Anda di halaman 1dari 2

Pembuatan emulsi dalam skala kecil dapat menggunakan empat metode (Ansel & Loyd, 2014),

yaitu:

1. Metode Gom Kering (dry gum method)


Metode gom kering atau juga dikenal sebagai 4:2:1 metode karena setiap 4 bagian
(volume) minyak, 2 bagian air, dan 1 bagian gom ditambahkan dalam pembuatan dasar
emulsi. Emulsifying agent dicampurkan ke dalam minyak sebelum ditambahkan air.
2. Metode Gom Basah (wet gum method)
Metode gom basah memiliki proporsi sama untuk minyak, air, dan gom yang digunakan
dalam dry gum method, tetapi urutan pencampurannya berbeda. Emulsifying agent
ditambahkan ke dalam air (dimana dapat terlarut) untuk membentuk muchilago,
kemudian secara perlahan minyak akan tergabung membentuk emulsi
3. Metode botol (Forbes bottle method)
Metode botol digunakan untuk minyak yang mudah menguap atau kurang kental.
4. Metode HLB
Untuk memperoleh efisiensi emulgator perlu diperhatikan sifat-sifat dari emulgator untuk
tipe sistem yang dipilih (Anief, 2007).
Cara yang mungkin dapat memandu pemilihan agen pengemulsi dari surfaktan adalah
dengan konsep kesetimbangan hidrofil-lipofil (HLB). HLB adalah angka yang
menunjukkan perbandingan antara senyawa hidrofilik (suka air) dengan senyawa lipofilik
(suka minyak). Semakin besar harga HLB berarti semakin banyak kelompok senyawa
yang suka air. Artinya, emulgator tersebut lebih mudah larut dalam air dan demikian
sebaliknya. Kegunaan suatu emulgator ditinjau dari harga HLB-nya.
Griffin menemukan suatu skala nilai arbiter sebagai ukuran kesetimbangan hidrofil –
lipofil (HLB) dan surfaktan. Melalui sistem HLB ini, ditetapkan rentang HLB dengan
efisiensi optimum untuk setiap kelas surfaktan (Agoes, 2012).
DAFTAR PUSTAKA

Agoes G., 2012, Sediaan Farmasi Likuida dan Semisolida, Penerbit ITB, Bandung.

Anief M., 2007, Ilmu Meracik Obat, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Ansel H.C., 2014, Bentuk Sediaan Farmasetis dan Sistem Penghantaran Obat, 9th (eds). Afifah,
H.& Ningsih, T., Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai