Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

TEGANGAN PERMUKAAN

Oleh Kelompok 7 :
1. Roudhlotul Karomah (198420100007)
2. Laila Winarni (198420100018)
3. Fikrotul Azizah (198420100043)
4. Muhammad Nafik (198420100044)
5. Oktamira Yunita (201912100033)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
2021
1. Judul dan Pengarang
1.1 Judul : Laporan Praktikum Tegangan Permukaan
1.2 Pengarang : 1) Roudhlotul Karomah (198420100007)
2) Laila Winarni (198420100018)
3) Fikrotul Azizah (198420100043)
4) Muhammad Nafik (198420100044)
5) Oktamira Yunita (201912100033)

2. Abstrak
Telah dilakukan praktikum mengenai “Tegangan Permukaan” yang bertujuan
untuk mengamati dan mengukur tegangan permukaan, untuk menentukan pengaruh
konsentrasi detergen terhadap tegangan permukaan, dan untuk mengetahui pengaruh
panjang permukaan kawat (d) terhadap waktu gelembung meletus (t). Praktikum ini
dilakukan dengan mencelupkan kawat berbentuk loop yang memiliki panjang
permukaan kawat (d) berbeda di setiap percobaan. Setelah itu, menghitung waktu (t)
meletusnya lapisan gelembung yang terbentuk di kawat menggunakan stopwatch.
Praktikum diulang sebanyak 5 dengan panjang permukaan kawat (d) pada setiap
percobaan. Dari praktikum ini dapat diketahui apabila semakin besar panjang
permukaan kawat (d), maka waktu gelembung meletus (t) akan semakin cepat.

Kata Kunci : Tegangan Permukaan, Panjang Permukaan Kawat, Konsentrasi


Deterjen

3. Pendahuluan
3.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali fenomena-fenomena alam yang
kurang kita perhatikan akan tetapi fenomena-fenomena tersebut mempunyai
hubungan dengan adanya tegangan permukaan. Sering terlihat peristiwa-peristiwa
alam yang tidak diperhatikan dengan teliti misalnya tetes-tetes zat cair pada pipa
keran yang bukan suatu aliran, laba-laba air yang berada di atas permukaan air,
gelembung-gelembung sabun, pisau silet yang diletakkan perlahan-lahan di atas
permukaan zat cair yang terapung, dan naiknya air pada pipa kapile. Hal tersebut
dapat terjadi karena adanya gaya-gaya yang bekerja pada permukaan zat cair atau
pada batas antara zat cair dengan bahan lain.
Tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat
cair (fluida) yang berada pada keadaan diam (statis). Suatu molekul dalam fase cair
dapat dianggap secara sempurna dikelilingi oleh molekul lainnya yang secara rata-
rata mengalami daya tarik yang sama ke semua arah. Gejala ini yang disebut
dengan tegangan permukaan. Tegangan permukaan ini dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya adalah suhu, zat terlarut, surfaktan, dan panjang
permukaan kawat.[1]
Oleh karena itu dilakukan percobaan agar dapat mengetahui pengaruh adanya
penambahan panjang permukaan kawat pada tegangan permukaan yang dihasilkan
dalam larutan tersebut.

3.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara mengamati dan mengukur tegangan permukaan?
2. Bagaimana pengaruh detergen terhadap tegangan permukaan?
3. Bagaimana pengaruh panjang permukaan kawat (d) terhadap waktu
gelembung meletus (t)?

3.3 Tujuan
1. Untuk mengamati dan mengukur tegangan permukaan.
2. Untuk menentukan pengaruh detergen terhadap tegangan permukaan.
3. Untuk mengetahui pengaruh panjang permukaan kawat (d) terhadap waktu
gelembung meletus (t).

3.4 Hipotesis
1. Jika semakin besar panjang permukaan kawat (d), maka waktu gelembung
meletus (t) akan semakin cepat.

4. Dasar Teori
Tegangan permukaan adalah gaya yang diakibatkan oleh suatu benda yang
bekerja pada permukaan zat cair sepanjang permukaan yang menyentuh benda itu.
Tegangan permukaan zat cair merupakan kecenderungan permukaan zat cair untuk
menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastic. Selain
itu, tegangan permukaan juga diartikan sebagai suatu kemampuan atau kecenderungan
zat cair untuk selalu menuju ke keadaan yang luas permukaannya lebih kecil yaitu
permukaan datar atau bulat seperti bola atau ringkasnya didefinisikan sebagai usaha
yang membentuk luas permukaan baru. Dengan sifat tersebut zat cair mampu untuk
menahan benda-benda kecil di permukaannya.
Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci dan
membersihkan. Surfaktan merupakan molekul yang memiliki gugus polar yang suka
air (hidrofilik) dan gugus non polar yang suka minyak (lipofilik) sekaligus, sehingga
dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari minyak dan air. Surfaktan adalah
bahan aktif permukaan, yang bekerja menurunkan tegangan permukaan cairan, sifat
aktif ini diperoleh dari sifat ganda molekulnya.
Untuk membantu kita menurunkan persamaan tegangan permukaan, kita tinjau
sebuah kawat yang dibengkokkan membentuk huruf U. Sebuah kawat lain yang
berbentuk lurus dikaitkan pada kedua kaki kawat U, di mana kawat lurus tersebut bisa
digerakkan.
Jika kawat ini dimasukan ke dalam larutan sabun, maka setelah dikeluarkan akan
terbentuk lapisan air sabun pada permukaan kawat tersebut. Karena kawat lurus bisa
digerakkan dan massanya tidak terlalu besar, maka lapisan air sabun akan memberikan
gaya tegangan permukaan pada kawat lurus sehingga kawat lurus bergerak ke atas
(perhatikan arah panah). Untuk mempertahankan kawat lurus tidak bergerak (kawat
berada dalam kesetimbangan), maka diperlukan gaya total yang arahnya ke bawah, di
mana besarnya gaya total adalah F = w + T. Dalam kesetimbangan, F = gaya tegangan
permukaan yang dikerjakan oleh lapisan airsabun pada kawat lurus.

Gambar 3.1 Kawat U


Misalkan panjang kawat lurus adalah l. Karena lapisan air sabun yang menyentuh
kawat lurus memiliki dua permukaan, maka gaya tegangan permukaan yang
ditimbulkan oleh lapisan air sabun bekerja sepanjang 2l. Tegangan permukaan pada
lapisan sabun merupakan perbandinganantara Gaya Tegangan Permukaan (F) dengan
panjang permukaan di mana gaya bekerja (d). Untuk kasus ini, panjang permukaan
adalah 2l. Secara matematis, ditulis :
𝐹
𝛾 = 𝑑.................. (1)
𝐹
𝛾= .................. (1)
2𝑙

Keterangan,
γ = Koefisien tegangan permukaan (N/m)
F = Gaya (N)
d = Panjang permukaan kawat (m)

Karena tegangan permukaan merupakan perbandingan antara Gaya tegangan


permukaan dengan Satuan panjang, maka satuan tegangan permukaan adalah Newton
per meter (N/m) atau dyne per centimeter (dyn/cm).[2]
Pada tegangan permukaan zat cair, molekul biasanya saling tarik menarik. Di
bagian dalam cairan. Setiap molekul cairan dikelilingi oleh molekul-molekul cairan di
samping dan di bawah. Di bagian atas tidak ada molekul cairan lainnya karena molekul
cairan tarik-menarik satu dengan yang lainnya, maka terdapat gaya total yang besarnya
nol pada molekul yang berada di bagian dalam cairan. Sebaliknya molekul caran yang
terletak di permukaan di tarik oleh molekul cairan yang berada di samping dan
bawahnya. Akibatnya, pada permukaan cairan terdapat gaya total yang berarah ke
bawah. Karena adanya gaya total yang arahnya ke bawah, maka cairan yang terletak di
permukaan cenderung memperkecil luas permukaannya dengan menyusut sekuat
mungkin. Hal ini yang menyebabkan lapisan cairan pada permukaan seolah-olah
tertutup oleh selaput elastis yang tipis.[3]
Besarnya tegangan permukaan cairan bergantung pada gaya tarik antara molekul-
molekulnya.ketika gaya terik besar, seperti dengan H2O, tegangan permukaan besar.
Sebaliknya, cairan seperti bensin yang tersusun atas molekul-molekul non polar
mempunyai tegangan permukaan yang kecil karena terikan antar molekul lebih lemah.
Zat yang tegangan permukaannya rendah sangat mudah membasahi permukaan, dan
menurut Brady (1994) menyatakan bahwa hampir tidak ada usaha untuk memperluas
permukaan cairan, akibatnya mereka mudah menyebar pada permukaan apapun.[4]
Pada dasarnya tegangan permukaan suatu zat cair dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya yaitu :
1. Jenis cairan
Pada umumnya cairan yang memiliki gaya tarik antara molekulnya besar, seperti
air, maka tegangan permukaannya juga besar. Sebaliknya pada cairan seperti
bensin karena gaya tarik antara molekulnya kecil, maka tegangan permukaannya
juga kecil.
2. Suhu
Tegangan permukaan cairan turun bila suhu naik, karena dengan bertambahnya
suhu molekul- molekul cairan bergerak lebih cepat dan pengaruh interaksi antara
molekul berkurang sehingga tegangan permukaannya menurun.
3. Adanya zat terlarut
Adanya zat terlarut pada cairan dapat menaikkan atau menurunkan tegangan
permukaan. Untuk air adanya elektrolit anorganik dan non elektrolit tertentu seperti
sukrosa dan gliserin menaikkan tegangan permukaan. Sedangkan adanya zat- zat
seperti sabun, detergen, dan alkohol adalah efektif dalam menurunkan tegangan
permukaan
4. Surfaktan
Surfaktan (surface active agents), zat yang dapat mengaktifkan permukaan, karena
cenderung untuk terkonsentrasi pada permukaan atau antar muka. Surfaktan
mempunyai orientasi yang jelas sehingga cenderung pada rantai lurus. Sabun
merupakan salah satu contoh dari surfaktan.
5. Konsentrasi zat terlarut
Konsentrasi zat terlarut (solut) suatu larutan biner mempunyai pengaruh terhadap
sifat-sifat larutan termasuk tegangan muka dan adsorbsi pada permukaan larutan.
Telah diamati bahwa solut yang ditambahkan kedalam larutan akan menurunkan
tegangan muka, karena mempunyai konsentrasi dipermukaan yang lebih besar
daripada didalam larutan.Sebaliknya solut yang penambahannya kedalam larutan
menaikkan tegangan muka mempunyai konsentrasi dipermukaan yang lebih kecil
daripada didalam larutan.[5]

5. Metode Eksperimen
5.1 Identifikasi Variabel
1. Variabel Manipulasi : Panjang permukaan kawat (d)
Definisi Operasional Variabel Manipulasi : Panjang permukaan kawat (d)
yang digunakan nilainya dibuat berbeda-beda pada setiap percobaan dengan
cara mengukurnya menggunakan penggaris, pada percobaan ke-1 hingga ke-6
menggunakan panjang permukaan kawat (d) sebesar 5 cm, 6 cm, 7 cm, 8 cm,
dan 9 cm.

2. Variabel Kontrol : Volume air (Vair), massa kawat (m), konsentrasi larutan
(M), dan jenis kawat.
Definisi Operasional Variabel Kontrol : Volume air (Vair), massa kawat (m),
konsentrasi larutan (M), dan jenis kawat yang digunakan pada setiap
percobaan, nilainya dibuat tetap atau konstan. Dimana, volume air (Vair) yang
diukur menggunakan gelas ukur yaitu sebesar 300 ml, massa kawat (m) yang
ditimbang menggunakan neraca yaitu sebesar 0,05 gram, konsentrasi larutan
𝑚 1000
yang dihitung menggunakan rumus 𝑀 = × yaitu sebesar 0,2083 M,
𝑀𝑟 𝑉

jenis kawat yang digunakan sama setiap percobaan yaitu menggunakan kawat
berbahan besi.

3. Variabel Respon : Waktu gelembung meletus (t)


Definisi Operasional Variabel Respon : Waktu gelembung meletus (t) nilainya
berubah sesuai dengan panjang permukaan kawat (d) yang digunakan.

5.2 Alat dan Bahan


1. Gelas beker 1 buah
2. Gelas kimia 500 ml 1 buah
3. Neraca O’hauss 1 set
4. Stopwatch (handphone) 1 buah
5. Penggaris 1 buah
6. Kawat 6 buah
7. Detergen secukupnya

5.3 Langkah Percobaan


1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk melakukan percobaan
2. Menimbang massa kawat (m) menggunakan neraca O’hauss.
3. Mengukur panjang permukaan kawat (d) menggunakan penggaris.
4. Membentuk kawat seperti bentuk loop.
5. Mengukur volume air (Vair) menggunakan gelas beker sebanyak 300 ml.
6. Menimbang massa detergen sebanyak 6 gram.
7. Menghitung konsentrasi larutan.
8. Menuangkan detergen dan air ke dalam gelas kimia.
9. Mengadur campuran air dan detergen hingga homogen.
10. Mencelupkan kawat kedalam campuran air dan detergen.
11. Mengangkat kawat secepat mungkin dan mengamati perubahan yang terjadi.
12. Menghitung waktu gelembung meletus (t) menggunakan stopwatch dan
mencatatnya.
13. Mengulangi langkah ke 10 – 12 dengan panjang permukaan kawat (d) yang
berbeda sebanyak 5 kali percobaan.
14. Mencatat hasil percobaan tegangan permukaan pada tabel data.

6. Hasil dan Analisa


6.1 Hasil
Tabel 6.1.1 Data Hasil Percobaan Tegangan Permukaan
Perc. Massa Panjang Waktu Hasil Pengamatan
ke- kawat (kg) permukaan gelembung
kawat (d) meletus (t)
1. 5  10-4 kg 0,05 m 14.79 detik Dengan menggunakan
massa kawat 5  10-4 kg,
volume air 300 ml,
konsentrasi detergen
0,2083 M, dan diameter
kawat 0,05 m gelembung
akan meletus pada waktu
14.79 detik.
2. 5  10-4 kg 0,06 cm 14.22 detik Dengan menggunakan
massa kawat 5  10-4 kg,
volume air 300 ml,
konsentrasi detergen
0,2083 M, dan diameter
kawat 0,06 m gelembung
akan meletus pada waktu
14.22 detik.
3. 5  10-4 kg 0,07 cm 11.28 detik Dengan menggunakan
massa kawat 5  10-4 kg,
volume air 300 ml,
konsentrasi detergen
0,2083 M, dan diameter
kawat 0,07 m gelembung
akan meletus pada waktu
11.28 detik.
4. 5  10-4 kg 0,08 cm 10.57 detik Dengan menggunakan
massa kawat 5  10-4 kg,
volume air 300 ml,
konsentrasi detergen
0,2083 M, dan diameter
kawat 0,08 m gelembung
akan meletus pada waktu
10.57 detik.
5. 5  10-4 kg 0,09 cm 09.96 detik Dengan menggunakan
massa kawat 5  10-4 kg,
volume air 300 ml,
konsentrasi detergen
0,2083 M, dan diameter
kawat 0,09 m gelembung
akan meletus pada waktu
09.96 detik.

6.2 Analisa
Pada percobaan tegangan permukaan percobaan pertama dengan
menggunakan massa kawat 5 x 10-4 Kg volume air 300 ml, konsentrasi deterjen
0,2083 m dan diameter kawat 0,05 m gelembung meletus pada waktu 14,79 detik.
Pada percobaan kedua dengan menggunakan massa kawat yang sama 5 x 10-4 Kg
volume air 300 ml, konsentrasi deterjen 0,2083 m dan diameter kawat 0,06 m
gelembung akan meletus pada waktu 14, 22 detik. Pada percobaan ketiga dengan
menggunakan massa kawat yaitu 5 x 10-4 Kg volume air 300 ml, konsentrasi
deterjen 0, 2083 m dan diameter kawat 0,07 m gelembung meletus pada waktu
11,28 detik. Pada percobaan keempat dengan menggunakan massa kawat yaitu 5 x
10-4 Kg volume air 300 ml, konsentrasi deterjen 0, 2083 m dan diameter kawat 0,08
m gelembung meletus pada waktu 10,57 detik Pada percobaan kelima dengan
menggunakan massa kawat 5 x 10-4 Kg, volume air 300 ml, konsentrasi deterjen
0,2083 m dan diameter kawat 0.09 m gelembung meletus pada waktu 09, 96 detik.
Sehingga dapat dianalisis bahwa apabila semakin besar panjang permukaan kawat
(d) maka semakin kecil atau semakin cepat waktu yang dibutuhkan gelembung
untuk meletus (t), factor-faktor yang mempengaruhi hal tersebut akan dijelaskan
pada bagian diskusi.

7. Diskusi
Berdasarkan analisis data di atas, dapat diketahui bahwa panjang permukaan
kawat (d) mempengaruhi waktu gelembung meletus (t). Semakin besar panjang
permukaan kawat (d), maka waktu gelembung meletus (t) akan semakin cepat. Hal ini
sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin panjang permukaan kawat (d)
maka akan semakin besar luas permukaan lapisan yang dibentuk oleh gelembung
detergen. Pada permukaan lapisan tersebut terdapat gaya total yang berarah ke bawah,
sehingga cairan yang terletak di permukaan cenderung menyusut sekuat mungkin. Hal
𝐹
ini juga sesuai dengan rumus matematis 𝛾 = bahwa gaya (F) berbanding lurus
𝑑

dengan panjang permukaan kawat (d) dan tegangan permukaan (𝛾). Artinya semakin
besar panjang permukaan kawat (d) maka semakin besar gaya total (F) yang berarah ke
bawah, sehingga menurunkan ketegangan permukaan lapisan gelembung dan akan
menyusut sekuat mungkin, akibatnya gelembung akan cepat meletus. Hal ini sesuai
data yang telah didapatkan, dimana saat panjang permukaan kawat (d) diperbesar, maka
waktu gelembung meletus akan semakin cepat. Waktu gelembung meletus yang
didapatkan berturut-turut yaitu 14.79 detik, 14.22 detik, 11.28 detik, 10.57 detik, dan
09.96 detik.
Selanjutnya yaitu mengukur tegangan permukaan yang dihasilkan oleh detergen
pada percobaan ke-1 hingga ke-5 dapat diamati pada Tabel 7.1. sebagai berikut.

Tabel 7.1. Perhitungan Nilai Tegangan Permukaan

Percobaan Perhitungan Nilai Tegangan Permukaan


ke -
1. mkawat = 5  10-4 kg
g = 9,8 m/s2
d = 0,05 m
𝐹 𝑚×𝑔 5 × 10−4 × 9,8
𝛾= = = = 10−2 × 9,8 = 0,098
𝑑 𝑑 5 × 10−2
2. mkawat = 5  10-4 kg
g = 9,8 m/s2
d = 0,06 m
𝐹 𝑚×𝑔 5 × 10−4 × 9,8 5 × 10−2 × 9,8
𝛾= = = = = 0,082
𝑑 𝑑 6 × 10−2 6
3. mkawat = 5  10-4 kg
g = 9,8 m/s2
d = 0,07 m
𝐹 𝑚×𝑔 5 × 10−4 × 9,8 5 × 10−2 × 9,8
𝛾= = = = = 0,070
𝑑 𝑑 7 × 10−2 7
4. mkawat = 5  10-4 kg
g = 9,8 m/s2
d = 0,08 m
𝐹 𝑚×𝑔 5 × 10−4 × 9,8 5 × 10−2 × 9,8
𝛾= = = = = 0,061
𝑑 𝑑 8 × 10−2 8
5. mkawat = 5  10-4 kg
g = 9,8 m/s2
d = 0,09 m
𝐹 𝑚×𝑔 5 × 10−4 × 9,8 5 × 10−2 × 9,8
𝛾= = = = = 0,054
𝑑 𝑑 9 × 10−2 9

