Anda di halaman 1dari 3

BAB II

KARAKTERISTIK FLUIDA RESERVOIR

Fluida reservoir berupa hidrokarbon yang memiliki sifat-sifat fisik yaitu :


viscositas, faktor volume formasi, densitas dan compresibilitas.
Sifat fisik ini sangat dipengaruhi oleh perubahan tekanan dan temperatur
reservoirnya. Kegunaan mengetahui sifat-sifat hidrokarbon antara lain untuk
memperkirakan cadangan akumulasi hidrokarbon, menentukan laju aliran
minyak atau gas dan sebagainya.

1 Sifat Fisik Minyak


Dengan mengetahui sifat-sifat fisik minyak kita dapat memperkirakan
dan merencanakan pemboran, penyelesaian sumur, produksi serta sistem
pengiriman yang efisien dan aman.

1.1. Densitas Minyak.


Berat jenis minyak atau oil density didefinisikan sebagai perbandingan
berat minyak terhadap volume minyak. Densitas minyak dinyatakan dengan
spesific gravity. Hubungan berat jenis minyak dengan spesific gravity
didasarkan pada berat jenis air, dengan Persamaan :
BJ min yak
SGMinyak = ………………………………………………………… (1-1)
BJair

Didalam dunia perminyakan, spesific gravity minyak sering dinyatakan dalam


satuan oAPI (American Petroleum Instute). Hubungan SG minyak dengan oAPI
dapat dirumuskan sebagai berikut :
141 ,5
o
API = −131 ,5 ………………………………………………………………… (1-2)
SG
Harga-harga oAPI untuk beberapa jenis minyak :
- minyak ringan, ≥ 30 oAPI
- minyak sedang, berkisar 20 - 30 oAPI
- minyak berat, berkisar 10 - 20 oAPI

1.2. Viscositas Minyak


Viscositas minyak sangat dipengaruhi oleh temperatur, tekanan dan
jumlah gas yang terlarut dalam minyak tersebut. Hubungan antara viscositas
minyak (μo) terhadap tekanan dapat dijelaskan sebagai berikut:
• Bila tekanan mula-mula di atas tekanan gelembung, maka penurunan
tekanan akan menyebabkan viscositas minyak berkurang, karena
pengembangan volume minyak, berarti gas yang terkandung di dalam
minyak cukup besar. Kemudian bila tekanan diturunkan sampai tekanan
gelembung, maka penurunan tekanan di bawah tekanan gelembung (Pb)
akan menaikkan viscositas minyaknya, karena pada keadaan ini mulai
dibebaskan sejumlah gas dari larutan minyak.

1.3. Kelarutan Gas Dalam Minyak (Rs)


Kelarutan gas dalam minyak (Rs) didefinisikan sebagai banyaknya SCF
gas yang terlarut dalam 1 STB minyak pada kondisi standart 14.7 psia dan 60
o
F, ketika minyak dan gas masih berada dalam tekanan dan temperatur
reservoir.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan gas dalam minyak antara lain :
a. Tekanan reservoir
Bila temperatur dianggap tetap maka Rs akan naik bila tekanannya naik,
kecuali jika tekanan gelembung (Pb) telah terlewati.
b, Temperatur reservoir
Jika tekanan dianggap tetap maka Rs akan turun jika temperatur naik.
c. Komposisi gas
Pada tekanan dan temperatur tertentu Rs akan berkurang dengan naiknya
berat jenis gas.
d. Komposisi minyak
Pada temperatur dan tekanan tertentu Rs akan naik dengan turunnya berat
jenis minyak atau naiknya oAPI minyak.
Kelarutan gas dalam minyak sangat dipengaruhi oleh cara bagaimana gas
dibebaskan dari larutan hidrokarbon.

1.4. Faktor Volume Formasi Minyak (Bo)


Faktor volume formasi minyak didefinisikan sebagai volume dalam
barrel pada kondisi reservoir yang ditempati oleh satu stock tank barrel
minyak termasuk gas yang terlarut. Atau dengan kata lain perbandingan
antara volume minyak termasuk gas yang terlarut pada kondisi reservoir
dengan volume minyak pada kondisi standard (14,7 psia, 60OF). Satuan yang
digunakan adalah bbl/stb. Istilah faktor penyusutan atau shrinkage factor
sering digunakan sebagai kebalikan dari harga faktor volume formasi minyak
( Bo).
1.5. Kompresibilitas Minyak
Kompressibilitas minyak didefinisikan sebagai perubahan volume
minyak akibat adanya perubahan tekanan. Untuk kompressibilitas minyak
yang berada diatas tekanan gelembung dapat dinyatakan dengan :
1 dV
Co = − . ………………………………….…………………………. (1-
V dP
3)

Kompressibilitas minyak jenuh jelas lebih tinggi dibandingkan dengan


minyak tak jenuh, karena adanya penurunan tekanan sebagai akibat keluarnya
gas dari minyak volume total minyak sisa akan berkurang.
Kompressibilitas minyak dibawah titik gelembung akan membesar bila
dibandingkan dengan ketika berada diatas titik gelembung, hal ini dapat
dijelaskan karena turunnya tekanan, gas akan membebaskan diri dari larutan.
Volume minyak yang tertinggal akan berkurang dengan turunnya tekanan
akibatnya volume fluida hidrokarbon total yang terdiri dari minyak dan gas
alam lambat laun terjadi lebih banyak seiring dengan turunnya tekanan dan ini
menyebabkan kompressibilitas sistem menjadi lebih tinggi dibandingkan
dengan kompressibilitas cairan minyaknya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai