Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1. Prinsip Percobaan
Berdasarkan penggunaan reaksi spesifik masing-masing unsur penyusun utama
senyawa organik dalam keadaan tertentu tanpa gangguan dari ion-ion lainnya.

1. 2. Tujuan Percobaan
Untuk memberikan pengetahuan kepada praktikkan bahwa analisa senyawa organik
dari sampel tumbuhan dan hewani maupun dari sintesis polimer dapat menggunakan
metodeareagen spesifik untuk penentuan atom/unsur utama karbon (C), logam dan non
logam dengan metoda reagen spesifik sebelumnya dilakukan proses destruksi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Teori Dasar


Sampel organic didapat dari tumbuhan, hewani (alami) dan sintesis dari polimer.
Senyawa organic adalah senyawa secara structural dibangun/disusun oleh atom/unsur
karbon sebagai atom/unsur utama, disamping ada atom/unsur hydrogen, oksigen, nitrogen
dan ada juga fosfor, belerang, magnesium, besi, tembaga, yod, kalsium, kalium berupa
garama-garam atau asam organic yang disebut dengan organologam. Analisa kualitatif
untuk fosfor, belerang, magnesium, besi, tembaga, yod, kalsium, kalium menggunakan
metoda reagen spesifk, sebelum dianalisis dilakukan destruksi basah atau kering.

3.2. Teori Tambahan


Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya
mengandung karbon,kecuali karbiad, karbonat, dan oksida karbon. Diantara beberapa
golongan senyawa organik adalah hidrokarbon aromaik, senyawa yang mengandung
paling tidak satu cincin benzene ; senyawa hidrosiklik yang mencakup atom- atom non
karbon dalam stuktur cincinnya ( Pudjaatmaka, 1982).
Ada dua cara yang relatif sederhana secara kualitatif dengan melihat apakah didalam
suatu senyawa terdapat nitrogen, belerang dan halogen yaitu dengan menggunakan logam
natrium, sehingga nitrogen, belerang, ataupun halogen berturut- turut dapat diubah
menjadi natium sianida, natrium sulfida, atau natrium halida (Parlan, 2003).
Analisa kualitatif merupakan suatu pemeriksaan atau analisis kimia yang bertujuan
untuk menyelidiki unsure-unsur ataupun ion-ion yang terdapat dalam suatu zat atau
campuran persenyawaan yang bertujuan untuk analisa. Analisa kualitatif mengaju pada
pangkal untuk memisahkan dan menguji adanya ion dalam larutan. Analisa kualitatif
dilakukan karena adanya jenis ion yang ada dalam suatu campuran. (Achmadi, 1987).
Senyawa adalah zat yang terbentuk dari penggabungan unsur-unsur dengan
pembentuknya. Senyawa dihasilkan dari reaksi kimia antara dua unsur atau lebih melalui
reaksi pembentukan. Senyawa organik atau senyawa karbon adalah suatu senyawa yang
unsur-unsur penyusunya terdiri dari atom karbon dan atom-atom hydrogen, oksigen,
nitrogen, sulfur, halogen, atau fosfor (Riswiyanto, 2009).
Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya
mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon. Banyak diantara
senyawa organik seperti protein, lemak, dan karbohidrat merupakan komponen penting
dalam biokimia. Diantara beberapa golongan senyawa organik adalah senyawa alifatik
(rantai karbon yang dapat di ubah gugus fungsinya), hidrokarbon aromatik (senyawa yang
mengandung paling tidak satu cincin benzena), senyawa heterosiklik (yang mencakup
atom-atom nonkarbon dan struktur cincinnya), dan polimer (molekul rantai panjang
gugus berulang) (wawan, 2009).
Analisis kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi keberadaan suatu unsur
kimia dalam cuplikan yang tidak di ketahui. Analisis kualitatif merupakan suatu cara
yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam
larutan.Dalam metode analisis kualitatif,kita menggunakan beberapa pereaksi,di
antaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik ( Miessler,1991 ).
Terdapat tiga pendekatan analisis kualitatif yang biasa dilakukan yaitu : perbandingan
antara data retensi solut yang tidak diketahui dengan data retensi baku yang sesuai pada
kondisi yang sama. Dengan cara spiking, yaitu dilakukan dengan menambah sampel yang
mengandung senyawa tertentu yang akan diselidiki pada senyawa baku pada kondisi yang
sama. Dan dengan cara menggabungkan alat kromatografi dengan spectrometer massa
(Gandjar, 2007).
Mengidentifikasi reaksi-reaksi khusus senyawa yang mengandung C, H, O dapat di
lakukan dengan metode analisis secara kualitatif. Analisis kualitatif adalah analisis untuk
melakukan identifikasi elemen,spesies, dan atau senyawa-senyawa yang ada di dalam
sampel. Dengan kata lain, analisis kualitatif berkaitan dengan cara untuk mengetahui ada
atau tidaknya suatu sampel (Gandjar, I.G. dan Rohman, A.,2007).
Dalam kimia analisis kuantitatif dikenal suatu cara untuk menentukan ion
(kation/anion) tertentu dengan menggunakan pereaksi selektif dan spesifik. Pereaksi
selektif adalah pereaksi yang memberikan reaksi tertentu untuk satu jenis kation/anion
tertentu. Dengan menggunakan pereaksi-pereaksi ini maka akan terlihat adanya
perubahan-perubahan kimia yang terjadi, misalnya terbentuk endapan, terjadinya
perubahan warna, bau dan timbulnya gas (Vogel, A. I., 1979).
Analisa kualitatif menggunakan dua macam uji, reaksi kering dan reaksi basah.
Reaksi kering dapat diterapkan untuk zat-zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam
larutan. Reaksi kering ialah sejumlah uji ynag berguna dapat dilakukan dalam keadaan
kering, yakni tanpa melarutkan contoh. Petunjuk untuk operasi semacam ialah
pemanasan, uji pipa tiup, uji nyala, uji spektroskopi dan uji manik. Reaksi basah ialah uji
yang dibuat dengan zat-zat dalam larutan. Suatu reaksi diketahui berlangsung dengan
terbentuknya endapan, dengan pembebasan gas dan dengan perubahan warna. Mayoritas
reaksi analisis kualitatif dilakukan dengan cara basah (Vogel, A. I., 1979).
Kimia analisis dapat dibagi dalam 2 bidang, yaitu analisis kualitatif dan analisis
kuantitatif. Analisis kualitatif membahas tentang identifikasi zat-zat. Urusannya adalah
unsur atau senyawa apa yang terdapat dalam suatu sampel. Sedangkan analisis kuantitatif
berurusan dengan penetapan banyaknya satu zat tertentu yang ada dalam sampel (A.L.
Underwood : 1993).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan

3.1.1. Alat yang dipergunakan

a. Test tube ukuran sedang g. Batang pengaduk kaca


b. Kaca arloji h. Pembakar bunsen
c. Pipet tetes i. Botol semprot
d. Plat tetes j. Kertas saring
e. Spatula k. Corong pisah
f. Rak test tube

3.1.2. Bahan yang dipergunakan

1. HCl pekat 25. HgCl2 1M 49. KSCN padat


2. HCl 2M 26. H2O2 3% 50. Amilalkohol
3. (NH4)2CO3 2M 27. HNO3 pekat 51. α-nitro-β-
4. HNO3 2M 28. Mo(NO3)2 1M naphtol
5. KBr 1M 29. Cacotheline 52. Kloroform
6. PbNO3 1M 30. Rhodamine B 53. Zn(NO3)2 2M
7. K2CrO4 1M 31. KNO3 padat 54. K2Hg(SCN)4
8. NaOH 2M 32. Na-Asetat 6M 1M
9. H2SO4 2M 33. Na2S2O3 padat 55. Ca(NO3)2 2M
10. SnCl2 1M 34. KSCN M 56. Na-
11. Anilin 35. HNO3 M hidroxytartarat
12. Lempeng Cu 36. KIO4/NaBiO3 57. (NH4)2C2O4 1M
13. Cu(NO3)2 2M padat 58. NaNO3
14. Benzoinoxim 37. FeCl3 2M 59. Zn Uranil asetat
15. K4Fe(CN)6 38. NH4OH pekat 60. NH4(NO3)
16. Cd(NO3)2 2M 39. Na2HPO4 1M 61. Cr(NO3)3 2M
17. Chinconine 40. Titan Yellow 62. Mg(NO3)2 2M
18. KI 41. NH4Ac 6M 63. NH4Cl 2M
19. Ba(NO3)2 2M 42. Morin 64. KNO3 2M
20. Asam Asetat 43. Na2CrO4 2M 65. NaCl 2M
1M 44. Pb-Asetat 1M 66. MnCl2 2M
21. Na2Sn2O 45. Na-Asetat 1M 67. Magneson I
22. As(NO3)2 2M 46. Ni(NO3)2 2M 68. Bi(NO3)2 2M
23. NaOH 6M 47. Dimetilglioksin 69. AgNO3 2M
24. Serbuk Al 48. Co(NO3)2 2M
3.2. Diagram Alir

