Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM FARMASI FISIKA


“TEGANGAN PERMUKAAN”

Hari/Jam Praktikum : Kamis, 5 Maret 2020 (07.00-10.00)


Asisten Lab : 1. Nata Rimana
2. Putri Amanda
3. Shofiah Sumayyah

SHIFT A 2019
Kalina
260110190005

LABORATORIUM FARMASI FISIKA


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2020
I. Tujuan
1.1 Mengkalibrasi alat penentu tegangan permukaan.
1.2 Menentukan tegangan permukaan.
1.3 Menghitung tegangan permukaan dengan menggunakan alat
tegangan permukaan.
1.4 Menentukan sudut kontak.
II. Data Pengamatan dan Perhitungan
2.1.Data Pengamatan
No. Bahan Uji Jumlah SLS 10 % F
Bahan Uji (ml)
1. Parafin 20 ml 0 1,1 5,5
Liquidum 0.1 1 5
+ SLS 0.3 0.4 2
10% 0.5 0.3 1,5
0.8 0.27 1,35
1 0.1 0,5
Kurva antara SLS 10% dengan Tegangan Permukaan
6

0
0 0.1 0.3 0.5 0.8 1

2.2.Perhitungan
2.2.1 SLS 10%
%. .
M=
.
= =0.35 M
.

M=

0.35=
.

Gr= 5.05 gram


2.2.2 Perhitungan
( )
 Parafin cair

=
( )

= ,
( , , )

= , = 5,5 N/m
,
 Parafin cair + SLS 10% 0,1 mL

=
( )

=
( , , )

= = 5 N/m
,
 Parafin cair + SLS 10% 0,3 mL

=
( )

= ,
( , , )

= , = 2 N/m
,
 Parafin cair + SLS 10% 0,5 mL

=
( )

= ,
( , , )

= , = 1,5 N/m
,
 Parafin cair + SLS 10% 0,8 mL

=
( )

= ,
( , , )
= , = 1,35 N/m
,
 Parafin cair + SLS 10% 1 mL

=
( )

= ,
( , , )

= , = 0,5 N/m
,

III. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan tentang tegangan permukaan.
Tegangan permukaan adalah suatu sifat zat cair seperti kulit tipis lentur
di permukaan disebabkan adanya tegangan (Indarniati dan Frida,
2016).Metode yang digunakan pada praktikum kali ini adalah metode
cincin du-nouy. Metode ini menyatakan bahwa suatu zat yang tercelup
pada suatu zat cair itu sebanding dengan besarnya tegangan
permukaan.
Metode dari tegangan permukaan terdapat 3 jenis diantaranya:
1. Metode berat tetes
2. Metode Du-Nouy
3. Metode Pipa Kapiler
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah paraffin
liquidium dan SLS 10%. Paraffin biasanya digunakan untuk bahan
dasar malam untuk membatik. Paraffin pada praktikum digunakan
sebagai bahan uji. Sedangkan SLS 10% itu berfungsi sebagai
surfaktan.
Surfaktan adalah suatu zat yang memiliki 2 gugus yaitu
hidrofilik dan hipofilik. Karena mempunyai dua gugus, maka surfaktan
mampu menyatukan minyak dan air (Tang and Suenda, 2011).
Surfaktan mampu menurunkan tegangan permukaan suatu larutan
dengan adsorpsi. (Indarniati dan Frida, 2016)
Banyaknya SLS 10% yang digunakan berbeda- beda. Agar
dapat diketahui bagaimana pengaruh dari banyaknya surfaktan
terhadap suatu larutan. Alat yang digunakan untuk menentukkan
besarnya suatu tegangan permukaan itu seperti timbangan tradisional.
Harus dilakukan terlebih dahulu penentuan titik nol nya. Hal ini agar
nilai dari tegangan permukaan akurat. Penggunaan alat ini harus teliti,
karena angka yang ditunjukkan itu manual bukan dengan digital.
Sehingga saat pencelupan dilihat juga pada angka yang ditunjukkan
alat.
Benda yang digunakan untuk mencelupkan ke larutan yaitu
kaca yang berbentuk persegi. Sehingga digunakan rumus :

