PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Air merupakan
kebutuhan
yang
mesti
ada
dan
keberadaannya
3.
4.
5.
6.
7.
dunia
farmasi/pengobatan?
1.4 Manfaat Percobaan
Manfaat dari percobaan ini adalah praktikan mampu memahami dan
mengerti mengenai tegangan permukaan baik secara konsep maupun perhitungan,
dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Serta dapat mengaplikasikan tegangan
permukaan dalam bidang farmasi.
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Tegangan permukaan merupakan gaya tarik-menarik (Adesi-Kohesi)
partikel sehingga terjadinya gaya resultan kebawah dan menyebabkan lapisanlapisan atas seakan tertutup oleh hamparan selaput tipis yang ketat. Selaput ini
2
Suhu
Tegangan permukaan menurun dengan meningkatnya suhu, karena
sehingga tegangan permukaan akan bertambah besar. Tetapi apabila zat yang
berada dipermukaan cairan membentuk lapisan monomolecular, maka akan
menurunkan tegangan permukaan, zat tersebut biasa disebut dengan surfaktan.
Surfaktan
Surfaktan (surface active agents), zat yang dapat mengaktifkan permukaan,
karena cnderung untuk terkonsentrasi pada permukaan atau antar muka. Surfaktan
mempunyai orientasi yang jelas sehingga cenderung pada rantai lurus. Sabun
merupakan salah satu contoh dari surfaktan (Moechtar,1989).
Ada beberapa metode dalam melakukan tegangan permukaan :
naik melalui suatu kapiler. Metode kenaikan kapiler hanya dapat digunakan untuk
mengukur tegangan permukaan tidak bisa untuk mengukur tegangan permukaan
tidak bias untuk mengukur tegangan antar muka.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1.
Hari
: Jumat
Tanggal
: 28 Maret 2014
Waktu
Tempat
3.2.
gelas kimia 50 ml dan 100 ml, kaca arloji, Labu ukur (100 ml), Piknometer, Pipa
kapiler, Pipet tetes, skala meter, Erlenmayer, spatula, thermometer, Tissue, dan
timbangan.
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah Aquades,
Parafin cair, dan larutan TWEEN 80 (1%, 5% dan 10%)
3.3. Cara Kerja
3.3.1 Pembuatan Reagensia
a. Pembuatan 100 ml larutan Tween 1 %
Ditimbang larutan Tween sebanyak 1 gram. Dimasukkan dalam gelas
kimia dan dilarutkan dengan menggunakan aquades. Lalu dimasukkan dalam labu
takar 100 Ml dan tambahkan aquadest sampai tanda batas. Digojog perlahan.
Prosedur tersebut juga dilakukan untuk Pemubuatan Tween 5% dan 10%.
3.3.2 Pengukuran
a. Penentuan densitas sampel
Ditimbang piknometer yang kosong dan kering. Kemudian diisi dengan
zat cair (misalnya aquadest) yang telah dihitung temperaturnya sampai piknometer
penuh. Bersihkan dengan tisu sampai kering kemudian timbang piknometer
tersebut. Ualangi persedur tersebut untuk zat cair yang lain (Parafin cair, Tween
1,5 dan 10%).
b. Penentuan tegangan permukaan
Diambil 25 ml sampel/zat cair kemudian masukkan kedalam gelas
kimia 50 Ml. Masukkan pipa kapiler kedalam zat tesebut tanpa menyentuh dasar
gelas kimia. Lalu ukur tinggi kenaikan permukaan zat cair dalam pipa kapiler
tersebut.
BAB IV
DATA HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Pengamatan
Tabel 4.1.1 berat sampel
No
1.
2.
Berat (g)
Pikno kosong Pikno + zat
23,809
23,809
48,77
44,624
V. Pikno
Berat Zat
(ml)
25,728
25,728
(g)
24,961
20,814
temperatur
30oC
31oC
3.
4.
5.
Tween 80 1%
Tween 80 5%
Tween 80 10%
23,809
23,809
23,809
43,705
44,024
44,267
25,728
25,728
25,728
19,9
20,215
25,728
29oC
29oC
29oC
1.
2.
3.
Air
Perafin cair
Tween 80 1%
g
3
cm )
Tinggi
Kenaikan (cm)
1,7
1,3
0,970
0,809
0,773
0,7
4.
Tween 80 5%
0,8
5.
