Anda di halaman 1dari 17

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sifat-sifat fluida dipelajari dalam ilmu mekanika fluida. Mekanika
fluida merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang sifatsifat fluida baik dalam keadaan statis (steady) maupun dinamis (dynamic).
Fluida terdiri dari cairan dan gas yang bebas mengalir dibawah pengaruh
gravitasi, sehingga fluida cenderung tidak mempertahankan bentuknya.
Banyak hal dalam kehidupan makhluk hidup yang berhubungan
dengan fluida. Dalam keseharian makhluk hidup selalu berinteraksi dengan
fluida, seperti halnya proses pernafasan, proses kerja turbin, proses
penerbangan pesawat, dan lain sebagainya. Begitu banyaknya keterkaitan
fluida dengan kehidupan, maka sudah sepantasnya ilmu mekanika fluida
dipahami agar pengaplikasiannya tepat guna.
1.2 Tujuan
Beberapa tujuan penulisan makalah tentang sifat-sifat fluida adalah:
1. Mengetahui konsep mekanika fluida.
2. Mengetahui definisi fluida.
3. Mengetahui sifat-sifat fluida.
4. Mengetahui dan memahami konsep dari persoalan fluida.
5. Sebagai tugas mata kuliah Mekanika Fluida.
1.3 Batasan Penulisan
Pembahasan dalam makalah ini dibataskan pada:
1. Rapat massa, berat jenis, dan rapat relatif.
2. Fluida nyata dan fluida ideal.
3. Kekentalan fluida.
4. Tegangan permukaan.
5. Kapilaritas.
6. Tekanan.
7. Persamaan kontinuitas.
8. Persamaan bernauli.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Fluida
Fluida merupakan zat yang mudah terdeformasi secara kontinue
apabila mengenai gaya geser (gaya tangensial). Walaupun fluida berada dalam
keadaan diam atau keadaan setimbangnya, namun tetap fluida tidak mampu

menahan gaya geser yang bekerja padanya, sehingga fluida mudah berubah
bentuk tanpa pemisahan massa. Sifat fluida yang seperti ini tentu saja sangat
berbeda dengan zat padat yang apabila terkena gaya geser akan berubah
bentuk, namun tidak kontinue.

Gambar 2.1 Perbedaan Sifat Fluida dan Zat Padat saat terkena gaya geser
(Sumber: Ir. Henry Nasution, MT,. Ph.D.pdf)
Fluida terdiri dari cairan dan gas (termasuk gas terionisasi atau
plasma) yang menempati ruang dan mengalir dibawah pengaruh gravitasi. Hal
tersebut juga salah satu penyebab fluida tidak dapat mempertahankan
bentuknya. Cairan dan gas memiliki karakteristik yang berbeda. Cairan
mempunyai permukaan bebas dengan massa yang mengisi ruangan sesuai
volume yang dikandungnya dan tidak termampatkan. Sedangkan gas tidak
mempunyai permukaan bebas dengan massa yang berkembang mengisi
seluruh volume ruangan dan dapat termampatkan.

Gambar 2.2 Sulit dimampatkan (kiri) dan mudah dimampatkan (kanan)


(Sumber: kurniatullah siajudin.pdf)
2.1.1 Fluida Statis
Fluida statis merupakan fluida yang berada dalam keadaan diam
(tidak bergerak) atau fluida yang berada dalam keadaan bergerak namun
tidak ada perbedaan kecepatan antar partikel atau partikel fluida
bergerak dengan kecepatan seragam, sehingga tidak menimbulkan gaya
geser.
Fenomena fluida statis terdiri dari dua (2) jenis, yaitu statis
sederhana dan tidak sederhana. contoh fluida statis sederhanan adalah
air bak yang tidak dikenai gaya apapun seperti gaya angin, panas, dan

lainnya yang mengakibatkan air bak tersebut bergerak. Contoh fluida


statis tidak sederhana adalah air sungai yang memilki kecepatan
seragam pada partikel di berbagai lapisan sungai.
Fluida statik membahas tentang:
Tekanan
Tegang muka
kapilaritas
2.1.2 Fluida Dinamis
Fluida dinamis mempelajari fluida dalam keadaan bergerak.
Gerakan fluida dipandang sebagai fungsi tempat dan waktu. Fluida
dinamis memiliki pendekatan untuk memahaminya diantaranya fluida
tidak dapat ditekan (imcompressible) sehingga kerapatan fluida
homogen, tidak ada fraksi antara lapisan fluida sehingga tidak ada
energi yang hilang, dan arus fluida berada dalam keadaan stasioner
(tidak berubah terhadap waktu), serta tidak berputar (irrotation) artinya
sepanjang lintasan tidak ada sirkulasi kecepatan.
Fluida dinamis membahas tentang:
Persamaan kontinuitas
Persamaan bernauli
Viskositas

2.2 Sifat Sifat Fluida Berdasarkan Keadaan Statis


2.2.1 Tekanan
Tekanan fluida merupakan gaya-gaya

dimana

fluida

menggunakan sekitarnya yang ditandai dengan satu (1) ukuran yaitu


tekanan. Tekanan fluida dapat dihasilkan dari gaya luar atau gaya berat
fluida itu sendiri. Fluida statis yaitu fluida yang diam tidak mengerjakan
gaya

yang

paralel

pada

permukaan

yang

diakibatkan

oleh

ketidakkakuan fluida, sehingga fluida tidak memiliki koefisien gesek


statis. Dengan mengabaikan gravitasi seperti mengabaikan berat fluida,
maka tekanan pada fluida sama disetiap titiknya.
Tekanan didefinisikan sebagai gaya per satuan luas, secara
sistematis yaitu:

Gambar 2.3 Tekanan hidrostatik (Sumber: Kuliah-Fluida.pdf by dede


Universitas Indonesia)
Dalam zat cair tekanan berhubungan dengan tekanan pemrukaan
zat cair yang disebut dengan tekanan hidrostatik. Tekanan hidrostatis
yang dialami oleh suatu titik didalam fluida diakibatkan oleh gaya berat
fluida yang berada diatas titik tersebut.
Dengan P adalah tekanan pada kedalaman h dan Po tekanan permukaan
(N/m2), serta

adalah massa jenis fluida.

Tekanan yang berhubungan dengan kolom udara disebut tekanan


barometer. Semakin tinggi dari permukaan bumi tekanan udara makin
berkurang yaitu dengan asumsi udara berdifat sebagai gas ideal dan
temperatur seluruh atmosfir sama. Tekanan barometer dinyatakan:
Dengan P adalah tekanan pada ketinggian h, Po adalah tekanan pada
permukaan bumi, M adalah massa per mol (berat molekul), T adalah
temperatur, dan R adalah tetapan gas (8, 315 J/molK atau 0.082
atm/molK).
Prinsip Pascal
Prinsip pascal dinyatakan dengan tekanan yang dikerjakan pada
suatu fluida akan menyebabkan kenaikan tekanan kesegala arah dengan
sama besar. Besarnya F2/F1 disebut keuntungan mekanik. Prinsip
pascal banyak diaplikasikan pada pompa hidrolik, rem hidrolik pada
mobil, dan pengukuran tekanan ban mobil atau motor.

Gambar 2.4 Prinsip Pascal (Sumber: Kuliah-Fluida.pdf by dede


Universitas Indonesia)

Prinsip Archimedes
Prinsip Archimedes dinyatakan sebgai gaya apung pada benda
dalam zat cair sama dengan berat fluida yang dipindahkan. Apabila
sebuah benda tenggelam dalam suatu fluida, maka terlihat berat benda
lebih rendah dibandingkan diluar fluida. Hal ini disebabkan oleh benda
didalam fluida mengalami gaya apung atau buoyancy yaitu tekanan
dalam fluida naik sebanding dengan kedalamn. Takanan keatas pada
permukaan bawah benda lebih besar daripada tekanan kebawah pada
bagian atas pemrukaan benda. Gaya paung pada benda adalah:
FA= F2 F1

Dengan

f adalah massa jenis fluida dalam kg/m3 dan V adalah


b

volume benda dalam m3.

