Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

ALAT UKUR LISTRIK DAN UJI KONDUKTIVITAS

Disusun oleh:

Dina Hanifah Mansur

182153057

PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS SILIWANGI

2019
MODUL 3

Alat Ukur Listrik dan Uji Konduktivitas

Nama : Dina Hanifah Mansur

NPM : 182153057

Email : dinahanifahmansur@gmail.com

Sesi :1

Tanggal Prakikum : 24 September 2019

Dosen Pengampu : Rifa’atul Maulidah., M.Pfis

I. Tujuan
1. Mengukur tegangan dalam suatu rangkaian melalui dua titik dan menghubungkan
baterai secara seri
2. Mengukur tegangan dalam suatu rangkaian melalui dua titik dan menghubungkan
baterai secara paralel
3. Menggunakan amperemeter untuk mengukur kuat arus dalam rangkaian
4. Membedakan bahan penghantar dan bukan penghantar
5. Menguji zat cair yang termasuk penghantar dan bukan penghantar

II. Alat dan Bahan


No Nama Alat/Bahan Jumlah Katalog
1 Multimeter digital 1
2 Pemegang baterai 1
3 Pemegang lampu 1
4 Jepit buaya bersoket 2
5 Jepit buaya bersteker 2
6 Kabel penghubung 4
7 Baterai ukuran D 2
8 Lampu 1
9 Saklar 1
10 Kotak penghubung
11 Gelas ukur 1
12 Spatula 1
Bermacam-macam
13 potongan bahan yang 6
berbeda *)
Garam dan
14 bermacam-macam zat
cair yang berbeda **)
Catatan: *) bahan-bahan tersebut seperti logam, kayu, plastik karton, isi pensil. Semua
bahan tersebut dapat dijepit oleh jepit buaya dan panjangnya masing-masing
tidak lebih dari 10 cm
**) zat-zat cair yang berbeda itu seperti: air, alkohol, minuman dan minyak

III. Teori Dasar


Pengukuran adalah kegiatan membandingkan suatu besaran yang tidak diketahui
nilainya dengan besaran lain yang telah diketahui nilainya. Besaranbesaran listrik yang
sering diukur dalam praktik elektronika adalah kuat arus (I), beda potensial atau
tegangan (V), dan hambatan (R). Kuat arus (I) adalah banyaknya muatan listrik (Q) yang
melewati suatu penghantar dalam selang waktu (t). Satuan kuat arus listrik adalah
Ampere. Kuat arus dapat diukur dengan menggunakan amperemeter yang dipasang
secara seri terhadap rangkaian yang hendak diukur kuat arusnya. Untuk mengukur arus
yang mengalir pada rangkaian, pertama-tama rangkaian harus diputus. Dua ujung kabel
yang diputus harus dihubungkan ke dua terminal amperemeter sehingga arus dapat
mengalir kedalam amperemeter (Abdullah :2006). Berikut adalah gambar pengukuran
kuat arus listrik menggunakan amperemeter.

Gambar 3.1 Mengukur kuat arus listrik


Beda potensial atau tegangan listrik diukur dengan menggunakan voltemeter yang
dipasang secara parallel dengan rangkaian yang hendak diukur. Satuan beda potensial
adalah volt. Pengukuran beda potensial tidak perlu memutus rangkaian yang ada. Cukup
menyentuhkan dua terminal voltmeter dengan dua titik yang akan diukur beda
potensialnya (Abdullah :2006). Berikut adalah gambar pengukuran tegangan listrik
menggunakan volmeter.

Gambar 3.2 Mengukur beda potensial

Suatu bahan listrik memiliki banyak elektron bebas pada orbit-orbit elektron, bahan
ini memiliki sifat sebagai penghantar listrik. Penghantar dalam elektronika adalah zat
yang dapat menghantarkan arus listrik baik berupa zat padat, cair atau gas. Karena
sifatnya yang konduktif maka disebut konduktor. Konduktor yang baik adalah yang
memiliki tahanan jenis yang kecil. Pada umumnya logam bersifat konduktif. Emas,
perak, tembaga, alumunium, zink, besi berturut-turut memiliki tahanan jenis semakin
besar. Jadi sebagai penghantar emas adalah sangat baik, tetapi karena sangat mahal
harganya, maka secara ekonomis tembaga dan alumunium paling banyak digunakan.
Untuk membuktikan sebuah bahan menghantarkan listrik atau tidak, dapat dilakukan
dengan menaruh bahan tersebut ke dalam rangkaian sehingga membentuk rangkaian
tertutup, dan memperhatikan arus yang mengalir dalam rangkaian. Untuk mengetahui
adanya arus, dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah lampu. Jika lampu menyala
dapat disimpulkan bahwa arus mengalir dalam rangkaian. Jika arus mengalir, berarti
bahan tersebut adalah konduktor. Sedangkan bahan-bahan yang tidak dapat menyalakan
lampu adalah bahan isolator. Contohnya plastik, kaca, karet busa.

IV. Langkah-langkah Percobaan


1. Alat Ukur Listrik
Bagian I
a. Susunlah rangkaian yang terdiri dari 1 buah baterai, 1 buah saklar dan 1 buah
lampu seperti pada skema rangkaian Gambar 3.3.

Gambar 3.3

Gambar 3.4
b. Hubungkan kabel merah volmeter ke kutub positif (+) baterai (titik P) dan kabel
hitam ke kutub negatif (-) baterai (titik Q). pastikan saklar dalam keadaan
terbuka.
c. Perhatikan multimeter. Catatlah tegangan yang tampak pada layar volmeter
pada Tabel 1. Tegangan ini merupakan tegangan rangkain terbuka yang disebut
juga GGL.
d. Pindahkan kabel merah volmeter dari titik R ke titik T. Catatlah tegangan lampu
pada titik T pada Tabel 1. Tegangan ini merupakan tegangan lampu pada saat
rangkaian terbuka.
e. Pindahkan kabel merah dari titik T ke titik R dan tutup saklar. Lampu akan
menyala. Sekarang, rangkaian dalam keadaan tertutup
f. Catatlah tegangan yang dihasilkan pada Tabel 1. Tegangan ini adalah tegangan
baterai saat tertutup.
Bagian II
a. Susunlah rangkaian seperti gambar 3.3. Akan tetapi menggunakan dua baterai
yang disusun secara seri.
b. Hubungkan kabel merah volmeter ke kutub positif (+) baterai (titik P) dan kabel
hitam ke kutub negatif (-) baterai (titik Q).
c. Perhatikan multimeter. Catatlah tegangan yang tampak pada layar volmeter pada
Tabel 1. Tegangan ini merupakan tegangan rangkain terbuka yang disebut juga
GGL.
d. Pindahkan kabel merah dari titik P ke titik T. Catatlah tegangan lampu pada titik
R pada Tabel 1. Tegangan ini merupakan tegangan lampu pada saat rangkaian
terbuka.
e. Pindahkan kabel merah ke titik R dan kabel hitam ke titik S dan tutup saklar.
Lampu akan menyala. Sekarang, rangkaian dalam keadaan tertutup
f. Catatlah tegangan yang dihasilkan pada Tabel 1. Tegangan ini adalah tegangan
baterai saat tertutup.
Bagian III
a. Susunlah rangkaian seperti gambar 3.3. Akan tetapi menggunakan dua baterai
yang disusun secara paralel.
b. Hubungkan kabel merah volmeter ke kutub positif (+) baterai (titik P) dan kabel
hitam ke kutub negatif (-) baterai (titik Q).
c. Perhatikan multimeter. Catatlah tegangan yang tampak pada layar volmeter pada
Tabel 1. Tegangan ini merupakan tegangan rangkain terbuka yang disebut juga
GGL.
d. Pindahkan kabel merah dari titik P ke titik T. Catatlah tegangan lampu pada titik
R pada Tabel 1. Tegangan ini merupakan tegangan lampu pada saat rangkaian
terbuka.
e. Pindahkan kabel merah ke titik R dan kabel hitam ke titik S dan tutup saklar.
Lampu akan menyala. Sekarang, rangkaian dalam keadaan tertutup

Tabel 1. Hasil pengamatan bagian I, II, III


Satu Dua Dua
Tegangan/ Susunan
No baterai baterai baterai
baterai
(tunggal) (seri) (paralel)
1 Tegangan baterai terbuka
Tegangan lampu saat
2
rangkaian terbuka
3 Tegangan baterai tertutup
Tegangan lampu saat
4
rangkaian tertutup

Bagian IV
a. Susunlah rangkaian yang terdiri dari 1 buah baterai, 1 buah saklar dan 1 buah
lampu seperti pada skema rangkaian Gambar 3.5

Gambar 3.5

Gambar 3.6
b. Pada multimeter digital, pilihlah DC dan batas ukur 10 A.
c. Tutup saklar rangkaian. Catatlah arus antara baterai dan lampu yang ditampilkan
oleh amperemeter pada Tabel 2.
d. Ukurlah arus antara lampu dan saklar. Catatlah arus yang ditampilkan oleh
amperemeter pada Tabel 2
e. Ukurlah arus antara saklar dan baterai. Catatlah arus yang ditampilkan oleh
amperemeter pada Tabel 2

Tabel 2. Hasil pengamatan arus listrik


No Posisi Amperemeter Besar Arus
1 Antara baterai dan lampu
2 Antara lampu dan saklar
3 Antara saklar dan baterai

2. Uji Konduktivitas
Bagian I
a. Susunlah rangkaian seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.7 dengan saklar
dalam keadaan terbuka.

Gambar 3.7

Gambar 3.8
b. Tutuplah saklar dan amati apa yang terjadi pada lampu.
c. Buka saklar dan jepit satu batang bahan yang telah disiapkan diantara kedua jepit
buaya.
d. Tutuplah saklar dan amati apa yang terjadi pada lampu. Catatlah hasil
pengamatan ke Tabel 3.

Tabel 3. Keadaan Lampu


No Bahan Lampu
e. Ulangi langkah-langkah dari 2 sampai 4 untuk setiap batang bahan yang tersedia!
f. Setelah semua bahan-bahan yang tersedia diselidiki, buka saklar!
g. Kelompokkan bahan-bahan ke dalam dua kelompok yaitu penghantar atau
bukan penghantar ke dalam Tabel 4.

Tabel 4. Bahan Konduktor dan Isolator


No Penghantar Bukan penghantar

Bagian II
a. Susunlah alat percobaan seperti Gambar 3.9 dengan sebuah amperemeter yang
disisipkan pada rangkaian dan saklar dalam keadaan terbuka

Gambar 3.9
b. Atur multimeter untuk mengukur arus DC, pada keadaan awal pilih batas ukur
10 A. Kemudian, apabila arus terlalu kecil, pilihlah batas ukur yang lebih kecil
c. Tutup saklar dan amati apa yang terjadi pada lampu
d. Bukalah saklar, angkatlah pemegang lempeng dan masukkan air ke dalam gelas.
Atur banyakya air, sehingga hanya sebagian lempeng penghantar yang terendam.
Tempatkan kembali pemegang lempeng di atas gelas
e. Tutup saklar dan perhatikan keadaan lampu, pastikan jika lampu menyala maka
air dapat menghantarkan listrik, dan air adalah konduktor.
f. Ukurlah kuat arus air. Catatlah hasil pengkuran pada Tabel 5.
g. Buka saklar, angkat pemegang lempeng kemudian larutkan sedikit garam ke air
dalam gelas tersebut.
h. Tutup saklar dan amati apa yang terjadi pada lampu. Tulislah hasil pengamatan
pada Tabel 5.
i. Ukurlah kuat arus air yang sudah dilarutkan dengan garam. Catatlah hasil
pengkuran pada Tabel 5.
j. Gunakan cara di atas untuk menyelidiki zat cair atau larutan lain yang telah
disediakan. Amatilah apakah yang terjadi pada lampu dan ukurlah kuat arus zat
cair tersebut.

Tabel 5. Besar Kuat Arus Masing-masing Zat Cair


Zat cair/
No Penghantar/ bukan penghantar Kuat arus
larutan

V. Data Pengamatan
Percobaan 1
Tabel 1. Hasil pengamatan bagian I, II, III
Tegangan/ Susunan Satu baterai Dua baterai Dua baterai
No
baterai (tunggal) (seri) (paralel)
1 Tegangan baterai terbuka 1,42 V 2,95 V 1,47 V
Tegangan lampu saat
2 0V 0V 0V
rangkaian terbuka
3 Tegangan baterai tertutup 1,04 V 2,51 V 1,40 V
Tegangan lampu saat
4 0,98 V 2,44 V 1,32 V
rangkaian tertutup

Tabel 2. Hasil pengamatan arus listrik


No Posisi Amperemeter Besar Arus
1 Antara baterai dan lampu 0,38 A
2 Antara lampu dan saklar 0,38 A
3 Antara saklar dan baterai 0,40 A
Percobaan 2 Uji Konduktivitas
Tabel 3. Keadaan Lampu
No Bahan Lampu
1 Tembaga Menyala (+)
2 Seng Menyala (+)
3 Alumunium Menyala (+)
4 Penggaris plastik Tidak menyala (-)
5 Cincin emas Menyala (+)
6 Pensil kayu Tidak menyala (-)