Tween 80 10%
0,9
0,785
0,795
Tegangan Permukaan (
dyne
cm )
46,46
29,63
15,245
17,694
20,159
4.2 Pembahasan
Tegangan permukaan merupakan kecenderungan permukaan zat cair untuk
menegang sehingga permukaannya seperti tertutupi oleh suatu lapisan tipis yang
elastis. Adanya tegangan permukaan disebabkan oleh karena adanya gaya-gaya
yang bekerja pada permukaan zat cair atau pada batas antara zat cair dengan zat
lain. Gaya-gaya tersebut adalah gaya tarik-menarik partikel dari gaya adhesi dan
gaya kohesi. Karena gaya adhesi (antara cairan dan udara) lebih kecil dari pada
gaya kohesi antara molekul cairan sehingga menyebabkan terjadinya gaya resultan
atau gaya kedalam pada permukaan cairan. Resultan ini menyebabkan lapisan atas
seakan-akan tertutupoleh hamparan selaput tipis yang ketat dan selaput ini
cenderung untuk menyusut sekuat mungkin. inilah kenapa tetesan air berbentuk
bola atau serangga air dapat berjalan diatas air.
Percobaan ini menggunakan beberapa mekanisme, yakni pengukuran
dengan menggunakan pipa kapiler untuk mengukur tinggi larutan yang masuk
melalui pipa kapiler dan metode piknometer yakni berperan dalam penentuan
massa jenis larutan. Metode pipa kapiler, melihat kenaikan cairan didalam pipa
kecil. Zat cair yang naik sampai gaya keatas sama dengan gaya kebawah karena
tegangan permukaan sama dengan berat zat cair yang diangkat. Sedangkan pada
metode piknometer menggunakan alat yakni piknometer untuk menetukan
densitas. Secara teori, volume cairan yang masuk kedalam pikno akan selalu sama
sedangkan massa dapat diketahui dengan mengukur berat pikno+zat dikurang
berat pikno kosong, otomatis densitas dapat diketahui dengan mudah dengan
menggunakan rumus tertentu.
Pertama-tama, praktikan mengukur ketinggian dari setiap sampel yang
ada dengan mencelupkan pipa kapiler dipermukaan . Setelah semua sampel diukur
diperoleh kenaikan yang bervariasi, antara lain: ketinggian air 1,7 cm ; paraffin
cair 1,3 cm ; Tween 10% 0,9 cm ; Tween 5% 0,8 cm ; dan Tween 1% 0,7 cm.
Kemudian praktikan menentukan densitas air dengan menggunkan piknometer,
dan diperoleh densitas sampel sebesar: 0,97 g/cm 3; 0,809 g/cm3; 0,773 g/cm3;
0,785 g/cm3; 0,795 g/cm3. Percobaan ini memperlihatkan bahwa ternyata air
memiliki kenaikan cairan pipa kapiler dan densitas terbesar dari pada larutan
lainnya. Hasil ini menunjukkan bahwa gaya molekul adhesi lebih besar dari pada
kohesi sehingga membuat larutan air cenderung untuk naik lebih cepat. Atau dapat
juga karena air merupakan larutan dengan konsentrasi terendah dari pada cairan
paraffin dan Tween 80 (konsentrasi air<paraffin<Tween 80). Namun meskipun
demikian seharusnya pada sampel Tween 80 1,5 dan 10% memperlihatkan
ketinggian pipa kapiler yang semakin menurun, karena secara teoritis semakin
besar konsentrasi zat semakin rendah kenaikan cairan dalam pipa kapiler.
Pernyataan praktikan mengenai hal tersebut juga dibuktikan dengan grafik
tegangan permukaan yang telah diperoleh dari perhitungan, dan dapat dilihat
sebagai berikut:
Tegangan Permukaan
50.000
46.470
45.000
40.000
35.000
30.000
29.632
25.000
20.000
15.000
17.710
14.769
20.163
10.000
5.000
0.000
Air
Parafin Cair
Tween 80 1 %
Tween 80 5 %
Tween 80 10 %
Grafik
10
BAB V
PENUTUP
5.1.
Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari percobaan ini antara lain adalah sebagai
berikut:
1. Tegangan permukaan kecenderungan suatu permukaan zat cair untuk
menegang.
2. Air memiliki tegangan permukaan terbesar dari pada sampel lainnya
seperti Parrafin, dan Tween 80.
3. Semakin besar konsentrasi suatu cairan, semakin rendah kenaikan cairan
dalam pipa kapiler, dan semakin kecil tegangan permukaanya.
4. Diperoleh larutan Tween 80 1% 15,245 dyne/cm; Tween 5% 17,69
dyne/cm; dan Tween 10% 20,15 dyne/cm (hasil tidak sesuai literasi).
5. Air dan paraffin pada percobaan ini berperan sebgai pembanding.
Sedangnkan Larutan tween merupakan contoh dari surfaktan.
6. Surfaktan berperan untuk menurunkan tegangan permukaan.
5.2. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
Kanginan, Martin.2001. FISIKA. Erlangga. Jakarta.
Keenan, C. 1986. Ilmu Kimia Untuk Universitas Edisi VI. Erlangga: Jakarta
Martin, Alfred,dkk.1990. Farmasi Fisik. Terjemahan dari Physical pharmacy oleh
Yoshita. Universitas Indonesia. Jakarta.
Moechtar.1989.FARMASI FISIKA.Gadjah Mada University Press.Yogyakarta
12