1. Definisi emulsi!
Emulsi adalah suatu sistem heterogen yang tidak stabil secara termodinamika, yang terdiri
atas paling sedikit 2 cairan yang tidak bercampur, yang salah satunya fase terdispersi
(fase internal) terdispersi secara seragam dalam bentuk tetesan-tetesan kecil pada medium
pendispersi (fase eksternal) yang distabilkan dengan emulgator yang cocok (Sinala,2016).
10. Sebutkan dan jelaskan metode penetukan tipe emulsi dari suatu sediaan! (Sinala, 2016)
1) Uji pengenceran : suatu emulsi m/a dapat diencerkan dengan air dan emulsi a/m
dengan minyak. Saat minyak ditambahkan, tidak akan bercampur ke dalam emulsi
m/a dan akan nampak nyata pemisahannya.
2) Uji kelarutan warna : suatu pewarna larut air akan larut dalam fase berair dari emulsi.
Sementara zat warna larut minyak akan ditarik oleh fase minyak.
3) Uji konduktivitas (Uji Hantaran Listrik) : Emulsi ketika fase kontinyu adalah air
dapat dianggap memiliki konduktivitas yang tinggi dibanding emulsi yang fase
kontinyunya adalah minyak.
4) Tes Fluoresensi : minyak jika dipaparkan pada sinar UV, maka akan berfluoresensi,
jika tetesan emulsi dibentangkan dalam lampu fluoresensi di bawah mikroskop dan
semuanya berfluoresensi, menunjukkan emulsi a/m. Tapi jika emulsi m/a,
fluoresensinya berbintik-bintik.
5) Uji Arah Creaming : Jika berat jenis relatif tinggi dari kedua fase diketahui maka
arah creaming dari fase terdispersi menunjukkan adanya tipe emulsi m/a. jika
creaming emulsi menuju ke bawah berarti emulsi a/m. hal ini berdasarkan asumsi
bahwa mimyak kurang padat daripada air
11. Alasan penggunaan Metilen blue dan sudan III dalam uji penetrasi zat warna (Syamsuni,
2007)
a. Emulsi + larutan Sudan III dapat memberikan warna merah pada emulsi tipe W/O,
karena Sudan III larut dalam minyak.
b. Emulsi + larutan metilen blue dapat memberikan warna biru pada emulsi tipe O/W,
karena metilen blue larut dalam minyak.
12. Jelaskan secara singkat keuntungan dan kerugian sediaan emulsi! (Sinala, 2016)
Keuntungan dalam bentuk emulsi yaitu
1) Banyak bahan obat yang mempunyai rasa dan susunan yang tidak menyenangkan
dan dapat dibuat lebih enak pada pemberian oral bila diformulasikan menjadi emulsi.
2) Beberapa obat menjadi lebih mudah diabsorpsi bila obat-obat tersebut diberikan
secara oral dalam bentuk emulsi.
3) Emulsi memiliki derajat elegansi tertentu dan mudah dicuci bila diinginkan.
4) Formulator dapat mengontrol penampilan, viskositas, dan kekasaran (greasiness) dari
emulsi kosmetik maupun emulsi dermal
5) Emulsi telah digunakan untuk pemberian makanan berlemak secara intravena akan
lebih mudah jika dibuat dalam bentuk emulsi.
6) Aksi emulsi dapat diperpanjang dan efek emollient yang lebih besar daripada jika
dibandingkan dengan sediaan lain.
Kerugian bentuk emulsi adalah emulsi kadang-kadang sulit dibuat dan membutuhkan
tehnik pemprosesan dan keahlian khusus.
15. Jenis tipe emulsi yang dapat memungkinkan penggunaan oral? Jelaskan!
Untuk emulsi yang diberikan secara oral, tipe emulsi minyak dalam air (M/A)
memungkinkan pemberian oral yang harus dimakan tersebut mempunyai rasa yang lebih
enak walaupun yang diberikan sebenarnya minyak yang tidak enak rasanya, dengan
menambahakan pemanis dan pemberi rasa pada pembawa airnya, sehingga mudah
dimakan dan ditean sampai kelambung. Ukuran partikel yang diperkecil dari bola-bola
minyak dapat mempertahankan minyak tersebut agar dapat lebih dapat dicernakan dan
lebih mudah diabsorpsi, atau jika bukan dimaksudkan unntuk itu, tugasnya juga lebih
efektif, misalnya meningkatkan efikasi minyak mineral sebagai katark bila diberikan
dalam bentuk emulsi (Ansel, 2008).
% B = (100% - % A)
Keterangan :
X = Harga HLB yang diminta (HLB Butuh)
A = Harga HLB Tinggi
B = Harga HLB Rendah
(12−8,6)
% Tween =
(16,7−8,6)
× 100% = 42%
42
× 5 gram = 2,1 gram
100
% Span = 100% - 42 % = 58%
58
× 5 gram = 2,9 gram
100
Anief, M. 1999. Sistem Dispersi, Formulasi Suspensi dan Emulsi. Gadjah Mada
University Press: Yogyakarta
Anief, M., 2000. Farmasetika. UGM Press : Yogyakarta
Ansel, H. C., 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, ed IV. Alih bahasa Ibrahim, F.
UI Press : Jakarta
Aserin, A., 2008. Multiple Emulsions Technology and Applications, xii. John Wiley &
Sons Inc. : New Jersey
Budianto, Anwar., 2008. Metode Penentuan Koefisien Kekentalan Zat Cair dengan
Menggunakan Linear Hukum Stoke. Seminar Nasional IV SDM Teknologi Nuklir:
Yogyakarta
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi Keempat : Jakarta
Fatmawaty, Aisyah, et al. 2012. Teknologi Sediaan Farmasi. Deepublish : Yogyakarta
Nowak, G.A. 1985. Cosemetic Preparation. Vol.1. Verlag fur chem. Industrie H.
Ziolkowsky KG. Augsburg.
Sinala, Santi. 2016. Farmasi Fisik. Kemenkes RI : Jakarta
Syamsuni, H. A., 2007. Ilmu Resep. EGC : Jakarta
Tadros, T. F., 2013. Emulsion Formulation and Stability. Willey-VCH Verleg GmbH and
Co. KgaA : Weinhem