a. Penentuan atom/unsur karbon (C) dan hydrogen (H)


5 mL Sample

- Memasukkan ke test tube


+ CuO 0,5 gram
- Memanaskan
- Mengamati apa yang terjadi
- Mencatat hasil yang terjadi

Hasil

b. Penentuan logam dan non logam, dengan reagen spesifik


10 mL Sample

- Memasukkan ke corong pisah


+ 25 mL HCl pekat
- Dikocok 20-30 menit
+ Ditambahkan 3mL H2O2
- Dikocok (s/d bening)
- Dinginkan
- Larutan dipindahkan ke botol coklat

Hasil
3.3. Cara Kerja
a. Penentuan atom/unsur karbon (C) dan hydrogen (H)
1. Dimasukkan sampel yang diberikan asisten diambil kira-kira 5 mL
dimasukkan test tube.
2. Ditambahkan CuO padat kira-kira 0,5g.
3. Dirangkai alat seperti yang dijelaskan.
4. Dipanaskan dengan pemanas spirtus/bunsen.
5. Diamati yang terjadi pada bitnik-bintik air pada dinding test tube (adanya
H) dan pada labu Erlenmeyer terjadi kekeruhan larutan air barit (adanya
C).
6. Dicatat hasil yang terjadi, dilengkapi dengan reaksinya.
b. Penentuan logam dan non logam, dengan reagen spesifik
1. Dimasukkan sampel 10 mL ke dalam corong pisah dan lakukan destruksi.
2. Ditambahkan 25mL HCl pekat ke dalam corong pisah yang telah ada
sampel.
3. Dilakukan pengocokan selama 20-30 menit.
4. Ditambahkan H2O2 3 mL dan dilanjutkan pengocokan sampai warna
bening.
5. Didinginkan, dipindahkan larutan ke botol warna cokelat beri label.
6. Larutan siap sebagai sampel untuk analisa kation dan anion dengan
metodea reagen spesifik, untuk logam magnesium, besi, tembaga,
kalsium, kalium dan non logam nitrogen, fosfor, yod dan belerang.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Percobaan

Hasil Percobaan
Sampel Organik dilarutkan dengan 10 mL Aquadest
Hasil : bening (mudah larut)
Sampel + 25 mL HCl Pekat
Hasil : warna kuning
Pengujian Kation
a.
Cu2+
1 tetes sampel + 1 tetes HCl 2 M + 1 tetes K4Fe(CN)3
Hasil = warna kuning, tidak ada endapan
b. Fe3+
2 tetes sampel + 1 tetes KSCN 2 M
Hasil = warna merah
2 tetes sampel + 1 tetes K4Fe(CN)3
Hasil = warna hijau
c. Ca2+
1 tetes sampel + 1 tetes (NH4)2C2O4
Hasil = Bening, tidak ada endapan
d. Mg2+
2 tetes sampel + 2 tetes NH4Cl 2 M + beberapa tetes NH4OH + 2 tetes
Na2HPO4
Hasil = bening, tidak ada endapan
1 tetes sampel + 1 tetes pereaksi titan yellow + 1 tetes NaOH 2M
Hasil = warna jigga, terdapat endapan merah
e. K+
Sampel dibubuhi ke kertas saring + 1 tetes pereaksi Dipikrilamin
Hasil = tidak ada noda
Pengujian Anion
a. I-
1 tetes sampel + 1 tetes AgNO3 1 M + 1 tetes HNO3 1 M
Hasil = terbentuk endapan
1 tetes sampel + 1 tetes FeCl3 dan diteteskan keatas kertas kanji
Hasil = warna kuning
b. S-
1 tetes sampel diasamkan + pada kertas PbOAc
Hasil = warna putih
c. Cl-
1 tetes sampel + 2 tetes AgNO3 + 1 tetes HNO3 2 M
(terbentuk endapan)
Cuci endapan dengan H2O, larutkan endapan dengan (NH4)2CO3 2 M
Hasil = Endapan larut
d. NO2-
2 tetes sampel + 1 tetes H2SO4 1 M + 2 tetes thioreum 10%. Biarkan 5
menit + 1 tetes HCl 2 M + 1 tetes FeCl3 0.1 M
Hasil = warna jingga
4.2. Pembahasan