Gambar 2.5 Prinsip Pascal (Sumber: Kuliah-Fluida.pdf by dede


Universitas Indonesia)
2.2.2 Tegang Muka (Surface Tension)
Dalam kehidupan sehari-hari dapat diamati peristiwa tegangan
permukaan seperti, serangga dapat berjalan diatas permukaan air, jarum
atau silet dapat diletakkan di atas permukaan air dengan hati-hati,
kecenderungan tetes air berbentuk bola, dan lainnya. Fenomena tersebut
menunjukan permukaan air mempunyai gaya tekan strees atau tegangan
muka zat cair. Secara sederhana gaya permukaan zat cair dapat
dinyatakan sebagai gaya per satuan panjang.

merupakan koefisien tegangan muka. Gaya ini akan berkurang

dengan peningkatan temperatur dan berubah jika ada larutan lain.


Umumnya gaya per satuan panjang diukur pada suhu 20oC.
Pengukuran
Pengukuran

dapat dipahami melalui ilustraikawat U yang

ditutup dengan kawat yang dapat bergerak dan diberi beban seperti
gambar dibawah ini. Kawat tersebut dicelupkan pada larutan sabun dan
dikeluarkan secara perlahan-lahan.

Gambar 2.7 Pengukuran tegang muka pada larutan sabun (Sumber:


Kuliah-Fluida.pdf by dede Universitas Indonesia)
Terlihat lapisan sabun pada kawat, sehingga gaya per satuan
panjang dinyatakan:

Gaya sebesar

disebabkan oleh 2 permukaan selaput pada kawat

yang ditarik, maka koefisien tegang muka adalah:

Besar

dapat dinyatakan sebagai kerja yang dilakukan untuk

mempebsar luar permukaan cairan per satuan luas atau energi


permukaan. Jika x adalah pergesaran dari kawat ke atas maka energi

Beda Tekanan (Gauge Pressure)


Adanya tegangan permukaan dapat menaikan tekanan didalam
suatu tetesan cairan. Tegangan permukaan untuk suatu permukaan air
dan udara adalah 0.073 N/m pada temperatur ruangan. Beda tekanan
disini berhungan tegang muka dengan tekanan udara udara luar. Bedara
P - Po adalah tekanan yang menyebabkan adanya gaya yang bekerja
tegak lurus permukaan. Resultan gaya pada tetes cairan adalah

Berikut ini beda tekanan pada tetes air dengan gelombang sabun,
yaitu:
1. Beda tekanan pada tetes air
Pada bagian dalam hanya berisi air maka hanya ada satu selaput.
Gaya tegang muka sama dengan
sehingga pada keadaan setimbang:

luas permukaan

Gambar 2.8 Selaput tipis pada sebuah sebuah gelembung (Sumber:


Kuliah-Fluida.pdf by dede Universitas Indonesia)
2. Beda tekanan pada gelembung sabun
Pada gelembung sabun umumnya terbentuk oleh dua lapisan maka
pada saat kesetimbangan:

2.2.3 Kapilaritas
Kapilaritas terjadi akibat adanya tegangan permukaan oleh gaya
kohesi dan adhesi sehingga mengakibatkan naik turunnya zuatu zat cair
di dalam tabung yang berukuran kecil (kapiler).

Gambar 2.9 Gejala kapilaritas (Sumber: Kuliah-Fluida.pdf by dede


Universitas Indonesia)
Kesetimbangan dicapai apabila:

Sehingga kenaikan kapilaritas cairan dalam tabung dinyatakan:

Dengan r adalah jari-jari tabung dan

adalah tegangan permukaan

cairan.
2.3 Sifat Sifat Fluida Berdasarkan Keadaan Dinamis
2.3.1 Persamaan Kontinuitas
Persamaan kontinuitas menyatakan hubungan antara kecepatan
fluida yang masuk pada suatu pipa terhadap kecepetan fluida yang
keluar. Hubungan tersebut dinyatakan sebagai berikut:
Q adalah debit air yaitu jumlah volume cairan per satuan waktu,
satuannya

m3/s

atau

cm2/s.

