tawas
 H3BO3  ZnSO4
 HgCl2
 Hg2Cl2
 K2CrO4
 KI
VI Data Pengamatan
No Sampel Prosedur Hasil Pengamatan Organoleptis dan Reaksi
kelarutan
1. Tiosulfat Ditambahkan Ada endapan kuning Dari bentuknya S2O32- + 2H+ → S
(S2O32-) HCl 4M diatas larutan bening senyawa ini + SO2 + H2O
berbentuk kristal (Svehla, 1985)
besar. Warna dari
Ditambahkan 2S2O32- + 2Fe3+ →
kristal ini putih.
larutan iodium S4O62- + 2Fe2+
Kemudian, untuk
atau FeCl3, (Svehla, 1985)
uji kelarutannya,
amati
senyawa ini larut
2. Uji Na+, K+, Menambahkan 1 Kedua larutan tidak
dalam air.
dan Mg2+ tetes ammonium berubah warna/bening
oksalat 0,4M dan tercampur
dan 1 tetes
ammonium
sulfat 1M,
kocok

3. Na+ : Ambil 2 Larutan tidak berubah Na+ + Ms2+ +


tetes larutan warna. (Seng uranil asetat 3VO22+ +
pertama + tidak ada) 9CH3COO- →
CH3COOH 1M, NaMg(VO2)3(CH3
+ 5 tetes larutan COO)9
seng uranil
asetat

Uji flame test: Senyawa tersebut saat


diuji flame test berwarna
-Siapkan
kuning terang. Hal ini
senyawa yang
menunjukkan adanya
akan
unsur natrium yang
dimasukkan ke
terkandung di dalamnya.
dalam plat tetes.

-Siapkan HCl
dalam plat tetes
sebagai
pembersih
kawat pt.

-Bakar terlebih
dahulu dan
totolkan ke HCl
kawat Pt sampai
tidak ada
percikan api.

-Totolkan pada
senyawa tadi
dan bakar
kembali sampai
terlihat warna
yang khas.