Sampel organic mudah dilarutkan dengan air dikarenakan memiliki sifat


kepolaran yang sama dengan air. Saat pelarutan menggunakan HCl terjadi reaksi
eksoterm berupa panas yang menyerta selama reaksi.
Kation adalah ion yang bermuatan positif karena melepaskanelektron,
adapun anion adalah ion yang bermuatan negatif karenamenerima elektron.
Untuk mengetahui golongan pada suatu sampel,perlu dilakukan analisis
kualitatif. Analisis kualitatif adalah suatuanalisis kimia yang bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya suatuunsur atau senyawa kimia dalam sampel atau
cuplikan baik itu organic maupun anorganik.
Pada uji penentuan atom/usur karbon (C) dan hidrogen (H) dilakukan
dengan cara mamanaskna sampel dengan CuO padat sehingga dari reaksinya zat
yang dibakar atau di reksikan dengan O2 maka akan menghasilkan CO2 dan
H2O, sehingga pada reaksi ini mengapa air barit atau Ba(OH)2 menjadi keruh,
itu menandakan terdapat gas CO2 yang masuk kedalam air barit, sehingga
warnanya sedikit kehitaman dan jika terdapat bintik-bintik uap air di dinding
tabung reaksiitu menandakan gas H2O, namun pada percobaan ini yang didapat
kan bintik-bintik hitam di dinding tabung reaksi karena letupan air barit yang
mengotori dinding tabung, sehingga bintik-bintik air tertutupi oleh air barit di
dinding tabung reaksi sehingga terbukti bahwa sampel mengandung unsur karbon
dan juga hidrogen.
Dalam pengujian kation, sampel yang positif mengandung ion senyawa
dari reagen spesifiknya hanyalah Fe3+, saat pelarutan sampel dengan K4Fe(CN)3,
terbentuk endapan hijau hasil dari reaksi antar ion-ion antara sampel dengan
reagennya. Dalam pengujian Cu2+ tidak terbentuk endapan dan campuran
berwarna kuning yang mana terbentuk dari larutan HCl dengan K4Fe(CN)3 dan
tak terjadi reaksi tiap ion-ion antara sampel dengan reagen. Dalam pengujian Ca 2+
tak terbentuk endapan dan campuran tidak terjadi perubahan warna menandakan
tidak adanya antar ion-ion antara sampel dengan pereaksi. Dalam pengujian Mg
yang pertama tidak terjadi perubahan pada campuran, dan pada pengujian kedua
warna dan endapan yang dihasilkan merupakan hasil dari reaksi antara pelarut
dengan pereaksi. Dalam pengujian K+ tidak terbentuk perubahan berupa noda
pada campuran antara sampel dengan pereaksi.
Pada pengujian anion antara I- dengan AgNO3 terbentuk endapan kuning
yang tak larut dalam ammonia, menandakan adanya anion iodide dalam sampel.
Pada pengujian S-, terbentuk noda berwarna putih, menandakan tidak terdapat
anion S- dalam sampel. Dalam pengujian Cl- campuran terbentuk endapan dan
setelah dilarutkan dengan ammonia encer, endapan tersebut kemudian larut
menandakan adanya ion Cl- dalam sampel. Pada pengujian NO2- terbentuk
endapan kemudian larut setelah penambahan HCl menandakan tidak adanya
anion nitrit dalam sampel.
BAB V