Dari Tabel 7.1. terbukti bahwa semakin besar panjang permukaan kawat (d) maka
semakin besar gaya total (F) yang berarah ke bawah, sehingga menurunkan tegangan
permukaan () lapisan gelembung. Pada percobaan ke-1 dengan panjang permukaan
kawat paling kecil yaitu 0,05 m akan menghasilkan tegangan permukaan paling besar
yaitu 0,098 (N/m). Pada percobaan ke-2 dengan panjang permukaan kawat 0,06 m akan
menghasilkan tegangan permukaan sebesar 0,082 (N/m). Pada percobaan ke-3 dengan
panjang permukaan kawat 0,07 m akan menghasilkan tegangan permukaan sebesar
0,070 (N/m). Pada percobaan ke-4 dengan panjang permukaan kawat 0,08 m akan
menghasilkan tegangan permukaan sebesar 0,061 (N/m). Pada percobaan ke-5 dengan
panjang permukaan kawat paling besar yaitu 0,09 m akan menghasilkan tegangan
permukaan paling kecil yaitu 0,054 (N/m).
Selain panjang permukaan kawat (d) dan gaya total (F), tegangan permukaan zat
cair juga dipengaruhi oleh surfaktan. Dengan menambahkan zat terlarut berupa sabun
atau detergen yang merupakan surfaktan, maka bahan aktif permukaan (surfaktan) akan
bekerja menurunkan tegangan permukaan cairan, sifat aktif ini diperoleh dari sifat
ganda molekulnya. Akibatnya lapisan permukaan yang terbentuk oleh sabun akan
meletus karena adanya penurunan tegangan permukaan akibat surfaktan.

8. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa percobaan
kami telah sesuai dengan hipotesis dan teori, yaitu panjang permukaan kawat (d)
mempengaruhi waktu gelembung meletus (t). Hal ini disebabkan karena semakin
panjang permukaan kawat (d) maka akan semakin besar luas permukaan lapisan yang
dibentuk oleh gelembung detergen, sehingga gaya total pada permukaan lapisan (F)
yang berarah ke bawah akan membesar dan permukaan lapisan gelembung cenderung
menyusut sekuat mungkin. Akibatnya tegangan pada permukaan lapisan akan menurun,
𝐹
dan lapisan gelembung akan meletus. Hal ini sesuai dengan rumus matematis 𝛾 = 𝑑.

Selain itu, tegangan permukaan juga dipengaruhi oleh sabun yang merupakan
surfaktan. Hal ini disebabkan karena surfaktan adalah bahan yang dapat mengaktifkan
permukaan, yang bekerja menurunkan tegangan permukaan cairan, sifat aktif ini
diperoleh dari sifat ganda molekulnya.

9. Daftar Pustaka
Yuliastuti, Sabiili. dkk. 2014. Laporan Praktikum Fluida. Diakses dari
http://fitasukma.blogspot.com/2014/05/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none.html Pada 08 Desember 2021.
Shofiyah, Noly. Sartika, Septi Budi. 2017. Modul Praktikum Fluida. Sidoarjo:
UMSIDA PRESS.
Farmasetika.com. 2021. Tegangan Permukaan dan Antarmuka Pengaruhi Kestabilan
Suspensi Antasida. Diakses dari https://farmasetika.com/2019/10/25/tegangan-
permukaan-dan-antarmuka-pengaruhi-kestabilan-suspensi-antasida/. Pada 08
Desember 2021.
Sryanto. 2021. Tegangan Permukaan. Diakses dari
https://www.scribd.com/document/370248013/Tegangan-Permukaan. Pada 08
Desember 2021.
Asep. 2021. Faktor Apa saja yang Mempengaruhi Tegangan Permukaan. Diakses dari
https://blog.artikelkeren.com/fisika/faktor-apa-saja-yang-mempengaruhi-
tegangan-permukaan.html Pada 08 Desember 2021.

10. Lampiran
 Dokumentasi Praktikum
Tabel 10.1 Dokumentasi Praktikum

Gambar 1. Menimbang Gambar 2. Menimbang Gambar 3. Memasukkan


Massa Kawat Massa Detergen Detergen ke dalam Gelas
Menggunakan Neraca Menggunakan Neraca Kimia dan Membentuk
Kawat menjadi Bentuk
Loop

Gambar 4. Memasukkan Gambar 5. Memasukkan Gambar 6. Memasukkan


Kawat Loop dengan d 5 Kawat Loop dengan d 6 Kawat Loop dengan d 7
cm ke dalam Larutan cm ke dalam Larutan cm ke dalam Larutan
Detergen Detergen Detergen
Gambar 7. Memasukkan Gambar 8. Memasukkan
Kawat Loop dengan d 8 Kawat Loop dengan d 9
cm ke dalam Larutan cm ke dalam Larutan
Detergen Detergen

 Laporan Sementara (Acc)

Anda mungkin juga menyukai