VI. Perhitungan
-
VII. Pembahasan
Uji yang dilakukan dibagi menjadi, yaitu uji organoleptis, uji kelarutan,
uji kation, dan uji anion. Pengujian yang pertama dilakukan adalah uji
organoleptis. Organoleptik berhubungan dengan pengindraan suatu produk
makanan yang meliputi rasa, warna, bau, bentuk, dan sentuhan. Oleh karena
itu, dapat dikatakan bahwa uji organoleptik pada sampel ini melibatkan
panca indra yang dimiliki. Namun, tidak semua panca indra dapat
melakukan uji ini karena senyawa yang diuji bisa saja merupakan senyawa
yang berbahaya. Seperti contohnya, penggunaan lidah sebagai indra
pengecap untuk mengetahui rasa dari senyawa tersebut. Hal ini sangat tidak
disarankan untuk dilakukan bahkan dilarang karena dapat membahayakan
sistem kerja tubuh karena bisa saja terdapat reaksi sampel terhadap senyawa
yang ada di dalam tubuh tersebut apabila dilakukan pencicipan.
Kemudian, untuk memakai indra penciuman juga tidak dianjurkan
bahkan juga dilarang karena senyawa-senyawa tersebut bisa saja berbau
menyengat dan menusuk ke dalam saluran pernafasan yang dapat
mengganggu sistem syaraf penciuman kita. Seperti contohnya, mencium
sampel seperti kloroform yang dapat membuat praktikan pingsan. Selain
itu, untuk indra penyentuh, yaitu tangan seharusnya berhati-hati karena
beberapa senyawa bersifat korosif dan berbahaya, seperti contohnya adalah
asam klorida yang bersifat korosif dapat membuat pakaian berlubang dan
jika tangan kita yang terkena asam klorida ini dapat gatal-gatal bahkan jika
pekat sekalipun dapat berakibat fatal.
Lalu, untuk mata (indra penglihatan) dapat dilakukan dengan bebas,
tetapi tetap saja harus berhati-hati. Indra penglihatan ini dapat digunakan
untuk uji organoleptis dalam melihat bentuk dan wujud dari senyawa yang
akan diuji ini. Oleh karena itu, hanya penglihatan dan peraba yang biasa
digunakan dalam pengujian organoleptik. Namun, perabaan sampel
dilakukan jika tangan sudah terbalut oleh sarung tangan lateks/ sintetis.
Dengan uji organoleptik dapat dilihat bahwa sampel berwarna putih dan
berbentuk kristal kasar.
Untuk uji organoleptis saya ini adalah senyawa yang berbentuk kristal
putih dan besar-besar kristalnya. Kemudian, saat dilarutkan dalam aquadest
ini, kristal tersebut langsung melarut dengan mudah menjadi larutan yang
bening. Dari percobaan tadi, masih banyak kemungkinan unsur kation dan
anion yang ada.
Kedua, analisis uji kation. Kation terdiri dari lima golongan besar. Oleh
karena itu, sampel perlu diuji untuk memastikan ion kationnya termasuk
golongan berapa sehingga harus diuji satu- per satu sesuai dengan
pengendapan jika ditambahkan suatu senyawa. Pengujian dilakukan secara
sistematis.
Pertama-tama, saya langsung melakukan pengujian flame test dimana
dengan cara plat tetes diisi dengan Hcl dan sampel tersebut. Kemudian,
dibakar kawat Pt nya supaya bersih dengan total. Langsung ditotolkan pada
HCl dan bakar kembali kawat Ptnya supaya benar-benar bersih seutuhnya.
Kemudian, ditotolkan lagi ke sampel yang ingin diuji tersebut, dan dibakar
kembali. Dilihat perubahan warnanya, saat saya melakukan pengamatan ini,
saya melihat perubahan warna api menjadi kuning terang. Saya menduga
dari awal ini adalah natrium, karena dengan menggunakan metode reaksi
kering ini saja sudah terlihat bahwa mengandung natrium.
Untuk memastikannya kembali, saya mereaksikan sampel tersebut
dengan CH3COOH sebanyak 2 tetes dan saya melihat bahwa sampel ini
larut dalam asam asetat dan tidak mengendap sama sekali. Kemudian, saya
menduga kembali dengan yakin bahwa sampel tersebut mengandung unsur
natrium di dalamnya.
Kemudian, larutan sampel tersebut saya uji kembali untuk memastikan
dengan ditetesi HCl encer untuk melihat tidak adanya endapan, jika terdapat
endapan maka diduga bahwa ion kation dari sampel ini termasuk kation
golongan I dan saya telah salah dalam menduga. Namun, hasilnya negatif,
yakni larut dan tidak ada endapan. Pengujian selanjutnya ialah dengan
menambahkan H2SO4 untuk melihat tidak adanya endapan, jika terdapat
endapan maka diduga bahwa ion kation dari sampel ini termasuk kation
golongan II. Setelah ditambahkan H2SO4, larut dan tidak ada endapan.
Untuk pengujian selanjutnya saya langsung melakukan pengujian
dengan menambahkan NH4OH, dan hasilnya juga negative tidak terbentuk
endapan sama sekali. Oleh karena itu saya yakin bahwa sampel tersebut
mengandung natrium di dalamnya.
Untuk pengujian anion, saya mengeliminasi terlebih dahulu mulai dari
uji organoleptisnya. Kemudian, dari hasil pengeliminasi tersebut saya
mendapatkan beberapa anion yang kemungkinan saya duga, yaitu tiosulfat
(S2O3), nitrat (NO3), nitrit (NO2), B4O7, asetat (CH3COO-), dan golongan
halida.
Kemudian, saya melarutkan sampel tersebut dengan aquadest, dan
hasilnya semua sampel yang terdapat dalam tabung reaksi itu larut
seutuhnya. Untuk uji kelarutan ini, saya mengeliminasi beberapa
kemungkinan unsur yang sudah saya ambil hasil dari eliminasi yang
pertama, dan tersisa adalah tiosulfat (S2O3), golongan halida karena sedikit
terlarut dan lama-kelamaan menjadi larut, nitrat (NO3), dan nitrit (NO2).
Untuk pengujian selanjutnya, saya melakukan beberapa reaksi, yaitu
pertama saya mereaksikan sampel dengan HCl dan terbentuk endapan
kuning muda dan tidak berbau. Dari sampel tersebut, saya menduga
tiosulfat (S2O3), golongan halida Cl (klorida), dan nitrat (NO3).
Kemudian, saya melakukan kembali dengan mereaksikan antara sampel
dengan BaCl2, dan hasil yang didapatkan adalah terbentuk endapan putih
yang cukup keruh. Saya mengeliminasi kembali hasil yang saya dapatkan
dari percobaan ini, dan tersisa tiosulfat (S2O3) dan nitrat (NO3).
Beberapa waktu itu, saya sempat bingung dikarenakan untuk
mereaksikan antara sampel dengan BaCl2 dan hasilnya adalah endapan
putih itu cukup banyak kemungkinan unsur yang terkandung di dalamnya.
Oleh karena itu, saya melakukan percobaan kembali dengan mereaksikan
dengan reagen lainnya.
Reagen yang saya pilih adalah AgNO3, Pb-asetat, HgCl2, FeSO4, dan
CuSO4. Untuk bagian perak nitrat (AgNO3) ini, saya mereaksikan sampel
dan penambahan 3 tetes perak nitrat dengan hasil yang didapatkan adalah
endapan putih, tetapi ada bekas coklat kehitaman pada pinggir dinding
tabung reaksi.
Kemudian, saya mereaksikan kembali sampe dengan Pb-asetat, dan
didapatkan hasilnya adalah endapan putih yang cukup keruh kembali.
Dilanjut kembali dengan menambahkan HgCl2, dan didapatkan hasil
endapan hitam yang berabu-abu. Lalu, saya mereaksikan kembali dengan
FeSO4, dan didapatkan hasilnya adalah endapan kuning cerah banget.
Dari beberapa percobaan yang telah saya lakukan tersebut, saya dapat
menebak sampel tersebut mengandung unsur natrium dan tiosulfat. Hal ini
disebabkan karena natrium memiliki warna kuning saat dilakukan
pengujian flame test, dan natrium yang larut saat diberi asam assetat. Untuk
pembuktian bahwa sampel tersbeut mengandung tiosulfat adalah dengan
warna endapan putih dengan hitam saat diberi AgNO3, karena unsur anion
lainnya mayoritas saat diberi perak nitrat ini membentuk endapan putih atau
endapan kuning muda.
Kemudian, saya juga sempat melakukan pengujian organoleptisnya
menggunakan indra perasa. Saya mencicipi sampel tersebut dan hasil yang
saya dapatkan adalah rasa asin sedikit pahit. Selain itu, saya juga melakukan
pengujian lainnya, yaitu dengan mencium setiap reaksi dengan sampel
dilakukan dan hasilnya adalah tidak ada bau yang tercium sama sekali.

VIII. Kesimpulan
8.1. Berdasarkan percobaan kali ini, dapat mengindentifikasi garam
berdasarkan metode kualitatif, yaitu reaksi kering dengan flame test
didapatkan warna kuning yang menunjukkan sampel mengandung
natrium, maupun yang basah dengan mereaksikan reagen dengan
sampel dan didapatkan endapan putih kehitaman saat ditambahkan
perak nitrat yang menandakan adanya unsur tiosulfat. Kemudian,
didapatkan senyawa Na2S2O3. (Sampel 10)

IX. Daftar Pustaka


Bidart, C., Romel Jiménez, Carlos Carlesi, Mauricio Flores, dan Álex Berg. 2011.
Synthesis and Usage of Common and Functionalized Ionic Liquids for
Biogas Upgrading. Chemical. Engineering Journal. Vol. 175: 388 – 395.
Chang, R. 2005. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti. Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Depkes, RI. 1979. Farmakope III. Jakarta: Depkes RI.
Fullick,A , dan Fullick, P. 2001. Chemistry For AQA. London: Oxford Heinamann
Educational Publisher.
Harjadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: Gramedia.
Hidayati, R., Arif Hidayat dan Susila Arita. 2012. Pengaruh Penambahan H3PO4
dan Resin Kation Anion Terhadap Persen Total Gliserol Hasil Samping
Pembuatan Biodiesel. Jurnal Teknik Kimia No.4 Vol.18, Halaman 31-38.
Kapoor, K.L. 1989. Systematic Qualitative Analysis. New Delhi: Discovery
Publishing House.
Padjaatmoko.1990. Analisis Anorganik Kualitatif. Jakarta: PT Kalman Pustaka.
Oxtoby, D.W., H.P. Gillis, N.H. Nachtrieb. 2001. Kimia Modern. Jakarta:
Erlangga.
Roto, Iqmal, T., dan Umi, N. S. 2009. Aplikasi Pengolahan Polutan Anion Kirom
(VT) Dengan Menggunakan Agen Penukar Ion Hydrotalcitbzn-Al-Sol.
Jurnal Manusia dan Lingkungan. Volume 16 (1): 42-53.
Sahirman. 2013. Analisis Kimia Dasar 2. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Sari, D.K, Sri Anna. M, Lilik. K, Ali. K, Tommy. M. K. 2014. Uji Organoleptik
Formulasi Biskuit Berbasis Tepung Ikan Gabus (Ophiocephalus
striatus). Jurnal Agroteknologi Pangan. Vol 34(2). 120-125.
Sikanan. 2016. Analisis Kualitatif Kandungan Formalin Pada Tahu Yang Dijual Di
beberapa Pasar Di Kota Palu. Tersedia Secara Online.
https://jurnal.untad.ac.id/jurnal /index.php /kovalen /article/download.
[Diakses 2 Oktober 2019].
Svehla, G. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro.
Ed 5. Jakarta: PT Kalman Media Pusaka.

Anda mungkin juga menyukai