Anda di halaman 1dari 9

PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

LAPORAN HASIL PERCOBAAN


PENENTUAN TEGANGAN PERMUKAAN DENGAN METODE DU-NOUY

Dosen Pengampu :Dr. Ni Made Wiratini, S.Pd., M.Sc.


Disusun oleh : Ni Kadek Novita Indriyani (2213081005)

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2023
I. Judul Percobaan : Penentuan tegangan permukaan dengan metode Du-nouy

II. Tujuan Percobaan :


1. Menentukan tegangan permukaan cairan/gas dan cairan/cairan
2. Memperhatikan efek surface active agent terhadap y

III. Dasar Teori


Tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat cair
(fluida) yang berada dalam keadaan diam (statis). Tegangan permukaan terjadi
karena permukaan zat cair cenderung untuk menegang sehingga permukaannya
tampak seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi
oleh adanya gaya kohesi antara molekul air. Sebagai contoh, akan ditinjau cairan
yang berada di dalam sebuah wadah

Gaya tarik molekul-molekul dalam cairan adalah sama ke segala arah, tetapi
molekul-molekul pada permukaan cairan lebih tertarik ke dalam cairan. Hal ini
disebabkan oleh jumlah molekul dalam fase uap lebih sering daripada fase cair.
Akibatnya, zat cair selalu berusaha mendapatkan luas permukaan terkecil, karena
itu cairan cenderung mengambil bentuk bulat. Kecenderungan ini terjadi
karena bulatan adalah objek geometris dengan perbandingan permukaan/volume
terkecil. Molekul cairan biasanya saling tarik menarik. Pada bagian dalam cairan,
setiap molekul cairan dikelilingi oleh molekul-molekul lain di setiap sisinya. Akan
tetapi, di permukaan cairan, hanya ada molekul-molekul cairan di samping dan di
bawah. Di bagian atas tidak ada molekul cairan lainnya, karena molekul cairan
saling tarik menarik satu dengan lainnya, maka terdapat gaya total yang
besarnya nol pada molekul yang berada di bagian dalam cairan. Sebaliknya,
molekul cairan yang terletak dipermukaan ditarik oleh molekul cairan yang berada
di samping dan bawahnya. Akibatnya, pada permukaan cairan terdapat gaya total
yang berarah ke bawah. Karena adanya gaya total yang arahnya ke bawah, maka
cairan yang terletak di permukaan cenderung memperkecil luas permukaannya,
dengan menyusut sekuat mungkin. Hal ini yang menyebabkan lapisan cairan pada
permukaan seolah-olah tertutup oleh selaput elastis dan tipis. Fenomena dikenal
dengan istilah tegangan permukaan. Tegangan permukaan hanya bekerja pada
bidang permukaan dan besarnya sama di semua titik. Sebagai contoh yaitu tetes
air cenderung berbentuk seperti balon (yang merupakan gambaran luas minimum
sebuah volum) dengan zat cair berada di tengahnya. Hal yang sama terjadi pada
jarum baja yang memiliki rapat massa lebih besar dari air tapi dapat mengambang
di permukaan zat cair. Fenomena ini terjadi karena selaput cair dalam kondisi
tegang, tegangan fluida ini bekerja parallel terhadap permukaan dan timbul dari
adanya gaya tarik-menarik antara molekulnya. Apabila tegangan permukaan suatu
cairan hendak di ukur, perlu dipilih metode yang sesuai, misalnya pengukuran
dengan tensiometer yang dikenal dengan metode tensiometer (cara Du – Nouy).
Suatu cairan Pt dimasukkan dalam cairan yang diselidiki dan gaya yang
diperlukan untuk memisahkan cincin dari permukaan diukur. Prinsip dari alat ini
adalah gaya yang diperlukan untuk melepaskan suatu cincin platina iridium yang
dicelupkan pada permukaan sebanding dengan tegangan permukaan atau tegangan
antar muka dari cairan tersebut. Pada dasarnya, tegangan permukaan suatu zat cair
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya suhu dan zat terlarut. Dimana
keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan akan mempengaruhi besarnya tegangan
permukaan terutama molekul zat yang berada pada permukaan cairan berbentuk
lapisan monomolecular yang disebut dengan molekul surfam.Efek permukaan
dapat dinyatakan dalam Bahasa fungsi Helmholtz dan Gibbs. Hubungan antara
fungsi-fungsi ini dan luas permukaan adalah kerja yang diperlukan untuk
mengubah sejumlah tertentu luas ini dan luas permukaan adalah kerja yang
diperlukan untuk mengubah sejumlah tertentu luas ini dan kenyataan bahwa pada
kondisi berbeda dA dan dG sama dengan kerja yang dilakukan dengan mengubah
energi sistem. Kerja yang dilakukan dalam mengubah sangat kecil luas permukaan
suatu sampel sebanding dengan (dw = do). Koefisien disebut dengan tegangan
permukaan (erg/ atau J/ ). Pada volume dan temperatur tetap, kerja pembentukan
permukaan dapat dikenali dengan perubahan fungsi Helmholtz yang dinyatakan
dengan dA = Karena fungsi Helmholtz berkurang , maka secara alamiah
permukaan cenderung untuk menyusut atau mengkerut dan menyebabkan
permukaan cairan seakan-akan menjadi tegang. Jadi, tegangan muka adalah gaya
(dyne) yang bekerja sepanjang 1 cm pada permukaan zat cair. Besarnya gaya ke
bawah akibat tegangan permukaan diukur. Dimana merupakan tegangan muka;
nilai adalah sebesar 3,14; R adalah jari-jari cincin; dan F adalah gaya untuk
memisahkan permukaan cairan. Pada saat cincin lepas, dapat dituliskan
persamaan: Karena tegangan permukaan merupakan perbandingan antara Gaya
tegangan permukaan dengan satuan panjang, maka satuan tegangan permukaan
adalah Newton per meter (N/m) atau dyne per centimeter (dyn/cm).1 dyn/cm =
N/m = 1 mN/m Metode Du-Nouy selain untuk mengukur tegangan muka, juga
dipakai untuk mengukur tegangan muka antara dua fase cair, misalnya tegangan
muka antara minyak dengan air. Dengan metode Du-Nouy, cincin logam yang
digunakan pada permukaan cairan diangkat ke atas dengan memakai torsion wire.
Gaya yang diperlukan untuk tepat memutuskan film cairan diukur pada skala yang
dihubungkan dengan torsion wire tersebut. Untuk sistem ideal, gaya baru bisa
memutuskan film cairan bila besarnya sama dengan . Persamaan ini hanya berlaku
untuk cairan yang mempunyai sudut kontak ( ) sama dengan nol. Dalam
prakteknya bentuk cairan film yang diangkat lingkaran logam berbeda dari sistem
ideal dan mempengaruhi harga tegangan permukaan yang diperoleh, sehingga
diperlukan faktor koreksi yang berkisar antara 0,75-1,02.Emulsifier atau zat
pengemulsi didefinisikan sebagai senyawa yang mempunyai aktivitas permukaan
(surface activity agents) sehingga dapat menurunkan tegangan permukaan (surface
tension) cairan. Deterjen sintetis modern didesain untuk meningkatkan
kemampuan air membasahi kotoran yang melekat pada pakaian, yaitu dengan
menurunkan tegangan permukaan air. Misalnya, air murni tidak membasahi dan
bentuk butiran air ini tidak banyak berubah, tetapi tetes air yang mengandung
detergen (surfaktan) akan membasahi lilin dan butir air akan menyebar (luas
permukaan bertambah).Suhu mempengaruhi nilai tegangan permukaan. Umumnya
ketika terjadi kenaikan suhu, nilai tegangan permukaan mengalami penurunan.
Hal ini disebabkan karena suhu meningkat, molekul cairan bergerak semakin
cepat sehingga pengaruh interaksi antar molekul cairan berkurang. Akibatnya nilai
tegangan permukaan juga mengalami penurunan. Berikut ini beberapa nilai
tegangan permukaan yang diperoleh berdasarkan percobaan