Persamaan

kontinuitas

tidak

mempertimbangkan tekanan dan ketinggian dari ujung ujung pipa


maka persamaan kontinuitas diperluas menjadi persamaan bernauli
dengan asumsi untuk fluida ideal dengan aliran fluida streamline atau

linear. Pada kondisi h1 = h2 maka

2.3.2

adalah tetap dan kondisi v

= 0 maka
adalah tetap yang disebut persamaan hidrostatik.
Persamaan Bernauli
Persamaan bernauli dinyatakan dengan persamaan:

Pemakaian Hukum Bernauli


1. Menghitung kecepatan arus pada cairan yang keluar pada dasar
bejana.

Gambar 2.10 Kecepatan aliran fluida (Sumber: Kuliah-Fluida.pdf by


dede Universitas Indonesia)

2. Pengukuran kecepatan cairan seperti pada venturimeter dan tabung


pitot.
Pada venturimeter perbedaan tinggi cairan dalam pipa menunjukan
beda tekanan pada kedua tempat artinya y1 = y2 dan
maka:

Gambar 2.11 Menentukan kecepatan aliran fluida dengan venturimeter


(Sumber: Kuliah-Fluida.pdf by dede Universitas Indonesia)

Pada tabung pitot perbedaan tekanan diukur dari perbedaan tinggi


cairan pada pipa. Perubahan tekanan adalah

2.3.3

maka:

Gambar 2.12 Menentukan kecepatan aliran fluida dengan tabung pitot


(Sumber: Kuliah-Fluida.pdf by dede Universitas Indonesia)
Viskositas
Viskositas atau kekentalan cairan merupakan salah satu sifat
cairan yang menentukan besarnya perlawanan terhadap gaya geser.
Viskositas terjadi karena adanya interaksi antara molekul molekul
cairan.

Gambar 2.13 perubahan bentuk akibat penerapan gaya geser tetap


(Sumber : Karakteristik fluida.pdf)

Cairan dengan viskositas dinamiknya tidak bergantung pada


temperatur dan tegangan gesernya proposional (mempunyai hubungan
linear) dengan gradien kecepatan dinamika suatu cairan Newton.
Perilaku viskositas cairan ini menuruti hukum Newton untuk
kekentalan speerti pad apersamaan (1.9). Dengan demikian, grafik
hubungan antaran tegangan geser dan gradien kecepatan cairan
merupakan garis lurus yang melalui titik pusat salib sumbu, sekiringan
garis menunjukan besarnya viskositas.

Gambar 2.14 perubahan bentuk akibat penerapan gaya geser tetap


(Sumber : Karakteristik fluida.pdf)

Cairan yang viskositasnya tidak memnuhi persamaan (1.9)


dinamakan cairan non-Newton yang mempunyai 3 bagian, yaitu:
1. Cairan dinamakan tegangan geser hanya tergantung pada gradien
kecepatan saja, dan walaupun hubungan antara tegangan geser dan
gradien kecepatan tidak linear, namun tidak tergantung pada waktu
setelah cairan menggeser.
2. Cairan dimana tegangan geer tidak hanya tergantung pada gradien
kecepatan tetapi tergantung pula pada waktu cairan menggeser atau
pada kondisi sebelumnya.
3. Cairan visco-elastis yang menunjukan karakteristik dari zat pada
elastis dan cairan viskus.

2.4 Sifat Fluida Lainnya


2.4.1 Kerapatan Cairan dan Kerapatan Relatif
Kerapatan cairan (density)
Kerapatan cairan merupakan suatu ukuran konsentrasi massa
yang dinyatakan dalam bentuk massa tiap satuan waktu. Kerapatan
cairan dipengaruhi oleh temperatur dan tekanan, sehingga definisi
kerapatan yaitu massa tiap satuan volume pada suatu temperatur dan
tekanan tertentu.

