Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

MASSA JENIS ZAT CAIR

Oleh Kelompok 7 :
1. Roudhlotul Karomah (198420100007)
2. Laila Winarni (198420100018)
3. Fikrotul Azizah (198420100043)
4. Muhammad Nafik (198420100044)
5. Oktamira Yunita (201912100033)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
2021
1. Judul dan Pengarang
1.1 Judul : Laporan Praktikum Massa Jenis Zat Cair
1.2 Pengarang : 1) Roudhlotul Karomah (198420100007)
2) Laila Winarni (198420100018)
3) Fikrotul Azizah (198420100043)
4) Muhammad Nafik (198420100044)
5) Oktamira Yunita (201912100033)

2. Abstrak
Telah dilakukan praktikum mengenai “Massa Jenis Zat Cair” yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh jenis zat cair terhadap tinggi air (HB), tinggi zat cair (HA), dan
massa jenis zat cair (𝜌zat cair), memahami konsep tekanan hidrostatis serta menentukan
massa jenis zat cair dengan menggunakan Pipa U. Praktikum ini dilakukan dengan
mengukur massa jenis zat cair menggunakan pipa U dengan bantuan air. Praktikum
diulang sebanyak 3 dengan menggunakan zat cair berbeda-beda. Dari praktikum ini
dapat diketahui apabila semakin pekat jenis zat cair yang digunakan, maka ketinggian
air (HB) dan zat cair (HA) akan semakin tinggi, serta massa jenis zat cair (𝜌 zat cair) akan
semakin kecil.

Kata Kunci : Massa jenis zat cair ()

3. Pendahuluan
3.1 Latar Belakang
Zat didefinisikan sebagai sesuatu yang mempunyai massa dan memerlukan
ruang. Berdasarkan wujudnya, zat dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu zat
padat, zat cair dan gas. Setiap zat padat mempunyai massa jenis tertentu. Demikian
juga dengan zat cair dan gas. Oleh karena itu suatu zat dapat diketahui jenisnya
berdasarkan massa jenisnya.[1]
Zat cair adalah setiap zat (benda) yang memiliki volume tetap, namun
bentukya dapat berubah mengikuti bentuk wadahnya. Hal ini disebabkan partikel-
partikel penyusunnya agak berjauhan satu sama lain. Selain itu, partikelnya lebih
bebas bergerak karena ikatan antar partikelnya lemah.[2]
Massa jenis zat cair dapat ditentukan dari persamaan Hukum Hidrostatik,
sehingga didapatkan bahwa massa jenis zat cair adalah ρA hA gA = ρB hB gB. Massa
jenis menunjukkan tingkat kerapatan suatu zat. Oleh karena itu, agar lebih
memahami konsep dan cara menentukan Massa Jenis Zat Cair menggunakan Pipa
U maka dilakukanlah praktikum yang berjudul Massa Jenis Zat Cair.

3.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengaruh jenis zat cair terhadap tinggi air (HB), tinggi zat cair (HA),
dan massa jenis zat cair (𝜌zat cair)?
2. Bagaimana cara menentukan massa jenis zat cair dengan menggunakan Pipa
U?
3.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengaruh jenis zat cair terhadap tinggi air (HB), tinggi zat
cair (HA), dan massa jenis zat cair (𝜌zat cair).
2. Untuk memahami konsep tekanan hidrostatis.
3. Untuk menentukan massa jenis zat cair dengan menggunakan Pipa U.

3.4 Hipotesis
1. Jika semakin pekat jenis zat cair yang digunakan, maka ketinggian air (HB)
dan zat cair (HA) akan semakin rendah, serta massa jenis zat cair (𝜌 zat cair) akan
semakin besar.

4. Dasar Teori
Besar tekanan di definisikan sebagai gaya tiap satuan luas. Apabila gaya sebesar
F bekerja secara tegak lurus dan merata pada permukaan bidang seluas A, tekanan ada
permukaan itu dapat di rumuskan sebagai berikut:
𝐹
P = 𝐴... (1)
Keterangan:
P = tekanan (N/m2)
F = Gaya (N)
A = Luas (m2)
Pada zat padat, tekanan yang di hasilkan hanya ke arah bawah (jika pada zat padat
tidak diberikan gaya luar lain, pada zat padat hanya bekerja gaya gravitasi) sedangkan
pada fluida, tekanan yang di hasilkan menyebar ke segala arah. Tekanan di dalam zat
cair disebabkan oleh adanya gaya gravitasi yang bekerja pada tiap bagian zat cair, besar
tekanan itu bergantung pada kedalaman, makin dalam letak suatu bagian zat
cair,semakin besar tekanan pada bagian itu. Tekanan di dalam fluida tak bergerak yang
diakibatkan oleh adanya gaya gravitasi disebut tekanan hidrostatika.Besarnya tekanan
hidrostatis secara umum dirumuskan dengan:
P = ρgh... (2)
Keterangan:
P = Tekanan hidrostatik (Pa)
ρ = massa jenis zat cair (Kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = kedalaman zat cair (m)
Menurut Hukum utama hidrostatika “Tekanan hidrostatik pada sembarang titik
yang terletak pada satu bidang datar di dalam satu jenis zat cair yang diam adalah
besarnya sama." atau dapat dirumuskan: PA = PB = PC dan PD = PE