IV. Alat dan Bahan


A. Alat
Alat yang kita gunakan pada praktikum kali ini adalah, Tensiometer
Du-Nouy 1 set, Aquades 500 mL, Cawan petri 1 buah, Gelas kimia 100
mL 4 buah, Batang pengaduk 1 buah, Spatula 1 buah, Kaca arloji 1
buah, Gelas ukur 50 mL 1 buah, Gelas ukur 10 mL 1 buah, Gelas ukur,
100 mL 1 buah, Pipet tetes 2 buah

B. Bahan - Bahan yang kita gunakan saat praktikum, Aquades, Deterjen


merk “attack” 0,5 gram, Minyak goreng 100 mL, Kloroform 100 mL

V. Prosedur Kerja
Penentuan Tegangan Permukaan Larutan Murni/Udara
1. Alat tensiometer dirangkai dengan baik
2. Aquades dimasukkan ke dalam cawan petri.
Selanjutnya cincin dimasukkan ke dalam aquades dan cincin dijaga agar saling
bersentuhan dengan dinding cawan.Skala pada tensiometer diamati pada
tarikan pertama, kemudian dicatat.Pengamatan dilakukan berulang-ulang
untuk memperoleh hasil yang akurat.
3. Langkah yang sama pada prosedur kerja no.2 di atas dilakukan juga pada
larutan murni lainnya yaitu kloroform dan minyak goreng.

Penentuan Tegangan Permukaan Larutan Detergen


1. Deterjen bubuk yang akan digunakan disiapkan terlebih dahulu. Detergen
bubuk tersebut kemudian ditimbang masing masing sebanyak 0,05 g; 0,10 g;
dan 0,15g.
2. Setelah ditimbang, masing-masing detergen yang massanya berbeda tersebut
dilarutkan dengan aquades hingga volumenya 100 mL, sehingga diperoleh
larutan detergen dengan lima konsentrasi yang berbeda yaitu 0,05%, 0,10%,
0,15%
3. Masing-masing larutan detergen dimasukkan ke dalam cawan petri secara
bergantian. Selanjutnya cincin dimasukkan ke dalam larutan detergen dan
cincin dijaga agar tidak saling bersentuhan dengan dinding cawan. Skala pada
tensiometer diamati pada tarikan pertama, kemudian dicatat. Pengamatan
dilakukan berulang-ulang untuk memperoleh hasil yang akurat.
Penentuan Tegangan Permukaan Campuran Air-Minyak Goreng
1. Sebanyak 25 mL minyak ditambahkan ke dalam 60 ml aquades
2. Cincin aluminium dicelupkan pada campuran aquades dan minyak pada
bagian perbatasan antara lapisan minyak dengan aquades. Skala yang
ditunjukkan dicatat.

Penentuan Tegangan Permukaan Campuran Air-Kloroform


1. Sebanyak 30 mL aquades ditempatkan dalam cawa petri. Kemudian sebanyak
20 mL kloroform ditambahkan pada 30 mL aquades yang telah ditempatkan
pada cawa petri tersebut.
2. Cincin aluminium dicelupkan pada campuran aquades dan kloroform pada
bagian perbatasan antara lapisan aquades dan kloroform. Skala yang
ditunjukkan dicatat.

Penentuan Tegangan Permukaan Campuran Air-Minyak goreng-Detergen


1. Disiapkan 15 mL air dalam cawan petri.
2. Kedalam air tersebut ditambahkan 10 mL minyak kemudian ditambahkan 0,1
gram detergen.
3. Larutan yang terbentuk diaduk dan didiamkan beberapa saat.
4. Cincin aluminium dicelupkan pada campuran minyak-air-detergen pada
bagian perbatasan antara lapisan air dengan minyak. Amati skala awal dari
cincin aluminium dan skala yang ditunjukkan saat pengukuran tegangan
permukaan.

Penentuan Tegangan Permukaan Campuran Air-Kloroform-Detergen


1. Disiapkan 15 mL air dalam cawan petri.
2. Kedalam air tersebut ditambahkan 10 mL kloroform kemudian ditambahkan
0,1 gram deterjen.Larutan yang terbentuk diaduk dan didiamkan beberapa
saat.
3. Cincin aluminium dicelupkan pada campuran kloroform-air-detergen pada
bagian perbatasan antara lapisan air dengan minyak. Amati skala awal dari
cincin aluminium dan skala yang ditunjukkan saat pengukuran tegangan
permukaan.

VI. Data Pengamatan

1. Penentuan Tegangan Permukaan Larutan Murni/Udar


No Nama Zat/ Campuran Tegangan permukaan (F)

1. Air 30,5 nm/N

2. Minyak 15.5 nm/N

3. Kloroform 47,5 nm/N


2. Penentuan Tegangan Permukaan Larutan Detergen
No Larutan Detergen Tegangan permukaan (F)

1. Detergen 0,125 g 35,10 nm/N

2. Detergen 0,25 g 29,10 nm/N

3. Detergen o,375 g 20,10 nm/N

3. Penentuan Tegangan Permukaan Campuran Air-Minyak Goreng


No Campuran Minyak + Air Tegangan permukaan (F)
(3 kali pengambilan data)

1. Minyak + Air 37, 10 nm/N

2. Minyak + Air 38,10 nm/N

3. Minyak + Air 35,10 nm/N

4. Penentuan Tegangan Permukaan Campuran Air-Kloroform


1. Air + Kloroform 20,5 nm/N

5. Penentuan Tegangan Permukaan Campuran Air-Minyak


goreng-Detergen
No Air + Minyak Goreng + Detergen Tegangan permukaan (F)
(3 kali pengambilan data)

1. Air + Minyak Goreng + Detergen 25,10 nm/N

2. Air + Minyak Goreng + Detergen 23,5 nm/N

3. Air + Minyak Goreng + Detergen 28,10 nm/N

6. Penentuan Tegangan Permukaan Campuran


Air-Kloroform-Detergen
1. Air Kloroform Detergent 54,5 nm/N
VIII. Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan pengukuran tegangan permukaan dari beberapa
campuran menggunakan metode cincin Duncan. Dimana campuran yang diukur
tegangan permukaannya adalah larutan detergen dengan konsentrasi 0,0125%;
0,025%; dan 0,375% serta kloroform murni, aquades, minyak + aquades, minyak
+ aquades +detergen, kloroform + aquades, kloroform +aquades + detergen.
Dalam percobaan ini pertama-tama dipersiapkan larutan detergen dengan
konsentrasi 0,0125%; 0,025%; dan 0,137% dengan cara melarutkan deterjen
masing�masing sebanyak 0,0125g; 0,025 g; dan 0,375g ke dalam 25 mL
aquades. Setelah larutan detergen tersebut siap, selanjutnya dilakukan
pengukuran tegangan permukaannya dengan cara mencelupkan cincin ke dalam
larutan detergen kemudian menarik cincin tersebut ke atas dan dilihat skala yang
tertera pada alat ukur pada saat cincin terlepas dari larutan yang diuji. Pada
percobaan ini juga dilakukan pengukuran tegangan permukaan beberapa
campuran lainnya dengan cara yang sama. Berdasarkan hasil yang diperoleh
mengenai tegangan permukaan (γ) beberapa campuran pada tabel di atas, dapat
diketahui bahwa tegangan permukaan yang dimiliki suatu campuran tidak sama
antara yang satu dengan yang lainnya. Dimana besarnya tegangan permukaan
dipengaruhi oleh kekuatan gaya tarik antara molekul�molekunya. Dalam hal ini,
tegangan permukaan berbanding lurus dengan besarnya gaya tarik antar molekul,
yaitu tegangan permukaan akan semakin besar seiring dengan semakin besarnya
gaya tarik antar permukaannya. Tegangan permukaan suatu cairan terjadi
disebabkan karena molekul-molekul dalam suatu cairan ditarik ke segala arah
oleh gaya antar molekul, dan tidak ada kecenderungan untuk ditarik ke arah
tertentu. Tetapi molekul-molekul pada permukaan ditarik ke bawah dan ke
samping oleh molekul-molekul lainnya, tetapi tidak ke atas keluar permukaan.
Oleh karena itu, tarik menarik antar molekul ini cenderung menarik
molekul-molekul ke dalam cairan dan menyebabkan tegangan permukaan
menegang seperti lapisan tipis elastis. Dimana ukuran gaya elastis pada
permukaan cairan tersebut disebut dengan tegangan permukaan.

Dari hasil percobaan, dapat dibandingkan besarnya tegangan permukaan


antara aquades, kloroform murni, dan minyak goreng. Tegangan permukaan
aquades lebih besar jika dibandingkan dengan besarnya tegangan permukaan
kloroform murni dan minyak goreng. Hal tersebut disebabkan karena pada
aquades terdapat ikatan hidrogen yang menyebabkan kekuatan gaya tarik
menarik antara molekul H2O (air) lebih besar dibandingkan dengan gaya tarik
antara molekul-molekul pada kloroform murni atau pun pada minyak goreng.
Pada percobaan ini juga diketahui bahwa penambahan detergen ke dalam cairan
dapat memperkecil besarnya tegangan permukaan. Hal ini terbukti dengan hasil
yang didapatkan, dimana setelah detergen ditambahkan ke dalam campuran
air�minyak, air-kloroform, serta pada larutan aquades (larutan detergen
0,0125%; 0,025%; dan 0,375%), besarnya tegangan permukaan lebih kecil
daripada sebelum detergen ditambahkan. Hal tersebut disebabkan karena adanya
surfaktan yang terkandung dalam detergen. Dimana surfaktan dapat menurunkan
besarnya tegangan permukaan. Ketika deterjen dimasukkan ke dalam air, maka
akan menyebabkan tegangan permukaan berkurang. Hal ini karena dalam
deterjen mengandung surfaktan yang molekul-molekulnya bersifat hidrofilik.
Dimana molekul deterjen dalam air akan membentuk misel, dimana gugus polar
deterjen terepresentasi pada permukaan misel, sedangkan gugus hidroponiknya di
dalam misel. Hal ini mengakibatkan misel sendiri akan bersifat hidrofilik. Dalam
air, misel akan menarik molekul air yang juga bersifat polar (like dissolve like),
sehingga molekul air yang semula terakumulasi banyak pada permukaan banyak
yang tertarik ke misel. Hal ini disebabkan oleh gaya adhesi air menyebabkan
permukaan misel terlapisi oleh molekul air. Hal ini selanjutnya menyebabkan
tegangan permukaan air berkurang.

IX. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut.
1. Besarnya tegangan permukaan suatu campuran dapat ditentukan
dengan menggunakan metode cincin yaitu dengan mencelupkan cincin
yang dikaitkan ke dalam cairan kemudian cincin tersebut ditarik ke
atas dan dilihat skala yang tertera pada alat ukur pada saat cincin
terlepas dari larutan yang diuji.
2. Besarnya tegangan permukaan suatu campuran berbeda-beda yang
dipengaruhi oleh besarnya gaya tarik menarik diantara
molekul-molekulnya.
3. Penambahan detergen dapat menurunkan tegangan permukaan cairan.

X. Daftar Pustaka
- Dogra, S. 1990. Kimia Fisik dan Soal-soal. Jakarta: UI Press

- Giancoli, Douglas, C,. 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga

- Petrucci, dkk. 2007. Kimia Dasar Prinsip-Prinsip dan Aplikasi Modern Edisi Kesembilan
Jilid 1. Jakarta: Erlangga

-Retug, N & Sastrawidana, I.D.K. 2004. Penuntun Praktikum Kimia Fisika. Singaraja: IKIP
Negeri Singaraja.

-Wiratini, Ni Made & I N Retug. 2014. Buku Penuntun Praktikum Kimia Fisika. Singaraja:
UNDIKSHA.

Anda mungkin juga menyukai