KESIMPULAN

Dari hasil percobaan di atas, dapat disimpulkan bahwa :


1. Percobaan ini untuk mengidentifikasi kation dan anion dalam sampel tertentu
menggunakan reagen spesifik dari tiap tiap kation dan anionnya.
2. Dalam percobaan kation, dapat disimpulkan bahwa kation yang terdapat dalam
sampel adalah kation Fe3+.
3. Dalam percobaan anion, didapat hasil positif dari anion I- dan Cl-.
DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, Suminar,1987, Kimia Dasar, terjemahan dari General Chemistry, oleh


Petrucci, Erlangga, Jakarta.
Gandjar, I.G. dan Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar, Yogyakarta
L. Underwood, A., (1993), Analisis Kimia Kualitatif , Edisi IV, Penerbit Erlangga,
Jakarta
Missler,G.L dan Tarr,D.A 1991. Inorganic Chemistry,Prentik.Hal inc . London
Pudjaatmaka, 1982, Kimia Organik, terjemahan dari Organic Chemistry, oleh Fessenden,
Erlangga, Jakarta.
Parlan, 2003, Kimia Organik jilid 1, JICA, Bandung.
Vogel,A.I.,1979, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Bagian
1 Edisi V, PT. Kalma Media Pustaka, Jakarta.
PERTANYAAN DAN JAWABAN

1) Bedakan senyawa organik dengan senyawa anorganik, lengkapi dengan 5 contoh


masing-masing senyawa !
Senyawa Organik : Kebanyakan berasal dari makhluk hidup
Contoh : protein, lemak, karbohidrat, asam lemak, vitamin
Senyawa Anorganik : Berasal dari sumber daya alam mineral
Contoh : Asam krbonat, garam, amoniak, kalsium klorida
2) Sebutkan sifat kimia dan sifat fisika senyawa organik !
Sifat fisika : Sukar larut dalam air, warna cerah
Sifat kimia : Fenomena isometri, reaksinya berlangsung lambat
3) Dimanakah dipeoleh senyawa organik ?
Dari makhluk hidup dan alam.
4) Klasifikasikan senyawa organic berdasarkan gugus fungsi!
Senyawa organik dapat diklasifikasikan berdasarkan gugus fungsi yang mereka
miliki. Berikut adalah beberapa kategori utama berdasarkan gugus fungsi:
a. Hidrokarbon: Ini termasuk alkena dengan rumus molekul umum CnH2n,
alkuna dengan rumus CnH2n-2, dan senyawa aromatik.
b. Halogena: Ini termasuk alkil halida dan aril halida.
c. Senyawa Berisi Oksigen: Ini dapat dibagi menjadi dua tipe utama: yang
mengandung setidaknya satu ikatan C-O, yang mencakup alkohol, fenol, dan
eter, dan yang mengandung gugus karbonil (C=O), yang mencakup aldehida,
keton, dan asam karboksilat.
d. Turunan Asam Karboksilat: Ini adalah senyawa di mana OH dari gugus
fungsi -CO2H digantikan oleh gugus alkoxy (-OR), menghasilkan ester, atau
oleh gugus amido (-NRR’, di mana R dan R’ bisa H dan/atau gugus alkil),
membentuk amida.
e. Senyawa Berisi Nitrogen: Ini mencakup amina; nitril, yang memiliki ikatan
C≡N; dan senyawa nitro, yang mengandung gugus -NO2.
Setiap kategori ini memiliki reaktivitas kimia dan sifat fisik yang serupa karena
adanya gugus fungsi yang sama.
5) Jelaskan system pemisahan senyawa organic
a. Dengan system destilasi
b. Dengan system ekstraksi memakai Soxhlet
c. Dengan system maserasi
Berikut metode pemisahan senyawa organik :
a. Destilasi adalah metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan
kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan,
campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian
didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih
lebih rendah akan menguap lebih dulu. Proses destilasi diawali dengan
pemanasan, sehingga zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan
menguap. Uap tersebut bergerak menuju kondenser yaitu pendingin proses
pendinginan terjadi karena kita mengalirkan air kedalam dinding (bagian luar
condenser), sehingga uap yang dihasilkan akan kembali cair. Proses ini
berjalan terus menerus dan akhirnya kita dapat memisahkan seluruh senyawa-
senyawa yang ada dalam campuran homogen tersebut.
b. Ekstraksi menggunakan Soxhlet: Ekstraksi Soxhlet adalah metode ekstraksi
yang sering digunakan untuk mendapatkan senyawa organik dari bahan
alami5. Metode ini merupakan cara yang efektif dan efisien untuk
memisahkan senyawa organik dari bahan padat atau cair. Prinsip kerja
ekstraksi Soxhlet adalah dengan mengalirkan pelarut ke dalam sampel padat
yang telah dikeringkan. Sampel padat diletakkan di dalam corong ekstraksi
yang terhubung dengan perangkat pengaduk dan kondensor. Selanjutnya,
pelarut dipanaskan hingga mendidih dan uapnya naik ke atas menuju
kondensor, yang kemudian mendinginkan uap tersebut sehingga menjadi
cairan kembali. Cairan yang terkumpul di kondensor selanjutnya akan
mengalir kembali ke corong ekstraksi, membawa senyawa yang diperoleh
dari sampel padat. Proses ini akan berlangsung berulang-ulang hingga
senyawa yang diinginkan terkumpul dalam pelarut dengan konsentrasi yang
diinginkan.
c. Maserasi: Maserasi adalah proses perendaman sampel pelarut organik yang
digunakan pada temperatur tertentu. Proses ini menguntungkan karena
dengan adanya perendaman sampel tumbuhan maka akan terjadi pemecahan
dinding sel akibat perbedaan tekanan di dalam dan di luar sel sehingga
metabolit sekunder yang berada di dalam sitoplasma akan terlarut dalam
pelarut organik dan ekstrak senyawa yang sempurna dapat diatur dengan
lama perendaman yang dilakukan.
6) Kenapa dilakukan destruksi dalam penentuan logam dan non logam dari sampel
organic, tulis reaksi lengkap sesuai dengan pelarut yang digunakan!
Destruksi adalah suatu perlakuan untuk melarutkan atau mengubah sampel
menjadi bentuk materi yang dapat diukur sehingga kandungan berupa unsur-
unsur didalamnya dapat dianalisis. Metode ini sangat penting dalam
menganalisis suatu materi atau bahan. Tujuannya adalah untuk merubah sampel
menjadi bahan yang dapat dikukur. Jika kurang sempurna dalam melakukan
teknik destruksi, maka hasil analisis yang diharapkan tidak akurat.
Ada dua jenis destruksi yang dikenal yaitu destruksi basah dan destruksi kering,
yang masing-masing mempunyai keunggulan dan kelemahan1. Beberapa faktor
yang harus diperhatikan dalam metode destruksi antara lain :
1. Sifat sampel dan unsur logam yang terkandung di dalam sampel.
2. Jenis logam yang akan dianalisis.
3. Metode instrumentasi yang digunakan untuk penentuan logam.
Destruksi Basah: Destruksi basah adalah proses perombakan logam organik
dengan menggunakan asam kuat, baik tunggal maupun campuran, kemudian
dioksidasi menggunakan zat oksidator sehingga dihasilkan logam anorganik
bebas. Destruksi basah sangat sesuai untuk penentuan unsur-unsur logam yang
mudah menguap1. Pelarut yang dapat digunakan untuk destruksi basah adalah
HNO3 dan HClO4. Pelarut-pelarut tersebut dapat digunakan secara tunggal
maupun campuran. Kesempurnaan destruksi ditandai dengan diperolehnya
larutan jernih pada larutan destruksi yang menunjukkan bahwa semua konstituen
yang ada telah larut sempurna atau perombakan senyawa-senyawa organik telah
berjalan dengan baik.
Reaksi destruksi basah dengan HCl dan HNO3 adalah sebagai berikut:
3HCl (aq)+HNO3 (aq)→Cl2 (g)+NOCl (g)+2H2O (l)

Gas klor (Cl2) dan gas nitrosil klorida (NOCl) inilah yang mengubah logam
menjadi senyawa logam klorida dan selanjutnya diubah menjadi kompleks anion
yang stabil yang selanjutnya bereaksi lebih lanjut dengan Cl–.

Anda mungkin juga menyukai