A B C
D E

Gambar 4.1 Air dalam bejana

Hukum utama hidrostatika dapat diterapkan untuk menentukan masa jenis zat cair
dengan menggunakan pipa U. Perhatikan gambar 2.2.
Gambar 4.2 Zat cair dalam pipa U
PA = PB
A hA g = B hB g[3]
5. Metode Eksperimen
5.1 Identifikasi Variabel
1. Variabel Manipulasi : Jenis zat cair
Definisi Operasional Variabel Manipulasi : Jenis zat cair yang digunakan
berbeda-beda pada setiap percobaan, pada percobaan 1 zat cairnya minyak
goreng, pada percobaan 2 zat cairnya oli, dan pada percobaan 3 zat cairnya
spirtus.

2. Variabel Kontrol : Jenis pipa, volume air, volume zat cair, massa jenis air
(𝜌air)
Definisi Operasional Variabel Kontrol : Jenis pipa yang digunakan sama pada
setiap percobaan, yaitu pipa U. Volume air, yang digunakan pada setiap
percobaan, nilainya dibuat tetap atau konstan yaitu, 25 mL. Volume zat cair,
yang digunakan pada setiap percobaan, nilainya dibuat tetap atau konstan
yaitu, 10 mL. Dan massa jenis air (𝜌air) sama pada setiap percobaan, yaitu 1
g/cm3.

3. Variabel Respon : Tinggi air (HB), tinggi zat cair (HA), massa jenis zat cair
(𝜌 zat cair)
Definisi Operasional Variabel Respon : Tinggi air (HB), tinggi zat cair (HA)
pada masing-masing pipa U, dan massa jenis zat cair (𝜌 zat cair), nilainya
berubah-ubah sesuai dengan jenis zat cair yang digunakan pada setiap
percobaan.

5.2 Alat dan Bahan


1. Statif 1 buah
2. Pipa U 1 buah
3. Penggaris 1 buah
4. Air 25 mL
5. Minyak goreng 10 mL
6. Oli 10 mL
7. Spirtus 10 mL

5.3 Langkah Percobaan


1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Memasang pipa U pada statif.
3. Memasukkan air ke dalam pipa U sebanyak 25 mL.
4. Memasukkan zat cair lain pada salah satu ujung pipa U.
5. Mengukur tinggi zat cair pada masing-masing kaki pipa U.
6. Mengulangi percobaan menggunakan zat cair yang berbeda (minimal 3 zat cair
yang berbeda).
7. Mencatat hasil percobaan pada tabel data.

6. Hasil dan Analisa


6.1 Hasil
Tabel 6.1.1. Data Hasil Percobaan Massa Jenis Zat Cair
Perc. ke- Nama Zat Cair HB (Tinggi air) HA (Tinggi zat cair)
1. Minyak goreng 3.8 cm 4.1 cm
2. Oli 3.5 cm 3.8 cm
3. Spirtus 4.9 cm 6 cm

6.2 Analisa
Pada percobaan massa jenis zat cair ini kami menggunakan tiga jenis zat cair
yang berbeda yaitu, minyak, oli, dan spirtus yang masing-masing memiliki volume
10 ml dan air sebanyak 25 ml. pada percobaan pertama kami menuangkan air dan
minyak goreng pada tabung U lalu diukur menggunakan penggaris didapatkan
tinggi air sebesar 3.8 cm dan zat cair sebesar 4.1 cm sehingga dengan menggunakan
rumus yang ada kami menghitung massa jenis zat cair didapatkan hasil = 926,82
kg/m3 dan tekanan hidrostatis fluida sebesar = 379,99 Pa. pada percobaan kedua
kami menuangkan air dan oli pada tabung U lalu diukur menggunakan penggaris
didapatkan tinggi air sebesar 3.5 cm dan zat cair sebesar 4.8 cm sehingga dengan
menggunakan rumus yang ada kami menghitung massa jenis zat cair didapatkan
hasil = 921,05 kg/m3dan tekanan hidrostatis fluida sebesar = 349,99 Pa. pada
percobaan ketiga kami menuangkan air dan spirtus pada tabung U lalu diukur
menggunakan penggaris didapatkan tinggi air sebesar 4.9 cm dan zat cair sebesar
6 cm sehingga dengan menggunakan rumus yang ada kami menghitung massa jenis
zat cair didapatkan hasil = 816,66 kg/m3 dan tekanan hidrostatis fluida sebesar =
489,99 Pa.

7. Diskusi
Berdasarkan analisis data di atas, dapat diketahui bahwa apabila semakin pekat
jenis zat cair yang digunakan, maka ketinggian air (HB) dan zat cair (HA) akan semakin
rendah, serta massa jenis zat cair (𝜌 zat cair) akan semakin besar. [4]Menurut teori tekanan
hidrostatis, tekanan yang dihasilkan oleh fluida dapat menyebar ke segala arah. Apabila
semakin pekat suatu fluida, maka kerapatan zat atau massa jenis fluida tersebut semakin
besar pula karena partikel zatnya semakin rapat. Apabila semakin rapat partikel zat
suatu fluida maka kemampuan fluida untuk menyebar ke segala arah akan semakin
kecil. Sehingga mempengaruhi fluida saat dituangkan ke dalam pipa U. Berdasarkan
praktikum yang telah kami lakukan, jika dilihat secara fisik, fluida yang yang memiliki
kerapatan dari yang tinggi hingga paling rendah secara berturut-turut yaitu oli, minyak,
dan spirtus. Hal ini sesuai dengan data hasil praktikum kami pada Tabel 6.1.1. saat
dituangkan ke dalam pipa U, oli memiliki ketinggian paling rendah yaitu 3,8 cm,
diurutan kedua yaitu minyak goreng dengan ketinggian 4,1 cm, dan diurutan terakhir
yaitu spirtus dengan ketinggian 6 cm.
Selain itu, kepekatan suatu fluida juga mempengaruhi ketinggian air (HB). Hal ini
dikarenakan, menurut persamaan hidrostatis yaitu A hA g = B hB g, ketinggian air (HB)
sebanding dengan ketinggian zat cair (HA). Artinya semakin tinggi ketinggian zat cair
(HA), maka semakin tinggi pula ketinggian air (HB). Hal ini dapat dibuktikan pada data
hasil praktikum Tabel 6.1.1. bahwa ketinggian air paling rendah yaitu pada percobaan
oli yaitu 3,5 cm, diurutan kedua yaitu pada percobaan minyak goreng sebesar 3,8 cm,
dan diurutan terakhir yaitu pada percobaan spirtus sebesar 4,9 cm. Dari persamaan
hidrostatis A hA g = B hB g, kita dapat menentukan massa jenis zat cair dari masing-
masing fluida. Berikut adalah perhitungan massa jenis zat cair.

Tabel 7.1. Perhitungan Massa Jenis Zat Cair


No. Nama Massa Jenis Zat Cair Tekanan Hidrostatis Fluida
Zat Cair
1. Minyak A hA g = B hB g P = A hA g
goreng A  4,1 cm = 1 g/cm3  3,8 cm = 926,82 kg/m3  0,041 m 
A = 3,8 g/cm2  4,1 cm 10 m/s2
A = 0,92682 g/cm3 = 379,99 Pa
= 926,82 kg/m3
2. Oli A hA g = B hB g P = A hA g
A  3,8 cm = 1 g/cm3  3,5 cm = 921,05 kg/m3  0,038 m 
A = 3,5 g/cm2  3,8 cm 10 m/s2
A = 0,92105 g/cm3 = 349,99 Pa
= 921,05 kg/m3
3. Spirtus A hA g = B hB g P = A hA g
A  6 cm = 1 g/cm3  4,9 cm = 816,66 kg/m3  0,06 m 
A = 4,9 g/cm2  6 cm 10 m/s2
A = 0,81666 g/cm3 = 489,99 Pa
= 816,66 kg/m3