=
( )
Keterangan:
F= besarnya gaya
P= Panjang kaca
T= tinggi kaca
=besarnya tegangan permukaan
Sedangkan jika kita menggunakan kawat sebagai alat yang
digunakan, rumus nya yaitu :

=
F= besarnya gaya
L= Panjang permukaan
=besarnya tegangan permukaan
SLS 10% yang tersedia berbentuk serbuk. Sifatnya tidak
higroskopis. SLS 10% ini digerus dengan mortar. Namun sebelumnya,
mortar harus dalam keadaan panas, dengan cara dimasukkan air panas
pada mortar dan ditutup dengn kain lap. Airnya dikeluarkan, lalu SLS
10% bisa dituangkan. Dituangkan nya sedikit demi sedikit bersamaan
dengan aquadest yang telah dipanaskan. Sehingga akan terbentuk
berbusa dan seperti gel. Penggerusan dilakukan dengan memutar
searah.
Tiap-tiap paraffin dengan jumlah yang sama dituangkan pada
cawan petri. Dimana cawan berfungsi sebagai tempat terclupnya kaca
yang digunakan. Tiap cawan petri diberi SLS 10% dengan variasi
jumlah yaitu 0.1 ml, 0.3 ml, 0.5 ml, 0.8 ml, 1 ml dan tidak diberi SLS
sama sekali. Hal ini berujuan agar bisa terbukti teori nya yaitu semakin
banyak surfaktan yang ditambahkan akan membuat tegangan
permukaan nya semakin kecil.
Jika suatu surfaktan telah melebih maksimum nya untuk
dituangkan ke suatu larutan, maka akan terjadi cmc. CMC ini adalah
critical missile concentration. CMC merupakan kondisi dimana
penambahan surfaktan sudah tidak berpengaruh lagi karena surfaktan
yang ditambahkan sudah banyak.
Percobaan dilakukan dengan ditentukkan terlebih dahulu titik
nol. Lalu kaca yang digunakan dicapitkan pada alat. Diambil cawan
petri yang telah ditambahkan bahan-bahan. Di dekatkan cawan petri
pada kaca. Sehingga kaca akan tertarik ke larutan dan itu akan
menunjukkan besarnya gaya yang mana akan dimasukkan ke dalam
rumus diatas.
Data yang kami peroleh setelah praktikum dilaksanakan seperti
pada kurva dibawah ini :
6

0
0 0.1 0.3 0.5 0.8 1

Dari kurva diatas dapat dilihat kurva nya menurun. Sumbu x


sebagai banyaknya surfaktan yang ditambahkan yaitu SLS 10% dan
sumbu y adalah besarnya tegangan permukaan. Dapat dilihat bahwa
semakin banyak surfaktan yang ditambahkan maka besar dari tegangan
permukaan semakin kecil. Hal ini sesuai dengan literatur yang ada.

IV. Simpulan
4.1. Telah dikalibrasi alat penentu tegangan permukaan.
4.2 Telah ditentukan tegangan permukaan.
4.3 Telah dihitung tegangan permukaan dengan menggunakan alat
tegangan permukaan.
4.4 Telah ditentukan sudut kontak.

V. Daftar Pustaka
Indarniati dan Frida, U. 2016. Perancangan Alat Ukur Tegangan Permukaan
dengan Induksi Elektromagnetik.Jurnal Fisika dan Aplikasinya.Vol
4(11) : 92-97.
Tang, M. dan Vernandi S. 2011. Pengaruh penambahan Pelarut Organik
terhadap Tegangan PermukaanLarutan Sabun. Jurnal Sities. Vol.1 No. 1
VI. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai