Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Judul Percobaan
Judul percobaan pada praktikum kali ini adalah Tegangan Permukaan Zat
Cair.
I. 2 Latar Belakang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Tegangan Permukaan
Tegangan permukaan (γ ) suatu cairan dapat didefinisikan sebagai

banyaknya kerja yang dibutuhkan untuk memperluas permukaan cairan persatu

satuan luas. Pada satuan satuan SI, γ dinyatakan dalam N/m². Molekul yang ada di

dalam cairan akan mengalami gaya tarik menarik (gaya van der Waals) yang sama

besarnya ke segala arah. Namun, molekul pada permukaan cairan akan mengalami

resultan gaya yang mengarah ke dalam cairan itu sendiri karena tidak ada lagi

molekul di atas permukaan dan akibatnya luas permukaan cairan cenderung untuk

menyusut (Suendo, dkk., 2011).


Tegangan permukaan merupakan sifat permukaan suatu zat cair yang

berperilaku layaknya selapis kulit tipis yang kenyal atau lentur akibat pengaruh

tegangan. Pengaruh tegangan tersebut disebabkan oleh adanya gaya tarik-menarik

antar molekul di permukaan zat cair tersebut. Besarnya tegangan permukaan

merupakan usaha yang diperlukan cincin untuk menciptakan suatu permukaan

baru, sifat permukaan yang dimiliki oleh zat cair yang berperilaku layaknya

selapis kulit tipis yang kenyal atau lentur akibat pengaruh tegangan. Tegangan ini

terjadi jika molekul molekul di permukaan suatu cairan saling tarik menarik satu

sama lain

(Indarniati, 2008).
Tegangan permukaan adalah gaya per satuan panjang yang harus

dikerjakan sejajar permukaan untuk mengimbangi gaya tarikan kedalam pada

cairan. Hal tersebut terjadi karena pada permukaan, gaya adhesi (antara cairan dan

udara) lebih kecil dari pada gaya kohesi antara molekul cairan sehingga

menyebabkan terjadinya gaya ke dalam pada permukaan cairan (Giancoli, 2001).

Molekul-molekul pada permukaan cairan mempunyai sifat khusus yang

tidak dimiliki oleh sebagian dasar molekul-molekul dalam cairan. Salah satu sifat

khusus ini adalah tegangan permukaan. Apabila jarum diletakkan secara hati-hati

di atas permukaan air, jarum akan terapung. Padahal jelas berat jenis jarum lebih

besar daripada berat jenis air, sehingga diharapkan jarum akan tenggelam.

Terapungnya jarum disebabkan permukaan. air seolah-olah diliputi oleh selaput

tipis yang berhubungan dengan tegangan permukaan yaitu terbentuknya miniskus

apabila dimasukkan cairan ke dalam tabung reaksi. Air yang membasahi dinding

kapiler dan akan naik sehingga lebih tinggi daripada permukaan air sekitarnya.

Menunjukkan bahwa tegangan permukaan memang ada (Tony, 1993).

II.2 Faktor- faktor yang Mempengaruhi Tegangan Permukaan

Menurut Kertiasa (2013) faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan

permukaan adalah:

1) Suhu

Tegangan permukaan menurun dengan meningkatnya suhu, karena

meningkatnya energi kinetik molekul. Akibatnya gaya interaksi antar molekul zat

cair akan meregang. Sehingga dapat diartikan seiring bertambahnya suhu maka

teganganpermukaan zat cair akan semakin berkurang.

2) Zat terlarut (salute)

Keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan akan mempengaruhi tegangan

permukaan. Penambahan zat terlarut akan meningkatkan viskositas larutan,


sehingga tegangan permukaan akan bertambah besar. Tetapi apabila zat yang

berada di permukaan cairan membentuk lapisan monomolecular, maka akan

menurunkan tegangan permukaan, zat tersebut biasa disebut dengan surfaktan.

3) Surfaktan (surface active agents)

Zat yang dapat mengaktifkan permukaan, karena cenderung untuk

terkonsentrasi pada permukaan atau antar muka. Surfaktan mempunyai orientasi

yang jelas sehingga cenderung pada rantai lurus. Sabun merupakan salah satu

contoh dari surfaktan.

4) Jenis Cairan

Pada umumnya cairan yang memiliki gaya tarik antar molekulnya besar,

seperti air, maka tegangan permukaannya juga besar. Sebaliknya pada cairan

seperti

bensin karena gaya tarik antar molekulnya kecil, maka tegangan permukaannya

juga kecil.

5) Konsentrasi zat terlarut (solut)

suatu larutan biner mempunyai pengaruh terhadap sifat-sifat larutan

termasuk tegangan muka dan adsorpsi pada permukaan larutan. Telah diamati

bahwa solut yang ditambahkan kedalam larutan akan menurunkan tegangan muka,

karena mempunyai konsentrasi di permukaan yang lebih besar daripada di dalam

larutan. Sebaliknya solut yang penambahannya kedalam larutan menaikkan

tegangan muka mempunyai konsentrasi di permukaan yang lebih kecil daripada di

dalam larutan.

II.3 Metode Pengukuran Tegangan Permukaan


Menurut Adamson (1990), pengukuran tegangan permukaan dapat

dilakukan dengan beberapa metode antara lain:

a. Metode cincin de-Nouy

Metode cincin du nouy merupakan metode yang menggunakan alat

bernama tensinometer du nouy. Alat ini akurat untuk pengukuran tegangan

permukaan deterjen, serum, suspensi, dan lain-lain. Prinsip dari alat ini adalah

gaya yang diperlukan untuk menarik cincin kawat platina yang dicelupkan pada

permukaan atau antarmuka adalah berbanding lurus dengan tegangan permukaan

atau antarmuka (Bird, 1987).

Cara ini dapat digunakan untuk mengukur tegangan permukaan dan

tegangan antar permukaan zat cair. Prinsip kerja alat ini berdasarkan pada

kenyataan bahwa gaya yang dibutuhkan untuk melepaskan cincin yang tercelup

pada zat cair sebanding dengan tegangan permukaan atau tegangan antar muka.

Menurut Giancoli (2001) gaya yang dibutuhkan untuk melepaskan cincin

dalam hal ini diberikan oleh kawat torsi yang dinyatakan dalam dyne. Maka

tegangan permukaan dapat dirumuskan.

F …(1)
=
L

Keterangan:

 = Tegangan permukaan (N/m atau Dyne/cm)

L = Panjang Permukaan (m atau cm)

F= Gaya yang Diperlukan (N)

Faktor koreksi diperlukan karena ada variabel-variabel tertentu yang tidak

dapat diabaikan yaitu jari-jari cincin, jari-jari kawat yang membentuk cincin dan

volume zat cair yang naik dari permukaan.

b. Metode kenaikan kapiler


Bila suatu tabung kapiler diletakkan dalam cairan di sebuah gelas beaker,

cairan itu akan naik ke pipa hingga ketinggian tertentu. Hal ini disebabkan

bilamana kekuatan adhesi antara molekul cairan dengan dinding kapiler lebih

besar daripada gaya kohesi antar partikel cairan, sehingga cairan itu akan

membasahi dinding kapiler, menyebar dan meninggi dalam pipa (Martin, 1993).

Metode ini hanya digunakan untuk menentukan tegangan suatu zat cair

dan tidak dapat digunakan untuk menentukan tegangan antar permukaan dua zat

cair yang tidak bercampur. Bila pipa kapiler dimasukkan ke dalam suatu zat cair,

maka zat tersebut akan naik ke dalam pipa sampai gaya gesek ke atas

diseimbangkan oleh gaya gravitasi ke bawah akibat berat zat cair. cenderung

untuk

Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair menegang,

sehingga permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi oleh

adanya gaya kohesi antara molekul air. Pada zat cair berlaku bahwa besar gaya

kohesinya lebih kecil dari pada gaya adesinya. Salah satu model peralatan yang

sering digunakan untuk mengukur tegangan permukaan zat cair adalah pipa

kapiler. Salah satu besaran yang berlaku pada sebuah pipa kapiler adalah sudut

kontak, yaitu sudut yang dibentuk oleh permukaan zat cair yang dekat dengan

dinding. Sudut kontak ini timbul akibat gaya tarik-menarik antara zat yang sama

(gaya kohesi) dan gaya tarik-menarik antara molekul zat yang berbeda (adesi)

(Budianto, 2008).

Gaya tarik menarik antar sebuah molekul di dalam cairan dan molekul-

molekul lain dalam cairan dinamakan gaya kohesi. Gaya antara molekul cairan

dengan bahan lain seperti dindng pipa yang tipis dinamakan gaya adhesi. Bila

gaya kohesi relatif lebih besar terhadap gaya kohesi, seperti pada kasus air dan

permukaan gelas, cairan dikatakan membasahi permukaan (Ibrahim, 2000).


BAB III
METODE PERCOBAAN

III.1 Waktu dan Tempat

Waktu dan tempat pelaksanaan percobaan yaitu:

Hari/tanggal : Kamis/30 November 2023

Pukul : 08.00-10.00 WITA

Tempat :Laboratorium Fisika Dasar, Fakultas Sains dan Teknologi,

Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

III.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut:

a. Torsion dynamometer (1 buah)


Berfungsi untuk menentukan tenaga torsi

b. Cincin, (1 buah)

Berfungsi sebagai sampel yang akan diuji tegangan permukaannya

c. Magnetic heating stirrer (1 buah)

Berfungsi sebagai sampel yang akan diuji tegangan permukaannya

d. Statif, klem (1 buah)

Statif berfungsi sebagai stand klem dan Klem berfungsi sebagai tempat

menggantungkan termometer

e. Termometer laboratorium (1 buah)

Berfungsi untuk mengukur suhu


f. Gelas kimia (1 buah)

Berfungsi untuk mengukur banyak cairan yang akan digunakan

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut.

a. Air (150 mL)

Berfungsi sebagai zat cair yang digunakan untuk mengukur tegangan

permukaan

b. Minyak goreng (150 mL)

Berfungsi sebagai zat cair yang digunakan untuk mengukur tegangan

permukaan

c. Sunlight (100 mL)

Berfungsi sebagai zat cair yang digunakan untuk mengukur tegangan

permukaan

d. Tisu

Berfungsi membersihkan cincin dan termometer dari cairan

III.3 Prosedur Kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Membersihkan cincin dengan menggunakan air

3. Mengkalibrasi indikator torsion dynamometer

4. Menuangkan cairan yang akan digunakan ke dalam gelas kimia

5. Memanaskan cairan dengan menggunakan heating magnetic stirrer

6. Memasukkan cincin ke dalam cairan yang dipanaskan

7. Menghitung besar gaya pada cincin dengan memutar torsion dynamometer

8. Memutar torsi hingga terlihat percikan pada cincin

9. Mencatat nilai penunjukkan pada torsion dynamometer

10. Mencatat besar suhu yang terbaca pada termometer

11. Mengulangi percobaan dengan suhu yang berbeda-beda


12. Melakukan percobaan dengan menggunakan sampel lain

13. Menghitung besar nilai tegangan permukaan dengan menggunakan

persamaan tegangan permukaan dengan menganalisis data yang diperoleh.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. 1 Hasil Pengamatan

Tabel Pengamatan
Tabel 1. Hubungan suhu dengan gaya pada air
No Jenis Cairan Suhu (°C) Gaya (N/m)  (F/L)
1. 28 0,0012 0,00017
2. Air 33 0,0015 0,00021
3. 39 0,0020 0,00028

Tabel 2. Hubungan suhu dengan gaya pada minyak


No Jenis Cairan Suhu (°C) Gaya (N/m)  (F/L)
1. 31 0,0011 0,00015
2. Minyak 33 0,0015 0,00021
3. 36 0,0023 0,00033

Tabel 3. Hubungan suhu dengan gaya pada sunlight


No Jenis Cairan Suhu (°C) Gaya (N/m)  (F/L)
1. 32 0,0013 0,00018
2. Sabun 34 0,0021 0,00030
3. 39 0,0030 0,00043

Analisis data
Menentukan tegangan permukaan pada air
Dik:
Diameter cincin (d) = 2,2 cm
Jari-jari cincin (r) =1,1 cm
F
Tengan permukaan () =
L
Luas permukaan (L) = 2r
= 2 . 3,14 . 1,1
= 6,9 m

Data 1
F
=
L
0,0012 N
=
6,9m
= 0,00017 N/m
Menentukan tegangan permukaan pada minyak
Data 1
F
=
L
0,0011 N
=
6,9m
= 0,00015 N/m
Menentukan tegangan permukaan pada sunlight
Data 1
F
=
L
0,0013 N
=
6 ,9 m
= 0,00018 N/m

Untuk analisis data 2 dan 3 pada masing-masing percobaan (air, minyak, dan

sunlight) menggunakan metode yang sama.

IV. 2 Pembahasan
DAFTAR PUSTAKA
Adamson, A. W.. (1990). Physical Chemistry of Surface, Fifth Edition. New York: Jon Wiley
and Sons Inc
Bird, Tony. (1993). Kimia Fisik Untuk Universitas. Jakarta : PT Gramedia
Budianto, A. (2008). Metode Penentuan Koefisien Kekentalan Zat Cair dengan
Menggunakan Regresi Linear Hukum Stokes. Seminar Nasional IV SDM
Teknologi Nuklir Yogyakarta.
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid I (terjemahan). Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Ibrahim, Solihin. (2000). Fisika. Erlangga: Jakarta.
Indarniati dan Frida U. E. 2008. Perancangan Alat Ukur Tegangan Permukaan
dengan Induksi Elektromagnetik, Jurnal Fisika dan Aplikasinya Vol. 4 No.
1, Universitas Negeri Surabaya.
Kertiasa, N. 2013. Laboratorium Sekolah dan Pengelolahannya, Edisi Kedua.
Bandung: Pudak Science.
Martin, Alfred. (1993). Farmasi Fisik. Jakarta: UI-Press.
Suendo, V., dan Muhamad Tang. 2011. Pengaruh Penambahan Pelarut Organik
Terhadap Tegangan Permukaan Larutan Sabun, Prosiding Simposium
Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains, ISBN: 978-602-19655-0-4.
Bandung.
Tony. 1993. Kimia Fisika Untuk Universitas. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
LAMPIRAN I

ANALISIS DATA

Menentukan Tegangan Permukaan pada Air


Data 1
F
=
L
0,0012 N
=
6,9m
= 0,00017 N/m
Data 2
F
=
L
0,0015 N
=
6 ,9 m
= 0,00021 N/m
Data 3
F
=
L
0,002 N
=
6,9m
= 0,00028 N/m

Menentukan Tegangan Permukaan pada Minyak


Data 1
F
=
L
0,0011 N
=
6,9m
= 0,00015 N/m
Data 2
F
=
L
0,0015 N
=
6 ,9 m
= 0,00021 N/m
Data 3
F
=
L
0,0023 N
=
6 ,9 m
= 0,00033 N/m

Menentukan Tegangan Permukaan pada Sunlight


Data 1
F
=
L
0,0013 N
=
6 ,9 m
= 0,00018 N/m
Data 2
F
=
L
0,0021 N
=
6,9m
= 0,00030 N/m
Data 3
F
=
L
0,0038 N
=
6 ,9 m
= 0,00043 N/m
LAMPIRAN II

ALAT DAN BAHAN

No Gambar Nama Alat/Bahan Fungsi


.

1. Sebagai stand klem dan


Statif dan Klem klem berfungsi sebagai
tempat menggantungkan
termometer

2.
Torsi dinamometer
Untuk mengukur
tegangan permukaan
Magnetic heating Sebagai pemanas cairan
3. stirrer

4. Cincin Sebagai sampel yang


akan diuji tegangan
permukaannya

Sebagai wadah
Gelas Kimia sampel/cairan
5.

Mengukur banyak cairan


6. Gelas ukur
yang akan digunakan
Untuk mengukur suhu
7. Termometer

Air Sebagai zat cair yang


8. digunakan untuk
mengukur tegangan

Sebagai zat cair yang


9. Minyak digunakan untuk
mengukur tegangan

Sebagai zat cair yang


Sunlight digunakan untuk
12. mengukur tegangan
13. tissue Membersihkan cincin dan
termometer dari cairan

LAMPIRAN III

DOKUMENTASI PERCOBAAN
Menentukan tegangan permukaan pada air

Menentukan tegangan permukaan pada minyak

Menentukan tegangan permukaan pada sunlight

Anda mungkin juga menyukai