Kerapatan Relatif (S)


Kerapatan relatif merupakan suatu cairan (specific density)
didefinisikan sebagai perbandingan antara kerapatana dari cairan
tersebut dengan kerapatan air.

2.4.2

Berat Jenis
Berat jenis (specific weight)

dari suatu benda merupakan

besarnya gaya gravitasi yang bekerja pada suatu massa dari suatu
satuan volume, sehingga berat jenis dideinisikan sebagai berat tiap
satuan volume.

2.4.3

Kemampatan
cairan merupakan zat yang tidak termampatkan (incompressible).
Namun, cairan dapat berubah bentuk akibat adanya tegangan geser
atau termampatkan oleh tekanan pada suatu volume cairan tersebut.
Perubahan tiba-tiba atau perubahan besar dalam tekanan maka
kemampatan cairan menjadi penting. Kemampatan dinyatakan dengna
harga K.
Harga K untuk air pada temperatur 20oC sejitar 2.18 x 109N/m2
pada tekanan atmosfir dan bertambah secara linear hingga 2.86 x
109N/m3 pada tekanan 1000 atmosfir.

Dimana P adalah tekanan terukur (gage pressure) dalam N/m 3. Untuk


fenomena water hammer yang terjadi didalam saluran tertutup apabila
terjadi penutupan turbin secara tiba-tiba, maka:

Tanda (-) menunjukan adanya pertambahan tekanan yang mengurangi


volume. Karena dV/V tidak berdimensi, maka K dinyatakan dalam
satuan dari tekanan p atau gaya tiap satuan luas. Apabila
dipertimbangkan adalah satuan massa cairan maka modulus elastis K
dapat dinyatakan dalam persamaan :

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Mekanika fluida mempelajari sifat-sifat fluida (cairan dan gas) baik sifat
yang muncul pada keadaan statis maupun sifat yang muncul pada keadaan
dinamis.
2. Fluida mempunyai perbedaan sifat antara gas dan cairan. Gas tidak
mempunyai permukaan bebas dna massa selalu berkembang mengisi
seuruh ruangan, serta mampu dimampatkan. Sedangkan cairan mempunyai
permukaan bebas, massa akan mengisi voume ruangan tertentu sesuai
volumenya, serta tidak mampu dimampatkan.

DAFTAR PUSTAKA
Nasution,Henry. 2008. Mekanika Fluida Dasar. Bung Hatta University Press:
Padang (https://www.academia.edu/5219090/Mekanika_Fluida_Dasar)
7.Fluida-libre.pdf
10_a_mekanika_fluida.pdf
(http://mesin.ub.ac.id/diktat_ajar/data/10_a_mekanika_fluida.pdf)
Sifat-sifat fluida.pdf oleh kurniatullah sirajudin
Kuliah-Fluida.pdf by dede Universitas Indonesia
Nasution,Henry. 2008. Mekanika Fluida Dasar. Bung Hatta University Press:
Padang
Karakteristik fluida.pdf
Sifat-sifat fluida.ppt
Mekanika fluida.doc
http://kisruncoepleace.blogspot.com/
http://yusiseftiakanita.blogspot.com/2012/11/makalah-fluida.html
http://darmadi18.files.wordpress.com/2011/09/bab-ii-sifatfluida.pdf
http://edie666.blogspot.com/2011/05/mekanika-fluida_5202.html
http://umarcivilengineering.blogspot.com/2014/01/sifat-sifat-fluida.html
http://www.scribd.com/doc/21477591/BAB-I-Sifat-Sifat-Fluida-Full
http://mechanicals.wordpress.com/2014/03/23/fluida-dan-sifat-sifatnya/
http://rilgeofisika.blogspot.com/2012/07/sifat-sifat-fluida.html

Anda mungkin juga menyukai