Dari perhitungan massa jenis zat cair pada Tabel 7.1. terlihat bahwa minyak
goreng memiliki massa jenis sebesar 926,82 kg/m3, oli memiliki massa jenis sebesar
921,05 kg/m3, dan spirtus memiliki massa jenis sebesar 816,66 kg/m3. [5]Hal tersebut
sesuai dengan massa jenis yang sudah ditetapkan oleh ahli atau peneliti terdahulu,
bahwa minyak goreng memiliki massa jenis sebesar 910-930 kg/m3, oli kendaraan
memiliki massa jenis sebesar 880-940 kg/m3, dan spirtus memiliki massa jenis sebesar
820 kg/m3. Namun, apabila dilihat secara fisik kepekatan oli lebih pekat daripada
minyak, artinya kerapatan zat atau massa jenis oli lebih besar daripada minyak goreng.
Hal tersebut tidak terjadi pada hasil praktikum kami, dari hasil praktikum kami minyak
memiliki massa jenis yang lebih besar daripada oli, hal ini dikarenakan mungkin saat
praktikum volume minyak goreng yang dituangkan ke dalam pipa U lebih banyak
daripada volume oli, seharusnya volumenya sama yaitu 10 mL.
Dari Tabel 7.1. kita juga dapat menentukan tekanan hidrostatis dari masing-
masing fluida. Dari hasil praktikum, minyak goreng memiliki tekanan hidrostatis
sebesar 379,99 Pa, oli memiliki tekanan hidrostatis sebesar 349,99 Pa, dan spirtus
memiliki tekanan hidrostatis sebesar 489,99 Pa. Berdasarkan teori tekanan dalam
fluida, tekanan yang dihasilkan oleh fluida berbeda dengan tekanan yang dihasilkan
oleh zat padat. Tekanan yang dihasilkan oleh fluida menyebar ke segala arah. Oleh
karena oli memiliki tekanan yang paling kecil sehingga kemampuan fluida untuk
menyebar ke segala arah lebih kecil, sehingga saat dituangkan ke dalam pipa U oli tidak
terlalu menyebar dan tinggi dari oli yang dihasilkan paling rendah daripada minyak
goreng dan spirtus. Hal tersebut berlaku juga untuk minyak dan spirtus.

8. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa percobaan
kami telah sesuai dengan hipotesis dan teori, yaitu apabila semakin pekat jenis zat cair
yang digunakan, maka ketinggian air (HB) dan zat cair (HA) akan semakin rendah, serta
massa jenis zat cair (𝜌 zat cair) akan semakin besar. Hal ini disebabkan karena adanya
tekanan yang dihasilkan oleh fluida sehingga dapat menyebar ke segala arah 7ank arena
menurut persamaan A hA g = B hB g, dari persamaan tersebut ketinggian air (HB) dan
zat cair (HA) sebanding, sehingga apabila ketinggian air (HB) diperbesar, maka
ketinggian zat cair (HA) juga semakin besar. Selain itu, dari persamaan tersebut
ketinggian air (HB) dan zat cair (HA) berbanding terbalik dengan massa jenis zat cair
(𝜌zat cair), sehingga apabila ketinggian air (HB) dan zat cair (HA) semakin rendah, maka
massa jenis zat cairnya semakin besar. Dari massa jenis zat cair tersebut kita juga dapat
menentukan tekanan dari masing-masing fluida menggunakan persamaan P = A hA g.

9. Daftar Pustaka
Reny. 2013. Laporan Fisika Dasar. Diakses dari
https://www.scribd.com/document/434602974/Reny-docx. Pada 04 November
2021.
Jurnalpost.com. 2021. Pengertian Zat Cair. Diakses dari
https://www.google.com/amp/s/jurnalpost.com/pengertian-zat-
cair/13581/%3famp. Pada 04 November 2021.
Shofiyah, Noly. Sartika, Septi Budi. 2017. Modul Praktikum Fluida. Sidoarjo:
UMSIDA PRESS.
Foster, Bob. 2014. Akselerasi Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Bandung: Penerbit Duta.
Mikra. 2020. Percobaan Menentukan Massa Jenis Zat Cair Tanpa Timbangan dan
Gelas Ukur. Diakses dari http://profmikra.org/?p=517 . Pada 04 November 2021.
10. Lampiran
 Dokumentasi Praktikum

Tabel 10.1. Dokumentasi Praktikum

Gambar 1. Mengukur
Gambar 2. Mengukur Gambar 3. Mengukur
Ketinggian Minyak
Ketinggian Oli Ketinggian Spirtus
Goreng Menggunakan
Menggunakan Penggaris Menggunakan Penggaris
Penggaris

 Laporan Sementara

Anda mungkin juga menyukai