Tabel 4. Bahan Konduktor dan Isolator


No Penghantar Bukan penghantar
1 Tembaga Penggaris plastik
2 Seng Pensil kayu
3 Alumunium
4 Cincin emas

Tabel 5. Besar Kuat Arus Masing-masing Zat Cair


No Zat cair/ larutan Penghantar/ bukan penghantar Kuat arus
1 Garam (NaCl) Penghantar 0,03 A
2 Air (H2O) Bukan penghantar 0A

VI. Pengolahan Data


1. Percobaan 1 Alat Ukur Listrik
Bagian I, II dan III
Berdasarkan data pengamatan mengukur tegangan baterai dan lampu diketahui
bahwa pada saat rangkaian terbuka baik tunggal, seri maupun paralel tegangan
lampu lebih besar daripada saat rangkaian tertutup yaitu rata-rata 1,4 volt. Pada
lampu, saat rangkaian terbuka (lampu tidak dinyalakan) semua tegangan di setiap
rangkaian hasilnya nol artinya tidak ada tegangannya, berbeda saat rangkaian
tertutup (lampu dinyalakan) nilai tegangannya ada dan yang paling besar yaitu saat
rangkaian seri yaitu 2,44 volt (lampu menyala sangat terang).
Bagian IV
Berdasarkan data pengamatan, besar arus antara baterai dan lampu yaitu 0,38 A
sama seperti besar arus antara lampu dan saklar, dan besar arus antara baterai dan
saklar yaitu 0,40 A.
2. Percobaan 2 Uji Konduktivitas
Bagian I
Berdasarkan data pengamatan, benda yang dapat membuat lampu menyala
merupakan bahan penghantar/ konduktor sedangkan yang tidak dapat membuat
lampu menyala merupakan bahan bukan penghantar/ isolator dikelompokkan
seperti pada tabel 4 bahwa yang termasuk konduktor yaitu seng, tembaga,
alumunium dan cincin emas. Sedangkan yang termasuk isolator yaitu pensil kayu
dan penggaris plastik.
Bagian II
Berdasarkan data pengamatan, menentukan zat cair sebagai penghantar atau
bukan dengan uji nyala lampu digunakan sampel air biasa dan air garam. Pada saat
air garam, tidak membuat lampu menyala tetapi kuat arusnya menunjukkan angka
0,03 A. Sedangkan pada saat air biasa, lampu tidak menyala dan kuat arusnya nol.

VII. Analisis Data


1. Percobaan 1 Alat Ukur Listrik
Bagian I, II, III
Setelah melakukan percobaan mengukur tegangan, saat rangkaian baterai
tunggal, disusun seri maupun paralel didapatkan nilai tegangan pada saat rangkaian
terbuka lebih besar daripada saat rangkaian tertutup. Sesuai dengan teori bahwa pada
saat rangkaian dua baterai disusun seri lampu menyala lebih terang daripada saat
rangkaian tunggal dan paralel karena pada saat kedua baterai disusun seri maka
tegangan total baterai yaitu dijumlahkan sehingga tegangan baterai bertambah.
Sedangkan pada saat dua baterai disusun paralel tegangannya tetap hanya saja
pemakaiannya dua kali lebih lama sehingga lampu menyala kurang terang. Tegangan
baterai yang sesungguhnya yaitu 1,5 volt, namun berbeda pada saat percobaan yaitu
rata-rata 1,4 volt. Hal tersebut dikarenakan sebagian muatan yang terdapat pada
kutub negatif baterai sudah mengalir ke kutub positif.
Bagian IV
Setelah melakukan percobaan mengukur kuat arus, didapatkan nilai besar arus
antara baterai dan lampu yaitu 0,38 A sama seperti besar arus antara lampu dan
saklar, dan besar arus antara baterai dan saklar yaitu 0,40 A.
2. Percobaan 2 Uji Konduktivitas
Bagian I
Setelah melakukan percobaan bagian I didapatkan hasil bahwa logam dapat
membuat lampu menyala ketika dijepit oleh penjepit buaya yang telah terhubung
dengan lampu dan menurut teori suatu bahan yang membuat lampu menyala
merupakan penghantar dan saat penggaris plastik dan pensil kayu tidak membuat
lampu menyala sesuai teori bahwa bahan yang tidak membuat lampu menyala
termasuk bukan penghantar.
Bagian II
Setelah melakukan percobaan uji konduktivitas bagian II didapatkan hasil
sebagaimana tertera pada tabel 5 data pengamatan. Pada saat percobaan, larutan
garam tidak menimbulkan nyala lampu hanya besar arusnya ada yaitu 0,03 A. Data
yang diperoleh tidak sesuai dengan teori dimana bahwa larutan garam (NaCl)
merupakan larutan elektrolit kuat yang dapat terionisasi sempurna sehingga dapat
menghantarkan lisrtik atau menimbulkan nyala lampu. Hal tersebut dikarenakan
kesalahan pada saat praktikum. Namun, besar arusnya ada maka larutan garam
merupakan konduktor karena sesuai teori jika arus mengalir, berarti bahan tersebut
adalah konduktor. Sedangkan pada saat air keran biasa tidak membuat lampu
menyala, tidak ada arus yang mengalir juga. Karena begitu maka air tidak dapat
menghantarkan listrik atau non konduktor.

Jawaban Pertanyaan
1. Pada rangkaian tunggal (satu baterai), tegangan baterai saat terbuka lebih besar
daripada saat terbebani.
2. Pada rangkaian seri (dua baterai), tegangan baterai saat terbuka lebih besar daripada
saat terbebani.
3. Pada rangkaian paralel (dua baterai), tegangan baterai saat terbuka lebih besar
daripada saat terbebani.
4. Nyala terang lampu saat rangkaian seri lebih terang daripada saat rangkaian tunggal.
5. Nyala terang lampu saat rangkaian seri lebih terang daripada saat rangkaian paralel.
6. Penghantar merupakan zat yang dapat menghantarkan listrik sedangkan bukan
penghantar merupakan zat yang tidak dapat menghantarkan listrik.
7. Tidak, karena pada saat gelas kosong tidak ada zat yang dapat menghantarkan listrik.
8. Tidak, karena jika tidak dapat menghantarkan listrik maka tidak ada arus yang
mengalir. Jika tidak ada arus yang mengalir maka bahan tersebut bukan konduktor.

VIII. Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan dapat disimpulkan bahwa:
1. Pada rangkaian seri, tegangan diukur menggunakan multimeter (voltmeter) dimana
nilai tegangan baterai dan lampu yang paling besar dibandingkan pada saat rangkaian
tunggal dan paralel, karena tegangan di tiap komponen dijumlahkan.
2. Tegangan pada saat rangkaian paralel, lebih besar daripada rangkaian tunggal dan
lebih kekcil daripada rangkaian seri karena tegangan dari sumber dibagi-bagi
sehingga lebih sedikit.
3. Kuat arus dapat diukur menggunakan amperemeter dengan merangkainya secara
seri dan memutuskan rangkaiannya untuk menghubungkan kabel pada ujung
multimeter sehingga arus akan mengalir dan terbaca pada layar multimeter.
4. Penghantar yaitu zat atau bahan yang dapat menghantarkan listrik seperti seng,
tembaga, alumunium, emas dan bukan penghantar yaitu zat atau bahan yang tidak
dapat menghantarkan listrik seperti pensil kayu, penggaris plastik dsb.
5. Zat cair dapat diuji dengan nyala lampu untuk mengetahui penghantar atau bukan,
dimana zat cair yang merupakan penghantar adalah zat cair yang dapat membuat
lampu menyala yang termasuk larutan elektrolit seperti larutan garam (NaCl).
Sedangkan yang bukan penghantar adalah zat cair yang dapat tidak membuat lampu
menyala yang termasuk larutan non elektrolit seperti air (H2O).

IX. Pustaka
[1] Maulidah, Rifa’atul. 2019. Modul 3_Alat Ukur Listrik dan Uji Konduktivitas. Univer
sitas Siliwangi.
[2] https://yosnex.files.wordpress.com/2016/05/fisika-dasar-2-itb-mikrajuddinabdull
ah-2006.pdf diakses tanggal 27 September 2019 pukul 12.43 pm
[3] Rangkaian Listrik http://fisikazone.com/rangkaian-listrik/ diakses tanggal 30 Septe
mber 2019 pukul 4.37 pm

Anda mungkin juga menyukai